1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi adalah era di mana kekuatan-kekuatan politik dan
ekonomi global serta prinsip-prinsip dan nilai-nilai global mempengaruhi,
memberi arah, malahan di sana sini mendominasi tindak-tinduk nasional,
hubungan-hubungan bilateral, multilateral, kerjasama regional dan
internasional. Pengaruhnya demikian mendesak dan kuat, dan tiada satu negara
atau bangsapun bebas dan terlepas dari genggamannya. (Frans Seda, dalam
Kumpulan Tulisan Pemikiran Pembangunan Bung Hatta 1995: 142).
Dalam bidang ekonomi, globalisasi mendobrak batas-batas dan
pembatasan-pembatasan nasional, dan menuntut kebebasan lalu lintas barang,
orang dan investasi. Negara hanya merupakan suatu unit administratif belaka
dan merupakan mekanisme penyesuaian dari tuntutan-tuntutan global kepada
kondisi lokal, atau sebaliknya penyesuaian kepentingan lokal kepada
tuntutan-tuntutan global. (Frans Seda, dalam Kumpulan Tulisan Pemikiran
Pembangunan Bung Hatta,1995: 2).
Pada abad ke- 20 Mohammad Hatta merupakan salah satu tokoh politik
paling berpengaruh di Indonesia. Ia berbeda dengan sukarno dan Tan Malaka,
tokoh politik yang keunggulannya dapat dibandingkan. Hatta memiliki sikap
tenang dan sangat hati-hati. Ia mungkin pemikir paling logis dan paling luas
2 ada pemimpin Indonesia yang hampir sempurna dalam karakter dan integritas
pribadi, maka Mohammad Hatta adalah salah satu yang paling menonjol.
Wawasan intelektualnya sangat jauh ke depan, sementara moral politiknya
yang prima dan anggun banyak diakui kawan dan lawan (Yanto Bashri dan
Retno S, 2005 :33-34).
Mohammad Hatta memang salah satu orang besar bangsa kita, yang
luar biasa besar perhatiannya kepada peranan rakyat banyak, baik dalam
bidang politik maupun bidang ekonomi. Pemikiran Mohammad Hatta
mengenai rakyat banyak akan tetap relevan bagi bangsa kita, yang tengah
bergulat meningkatkan kualitasnya sebagai manusia. (Moerdiono dalam
kumpulan tulisan, Pemikiran Pembangunan Bung Hatta , 1995: 2).
Ia selalu memperjuangkan status Indonesia sebagai negara yang
mengakomodasi kepentingan segala golongan, bukan hanya untuk segelintir
orang atau golongan tertentu. Latar belakang pengetahuannya yang amat
mendalam tentang ekonomi dan ketatanegaraan mengantarkan dirinya terlibat
aktif dalam berbagai peristiwa penting dalam membentuk nation state
Indonesia. Dalam berbagai tulisannya, terlihat bahwa ia merupakan tokoh yang
dekat dengan rakyat, tetap menjunjung tinggi demokrasi, dan juga sangat
memperhatikan hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan kebangsaan. Hatta
merupakan sosok pemikir yang multi-dimendi, karena cakupan pemikirannya
amat beragam, mulai dari soal kebangsaan, pendidikan, ekonomi, filsafat,
3 Sosialisme Indonesia itu mendapat pengaruh dari tiga unsur, yakni
marxisme dan sosialisme-demokrasi, serta kolektivisme sebagai bentuk
kehidupan asli Indonesia. Menurut Hatta, antara marxisme dan paham islam
tiadalah bertentangan. Sebab seperti marxisme, jiwa islam juga berontak
terhadap kapitalisme yang menghisap dan menindas, yang menurunkan derajat
manusia, yang membuat sistem yang lebih jahat daripada perbudakan, daripada
feodalisme. Hatta sangat konsekuen dalam memperjuangkan pendapat tersebut,
sampai pendapatnya itu diterima oleh Badan Penyelididik Persiapan
Undang-Undang Dasar dan kemudian dituangkan dalam Pasal 33 UUD1945. Di sanalah
tampak jiwa pemikiran Hatta bahwa ekonomi harus disusun atas dasar koperasi
dan kekeluargaan. ( Basis, Juli-Agustus 2002).
Setelah kemerdekaan tercapai, Bung Hatta mempelopori terbentuknya
gerakan koperasi, yang beliau maksudkan sebagai wadah kerja sama rakyat
dalam bidang ekonomi. Dunia masa kini, demikian banyak berubah, dan
perubahan itu mengandung tantangan, peluang dan juga resiko, yang harus kita
jawab secara kreatif. Kondisi lingkungan ini jelas mempengaruhi kinerja
gerakan koperasi. (Moerdiono dalam kumpulan tulisan, Pemikiran
Pembangunan Bung Hatta,1995: 3).
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka kajian mengenai pemikiran
Mohammad Hatta, terutama mengenai ekonomi koperasi, menjadi rujukan
yang sangat penting untuk kita telaah. Untuk itu peneliti tertarik mengkaji,
bagaimana relevansi pemikiran Mohammad Hatta di Koperasi Unit Desa
4 B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemikiran Mohammad Hatta mengenai ekonomi
koperasi?
2. Bagaimana relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD GRABAG
pada era reformasi?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan pemikiran Mohammad Hatta mengenai ekonomi
koperasi.
2. Mendeskripsikan relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD
GRABAG pada era reformasi
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis dari hasil penelitian ini sebagai berikut :
a) Manfaat akademis dari hasil penelitian ini adalah memberi sumbangan
ilmiah kepada mereka yang belajar sejarah dan bagi perkembangan
ilmu sejarah khususnya pada program studi pendidikan sejarah.
b) Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi
peneliti lain yang hendak melakukan penelitian sejenis
2. Manfaat Praktis dari hasil penelitian ini sebagai berikut :
a). Memberikan nilai-nilai edukatif, rasa cinta tanah air dan bangsa,
semangat patriotik, rela berkorban serta menghargai jasa para
pahlawan.
b). Menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca