KONSEP PENGEMBANGAN FASILITAS INTERPRETASI WISATA BUDAYA DALAM MEMINIMALISIR AKTIVITAS VANDALISME DI
KAWASAN WISATA CANDI CANGKUANG KABUPATEN GARUT
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Oleh:
Rizki Raynaldi 1006393
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2014
KONSEP PENGEMBANGAN FASILITAS INTERPRETASI WISATA BUDAYA DALAM MEMINIMALISIR AKTIVITAS VANDALISME DI
KAWASAN WISATA CANDI CANGKUANG KABUPATEN GARUT
Oleh
Rizki Raynaldi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort dan Leisure
Pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Rizki Raynaldi 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Rizki Raynaldi 1006393
KONSEP PENGEMBANGAN FASILITAS INTERPRETASI WISATA BUDAYA DALAM MEMINIMALISIR AKTIVITAS VANDALISME DI
KAWASAN WISATA CANDI CANGKUANG KABUPATEN GARUT
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Darsiharjo, MS. NIP. 19620921 198603 1 005
Pembimbing II
Hj. Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP. 19741018 200812 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure
SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA:
Hari, tanggal : Kamis, 28 Agustus 2014
Waktu : Jam 08.00 s.d. selesai
Tempat : Gedung Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Ruang
Sidang Lantai II Universitas Pendidikan Indonesia
Panitia Ujian Sidang terdiri dari:
1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.
2. Sekretaris : Hj. Fitri Rahmafitria, SP., M.Si.
3. Anggota : Dr. Elly Malihah, M.Si. Dr. H. Aceng Kosasih, M.Ag. Suharto, S.Pd., M.A.P
Ahmad Hidayat
Penguji : Agus Sudono, SE., MM. NIP. 19820508 200812 1 002
Drs. H. Gumelar S. Sastrayuda, CTM.
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KONSEP PENGEMBANGAN FASILITAS INTERPRETASI WISATA BUDAYA DALAM MEMINIMALISIR AKTIVITAS VANDALISME DI
KAWASAN WISATA CANDI CANGKUANG KABUPATEN GARUT
Oleh: Rizki Raynaldi
1006393
ABSTRAK
Kawasan wisata candi Cangkuang merupakan salah satu kawasan wisata yang diunggulkan di kabupaten Garut, karena kawasan wisata ini mampu menjadi solusi bagi setiap orang yang ingin mencari udara bersih, suasana alam yang sejuk dan panorama alam yang indah. Tidak heran jika di setiap tahunnya mengalami peningkatan kedatangan wisatawan. Aktivitas wisatawan yang datang kesana bermacam-macam, akan tetapi banyak juga wisatawan yang melakukan aktivitas vandalisme baik yang disadari maupun tidak disadari sehingga menimbulkan dampak terhadap kualitas lingkungan disana. Tujuan konsep pengembangan fasilitas interpretasi ini yaitu dalam usaha meminimalisir aktivitas vandalisme, memperkaya pengalaman dan pengetahuan wisatawan serta meningkatkan apresiasi terhadap nilai luhur budaya Candi Cangkuang dan kepedulian wisatawan terhadap lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan menganalisis tanggapan wisatawan tentang fasilitas interpretrasi yang ada disana dan tanggapan wisatawan terhadap aktivitas vandalisme. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan untuk konsep pengembangan fasilitas interpretasi ini adalah dengan menggunakan analisis tapak. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tanggapan wisatawan terhadap fasilitas interpretasi disana cukup baik, namun di sisi lain hasil penelitian juga menunjukan bahwa keragaman dan kemenarikan fasilitas interpretasi disana kurang baik. Maka perlu dikembangkannya fasilitas interpretasi disesuaikan dengan kondisi lingkungan disana.
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
THE DEVELOPMENT CONCEPTS OF CULTURAL TOURISM OF INTERPRETATION FACILITIES IN MINIMIZING VANDALISM
ACTIVITIES IN CANGKUANG TEMPLE GARUT REGENCY
By:
RizkiRaynaldi 1006393
ABSTRACT
Cangkuang Temple is one of the favored tourist area in Garut Regency, because this tourist area could be a solution for everyone who wants to find clean air, natural atmosphere and beautiful natural scenery. Not surprisingly, in each year has increased tourist arrivals. Travelers activities who coming there is various, but many travelers also doing vandalism activities either consciously or unconsciously, so that make a bad impact for the environments quality there. This research used mixed methods to analyze the responses of travelers about interpretation facilities and vandalism activities. The purpose of this development concepts of the interpretation facilites in an effort to enrich the visitor experience and knowledge and increase appreciation of the cultural values and make visitors more care to the environment. The data analysis techniques used for the development concepts of interpretation facilities is using site plan analysis. Based on results of the research showed that travelers response about interpretation facilities there is good rather, but on the other side the results also show that the diversity and attractiveness of the interpretation facilities there is less good. It is necessary the development of interpretation facilities adapted to the condition of environmental there.
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATAPENGANTAR ... iv
UCAPANTERIMAKASIH ... v
DAFTARISI ... vii
DAFTARTABEL ... xii
DAFTARGAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Kerangka Pemikiran ... 7
BABII KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Wisata Budaya ... 9
B. Lingkungan ... 10
1. Definisi Lingkungan ... 10
2. Dampak Pariwisata Terhadap Lingkungan fisik ... 14
C. Pengembangan ... 17
D. Interpretasi ... 17
1. Definisi Interpretasi ... 17
2. Tujuan Interpretasi ... 18
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Interpretasi yang Efektif ... 21
E. Vandalisme ... 25
1. Definisi Vandalisme ... 25
2. Jenis – Jenis Vandalisme ... 26
BABIII METODEPENELITIAN ... 27
A. Lokasi Penelitian ... 27
B. Metode Penelitian ... 28
C. Populasi dan Sampel ... 28
1. Populasi ... 28
2. Sampel ... 29
D. Jenis dan Sumber Data ... 30
1. Data Primer ... 30
2. Data Sekunder ... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ... 31
1. Kuesioner ... 31
2. Wawancara ... 33
3. Observasi ... 33
4. Studi Dokumentasi ... 34
F. Variabel Penelitian ... 34
G. Instrumen Penelitian ... 35
1. Uji Validitas ... 35
2. Uji Realibilitas ... 37
H. Analisis Tapak ... 38
I. Teknik Analisis Data ... 40
J. Tahap Pengolahan Data ... 41
1. Pengumpulan Data ... 41
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Penyajian data ... 42
4. Penarikan Kesimpulan ... 42
BABIV HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN ... 43
A. Gambaran Umum Kawasan Wisata candi Cangkuang ... 43
B. Karakteristik Wisatawan ... 48
1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48
2. Karakteristik Berdasarkan Usia ... 49
3. Karakteristik Berdasarkan Status Perkawinan ... 50
4. Karakteristik Berdasarkan Daerah Asal ... 51
5. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ... 52
6. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan ... 53
7. Karakteristik Berdasarkan Pendapatan ... 54
8. Karakteristik Berdasarkan Referensi Kunjungan ... 55
9. Karakteristik Berdasarkan Rekan Kunjungan ... 56
10. Karakteristik Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ... 57
11. Karakteristik Berdasarkan Tujuan Utama Kunjungan ... 58
12. Karakteristik Berdasarkan Kegiatan Selama Berkunjung ... 59
13. Karakteristik Berdasarkan Hal Menarik ... 61
14. Karakteristik Berdasarkan Durasi Kunjungan ... 62
15. Karakteristik Berdasarkan Pengeluaran Selama Berkunjung ... 63
C. Persepsi Wisatawan Terhadap Fasilitas Interpretasi yang ada di Kawasan Wisata Candi Cangkuang ... 64
1. Enjoyable ... 64
2. Relevant ... 66
3. Organized ... 67
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Rekapitulasi Tanggapan Wisatawan Terhadap Fasilitas
Interpretasi yang ada di Kawasan Wisata Candi Cangkuang ... 70
E. Persepsi Wisatawan Terhadap Aktivitas Vandalisme ... 72
1. AcquistiveVandalism ... 73
2. TacticalVandalism ... 74
3. IdeologicalVandalism ... 75
4. VindictiveVandalism ... 77
5. PlayVandalism ... 78
6. Malicious Vandalism ... 79
F. Rekapitulasi Persepsi Wisatawan Terhadap Aktivitas Vandalisme ... 81
G. Analisis Potensi dan Kendala ... 83
1. Analisis Potensi Pengembangan Interpretasi ... 83
a. Faktor Sosial ... 83
1) Tingkat Kunjungan Wisatawan ... 83
2) Karakteristik Wisatawan ... 84
3) Pemahaman Wisatawan Terhadap Aktivitas Vandalisme ... 84
b. Faktor Fisik Alami ... 85
1) Iklim dan Curah Hujan ... 85
2) Topografi ... 85
3) Danau ... 86
4) Flora dan Fauna ... 87
c. Faktor Fisik Buatan ... 88
5) Alat transportasi ... 88
6) Aksesbilitas ... 89
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Faktor Sosial ... 89
1) Tingkat Kunjungan Wisatawan ... 89
2) Karakteristik Wisatawan ... 90
3) Perilaku Wisatawan ... 91
4) Pemahaman Wisatawan Terhadap Vandalisme ... 92
5) Pengelola ... 93
6) Pedagang ... 94
b. Faktor Fisik Alami ... 95
1) Danau ... 95
2) Flora dan Fauna ... 95
c. Faktor Fisik Buatan ... 96
1) Fasilitas Wisata ... 96
2) Fasilitas Interpretasi ... 97
3) Aksesbilitas ... 99
H. Pembahasan ... 99
I. Analisis Tapak ... 102
1. Peta Kawasan Wisata Candi Cangkuang ... 102
2. Analisis Ruang Kawasan Pengunjung ... 103
3. Analisis Lingkungan ... 104
4. Analisis Vegetasi ... 105
5. Analisis Aksesbilitas ... 106
6. Analisis Topografi ... 107
J. Konsep Pengembangan Fasilitas Interpretasi ... 108
BAB V KESIMPULANDANSARAN ... 117
A. Kesimpulan ... 117
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTARPUSTAKA ... 120
LAMPIRAN ... 123
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1. Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Garut Tahun 2003 - 2013 ... 2
1.2. Kunjungan Wisatawan di Candi Cangkuang Tahun 2008 - 2013 ... 4
3.1. Jumlah Pengunjung Tahun 2013 ... 28
3.2. Jenis dan Sumber data ... 31
3.3. Skala Likert ... 32
3.4. Penyesuaian Skala Likert ... 33
3.5. Operasional Variabel ... 34
3.6. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ... 38
3.7. Rekapitulasi Hasil Uji Realibilitas ... 38
4.1. Persentase Jenis Kelamin Wisatawan ... 48
4.2. Persentase Usia Wisatawan ... 49
4.3. Persentase Status Perkawinan Wisatawan ... 50
4.4. Persentase Daerah Asal Wisatawan ... 51
4.5. Persentase Pendidikan Terakhir Wisatawan ... 52
4.6. Persentase Pekerjaan Wisatawan ... 53
4.7. Persentase Pendapatan Bulanan Wisatawan ... 54
4.8. Persentase Referensi Kunjungan Wisatawan ... 55
4.9. Persentase Rekan Kunjungan Wisatawan ... 56
4.10. Persentase Frekuensi Kunjungan Wisatawan ... 57
4.11. Persentase Tujuan Utama Kunjungan Wisatawan ... 58
4.12. Persentase Kegiatan Wisatawan ... 59
4.13. Persentase Hal Menarik Menurut Wisatawan ... 61
4.14. Persentase Durasi Kunjungan Wisatawan ... 62
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.16. Tanggapan wisatawan terhadap aspek Enjoyable ... 64
4.17. Tanggapan wisatawan terhadap aspek Relevant ... 66
4.18. Tanggapan Responden terhadap aspek Organized ... 67
4.19. Tanggapan Responden terhadap aspek Theme ... 68
4.20. Rekapitulasi tanggapan wisatawan terhadap Fasilitas Interpretasi yang ada di Kawasan Wisata Candi Cangkuang ... 70
4.21. Tanggapan wisatawan terhadap Acquistive Vandalism ... 73
4.22. Tanggapan wisatawan terhadap TacticalVandalism ... 74
4.23. Tanggapan wisatawan terhadap IdeologicalVandalism ... 76
4.24. Tanggapan wisatawan terhadap VindictiveVandalism ... 77
4.25. Tanggapan wisatawan terhadap Play Vandalism ... 78
4.26. Tanggapan wisatawan terhadap Malicious Vandalism ... 80
4.27. Rekapitulasi tanggapan wisatawan terhadap Aktivitas Vandalisme ... 81
4.28. Potensi dan Kendala Faktor Sosial dan Fisik dalam Pengembangan Interpretasi di Kawasan Wisata Candi Cangkuang ... 83
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.1. Kerangka Pemikiran ... 8
2.1. Gambaran Kondisi Lingkungan Dengan dan Tanpa Kegiatan Manusia ... 12
3.1. Peta Kawasan Wisata Candi Cangkuang ... 27
3.2. Penilaian Garis Kontinum ... 32
3.3. Komponen dalam analisis data (flow mode) ... 40
3.4. Komponen dalam analisis data (interactive mode) ... 41
4.1. Candi Cangkuang ... 43
4.2. Arca Syiwa ... 47
4.3. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan jenis kelamin ... 48
4.4. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan usia ... 49
4.5. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan status perkawinan ... 50
4.6. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan daerah asal ... 51
4.7. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan pendidikan terakhir ... 52
4.8. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan status pekerjaan ... 53
4.9. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan pendapatan perbulan ... 54
4.10. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan referensi kunjungan ... 55
4.11. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan rekan kunjungan ... 56
4.12. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan frekuensi kunjungan ... 57
4.13. Diagram karakteristik wisatawan g berdasarkan tujuan utama kunjungan ... 58
4.14. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan kegiatan selama berkunjung ... 59
4.15. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan hal menarik ... 61
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.17. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan pengeluaran
selama berkunjung ... 63
4.18. Garis kontinum tanggapan Responden terhadap aspek Enjoyable ... 65
4.19. Garis kontinum tanggapan Responden terhadap aspek Relevant ... 66
4.20. Garis kontinum tanggapan Responden terhadap aspek Organized ... 68
4.21. Garis kontinum tanggapan Responden terhadap aspek Theme ... 69
4.22. Garis kontinum rekapitulasi tanggapan wisatawan terhadap fasilitas Interpretasi yang ada di kawasan wisata Candi Cangkuang ... 71
4.23. Contoh perilaku vandalisme yang terjadi di sekitar kawasan wisata Candi Cangkuang ... 72
4.24. Garis kontinum tanggapan wisatawan terhadap AcquistiveVandalism ... 74
4.25. Garis kontinum tanggapan wisatawan terhadap TacticalVandalism ... 75
4.26. Garis kontinum tanggapan wisatawan terhadap Ideological Vandalism ... 76
4.27. Garis kontinum tanggapan wisatawan terhadap Vindictive Vandalism ... 78
4.28. Garis kontinum tanggapan wisatawan terhadap PlayVandalism ... 79
4.29. Garis kontinum tanggapan wisatawan terhadap MaliciousVandalism... 80
4.30. Garis kontinum rekapitulasi tanggapan wisatawan terhadap aktivitas vandalisme ... 82
4.33. Wisatawan menikmati pemandangan danau ... 86
4.34. Keindahan Danau Cangkuang ... 86
4.35. Flora dan fauna di sekitar kawasan wisata Candi Cangkuang ... 88
4.36. Alat transportasi rakit ... 89
4.37. Wisatawan melakukan kegiatan piknik di sekitar candi ... 90
4.38. Wisatawan sedang berpacaran ... 92
4.39. Wisatawan menaiki bangunan candi ... 93
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kios di luar pagar pulau ... 95
4.42. Kondisi fasilitas wisata candi Cangkuang ... 96
4.43. Contoh fasilitas interpretasi di dalam museum Candi Cangkuang ... 97
4.44. Contoh fasilitas interpretasi di sekitar kawasan Candi Cangkuang ... 98
4.45. Gambar Media Interpretasi yang sudah berusia tua ... 98
4.46. Peta kawasan wisata Candi Cangkuang ... 102
4.47. Gambar analisis kawasan ruang kawasan pengunjung ... 103
4.48. Gambar analisis lingkungan ... 104
4.49. Gambar analisis vegetasi ... 105
4.50. Gambar analisis aksesbilitas ... 106
4.51. Gambar analisis topografi ... 107
4.52. Gambar Konsep Pengembangan Fasilitas Interpretasi ... 108
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang sangat
unik dan berbeda-beda, selain itu banyak sekali objek wisata yang menarik untuk
dikunjungi serta pemandangan alam yang sangat indah. Selain memiliki potensi
alam yang cukup baik untuk pariwisata, banyak juga peninggalan-peninggalan
bersejarah yang merupakan bukti otentik peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa
lalu, sehingga peninggalan tersebut memiliki peran penting dalam pembentukan
jati diri di suatu tempat atau kota. Hal-hal tersebut yang membuat pariwisata
Indonesia terkenal dimata dunia.
Yoeti (2008, hlm. 18), menjelaskan bahwa industri pariwisata di Indonesia
tidak sedikit memberi peran penting bagi perekonomian Indonesia karena dapat
memberikan tambahan devisa bagi negara sehingga penerimaan negara
meningkat, selain itu dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat
sekitar kawasan wisata, misalnya dengan adanya pedagang-pedagang kecil seperti
pedagang makanan ringan dan penjualan souvenir yang dapat mengurangi
pengangguran dan kemiskinan.
Budaya, lingkungan, dan peninggalan sejarah adalah nyawa atau “roh” dari kegiatan pariwisata Indonesia. Tanpa adanya budaya maka pariwisata akan
terasa hambar dan kering, dan tidak akan memiliki daya tarik untuk dikunjungi
(Nugroho, 2011, hlm. 6).
Di Indonesia ini banyak sekali daerah yang memiliki potensi wisata yang
sangat besar. Provinsi Jawa barat merupakan salah satu daerah yang memiliki
banyak potensi sumber daya pariwisata untuk dikembangkan, khususnya kota
2
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sejuk, kebudayaan yang khas, masyarakat yang ramah dan berbagai macam
potensi lainnya sehingga dapat menjadi modal untuk kemajuan pariwisata
Indonesia.
Kota Garut yang dikenal dengan Dodol dan domba adu ini merupakan salah satu daerah tujuan wisata di jawa Barat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar negeri, karena di kota yang berjuluk “Kota Intan”
ini memiliki banyak potensi pariwisata untuk dikembangkan baik dari sektor alam
maupun buatan.
Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut pada tahun
2013 tercatat ada 41 objek daya tarik wisata yang dikelola oleh pemerintah
maupun swasta. Berikut ini merupakan data kunjungan wisatawan di kabupaten
Garut selama 10 tahun terakhir yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Garut.
Tabel 1.1
Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Garut Tahun 2003 - 2013
Tahun Domestik Internasional Total
2003 929.569 4.055 933.624
Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Garut (2014)
Adanya peningkatan kedatangan wisatawan di setiap tahunnya merupakan
3
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
seluruh elemen masyarakat agar kunjungan wisatawan ini dapat terus ditingkatkan
dengan memperhatikan kondisi promosi, penataan fasilitas, kebersihan serta
pengembangan wisata alam dan budaya di setiap objek dan daya tarik wisata.
Salah satu tempat tujuan wisata terkenal yang juga merupakan
peninggalan bersejarah di Kabupaten Garut adalah kawasan wisata Candi
Cangkuang. Di kawasan wisata ini terdapat sebuah candi peninggalan Hindu yang
terdapat di kampung Pulo, desa Cangkuang, kecamatan Leles, kabupaten Garut,
Jawa Barat. Candi inilah yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta
merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda, candi ini terletak
bersebelahan dengan makam Embah Dalem Arief Muhammad, sebuah makam
kuno pemuka agama islam yang dipercaya sebagai leluhur penduduk Desa
Cangkuang.
Candi Cangkuang sebagaimana terlihat sekarang ini, sesungguhnya adalah
hasil rekayasa rekonstruksi, sebab bangunan aslinya hanyalah 40%-an. Oleh sebab
itu, bentuk bangunan Candi Cangkuang yang sebenarnya belum diketahui. Di
sebelah utara candi terdapat museum kecil yang menyimpan beberapa artefak
sejarah yang ditemukan di sekitar candi dan makam. Di sana juga terdapat foto,
denah, serta berbagai keterangan mengenai sejarah candi ini.
Selain candi, di pulau itu juga terdapat pemukiman adat Kampung Pulo,
yang juga menjadi bagian dari kawasan cagar budaya. Lokasinya tidak jauh dari
candi dan terdapat 6 buah rumah yang berjejer saling berhadapan, masing-masing
3 buah di sebelah kiri dan 3 buah lagi di sebelah kanan. Ditambah dengan sebuah
mesjid. Kedua deretan tersebut tidak boleh ditambah ataupun dikurangi. Menurut
sejarah, Arif Muhammad memiliki seorang anak laki-laki dan enam anak
perempuan. Dia membangun mesjid sebagai lambang bagi anak laki-lakinya, dan
enam buah rumah untuk anak perempuannya. Secara turun temurun kampung ini
4
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ia harus meninggalkan Kampung Pulo. Ada berbagai larangan di kampung ini,
salah satunya adalah memelihara hewan berkaki empat.
Kehidupan masyarakat Kampung Pulo pada awalnya mayoritas hanya
bercocok tanam di sekitar kawasan Candi Cangkuang, namun setelah kawasan
tersebut dijadikan sebagai tempat wisata, maka saat itu juga telah masuk listrik
dan alat elektronik lainnya seperti radio, televisi dan sebagainya membuat
kehidupan sosial ekonomi masyarakat ini berubah. Mereka ada yang menjadi
pedagang, penarik rakit di danau/situ Cangkuang, sampai dengan Pegawai Negeri Sipil sehingga hal tersebut jelas membantu perekonomian masyarakat Cangkuang
khususnya untuk masyarakat Kampung Pulo yang terdiri dari 11 orang laki-laki
dan 10 orang perempuan.
Dengan membayar karcis masuk seharga Rp. 3000 pengunjung bisa
menikmati sejuknya kawasan candi cangkuang, melihat peninggalan bersejarah
seperti candi dan benda-benda bersejarah di museum. Untuk lebih jelasnya,
jumlah kunjungan wisatawan di Candi Cangkuang secara spesifik dari tahun ke
tahun bisa di lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.2
Jumlah Kunjungan Wisatawan di Candi Cangkuang Tahun 2008 - 2013
No Jenis Pengunjung Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: Pengelola Candi Cangkuang (2014)
Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa wisatawan yang berkunjung ke
5
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
suatu objek wisata akan menimbulkan dampak positif dan negatif sebagai akibat
interaksi antara manusia dengan lingkungan.
Pada intinya tujuan orang melakukan kegiatan berwisata adalah untuk
mencari kesenangan. Candi Cangkuang diharapkan mampu menjadi solusi bagi
mereka yang ingin mencari udara bersih, sejuk dan terbebas dari polusi serta
pemandangan alam yang indah. Terutama untuk para wisatawan yang tinggal di
perkotaan yang setiap harinya berjumpa dengan kemacetan lalu lintas, polusi
udara, serta kesibukan dan tekanan pekerjaan. Sehingga dengan berkunjung ke
kawasan wisata ini, mereka yang datang ke kawasan wisata ini akan merasa lebih
fresh baik jasmani maupun rohaninya. Namun tidak menutup kemungkinan juga ketika para wisatawan mengunjungi tempat wisata, baik dilakukan secara sengaja
atau tidak mereka dapat melakukan aktivitas yang dapat merugikan kawasan
wisata tersebut.
Setelah penulis melakukan pengamatan langsung di kawasan wisata Candi
Cangkuang, ditemukan beberapa masalah lingkungan, selain terjadinya erosi
tanah, disana juga masih terdapatnya sampah berserakan di sekitar danau/situ
serta di sekitar kawasan candi, hal ini dikarenakan bukan tidak disediakannya
tempat sampah di setiap lokasi, akan tetapi masih kurangnya kesadaran para
pengunjung akan pentingnya kebersihan lingkungan sehingga mereka tetap
membuang sampah sembarangan.
Berdasarkan wawancara peneliti pada Sabtu, 22 Maret 2014 dengan Bapak
Jiji yang sudah ikut terlibat dalam pengelolaan Candi Cangkuang selama kurang
lebih 20 tahun, mengemukakan bahwa persoalan sampah di objek wisata ini sudah
menjadi hal yang lumrah, terutama para wisatawan domestik yang sering
membuang sampah sembarangan meskipun sering diperingati baik secara lisan
maupun tulisan.
Selain itu, banyak terlihatnya aktivitas vandalisme wisatawan seperti
6
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
layak. Kondisi tersebut membuat lingkungan di sekitar candi terlihat kurang
nyaman. Yang lebih fatal adalah rusaknya Arca Dewa Syiwa yang ada di dalam candi, karena dulu tidak dipasangkannya terali besi di pintu candi sehingga para
pengunjung bisa bebas masuk kedalam candi yang berukuran 4,5 meter persegi
tersebut. Akibatnya, sekarang bentuk arca hanya bagian badan dan kepala patung
saja karena kedua tangannya hilang akibat aktivitas vandalisme wisatawan
merusak peninggalan bersejarah yang sangat berharga tersebut.
Masalah yang sudah terjadi di kawasan wisata candi cangkuang tersebut
disebabkan selain masih adanya wisatawan yang kurang peduli terhadap
lingkungan fisik, juga kurangnya fasilitas interpretasi yang ada disana, sehingga
para pengunjung merasa dibebaskan untuk berperilaku dan beraktivitas sesuai
kehendaknya terhadap lingkungan.
Pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata Candi Cangkuang ini
sepenuhnya bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan pengelola saja, namun
kelestariannya juga merupakan tanggung jawab para wisatawan yang berkunjung.
Pihak pengelola sendiri harus benar-benar mengetahui kegiatan apa saja yang
dilakukan wisatawan yang dapat merugikan bagi Candi Cangkuang itu sendiri.
Guna mengetahui adanya aktivitas vandalisme yang berdampak negatif
bagi lingkungan, maka aktivitas wisatawan perlu di teliti sehingga hal-hal yang
dapat merugikan terhadap lingkungan sekitar candi tersebut setidaknya dapat di
antisipasi oleh pihak pengelola. Selain itu, dibutuhkan juga sebuah konsep
pengembangan fasilitas interpretasi yang tepat untuk para wisatawan yang
berkunjung, sehingga lingkungan kawasan wisata ini bisa tetap utuh, bersih dan
terawat serta dapat menjadi salah satu kawasan tujuan wisata yang diunggulkan di
Kabupaten Garut.
Berdasarkan uraian diatas, maka pembahasan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan aktivitas wisatawan yang datang ke Candi Cangkuang dan
7
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
karena itu, berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
mengambil judul “Konsep Pengembangan Fasilitas Interpretasi Wisata
Budaya Dalam Meminimalisir Aktivitas Vandalisme di Kawasan Wisata Candi Cangkuang Kabupaten Garut”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, untuk
mempermudah dalam penyusunan skripsi dapat diambil beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana fasilitas interpretasi di kawasan wisata Candi Cangkuang?
2. Bagaimana perilaku wisatawan yang datang ke kawasan wisata Candi
Cangkuang?
3. Bagaimana kondisi lingkungan fisik alam dan buatan di kawasan wisata Candi
Cangkuang dalam mendukung pengembangan fasilitas interpretasi?
4. Bagaimana konsep pengembangan fasilitas interpretasi yang sesuai dalam
8
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang signifikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis kondisi fasilitas interpretasi di kawasan wisata Candi
Cangkuang.
2. Menganalisis perilaku wisatawan yang datang ke kawasan wisata Candi
Cangkuang.
3. Menganalisis kondisi lingkungan fisik alam dan buatan di kawasan wisata
Candi Cangkuang dalam mendukung pengembangan fasilitas interpretasi.
4. Menganalisis konsep pengembangan fasilitas interpretasi yang sesuai dalam
meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata Candi Cangkuang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Dapat memperoleh informasi dan memperoleh data tentang fasilitas
interpretasi dan aktivitas wisatawan serta merumuskan dan memberi solusi dari
masalah-masalah yang ada kawasan wisata Candi Cangkuang.
2. Bagi Pengelola
Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan pengelolaan
sehingga pengelola dapat mengembangkan fasilitas interpretasi dengan tepat, agar
aktivitas wisatawan dan kualitas lingkungan kawasan wisata Candi Cangkuang ini
lebih terjaga dan tetap menjadi kawasan wisata yang diminati banyak wisatawan.
3. Bagi Wisatawan
Wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata Candi Cangkuang dapat
mendapatkan keuntungan berupa pengalaman dan kepuasan.
E. Kerangka Pemikiran
Uma Sekaran dalam Hasan (2002:48) menyebutkan, bahwa kerangka
9
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir ini merupakan sintetis tentang hubungan antar variabel yang
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2011).
Disini digambarkan secara singkat konsep dari penelitian ini. Atas dasar
permasalahan dan tujuan dari penelitian maka disusunlah kerangka pemikiran
10
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Sumber: Diolah penulis (2014) Candi Cangkuang
Masih terdapatnya aktivitas vandalisme terhadap lingkungan fisik di Kawasan
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penulis mengambil lokasi penelitian di kawasan wisata Candi Cangkuang
yang terletak di Desa Cangkuang Kecamatan Leles Kabupaten Garut. Sesuai
dengan permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Konsep Pengembangan Fasilitas
Interpretasi Wisata Budaya Dalam Meminimalisir Aktivitas Vandalisme di
Kawasan Wisata Candi Cangkuang Kabupaten Garut”. Berikut ini merupakan
denah kawasan wisata Cangkuang Kabupaten Garut.
28
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.1
Denah Kawasan Wisata Candi Cangkuang
29
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
metode penelitian kombinasi. Metode penelitian kombinasi ini dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat pragmatisme
(gabungan positivisme dan postpositivisme) digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah maupun buatan dimana peneliti bisa sebagai
instrumen dan menggunakan instrumen untuk pengukuran, teknik pengumpulan
data dapat menggunakan tes, kuesioner dan trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif (kualitatif), dan deduktif (kuantitatif), serta hasil penelitian
kombinasi bisa untuk memahami makna dari dan membuat generalisasi. (Sugiyono, 2011, hlm. 17).
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Arikunto (2010, hlm. 173) menyebutkan bahwa populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Menurut Nawawi dalam Taniredja dan Mustafidah
(2012, hlm. 33) populasi adalah keseluruhan subjek yang terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang
terjadi sebagai sumber. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu
yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan di teliti (Hasan,
2002, hlm. 58).
Dalam penelitian ini, populasi yang akan diambil yaitu wisatawan yang
berkunjung ke kawasan wisata Candi Cangkuang selama satu tahun terakhir.
Tabel 3.1
Jumlah Pengunjung Tahun 2013
No Jenis Pengunjung Tahun
2013
1 Pelajar 25.626
30
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3 Dinas 69
4 Asing 2.315
Jumlah Total 88.290
31
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Sampel
Sampel dapat diartikan sebagian atau wakil populasi yang di teliti
(Arikunto, 2010, hlm. 174). Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil
melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan
lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Hasan, 2002, hlm. 58).
Sedangkan menurut Ali dalam Taniredja dan Mustafidah (2012, hlm. 34),
menyebutkan bahwa sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari
keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh polulasi
dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu.
Dilihat dari definisi sampel di atas, dapat di simpulkan bahwa populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan yang datang ke kawasan wisata
Candi Cangkuang selama jangka waktu satu tahun terakhir, dari data yang di
peroleh peneliti, wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Candi
Cangkuang sebanyak 88.290 wisatawan. Penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus Solvin, yaitu sebagai berikut:
n = ukuran sampel,
N = ukuran populasi,
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolelir/diinginkan, misalnya 10 %.
Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka ukuran sampel pada penelitian
ini adalah:
32
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari hasil perhitungan di atas, maka kesimpulannya jumlah sampel yang
dapat mewakili jumlah populasi yang akan diteliti lebih lanjut adalah sebanyak
100 orang responden.
Setelah mendapatkan jumlah sampel yang mewakili dari populasi yang
ada, maka teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan Random Sample atau Sampel Acak.
Menurut Arikunto (2010, hlm. 177) teknik sampling ini di beri nama
demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” subjek
-subjek di dalam populasi sehingga semua -subjek dianggap sama. Dengan
demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk
memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu
atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.
D. Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu
sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya (Hasan, 2002, hlm. 82). Untuk mendapatkan data primer tersebut,
penulis menggunakan metode wawancara langsung kepada pengelola Candi n = 88.290
1+(88.290x(0.1)2) n = 88.290
883,9
33
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Cangkuang dan membagi kuesioner kepada wisatawan untuk memperoleh data
mengenai perilaku wisatawan terhadap lingkungan.
2. Data sekunder
Menurut Wardiyanta (2006, hlm. 28), data sekunder adalah data yang
diperoleh secara tidak langsung dari responden, tetapi dari pihak ketiga. Data ini,
biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu.
Penggunaan data sekunder akan sangat menguntungkan peneliti karena dapat
menghemat waktu, biaya, dan tenaga.
Untuk lebih jelasnya, jenis dan sumber data dalam penelitian ini dapat di
34
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data
No Nama Data Sumber
Data
Teknik
Pengumpulan Data Jenis Data 1 Faktor Sosial
a Tingkat kunjungan
wisatawan Pengelola Wawancara Primer
b Karakteristik
Wisatawan Wisatawan Kuesioner, Wawancara Primer c Perilaku Wisatawan Lapangan Observasi, Kuesioner Primer
d Pengelola Pengelola Wawancara Primer
e Pedagang Lapangan Observasi, Wawancara Sekunder
2 Faktor Fisik Alami
a Iklim dan Curah
Hujan BMG Wawancara Sekunder
b Topografi Lapangan Observasi Primer
c Danau Lapangan Observasi Primer
d Flora dan fauna Lapangan Observasi Primer
3 Faktor Fisik Buatan
a Fasilitas wisata Lapangan,
Pengelola Observasi, Wawancara Primer b Fasilitas Interpretasi Lapangan Observasi Primer
c Alat Transportasi Lapangan Observasi Primer
d Aksesbilitas Lapangan Observasi Primer
Sumber: Diolah penulis (2014) E. Teknik Pengumpulan Data
Secara umum tujuan pengumpulan data adalah memperoleh fakta yang
diperlukan guna mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan (Wardiyanta,
2006, hlm. 27). Macam-macam cara pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner
Hasan (2002, hlm. 83) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik
35
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
untuk di isi oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan
(respons) atas-atau, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Dalam hal ini kuesioner menggunakan skala likert. Sugiyono (2011, hlm. 136) menjelaskan skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi bentuk dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel
kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat
diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak
untuk membuat instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu
dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan
atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut :
Tabel 3.3 Skala Likert
Pernyataan Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono 2011
Untuk menganalisis setiap pertanyaan atau indikator, hitung frekuensi
jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) dan dijumlahkan. Setelah setiap
indikator mempunyai jumlah, selanjutnya peneliti membuat garis kontinum.
Jumlah skor kontinum (bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 5 x 1 x 100 =
500. Untuk skor tertinggi tiap butir = 5, jumlah butir = 1, dan jumlah responden =
36
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2
Penilaian Garis Kontinum
Dengan keterangan sebagai berikut:
0 – 100 = Tidak Setuju
101 – 200 = Kurang Setuju
201 – 300 = Cukup Setuju
301 – 400 = Setuju
401 – 500 = Sangat Setuju
Untuk menyesuaikan dengan opsional yang disediakan peneliti dalam
setiap pertanyaan yang tersedia dalam kuesioner, maka peneliti mengadaptasi
skala likert sebagai berikut:
Tabel 3.4
Penyesuaian Skala Likert
Jawaban Skala Nilai
Sangat Menarik/ Sangat Beragam/ Sangat Baik/ Sangat
Mudah/ Sangat Bisa/ Sangat Berpengaruh 5 Menarik/ Beragam/ Baik/ Mudah/ Bisa/ Berpengaruh 4
Cukup 3
Kurang Menarik/ Kurang Beragam/ Kurang Baik/ Kurang
Mudah/ Kurang Bisa/ Kurang Berpengaruh 2 Sangat Tidak Menarik/ Sangat Tidak Beragam/ Sangat
Tidak Baik/ Sangat Tidak Mudah/ Sangat Tidak Bisa/ Sangat Tidak Berpengaruh
1
Sumber: Adaptasi Penulis (2014)
2. Wawancara
37
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban
responden dicatat atau direkam. Dalam mengumpulkan data peneliti melakukan
wawancara langsung dengan pengelola kawasan wisata Candi Cangkuang.
3. Observasi
Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan,dan pengodean
serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme itu, sesuai
dengan tujuan empiris (Hasan, 2002, hlm. 86). Dari definisi tersebut dapat
dijelaskan bahwa peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara observasi
langsung ke lokasi penelitian untuk mengetahui secara langsung keadaan
lingkungan fisik dan perilaku-perilaku vandalisme yang sering terjadi di kawasan
wisata Candi Cangkuang.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dalam penelitian ini
pengumpulan data dengan studi dokumentasi menggunakan kamera yaitu untuk
mengetahui kondisi di lapangan yang sebenarnya.
F. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah pengembangan Fasilitas Interpretasi
(Ham, 1992), Aktivitas Vandalisme (Cohen, 1973). Untuk lebih jelasnya, variabel
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3.5 Operasional Variabel
Variabel
38
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Fasilitas Interpretasi
Ham (1992)
Enjoyable
Tingkat kemenarikan media interpretasi yang di sajikan
Tingkat keragaman media yang digunakan dalam proses pemahaman akan pentingnya lingkungan fisik
Tingkat kesempatan berinteraksi dengan benda koleksi bersejarah
Relevant
Tingkat kemudahan dalam memahami kalimat dalam setiap media interpretasi non-personal
Organized Tingkat kemudahan dalam memahami inti
pesan yang di sajikan
Theme
Tingkat pengaruh media interpretasi dalam menambah pengetahuan tentang budaya dan sejarah Candi Cangkuang
Tingkat pengaruh media interpretasi dalam meningkatkan apresiasi tentang nilai luhur budaya Candi Cangkuang
Mengambil bagian hewan atau tumbuhan Mengambil bagian situs/benda peninggalan bersejarah
Tactical
Vandalism Mencoret-coret fasilitas Ideological
Vandalism
Menempel stiker organisasi tertentu di skitar kawasan wisata
Memasang iklan di sekitar kawasan wisata
Vindictive
Vandalism Merusak situs/benda peninggalan bersejarah Play
Vandalism
Membuang sampah tidak pada tempatnya
Merusak bagian tumbuhan
Malicious
Vandalism Merusak fasilitas Sumber Data: Diolah penulis (2014)
G. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2011, hlm. 168), dengan menggunakan instrumen
39
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan
reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah
teruji validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid
dan reliabel. Hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi objek yang diteliti, dan
kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk pengumpulan data.
Dibawah ini akan di jelaskan secara rinci tentang kedua hal tersebut:
1. Uji Validitas
Sugiyono (2011, hlm. 168) mengemukakan bahwa valid berarti instrument
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji
validitas adalah cara untuk menguji instrumen penelitian, instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Sebelum peneliti menyebarkan kuesioner pada sampel responden yang
mewakili populasi, maka instrumen yang berupa kuesioner ini harus di uji
validitasnya dengan cara pengujian validitas pada 30 orang responden untuk
menguji keabsahan dari instrumen penelitian sebelum instrumen penelitian ini
disebarkan kepada seluruh sampel penelitian yang sebenarnya.
Menurut Masrun dalam Sugiyono (2011, hlm. 182), dijelaskan bahwa item
yang memiliki korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang
tinggi menunjukan bahwa item tersebut memiliki validitas yang tinggi. Biasanya
syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0.361. Rumus
korelasi yang digunakan dalam pengujian validitas ini adalah rumus korelasi
product moment, yaitu dengan mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh masing-masing responden (Y) dengan skor masing-masing item (X)
40
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
rxy = Koefisien korelasi antara dua variabel
n = Jumlah responden ΣX = Jumlah skor X
(ΣX)2
= Kuadran jumlah skor X ΣY = Jumlah skor Y
(ΣY)2
= Kuadran jumlah skor Y ΣY = Jumlah hasil skor X dan Y
Setelah harga hitung diperoleh, kemudian dihitung dengan Uji-t dengan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
t = Nilai thitung
r = Koefisien korelasi hasil rhitung
n = Jumlah responden
Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan perangkat lunak
(software) Microsoft Excel 2010 dan SPSS (Statistical Product and Service Solution) dalam mengaplikasikan rumus penghitungan uji validitas instrumen penelitian tersebut.
2. Uji Reliabilitas
41
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menurut Arikunto (2010, hlm. 221) dijelaskan bahwa reliabilitas
menunjuk pada satu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat
dipercaya, jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen harus bersifat dipercaya dan
diandalkan. Dalam pengujian reliabilitas penulis menggunakan rumus
Alpha-Croanbach sebagai berikut:
n = nilai koefisien Realibilitas Alpha-Croanbach
k = banyaknya item pertanyaan
s
i2
= Varians dari item ke i
s
total2
= Total varians dari keseluruhan item
Seperti halnya pengujian validitas, perhitungan reliabilitas pernyataan
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2010 dan SPSS
forWindows 20.0.
Berikut adalah rekapitulasi hasil uji validitas dan uji realibilitas yang telah
42
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Variabel No
Realibilitas Titik Kritis Kesimpulan
Pengembang
Sumber: Hasil olahan instrumen penelitian (2014)
Tabel 3.7
Rekapitulasi Hasil Uji Realibilitas
Variabel No
Realibilitas Titik Kritis Kesimpulan
Aktivitas
Sumber: Hasil olahan instrumen penelitian (2014)
H. Analisis Tapak
Analisis tapak merupakan suatu kegiatan riset pra-perancangan yang
memusat pada kondisi-kondisi yang ada, dekat dengan potensial pada dan sekitar
sebuah tapak serta merupakan suatu penyelidikan atas seluruh tekanan, gaya,
situasi serta timbal baliknya pada lahan dimana proyek akan didirikan. Peran
utama dari analisa tapak dalam perancangan adalah memberi informasi mengenai
tapak kita sebelum memulai konsep-konsep perancangan sehingga pemikiran dini
43
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terhadap kondisi-kondisi luar. Kita perlu mengetahui persoalan tersebut agar dapat
merancang sebuah konsep yang berhasil tidak hanya memenuhi pertanggungan
jawab internal tapi juga eksternal, serta mengantisipasi persoalan dan potensi
sekarang maupun masa yang akan datang (White, 1985, hlm. 6).
Adapun analisis tapak dalam konsep pengembangan fasilitas interpretasi
dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Analisis ruang wisatawan
Analisis ini digunakan untuk mengetahui zona yang biasanya banyak
dipenuhi oleh wisatawan.
2. Analisis lingkungan
Analisis lingkungan digunakan untuk mengatahui perkembangan kondisi
fisik yang berupa abiotik dan biotik yang ada di dalam site.
3. Analisis vegetasi
Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui kesesuaian jenis tanaman
yang tepat dan dapat dikembangkan pada kawasan yang ada dalam site sebagai pendukung seperti penunjuk arah dan pengurang polusi.
4. Analisis aksesbilitas
Analisis aksesibilitas digunakan untuk mengetahui akses keluar masuk
dalam kawasan site maupun menghubungkan site yang satu dengan site lainnya.
5. Analisis topografi
Analisis topografi digunakan untuk mengetahui besar dari kelerengan
ataupun ketinggian dari suatu kawasan sehingga dapat digunakan sebagai dasar
44
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam analisis tapak ini peneliti menggunakan map kawasan wisata Candi
45
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
I. Teknik Analisis Data
Langkah terakhir setelah melakukan penelitian yakni pengolahan dan
analisis data. Analisi data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap
jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis
terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai
tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis model
Miles dan Huberman (1984), yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu
data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah – langkah analisis ditunjukan pada gambar 3.3. berikut.
Gambar 3.3
Komponen dalam analisis data (flow mode)
(Sugiyono, 2012)
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 91), berdasarkan gambar tersebut terlihat
bahwa, setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakukan
antisipatory sebelum melakukan reduksi data. Anticipatory data reduction isoccuring as the research decides (often without full awareness) which
46
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
conceptual frame work, which sites, which research question, which data collection approaches to choose. Selanjutnya model interaktif dalam analisis data ditunjukan pada gambar 3.4. berikut.
Gambar 3.4
Komponen dalam analisis data (interactive mode) (Sugiyono, 2012)
J. Tahap Pengolahan Data
Lebih jelasnya langkah - langkah pengolahan data dalam penelitian ini
dapat dilihat dalam penjelasan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data (Field Note)
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti secara objektif dari hasil
observasi dan interview di lapangan. Dengan melakukan wawancara dan kuisioner
lalu diperoleh hasil yang diinginkan.
2. Reduksi Data
Apabila data sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
mereduksi data karena data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup
banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti yang
dikemukakan Sugiyono (2012, hlm. 92) semakin lama peneliti ke lapangan, maka
jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
47
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Dari reduksi data ini, data yang diperoleh yaitu tingkatan aktivitas
vandalisme, kondisi lingkungan fisik kawasan wisata Candi Cangkuang, dan
48
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 94) dalam penelitian kualitatif, penyajian
data bisa dilakukan dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Peneliti menyusun sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini, sajian
data diperoleh dari pengolahan data dan hasilnya akan dijadikan presentase dan
digambarkan dalam bentuk analisis tapak atau site plan mengenai konsep pengembangan fasilitas interpretasi yang tepat di kawasan wisata Candi
Cangkuang tersebut.
4. Penarikan Kesimpulan atau Verification
Penarikan kesimpulan atau verification dilakukan setelah penyajian data. Dalam penarikan kesimpulan ini didasarkan pada reduksi data dan sajian data
yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah
apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
Rizki Raynaldi, 2014
Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kawasan wisata candi Cangkuang merupakan salah satu kawasan
wisata yang diunggulkan di kabupaten Garut, karena memiliki keadaan alam
yang indah serta terdapatnya peninggalan sejarah berupa Candi yang pertama
kali di temukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya Candi Hindu di
Tatar Sunda. Kawasan wisata ini mampu menjadi solusi bagi setiap orang
yang ingin mencari udara bersih, suasana alam yang sejuk dan panorama alam
yang indah. Tidak heran jika di setiap tahunnya mengalami peningkatan
kedatangan wisatawan. Hal ini merupakan sebuah keunggulan sekaligus
sebuah tantangan bagi pengelola dan seluruh elemen masyarakat agar
kunjungan wisatawan ini dapat terus ditingkatkan dengan memperhatikan
kondisi dan perawatan fasilitas, kebersihan serta kualitas lingkungannya.
Karakteristik wisatawan Candi cangkuang adalah wisatawan yang
berusia terbanyak berada antara usia 21-30 tahun (40%), dengan tingkat
pendidikan terakhir sebagian besar dari mereka adalah SMA (44%). Profesi
terbanyak yang digeluti oleh pengunjung adalah sebagai pegawai swasta
(27%) dan mahasiswa (26%) dengan pendapatan rata-rata perbulannya dari
sebagian besar pengunjung adalah kurang dari Rp.1.000.000,-. Mereka yang
datang ke Candi Cangkuang rata-rata menghabiskan waktu disana tidak lebih
dari 2 jam. Tujuan utama para wisatawan yang datang ke kawasan wisata ini
hampir seluruhnya adalah untuk liburan, biasanya mereka yang datang