Windy Rolesya, 2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Seni Musik
Oleh
WINDY ROLESYA
1006453
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Windy Rolesya, 2014
Oleh Windy Rolesya
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Windy Rolesya 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
Windy Rolesya, 2014
PELATIHAN DRUM PADA ANAK USIA 7 SAMPAI 12 TAHUN
DI SEKOLAH MUSIK CIMAHI DRUM LAB
WINDY ROLESYA
1006453
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd. NIP. 19730326200031003
Pembimbing II
Dody M. Kholid, S.Pd., M.Sn. NIP. 197406012001121003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Pelatihan Drum Pada Anak Usia 7 Sampai 12 Tahun di Sekolah Musik Cimahi Drum Lab” ini memiliki tujuan untuk dapat mengetahui materi, tahapan, dan metode pelatihan drum yang diberikan kepada siswa usia 7 sampai 12 tahun. Alasan dilakukannya penelitian ini dikarenakan adanya dominasi siswa usia 7 sampai 12 tahun di sekolah musik Cimahi Drum Lab. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, sehingga hasil penelitian dapat dijelaskan secara lebih rinci. Penelitian ini dilakukan terhadap tiga orang pelatih dan 12 orang siswa pelatihan drum di Cimahi Drum Lab yang berusia 7 sampai 12 tahun. Siswa yang dijadikan sampel diambil berdasarkan usia, setiap dua orang siswa mewakili satu kelompok usia. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Dari hasil pengolahan dan analisis data, ditemukan adanya materi yang diberikan kepada siswa usia 7 sampai 12 tahun adalah berdasarkan buku ajar untuk tingkat basic dan intermadiate. Tahapan dan metode pelatihan yang digunakan pelatih sesuai dengan prinsip umum pelatihan dan karakteristik anak usia 7 sampai 12 tahun.
ABSTRACT
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
D. Karakteristik Anak Usia 7 sampai 12 Tahun ... 24
E. Psikologi Musikal Pada Anak Usia 7 sampai 12 Tahun ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Metode dan Desain Penelitian ... 29
1. Metode Penelitian ... 29
2. Desain Penelitian ... 30
B. Subjek Penelitian ... 31
C. Definisi Operasional ... 36
E. Prosedur Penelitian ... 38
1. Tahap Persiapan ... 38
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 40
3. Tahap Penyusunan Laporan ... 40
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 40
1. Teknik Pengumpulan Data ... 40
2. Teknik Analisis Data... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian ... 45
1. Pemilihan Materi Bahan Ajar dan Tahapan Pelatihan ... 45
a. Pada Anak Usia 7 Tahun... 46
b. Pada Anak Usia 8 Tahun... 51
c. Pada Anak Usia 9 Tahun... 57
d. Pada Anak Usia 10 Tahun... 62
e. Pada Anak Usia 11 Tahun... 70
f. Pada Anak Usia 12 Tahun... 73
2. Metode Pelatihan Drum pada Anak Usia 7 sampai 12 Tahun ... 79
B. Pembahasan ... 85
1. Materi Ajar ... 85
2. Tahapan Pelatihan Drum... 86
3. Metode Pelatihan Drum ... 87
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 91
A. Simpulan ... 91
B. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 93
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 95
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk
memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang
berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan menggunakan metode
yang lebih mengutamakan praktik daripada teori (Instruksi Presiden No. 15
tahun 1974).
Pelatihan selalu dihubungkan dengan pendidikan karena secara
konsepsional pelatihan tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan. Terdapat
banyak macam pelatihan yang disesuaikan dengan bidangnya. Pelatihan dalam
bidang seni khususnya dalam seni musik di antaranya pelatihan vokal,
pelatihan piano, pelatihan gitar dan masih banyak lagi. Salah satu pelatihan
seni musik yang akan diteliti adalah pelatihan drum.
Dalam melakukan kegiatan pelatihan, diperlukan berbagai hal untuk
melaksanakannya, di antaranya adalah tempat serta penyelenggara kegiatan
pelatihan tersebut. Salah satu contoh adalah pelatihan dalam bidang musik,
yang telah banyak terdapat di berbagai daerah. Banyaknya sekolah musik di
suatu daerah bisa berimbas pada kualitas dan kuantitas daerah tersebut, hal ini
disebabkan dengan berdirinya sekolah tersebut bisa membantu untuk
menumbuhkan dan mengembangkan minat serta bakat seseorang dalam
bermain musik. Sekolah yang menyediakan berbagai macam pelatihan musik,
menjadi salah satu pilihan untuk seseorang mengembangkan minat dan
bakatnya dalam bermain musik baik satu alat musik atau pun lebih. Sekolah
musik yang menyelenggarakan berbagai macam pelatihan instrumen musik
tersebut di antaranya “Purwacaraka Music School”, “Elfa Music School”,
“Yamaha Music School” dan lain-lain. Pelatihan musik yang dimaksud antara lain pelatihan piano, pelatihan vokal, pelatihan gitar dan pelatihan drum.
Namun tidak jarang juga ditemukan sekolah musik yang terfokus hanya pada
alat musik drum yaitu “Gilang Ramadhan Lab School”, “Jakarta Drum School”
dan “Cimahi Drum Lab” serta beberapa contoh sekolah musik yang hanya
fokus pada satu instrumen musik lainnya.
Drum merupakan salah satu alat musik yang berperan penting dalam
sebuah combo atau band. Drum memiliki peran untuk menentukan tempo
sebuah karya musik. Saat ini drum sudah sangat berperan dalam industri musik
khususnya di Indonesia. Lebih dari 90% lagu ataupun karya musik yang
beredar di pasaran baik melalui televisi, radio bahkan internet sama-sama
menggunakan drum sebagai salah satu alat musik pengiring.
Drum adalah salah satu alat musik membranophone yaitu alat musik yang
sumber bunyinya berasal dari selaput atau kulit yang bergetar apabila dipukul,
getaran tersebut memerlukan resonator (rongga yang terbuat dari kayu dan
logam). Drum terdiri dari bermacam-macam bagian yang digabungkan menjadi
satu kesatuan, masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Seperangkat alat musik drum pada umumnya terdiri dari snare, tom, floor
tom, bass drum, hi-hat, ride cymbal dan crash cymbal. Masih banyak lagi alat
tambahan yang bisa menjadi bagian dari satu set drum, hal itu tentu saja
disesuaikan dengan kebutuhan seorang pemain drum itu sendiri.
Alat musik drum diminati oleh semua kelompok usia, baik dari usia
kanak-kanak sampai lanjut usia. Jelly Tobing dan Ikmal Tobing adalah dua contoh
drummer yang berasal dari dua kelompok usia yang berbeda. Minat yang
cukup besar terhadap alat musik drum salah satunya dapat terlihat dari
bertambahnya jumlah pendaftar di salah satu sekolah musik yang terfokus
pelatihan drum yaitu Cimahi Drum Lab. Menurut data hasil observasi pada
tanggal 19 Maret 2014 jumlah pendaftar di sekolah musik Cimahi Drum Lab
setiap tahunnya yaitu pada tahun 2011 hanya 17 pendaftar, tahun 2012 ada 30
pendaftar kemudian pada tahun 2013 ada 33 pendaftar. Minat yang cukup besar
terhadap alat musik drum juga perlu difasilitasi dengan program dan materi
pelatihan yang baik dari sekolah musik yang bersangkutan. Salah satu sekolah
musik yang memiliki program dan materi pelatihan drum yang dapat
Cimahi Drum Lab merupakan sekolah musik yang terfokus pada pelatihan
drum yang dibuka untuk umum dari berbagai usia dan terbuka bagi laki-laki
maupun perempuan. Sekolah musik yang didirikan sejak November 2011 ini
memiliki beberapa program kelas yaitu Full Class Program dan Private Style.
Full Class Program ini terdiri dari tiga tingkat yaitu basic, intermediate dan
advanced. Sedangkan program kelas Private Style menyediakan beberapa style
di antaranya jazz, latin, gospel, rock, metal dan blasting.
Pelatihan drum di sekolah musik Cimahi Drum Lab disesuaikan dengan
kelas yang dipilih oleh siswa. Untuk Full Class Program pelatihan drum
dilakukan dengan teori dan praktek. Siswa mendapatkan materi teori yang
kemudian dilanjutkan dengan materi praktek. Begitu pula dengan instrumen
evaluasi yang diberikan juga dalam dua bentuk yaitu teori dan praktek. Lain
halnya untuk kelas Private Style pelatihan dan instrumen evaluasinya dengan
praktek. Proses pelatihan drum dilakukan selama 1x40 menit dalam satu
minggu, sehingga siswa dituntut untuk memiliki waktu latihan sendiri di luar
waktu belajar di sekolah musik Cimahi Drum Lab. Ujian dilaksanakan enam
bulan sekali yaitu pada bulan April dan Oktober setiap tahunnya.
Banyak prestasi yang sudah didapat oleh siswa-siswa dari Cimahi Drum
Lab. Di antaranya menjuarai tiga kategori yaitu kategori SD, SMP dan SMA
pada Be Dare Production Drum Competition, Pivot Production. Selain
kompetisi drum yang diselenggarakan secara lokal yaitu hanya di daerah kota
Bandung dan sekitarnya, Cimahi Drum Lab juga berhasil melahirkan siswa
yang dapat berkompetisi di tingkat nasional yaitu pada Yamaha Drum
Competition bahkan sampai babak semi final. Salah satu siswa di sekolah
musik Cimahi Drum Lab juga pernah menjadi salah satu pengisi acara di acara
drum bergengsi yaitu Bandung Drums Day.
Selain adanya proses pelatihan dan evaluasi yang dilakukan di sekolah
musik Cimahi Drum Lab, Cimahi Drum Lab juga mempunyai satu konser yang
rutin diadakan setahun sekali. Konser ini diberi nama School of Rock. Didalam
konser ini setiap siswa diberikan hak untuk menampilkan kemampuan mereka
drummer ternama. Hasil dari konser yang rutin diadakan setahun sekali ini
adalah siswa dilatih untuk dapat menjadi performer yaitu menjadi solois drum
dan mampu bermain drum dengan format band.
Saat ini Cimahi Drum Lab sudah memiliki siswa sebanyak 40 orang yang
didominasi oleh anak berusia 7 sampai 12 tahun dengan jumlah 23 orang dan
14 orang siswa berusia 12 tahun ke atas. Cimahi Drum Lab memiliki tiga orang
pelatih yang menjadi pengajar di program kelas yang berbeda-beda dan dua
staf pegawai.
Menurut hasil wawancara dengan Indra Gunawan selaku pelatih dan
pemilik Cimahi Drum Lab yang dilakukan peneliti pada tanggal 29 September
2013, peneliti menemukan adanya proses pelatihan drum menggunakan metode
yang beragam yang diberikan oleh pelatih kepada siswa-siswa di sekolah
musik Cimahi Drum Lab. Beragamnya metode dalam proses pelatihan oleh
setiap siswa disesuaikan dengan program kelas yang diambil. Dalam hal ini
siswa usia 7 sampai 12 tahun yang mendominasi di sekolah musik Cimahi
Drum Lab. Usia 7 sampai 12 tahun saat ini termasuk pada program kelas Full
Class Program dan sedang menempuh tingkat basic maupun intermadiate.
Siswa usia 7 sampai 12 tahun yang mendominasi di sekolah musik Cimahi
Drum Lab membuat peneliti tertarik untuk mengetahui karakteristik anak usia
7 sampai 12 tahun. Masa kanak-kanak usia 7 sampai 12 tahun merupakan masa
dimana anak menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan refleksi
secara verbal tentang emosi dan memiliki pemahaman yang lebih kompleks
tentang hubungan emosi dengan situasi tertentu. Hal tersebut diuraikan dalam
buku Perkembangan Anak yang ditulis oleh Santrock (2007, hlm 17).
Adanya dominasi siswa yang berusia 7 sampai 12 tahun di sekolah musik
Cimahi Drum Lab dan kemampuan untuk melakukan refleksi secara verbal
khususnya dalam proses pelatihan drum peneliti merasa perlu melakukan
penelitian dalam proses pelatihan drum pada anak usia 7 sampai 12 tahun di
sekolah musik Cimahi Drum Lab. Penelitian tersebut perlu dilakukan untuk
mengetahui bagaimana pemilihan materi ajar pelatihan dan apa keistimewaan
pelatihan di sekolah musik Cimahi Drum Lab yang berdampak terhadap
bertambahnya minat siswa dalam bermain drum khususnya anak berusia 7
sampai 12 tahun.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Untuk lebih fokus dalam penelitian ini maka perlu dilakukan pembatasan
dalam masalah dengan tujuan untuk tidak melebarnya tema penelitian yang
dilakukan, sekaligus berhubungan dengan teori-teori yang digunakan dalam
penelitian ini. Identifikasi masalah yang dibuat adalah sebagai berikut:
1. Adanya dominasi jumlah siswa kelompok usia tertentu yaitu pelatihan
drum di sekolah musik Cimahi Drum Lab didominasi oleh siswa yang
berusia 7 sampai 12 tahun.
2. Adanya metode pelatihan drum yang diberikan oleh pelatih secara
berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa yang lainnya.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah yang telah diuraikan,
maka permasalahan penelitian ini adalah “Bagaimana proses pelatihan drum
usia 7 sampai 12 tahun di sekolah musik Cimahi Drum Lab?”.
Untuk menjawab rumusan masalah di atas, maka disusun pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pemilihan materi pelatihan drum pada siswa usia 7 sampai 12
tahun di sekolah musik Cimahi Drum Lab ?
2. Bagaimana tahapan pelatihan drum bagi siswa usia 7 sampai 12 tahun di
sekolah musik Cimahi Drum Lab ?
3. Metode apa yang digunakan oleh pelatih dalam proses pelatihan drum
siswa usia 7 sampai 12 tahun di sekolah musik Cimahi Drum Lab ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
pelatihan drum pada anak usia 7 sampai 12 tahun di sekolah musik Cimahi
Drum Lab.
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang diuraikan di atas, maka tujuan
khusus penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui alasan dan tujuan pemilihan materi ajar yang diberikan
kepada siswa usia 7 sampai 12 tahun di sekolah musik Cimahi Drum Lab.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang tahapan pelatihan drum bagi siswa
usia 7 sampai 12 tahun di Cimahi Drum Lab.
3. Untuk mengetahui metode yang digunakan pelatih dalam proses pelatihan
drum siswa usia 7 sampai 12 tahun di Cimahi Drum Lab.
E. Manfaat Penelitian
Setelah memperoleh hasil yang diupayakan dalam penelitian ini, maka
peneliti mengharapkan hasil tersebut dapat memberikan manfaat-manfaat
sebagai berikut:
a. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI, hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk pengembangan
proses pelatihan khususnya pengembangan metode pelatihan drum, agar
dapat ditindaklanjuti pada penelitian yang lebih spesifik dan adanya
dokumentasi analitis yang dapat dijadikan sumbangan untuk khasanah
perpustakaan di Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI.
b. Bagi Pelatih, sebagai bahan masukan pelatihan drum khususnya bagi anak
usia 7 sampai 12 tahun. Hal tersebut diharapkan dapat membantu
tercapainya proses pelatihan drum dengan menggunakan metode yang
tepat sesuai dengan tingkatan umur.
c. Bagi Peneliti, untuk menambah pengetahuan tentang semua hal yang
berkenaan dengan proses pelatihan drum serta pengelolaan sekolah musik,
khususnya pelatihan drum untuk siswa usia 7 sampai 12 tahun di sekolah
musik Cimahi Drum Lab.
d. Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
musik. Diharapkan pula hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan bagi masyarakat yang ingin membuat sekolah musik khususnya
yang terfokus pada pelatihan drum.
e. Bagi Sekolah Musik Cimahi Drum Lab, hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai masukan agar materi pelatihan, tahapan pelatihan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan alat bantu bagi seorang peneliti yang
berguna untuk mendapatkan hasil dan memecahkan permasalahan dari objek
yang diteliti. Pemilihan metode yang tepat turut menentukan keberhasilan
dalam suatu penelitian, karena dalam metode penelitian tahapan-tahapan
pelaksanaan serta arah dan tujuan penelitian dapat terlihat dengan jelas.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk dapat menggambarkan
proses pelatihan drum pada anak usia 7 sampai 12 tahun di sekolah musik
Cimahi Drum Lab. Agar dapat menggambarkan proses pelatihan drum
tersebut, peneliti memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitan.
Penelitian kualitatif mengkaji setiap peristiwa sosial yang terjadi secara alami
pada situasi pendidikan. Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana dan Ibrahim
(dalam Nurjanah, 2009, hlm. 35), bahwa:
Penelitian Kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung situasi pendidikan baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagaimana adanya (alami) tanpa dilakukan perubahan dan intervensi oleh peneliti yang merupakan objek bagi penelitian kualitatif. Peristiwa yang terjadi pada situasi pendidikan terutama peristiwa sosial dalam arti, interaksi manusia seperti interaksi siswa pelatih, pelatih-pelatih, siswa-siswa, siswa-lingkungan, merupakan kajian utama penelitian kualitatif.
Dalam penelitian ini lingkungan alamiah yang digunakan sebagai sumber
data adalah sekolah musik Cimahi Drum Lab. Situasi pendidikan yang
dimaksud adalah proses pelatihan drum yang dilakukan di sekolah musik
Cimahi Drum Lab termasuk juga pemilihan materi ajar yang diberikan kepada
siswa yang berusia 7 sampai 12 tahun. Adapun tahapan pelatihan, metode yang
digunakan pelatih saat pelatihan drum merupakan peristiwa sosial atau
pelatihan drum yang berusia 7 sampai 12 tahun di sekolah musik Cimahi Drum
Lab.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian kualitatif lebih diorientasikan pada fokus masalah, bukan
pengujian hipotesis. Berikut desain penelitian yang akan dilakukan:
Konseptual dan
Teoritis Penelitian
Menarik Kesimpulan
Menyajikan dan
Merefleksikan Data Menafsirkan dan
Mereduksi Data Mengumpulkan Data Konsep Perencanaan Penelitian (Pendekatan,
Instrumen) Menentukan Subjek
Penelitian Merumuskan Masalah
Studi Pendahuluan
Fokus masalah pada penelitian Kualitatif ini adalah materi ajar, tahapan
pelatihan drum, metode yang digunakan dalam proses pelatihan drum pada
anak usia 7 sampai 12 tahun di sekolah musik Cimahi Drum Lab. Kemudian
populasi dan sampel tidak ada dalam desain penelitian kualitatif, yang ada
adalah subjek dan informan penelitian. Dalam hal ini pelatih dan siswa Cimahi
Drum Lab yang berumur 7 sampai 12 tahunlah yang menjadi subjek atau
informan penelitian. Melalui subjek dan informan penelitian tersebut data dapat
dikumpulkan. Jenis data yang dihasilkan berupa data kualitatif dan dianalisis
menggunakan analisis kualitatif (Musfiqon, 2012:88).
Desain penelitian kualitatif menuntut perencanaan yang matang dalam
merumuskan kerangka operasional penelitian termasuk tahapan penelitian.
Tahapan penelitian tersebut memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya, kemudian peneliti dapat menggambarkan serta
mendeskripsikan data-data secara akurat dan sistematis mengenai pelatihan
drum pada anak usia 7 sampai 12 di sekolah musik Cimahi Drum Lab.
B. Subjek Penelitian
Cimahi Drum Lab merupakan sekolah musik yang didirikan pada
November tahun 2011. Sekolah musik ini pada awalnya didirikan untuk
mengembangkan minat dan bakat seseorang khususnya dalam bermain alat
musik drum. Pada saat itu pemilik sekaligus pelatih yang bernama Indra
Gunawan hanya mengajar seorang diri dengan jumlah siswa 17 orang dan
ditemani oleh dua orang staf administrasi. Namun setelah tiga tahun berdiri,
Cimahi Drum Lab yang beralamat di jalan Kolonel Masturi No. 152 kota
Cimahi sudah memiliki tiga pelatih drum dan siswa sebanyak 40 orang.
Saat ini Cimahi Drum Lab tidak hanya menyediakan pelatihan alat musik
drum saja, namun disediakan pula pelatihan alat musik gitar dan bass.
Pelatihan gitar dan bass masing-masing memiliki satu orang pelatih. Jumlah
siswa yang mengikuti pelatihan gitar ada enam orang dan yang mengikuti
Sekolah musik ini memiliki dua ruangan yang biasa digunakan untuk
pelatihan. Ruangan pertama berisi dua buah drum set, satu ampli dan white
board. Ruangan ini digunakan untuk pelatihan drum, dua drum tersebut
digunakan untuk siswa dan pelatih selama proses pelatihan. Ruangan yang
kedua memiliki luas yang lebih besar dibandingkan dengan ruangan yang
pertama. Ruangan ini berisi satu buah drum set, tiga buah ampli, satu gitar dan
satu bass. Biasa digunakan untuk pelatihan drum, gitar dan bass, selain itu
ruangan ini disewakan untuk umum sebagai studio latihan band.
Gambar 3.1.1 Ruangan Pelatihan Drum
(Sumber gambar: Dokumentasi Windy, Juni 2014)
Gambar 3.1.2 Ruangan Pelatihan Gitar dan Bass/ Studio Latihan Band
(Sumber Gambar: Dokumentasi Windy, Juni 2014)
Cimahi Drum Lab memiliki beberapa program kelas dalam pelatihan
drum. Program kelas yang disediakan yaitu Full Class Program dan Private
dan advance. Tingkat basic merupakan tingkat yang paling dasar. Bagi siswa
yang belum pernah bermain drum, atau sudah pernah dan bisa bermain drum
namun belum mengetahui notasi drum dianjurkan untuk mengikuti kelas basic
ini. Selanjutny tingkat intermediate merupakan tingkat lanjutan yang bisa
diikuti setelah melalui tingkat basic. Siswa yang sudah melalui tingkat basic
dan intermediate selanjutnya bisa mengikuti tingkat advance. Tidak ada waktu
yang ditentukan dalam menyelesaikan setiap tingkat dalam Full Class
Program, hanya pada umumnya setiap tingkat dapat diselesaikan dalam waktu
empat sampai enam bulan. Kelas private style memiliki perbedaan dengan
kelas yang diuraikan di atas. Siswa yang dapat mengikuti kelas private style ini
yaitu siswa yang sudah bisa bermain drum dan ingin menguasai sebuah style
dalam bermain drum. Style yang disediakan dalam kelas ini antara lain jazz,
latin, gospel, rock, metal dan blasting.
Hasil dari proses latihan yang dimiliki oleh Cimahi Drum Lab bisa dilihat
dari prestasi yang sudah diraih oleh siswa-siswa dari “Cimahi Drum Lab”. Di
antaranya menjuarai tiga kategori sekaligus yaitu kategori SD, SMP dan SMA
pada Be Dare Production Drum Competition, Pivot Production. Selain
kompetisi drum yang diselenggarakan secara lokal yaitu hanya di daerah kota
Bandung dan sekitarnya, “Cimahi Drum Lab” juga berhasil melahirkan siswa yang dapat berkompetisi di tingkat nasional yaitu pada Yamaha Drum
Competition bahkan sampai babak semi final. Salah satu siswa di sekolah
musik “Cimahi Drum Lab” juga pernah menjadi salah satu pengisi acara di acara drum bergengsi yaitu Bandung Drums Day.
Selama tiga tahun ini, Cimahi Drum Lab telah mengadakan dua kali
students concert yang diberi nama School Of Rock. Acara ini merupakan salah
satu bagian dari program yang dimiliki Cimahi Drum Lab guna memfasilitasi
setiap siswa yang mengikuti pelatihan drum untuk dapat menampilkan hasil
pelatihannya. Selain itu acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi
siswa dalam bermain drum, khususnya siswa akan memiliki semangat berlatih
Saat ini Cimahi Drum Lab memiliki jadwal pelatihan setiap hari yaitu
senin sampai minggu mulai dari pukul 10.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB.
Setiap siswa berhak untuk memilih pelatih dan menentukan hari untuk latihan.
Namun waktu latihan disesuaikan dengan jadwal yang sudah ada. Setiap siswa
mendapatkan pelatihan satu kali dalam seminggu dengan durasi pelatihan 40
menit. Berikut jadwal pelatihan drum di Cimahi Drum Lab yang diambil
16.40-17.20 Iqbal Rizky Delmar Ingwy Fahreza
17.20-18.00 Andrian Farel Akbar
18.00-18.40 Azrial Ricky
18.40-19.20 Rizkita
19.20-20.00
Tabel 3.1 Jadwal Pelatihan Drum
Keterangan :
Merah : Siswa yang dilatih oleh Teguh Herlambang
Hijau : Siswa yang dilatih oleh Agus Egi
Biru : Siswa yang dilatih oleh Indra Gunawan
Tabel tersebut dapat menggambarkan bahwa pelatihan drum dilaksanakan
disesuaikan dengan jadwal siswa dan pelatihnya itu sendiri, bukan berdasarkan
kemampuan pelatih yang lebih memahami karakteristik anak kelompok usia
tertentu. Sebagai contoh siswa yang bernama Tata memilih untuk mengikuti
pelatihan drum pada hari Minggu, kemudian siswa memilih jam yang masih
kosong pada hari tersebut. Pelatih yang mengajar pada hari Minggu adalah
Indra Gunawan, sehingga siswa yang bernama Tata dilatih oleh Indra Gunawan
pada hari Minggu.
Dari 40 orang siswa yang tertulis pada tabel diatas terdapat 23 orang siswa
yang berusia 7 sampai 12 tahun, tiga orang siswa yang berusia di bawah tujuh
tahun dan 14 orang siswa yang berusia di atas 12 tahun. Siswa yang berusia 7
sampai 12 tahun ini yang menjadi subjek penelitian di Cimahi Drum Lab. Dari
ke-40 orang siswa yang tertulis tersebut secara umum masih aktif mengikuti
pelatihan drum, dan hanya beberapa siswa yang sedang tidak aktif mengikuti
pelatihan drum dikarenakan berbagai hal, salah satunya dikarenakan sedang
mengikuti ujian sekolah sehingga anak untuk sementara tidak mengikuti
pelatihan drum.
Dari uraian mengenai sekolah musik Cimahi Drum Lab tersebut peneliti
dapat menentukan subjek atau informan penelitian yaitu tiga orang pelatih yang
bernama Indra Gunawan, Agus Egi dan Teguh Herlambang serta 23 orang
siswa pelatihan drum di Cimahi Drum Lab yang berusia 7 sampai 12 tahun.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 12 orang siswa yang setiap dua orang
siswanya mewakili usia 7 sampai 12 tahun. Hal itu bertujuan untuk dijadikan
sebagai bahan perbandingan oleh peneliti.
Siswa yang menjadi sampel tersebut terdiri dari, satu orang siswa berusia 7
tahun yang dilatih oleh Teguh Herlambang, dua orang siswa berusia 7 dan 11
tahun yang dilatih oleh Agus Egi serta 9 orang siswa yang dilatih oleh Indra
Gunawan yaitu satu orang siswa berusia 8 tahun, dua orang siswa berusia 9
tahun, dua orang siswa berusia 10 tahun, satu orang siswa berusia 11 tahun dan
dua orang siswa berusia 12 tahun.
Adanya perbedaan jumlah siswa dari masing-masing pelatih yang
masing-masing pelatih. Pelatih yang bernama Indra Gunawan memiliki siswa
sebanyak 20 orang, Teguh Herlambang memiliki siswa sebanyak 7 siswa dan
Agus Egi memiliki siswa sebanyak 12 orang. Selain itu alasannya karena
keperluan peneliti untuk mengambil sampel yang mewakili usia 7 sampai 12
tahun.
C. Definisi Operasional
Untuk menyamakan pandangan dan pemahaman antara pembaca dan
peneliti serta mempermudah pelaksanaan penelitian di lapangan, maka akan
dijelaskan definisi operasional mengenai pengertian yang digunakan dalam
penelitian yang akan dilakukan.
Pelatihan : Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut
proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan
keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam
waktu yang relatif singkat dan dengan menggunakan
metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori,
(Instruksi Presiden No. 15 tahun 1974).
Drum : Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia drum mempunyai
arti: 1. tong besi (untuk tempat minyak dsb); 2. Genderang;
tambur. Sedangkan dalam wikipedia dijelaskan bahwa drum
adalah kelompok alat musik perkusi yang terdiri dari kulit
yang direntangkan dan dipukul dengan tangan atau sebuah
batang. Selain kulit, drum juga digunakan dari bahan lain,
misalnya plastik (KBBI, 2008).
Anak usia 7 sampai 12 tahun : Masa kanak-kanak usia 7 sampai 12 tahun
merupakan masa di mana anak menunjukkan peningkatan
kemampuan untuk melakukan refleksi secara verbal tentang
emosi dan memiliki pemahaman yang lebih kompleks
tentang hubungan emosi dengan situasi tertentu. Hal
tersebut diuraikan dalam buku Perkembangan Anak yang
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti sendiri yang menjadi instrumen penelitian.
Hal tersebut bertujuan agar data yang diperoleh di lapangan akan lebih mudah
dianalisis.
Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2011:307) peneliti sebagai instrumen
penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
Dalam hal ini peneliti saat melakukan penelitian dan mengumpulkan data
selama proses pelatihan drum di Cimahi Drum Lab, peneliti dengan
kepekaannya mampu menentukan data mana yang dirasa perlu dan tidak perlu
untuk diambil dan selanjutnya dianalisis.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. Pada penelitian
ini peneliti dapat sekaligus mengumpulkan data mengenai materi ajar, tahapan
pelatihan, metode yang dilakukan pada saat pelatihan drum berlangsung di
Cimahi Drum Lab dalam satu kali kegiatan.
3. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami
dengan pengetahuan semata perlu sering merasakannya, menyelaminya
berdasarkan pengetahuan kita. Maksudnya peneliti perlu untuk ikut merasakan
dan menyelami setiap interaksi antara pelatih dan siswa dalam proses pelatihan
drum di Cimahi Drum Lab, karena dengan begitu selain data-data didapatkan,
peneliti juga akan memahami setiap proses yang terjadi.
4. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
Setiap data mengenai pelatihan drum pada anak usia 7 sampai 12 tahun di
sekolah musik Cimahi Drum Lab selalu melibatkan peneliti sebagai instrumen
penelitian itu sendiri. Dengan begitu peneliti akan mudah menganalisis data
yang diperoleh.
5. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
kesimpulan mengenai pelatihan drum pada anak usia 7 sampai 12 tahun di
sekolah musik Cimahi Drum Lab setelah peneliti mengamati serta memahami
setiap hal yang terjadi yang tetap fokus pada rumusan masalah dan setelah
peneliti menganalisis setiap data yang telah dikumpulkan.
Peranan peneliti dalam penelitian ini juga sebagai pengamat partisipatif.
Pengamat partisipatif merupakan pengamat yang berada di dalam kegiatan
yang dilakukan kelompok, dia menciptakan peranan-peranan sendiri tanpa
lebur dalam kepentingan kegiatan kelompok yang diamati (Sukmadinata,
2009:112). Dalam hal ini peneliti beberapa kali diikutsertakan dalam kegiatan
pelatihan drum di Cimahi Drum Lab sebagai pelatih dan penguji ujian drum.
E. Prosedur Penelitian
Untuk mempermudah peneliti dalam menyusun laporan hasil penelitian,
peneliti perlu menentukan langkah atau tahapan dalam menyusun laporan
penelitian. Langkah-langkah yang ditempuh peneliti antara lain:
1. Tahap Persiapan
a. Studi Pendahuluan
Dalam hal ini diperlukan adanya pengamatan awal mengenai gejala apa
saja yang terjadi di sekolah musik Cimahi Drum Lab khususnya yang
berhubungan dengan proses pelatihan drum.
b. Merumuskan Masalah
Setelah melakukan studi pendahuluan mengenai proses pembelajaran di
sekolah musik Cimahi Drum Lab dengan mengamati berbagai gejala apa
saja yang terjadi, peneliti dapat menemukan dan memilih masalah yang
akan menjadi fokus penelitian. Melalui studi pendahuluan tersebut peneliti
menemukan adanya dominasi siswa yang berusia 7 sampai 12 tahun di
sekolah musik Cimahi Drum Lab. Selain itu menurut studi pendahuluan
yang dilakukan ditemukan data bahwa dari tahun 2011 sampai tahun 2014
terjadi peningkatan jumlah siswa, khususnya siswa yang berusia 7 sampai
12 tahun. Dari hasil studi pendahuluan itu peneliti dapat menentukan
materi ajar, tahapan pelatihan, metode yang digunakan dalam proses
pelatihan drum untuk anak usia 7 sampai 12 tahun di Cimahi Drum Lab.
Masalah yang telah dipilih tersebut selanjutnya perlu diidentifikasi dan
dirumuskan dalam bentu kalimat tanya. Hal tersebut bertujuan untuk dapat
lebih fokus pada masalah yang dipilih serta tidak melewati batas tema
penelitian yang akan dilakukan.
c. Menentukan Judul Penelitian
Menentukan judul penelitian merupakan langkah selanjutnya setelah
merumuskan masalah. Judul penelitian ini harus secara ringkas dan jelas
menggambarkan fokus penelitian. Sehingga judul yang ditentukan oleh
peneliti adalah Pelatihan Drum Untuk Anak Usia 7 sampai 12 Tahun Di
Sekolah Musik Cimahi Drum Lab.
d. Merumuskan Asumsi
Langkah selanjutnya yang ditempuh oleh peneliti adalah membuat asumsi
atau anggapan sementara yang disesuaikan dan difokuskan pada rumusan
masalah. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa sekolah musik Cimahi
Drum Lab memiliki materi ajar, tahapan pelatihan, metode yang baik
dalam proses pelatihan drum untuk anak usia 7 sampai 12 tahun. Sehingga
dapat menarik minat anak untuk mengikuti pelatihan drum di Cimahi
Drum Lab.
e. Memilih Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dipilih yaitu pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
dipilih agar membantu proses penelitian dengan terfokus pada masalah
yang telah dipilih. Materi ajar, tahapan penelitian serta metode selama
proses pelatihan drum untuk anak usia 7 sampai 12 tahun di sekolah musik
Cimahi Drum Lab merupakan masalah yang belum jelas dan kompleks
yang hanya memungkinkan data tersebut dapat dijaring dengan pendekatan
kualitatif.
f. Menentukan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti yang menjadi instrumen utama atau
(2011:306) bahwa peneliti sebagai instrumen utama berfungsi menetapkan
fokus penelitian yang dalam hal ini adalah pelatihan drum di sekolah
musik Cimahi Drum Lab, memilih informan sebagai sumber data yaitu
tiga orang pelatih dan 23 orang siswa pelatihan drum usia 7 sampai 12
tahun, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan
observasi secara langsung terhadap setiap proses yang terjadi di tempat
penelitian yaitu di Cimahi Drum Lab. Selain itu peneliti melakukan wawancara
secara langsung terhadap subjek penelitian yang telah ditentukan yaitu pelatih
dan siswa di Cimahi Drum Lab. Observasi dan wawancara merupakan cara
peneliti untuk mengumpulkan data-data yang selanjutnya data-data tersebut
akan dianalisis. Setelah itu peneliti dapat menarik kesimpulan.
3. Tahap Penyusunan Laporan
Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan, setiap data yang diperoleh
dari lapangan seperti catatan-catatan, hasil wawancara dengan pelatih maupun
siswa, dokumentasi proses pelatihan drum ataupun dokumentasi materi ajar
serta hasil analisis data dideskripsikan atau digambarkan ke dalam tulisan dan
disusun menjadi laporan penelitian.
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Langkah yang paling utama dalam penelitian adalah tahap pengumpulan
data, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Observasi
Kegiatan observasi ini digunakan sebagai sumber data penelitian. Melalui
yang diteliti yaitu perilaku atau interaksi pelatih drum dan siswa yang berusia 7
sampai 12 tahun di Cimahi Drum Lab.
Peneliti menggunakan observasi partisipasi moderat dalam penelitian ini.
Karena dalam penelitian ini peneliti menjadi orang dalam dan orang luar.
Maksudnya dalam mengumpulkan data peneliti ikut berpartisipasi dalam
beberapa kegiatan diantaranya ikut melatih beberapa siswa dan menjadi
penguji saat ujian drum berlangsung.
Observasi dilakukan sebanyak 10 kali, yaitu pada tanggal 29 September
2014 peneliti melakukan observasi awal di Cimahi Drum Lab. Selanjutnya
pada tanggal 19 Maret 2014 peneliti mengambil biodata siswa dan jadwal
pelatihan drum di Cimahi Drum Lab, dengan begitu peneliti dapat menentukan
sampel subjek penelitian serta jadwal pengambilan data. Pengambilan data
proses pelatihan drum dilakukan tujuh kali yaitu pada tanggal 19, 23, 31 Mei,
1,3,4,6 Juni. Observasi yang kesepuluh dilakukan pada tanggal 7 Juni 2014.
Observasi ini bertujuan untuk mengambil data yang diperlukan dari pelatih
maupun siswa. Jika data yang dikumpulkan tidak lengkap, maka peneliti akan
menambah jadwal untuk melakukan observasi lanjutan.
b. Wawancara
Wawancara menjadi salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, serta untuk mengetahui
hal-hal dari narasumber yang lebih mendalam. Wawancara dapat dilakukan
secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Dengan kata lain wawancara yang
ditujukan kepada pelatih maupun siswa di Cimahi Drum Lab menggunakan
pedoman wawancara yang telah dibuat maupun dengan mengajukan
pertanyaan yang spontan.
Wawancara ditujukan kepada tiga orang pelatih untuk mendapatkan
informasi mengenai pemilihan materi ajar serta metode maupun pendekatan
yang digunakan selama proses pelatihan drum pada anak usia 7 sampai 12
tahun. Sedangkan wawancara yang ditujukan kepada 12 siswa yang menjadi
musik drum serta pendapatnya mengenai pelatihan drum di Cimahi Drum Lab
baik materi ajar maupun metode yang digunakan pelatih saat pelatihan.
Wawancara akan dilakukan peneliti dengan cara bertatap muka dengan
pelatih maupun siswa di Cimahi Drum Lab bersamaan maupun tidak
bersamaan dengan pengambilan data proses pelatihan drum yang telah
dijadwalkan, sehingga data yang didapatkan akan lebih akurat.
a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini. Data akan diperoleh dari dokumen-dokumen
atau catatan-catatan yang tersimpan seperti catatan wawancara dengan pelatih
maupun siswa, catatan data siswa yang berusia 7 sampai 12 tahun dan dibantu
dengan menggunakan alat bantu seperti kamera atau recorder yang berfungsi
untuk mengambil gambar atau video dan rekaman suara saat wawancara.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dimaksudkan untuk melengkapi data yang dibutuhkan
dalam penelitian dengan cara mencari sumber bacaan berupa buku-buku,
artikel-artikel, media informasi dan media bacaan lainnya. Dalam penelitian ini
buku yang menjadi acuan peneliti adalah sebagai berikut:
1) Model Pendidikan Dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi) (Prof. Dr. H.
Mustofa Kamil).
Buku ini membahas secara mendasar teori dan aplikasi model pendidikan
dan pelatihan. Pendidikan yang didapatkan di dalam sekolah akan lebih
ditunjang dengan mekanisme-mekanisme pelatihan yang diadakan di luar
sekolah, karena dengan begitu tidak hanya pengetahuan dan kemampuan
dasar saja yang dapat dikuasai melainkan wawasan aktual dan
kecakapan-kecakapan praktis pun akan dikuasai.
2) Teach Yourself To Play Drum (Patrick Wilson)
Buku ini berisi tentang sejarah singkat alat musik drum, penjelasan
bagian-bagian pada drum serta teknik dasar bermain drum. Buku ini bisa menjadi
Penjelasan materi dengan langkah yang bertahap menjadikan buku ini baik
digunakan untuk seseorang yang ingin melatih drum.
3) Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik Edisi 3 (E. Muscari)
Secara keseluruhan buku ini membahas tentang ilmu keperawatan secara
detail. Buku ini dijadikan sebagai salah satu acuan dalam penelitian yang
akan dilakukan karena didalamnya memuat tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak usia sekolah yaitu usia 6 sampai 12 tahun.
Pertumbuhan dan perkembangan yang diuraikan dalam buku ini yaitu
mengenai pertumbuhan dan perkembangan fisik, motorik, psikoseksual,
kognitif serta moral.
2. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data kualitatif, peneliti perlu bekerja keras dan berpikir
lebih kreatif untuk menentukan metode analisis yang akan digunakan. Hal itu
karena tidak terdapat cara khusus dalam menganalisis data yang harus diikuti.
Berikut beberapa pernyataan para ahli yang mengungkapkan hal yang serupa
mengenai analisis data kualitatif:
Miles and Huberman (1984) mengungkapkan bahwa “The most serious
and central difficutly in the use of qualitative data is that emthods of analysis are not wel formulate”. Artinya, yang paling serius dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena, metode analisis belum dirumuskan dengan baik.
Susan Stainback (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 334) menyatakan “There
are no guidelines in qualitative research for determining how much data and data analysis are necessary to support and assertion, conclusion, or theory”. Artinya, belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk menentukan
berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan
atau teori.
Sehingga teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan mengadaptasi model Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2011,
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data dalam hal ini adalah menyederhanakan, merangkum dan
memilih hal-hal yang pokok serta memfokuskan kepada hal-hal yang penting
dari seluruh data yang diperoleh dilapangan. Dengan demikian setiap data yang
dikumpulkan mengenai proses pelatihan drum di sekolah musik Cimahi Drum
Lab disederhanakan, dipilih data yang paling pokok dan penting yang fokus
kepada permasalahan penelitian. Hal tersebut mempermudah peneliti dalam
menyusun data dan bisa menjadi langkah untuk melihat jika masih ada data
yang belum didapatkan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Dengan melakukan penyajian data, peneliti akan lebih mudah untuk
memahami apa yang terjadi dalam proses pelatihan drum untuk anak usia 7
sampai 12 tahun di sekolah musik Cimahi Drum Lab serta dapat merencanakan
langkah selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Dalam
penyajian data juga peneliti harus selalu menguji data yang telah didapat masih
berkembang atau tidak, hal itu dilakukan peneliti dengan selalu menguji data
yang telah dikumpulkan dengan keadaan sesungguhnya di Cimahi Drum Lab.
3. Conclusion Drawing (Verifikasi)
Langkah verifikasi dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan. Kesimpulan yang ditarik harus berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan dan tetap fokus terhadap rumusan masalah yang telah dipilih.
Dalam hal ini peneliti akan menyimpulkan mengenai materi ajar pelatihan
drum pada anak usia 7 sampai 12 tahun di sekolah musik Cimahi Drum Lab
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil temuan di lapangan dan
hasil analisis, adalah bahwa pemilihan materi bahan ajar pelatihan drum pada
anak usia 7 sampai 12 tahun di sekolah musik Cimahi Drum Lab sudah disusun
berdasarkan dari materi yang mudah hingga yang sulit. Hal tersebut dapat
memenuhi salah satu prinsip umum pelatihan yaitu prinsip belajar dari yang
mudah sampai dengan yang sulit. Anak usia 7 sampai 12 tahun di sekolah
musik Cimahi Drum Lab saat ini sedang menempuh tingkat basic dan
intermadiate, sehingga materi ajar yang diberikan sesuai dengan materi yang
terdapat pada buku basic dan intermadiate. Tujuan diberikannya materi yang
sudah tersusun dalam buku ajar tingkat basic dan intermadiate adalah agar
siswa dapat mempelajari teknik bermain drum secara bertahap, sehingga
memungkinkan siswa untuk dapat memahami dan memainkan seluruh materi
drum.
Tahapan pelatihan drum pada siswa yang berusia 7 sampai 12 tahun di
sekolah musik Cimahi Drum Lab, pada umumnya sama antara satu pelatih
dengan pelatih yang lain. Pelatihan dapat dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Setiap pelatih memberikan
tahapan pelatihan drum kepada setiap siswa dan disesuaikan dengan
karakteristik setiap siswa itu sendiri.
Metode pelatihan yang digunakan dalam proses pelatihan drum pada siswa
usia 7 sampai 12 tahun di sekolah musik Cimahi Drum Lab adalah metode
ceramah, tanya jawab, demonstrasi, imitasi, dan drill. Meski hanya lima dari
sepuluh metode yang digunakan dalam pelatihan drum ini, materi dapat
tersampaikan dengan baik kepada siswa. Dengan demikian tidak semua metode
harus digunakan demi keberlangsungan sebuah pelatihan, melainkan
Pemilihan materi ajar, tahapan, dan metode pelatihan drum di sekolah
musik Cimahi Drum Lab sudah disesuaikan dengan karakteristik anak usia 7
sampai 12 tahun, dengan demikian kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan
kognitif maupun motorik anak dapat terpenuhi.
B. Saran
Secara keseluruhan pelatihan drum pada anak usia 7 sampai 12 tahun di
sekolah musik Cimahi Drum Lab sudah sesuai dengan prinsip umum pelatihan.
Selama proses observasi dan pengumpulan data berlangsung, terdapat beberapa
hal yang menjadi perhatian peneliti, sehingga peneliti bermaksud untuk
memberikan saran khususnya bagi sekolah musik Cimahi Drum Lab.
Pada materi ajar peneliti menyarankan perlu adanya keseragaman antara
pelatih yang satu dengan pelatih yang lain dalam memberikan materi lagu
kepada siswa. Jika diperlukan, materi lagu yang harus dilatih oleh siswa
dimasukkan ke dalam buku materi ajar, sehingga kemampuan setiap siswa
akan lebih terlihat dari materi lagu yang sama. Selain itu, urutan materi ajar
untuk tingkat intermadiate lebih baik disamakan antara murid yang satu
dengan murid yang lain. Hal itu akan menghindari adanya materi yang terlewat
untuk dilatih oleh siswa.
Tahapan dan metode pelatihan drum yang digunakan sudah dapat
dikatakan efektif selama siswa yang dilatih mampu memahami dan memainkan
setiap materi drum yang diberikan. Peneliti menyarankan, tahapan dan metode
pelatihan drum yang digunakan tetap disesuaikan dengan karakteristik setiap
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Thomas. 2011. The Best Schools: Mendidik Siswa Menjadi Insan Cendekia Seutuhnya. Bandung: Kaifa.
Bone, Edo. Teknik Termudah Bermain Drums: Titik Terang.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dean, Matt. 2012. The Drum: A History. United States of America: Scarecrow Press.
Djohan. 2003. Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik.
Fauzi, Ikka Kartika A. 2011. Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: Alfabeta.
Hargreaves, David J. 2001. The Developmental Psychology of Music. Cambridge: Cambridge University Press.
Kamil, Mustofa. 2007. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.
Muscari, E. Mary. 2005. Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik. Edisi ke-3. Jakarta: EGC.
Musfiqon. 2012. Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Nurjanah, I. (2009). Pembelajaran Ansambel Bagi Anak Usia 4-7 Tahun Di Sekolada.
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Edisi ke-11 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-12. Bandung: Alfabeta.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda.