• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMP."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY

DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMP

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Fisika

oleh

Wahyu Sukma Ginanjar

NIM 1005181

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Penerapan Model

Argument-Driven

Inquiry

Dalam Pembelajaran IPA Untuk

Meningkatkan Kemampuan Argumentasi

Ilmiah Siswa SMP

Oleh

Wahyu Sukma Ginanjar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Wahyu Sukma Ginanjar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

WAHYU SUKMA GINANJAR

PENERAPAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY DALAM

PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMP

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Setiya Utari, M.Si. NIP. 196707251992032002

Pembimbing II

Dr. Muslim, M.Pd. NIP. 196406061990031003

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Fisika

(4)

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... 3

DAFTAR GAMBAR ... 4

DAFTAR LAMPIRAN ... 5 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

A. Argumentasi ilmiah ... Error! Bookmark not defined.

B. ModelPembelajaran Argument-DrivenInquiry .... Error! Bookmark not defined.

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.

D. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Partisipan ... Error! Bookmark not defined.

C. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(5)

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

A. Data dan Pembahasan Peningkatan Kemampuan

Argumentasi Lisan ... Error! Bookmark not defined.

B. Data dan Pembahasan Peningkatan Kemampuan

Argumentasi Tetulis ... Error! Bookmark not defined.

C. Data dan Pembahasan Keterlaksanaan Tahapan Model Pembelajaran ADI terhadap Peningkatan Kemampuan

Argumentasi ilmiah ... Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN A ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN B ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN C ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN D ... Error! Bookmark not defined.

(6)

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Deskripsi setiap komponen dan indikator argumentasi ilmiah

berdasarkan TAP. ... Error! Bookmark not defined.

2.2. Deskripsi kegiatan yang dilakukan dan kemampuan argumentasi

ilmiah yang dilatihkan pada setiap tahapan model ADI. ... Error! Bookmark not defined.

3.1. Kelompok siswa berdasarkan partisipasi keaktifan siswa. .. Error! Bookmark not defined.

3.2. Deskripsi kegunaan instrumen penelitian yang digunakan. . Error! Bookmark not defined.

3.3. Deskripsi kegiatan ADI Lab... Error! Bookmark not defined.

3.4. Pembagian kelompok siswa pada setiap ADI Lab yang dilaksanakan. .. Error! Bookmark not defined.

3.5. Aktivitas kelas dalam kegiatan pembelajaran materi cahaya sebagai

intervensi penelitian. ... Error! Bookmark not defined.

3.6. Kerangka Analisis Kualitas Argumentasi Erduran et al. ... Error! Bookmark not defined.

3.7. Rubrik skorsing kemampuan argumentasi tertulis siswa berdasarkan

ADI Laboratory Report Scoring Rubric... Error! Bookmark not defined.

3.8. Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran. Error! Bookmark not defined.

4.1. Jumlah argumentasi lisan siswa berdasarkan level argumentasi dan total argumentasi lisan yang teridentifikasi pada setiap kegiatan ADI Lab. ... Error! Bookmark not defined.

4.2. Jumlah respon percakapan setiap siswa pada setiap kegiatan ADI Lab. Error! Bookmark not defined.

(7)

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peningkatan kemampuan argumentasi tertulis. ... Error! Bookmark not defined.

4.4. Hasil observasi keterlaksanaan aktivitas guru pada setiap kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model ADI. ... Error! Bookmark not defined.

4.5. Hasil observasi keterlaksanaan aktivitas siswa pada setiap kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model ADI. ... Error! Bookmark not defined.

(8)

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Kerangka argumentasi ilmiah berdasarkan Toulmin’sArgumentation

Pattern (TAP). ... Error! Bookmark not defined.

3.1. Desain penelitian mixedmethods dengan menggunakan exploratory

sequentialdesign. ... Error! Bookmark not defined.

3.2. Bagan alir prosedur penelitian. ... Error! Bookmark not defined.

4.1. Bagan jumlah argumentasi untuk setiap level argumentasi pada setiap

kegiatan ADI Lab. ... Error! Bookmark not defined.

4.2. Grafik pola kecenderungan atau tren peningkatan jumlah argumentasi

yang teridentifikasi pada setiap kegiatan ADI Lab. ... Error! Bookmark not defined.

4.3. Grafik pola kecenderungan atau tren peningkatan argumentasi level 1

pada setiap kegiatan ADI Lab. ... Error! Bookmark not defined.

4.4. Grafik pola kecenderungan atau tren peningkatan argumentasi level 2

pada setiap kegiatan ADI Lab. ... Error! Bookmark not defined.

4.5. Grafik pola kecenderungan atau tren peningkatan argumentasi level 3

pada setiap kegiatan ADI Lab. ... Error! Bookmark not defined.

4.6. Grafik pola kecenderungan atau tren peningkatan argumentasilevel 4

pada setiap kegiatan ADI Lab. ... Error! Bookmark not defined.

4.7. Grafik pola kecenderungan atau tren peningkatan argumentasi level 5

pada setiap kegiatan ADI Lab. ... Error! Bookmark not defined.

4.8. Bagan jumlah argumentasi pada setiap tahapan model ADI. ... Error! Bookmark not defined.

4.9. Grafik perubahan jumlah argumentasi ilmiah yang teridentifikasi

(9)

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

(10)

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1. RPP ADI Lab-1 Pemantulan Cahaya ... Error! Bookmark not defined.

A.2. LKS Pemantulan Cahaya ... Error! Bookmark not defined.

A.3. RPP ADI Lab-2 Pembiasan Cahaya ... Error! Bookmark not defined.

A.4. LKS Pembiasan Cahaya ... Error! Bookmark not defined.

A.5. RPP ADI Lab-3 Penguraian Warna Pada Prisma... Error! Bookmark not defined.

A.6. LKS Penguraian Warna Pada Prisma ... Error! Bookmark not defined.

A.7. Lembar Observasi Aktivitas Guru... Error! Bookmark not defined.

A.8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran B

B.1. Transkrip Percakapan Video Diskusi Kelompok ADI Lab-1... Error! Bookmark not defined.

B.2. Transkrip Percakapan Video Sesi Argumentasi ADI Lab-1 Error! Bookmark not defined.

B.3. Transkrip Percakapan Video Diskusi Kelompok ADI Lab-2... Error! Bookmark not defined.

B.4. Transkrip Percakapan Video Sesi Argumentasi ADI Lab-2 Error! Bookmark not defined.

B.5. Transkrip Percakapan Video Diskusi Kelompok ADI Lab-3... Error! Bookmark not defined.

B.6. Transkrip Percakapan Video Sesi Argumentasi ADI Lab-3 Error! Bookmark not defined.

Lampiran C

C.1. Contoh Jawaban LKS Siswa ... Error! Bookmark not defined.

(11)

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran D

D.1. Surat Izin Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D.2. Surat Balikan Izin Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(12)

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMP

Wahyu Sukma Ginanjar NIM. 1005181

Pembimbing I : Dr. Setiya Utari, M.Si. Pembimbing II : Dr. Muslim, M.Pd.

Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, UPI

ABSTRAK

Argumentasi ilmiah merupakan kemampuan mengemukakan ide atau gagasan mengenai fenomena sains berdasarkan data/bukti dan teori yang ada. Kemampuan ini penting dilatihkan agar siswa dapat menjelaskan fenomena sains berdasarkan bukti dan konsep sains yang relevan. Namun pembelajaran sains kurang memfasilitasi latihan kemampuan argumentasi ilmiah siswa. Model Argument-Driven Inquiry (ADI) memiliki tahapan pembuatan argumen tentatif dan sesi argumentasi yang dipandang sebagai langkah yang tepat untuk melatihkan kemampuan argumentasi dan meningkatkan kualitas argumentasi siswa. Penelitian eksploratori dengan studi time series desain diterapkan pada 12 siswa SMP bertujuan untuk menemukan cara melatihkan argumentasi pada siswa dan memperoleh gambaran peningkatan argumentasi siswa pada topik cahaya. Peningkatan argumentasi ilmiah siswa di ukur berdasarkan tren peningkatan argumentasi lisan dari hasil observasi dan transkrip rekaman kegiatan yang dianalisis berdasarkan kerangka analisis kualitas argumentasi Erduran et al., dan peningkatan argumentasi tulisan dari

(13)

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTATION OF ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY MODEL IN SCIENCE LEARNING TO ENHANCING JUNIOR HIGH SCHOOL

STUDENTS SCIENTIFIC ARGUMENTATION

Wahyu Sukma Ginanjar NIM. 1005181

Pembimbing I : Dr. Setiya Utari, M.Si. Pembimbing II : Dr. Muslim, M.Pd.

Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, UPI

ABSTRACT

Scientific argumentation is the ability to express ideas about science phenomena based on data and existing theories. This capability is important for students to explain scientific phenomena based on data and science concepts. However, in pratice, scientific argumentation has less to facilitate. Argument-Driven Inquiry model (ADI) has production of a tentative argument and argumentation session stage as an appropriate

step to enhancing student’s capability and quality of scientific argumentation.

Exploratory study with time series design applied to 12 junior high school students to

find ways to enhancing student’s argumentation and obtain an enhancement of student’s argumentation on the topic of light. Enhancement student’s argumentation measured

based on the trend of oral argument were analyzed based argumentation framework Erduran et al., and improvement of written arguments were analyzed based on Walker's ADI Laboratory Report Scoring Rubric. The results show an increasing trend of argumentation level 2, 4 and 5, constant for level 1, and decreased for level 3, while the written argument has an increasing trend with the mean value of the trend is +2.17. This suggests that the step in which developed in the ADI model can enhancing junior high

(14)

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah harus mampu membekali siswa kemampuan untuk mampu menerapkan hasil dari apa yang dipelajari di sekolah ke dalam kehidupan masyarakat. Salah satu kemampuan yang penting untuk dilatihkan kepada siswa di dalam kegiatan pembelajaran IPA adalah argumentasi ilmiah. Argumentasi ilmiah adalah kemampuan mengemukakan ide atau gagasan yang mampu menunjukkan hubungan antara hasil pemikiran dengan bukti nyata yang ada dalam sains (Duschl et al., 2007). Untuk dapat membedakan argumentasi ilmiah dengan argumentasi pada umumnya, berdasarkan Toulmin’s

Argumentation Pattern (TAP) argumentasi ilmiah dapat diartikan sebuah penjelasan mengenai suatu fenomena sains yang berisikan komponen klaim yang dilandasi data, pembenaran yang menjelaskan hubungan data dengan klaim, dan diperkuat oleh pendukung lainnya. Selain itu, terdapat pula komponen sanggahan atau penolakan terhadap suatu keadaan tertentu (Erduran et al., 2004).

Argumentasi ilmiah memiliki peranan penting untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran IPA menjadi sebuah kegiatan pembelajaran yang mampu melatihkan siswa dalam membangun pengetahuan dan memberikan alasan mengenai praktek IPA di dalam kehidupan nyata (Kind et al., 2011; Sampson et al., 2010; Duschl et al., 2007; Driver et al., 1998). Kemampuan argumentasi ilmiah sangat penting dilatihkan di dalam pembelajaran IPA agar siswa memiliki nalar yang logis, pandangan yang jelas, dan penjelasan yang rasional dari hal-hal yang dia pelajari. Selain itu, kemampuan argumentasi ilmiah dapat membekali siswa untuk memberikan penjelasan terhadap fenomena sains yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan teori/konsep sains yang relevan.

(15)

2

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IPA hanya mampu memberikan kesempatan untuk memperoleh data atau bukti sains tanpa mampu merangsang siswa untuk berargumentasi. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara, ditemukan adanya kesulitan yang dihadapi guru dalam mengembangkan pertanyaan yang dapat merangsang siswa berpikir untuk menggunakan teori/konsep sains yang relevan dalam menjelaskan data yang diperoleh sebagai landasan klaim argumentasi ilmiah. Hal inilah yang menyebabkan siswa tidak mampu mengonstruksi klaim yang sesuai dengan data atau bukti sains yang diperoleh dan siswa tidak mampu menggunakan teori/konsep sains yang relevan sebagai pembenaran atau pendukung untuk menjelaskan hubungan data dengan klaim yang dikemukakan dalam argumentasi ilmiah.

Selain itu, adakalanya guru melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA melalui kegiatan laboratorium sebagai upaya memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kemampuan argumentasi ilmiah. Namun dalam pelaksanaannya, kegiatan laboratorium yang dilaksanakan menuntut siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan sains melalui instruksi kegiatan yang telah disediakan (cookbook) tanpa disertai pertanyaan yang memfasilitasi siswa untuk berargumentasi. Kegiatan tersebut hanya melatih siswa untuk menyelesaikan permasalahan dengan cepat berdasarkan instruksi kegiatan yang ada (Kind et al.,

2011).

Berdasarkan hasil tes kemampuan argumentasi ilmiah yang dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung pada materi gaya dan gerak, hasilnya menunjukkan lebih dari 50% siswa tidak mampu memberikan argumentasi dalam menjawab persoalan sains mengenai materi gaya dan gerak. Hanya sedikit siswa mampu memberikan argumentasi dalam menjawab persoalan tersebut namun tidak dilandasi oleh teori/konsep dan alasan yang relevan.

(16)

3

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengamati setiap penjelasan guru mengenai topik permasalahan utama. Pada tahap mengumpulkan data siswa dilatihkan untuk berargumentasi dengan klaim sederhana dalam membuat hipotesis dan berdiskusi mengenai prosedur pengumpulan data yang dapat dilakukan melalui kegiatan laboratorium.

Selanjutnya tahap pembuatan argumen tentatif dan tahap sesi argumentasi dapat melatihkan siswa berargumentasi dalam menganalisis data, mengemukakan klaim berdasarkan teori/konsep yang relevan untuk menjelaskan data, dan mampu memunculkan konflik pada individu siswa di dalam kelompok. Konflik tersebut dapat memunculkan sanggahan saat siswa berargumentasi hingga menghasilkan argumentasi yang meluas dalam menganalisis data berdasarkan teori/konsep yang relevan, sehingga pada tahap ini kualitas argumentasi siswa dapat ditingkatkan. Model pembelajaran ADI mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan argumentasi ilmiah di dalam kegiatan pembelajaran IPA (Sampson et al., 2010).

Kegiatan diskusi dalam mengumpulkan dan menganalisis data mampu merangsang siswa untuk saling mengemukakan ide atau gagasan sehingga mampu memunculkan argumentasi ilmiah mengenai suatu permasalahan sains pada pembelajaran IPA (Kind et al.,2011). Selain itu, model ADI mampu merangsang siswa untuk terlibat di dalam kegiatan argumentasi ilmiah (Sampson et al.,2010). Oleh karena itu, bagian penelitian yang dilakukan adalah mencoba untuk mengakomodasi penelitian tersebut dengan diterapkan dalam pembelajaran IPA pada topik cahaya di sekolah.

(17)

4

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, yang menjadi

permasalahan pada penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah siswa SMP setelah diterapkan model ADI?” Rumusan

masalah tersebut dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah siswa SMP

berdasarkan argumentasi lisan sebagai impak penerapan model ADI?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah siswa SMP berdasarkan argumentasi tertulis sebagai impak penerapan model ADI?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran atau informasi mengenai peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah berdasarkan argumentasi lisan siswa di dalam kegiatan pembelajaran IPA dan argumentasi tertulis siswa berupa laporan hasil penyelidikan sebagai impak penerapan model ADI dalam pembelajaran IPA.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat terhadap pengembangan kegiatan pembelajaran IPA untuk meningkatkan kemampuan argumentasi ilmiah siswa. Beberapa manfaat lainnya yang mampu diperoleh dari penelitian ini diantaranya:

1. Memberikan gambaran atau informasi terkait penerapan model ADI dalam kegiatan pembelajaran IPA terhadap peningkatan kemampuan argumentasi ilmiahsiswa.

(18)

5

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I : PENDAHULUAN

Bagian ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bagian ini memberikan konteks deskriptif mengenai teori argumentasi ilmiah dan kaitannya dengan model Argument-Driven Inquiry (ADI) serta menjelaskan posisi penelitian yang dilakukan terhadap hasil penelitian yang relevan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bagian ini berisikan desain penelitian yang digunakan, partisipan, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bagian ini menyampaikan temuan penelitian dan pembahasan mengenai peningkatan kemampuan argumentasi lisan dan peningkatan argumentasi tertulis siswa serta keterlaksanaan model ADI berdasarkan hasil pengolahan data untuk menjawab rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

BAB V : KESIMPULAN

(19)

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Untuk mengukur kemampuan argumentasi ilmiah siswa diperlukan data kualitatif berupa argumentasi lisan siswa di dalam kegiatan pembelajaran dan argumentasi tertulis siswa berupa laporan hasil penyelidikan. Berdasarkan hasil analisis data kualitatif dapat diperoleh data kuantitatif sebagai data pendukung berupa jumlah dan skor argumentasi siswa. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka penelitian ini dilakukan menggunakan jenis penelitian gabungan (mixed methods) yang dapat menggabungkan jenis data kualitatif dan kuantitatif serta cara analisis kedua data tersebut dalam studi tunggal (Fraenkel, 2011). Mixed methods pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan exploratory sequential design atas pertimbangan data kualitatif pada penelitian ini menjadi data yang diperoleh terlebih dahulu kemudian di dukung dengan data kuantitatif.

Exploratory sequential design merupakan desain penelitian yang mampu menjelaskan atau membuat sebuah interpretasi data kualitatif dari suatu kejadian dengan menggunakan data kuantitatif sebagai data pendukung sebagaimana dikemukakan oleh Creswell (2012) bahwa “The purpose of the exploratory sequential mixed methods design involves the procedure of first gathering qualitative data to explore a phenomenon, and then collecting quantitative data to explain relationships found in the qualitative data”.

Pada penelitian ini dilakukan pula studi eksperimental dengan memberikan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model Argument-Driven Inquiry

melalui kegiatan laboratorium (ADI Lab) terhadap 12 siswa SMP menggunakan

(20)

14

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observasi berulang setelah diberikan intervensi atau treatment penelitian (Creswell, 2012).

Desain tersebut digunakan untuk keperluan mengetahui peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah siswa setiap waktunya dengan membandingkan atau melihat pola perkembangan kemampuan argumentasi ilmiah siswa dari hasil

posttest pertama dengan hasil posstest berikutnya sebagaimana dikemukakan oleh Creswell (2012) bahwa “The data analysis then consists of comparing posttest

measures or plotting them to discern patterns in the data over time”.

Penelitian eksploratori dengan melakukan studi time series desain terhadap 12 siswa SMP secara bertahap seperti yang ditunjukkan Gambar 3.1 dilakukan untuk mengetahui gambaran peningkatan kemampuan argumentasi siswa setelah diterapkannya model ADI yang sama pada materi ajar yang berbeda sebagai intervensi yang ekuivalen setiap waktunya. Penerapan model ADI sebagai model pembelajaran yang sama yang digunakan pada setiap pertemuannya menjadi kontrol terhadap manipulate condition pada equivalent time series design yang dilaksanakan.

(21)

15

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Partisipan

Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 siswa kelas VIII di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung. Partisipan terdiri atas lima siswa laki-laki dan tujuh siswi perempuan yang ditentukan menggunakan teknik purposeful sampling. Teknik tersebut digunakan dalam menentukan individu atau subjek penelitian yang dapat memberikan informasi yang baik untuk mengetahui dan mempelajari suatu fenomena sebagaimana yang dikemukakan Creswell (2012) bahwa “in purposeful sampling, researchers intentionally select individuals and sites to learn or understand the central phenomenon”.

Pada penelitian ini, teknik purposeful sampling digunakan dengan pertimbangan memilih 12 orang siswa yang bersifat heterogen agar dapat memberikan gambaran representatif mengenai kemampuan argumentasi ilmiah. Penentuan 12 orang siswa sebagai subjek penelitian dilakukan dengan memilih empat siswa dengan tingkat partisipasi keaktifan tinggi, empat orang siswa dengan tingkat partisipasi keaktifan sedang, dan empat sisanya merupakan siswa dengan tingkat partisipasi keaktifan rendah. Penentuan tingkat partisipasi keaktifan siswa berdasarkan nilai aspek aktif berpartisipasi siswa di dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas seperti pada Tabel 3.1. Hal tersebut dilakukan agar mampu memberikan informasi kualitatif yang baik atau representatif dalam menjawab pertanyaan penelitian.

Tabel 3.1. Kelompok siswa berdasarkan partisipasi keaktifan siswa. Kode Siswa Kelompok (Partisipasi Keaktifan)

(22)

16

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

1. Model pembelajaran ADI yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh Sampson et al. (2010) yang memiliki empat tahapan yakni: (1) identifikasi masalah; (2) mengumpulkan data; (3) pembuatan argumen tentatif; dan (4) sesi argumentasi. Tahapan mengumpulkan data dalam model ADI pada penelitian ini dilaksanakan melalui kegiatan laboratorium. Untuk mengukur keterlaksanaan model ADI digunakan lembar observasi ceklis “terlaksana” dan “tidak terlaksana” untuk setiap komponen kegiatan. Keterlaksanaan model ADI di ukur berdasarkan keterlaksanaan setiap aktivitas guru dan siswa pada setiap tahapan model ADI dalam kegiatan pembelajaran IPA berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Argumentasi ilmiah dapat diartikan sebagai kemampuan siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan yang mampu menunjukkan hubungan antara hasil pemikiran dengan bukti nyata yang diperoleh disertai alasan atau pendukung lainnya. Peningkatan kemampuan argumentasi ilmiahsiswa pada penelitian ini di ukur berdasarkan argumentasi lisan siswa di dalam kegiatan pembelajaran IPA dan argumentasi tertulis siswa berupa laporan hasil penyelidikan. Kemampuan argumentasi lisan siswa di ukur dari hasil observasi rekaman kegiatan pembelajaran dan transkrip percakapan siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran yang di analisis berdasarkan kerangka Analisis Kualitas Argumentasi Erduran et al. Sedangkan kemampuan argumentasi tertulis siswa di ukur dari laporan hasil penyelidikan siswa berdasarkan indikator ADI Laboratory Report Scoring Rubric.

D. InstrumenPenelitian

(23)

17

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(24)

18

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2. Deskripsi kegunaan instrumen penelitian yang digunakan.

No. Instrumen

Digunakan untuk mengukur keterlaksanaan setiap tahapan kegiatan pembelajaran menggunakan model ADI untuk setiap aktivitas guru dan siswa berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

2.

Rekaman Kegiatan Pembelajaran

Untuk memperoleh data argumentasi lisan siswa di dalam kegiatan pembelajaran IPA digunakan dokumentasi berupa hasil rekaman aktivitas siswa (audio visual material). Rekaman argumentasi setiap siswa di dalam kegiatan pembelajaran digunakan untuk mengetahui peningkatan argumentasi lisan siswa.

3. Laporan Hasil Penyelidikan

Laporan hasil penyelidikan siswa digunakan untuk memperoleh data argumentasi tertulis siswa. Data tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan argumentasi tertulis siswa.

Pada penelitian ini digunakan rekaman kegiatan pembelajaran untuk merekam segala aktivitas siswa sehingga dapat diperoleh data berupa argumentasi lisan setiap siswa di dalam kegiatan pembelajaran. Rekaman kegiatan pembelajaran merupakan audio-visual materials yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan argumentasi lisan siswa. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Creswell dan Clark (2011) bahwa “audio-visual materials consist of images or sounds that researchers collect to help them understand the

central phenomenon under study”.

Selain itu, digunakan pula laporan hasil penyelidikan untuk mendapatkan data argumentasi tertulis siswa. Laporan hasil penyelidikan tersebut merupakan instrumen dokumen yang digunakan dalam memperoleh data kualitatif argumentasi tertulis siswa. Dokumen dapat berupa laporan atau jurnal yang mampu memberikan data kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Creswell dan Clark (2011) yang menyatakan bahwa “... provide valuable information in

helping researchers understand central phenomena in qualitative studies. They

(25)

19

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mulai Studi Pendahuluan

Studi Literatur Studi Kurikulum

Tahap Persiapan Rumusan Masalah

Solusi Masalah

Intervensi

ADI Lab-1

Intervensi

ADI Lab-2

Intervensi

ADI Lab-3

Observasi

Observasi

Observasi

Tahap Pelaksanaan

Pembuatan Perangkat Pembelajaran (RPP, skenario pembelajaran, dan LKS)

Tahap Akhir

Pengolahan Data

Kesimpulan

Selesai

E. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari studi pendahuluan dan studi literatur sebagai tahap persiapan kemudian melakukan intervensi penelitian dan observasi atau pengukuran terhadap kegiatan laboratorium dengan menggunakan model ADI (ADI Lab) untuk memperoleh data. Berdasarkan data hasil observasi atau pengukuran, dilakukan pengolahan data untuk mengetahui peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah siswa seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2.

(26)

20

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahapan pelaksanaan, seluruh subjek penelitian yang terpilih dikelompokkan ke dalam empat kelompok secara acak untuk setiap kegiatan laboratorium dengan menggunakan model ADI (ADI Lab). Pada penelitian ini dilaksanakan tiga kegiatan ADI Lab, diantaranya adalah ADI Lab-1: Pemantulan Cahaya; ADI Lab-2: Pembiasan Cahaya, dan ADI Lab-3: Dispersi Cahaya. Deskripsi ketiga kegiatan ADI Lab yang dilaksanakan pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Deskripsi kegiatan ADI Lab.

ADI Lab Deskripsi Kegiatan

ADI Lab-1 Pemantulan

Cahaya

Siswa melakukan penyelidikan mengenai sifat pemantulan cahaya pada cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung. Siswa mengumpulkan data penyelidikan berupa besar sudut datang dan sudut pantul cahaya pada setiap cermin kemudian menganalisis data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan penyelidikan.

ADI Lab-2 Pembiasan Cahaya

Siswa melakukan penyelidikan mengenai sifat pembiasan cahaya pada medium udara, air, dan minyak. Pada penyelidikan pertama, siswa mengumpulkan data penyelidikan berupa besar sudut datang dan sudut bias cahaya dari medium udara ke air kemudian sebaliknya. Hal yang sama dilakukan pada penyelidikan kedua ketika cahaya merambat dari medium udara ke minyak dan sebaliknya.

ADI Lab -3 Dispersi

Cahaya

Siswa melakukan penyelidikan mengenai sifat pembiasan cahaya pada prisma yang memunculkan fenomena penguraian cahaya atau dispersi cahaya. Siswa mengumpulkan data penyelidikan berupa besar sudut deviasi yang dibentuk oleh setiap warna cahaya. Kemudian siswa menganalisis hubungan besar sudut deviasi dengan panjang gelombang warna cahaya untuk menjawab pertanyaan penyelidikan.

1. Kelompok Siswa

(27)

21

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4.Pembagian kelompok siswa pada setiap ADI Lab yang dilaksanakan.

Kelompok Kegiatan ADI Lab

ADI Lab-1 ADI Lab-2 ADI Lab-3

Catatan: *) tidak di ukur kemampuan argumentasinya.

2. Intervensi

(28)

22

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5. Aktivitas kelas dalam kegiatan pembelajaran materi cahaya sebagai intervensi penelitian. kelas; S: Simulasi; M: Membaca buku; dan ADI Lab = kegiatan penyelidikan ADI Lab.

Sebelum dilakukan pengukuran atau observasi terhadap kemampuan argumentasi ilmiah melalui kegiatan penyelidikan ADI Lab. Pada tiga minggu pertama seluruh subjek penelitian melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas mengenai materi ajar cahaya yang menjadi materi utama penyelidikan pada kegiatan ADI Lab. Kemudian hari Jumat pada minggu kelima, sepulang sekolah dilaksanakan kegiatan ADI Lab-1 sekaligus menjadi pengukuran atau observasi pertama. Hal yang serupa dilakukan pada minggu-minggu berikutnya, siswa diberikan pengalaman kegiatan pembelajaran dan diskusi kelas mengenai materi cahaya sebagai bekal pengetahuan konseptual mereka. Kemudian pada hari Jumat di minggu keenam dan ketujuh dilaksanakan kegiatan ADI Lab-2 dan ADI Lab-3 sekaligus menjadi pengukuran atau observasi kedua dan ketiga.

F. TeknikPengumpulandan AnalisisData

Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan menggunakan teknik observasi dan dokumentasi dengan mengumpulkan data argumentasi lisan siswa dari hasil rekaman dan data argumentasi tertulis siswa dari laporan hasil penyelidikan.

1. Teknik Pengumpulan Data

(29)

23

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlibat secara langsung ke dalam kegiatan observasi sehingga mampu memberikan gambaran permasalahan pada setiap subjek penelitian dengan lebih baik. Sebagaimana dikemukakan Creswell dan Clark (2011) bahwa “This offers excellent opportunities to see experiences from the views of participants. A participant observeris an observational role adopted by researchers when they

take part in activities in the setting they observe”.

Selain itu, selama pelaksanaan kegiatan ADI Lab segala aktivitas partisipan yang dikelompokkan ke dalam empat kelompok di rekam menggunakan kamera digital (audio-visual materials). Hasil rekaman audio dan video ini yang menjadi data kualitatif berupa argumentasi lisan siswa. Setelah selesai melaksanakan kegiatan ADI Lab, setiap siswa ditugaskan untuk membuat laporan hasil penyelidikan yang telah dilakukan sebagai data dokumen untuk memperoleh data argumentasi tertulis mereka. Hasil rekaman audio dan video serta laporan hasil penyelidikan untuk setiap kegiatan ADI Lab menjadi data yang digunakan untuk menganalisis peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah siswa selama melaksanakan kegiatan ADI Lab.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data diawali dengan membuat salinan atau transkrip percakapan setiap siswa hasil dari video-sound recording seluruh kegiatan ADI Lab yang dilaksanakan. Salinan percakapan digunakan sebagai data argumentasi lisan siswa untuk dilakukan analisis secara kualitatif dan kuantitatif.

a. Analisis data kualitatif:

Analisis data kualitatif argumentasi lisan siswa dilakukan untuk menentukan kualitas argumentasi yang teridentifikasi. Kriteria yang digunakan dalam mengukur kualitas argumentasi lisan siswa adalah low-quality dan high quality

sebagaimana dikemukakan oleh Kind et al. (2011) bahwa “… quality of argumentation units relate to low-quality argumentation being „sparse‟ with few backing or rebutting elements and high-quality argument „rich‟ in such elements”.

(30)

24

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6. Kerangka Analisis Kualitas Argumentasi Erduran et al.

Level 1 Argumentation consists of arguments that are simple claim versus a counter-claim or a claim versus a claim.

Level 2 Argumentation has arguments consisting of a claim versus claim with either data, warrants, or backing but do not contain any rebuttals.

Level 3 Argumentation has arguments with a series of claim or counter-claim with either data, warrants, or backing with the occasional weak rebuttals.

Level 4 Argumentation show arguments with a claim with clearly identifiable rebuttal. Such an argument may have several claims and counter claims.

Level 5 Argumentation display an extended argument with more than one rebuttal.

(Erduran et al., 2004)

Analisis kualitas argumentasi lisan siswa dengan menggunakan kerangka analisis kualitas argumentasi Erduran et al. membedakan setiap tingkatan atau level kualitas argumentasi berdasarkan TAP (Gambar 2.1). Kemampuan argumentasi ilmiah untuk level 1 ditunjukkan hanya dengan munculnya suatu klaim sederhana (simple claim) mengenai suatu permasalahan baik disertai dengan munculnya klaim dari siswa lainnya (counter claim) ataupun tidak. Pada tingkatan selanjutnya muncul komponen argumentasi ilmiah lainnya seperti data, pembenaran, pendukung, hingga munculnya sanggahan.

Contoh Argumentasi Level 1

Guru (0:14) : ... bagian permukaan cermin letakkan lurus berimpit dengan

garis hingga membentuk sudut 90˚ dengan garis normal.

Siswa-4 (0:37) : sudah.

(31)

25

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2004) bahwa “Level 1 argumentation consists of arguments that are simple claim versus a counter-claim or a claim versus a claim”.

Contoh 2: Level argumentasi 2

Siswa-4 (2:39) : ini sudut pantulnya 20° untuk sudut datang 20°, yang 40°, 40° juga.

Siswa-6 (2:40) : ... sudut datang sama sudut pantulnya pasti sama.

Siswa-4 yang mengatakan “ini sudut pantulnya 20° untuk sudut datang 20° ...” sudah melengkapi klaimnya dengan komponen data berdasarkan TAP. Selain itu, Siswa-6 yang sudah mempelajari sebelumnya mengenai hukum pemantulan cahaya dapat memberikan pembenaran pada argumennya “... sudut datang sama sudut pantulnya pasti sama.”

Contoh 3: Level argumentasi 3

Pertanyaan LKS: bagaimana hubungan sudut datang dengan sudut pantul cahaya pada cermin cekung? Lebih besar/lebih kecil/sama besar? Jelaskan.

Siswa-7 (47:56) : pada percobaan yang kedua pada cermin cekung, kita mendapatkan data untuk sudut datang 0° sudut pantulnya 0° juga begitu seterusnya. Hmmm... tapi, pada sudut datang yang besarnya 90° tidak terbentuk sudut pantul.

Pada kutipan percakapan Siswa-7 “... tapi, pada sudut datang yang

besarnya 90° tidak terbentuk sudut pantul.” terlihat bahwa Siswa-7 menyatakan keadaan yang berbeda berdasarkan data yang diperoleh dari fenomena pemantulan cahaya pada cermin cekung. Pada besar sudut datang 0° hingga 80° selalu menghasilkan besar sudut pantul yang sama, akan tetapi tidak terbentuk sudut pantul saat sudut datangnya 90°. Pernyataan Siswa-7 tersebut merupakan sebuah sanggahan terhadap keadaan sebelumnya, namun sanggahan ini bersifat lemah karena tidak mampu menjelaskan alasan “mengapa” hal tersebut dapat terjadi (weak rebuttals).

Contoh 4: Level argumentasi 4

Siswa-3 (50:05) : kenapa yang sudut datangnya 90°, tidak terbentuk sudut pantul? Siswa-7 (50:44) : iya soalnya cahayanya tidak dipantulkan ke tengah cermin, jadi

(32)

26

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa-8 (51:08) : jadi, tidak mengenai cermin. Siswa-8 (51:12) : gimana yah ...

Siswa-3 (51:16) : aku angga ngerti.

Siswa-8 (51:24) : kan cermin cekung tuh ini. (sambil menunjukkan percobaan cermin cekung oleh kelompoknya).

Siswa-8 (51:53) : pada percobaan kami, sinar datangnya menuju sini, jadi tidak mengenai bagian cerminnya. Bagian sini. (menunjukkan bagian pinggir cermin kombinasi, sinar datang tidak mengenai bagian cermin cekung).

Pada kutipan percakapan di atas, Siswa-3 bertanya mengenai tidak terbentuknya sudut pantul pada cermin cekung ketika sudut datangnya 90° “kenapa yang sudut datangnya 90°, tidak terbentuk sudut pantul?” yang kemudian di jawab oleh Siswa-8 dengan menyatakan satu keadaan khusus pada pemantulan cahaya cermin cekung “... sinar datangnya menuju sini, jadi tidak mengenai bagian cerminnya. Bagian sini.” sambil menunjukkan bagian pinggir dari cermin kombinasi yang digunakan.

Pada argumentasi ini menunjukkan bahwa keadaan khusus yang dijelaskan oleh Siswa-8 merupakan sanggahan yang teridentifikasi atau diketahui alasan yang menyebabkan keadaan khusus tersebut terjadi (identified rebuttal). Selain itu, pada kutipan argumentasi tersebut terjadi percakapan yang memunculkan klaim antar individu yang terlibatnya.

Contoh 5: Level argumentasi 5

Siswa-7 (14:16) : ungu-nya lebih banyak.. Siswa-8 (14:17) : apa yang lebih banyak? Siswa-7 (14:19) : ungu-nya.

Siswa-8 (14:21) : oh iya.

Siswa-7 (14:24) : ga ada biru loh .... Siswa-8 (14:27) : ada biru ga sih? Siswa-7 (14:29) : iya, ga ada biru-nya. Siswa-8 (14:30) : hijau harus ada.

Siswa-8 (14:37) : mungkin birunya di antara warna hijau dan ungu.

Siswa-9 (14:38) : ini ada ... dikit.(sambil menunjukkan warna biru sebagai hasil penguraian warna yang terlihat dari pada kertas).

(33)

27

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil pengamatan yang dilakukan, Siswa-8 memberikan sanggahan lemah dengan memberikan penjelasan “mungkin birunya di antara warna hijau dan ungu” yang dilanjutkan oleh sanggahan yang teridentifikasi yang mampu menjelaskan pembentukkan warna biru pada penguraian warna dari Siswa-9 “ini ada ...

dikit.(sambil menunjukkan warna biru sebagai hasil penguraian warna yang

terlihat dari pada kertas)” terhadap klaim Siswa-7 mengenai tidak terbentuknya warna biru. Ketika muncul lebih dari satu sanggahan, maka argumentasinya termasuk ke dalam argumentasi level 5 berdasarkan kerangka kualitas argumentasi ilmiah Erduran et al. (2004).

b. Analisis data kuantitatif:

Analisis data kuantitatif pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah argumentasi lisan siswa yang teridentifikasi selama kegiatan pembelajaran dan jumlah argumentasi lisan siswa berdasarkan level argumentasinya. Kuantitas dari jumlah argumentasi lisan siswa direpresentasikan dalam tabel dan grafik untuk mendukung deskripsi hasil analisis data kualitatif.

Selain itu, kemampuan argumentasi tertulis siswa pun di ukur secara kuantitatif menggunakan rubrik skorsing ADI Laboratory Report Scoring Rubric

(Walker et al., 2011) untuk mengukur kemampuan argumentasi tertulis siswa berdasarkan argumentasi yang ditulis berupa laporan hasil kegiatan ADI Lab. Rubrik skorsing kemampuan argumentasi tertulis siswa ditunjukkan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Rubrik skorsing kemampuan argumentasi tertulis siswa berdasarkan ADI Laboratory Report Scoring Rubric.

Penulis mampu membuat penjelasan (klaim) untuk menjawab pertanyaan penyelidikan.

Skor Deskripsi

0 Tidak mampu membuat klaim.

1 Mampu membuat klaim tanpa didasari oleh teori, data/bukti, dan/atau pendukung lainnya.

(34)

28

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(35)

29

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7. Rubrik skorsing kemampuan argumentasi tertulis siswa berdasarkan ADI Laboratory Report Scoring Rubric (lanjutan).

Penulis mampu menyertakan data/bukti hasil penyelidikan.

Skor Deskripsi

0 Tidak menyertakan data hasil penyelidikan.

1 Menyertakan sebagian data hasil penyelidikan dengan format data (diagram, grafik, atau tabel) dan satuan yang tidak tepat.

2 Menyertakan sebagian data hasil penyelidikan dalam format data (diagram, grafik, atau tabel) dan satuan yang tepat.

3 Menyertakan seluruh data hasil penyelidikan dalam format data (diagram, grafik, atau tabel) dan satuan yang tepat.

Penulis mampu menggunakan data/bukti hasil penyelidikan untuk menjelaskan/melandasi klaim.

Skor Deskripsi

0 Tidak mampu menjelaskan data/bukti untuk melandasi klaim. 1 Mampu menjelaskan satu data/bukti untuk melandasi klaim. 2 Mampu menjelaskan sebagian data/bukti untuk melandasi klaim. 3 Mampu menjelaskan seluruh data untuk melandasi klaim.

Penulis mampu menuliskan alasan (pembenaran dan pendukung) terhadap data/bukti untuk mendukung klaim.

Skor Deskripsi

0 Tidak mampu menuliskan alasan untuk mendukung klaim

1 Hanya mampu menuliskan pembenaran atau pendukung saja tanpa mampu memberikan penjelasan yang mendukung klaim.

2 Mampu menuliskan pembenaran dan pendukung akan tetapi belum mampu memberikan penjelasan yang mendukung klaim.

3

Mampu menuliskan pembenaran dan pendukung dan mampu mendukung klaim. (Walker et al., 2011)

c. Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Model ADI

(36)

30

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran. Pada lembar observasi terdapat kolom “terlaksana” dan “tidak terlaksana” untuk setiap tahapan model ADI yang di isi oleh pengamat sesuai dengan keterlaksanaan tahapan pembelajaran. Skor untuk pilihan “terlaksana” adalah satu (1) sedangkan skor untuk pilihan “tidak terlaksana” adalah nol (0). Untuk mengukur dan menghitung persentase keterlaksanaan tahapan model ADI dalam kegiatan pembelajaran digunakan rumus perhitungan sebagai berikut.

Hasil perhitungan persentase keterlaksanaan model ADI tersebut kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kriteria keterlaksanaan model pembelajaran menurut Riduwan (2012) seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran.

Interval Persentase

Keterlaksanaan Pembelajaran (KP) Interpretasi 0 % Tak satu pun aktivitas terlaksana

0 % - 25 % Sebagian kecil aktivitas terlaksana

26 % - 50 % Hampir setengah aktivitas terlaksana

50 % Setengah aktivitas terlaksana

51 % - 75 % Sebagian besar aktivitas terlaksana

76 % - 99 % Hampir seluruh aktivitas terlaksana

100 % Seluruh aktivitas terlaksana

(Riduwan, 2012)

(37)

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan temuan pada penelitian yang telah dilakukan, peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah siswa setelah diterapkan model pembelajaran ADI menunjukkan tren linier positif atau pola kecenderungan meningkat. Selain itu, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Peningkatan kemampuan argumentasi lisan setelah diterapkan model ADI menunjukkan pola kecenderungan atau tren peningkatan setiap waktunya. 2. Peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah tertulis setelah diterapkan model

ADI menunjukkan tren peningkatan dengan rerata nilai kemiringan tren+2,17.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, antara lain sebagai berikut.

1. Pada penelitian ini, kegiatan pembuatan argumen tentatif yang di bantu oleh kolom argumen tentatif pada LKS belum mampu merangsang konflik argumen siswa secara optimal untuk memunculkan argumentasi level 5. Pada tahapan pembuatan argumen tentatif sebaiknya guru memberikan pertanyaan secara langsung mengenai topik permasalahan kepada setiap kelompok sebagai upaya memunculkan konflik argumen yang meluas antar siswa dalam mengonstruksi klaim sehingga argumentasi level 5 dapat lebih ditingkatkan. 2. Pada penelitian ini hanya terdapat satu kelompok siswa yang dipilih guru

(38)

60

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyediakan alokasi waktu dan kesempatan seluruh kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya pada tahap sesi argumentasi sehingga mampu memunculkan lebih banyak argumentasi ilmiah siswa. Selain itu, tahapan sesi argumentasi dapat digunakan untuk memunculkan lebih banyak lagi argumentasi level 5.

3. Pada penelitian ini terdapat seorang partisipan yang menunjukkan tren penurunan kemampuan argumentasi tertulis. Untuk mencegah hal seperti ini terulang kembali, sebaiknya pada penelitian selanjutnya dilakukan kegiatan revisi laporan hasil penyelidikan oleh guru untuk melatihkan kemampuan argumentasi tertulis dan untuk mendapatkan argumentasi tertulis yang lebih baik dari laporan awal sebagai upaya meningkatkan kemampuan argumentasi tertulis seluruh siswa yang terlibat.

4. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada jumlah subjek penelitian yang lebih banyak agar dapat memberikan gambaran yang lebih general mengenai impak model pembelajaran ADI terhadap peningkatan kemampuan argumentasi ilmiahsiswa untuk seluruh populasi penelitian.

5. Kemampuan menerapkan konsep atau teori yang relevan untuk menganalisis dan menjelaskan hubungan data dengan klaim yang menjadi dasar memunculkan konflik argumen semakin baik setiap waktunya. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat dilakukan dalam periode waktu yang relatif lebih lama agar kemampuan tersebut semakin baik sehingga mampu melatihkan argumentasi ilmiah siswa dalam level yang lebih tinggi.

(39)

61

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Chinn, C. A. dan Malhotra, B. A. (2002a) Epistemologically authentic inquiry in schools: A theoretical framework for evaluating inquiry tasks. Science Education. 86, hlm. 175-218.

Creswell, J. W. dan Clark V. L. P. (2011) Designing and Conducting Mixed Methods Research. SAGE Publications.

Creswell, J. W. (2012) Educational Research. Boston: Pearson Education.

Driver, R., Newton, P. dan Osborne, J. (1998) Establishing the Norms of Scientific Argumentation in Classrooms. Science Education. 84 (3), hlm. 287-312.

Duschl, R. A., Schweingruber, H. A. dan Shouse, W. A. (2007) Taking Science to School: Learning and Teaching Science in Grades K-8. Washington: National Academic Press.

Erduran, S., Simon, S., dan Osborne, J. (2004) TAPing into Argumentation:

Developments in the Application of Toulmin’s Argument Pattern for Studying

Science Discourse. Science Education. 88 (6), hlm. 915-933.

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E. dan Hyun, H. H. (2011) How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

(40)

62

Wahyu Sukma Ginanjar, 2014

Penerapan model argument-driven inquiry Dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan Kemampuan argumentasi ilmiah siswa smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muslim. (2014) Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah Berorientasi Kemampuan Berargumentasi Calon Guru Fisika. Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Riduwan. (2012) Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Jakarta: Alfabeta.

Sampson, V., Grooms, J. dan Walker, J. P. (2010) Argument-Driven Inquiry as a Way to Help Students Learn How to Participate in Scientific Argumentation and Craft written Arguments: An Exploratory Study. Science Education. 95 (2), hlm. 217-257.

Shemwell, J. T. dan Furtak, E. M. (2010) Science Classroom Discussion as Scientific Argumentation: A Study of Conceptuality Rich (and Poor) Student Talk. Education Assessment. 15 (3-4), hlm. 222-250.

Walker, J. P. (2011) Argumentation in Undergraduate Chemistry Laboratories.

Gambar

Gambar 3.1. Desain penelitian mixed methods dengan menggunakan exploratory
Tabel 3.1. Kelompok siswa berdasarkan partisipasi keaktifan siswa.
Gambar 3.2. Bagan alir prosedur penelitian.
Tabel 3.4. Pembagian kelompok siswa pada setiap ADI Lab yang dilaksanakan.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang LULUS daftar pendek berdasarkan Pembuktian Kualifikasi sebanyak 5 (lima) perusahaan, antara lain :. Jumlah Calon Penyedia Jasa

Untuk memberi motivasi kepada siswa, guru menyampaikan manfaat mempelajari menerapkan operasi hitung bilangan bulat dengan memanfaatkan berbagai operasi

Analisis pengaruh indeks harga saham syariah di Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang dan Malaysia, dan variabel makroekonomi nasional terhadap Jakarta Islamic Index (JII) dilihat

NAMA PERUSAHAAN ALAMAT NPWP Nilai Teknis1. ARCHI VI L ENGI

PADA SATUAN KERJA PENGADILAN NEGERI SINTANG TAHUN ANGGARAN 2016 ULP DI EMPAT LINGKUNGAN PERADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK.. INDONESIA KOORDINATOR WILAYAH KALIMANTAN BARAT

Sistem basis data ini adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan membuatnya tersedia untuk

Penelitian ini dilaksanakan di lima Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang terdapat di Jakarta Selatan dilaksanakan pada tanggal 2-23 Oktober 2013. Sebanyak lima guru mata

Implikasi penelitian ini: 1) Kepribadian peserta didik di SDN 175 Jennae Kabupaten Soppeng dapat dibentuk oleh guru agama melalui proses pembelajaran, proses bimbingan,