vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang berada di Indonesia. Reksadana memiliki kelebihan dimana investor yang tidak memiliki dana yang cukup besar dapat berinvestasi di reksadana. Kebanyakan investor tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk berinvestasi di pasar modal, namun dengan adanya reksadana maka investor tidak perlu khawatir karena dananya akan dikelola oleh seorang Manajer Investasi. Seiring berkembangnya reksadana munculah reksadana syariah dimana reksadana ini mengacu pada syariah-syariah Islam. Reksadana syariah ini ditujukan bagi para investor yang ingin modalnya dikelola secara syariah Islam. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah ada perbedaan kinerja reksadana konvensional dan reksadana syariah dan manakah kinerja yang lebih baik diantara reksadana konvensional dan reksadana syariah. Dengan melihat dari analisis deskriptif dengan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen maka dapat dilihat kinerja antara reksadana konvensional dan reksadana syariah. Dalam penelitian ini akan membandingkan antara reksadana konvensional saham dan campuran dengan reksadana syariah saham dan campuran Studi pada PT Mandiri Manajemen Investasi periode 2011-2014. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan kinerja antara reksadana konvensional dan syariah baik saham maupun campuran. Implikasi manajerial yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian adalah membuat para investor dapat memilih secara baik reksadana yang akan dijadikan investasi lalu bagi para manajer investasi agar lebih cermat dalam menentukan portofolio reksadana agar dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik bagi investor.
Kata Kunci: reksadana konvensional, reksadana syariah, metode Sharpe, metode
viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Mutual Funds is one of the investment instruments that are in Indonesia. Mutual funds have advantages that investors who do not have substantial funds can invest in mutual funds. Most investors do not have sufficient ability to invest in capital markets, but with the mutual funds, investors need not worry because the funds will be managed by an Investment Manager. Along comes the development of sharia mutual funds in which the fund refers to the sharia-Islamic law. Sharia mutual funds are intended for investors who wish to invest managed Islamic law. The purpose of this research is to examine whether there are differences in the performance of conventional and sharia mutual funds and which better performance between conventional and sharia mutual funds. With the look of a descriptive analysis by the method of Sharpe, Treynor, and Jensen, it can be seen in performance between conventional and sharia mutual funds. In this study will be a comparison between a conventional mutual fund shares and mix with Sharia mutual funds shares and mix Study at PT Mandiri Investment Management 2011-2014 period. Results from this study showed that there was no difference in performance between conventional and Sharia mutual fund shares and mix well. Managerial implications which may be filed based on the results of the research is to make the investor can choose either to be used as investment funds and for investment managers to be more careful in determining the mutual fund portfolio in order to produce a better performance for investors
x Universitas Kristen Maranatha
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….61
4.1 Hasil Penelitian………..61
4.1.1 Data Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah……….61
4.1.2 Pengujian Normalitas Data……….61
4.1.3 Pengujian Hipotesis Satu………67
4.1.4 Pengujian Hipotesis Dua………...69
4.1.5 Pengujian Hipotesis Tiga………71
xi Universitas Kristen Maranatha
4.1.7 Pengujian Hipotesis Lima………...75
4.1.8 Pengujian Hipotesis Enam………..77
4.2 Pembahasan………...79
4.2.1 Return reksadana konvensional dan reksadana syariah………..79
4.2.2 Risiko reksadana konvensional dan reksadana syariah………..80
4.2.3 Pembahasan Metode Sharpe………...81
4.2.4 Pembahasan Metode Treynor……….84
4.2.5 Pembahasan Metode Jensen………...87
4.3 Perbandingan dengan Hasil Riset Empiris………89
BAB V PENUTUP………..90
5.1 Simpulan………90
5.2 Keterbatasan Penelitian……….94
5.3 Implikasi Penelitian………...95
5.4 Saran………..97
DAFTAR PUSTAKA………..99
LAMPIRAN………..102
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Riset Empiris………...29
Tabel 4.1 Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah………..61
Tabel 4.2 Uji Normalitas Return dan Risiko RDK Saham………..62
Tabel 4.3 Uji Normalitas Return dan Risiko RDK Campuran………63
Tabel 4.4 Uji Normalitas Return dan Risiko RDS Saham………...64
Tabel 4.5 Uji Normalitas Return dan Risiko RDS Campuran……….65
Tabel 4.6 Uji Normalitas Index LQ45 dan JII……….66
Tabel 4.7 Uji Beda RDK dan RDS Saham Metode Sharpe……….67
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif RDK dan RDS Saham Metode Sharpe………….68
Tabel 4.9 Uji Beda RDK dan RDS Campuran Metode Sharpe………...69
Tabel 4.10 Statistik Deskriptif RDK dan RDS Campuran Metode Sharpe……...70
Tabel 4.11 Uji Beda RDK dan RDS Saham Metode Treynor………..71
Tabel 4.12 Statistik Deskriptif RDK dan RDS Saham Metode Treynor………..72
Tabel 4.13 Uji Beda RDK dan RDS Campuran Metode Treynor………73
Tabel 4.14 Statistik Deskriptif RDK dan RDS Campuran Metode Treynor…….74
Tabel 4.15 Uji Beda RDK dan RDS Saham Metode Jensen……….75
Tabel 4.16 Statistik Deskriptif RDK dan RDS Saham Metode Jensen………….76
Tabel 4.17 Uji Beda RDK dan RDS Campuran Metode Jensen………...77
Tabel 4.18 Statistik Deskriptif RDK dan RDS Campuran Metode Jensen…...78
Tabel 4.19 Perbandingan Kinerja Reksadana dengan Sharpe Market LQ45 dan JII……….83
Tabel 4.20 Perbandingan Kinerja Reksadana dengan Treynor Market LQ45 dan JII……….86
Tabel 4.21 Perbandingan dengan Hasil Riset Empiris………..89
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A NAB Reksadana Konvensional Saham………...102
Lampiran B NAB Reksadana Konvensional Campuran………109
Lampiran C NAB Reksadana Syariah Saham………...116
Lampiran D NAB Reksadana Syariah Campuran………..123
Lampiran E Index LQ45………130
Lampiran F Index JII……….137
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti
dengan bekerja, berdagang, maupun berinvestasi. Dalam melakukan kegiatan
tersebut terdapat risiko dan return yang diterima. Investasi merupakan bentuk
penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang
akan datang (Martalena & Malinda, 2011), namun seringkali banyak orang yang
ingin berinvestasi namun takut terhadap resiko yang dihadapi. Hal lain dalam
berinvestasi adalah kebanyakan investor mengalami kebingungan untuk
menentukan investasi yang akan diambil dikarenakan investor tidak memiliki data
/ informasi yang cukup untuk berinvestasi.
Dalam berinvestasi terdapat dua alternatif yaitu investasi di pasar uang dan
investasi di pasar modal. Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak
dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon
pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara.
Pasar uang menurut Anoraga dan Pakarti (2001:19) mempunyai ciri: jangka waktu
dana yang pendek, tidak terikat pada tempat tertentu, pada umumnya supply dan
demand bertemu secara langsung. Sedangkan pengertian pasar modal dapat
didefinisikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
2 Universitas Kristen Maranatha diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Martalena
& Malinda, 2011) dengan kata lain pasar modal merupakan wadah untuk
berinvestasi. Pengertian pasar modal lainnya menurut Widoatmodjo (2012:15)
adalah pasar abstrak dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka
panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun.
Menurut Patrick dan Wai (1990) bahwa pengertian pasar modal dapat dibagi
dalam tiga definisi yaitu:
1. Dalam arti luas:
Keseluruhan sistem keuangan yang terorganisir, termasuk bank-bank
komersial dan semua perantara di bidang keuangan, surat
berharga/klaim panjang pendek primer dan yang tidak langsung.
2. Dalam arti menengah:
Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisir dan
lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya
berjangka lebih dari satu tahun)
3. Dalam arti sempit:
Pasar modal adalah tempat pasar uang terorganisir yang
memperdagangkan saham dan obligasi dengan menggunakan jasa
makelar dan underwriter.
Pada kenyataannya di Indonesia pasar modal masih belum menjadi wadah
investasi yang dapat diikuti oleh semua kalangan dan masih sedikit peminat di
pasar modal, hal ini dapat terjadi karena kurangnya pembekalan mengenai
3 Universitas Kristen Maranatha Sekjen Asosiasi Profesi Pasar Modal Indonesia Ramelan mengatakan
jumlah investor di pasar modal Indonesia masih sangat minim, Pada 18 Desember
2014 , ada sebanyak 363.746 investor, atau meningkat 13,5 % dari akhir tahun
2013 yaitu 320.506 investor (Olavia, 2014).
Jumlah investor pasar modal saham dari tahun 2013 menurut data pusat
statistik meningkat setiap bulannya hingga bulan maret 2015, pada akhir tahun
2013 terdapat 408.045 orang yang berinvestasi pada pasar modal saham, akhir
tahun 2014 terdapat 466.250 orang, dan pada akhir maret 2015 terdapat 484.688
orang yang berinvestasi. Hal ini menunjukan adanya peningkatan di pasar modal
saham.
Di pasar modal terdapat salah satu instrumen dimana investor yang tidak
memiliki modal besar dapat berinvestasi di pasar modal, instrumen tersebut
merupakan reksadana. Menurut Undang-undang pasar modal No. 8 Tahun 1995,
pasal 1 ayat 27 reksadana merupakan sebagai wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Portofolio efek dari reksadana
berupa instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi, instrumen pasar
uang maupun campuran instrumen surat berharga dalam pasar uang (Pratomo
dan Nugroho, 2005). Manajer investasi merupakan pihak yang kegiatan usahanya
mengelola portofolio efek untuk para investor atau mengelola portofolio
4 Universitas Kristen Maranatha Reksadana dalam perkembangannya berhasil menarik minat banyak
investor karena beberapa keunggulan yang dimilikinya (Darmadji & Fakkhrudin,
2001), seperti terbukanya kesempatan bagi pemodal kecil untuk melakukan
diversifikasi investasi dalam efek sehingga memperkecil resiko yang dihadapi
dan efisiensi waktu.
Dalam reksadana terdapat dua reksadana yaitu reksadana konvensional dan
reksadana syariah. Reksadana konvensional yang sudah lebih dahulu, lalu disusul
dengan berkembangnya waktu maka dibuatlah reksadana syariah yang bertujuan
untuk menghimpun dana dari investor yang memegang pedoman syariah Islam.
Diluncurkannya Pasar modal syariah pada tanggal 5 Mei 2000 oleh
BAPEPAM yang bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional (DSN) yang
diawasi langsung oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS), Menurut Mc Kinsey
Management Consulting Firm dalam Hassan dan Girard (2005), "Keuangan
syariah adalah kekuatan baru dalam pasar keuangan". Tujuan reksadana syariah
adalah untuk memenuhi kebutuhan investor yang tidak menginginkan modalnya
diinvestasikan dalam bisnis yang dinilai bertentangan dengan prinsip syariah
islam. Dalam reksadana syariah akan disaring investasi yang berhubungan dengan
riba, gharar, minuman keras, judi, daging babi, pornografi dan senjata.
Affandi (2012) Reksa dana syariah (Islamic investment funds) merupakan
intermediaries yang membantu surplus unit melakukan penempatan dana untuk
diinvestasikan. Islamic investment funds ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
5 Universitas Kristen Maranatha sumber dan cara yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara religius.
Selanjutnya investor muslim akan meminta:
1. Highest shariah credential (Perjanjian syariah)
2.Transparency of investment guides (Transparansi penduan investasi)
3. Top quality asset management (. Kualitas manajmen investasi)
4. A range of risk-return profiles (Selisih antara risiko dan return)
5.Out-performance of alternative investment (investasi alternative yang
berkinerja lebih baik)
6.Sound regulatory environment (Peraturan yang berwawasan lingkungan)
7. Liquidity (Likuiditas).
Evaluasi terhadap kinerja merupakan salah satu hal penting yang harus
diperhatikan dalam memilih jenis reksa dana yang menjadi tujuan investasi. Oleh
karena itu, sebelum memilih berinvestasi pada reksa dana sebaiknya investor
melakukan penilaian terhadap kinerja yang ingin dimilikinya. Namun banyak para
investor tidak memiliki informasi ataupun cara untuk melakukan evaluasi
terhadap kinerja reksa dana, kebanyakan investor mengalami kebingungan untuk
menentukan investasi yang akan diambil kebanyakan juga hanya melihat dari sisi
return yang akan didapat pada suatu saat nanti.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
Reksa Dana saham adalah metode Sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen
(CAPM) yang dapat menggambarkan Reksadana mengukur seberapa besar
6 Universitas Kristen Maranatha Metode Sharpe mendasarkan perhitungannya pada konsep garis awal
pasar modal yaitu dengan cara membagi premi risiko dengan standard
deviasinya (Tandelilin, 2001)
Metode Treynor didasarkan pada premi risiko, sama dengan metode
Sharpe. Namun dalam metode Treynor digunakan pembagi beta (β)
yang merupakan risiko sistematik (Muzdalifa, 2009)
Metode Jensen menggunakan faktor beta dalam mengukur kinerja
investasi suatu portofolio yang didasarkan atas Capital Asset Pricing
Model (CAPM) (Muzdalifa, 2009)
Untuk melihat indikator pertumbuhan reksadana dapat dilihat dari nilai
aktiva bersih (NAB) reksadana tersebut. Menurut Bapepam (1997:6) Nilai Aktiva
bersih (NAB) adalah harga wajar dari suatu portofolio reksadana. Dengan kata
lain NAB juga dapat menjadi indikator kinerja reksadana yang dimiliki investor.
Melihat NAB reksadana per Desember 2014 mencapai Rp 240 Triliun dengan
jumlah investor sekitar 400.000 orang, diperkirakan pertumbuhan NAB setiap
tahunnya meningkat sekitar 15%. Sepanjang tahun 2014, berdasarkan data
Otoritas jasa keuangan (OJK) total NAB industri reksadana tercatat Rp 266,22
triliun atau tumbuh sekitar 21,49% dari perolehan pada tahun 2013 yaitu Rp
219,12 Triliun. Data diatas menunjukan bahwa terjadi peningkatan dalam investor
di reksadana namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih minimnya peminat dalam
reksadana.
Hal ini menunjukan bahwa masyarakat kurang mendapatkan sosialisasi
7 Universitas Kristen Maranatha memilih untuk menyimpan dananya di instrumen perbankan dalam bentuk
tabungan dan deposito daripada di instrumen investasi dalam bentuk reksadana
ataupun instrumen investasi dalam pasar modal lainnya, walaupun instrumen
investasi di pasar modal menawarkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi
seperti saham, reksadana, dan obligasi dibandingkan instrumen investasi lainnya.
Namun dibalik itu ada tingkat risiko yang harus diterima oleh investor, oleh
karena tingkat risiko yang harus ditanggung di pasar modal lebih tinggi sehingga
mereka harus berhati-hati dalam mengalokasikan dananya.
Reksadana dipilih sebagai penelitian ini karena mayoritas masyarakat
Indonesia adalah kelas menengah kebawah ditambah dengan pengetahuan akan
investasi pasar modal masih sangat minim sehingga reksadana merupakan salah
satu alternatif investasi bagi masyarakat/investor, khususnya investor dengan
modal kecil ataupun investor dengan waktu ataupun keahlian yang terbatas dalam
menganalisis risiko atas investasi mereka. Oleh karena itu penelitian ini akan
mengukur kinerja reksadana yang berjudul “Analisis Perbedaan Kinerja
Reksadana Konvensional dan Syariah menggunakan metode Sharpe,
8 Universitas Kristen Maranatha
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, para investor
mengalami kebingungan dalam menentukan investasi yang akan diambil karena
kurangnya informasi atau data mengenai investasi serta tumbuhnya perkembangan
pasar investasi seperti pasar modal dan pasar uang, khususnya dalam penelitian ini
dalam investasi reksadana yang berada di pasar modal. Dengan penilaian kinerja
reksadana ini maka diharapkan dapat membantu investor untuk dapat
mempertimbangkan pemilihan reksadana yang tepat. Berdasarkan uraian yang
sudah dijelaskan maka pertanyaan yang diusulkan adalah sebagai berikut:
Apakah terdapat perbedaan evaluasi kinerja reksadana antara
reksadana konvensional dan syariah Indonesia dengan metode
9 Universitas Kristen Maranatha
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
Untuk menganalisis dan menguji perbedaan evaluasi kinerja reksadana
konvensional dan syariah Indonesia dengan metode SHARPE,
TREYNOR, dan JENSEN.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor
Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan reksadana Konvensional ataupun
reksadana Syariah yang ada di Indonesia dan memberikan solusi kepada investor
dalam penanaman investasi bentuk reksadana, sehingga dapat menentukan
proporsi diversifikasi portofolio reksadana secara tepat dan dapat memilih tipe
reksadana sesuai yang investor inginkan.
2. Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai referensi penelitian ilmiah tentang reksadana konvesional dan reksadana
syariah Indonesia dan dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya
terhadap evaluasi kinerja reksadana Indonesia, sehingga dapat mengembangkan
evaluasi kinerja reksadana konvensional dan syariah.
3. Bagi Manajer Investasi
Sebagai acuan untuk memberikan penilaian evaluasi kinerja reksadana
konvensional dan reksadana syariah dan dapat merekomendasikannya kepada
investor yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan investor, baik dari sisi
10 Universitas Kristen Maranatha manajer investasi dapat secara tepat dan akurat untuk mendiversifikasikan
portofolio reksadana investor baik reksadana konvensional maupun reksadana
90 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pengujian hipotesis satu dengan independent sample t-test untuk reksadana
konvensional saham dan reksadana syariah saham dengan metode sharpe dengan
signifikasi α = 0.05. Hasil menunjukan bahwa kedua Sig.(2-tailed) > 0.05 maka Ho
diterima atau tidak ada perbedaan kinerja reksadana konvensional saham dengan
reksadana syariah saham. Berdasarkan statistik deskriptifnya kinerja reksadana
konvensional saham menungguli reksadana syariah saham di setiap tahun penelitian.
Pengujian hipotesis dua dengan independent sample t-test untuk reksadana
konvensional campuran dan reksadana syariah campuran dengan metode sharpe
dengan signifikasi α = 0.05. Hasil menunjukan bahwa kedua Sig.(2-tailed) > 0.05
maka Ho diterima atau tidak ada perbedaan kinerja reksadana konvensional campuran
dengan reksadana syariah campuran. Berdasarkan statistik deskriptifnya kinerja
reksadana konvensional campuran menungguli reksadana syariah campuran di setiap
91 Universitas Kristen Maranatha
4 RDS Campuran RDS Campuran RDS Saham RDS Campuran
Pengujian hipotesis tiga dengan independent sample t-test untuk reksadana
konvensional saham dan reksadana syariah saham dengan metode treynor dengan
signifikasi α = 0.05. Hasil menunjukan bahwa kedua Sig.(2-tailed) > 0.05 maka Ho
diterima atau tidak ada perbedaan kinerja reksadana konvensional saham dengan
reksadana syariah saham. Berdasarkan statistik deskriptifnya kinerja reksadana
konvensional saham menungguli reksadana syariah saham pada tahun 2011, 2012,
dan 2014. Reksadana syariah saham menungguli reksadana konvensional saham pada
tahun 2013.
Pengujian hipotesis empat dengan independent sample t-test untuk reksadana
konvensional campuran dan reksadana syariah campuran dengan metode treynor
dengan signifikasi α = 0.05. Hasil menunjukan bahwa kedua Sig.(2-tailed) > 0.05
maka Ho diterima atau tidak ada perbedaan kinerja reksadana konvensional campuran
dengan reksadana syariah campuran. Berdasarkan statistik deskriptifnya kinerja
reksadana konvensional campuran menungguli reksadana syariah campuran di setiap
92 Universitas Kristen Maranatha
Tabel 5.2
Peringkat Kinerja Reksadana Metode Treynor
Tahun
Peringkat 2011 2012 2013 2014
1 RDK Saham RDK Saham RDK Campuran RDK Saham
2 RDK Campuran RDS Saham RDS Campuran RDK Campuran
3 RDS Saham RDK Campuran RDS Saham RDS Saham
4 RDS Campuran RDS Campuran RDK Saham RDS Campuran
Pengujian hipotesis lima dengan independent sample t-test untuk reksadana
konvensional saham dan reksadana syariah saham dengan metode jensen dengan
signifikasi α = 0.05. Hasil menunjukan bahwa kedua Sig.(2-tailed) > 0.05 maka Ho
diterima atau tidak ada perbedaan kinerja reksadana konvensional saham dengan
reksadana syariah saham. Berdasarkan statistik deskriptifnya kinerja reksadana
konvensional saham menungguli reksadana syariah saham pada tahun 2011 , 2012,
dan 2013. Reksadana syariah saham menungguli reksadana konvensional saham pada
tahun 2014.
Pengujian hipotesis enam dengan independent sample t-test untuk reksadana
konvensional campuran dan reksadana syariah campuran dengan metode jensen
dengan signifikasi α = 0.05. Hasil menunjukan bahwa kedua Sig.(2-tailed) > 0.05
maka Ho diterima atau tidak ada perbedaan kinerja reksadana konvensional campuran
dengan reksadana syariah campuran. Berdasarkan statistik deskriptifnya kinerja
93 Universitas Kristen Maranatha tahun 2011, 2012, dan 2013. Reksadana syariah campuran menungguli reksadana
konvensional saham pada tahun 2014.
Tabel 5.3
Peringkat Kinerja Reksadana Metode Jensen
Tahun
Peringkat 2011 2012 2013 2014
1 RDK Saham RDK Saham RDK Campuran RDS Saham
2 RDK Campuran RDK Campuran RDS Campuran RDS Campuran
3 RDS Campuran RDS Saham RDK Saham RDK Saham
4 RDS Saham RDS Campuran RDS Saham RDK Campuran
Analisa kinerja reksadana konvensional dan syariah baik saham maupun
campuran menghasilkan bahwa reksadana konvensional memiliki tingkat kinerja
yang lebih baik dibandingkan reksadana syariah hal ini dapat dilihat dari peringkat
reksadana dari masing-masing metode yang digunakan.
Pada metode Sharpe peringkat pertama ditempati oleh 4 reksadana
konvensional yakni pada tahun 2011 oleh reksadana konvensional saham, tahun 2012
oleh reksadana konvensional saham , tahun 2013 oleh reksadana konvensional
campuran dan 2014 oleh reksadana konvensional saham.
Pada metode Treynor peringkat pertama ditempati oleh 4 reksadana
konvensional yakni pada tahun 2011 oleh reksadana konvensional saham, tahun 2012
reksadana konvensional saham, tahun 2013 reksadana konvensional campuran dan
94 Universitas Kristen Maranatha Pada metode Jensen peringkat pertama ditempati oleh reksadana konvensional
kecuali tahun 2014 yakni pada tahun 2011 oleh reksadana konvensional saham ,
tahun 2012 reksadana konvensional saham, tahun 2013 reksadana konvensional
campuran dan tahun 2014 reksadana syariah saham.
Pada saat investor memilih reksadana, kondisi ekonomi akan sangat
berpengaruh. Ketika kondisi pasar saham sedang menurun maka reksadana saham
akan ikut menurun, reksadana campuran akan memiliki kinerja lebih baik karena
adanya obligasi atau investasi lain yang lebih memberikan hasil/return yang konsisten
sehingga dapat membuat keseimbangan di portofolio tersebut.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, diantaranya:
1. Hasil penelitian ini hanya berlaku pada PT Mandiri Manajemen Invenstasi
yakni pada Mandiri Investa Atraktif , Mandiri Investa Atraktif Syariah ,
Mandiri Investa Aktif, dan Mandiri Investa Syariah Berimbang sehingga
penelitian ini hanya dapat menggambarkan kinerja reksadana pada PT
Mandiri Manajemen Investasi.
2. Penelitian ini menghadapi masalah keterbatasan data terutama dalam rentang
waktu penelitian yang terlalu sempit yaitu hanya empat tahun.
3. Penelitian ini belum menguji secara mendalam faktor-faktor yang
95 Universitas Kristen Maranatha penelitian ini hanya berdasarkan informasi dari kondisi ekonomi secara umum
dan asumsi.
5.3 Implikasi Penelitian
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa walaupun tidak terdapat perbedaan
kinerja reksadana konvensional dan reksadana syariah namun secara statistik
deskriptif kinerja reksadana konvensional mengungguli kinerja reksadana
syariah. Kinerja yang lebih baik untuk reksadana konvensional dikarenakan
banyaknya pilihan diversifikasi portofolio yang dapat digunakan sehingga
dapat memberikan keseimbangan portofolio yang lebih baik dibandingkan
reksadana syariah. Untuk investor yang senang dengan return yang besar dan
dapat menerima risiko yang besar, reksadana konvensional saham menjadi
salah satu pilihan yang baik untuk berinvestasi namun jika investor yang tidak
suka terhadap risiko yang tinggi reksadana konvensional campuran menjadi
wadah investasi yang menguntungkan juga. Bagi investor yang berpegang
pada syariah Islam reksadana syariah saham menjadi pilihan yang baik untuk
investor yang dapat menerima risiko yang tinggi. Sebaliknya jika investor
tidak dapat menerima risiko yang tinggi dan berpegang pada syariah Islam
96 Universitas Kristen Maranatha 2. Implikasi Manajerial
Pemilihan reksadana memang seharusnya menjadi pilihan tergantung profil
risiko investor tersebut, namun dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
reksadana saham memiliki kinerja yang baik namun pada saat terjadi
penurunan kinerja pasar saham karena faktor eksternal yang dapat
memengaruhi kinerja seperti yang terjadi pada tahun 2013 maka reksadana
campuranlah yang dapat memberikan hasil yang positif. Pemilihan
diversifikasi portofolio yang cermat dapat membuat investor dapat
mendapatkan keuntungan yang lebih.
3. Implikasi Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada menguji
perbedaan kinerja reksadana konvensional dan syariah baik saham maupun
campuran. Untuk penelitian selanjutnya dapat dihubungkan dengan faktor
yang mempengaruhi kinerja reksadana dengan melihat pengaruh dari
faktor-faktor luar maka akan memberikan hasil yang lebih komprehensif sehingga
97 Universitas Kristen Maranatha
5.4 Saran
1. Bagi Investor
Investor yang akan berinvestasi di reksadana sebaiknya mempertimbangkan
kinerja historis reksadana yang akan diambil oleh investor tersebut sehingga
dapat melihat apakah reksadana yang diambil memiliki kinerja yang baik atau
tidak. Profil risiko investor akan mempengaruhi pemilihan jenis reksadana.
Investor yang dapat menerima risiko tinggi maka reksadana saham dapat
menjadi pilihan utama, namun jika tidak maka reksadana campuran yang
menjadi pilihan utama. Investor yang ingin berinvetasi namun berpegang
dengan syariah Islam dapat memilih reksadana syariah yang sesuai dengan
profil risiko investor.
2. Bagi Manajer Investasi
Manajer Investasi hendaknya dapat meningkatkan kemampuannya dalam
memilih portofolionya. Pengamatan dalam isu-isu di ekonomi makro dapat
meminimalisir kerugian atau bahkan dapat meningkatkan keuntungannya
sehingga tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan investor.
3. Bagi Akademisi
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel untuk jenis
reksadana lainnya dan menambah periode penelitian sehingga jika
digeneralisasi maka akan mendapatkan hasil yang lebih dapat menjelaskan
98 Universitas Kristen Maranatha menjelaskan konsistensi logis manajer investasi dalam mengelola portofolio
99 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, A.A (2012) Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dengan Reksa Dana Konvensional Tahun 2008-2010. Skripsi: Yogyakarta. Program S1 Ilmu
Keuangan Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Negeri Sunan Kalijaga.
Ambarwati (2007). Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Saham dengan Kinerja Pasar (IHSG) Melalui Pendekatan Sharpe dan Treynor Periode 2004-2006 (Studi Kasus Reksadana Saham yang terdaftar di BEJ): Tesis,Semarang: Program Magister Manajemen Pasca Sarjana Univesitas Diponegoro.
Anoraga., & Pakarti, P (2001). Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Barus, G.A (2013) Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana dengan Metode Sharpe, dan Metode Treynor (Studi pada Reksa Dana Saham Periode Tahun 2011-2012). Skripsi: Semarang. Program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
BI rate. Diakses pada 8 Oktober, 2015, from
http://www.bi.go.id/en/moneter/bi-rate/data/Default.aspx.
Cahyaningsih., Suwardi, E., & Setiawan, D.(2008) Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dengan Reksa Dana Konvensional. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) ke XI. Pontianak.
Cahyaningsih., Suwardi, E., & Setiawan, D.(2009) Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dengan Reksa Dana Konvensional. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 12, No.2, Mei 2009, hal. 121-144.
Dariyus (2012) Apakah Kinerja dan Risiko Reksadana Syariah Lebih Baik Dibandingkan dengan Reksadana Konvensional? Jurnal Orasi Bisnis Edisi ke-VIII. Desiana, L., & Isnurhadi (2012) Perbandingan Kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dengan Reksa Dana Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya, Vol.10, No.20 Desember 2012, hal 81-98.
Elfakhani, S., Hassan, M.K., & Sidani, Y (2005) Comparative Performance of Islamic Versus Secular Mutual Funds. Suliman S. Olayan School of Business American University of Beirut, Lebanon., & Departement of Economics and Finance University of New Orleans, LA.
100 Universitas Kristen Maranatha Hayati, N.R (2006) Perbandingan Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap (Konvensional dan Syariah) Sebagai Suati Evaluasi Portofolio Investor di Pasar Modal. Jurnal Bisnis, Manajemen, & Ekonomi, Vol.7 No.4 Mei 2006, hal. 954-968. Hayati, N.R., & Haruman, T (2006) Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Konvensional dan Reksa Dana Syariah Sebagai Dasar Pengetahuan Bagi Pengambilan Keputusan Investasi di Pasar Modal Indonesia. Makalah dipresentasikan pada Seminar Knowledge Management, KKMI FTI ITB – Univesitas Widyatama.
Husnan, S (2009). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi keempat. Yogyakarta: Unit penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Imam, G (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
JII Index. Diakses pada 15 Oktober, 2015, from
http://www.investing.com/indices/idx-islamic-historical-data.
Jogiyanto (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
LQ 45. Diakses pada 10 Oktober, 2015,
fromhttp://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock/LQ45.
Martalena & Malinda, M. (2011). Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: ANDI. Margono (2004) Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Muzdalifa, E (2009) Analisis Kinerja Reksadana Syariah Pendapatan Tetap dan Campuran dengan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Skripsi: Yogyakarta. Program S1 Ilmu Keuangan Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Negeri Sunan Kalijaga.
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Mandiri Aktiva Syariah Berimbang. Diakses pada 20 September, 2015, from
http://pusatdata.kontan.co.id/reksadana/produk/291/Mandiri-Investa-Syariah-Berimbang.
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Mandiri Investa Atraktif Syariah. Diakses pada 25 September, 2015 from
http://pusatdata.kontan.co.id/reksadana/produk/297/Mandiri-Investa-Atraktif-Syariah.
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Investa Atraktif. Diakses pada 1 Oktober, 2015, from
http://pusatdata.kontan.co.id/reksadana/produk/309/Mandiri-Investa-Atraktif.
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Investa Aktif. Diakses pada 8 Oktober 2015, from
101 Universitas Kristen Maranatha Norman, N.B., Almsafir, M.K., & Smadi,A (2013) Comparative Study of Conventional and Shariah-based Unit Trust Funds Performance of Public Mutual Berhad. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 7(9): 354-363.
Pradani, F.I., Hidayat, R.R., & Topowijono (2012) Evaluasi Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap Berdasarkan Metode Sharpe, Metode Treynor, dan Metode Jensen.Skripsi: Malang. Program S1 pascasarjana Fakultas Ilmu Administrasi Unviersitas Brawijaya Malang
Prasetyo, J., & Safitri, E (2012). Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Saham dengan Kinerja Pasar (IHSG) di Bursa Efek Indonesia: Skripsi,Palembang: Program S1 Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang.
Pratomo, E.P., & Nugraha, U (2009). Reksadana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern, Edisi Revisi ke-2, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rachmayanti, T.F (2006) Analisis Kinerja Portofolio Saham Syariah Pada Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2002, Tesis: Jakarta. Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Rahardi, A.N (2013) Analisis Komparasi Pengukuran Kinerja Reksa Dana Menggunakan Metode Sharpe, Treynor, dan M2 (Studi pada reksa dana saham periode 2009-2011) Skripsi: Semarang. Program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Sekaran, U & Bougie, R. (2009). Research Methods for Business : a skill building approach. 5th ed. Great Britain: TJ International Ltd, Padstow, Cornwall.
Silalahi., & Ulber (2006) Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press. Suciningtyas, I.H (2009) Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah dengan Reksadana Konvesional (Studi Danareksa Syariah Berimbang dan Danareksa Anggrek pada PT Danareksa Investment Management Periode 2005-2007). Skripsi: Surakarta. Program S1 ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Suliyanto (2009). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Sunariyah (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. Yogyakarta: UMP AMP YKPN.
Sunjoyo., Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A.(2013) Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Bandung: Alfabeta.
Tandelilin, E (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.