• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK SMA DI KABUPATEN SERANG-BANTEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK SMA DI KABUPATEN SERANG-BANTEN."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Magister Pendidikan Pada Bidang Administrasi Pendidikan

Oleh : Sumantri, S.Pd.I

(1103931)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA

SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU

LAYANAN AKADEMIK SMA DI KABUPATEN SERANG-BANTEN

Oleh

Sumantri

S.Pd.I UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

© Sumantri 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Pembimbing I

Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd. NIP. 19620504 198803 1 002

Pembimbing II

Dr. Asep Suryana, M.Pd NIP.19720321 199903 1 002

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

(4)

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK

SMA DI KABUPATEN SERANG-BANTEN

Sumantri (1103931)

ABSTRAK

. Dalam menyongsong era globalisasi yang penuh kompetisi, peningkatan mutu layanan akademik menjadi salah satu pilihan strategis bagi lembaga pendidikan dalam menjaga eksistensinya. Pada tataran implemetasinya, mutu layanan masih banyak menghadapi kendala, problematika mutu layanan akademik yang dihadapi oleh SMA di Kabupaten Serang adalah pelayanan akademik yang dianggap masih belum optimal. Oleh karena itu, dalam mewujudkan mutu layanan akademik yang berkualitas, maka dibutuhkan kepemimpinan yang kuat yang berorientasi pada tujuan organiasasi melalui proses transformasi visi dan misi organisasi, inilah esensi kepemimpinan transformasional. Disamping itu, kinerja mengajar guru akan memberikan kontribusi terhadap mutu layanan akademik.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 1.234 tenaga pendidik dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 300 orang pada 30 sekolah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Pengunpulan data dilakukan dengan menggunakan angket tertutup.

Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah kepemimpinan transformasional kepala SMA termasuk kategori sangat tinggi, kinerja mengajar guru SMA termasuk kategori sangat tinggi. Mutu layanan akademik SMA di Kabupaten Serang dalam perspektif siswa termasuk kedalam kategori tinggi. kepemimpinan transformasional kepala SMA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap mutu layanan akademik SMA, kinerja mengajar guru berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap mutu layanan akademik SMA, kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru secara bersama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap mutu layanan akademik SMA di Kabupaten Serang.

(5)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan penenlitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 10

A. Mutu Layanan Akademik Dalam Kajian Administrasi Pendidikan ... 10

1. Definisi Mutu Layanan Akademik ... 10

2. Jenis dan Dimensi Mutu Layanan Akademik ... 13

3. Model Mutu Layanan Akademik ... 29

4. Implementasi Mutu Layanan Akademik ... 34

B. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 36

1. Konsep Dasar Kepemimpinan ... 36

2. Definisi Kepemimpinan Transformasional ... 39

3. Dimensi Kepemimpinan Transformasional ... 41

C. Kinerja Mengajar Guru ... 46

1. Definisi Kinerja Mengajar Guru ... 46

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Mengajar Guru ... 47

3. Dimensi dan Indikator Kinerja Mengajar Guru ... 48

4. Evaluasi Kinerja Mengajar Guru ... 53

D. Kerangka Pemikiran ... 58

E. Hipotesis ... 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 61

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 61

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 61

C. Definisi Operasional ... 62

D. Instrumen Penenlitian ... 63

E. Teknik Pengumpulan Data ... 69

F. Teknik Analisis Data ... 71

BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 80

(6)

2. Pengujian Hipotesis ... 100

a. Pengaruh Kepemimpinan Tran sformasional Kepala Sekolah Terhadap Mutu Layanan Akademik SMA di Kabupaten Serang ... 109

b. Pengaruh Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Layanan Akademik SMA di Kabupaten Serang ... 112

c. Pengaruh Kepemimpinan Tran sformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Layanan Akademik SMA di Kabupaten Serang ... 118

B. Pembahasan ... 118

1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah SMA Kabupaten Serang . 118 2. Kinerja Mengajar Guru SMA Kabupaten Serang... 124

3. Mutu Layanan Akademik SMA Kabupaten Serang ... 132

4. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Mutu Layanan Akademik SMA Kabupaten Serang ... 136

5. Pengaruh Kinerja Mengajar Guru SMA Kabupaten Serang terhadap Mutu Layanan Akademik SMA Kabupaten Serang ... 136

6. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru SMA Kabupaten Serang terhadap Mutu Layanan Akademik SMA Kabupaten Serang ... 140

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 141

A. Kesimpulan ... 142

B. Rekomendasi ... 143

DAFTAR PUSTAKA ... 144

(7)

Tabel 2.1 Perkembangan Teori Dimensi Mutu Layanan ... 15

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian ... 53

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 58

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X1 ... 62

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X2 ... 62

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y ... 63

Tabel 3.7 Kriteria Penafsiran ... 66

Tabel 3.8 Uji Normalitas ... 66

Tabel 3.9 Uji Linieritas ... 67

Tabel 3.10 Uji Homogenitas ... 67

Tabel 3.11 Anova ... 67

Tabel 3.12 Tolak Ukur Koefisien Korelasi ... 69

Tabel 4.1 Skor Rata-rata Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala SMA di Kabupaten Serang ... 73

Tabel 4.2 Skor Rata-rata Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala SMA Negeri di Kabupaten Serang ... 76

Tabel 4.3 Skor Rata-rata Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala SMA Swasta di Kabupaten Serang ... 78

Tabel 4.4 Skor Rata-rata Kinerja Mengajar Guru SMA di Kabupaten Serang ... 80

Tabel 4.5 Skor Rata-rata Kinerja Mengajar Guru SMA Negeri di Kabupaten Serang ... 83

Tabel 4.6 Skor Rata-rata Kinerja Mengajar Guru SMA Swasta di Kabupaten Serang ... 85

Tabel 4.7 Skor Rata-rata Mutu Layanan Akademik SMA Persfektif Guru ... 87

Tabel 4.8 Skor Rata-rata Mutu Layanan Akademik SMA Persfektif Siswa ... 90

Tabel 4.9 Skor Rata-rata Mutu Layanan Akademik SMA Negeri dalan Persfektif Guru ... 93

Tabel 4.10 Skor Rata-rata Mutu Layanan Akademik SMA Negeri dalan Persfektif Siswa ... 95

Tabel 4.11 Skor Rata-rata Mutu Layanan Akademik SMA Swasta dalan Persfektif Guru ... 97

Tabel 4.12 Skor Rata-rata Mutu Layanan Akademik SMA Negeri dalan Persfektif Siswa ... 100

Tabel 4.13 Hasil pengujian Koefeien Korelasi X1Y... 103

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Signifikansi Koefesien X1Y ... 104

Tabel 4.15 Hasil Pengujian Koefesien Determinasi X1Y ... 105

Tabel 4.16 Hasil Pengujian Analisi Regresi X1Y ... 105

Tabel 4.17 Hasil pengujian Koefeien Korelasi X2Y... 106

Tabel 4.18 Hasil Pengujian Signifikansi Koefesien X2Y ... 107

Tabel 4.19 Hasil Pengujian Koefesien Determinasi X2Y ... 107

Tabel 4.20 Hasil Pengujian Analisi Regresi X1Y ... 108

Tabel 4.21 Hasil Pengujian Signifikansi Koefesien Korelasi X1X2Y ... 109

Tabel 4.22 Hasil Pengujian Signifikansi Koefesien X1X2Y ... 109

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sumber daya manusia Indonesia dihadapkan pada kenyataan era globalisasi dimana dunia seakan terbuka tanpa batas, salah satu bentuk tantangan dalam era globalisasi adalah lahirnya kondisi kompetitif antara sumber daya lokal dan sumber daya internasional. Disinilah sistem pendidikan nasional harus mampu diimplementasikan dengan baik, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dalam pertimbangannya menegaskan bahwa :

Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Melihat kondisi yang ada saat ini, sumber daya manusia nasional dipandang belum mampu menghadapi tantangan globalisasi. Problematika ini salah satunya ditentukan oleh mutu layanan pendidikan masih belum sesuai dengan yang diharapkan. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2011 melakukan studi terhadap kualitas pendidikan di negara-negara berkembang di Asia Pasifik, studi tersebut memposisikan Indonesia pada peringkat 10 dari 14 negara (Bappenas, 2012). Ini mengindikasikan bahwa mutu pendidikan Indonesia masih belum unggul dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik. Jika kondisi ini terus dibiarkan maka institusi pendidikan akan menghadapi resiko berkurangnya kepercayaan dari siswa sebagai pelanggan utama pendidikan, bahkan hal ini akan berujung pada kehancuran institusi pendidikan di masa yang akan datang. Sallis (2009:5) mengungkapkan : “If institutions fail to provide the best services they risk losing student who will opt for one of their competitors. By regarding these

(10)

‘drivers’ as anything less then imperative. We risk the integrity of our profesion and the future of our institution”.

Oleh karena itu, sangat tepat jika Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Menengah menetapkan peningkatan kualitas sekolah dan siswa lulusan sekolah menengah, peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan tinggi dalam konteks kualifikasi, kompetensi, missmatch, sertifikasi dan distribusi sebagai isu stratejik yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah. Hal ini diperkuat oleh PP 19 tahun 2005 yang menyebutkan bahwa, “Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang

bermutu”.

Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan dengan mengoptimalkan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu itu sendiri. Sallis (2003:2) mengemukakan bahwa mutu pendidikan dipengaruhi oleh :

Well maintained buildings, outstanding teachers, high moral values, exelence examination result, specialization, the support of parents, bussines and local community, flentiful resources, the aplication of lates technology, strong and purfoseful leadership, the care and concern for pupils and students, a well balanced curiculum, or some combinations of these factor.

Berdasarkan teori Sallis di atas, dalam mewujudkan mutu layanan akademik yang berkualitas, maka dibutuhkan kepemimpinan yang kuat dan berorientasi pada tujuan organiasasi melalui proses transformasi visi dan misi organisasi kepada staf dan bawahannya. Disinilah peran kunci seorang leader dalam mewujudkan mutu layanan akademik yang diharapkan. Farrel (2004:4) mengatakan, “though service leadership has been deemed crucial to the provision of higher levels of service quality delivery”.

Banyak sekali model kepemimpinan dalam pendidikan dengan berbagai macam karakteristiknya, akan tetapi kepemimpinan transformasional yang dianggap sebagai model kepemimpinan yang tepat dalam mewujudkan mutu layanan akademik. Russ (Farrel, 2004:7) :

(11)

transformational leadership is likely to be greater and stronger than its counterpart. The reasons for this proposition are first that in addition to affecting employee service-oriented efforts, transformational leadership is likely to optimize employees’ work “perceptions”. Thus its combined effects on service performance will be greater.

Penelitian menunjukan bahwa kepemimpinan transformasional erat kaitannya dengan mutu yang lebih tinggi dan lebih unggul dibandingkan dengan kepemimpinan transaksional (Jabnoun & Al Rasasi, 2005:4). Colquitt et al., (2005:4) mengungkapkan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh yang kuat dalam organisasi dan unit bisnis yang memperlihatkan keberhasilan secara finansial dan melahirkan produk dan layanan yang lebih berkualitas. Kepuasan kerja dalam hubungannya dengan gaya kepemimpinan transformasional memberikan dampak yang substansial terhadap mutu layanan organisasi.

Bass (Tim Dosen Administrasi UPI, 2006:145) mengungkapkan bahwa ada beberapa demonstrasi tentang kontribusi kepemimpinan transformasional terhadap kriteria lain seperti inovasi dan peningkatan mutu. Pemimpin transaksional menghasilkan kuantitas brainstorming yang lebih besar sedangkan pemimpin transformasional menghasilkan kualitas dalam laporan yang telah disiapkan yang lebih besar. Selain itu, Ismail et al. (2009:7) melakukan penelitian

tentang “The Mediating Effect of Empowerment in the Relationship between Transformational Leadership and Service Quality” yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional dan mutu layanan sebesar 63%.

(12)

kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa lembaga pendidikan SMA di Kabupaten Serang, ditemukan bahwa secara umum mutu layanan akademik SMA masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan, apalagi jika di dasarkan pada Internasional Standard Organization (ISO), Indikator yang bisa kita gunakan antara lain belum maksimal dalam memberikan pelayanan, masih banyak pelajaran yang tidak diisi oleh guru yang memiliki kualifikasi yang memadai, masih banyak guru yang tidak membuat (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP dan mengajar sesuai RPP. Guru juga tidak melakukan proses pengayaan dan remidial ketika Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tidak tercapai oleh siswa. Disamping itu pelayanan yang diberikan belum sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang berorientasi pada penyelesaian masalah yang dihadapi siswa sebagai pelanggan utama pendidikan. (Kasie SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang, 2013).

Kondisi empiris mutu layanan akademik di Kabupaten Serang juga tergambar dalam ‘Potret dan Tantangan Pendidikan di Banten’ yang mengungkapkan bahwa mutu layanan belum merata, indikator yang menunjukan hal tersebut adalah : 1). Gap antar lulusan pada tiap jenjang; 2). Daya tampung sekolah terbatas; 3). Jarak tempuh ke sekolah (SMP, SMA/SMK) berdampak terhadap daya beli masyarakat; 4). Jumlah, kualitas dan kualifikasi guru serta sistem; 5). Penempatan belum memadai. (Kepala Dinas Pendidikan Banten, 2005).

(13)

Meskipun banyak penelitian tentang mutu layanan akademik telah dilakukan, akan tetapi penelitian mutu layanan pada satuan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) masih sangat jarang dilakukan, terutama penelitian dengan yang memposisikan kepemimpinan transformasional sebagai salah satu variabel bebasnya. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang mutu layanan akademik SMA di Kabupaten Serang dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Layanan Akademik SMA di

Kabupaten Serang”

B.Identifikasi Masalah

Deming (Sallis, 2008:29) mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan gagalnya mutu, diantaranya adalah faktor umum yang mencakup desain kurikulum yang lemah, sarana dan prasarana yang tidak mendukung, kekurangan sumber daya manusia serta pengembangan staf yang tidak memadai. Dan faktor khusus yang mencakup anggota individu yang tidak memiliki skill, pengetahuan dan sifat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru atau manajer pendidikan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu layanan menurut Sallis (2003:2) antara lain :

Well maintained buildings, outstanding teachers, high moral values, exelence examination result, specialization, the support of parents, bussines and local community, flentiful resources, the aplication of lates technology, strong and purfoseful leadership, the care and concern for pupils and students, a well balanced curiculum, or some combinations of these factor.

(14)

Inspirational Motivation). Disinilah konsep influence-power penting untuk dikaji (Razik, 1995:154).

Kepemimpinan sebagai faktor penentu peningkatan kualitas mutu layanan juga digambarkan oleh Sallis (2003:136) dengan merumuskan kepemimpinan dalam quality framework menuju budaya mutu. Sedangkan pemilihan variabel kinerja didasari oleh asumsi bahwa service quality merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh sebuah kinerja para penyedia jasa, service quality pada dasarnya memiliki karakteristik intangible (Tjiptono, 2004:56).

Selain itu, dampak kedua variabel terhadap mutu layanan akademik pada jenjang SMA masih sangat jarang diteliti. Proses identifikasi masalah penelitian ini penulis gambarkan sebagai berikut :

Sumber : Sallis (2003:2)

Gambar 1.1

Identifikasi Masalah Penelitian

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, secara garis besar perumusan masalah pada penelitian ini adalah : Seberapa besar pengaruh

Strong Leadership =

Guru yang Berkualitas, Standar : 1.Perencaan matang

2.Kemampuan menyampaikan materi 3.Kemampuan evaluasi

4.Berorientasi pada keberhasilan siswa (Teacher Evaluation Handbook, 2006:8)

(15)

kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru

terhadap mutu layanan SMA di Kabupaten Serang?

Adapaun perumusan masalah secara minor dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Bagaimana kepemimpinan transformasional kepala SMA di Kabupaten Serang?

2. Bagaimana kinerja mengajar guru SMA di Kabupaten Serang? 3. Bagaimana mutu layanan akademik SMA di Kabupaten Serang?

4. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu layanan akademik SMA di Kabupaten Serang?

5. Seberapa besar pengaruh kinerja mengajar guru terhadap mutu layanan akademik SMA di Kabupaten Serang?

6. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu layanan akademik di Kabupaten Serang?

D.Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah gambaran tentang pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu layanan SMA di Kabupaten Serang. Secara lebih spesifik, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang :

1. Kepemimpinan transformasional kepala SMA di Kabupaten Serang. 2. Kinerja mengajar guru SMA di Kabupaten Serang.

3. Mutu layanan akademik SMA di Kabupaten Serang.

4. Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu layanan akademik SMA di Kabupaten Serang.

5. Pengaruh kinerja mengajar guru terhadap mutu layanan akademik di Kabupaten Serang.

(16)

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan banyak manfaat, diantaranya adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menguji teori tentang variabel yang mempengaruhi mutu layanan akademik, disamping itu penelitian juga diharapkan mampu memperkaya kajian keilmuan administrasi pendidikan tentang:

a. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah. b. Efektifitas kinerja mengajar guru.

c. Performance appraisal.

d. Peningkatan mutu layanan akademik 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan bisa memperkokoh dan menambah pengetahuan tentang upaya dalam meningkatkan mutu layanan akademik SMA.

b. Bagi SMA di Kabupaten Serang

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai standar implementasi mutu layanan akademik pada SMA di Kabupaten Serang.

F.Struktur Organisasi Penulisan

Berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun 2012, maka sistematika dalam penulisan tesis ini adalah :

Bab I berisi tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang penelitian, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan struktur organisasi penulisan.

Bab II berisi tentang landasan teori, kerangka penelitian dan hipotesis penlitian yang menjadi kerangka dan landasan dalam melakukan penelitian.

(17)

operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV berisi tentang temuan yang merupakan hasil pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis hasil temuan penelitian yang didasarkan pada teori yang telah dirumuskan.

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Serang Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada penemuan permasalahan penelitian yang membutuhkan kajian dan penelitian yang diharapkan memberikan kontribusi dalam peningkatan mutu layanan akademik di pada tingkat SMA di kabupaten Serang-Banten.

2. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sesuatu kemudian membuat kesimpulan darinya (Sugiyono, 2003:90). Sedangkan menurut Nawawi sebagaimana dikutip oleh Akdon dan Hadi (2005:97) bahwa populasi merupakan totalitas nilai yang mungkin, tinggi dari hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 1.234 guru yang tersebar di 66 SMA se Kabupaten Serang. Gambaran tentang populasi dalam penelitian ini dirinci sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah

Guru Nama Sekolah

Jumlah Guru

1. SMAN 1 Ciruas 54 SMA Plus Assa’adah 23

2. SMAN 1 Kramatwatu 47 SMA Attaufiqiyyah 20

3. SMAN 1 Anyer 51 SMA Bina Putera Kopo 17

4. SMAN 1 Pontang 42 SMA Bina Putra Bangsa Ciruas 14

(19)

Tabel Lanjutan Jumlah Populasi Penelitian

6. SMAN 1 Tirtayasa 35 SMA Islam Daarul Ahibbah 20

7. SMAN 1 Jawilan 32 SMA Daarul Hikmah 17

8. SMAN 1 Pabuaran 34 SMA Manbaul Hikmat 19

9. SMAN 1 Petir 52 SMA Matla’ul Anwar Cinangka 20

10. SMAN 1 Bojonegara 46 SMA Medanggili 15

11. SMAN 1 Pamarayan 42 SMA Nur El Falah Kubang 27

12. SMAN 1 Ciomas 31 SMA Nurul Falah Petir 16

13. SMAN 1 Cikeusal 32 SMA Nurul Falah 20

14. SMAN 1 Padarincang 19 SMA Islam Nurul Fikri 34

15. SMAN 1 Carenang 35 SMA Nurul Islah 13

16. SMAN 1 Mancak 28 SMA Nusantara Binuang 19

17. SMAN 1 Cinangka 41 SMA PGRI Bojonegara 23

18. SMAN 1 Kopo 20 SMA PGRI Kragilan 9

19. SMAN 1 Waringinkurung 20 SMA Plus Al-Ma’arif 20

20. SMAN 1 Baros 35 SMA Plus Salsabila 17

21. SMAN 1 Gunung Sari 25 SMA Raudlatul Atfal 19

22. SMAN 1 Cikande 22 SMA Terpadu Bani Nur Baros 15

23. SMAN 1 Bandung 25 SMA Yapisa 17

24. SMAN 1 Binuang 16 SMA Fathillah Kramatwatu 11

25. SMA Al-Furqon Kragilan 14 SMA IT Laa Tahzan 18

26. SMA Al-Husen Petir 18 SMA Bina Mahmud 15

27. SMA Al-Irsyad

Waringiinkurung 21 SMA Plus Gemilang 16

28. SMA T Al-Jauharotunnaqiyyah 21 SMA Plus Dowa Al-Islami 8

29. SMA Al-Khairiyah Kelapian 21 SMA Bina Insani 14

30. SMA Al-Khairiyah Pulo Ampel 15 SMA Matla’ul Falah 25

31. SMA Al-Khairiyah Tanara 15 SMA Terpadu Pelita Bangsa 22

32. SMA Al-Mukhtariah 21 SMA Negeri 1 Kragilan 16

(20)

3. Sampel.

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel ini dilakukan jika pada penelitian terdapat jumlah populasi yang besar dan memiliki keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian. Adapun kriteria pengambilan sampel ini haruslah benar-benar refresentatif, sehingga data yang diambil dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada (Sugiyono, 2005:91). Arikunto (Akdon dan Hadi, 2005:98) mengungkapkan bahwa “Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang

diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.” Jika populasi

dalam sebuah penelitian dalam jumlah yang cukup besar dan heterogen, maka dilakukan penarikan sampel dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling (Akdon dan Hadi, 2005:108), maka rumus yang digunakan adalah :

Sampel tersebut dibulatkan menjadi 300 responden yang tersebar di 66 SMA se Kabupaten Serang. Jumlah sampel yang ada diambil masing-masing sebanyak 10 responden yang terdiri dari guru dari 30 sekolah yang merupakan unit analisis yang dan diklasifikasikan berdasarkan akreditasi dan letak geografis, sehingga sampel yang diambil bisa menggambarkan populasi yang diteliti.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian yang berkualitas tidak bisa terlepas dari metode penelitian yang tepat, Sugiyono (2009:6) mendefinisikan metode penelitian pendidikan didefinisikan sebagai cara ilmiah untuk memperoleh data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan. Suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

(21)

memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hal ini mendasari kegiatan penelitian yang ingin mengukur hubungan dan masing-masing variabel. Surakhmad (2004: 139) mengungkapkan bahwa:

Metode deskriptif ialah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak, atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya.”

Winarno Surakhmad (2003:140) mengungkapakan bahwa:

Sifat-sifat tertentu yang pada umumnya terdapat dalam metode deskriptif sehinnga dipandang sebagai ciri, yakni bahwa metode itu:

1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masa-masa aktual.

2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik)

C. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan pernyataan yang jelas tentang definisi sebuah variabel sehingga tidak menimbulkan kesalahfahaman terhadap objek kajian yang diteliti. Singarimbun dan Effendi (2003:46-47) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur satu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variabel. Berikut ini definisi operasional dari penelitian ini :

1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

(22)

2. Kinerja Mengajar Guru (X2)

Kinerja mengajar guru dalam penelitian ini adalah meliputi kinerja guru dalam melakukan perencanaan pembelajara, pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar, evaluasi pembelajaran serta remedial dan pengayaan.

3. Mutu Layanan Akademik SMA (Y1)

Parasuraman et al. (Munhurun et al., 2010 :2) mendefinisikan service quality

sebagai “the ability of the organization to meet or exceed customer

expectations”. Secara operasional, mutu layanan layanan akademik dapat didefinisikan sebagai kualitas yang diberikan kepada konsumen sesuai dengan apa yang pelanggan harapkan. Dalam penelitian ini mutu layanan meliputi reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik.

D. Instrumen Penelitian

1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner ini, peneliti menggunakan skala Likert. Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert (1932) yang banyak digunakan dalam mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden terhadap suatu objek, skala ini juga dalam pembuatannya relatif mudah akan tetapi memiliki relibilitas yang tinggi (Usman & Akbar, 2009 :65). Dalam pengumpulan data tentang tiga variabel penelitian ini lima alternatif jawaban yang digunakan berdasarkan skala Likert, yaitu: Selalu, Sering, Kadang-kadang, Jarang, dan Tidak Pernah. Bobot masing-masing secara berturut-turut untuk pernyataan positif adalah : 5 – 4 – 3 – 2 – 1, sedangkan bobot untuk pernyataan negatif adalah : 1 – 2 – 3 – 4 – 5.

2. Penyusunan Instrumen

(23)

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Nomor

Kepemimpinan

konteks budaya organisasi 1,2,3

Membangun Kebanggan bagi

warga sekolah 4,5,6

Kepercayaan terhadap guru dan

staf 7,8,9

Wawasan visi, misi dan tujuan

sekolah 10,11,12

Inovasi dan Problem solving 16,17,18 Meningkatkan kompetensi guru

dan staf 19,20,21

3.Individual Consideration (Perhatian)

Membina dan Membimbing 22,23,24

Memberikan perhatian 25,26,27

4.Inspirational Motivation (Motivasi Inspirasional)

Fokus pada usaha 28,29,30

Menumbuhkan Harapan 31,32,33

Membuat Silabus dan RPP 1,2,3,4 Kemampuan Guru dalam Memilih

metode yang tepat 5,6,7,8 Kemampuan Guru dalam Memilih

(24)

a. Uji Coba Instrumen

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang objektif, maka instrumen penelitian harus diujicobakan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keshahihan dan kehandalannya. Instrumen ini diujikan kepada 100 orang siswa yang memberikan respon terhadap angket yang diujicobakan.

1) Uji Validitas Instrumen

Sugiyono, (2008:95) mengatakan bahwa pengujian validitas instrumen bisa diketahui dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment terhadap nilai-nilai antara variabel X dan variabel Y:

Merespon permintaan pelanggan 10,11 Kemudahan Informasi 12,13

Memberikan jasa secara cepat 14,15

3. Jaminan

Memahami masalah pelanggan 20,21

Bertindak demi pelanggan 23,24 Memberikan perhatian 25,26

Jam operasional yang nyaman 27,28

5. Bukti fisik (Tangibles)

Memiliki Daya tarik 29,30 Kelengkapan fasilitas 31,32

(25)

Keterangan:

n = jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y X = Jumlah skor tiap butir Y = Jumlah skor total

X2 = Jumlah skor X dikuadratkan Y2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Hasil nilai di atas kemudian di uji signifikansi dengan uji t untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Uji signifikasi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh sugiyono, dalam Akdon (2008:144) yaitu:

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi n = Banyak populasi

Kemudian, distribusi atau Tabel t pada taraf α = 0,05 pada derajat kebebasan (dk = n – 2), menghasilkan keputusan :

jika thitung > ttabel berarti valid jika thitung < ttabel berarti tidak valid. 2) Uji Reliabilitas Instrumen

Sugiyono (2008:95) mengungkapkan bahwa uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menghitung reabilitas seluruh item angket dengan menggunakan rumus Spearman Brown berikut :

a) Mencari r tabel apabila dengan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n -1) b) Membuat keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel. Dengan

keputusan sebagai berikut :

(26)

Berdasarkan uji coba soal angket yang dilakukan kepada beberapa guru di SMA di Sumedang, terdapat hasil uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut :

Tabel 3.4

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah

No Nomor item

Pertanyaan thitung ttabel Validitas rhitung r tabel Reliabilitas

(27)

Tabel 3.5

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen variabel kinerja mengajar guru SMA

No Nomor item

Pertanyaan thitung ttabel Validitas rhitung r tabel Reliabilitas

(28)

Tabel 3.6

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen mutu layanan akademik

No Nomor item

Pertanyaan thitung ttabel Validitas rhitung r tabel Reliabilitas

1 1 0,00 1,78 Tidak Valid 0,00 0,53 Tidak Reliabel

Dalam melakukan proses pengumpulan data, peneliti melakukan beberapa kegiatan, diantaranya :

a. Teknik Angket

(29)

di dalam angket terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan. Dalam penelitian ini, angket disebarkan pada responden sebanyak 27 responden. Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Indikator-indikator yang merupakan jabaran dari variabel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap kinerja mengajar guru merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah pernyataan didalam angket.

Adapun kelebihan menggunakan angket, seperti yang diungkapkan oleh Riyanto (2001:93) adalah:

1. Dalam waktu singkat (serentak) dapat diperoleh data yang relatif banyak.

2. Menghemat tenaga, waktu, dan biaya, jika dibandingkan dengan metode wawancara.

3. Dalam mengisi angket, responden dapat memilih waktu yang senggangnya, sehingga tidak terlalu terganggu bila dibandingkan dengan wawancara.

4. Secara psikologiss responden tidak merasa terpaksa, dan dapat menjawab lebih terbuka dan sebagainya.

Adapun prosedur sebelum angket disusun menurut Arikunto (2006:225) adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan angket.

2. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran angket.

3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal.

(30)

E. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk menentukan kecenderungan distribusi dari setiap frekuensi variabel dan melihat tingkat ketercapaian pada masing-masing variabel. Skor rata-rata masing-masing-masing-masing item dalam variabel yang ditentukan dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan rumus:

Keterangan:

= skor rata-rata yang dicari X = jumlah skor gabungan N = jumlah responden

Hasil kali perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 6 kriteria dan penafsiran seperti dibawah ini:

Tabel 3.7 Kriteria dan Penafsiran

Rentang Nilai Pilihan Jawaban Kriteria

4,01 – 5,00 Selalu Sangat tinggi 3,01 – 4,00 Sering Tinggi 2,01 – 3,00 Kadang-kadang Cukup

1,01 – 2,00 Jarang Rendah

0,01 – 1,00 Tidak pernah Sangat rendah

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi, tinggi regresi linier sederhana maupun regresi ganda, antara lain :

a. Uji Normalitas Distribusi Data

(31)

parametrik atau statistik non-parametrik. Jika data berdistribusi normal, maka analisa yang digunakan adalah statistik parametrik, sedangkan apabila distribusi data tidak normal, maka analisis data akan menggunkan statistik non parametrik. Berdasarkan analisis SPSS, maka distribusi data pada masing-masing variabel dapat digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 3.8 Uji Normalitas

Descriptive Statistics

N Range Min Max Mean

Std.

Deviation Variance Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

Statist ic

Std. Error

X1 30 118.00 47.00 165.00 1.3799E2 23.04394 531.023 -1.353 .141 1.878 .281 X2 30 100.00 80.00 180.00 1.5670E2 16.49151 271.970 -1.379 .141 3.370 .281 Y 30 109.00 46.00 155.00 1.2713E2 18.59244 345.679 -1.127 .141 2.996 .281 Valid N

(listwise) 30

Berdasarkaan tabel di atas, nilai skewness untuk variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah -1,353; variabel kinerja mengajar adalah -1,379 dan nilai untuk variabel mutu layanan akademik adalah -1,127. Jika melihat tabel di atas, maka nilai skewness dari masing-masing variabel mendekati angka 0 dan lebih kecil dari 0,05 yang berarti semua variabel berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas Data

(32)

Tabel 3.9

Uji Linieritas Variabel X1Y ANOVA Table

Within Groups 39983.194 238 167.997

Total 103357.930 29

Within Groups 26813.419 244 109.891

Total 103357.930 29

Berdasarkan uji linieritas di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru memiliki linieritas dengan variabel Mutu layanan akademik SMA karena meiliki signifikansi 0,00.

c. Uji Homogenitas

Berdasarkan uji statistik menggunakan program SPSS diperoleh data sebagai berikut :

Within Groups 290287.517 598 485.431

(33)

Berdasarkan uji homogenitas varians dengan menggunakan levene statistik menunjukan nilai 34,900 denagn signifikansi 0,000. Nilai signifikansi ini berada di bawah nilai alpha 0,05 sehingga data antara mutu layanan akademik SMA di kabupaten Serang antara perspektif guru dan perspektif siswa tidak homogen.

Kemudian berdasarkan perhitungan kuadrat antar kelompok adalah 1224,082. Harga Fhitung adalah 2,522 dengan nilai signifikansi 0,113. Nilai F Tabel 0,003935. Berdasarkan perbandingan antara Fhitung dan F tabel. Maka disimpulkan bahwa nilai Fhitung lebih besar dari Ftebel yang berarti menolak H0, dengan demikian keputusannya adalah terdapat perbedaan antara guru dan siswa terhadap mutu layanan akademik di SMA Kabupaten Serang.

3. Menguji Hipotesis Penelitian

Teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis adalah:

a. Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana.

b. Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. 1) Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui besaran korelasi antara variabel X dan variable Y. Koefisien korelasi (r) dengan ini diuji dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

XY = Jumlah hasil kali X dan Y

X2 = Jumlah dari X yang dikuadratkan Y2 = Jumlah dari Y yang dikuadratkan N = jumlah responden

(34)

lebih memudahkan dallam menafsirkan harga koefisien korelasi, menurut Sugiyono (2008:134) sebagai berikut:

Tabel 3.12

Tolok Ukur Koefisien Korelasi

Besarnya “r” Product Moment

(rxy)

Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi ittu diatinggian (dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan Variabel Y).

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan.

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.

b) Uji Signifikansi

Uji signifikasi ini adalah tes yang digunakan untuk menentukan apakah variabel X tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Uji signifikasi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:144), yaitu:

(35)

Keterangan: t = nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung n = Jumlah responden

Uji taraf signifikasi dilakukan dengan membandingkan harga thitung dengan

ttabel pada tingkat kepercayaan tertentu dengan dk = n – 2. Koefisien dikatakan

signifikan atau memiliki arti apabila harga thitung > ttabel.

c) Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (KD) dimaksudkan untuk menguji sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y, Uji inilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari r2 = Koefisien Korelasi

d) Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi dimaksudkan untuk mencari hubungan fungsional antara varaibel X dan variabel Y. Analisis regresi sederhana dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= nilai taksir Y (variabel terikat) dari regresi

a = Konstanta, apabila harga X = 0

b = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan yang terjadi pada X

X = harga variabel X a) Analisis Korelasi Ganda

(36)

sedangkan untuk mencari signifikasi digunakan rumus Fhitung yang kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Untuk mencari kesimpulan, jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak, artinya signifikan, sebaliknya jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima, artinya tidak signifikan.

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda ditentukan dengan menggunaka rumus analisis regresi ganda sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi a = Nilai konstanta

b1 = Nilai koefisien regresi X1 b2 = Nilai koefisien regresi X2 X1 = variabel bebas

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh data empirik tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, kinerja mengajar guru serta mutu layanan akademik SMA di Kabupaten Serang, diantara kesimpulan yang bisa diambil adalah :

1. Kepemimpinan transformasional kepala SMA di Kabupaten Serang sudah termasuk kategori sangat tinggi. Indikator menumubuhkan rasa hormat dalam konteks budaya sekolah dalam dimensi idealized influence (karismatik) termasuk skor tertinggi, sedangkan indikator yang mendapatkan skor terendah adalah kemampuan kepala sekolah dalam menumbuhkan harapan pada dimensi inspirational motivation.

2. Kinerja mengajar guru SMA di Kabupaten Serang sudah termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran mendapatkan skor tertinggi, sedangkan dimensi penyusunan remedial dan pengayaan mendapatkan skor terendah.

3. Mutu layanan akademik SMA di Kabupaten Serang dalam perspektif guru termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Sedangkan dalam perspektif siswa, mutu layanan akademik hanya termasuk kedalam kategori tinggi. Dimensi reliability merupakan dimensi mutu layanan yang memperoleh skor tertinggi, dan dimensi tanggilble (bukti fisik) merupakan dimensi yang mendapatkan skor terendah.

4. Kepemimpinan transformasional dan mutu layanan akademik memiliki korelasi cukup kuat dan Kepemimpinan transformasional berpengaruh secara signifikan terhadap mutu layanan akademik SMA di Kabupaten Serang.

(38)

6. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru secara bersama berpengaruh secara signifikan terhadap mutu layanan akademik SMA di Kabupaten Serang.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan rekomendasi terkait temuan penelitian yang dilakukan, rekomendasi tersebut antara lain :

1. Berdasarkan temuan penelitian, indikator kemampuan kepala sekolah dalam menumbuhkan harapan bagi warga sekolah merupakan indikator terendah. Kemampuan kepala sekolah dalam membangun harapan warga sekolah penting, karena hal ini akan menumbuhkan motivasi kinerja dalam meningkatkan mutu layanan akademik. Kepala SMA harus menumbuhkan harapan kepada warga sekolah sehingga tercipta budaya sekolah yang positif dan lahirnya sumberdaya manusia yang optimis dalam mencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Langkah ini bisa dilakukan oleh kepala sekolah dengan terus memberikan ide-ide dan melakukan inovasi-inovasi serta menciptakan iklim organisasi yang yang mendukung pencapaian visi misi yang telah ditetapkan.

2. Kemampuan guru dalam melakukan remidial bagi siswa yang masih mendapatkan nilai bi bawah KKM masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dari seluruh stakeholdes khususnya para guru dalam memberikan remedial bagi siswa yang masih mendapat nilai dibawah KKM dan pengayaan bagi siswa yang memiliki kecerdasan lebih dibandingkan siswa lainnya. Langkah ini tidak hanya merupakan kewajiban sekolah dan menjadi hak siswa terhadap mutu layanan akademik. Orang tua bisa memantau dan memberikan bimbingan serta dukungan kepada siswa untuk rajin belajar di rumah.

(39)
(40)

DAFTAR PUSTAKA

Australia Institute for Teaching and School Leadership. (2011). National Professional for Teacher Standars. Melbourne : AITSL

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2012). Perencanaan Pembangunan Pendidikan Nasional. Jakarta : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Serang. (2012). Arah Pembangunan Tahun 2012. Serang : BAPEDA Serang

Bass, Bernard M. (1999). Two Decade Of Research And Development In Transformational Leadership. European journal of work and organizational psychology [Online], vol 8(1), 25 halaman.

Tersedia :

http://www.techtied.net/wpcontent/uploads/2007/10/bass_transforrmational _leadership.pdf (3 Nopember 2012)

Bush, Tony. (2008). Leadership and Management Development in Education. London : Sage Publication Inc. Available from NetLibrary database

Colquitt, J.A., et al. (2011). Organisational Behaviour: Improving Performance And Commitment In The Workplace (2nd edition). New York: McGraw-Hill.

Callow, Nichola. (2011) Transformational Leadership in Higher Education. The Higher Education Academy

Danim. S. (2006). Pelayanan Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Departemen Agama. (2011). Modul Pengelolaan Pendidikan, Jakarta : Depag

Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Isu Strategik Pendidikan dalam Rangka Kebijakan dan Program Sub Dinas Pendidikan. Disajikan pada Seminar Jurusan Teknologi Pendidikan, 2005. UPI, Bandung.

Dorothea, W. E (2003). Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Farrel et al., (2005). Enhancing Service Performance through Transformational

and Transactional Leadership Styles. From

(41)

e&ie=UTF-&q=Enhancing+Service+Performancethrough+Transformationaland+Transactio nal+Leadership+Styles

Hoy, Wayne K & Cecil G. Miskel. (2001). Education Administration: Theory, Research, and Practice. Singapure: Mc Graw-Hill Co.

Ighlarsh, Hugh. (2009) Transformational Leadership : Key to Creating Aging Service Organizational of Choice. CareFully Speaking

Jabnoun, N. & Juma AL Rasasi, A. (2005). Transformasional leadership and service quality in UAE hospitals. Managing Service Quality, 15(1). Halaman 70-81.

Juran, M. (1995). Merancang Mutu. (Bambang Hartono). Jakarta : PPM

Kitchroen, Krisna (2004). Literature Review: Service Quality in Educational Institutions.

Krishnan, Venkat R. (2005). Leader-Member Exchange, Transformational

Leadership, and Value System. Electronic Journal of Business Ethics and Organization Studies. 10, hal. 1-8

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, cetakan pertama. Bandung : Remaja Rosdakarya

Margaretha. (2003). Kualitas Pelayanan: Teori dan Aplikasi. Jakarta:Mandar Maju.

Martul, Shadiqqin. (2004). Implementasi Dimensi Kualitas Pelayanan Konsumen. Jakarta : Sinar Grafika.

Mulyasa, E. (2003). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Murghatroyid, Stephen & Morgan Collin. (1995). Total Quality Managament and The School. Bristol : USA

Nawawi, Hadar. (2008). Perencanaan Sumber Daya Manusia untuk Organisasi Profit. Yogyakarta : UGM Press

Ndraha, Tazidihulu. (2008). Budaya Organisasi. Jakarta : Rineka Cipta

Parasuraman, A., Zeithaml, M.A, Berry, L. (1985) A Conceptual Model of Service Quality and Implications for future Research. Journal of Economi, 49. 50 halaman.

(42)

Razik, Taher & Austin D. Swanson. (1995). Fundamental Concepts of Educational Leadership and Managament. United States of America: University of Chicago.

Rivai, Veithzal & Mulyadi. (2008). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : Rajawali Pres

Robbins, S. (1996). Organizational Behavior: Concepts, Controversies, and Applications., San Diego State Uniersity: Prentice Hall International Inc.

Rochman. N. (2002). Profesionalisasi Tenaga Kependidikan Guru dan Pekerjaannya. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional UPI Pascasarjana.

Sallis. E. (2008). Total Quality Management in Education. London: Kogam Pege Limited.

Samsudin, Sadili. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Pustaka Setia.

Sagnak, Mesut. (2010). Transformational School Leadership and Ethical Climate. Educational Sciences: Theory & Practice. 10(2). halaman 1135-1152.

Saondi, Ondi & Suherman, Aris. (2007) Etika Profesi Keguruan. Bandung : Refika Aditama

Saud, Udin, S. (2012). Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Alfabeta.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Yogyakarta : Mandar Maju

Shibru, et al (2011). Transformational Leadership and its Relationship with Subordinate Satisfaction with the Leader (The case of Leather Industry in Ethiopia). Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business. 3 (5) halaman 1-2. From

http://www.google.com/search?rlz=1C1_____enID545ID545&sourceid=chrome

&ie=UTF-8&q=Transformational+Leadership+and+its+Relationship+with+Subordinate+Sat isfaction+with+the+Leader+(The+case+of+Leather+Industry+in+Ethiopia).+Inter disciplinary+Journal+Of+Contemporary+Research+In+Business.

Snipes, R. L. (2005). The Efffect Of Specific job satisfaction facets on customer perceptions of service quality: An employee-level analysis. Journal of Business Reasearch, 58 (10), 9 halaman.

(43)

Suryosubroto, (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Tjiptono, F. (2012). Service Management : Mewujudkan Layanan Prima.

Yogyakarta : CV Andi Offset.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Winardi, J. (2007). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Yukl, Gary. (2001). Leadership in Organization. New Jersey : Prentice-Hall, Inc. Yusof, et al. (2012). Education Sevices Quality at Public Higher Education

Gambar

Tabel 4.24 Hasil Pengujian Analisi Regresi X1X2Y.........................................................
Gambar 1.1  Identifikasi Masalah Penelitian
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Atribut tanda jabatan/pin dan/atau tanda pengenal pegawai dipakai pada Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia..

MANGATUR RAJAGUKGUK, 2016 “ Analisis Profil Peternak Terhadap Pendapatan Dalam Usaha Ternak Kambing Potong Rakyat Di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai ” di

Pembiasaan perilaku personal hygiene oleh ibu kepada balita terkait dengan.

Metodologi Penelitian Sosial Dalam Bidang Ilmu Administrasi..

Apakah masyarakat juga turut dilibatkan dalam penetapan program pembangunan yang dilakukan di desa

[Diisi akumulasi jumlah penghasilan neto pada setiap Formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 yang dilampirkan atau Bukti Potong Lain]. 2 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI

Dengan demikian hipotesis penelitian dapat dibuktikan (teruji); (4) persepsi karyawan terhadap learning organization memandang baik atau sangat pentingnya learning

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Doktor Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Umum/Nilai. Oleh : Wilodati