• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BEAJAR PAI DENGAN AKHLĀQ SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BEAJAR PAI DENGAN AKHLĀQ SISWA."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BEAJAR PAI DENGAN

AKHL QSISWA

(Studi Deskriptif Korelasional pada Siswa Kelas VIII di SMP D rut Tauḥīd Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 )

SKRIPSI

diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Isl m

Oleh. Reni Mulyati

1001338

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BEAJAR PAI DENGAN

AKHL QSISWA

(Studi Deskriptif Korelasional pada Siswa Kelas VIII di SMP D rut Tauḥīd Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 )

Oleh

Reni Mulyati

Sebuah Skripsi yang diajuakan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam, Fakultas Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial.

© Reni Mulyati 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

(3)

RENI MULYATI

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR PAI DENGAN AKHLAQ SISWA

(Studi Deskriptif Korelasional pada Siswa kelas VIII SMP D rut Tauḥīd Boarding School Bandung Tahun 2013/2014 )

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd NIP. 195801281986121001

Pembimbing II

Dra. Hj. Kokom Siti Komariah, M.Pd NIP. 196205131988032002

Mengetahui:

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Isl m

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan yang mendasar pada negeri

ini adalah masalah akhlāq dan perlu dipahami bahwa keberhasilan pendidikan

tidak sekedar siswa memperoleh nilai yang baik secara akademik saja, melainkan siswa tersebutpun harus memiliki sebuah sikap dan perilaku yang baik yang

diantaranya adalah akhlāq mulia. Perlunya internalisasi atau penanaman nilai-nilai

akhlāq dan budi pekerti yang luhur disamping prestasi yang bagus adalah sebuah

keharusan, karena keabsahan suatu ilmu diterima di sisi Allah terletak pada pengamalannya. Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya hubungan antara prestasi belajar pendidikan

agama Islām (PAI) dengan akhlāq siswa.Penelitian dilakukan di SMP Dārut Tauḥīd Boarding School pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII sebanyak 150 siswa dengan sampel penelitian sebanyak 86 siswa yang diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional.Untukmendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa

angket untuk mengukur akhlāq siswa dan nilai rapot pada mata pelajaran pendidikan Agama Islām untuk mengukur prestasi belajar siswa. Instrumen yang digunakan terdiri dari31 pernyataan mengenai akhlāq terpuji yang diukur meliputi perilaku jujur dan sabar. Untuk mencari nilai koefisien korelasi digunakan uji Korelasi Person Product Moment Hasil penelitian menunjukan bahwa prestasi belajar siswa tidak menentukan akhlāq siswa.

(5)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Considering the fundamental problems in this country is a matter of

akhlāqand needs to understand that the success of education is not a mere students get good grades in academic course, but students must have a attitudes and

behavior that both of them are akhlāq. With the internalization or culivation of the value and manners which are akhlāq sublime besides a great achievement is a

must, because the validity of a science is accepted a the side of God is located at the charity.Based on a background in on the research is aimed to know there are or not the relationship between educational achievement religious (Islamic Education) with akhlāq. Research conducted at the Junior High School Dāru TauḥīdBoarding School on the odd semester academic year 2013-2014. The population of this research is the entire class VIII students as much as 150 students with research samples as much as 86 students is drawn using random sampling techiques. The research methode used is the correlational methode. To get the data research results used the instrument in the from of question from to

measure and value students akhlāqrapor on subjects of religious education to measure learning achievement of students. The instruments used consisted of

31statement regardingakhlāqcpmmendable measure include behavior is honest

and patient. To find the value of the correlation coefficient, Person Product Moment test was used. Results of the study showed that students learning

achievements do not specify akhlāqstudents.

(6)
(7)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

UCAPAN TERIMAKASIH...ii

ABSTRAK...iii

ABSTRACT...iv

DAFTARISI...vi

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan dan Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A.Prestasi ... 7

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 7

2. Indikator Prestasi Belajar ... 9

3. Faktor yang Mempengaruhi Prestai Belajar ... 11

4. Macam- Macam Hasil Belajar ... 19

5. Perubahan perilaku dari hasil belajar ... 19

(8)

1. Pengertian Akhlāq ... 21

2. Tujuan Akhlāq ... 23

3. Pembagian akhlāq ... 24

3. Manfaat mempelajari Akhlāq ... 31

4. Faktor yang Mempengaruhi Akhlāq ... 33

C.Pendidikan Agama Islām di Sekolah ... 39

1. Pengertian Pendidikan Agama Islām di Sekolah ... 38

2. Tujuan Pendidikan PAI di Sekolah ... 40

3. Fungsi Pendidikan Agama Islām di Sekolah ... 40

4. Aspek-Aspek Pendidikan Agama Islām di Sekolah... 42

5. Pembelajaran PAI di Sekolah... 43

D.Hubungan antara Prestasi Belajar PAI dengan AkhlāqSiswa ... 49

E.Kerangka Pemikiran ... 50

F.Hipotesis ... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 52

A. Lokasi dan Populasi /Sampel Penelitian ... 52

B. Desain Penelitian ... 54

C. Metode Penelitian... 55

D. Definisi Opersional ... 56

E. Instrumen Penelitian... 58

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 60

G. Teknik Pengumpulan Data ... 68

H. Analisis Data ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Hasil Penelitian ... 76

(9)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V PENUTUP ... 106

A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 107

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan sangat memerlukan perhatian serius, karena keberhasilan suatu bangsa tergantung dari kualitas pendidikannya. Nasib suatu Bangsa bisa kita lihat dari bagaimana kita sekarang, dan apa yang kita lakukan sekarang. Jika kita perhatikan definisi pendidikan berikut:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlāq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa, dan negara” (Ramayulis:2011:13).

Definisi pendidikan Nasional negara kita, sudah jelas bahwa begitu sempurnanya tujuan pendidikan kita, namun pada kenyataannya jauh dari apa yang telah dirumuskan. Pendidikan yang seharusnya menghasilkan lulusan-lulusan yang tidak hanya cerdas tetapi juga harus memiliki akhlāq mulia namun pada kenyataanya kita masih mengahasilkan lulusan yang jauh dari apa yang kita harapkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Azwar (1996:14) Nilai prestasi belajar seringkali menjadi tujuan utama yang harus diperoleh dengan kadang-kadang, jalan apapun. Suatu hasil tes yang diperoleh dengan cara yang tidak jujur tentu tidak dapat menjadi cerminan yang benar mengenai prestasi siswa.

(11)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masih terjadi degradasi akhlāq dimana-mana, bagaimana tidak, ketika seorang petinggi negara MK-pun melakukan korupsi yang baru-baru kasus suap di lembaga sekelas Mahkamah Kontitusi (MK) (Een, 2013), dan kasus ini merupakan bentuk puncak tertinggi dari kasus korupsi yang selama ini terjadi di Indonesia.

Melihat penomena yang terjadi saat ini seorang petinggi negarapun tidak mampu memberikan figur contoh yang baik. Lantas bagaimana dengan kenakalan-kenakalan remaja yang terjadi, seperti seks bebas, mencontek disaat ulangan, seorang anak yang tidak lagi menghormati orang tuanya bahkan tawuran antar pelajarpun tak luput dari permasalahan akhlāq. Tercatat dalam (Kusmiyati, 2013) Pada tahun 2010, setidaknya terjadi 128 kasus tawuran antar pelajar. Angka itu melonjak tajam lebih dari 100 persen pada 2011, yakni 330 kasus tawuran yang menewaskan 82 pelajar. Pada Januari-Juni 2012, telah terjadi 139 tawuran yang menewaskan 12 pelajar.

Permasalahan degradasi akhlāq yang kita alami sekarang, menjadi PR besar untuk kita, karena apa yang terjadi saat ini tentu saja bukan hanya tanggung jawab sekolah saja melainkan ini adalah tanggung jawab kita semua terutama adalah orang tua. pendidikan akhlāq itu merupakan pendidikan yang wajib bagi semua orang dimana yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akhlāqnya. Tafsir (2009:10) mengungkapkan bahwa masalah paling besar dalam pendidikan kita ialah mengapa pendidikan kita masih sanggup menghasilkan lulusan yang ingin menang sendiri, masih juga menghasilkan lulusan yang suka memaksa kehendak, tidak punya kepekaan, tidak mau berbagi dan seterusnya. Kegagalan pendidikan kita terutama pada pendidikan akhlāq, budi pekerti.

(12)

Pendidikan diadakan untuk memanusiakan manusia. Agar derajat manusia menjadi lebih tinggi, sekurang-kurangnya lebih tinggi daripada binatang. hal ini diasarkan pada pengalaman sejarah. Bila manusia tidak dididik ia dapat saja berkembang menjadi makhluk yang lebih jahat daripada binatang, kita harus benar-benar wasapada, bila pendidikan memberikan kesehatan dan kekuatan jasmani, kecerdasan, kepintaran, pengetahuan, keterampilan saja, maka pendidikan itu dapat menghasilkan binatang sehat, kuat, cerdas, pintar berpengetahuan, berketarampilan. Ini lebih bahaya ketimbang binatang yang benar-benar binatang.

Perlunya penanaman nilai-nilai nilai akhlāq dan budi pekerti yang luhur disamping prestasi yang bagus adalah sebuah keharusan. Karena permasalahan yang mendasar pada negeri ini adalah masalah akhlāq. Akhlāq yang harus dibenahi dengan nilai-nilai keimanan sehingga tidak hanya menghasilkan siswa-siswa yang tidak hanya berprestasi dalam memperoleh nilai yang bagus saja melainkan haruslah disertai dengan akhlāq yang baik pula, karena keabsahan suatu ilmu diterima di sisi Allāh terletak pada pengamalannya. Dalam hal ini peneliti memilih Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dārut Tauḥīd*1Boarding School Bandung karena disamping memiliki prestasi yang baik akhlāqnyapun baik, peneliti tertarik untuk mencari tahu apakah prestasi menentukan akhlāq atau tidak.

Mengacu pada permasalahan-permasalahan di atas penelitian ini dipokuskan pada “Hubungan antara Prestasi Belajar PAI dengan Akhlāq Siswa (Studi Deskriptif Korelasional pada siswa kelas VIII di SMP Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)”

(13)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan survey sementara, fenomena yang ada, dalam masalah prestasi belajar PAI dan akhlāq siswa di sekolah adalah :

1. Masih terdapat pendidik yang hanya lebih mempokuskan pada pengajaran PAI saja

2. Terdapat anak-anak yang hanya mementingkan sebuah prestasi (nilai) di bandingkan akhlāq.

3. Berdasarkan data kasus yang ada terdapat siswa yang memiliki hubungan kurang sesuai antara prestasi ataupun akhlāqnya yang dipengaruhi beberapa faktor.

C.Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, secara umum penelitian ini difokuskan untuk menjawab bagaimana “Hubungan antara Prestasi Belajar dengan Akhlāq Siswa di Sekolah (Studi Deskriptif Korelasional kelas VIII di SMP Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)” Ringkasan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini diperinci dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Bagaimana Prestasi Belajar PAI pada Siswa Kelas VIII SMP Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

2. Bagaimana Akhlāq padaSiswa Kelas VIII SMP Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

(14)

D.Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan dari penelitian adalah melakukan pengkajian mengenai Hubungan antara Prestasi Belajar dengan Akhlāq siswa di Sekolah. Lebih jauh, tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data-data empirik mengenai :

1. Untuk Mengetahui Prestasi Belajar PAI pada Siswa Kelas VIII SMP

Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

2. Untuk Mengetahui Akhlāq pada Siswa Kelas VIII SMP Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

3. Untuk Mengetahui Hubungan antara Prestasi Belajar PAI dengan Akhlāqpada siswa kelas VIII SMP Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait. Beberapa manfaat yang bisa didapatkan diantaranya sebagai berikut :

1. Secara teoritis

a) Mendorong siswa untuk tidak hanya berprestasi saja melainkan harus mengaplikasikannya dalam bentuk akhlāq yang baik

b) Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya teori-teori pendidikan serta dapat menjadi salah satu referensi.

2. Secara praktis

a) Hasil penelitian dapat dijadikan masukan untuk mendorong para pendidik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah supaya anak didiknya memiliki akhlāq yang lebih baik lagi. b) Sebagai bahan pertimbangan dan masukan lebih lanjut yang

(15)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Bagi peneliti selanjutnya dapat memberikan gambaran mengenai rangkaian penelitian yang dilkukan dan berguna untuk membuat layanan selanjutnya yang dapat diuji coba satuan layanan yang telah dibuat.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah dalam melihatt gambaran penelitian skripsi ini, peneliti membuat sistematika penulisan atau struktur organisasi skripsi sebagai berikut:

Bab I Memuat tentang pendahuluan, Latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penlitian, manfaat penelitian dan yang terakhir struktur organisasi skripsi.

Bab II Memuat kajian Pustaka, Kerangka pemikiran, dan Hipotesis.

Bab III Peneliti memaparkan metodologi penelitian, diantaranya yaitu : Lokasi dan subjek populasi/sampel, Depinisi Operasional, Lokasi dan Sampel penelitian, Desain Penelitian dan justifikasi, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses pengembangan Instrumen meliputi pengujian validitas, reliabilitas, dan karakteristik lainnya, Teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket dan dokumentasi, dan analisis data yang dipilih yaitu analisis korelasi.

BabIV Memuat Hasil Penelitian dan Pembahasan, hasil penelitian dan pembahasan diantaranya meliputi apa yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah dan dipaparkan berdasarkan temuan hasil penelitian. Bab V Memuat Kesimpulan dan Saran. Dan terakhir adalah daftar pustaka

(16)
(17)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Populasi /Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung, yang berlokasi di jalan Gegerkalong Girang No. 38 Bandung.

Sumber: http// Maps. Google.com Gambar .3.1

Denah Sekolah SMP Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung

2. Populasi

(18)

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung tahun ajaran 2013/2014 yang tercatat berjumlah

150 orang. Berikut adalah tabel populasi siswa kelas VIII SMP Dārut Tauḥīd

Boarding School Bandung

Tabel 3.1

Populasi Siswa kelas VIII SMP Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013-2014

Kelas Jenis kelamin Jumlah

/Kelas Laki-laki Perempuan

VIIIA 25 25

VIIIB 25 25

VIIIC 26 26

VIIID 24 24

VIIIE 26 26

VIIIF 24 24

Jumlah Keseluruhan 150 Orang

(dok.SMP Dārut Tauḥīd)

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:81 ). Sampel dalam penelitian ini adalah

siswa kelas VIII SMP Dārut Tauḥīd Boarding school Bandung yang berjumlah 86 orang.

(19)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

Sebelum membahas desain penelitian peneliti ingin terlebih dahulu memaparkan variabel-variabel dalam penelitian ini. Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulnnya (Sugiyono, 2012:38).

Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel Independen ( variabel bebas)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2012:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah prestasi siswa. Prestasi belajar dalam penelitian ini berupa nilai rapot pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (X).

2. Variabel Dependen (variabel terikat)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Sugiyono, 2012:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah Akhlāq siswa (Y).

(20)

gambar 3.2

Desain Penelitian Korelasi ( Sugiyono, 2013: 42) Keterangan :

X = Prestasi Belajar Y = Akhlāq siswa r = Korelasi

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis, metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisi menggunakan statistik (Sugiyono, 2012:7). Pengguanan metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Karena dalam penelitian tersebut bertujuan untuk menghubungkan antara variabel-variabel itu berhubungan atau tidaknya. Menurut Sudjana (2001:367) ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terurtama data kuantitatif, dinamakan koefisien korelasi.

Menurut Riyanto dalam (Suciati,2011:41) ciri penelitian korelasional adalah,

1. Menghubungkan dua variabel atau lebih,

2. Besarnya hubungan didasarkan kepada koefisien korelasi,

X Y

(21)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Dalam melihat hubungan tidak dilakukan manipulasi sebagaimana dalam penelitian ekperimental,

4. Datanya bersifat kuantitatif.

D. Definisi Opersional 1. Prestasi Belajar

Menurut Nana Sudjana dalam Sopiatin dan Sahrani, (2011:63) prestasi atau hasil belajar adalah kemapuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau yang telah dikerjakan, atau hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar disekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008:1101)

Euis Hendrawati dalam Suciati (2011:19) mengemukakan pengertian prestasi belajar dan karakteristik prestasi belajar sebagai berikut:

1) Prestasi belajar merupakan suatu perubahan perilaku yang measurable (dapat diukur). Untuk mengukur perubahan perilaku tersebut dapat dilakukan tes prestasi belajar ( achievemenent ).

2) Prestasi menunjukan kepada Individu sebagai sebab artinya individu sebagai pelaku.

3) Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya berdasarkan kriteria yang ditetapkan kelompok.

4) Prestasi belajar menunjuk kepada hasil dari kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan disadari.

(22)

2. Akhlāq

Kata Akhlāq berasal dari bahasa Arab jama’ dari “khulqun” (

ٌ قلخ

) yang

menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan

Khalaqun” (

ٌ قْلخ

)yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan “

Khaliq “ (

ٌ قلاخ

) yang berarti pencipta dan “ makhluq “ (

ٌ قْولْخم

) yang berarti

yang di ciptakan dan dari sinilah asal mula perumusan ilmu akhlāq yang

merupakan koleksi urgen yang memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara makhluk dengan Khaliq dan antara makhluk dengan makhluk. (Yakub, 1983:11)

Ibnu Athir dalam Zahruddin dan Sinaga, (2004:2) mengungkapkan bahwa

“ Hakikat makna khuluq itu ialah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedangkan Khalq merupakan gambaran bentuk luarnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendah tubuhnya, dan lain sebagainya)

Menurut Syafaat, (2008: 59) kata “akhlāq” bersumber dari kalimat yang tercantum dalam al- Qur’ān :



ٌ



ٌ



ٌ



Artinya: “Dan sesungguhnya kamu (Muhammmad) benar-benar berbudi

pekerti yang agung”(Q.S. Al-Qalam [68]:4)*1

1

(23)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu demikian juga ḥadiṡNabī Muhammad S.A.W

ٌٌ

ٌٌقاْخأْاٌمِمتأٌتْثعبامَنإ

ٌ

aku diutus untuk menyempurnakan akhlāq” (HR Ahmad).

Arti kalimat makarimal akhlāq adalah “akhlāq mulia”, jadi ḥadiṡ di atas

seharusnya diterjemahkan dengan “sesungguhnya aku (Nabī Muhammad S.a.w, juga para Nabī dan Rasūl) diutus (ke dunia ini) untuk menyempurnakan akhlāq mulia (Supriadi, 2013: 8).

Nurdin, Sa’adudin, menyebutkan bahwa akhlāq juga mengandung beberapa arti diantaranya (Andayani dan Majid, 2012:10):

1) Tabiat, yaitu sifat dalam diri yang terbentuk oleh manusia tanpa dikehendaki dan tanpa diupayakan.

2) Adat, yaitu sifat dalam diri yang diupayakan manusia melalui latihan, yakni berdasarkan keinginan.

3) Watak, cakupannya meliputi hal-hal yang menjadi tabiat dan hal-hal yang diupayakan hingga menjadi adat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akhlāq merupakan perilaku yang muncul secara spontan dalam diri manusia yang di dalamnya terdapat

nilai baik dan buruknya berdasarkan sudut pandang agama, akhlāq tersebut

masih dapat dirubah melalui pendidikan, kebiasaan dan pembinaan.

(24)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012:102). Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner.

Adapun skala yang digunakan adalah dengan menggunakan skala Likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013:93). Sedangkan menurut Riduwan, (2012:12) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

Dalam penelitian ini peneliti membuat dua pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Peneliti meminta responden untuk menyatakan jawaban terhadap pernyataan yang diberikan dalam lima kategori jawaban berikut:

SL = Selalu

SR = Sering

KD = Kadang-kadang

JR = Jarang

TP = Tidak Pernah

Untuk penskoran kriteria jawaban dari pernyataan dengan menggunaakan skala likert diberi skor dalam rentang 1-5 dan terdapat item positif – negatif. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 3.2

Alternatif jawaban berdasarkan skala Likert

(25)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Item SL SR KD JR TP

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

(Riduwan, 2012:87)

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Instrumen Akhlāq Siswa

Dalam melakukan penyusunan instrumen akhlāq siswa peneliti

menggunakan:

(26)

a. Membuat kisi-kisi kuesioner, adapun kisi-kisi kuesioner akhlāq siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel. 3.3

Kisi-kisi Kuesioner Akhlāq terpuji

b. Menyusun item pernyataan yang terdiri dari 48 item untuk diujicobakan.

c. Mengkonsultikan pernyataan angket dengan kedua Dosen Pembimbing. d. Meminta pendapat para Ahli yang berkompeten dalam bidangnya untuk

pengujian validitas isi dan validitas konstruk , yaitu kepada:

1) Dr.Endis Firdaus, M.Ag 2) Dr. Fahruddin, M.Ag 3) Drs. Udin Supriadi, M.Pd

e. Mengolah data hasil Judgemant dosen ahli

+ - Total

(27)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Melakukan revisi instrumen

g. Melakukan uji coba instrumen di SMP Dārut Tauḥīd Boarding School, yang dilakukan pada hari Selasa tanggal 17 Desember 2013

h. Menganalisis hasil uji coba instrumen meliputi: 1) Uji Validitas

Validitas atau kesahihan suatu instrumen adalah ukuran seberapa tepat instrumen itu mammpu menghasilkan data sesuai dengan ukuran yang sesungguhnya yang ingin diukur (Mustafa 2009:164 ). Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel (Sugiyono, 2013:348).

Beberapa metode pengujian validitas menurut Mustafa, (2009: 165-166)

a) Validitas isi (Content Validity)

Validitas isi berkaitan dengan pertanyaan mengenai seberapa lengkap butir-butir yang digunakan telah memadai atau dapat mengungkap sebuah konsep. Oleh karena itu validitas isi menggunakan dua pendekatan yakni:

(1) Panel juri.

Panel juri digunakan untuk menguji butir-butir yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep tertentu telah memadai atau mampu menggambarkan, maka butir-butir tersebut dimintakan evaluasinya kepeda sekelompok juri atau penilai yang memang profesional dibidang itu.

(28)

Dalam hal ini, pengujian validitas hanya dilakukan dengan membaca atau memeriksa penampilan dan bahasa yang digunakan dalam kuesioner.

b) Validitas kriteria (Criterion Related Validity)

Validitas kriteria bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kesamaan presepsi seseorang dengan kriteria tertentu, sehingga akan memudahkan peneliti untuk membedakan pendapat antara individu.pengujian validitas kriteria terdapat dua pendekatan, yakni: (1) Validitas konkuren (Concurrent validity)

Validitas konkuren disebut juga validitas serentak. Suatu butir dikatakan valid apabila butir tersebut mampu memberikan nilai yang berbeda untuk individu yang memang dinyatakan berdasarkan kriteria tertentu.

(2) Validitas prediktif ( Predictive validity )

Suatu butir dinyatakan mempunyai validitas tinggi apabila butir tersebut ampu memberikan nilai yang berbeda untuk individu yang berbeda berdasarkan kriteria yang diprediksikan untuk masa mendatang.

c) Validitas Konstruk ( Construct Validity )

Validitas konstruk merupakan uji kecocokan antara butir-butir dalam kuesioner dengan teori yang mendasari (digunakan untuk mendefinisikan) konsep atau konstruk yang diukur.Terdapat dua pendekatan untuk mengetahui bagaiman validitas konstruk menjalankan fungsinya yaitu:

(1) Validitas Konvergen (Convergent validity )

(29)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (2) Validitas diskriminasi (discriminant validty )

Validitas diskriminan dipenuhi apabila dua instrumen untuk mengukur dua konstruk yang diprediksi bahwa keduanya tidak akan berkorelasi, menghasilkan skor-skor yang memang tidak berkorelasi.

Pengujian validitas dalam penelitian ini mengguankan validitas isi dan validitas konstruk.

Pengujian validitas isi dilakukan dengan cara meminta pendapat para ahli melalui penilaian profesional judgement. Dalam pengujian ini, peneliti meminta pendapat dari tiga orang dosen yaitu: Dr.Endis Firdaus, M.Ag, Dr. Fahruddin, M.Ag, Drs. Udin Supriadi, M.Pd. Setelah melakukan validitas profesional judgement, selanjutnya peneliti mengujicobakan data

tersebut pada 35orang siswa Sekolah Menengah Pertama Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung yang dilaksankan pada tanggal 17 Desember 2013.

Pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam satu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total (Sugiyono, 2012:125). Pengujian validitas konstruk menggunakan bantuan Software SPSS Statistics 20. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut (Riduwan & Sunarto, 2012) : Analyze - Scale - reliability Analysis - klik statistics - pilih scale if item deleted pada desciptive for - jika sudah mendestinasikan klik continue - ok.. pengujian dilakukan dengan penggunaan rumus korelasi Product

(30)

Keterangan :

rky = Koefisien korelasi Product Moment

n = jumlah sampel penelitian X = skor rata-rata dari X Y = Skor rata-rata dari Y

Berikut merupakan hasil perhitungan pengujian validitas item untuk masing-masing skala.

Tabel 3.4

Hasil perhitungan pengujian Validitas angket Akhlāq siswa

No Nilai korelasi interpretasi Keterangan

v1 0,461 Valid Digunakan

v2 0,367 Valid Digunakan

v3 0,553 Valid Digunakan

v4 0,39 Valid Digunakan

v5 0,249 Invalid Tidak

Digunakan

v6 0,175 Invalid Tidak

Digunakan

v7 0,272 Invalid Tidak

Digunakan

v8 0,158 Invalid Tidak

Digunakan

v9 0,414 Valid Digunakan

v10 0,384 Valid Digunakan

(31)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

(32)

v41 0,452 Valid Digunakan

v42 0,222 Invalid Tidak

Digunakan

v43 0,442 Valid Digunakan

v44 0,435 Valid Digunakan

v45 0,391 Valid Digunakan

v46 0,191 Invalid Tidak

Digunakan

v47 0,358 Valid Digunakan

v48 0,222 Invalid Tidak

Digunakan

Dalam menentukan valid dan tidaknya dapat dilihat dari skor koefisen

korelasi. Bila koefisien korelasi antara butir dengan skor total ≥ 0,30 maka

butir instrumen dinyatakan valid, jika koefisien korelasi antara butir dengan

skor total < 0,30 maka butir dalam instrumen dinyatakan tidak valid

(sugiyono, 2012:126). Dengan demikian item yang dinyatakan tidak valid

berjumlah 17 item yaitu no, 5,6,7, 8,11, 13, 15, 16, 18, 22,28, 30, 34, 37, 41,

44, dan 46.

2. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas tes dilakukan untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Riduwan & Sunarto, 2012: 348).

(33)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian realibilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto (2010: 239) Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk mencari realibilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Adapun rumusnya sebagai berikut (Arikunto, 2010:239)

r

11

=

[

] [

]

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

 = jumlah varians butir

2

t

V = varian total

Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan bantuan Software SPSS Statistics 20. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut (Riduwan dan Sunarto, 2012:) : Analyze - Scale - reliability Analysis - klik statistics - pilih scale if item deleted pada desciptive for - jika sudah mendestinasikan klik continue - ok.

Hasil pengujian reliailitas instrumen akan dikategorikan menurut kategori koefisien Guilford berikut.

Tabel 3.5

(34)

Koefisien Reliabilitas Kategori

0,80 < r11 ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

0,61 < r11 ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi

0,41 < r11 ≤ 0,60 Reliabilitas sedang

0,21 < r11 ≤ 0,40 Reliabilitas rendah

-1,00 < r11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah (tidak

reliable)

(sumber:Anisyah, 2013:58)

Berikut merupakan perolehan uji Reliabilitas Instrumen Akhlāq siswa

Tabel 3.6 Uji reliabilitas

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas yang dimiliki oleh skala akhlāq siswa sebesar 0,768 sehingga dapat dinyatakan bahwa instrumen ini termasuk ke dalam kategori reliabilitas tinggi.

G.Teknik Pengumpulan Data

Data yang diambil sejalan dengan tuntutan permasalahan yang dihadapi, maka data kuantitatifnya adalah data yang menyangkut akhlāq siswa di sekalah. untuk memperoleh data yang diperlukan kan digunakan beberapa teknik pengumulan data sebagai berikut.

1. Angket/ Kuesioner

Dalam melakukan penelitian ketika di lapangan peneliti menggunakan penyebaran angket/ kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

(35)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pernytaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:142).

2. Dokumentasi

pada teknik ini, peneliti menggunakan studi dokumentasi untuk memperoleh informasi sebagai sumber data baik itu yang tertulis maupun dalam bentuk dokumen, seperti nilai rapor pada mata pelajaran PAI siswa, tahun ajaran 2013-2014.

H. Analisis Data

1. Analisis data Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2001:112).

Analisis data yang digunakan yaitu: a. Tes Akhlāq

b. Skor Akhlāq

Pemberian skor dilakukan berdasarkan item positif dan item negatif , adapun untuk skor postif kriteria Selalu = 5, sering = 4, kadang-kadang = 3, jarang 2 dan tidak pernah 1, sedangkan untuk item negatif (- ) pemberian skor untuk kriteria Selalu = 1, Sering = 2, Kadang-Kadang = 3, Jarang 4, dan Tidak pernah=5.

(36)

Tabel 3.7

Norma kategorisasi Data

Rentang Kategori

139-155 Baik

108-138 Kurang baik

0-107 Tidak baik

2. Analisis data Statistik

Statistik inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2001:113)

Dalam Verifikasi data hasil penelitian dilakukan dengan pengujian data berikut :

A.Uji Prasyarat

1) Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidaknya. apabila data berdistribusi normal maka pengujian hipotesis dengan uji parametris sedangkan jika data tidak normal maka menggunakan statistik nonparametris, hal tersebut

sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2013:75) bahwa “bila data

tidak normal, maka statistik parametris tidak dapat digunakan, untuk itu

perlu digunakan statistik nonparametris”.

Untuk mengetahui data yang didapat berdistribusi normal tidaknya, peneliti melakukan Uji normalitas sebelum menggunakan teknik statistik parametris.

Perhitungan uji normalitas menggunakan Kolmogrov – Smirnov. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut (Kadir, 2010:109)

a. Perumusan Hipotesis

(37)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Menentukan kumulatif proporsi (kp)

d. Data ditransformasi ke skor baku Zi =

e. Menentukan luas kurva Zi ( Z-tabel )

f. Menentukan a1 dan a2

g. nilai mutlak maksimum dari a1 dan a2 dinotasikan dengan Do. h. Menentukan harag D-Tabel

i. Kriteria pengujian jika DO ≤ D-tabel maka H0 diterima, jika DO > D-tabel maka H0 ditolak

j. Kesimpulan DO ≤ D-tabel sampel berasal dari populasi berdistribusi normal, jika DO > D-tabel maka sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal,

Penghitungan uji normalitas dilakukan dengan bantuan Software SPSS Statistics 20. Adapun langkah – langkahnya sebagai berikut (Trihendradi, 2011:127) : Analize - nonparametic Tests - Legacy Dialogs - 1-Sample K-S - masukan variabel pada kotak Test Variable list - ok . kriteria uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8 Kriteria uji normalitas

Kriteria

Nilai probalitas > 0,05 Distribusi normal Nilai probalitas < 0,05 Distribusi tidak normal

(Trihendradi, 2011:127)

2) Uji Homogenitas

(38)

mengandung bahwa kelompok-kelompok sempel tersebut berasal dari populasi yang sama (Arikunto, 2010:318).

Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan rumus (Riduwan, 2012: 120):

=

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika FHitung ≥ FTabel berarti tidak homogen, dan

Jika FHitung ≤ FTabel berarti homogen.

Karena pengujian menggunakan bantuan Software SPSS Statistics 20,

kriteria pengujian dengan membandingan taraf signifikan dengan α = 0,05.

Uji homogenitas dilakukan dengan bantuan Software SPSS Statistics 20. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut (Susetyo, 2010:296 ) : Input data - analyze - compare means - pilih Oneway - pilih option - descivitve - homogeneity of variance test -conitu - ok.

3) Uji Regresi Linearitas

Analisis regresi merupakan teknik analisis yang khas untuk penelitian korelasi (Kadir, 2010: 124). Tujuan uji linear untuk mengetahui apakah masing-masing variabel memiliki hubungan yang linear atau tidak. Adapun dalam analisis uji linear regresi yang digunakan adalah regresi linear sederhana.

(39)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

devendent , varaibel independent - pilih statictic - pilih estimates - model fit - colinearity diagnostic pada kotak regression coefficiens, dan durbin watson - ok - plot - SRESID (panah Y) - ZPRED (Panah X) - pilih histogram dan norma probality – plot - continu - option - isikan angka probality pada kotak entry, 5 % (0,05) atau 1% (0, 01) - continu -ok

kemudian hipotesis diuji sebagai berikut:

H0 = ̂ a+bX regresi tidak linear

H1 = ̂ = a+bX regresi linear

b. Pengujian Hipotesis

1) Uji Koefisien Korelasi Pearson

Teknik korelasional yang digunakan adalah teknik korelasi Pearson dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment. Pemilihan teknik statistik korelasi Product Moment karena datanya berdistribusi normal. Berikut rumus koefesien korelasi Product Moment (Arikunto, 2010: 321)

Keterangan :

rky = Koefisien korelasi Product Moment

n = Jumlah sampel penelitian X = Skor rata-rata dari X Y = Skor rata-rata dari Y

(40)

group - masukan ke dalam daftar variables - aktifkan checkbox Pearson two - tailed - aktifkan chekbox flag significant correlation - option - exclude cases pairwise - continue - ok .

Dalam menetukan interpretasi terhadap besar kecilnya koefisien korelasi, dapat dilihat pada tabel interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono,2012:184) pada tabel berikut :

Tabel 3.9

Interpretasi Koefisien Korelasi

(Sugiyono,2012:184) 2) Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

KD =

(Riduwan&Akdon,2005)

Keterangan :

KD = Koefesien Determinasi = Nilai Koefisien Korelasi

3) Uji Signifikan

Uji signifikan dilakukan untuk menentukan apakah terdapat korelasi yang signifikan antar variabelnya. Signifikan artinya perbedaan atau persamaan

(41)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rata dari sampel-sampel tersebut dapat digeneralisasikan terhadap populasi dari mana sampel-sampel tersebut diambil (Sugiyono,2013:163) .

Karena sampel lebih dari 30 (n>30) maka pengujian uji signifikan dilakukan dengan menggunakan rumus berikut (Sugiyono, 2013:251) :

Keterangan:

n = Sampel

t = Uji signifikan r = Korelasi 4) Uji Hipotesis

Uji Korelasi dilakuakan untuk menguji penelitian berikut:

a) H0 : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi

dengan akhlāq pada siswa kelas VIII SMP Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung.

b) H1 : terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi dengan

akhlāq pada siswa kelas VIII SMP Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung.

Hipotesis tersebut akan diuji peneliti menggunakan derajat kebebasan dengan koefisien dengan ketentuan kriteria berikut:

H0 Tolak : apabila angka probalitas ≤ 0,05 dan

H1 Terima : apabila angka probalitas > 0,05

(42)
(43)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

` Pada umumnya siswa SMP Dārut Tauhīd Boarding school Bandung memiliki prestasi belajar PAI sangat baik hal tersebut dibuktikan dengan adanya siswa yang memperoleh nilai tertinggi sebesar 97, nilai minimumnya sebesar 74 dan nilai rata-ratanya sebesar 86,86. Kategori prestasi belajar PAI siswa dikelompokan berdasarkan kategori prestasi menurut Arikunto (2001:245) yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang dan gagal, setelah dikategorisasi maka dari 86 orang siswa terdapat 72 orang siswa atau 83, 72% memiliki ketegori prestasi belajar PAI tinggi atau baik sekali, 14 orang siswa atau 16,28 % memiliki kategori prestasi belajar PAI baik, pada data tersebut menunjukan bahwa prestasi belajar PAI yang dimiliki siswa-siswi SMP Dārut Tauhīd Boarding school memiliki prestasi belajar PAI yang sangat baik, karena rata-rata nilai paling rendahpun sebesar 74, dan pada kategorisasi siswa di atas tidak terdapat siswa yang mendapat kategori cukup, rendah bahkan gagal.

Sedangkan untuk akhlāq siswa yang diukur yakni akhlāq terpuji jujur dan sabar hasil penelitian yang dilakukan terhadap 86 orang siswa kelas VIII di SMP Dārut Tauḥīd Boarding School Bandung untuk perilaku jujur lebih sedikit dibandingkan dengan perilaku sabar, hal ini terbukti dengan jumlah skor yang diperoleh siswa dalam mengisi angket untuk perilaku jujur sebesar 4549, dan untuk perilaku sabar sebesar 6193. Selain itu untuk akhlaq yang dilihat secara umum bahwa 12 orang siswa atau 13,95% berekategori Akhlāq baik, 71 orang siswa atau 82,55% memiliki akhlāq kurang baik, dan 3 orang siswa atau 3,48% memiliki

(44)

Prestasi belajar memberikan kontribusi sebesar 1,69% terhadap

akhlāq terpuji siswa (jujur dan sabar), namun jika dibandingkan dengan nilai r tabel korelasi tersebut termasuk dalam korelasi sangat rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar tidak terlalu mempengaruhi akhlāq siswa siswa atau dalam kata lain tidak memiliki hubungan yang signifikan antara prestasi belajar dengan akhlaq siswa yang di dalamnya termasuk perilaku jujur dan sabar dalam kehidupan sehari-hari siswa yang di dalamnya termasuk perilaku jujur dan sabar dalam kehidupan sehari-hari siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi pendidik , dalam pembelajaran sebaiknya tidak hanya fokus pada pengajaran saja melainkan harus lebih menekankan pada internalisasi nilai-nilai akhlāq dalam bentuk perilaku siswa.

2. Bagi siswa sebaiknya mampu mempertanggung jawabkan atas ilmu-ilmu yang diperoleh dalam bentuk prestasinya ke dalam bentuk pengamalan perilaku yang baik, mengingat keabsahan ilmu yang

diterima di sisi Allāh terletak pada aspek pengamalnnya.

(45)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

...(2002) Al-Qur`ān dan Terjemahnya. Penerjemah : Tim Penerjemah Mushaf Al-Qur`ān Departemen Agama RI. Semarang: PT karya Toha.

...(2012). Panduan Praktis SPSS 20.Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Ahmad, B., dan Hamid, A. (2012). Ilmu Akhlak. Bandung: CV Pustaka Setia.

Al-Gazali. (2009). Ringkasan Ihya Ulumuddin. (R. Purwati, Ed., & B. A. Bakar, penerj.) Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Andayani, D., dan Majid, A. (2012). Pendidikan Karakter Perspektif Islam.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ahmad, M. A. (2008). Metodologi Pengajaran Agama Islam . Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian . Jakarta : Rineka Cipta.

Bahreisj, H. (1981). Ajaran -Ajaran Akhlaq Imam Ghazali. Surabaya: Al-Ikhlas.

Daradjat, Z. (1982). Kesehatan Mental . Jakarta: PT.Gunung Agung.

Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Alfabeta.

Een, E. ( 2013, 10 Jum'at). Ketika Sang Ketua Tidak Lagi Menjadi Contoh. Dipetik Jauari Selasa, 2014, dari Komasiana: http://politik.kompasiana.com/2013/10/11/ketika-sang-ketua-tidak-lagi-menjadi-contoh-597710.html

Hamid, B. A. (2012). Ilmu Akhlak . Bandung : CV Pustaka Setia.

Isa, S. A. (2005). Hakekat Tasawuf. Jakarta: Qisthi Press.

Kadir. (2010). Statistika untuk penelitian ilmu-ilmu sosial. Jakarta : Rosemata Sampurna.

(46)

Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran PAI. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Maskawih, I. (1994). Menuju Kesempurnaan Akhlak. (H. Hidyat, Penerj.) Bandung .

Mubarok, A. (2010). Meraih Bahagia dengan Tasawuf. Jakarta: Dian Rakyat.

Mustafa, Z. (2009). Mengurai Variabel hingga Instrumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mustofa, A. (1997). Akhlak Tsawuf . Bandung: CV Pustaka Setia.

Nata, A. (2003). Akhlak Taswuf . Jakarta : PT RajaGrafindo.

Purwanto, N. (2011). Psikologi Pendidikan . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. edisi ke empat cetakan pertama Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum .

Quasem, M. A. (1988). Etika Al-Ghazali Etika Majemuk di dalam Islam. Bandung: Pustaka.

Rahmat, M. (2012). Filsafat Akhlak. Bandung: Value Press.

Ramayulis. (2002). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Riduwan. (2010). Belajar mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Riduwan, dan Sunarto. (2012). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi dan Bisnis . Bandung: Alfabeta.

Sauri, S. (2011). Filsafat dan Teosofat Akhlak . Bandung : Rizqi Press.

Sauri, S. (2013). pendidikan karakter dalam presfektif Islam. Bandung: Rizki Press.

(47)

Reni Mulyati, 2014

Hubungan Antara Prestasi Belajar PAI Dengan Akhlak Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suciati, D. (2011). Ketaatan Beragama Dilihat dari Prestasi Belajar Siswa. Bandung: Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam.

Sudjana. (2001). Metode Statistika. Bandung : PT.Tarsito Bandung .

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi . Bandung : Alfabeta.

Supriadi, U. (2013). Pendidikan Akhlak. (M. Rahmat, Penyunt.) Bandung: Value Press.

Suryabrata, S. (2011). Psikologi Pendidikan . Jakarta : PT.Rineka Cipta.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Syah, M. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Pers.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Quran . Bandung : Alfabeta.

Tafsir, A. (1990). Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam . Bandung: Rosdakarya .

Tafsir, A. (2009). Pendidikan Budi Pekerti. Bandung : Maestro.

Tafsir, A. (2010). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syafaat, A,. Sahrani, S., &Muslih. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islam . Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

(48)

Yakub, H. (1983). Etika Islam . Bandung : CV Diponegoro.

Gambar

Gambar .3.1
Tabel 3.1
Tabel. 3.2
Tabel. 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kecerdasan Emosional untuk Mencapai Puncak Prestasi (Penerjemah: Widodo dan Alex Tri Kantjono).. Jakarta: PT Gramedia

Santri dalam memperoleh prestasi Tahfidzul Qur’an yang tinggi tidaklah mudah.Hal ini ditunjukkan adanya santri yang tidak mampu menghafal Al-Qur’an dengan baik.Karena itu

Hasil analisis korelasi product moment diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,814 dengan p &lt; 0,01 hal yang menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan

Misalnya dengan diadakannya pengajian, TPQ (Taman Pendidikan al-Qur‟an) dan lain-lain.. Dengan adanya perkembangan tersebut, seharusnya pemahaman siswa terhadap

Riset Sumber Daya Manusia Cara Praktis Mendeteksi Dimensi- Dimensi Kerja Karyawan.. Jakarta: PT Gramedia

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) persepsi siswa terhadap dukungan orang tua kelas VII MTsN Gemolong Tahun Ajaran 2015/2016 (2) kemampuan membaca Al-

Hasil penelitian menunjukkan 1 prestasi belajar membaca al-Qur‟an siswa MTs Nurul Huda Sukaraja kelompok lulusan SD termasuk kategori rendah dibuktikan bahwa dari 20 siswa ada 8 siswa

PEMBAHASAN Hasil penelitian terhadap 177 siswa SMP Kecamatan Haruai yang menunjukkan bahwa kualitas karakter siswa lemah dan prestasi belajar siswa rendah merupakan indikasi tidak