• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM LAYANAN DASAR UNTUK MENINGKATKAN PENGELOLAAN DIRI DALAM BELAJAR (ACADEMIC SELF MANAGEMENT) SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM LAYANAN DASAR UNTUK MENINGKATKAN PENGELOLAAN DIRI DALAM BELAJAR (ACADEMIC SELF MANAGEMENT) SISWA."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Asumsi Penelitian ... 10

BAB II KONSEP PROGRAM LAYANAN DASAR DAN KONSEP PENGELOLAAN DIRI DALAM BELAJAR (ACADEMIC SELF MANAGEMENT) ... 12

A. Konsep Pengelolaan Diri dalam Belajar (Academic Self-Management) ... 12

B. Konsep Program Layanan Dasar ... 26

C. Program Layanan Dasar untuk Meningkatkan Pengelolaan Diri dalam Belajar (Academic Self Management) ... 33

D. Hasil Penelitian Terdahulu ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43

A. Metode Penelitian ... 43

B. Populasi dan Sampel ... 50

C. Definisi Operasional ... 51

D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 54

(2)

F. Pengelolahan dan Analisis Data Penelitian ... 61

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ... 68

A. Hasil Penelitian ... 68

B. Pembahasan ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 109

A. Kesimpulan ... 109

B. Rekomendasi ... 110

Daftar Pustaka

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Gambaran Populasi dan Sampel Penelitian... 51

3.2 Kriteri Penilaian (Skor) Alternatif jawaban untuk tiap item ... 57

3.3 Kisi-kisi Angket Academic Self Management... 58

4.2 Program Layanan Dasar Semester 1 Kelas VIII

SMP N 1 Punggur tahun ajaran 2010/2011 ... 74

4.3 Program Layanan Dasar Semester 2 Kelas VIII

SMP N 1 Punggur tahun ajaran 2010/2011 ... 75

4.4 Pedoman Observasi Dalam Evaluasi Proses Layanan Dasar ... 89

4.5 Jadwal Program Layanan Dasar untuk Meningkatkan

Academic Self Management ... 90

4.6 Perbandingan Hasil Pretes dan Postest Kelompok Eksperimen ... 95

(4)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Profil Academic Self Management Kelompok Treatmen ... 69

4.2 Profil Academic Self Management Kelompok Treatmen

Berdasarkan Seluruh Aspek ... 70

4.3 Profil Academic Self Management Kelompok Treatmen

Setelah diberi Layanan Dasar ... 92

4.3 Profil Academic Self Management Kelompok Treatmen

(5)

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan asumsi penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah diharapkan mampu memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif kepada para siswa guna menghasilkan output pembelajaran yang berkualitas yakni siswa-siswi yang berprestasi belajar baik. Kualitas prestasi belajar siswa di sekolah, dapat dilihat dari nilai ujian atau nilai raport.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa diantaranya faktor internal dan eksternal (Alex Sobur, 2003: 244). Faktor internal merupakan kondisi dalam diri siswa yang terdiri dari kondisi psikologis dan fisiologisnya, sedangkan faktor eksternal terdiri dari kondisi lingkungan, baik lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Tiap siswa memiliki kondisi internal dan eksternal yang berbeda-beda. Perbedaan ini sering menimbulkan terjadinya perbedaan respon dan hasil belajar siswa.

(6)

2 itu suatu pengetahuan dan keterampilan tentang cara belajar efektif secara umum dapat membantu siswa dalam belajar. Seperti yang disebutkan dalam kamus besar bahasa Indonesia (1995:652) bahwa metode belajar sebagai “cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan, dan sebagainya)” atau “cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. Berdasarkan pengertian tersebut, yang dimaksud metode belajar, secara singkat adalah cara yang teratur untuk mencapai maksud belajar (Alex sabur, 2003: 252).

Ada beberapa metode belajar yang telah dikembangkan oleh para psikolog dan ahli pendidikan, seperti: metode SQ3R (survey, question, read, recite, dan review) oleh P. Robinson (1970); metode PQRST (preview, question, read, state,

dan test) oleh Thomas F. Staton (1952); atau metode Quantum Learning oleh Bobbi Deporter (1992). Metode-metode ini disusun untuk membantu para siswa agar dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga memperoleh prestasi belajar yang optimal.

Selain itu, ada pula teori-teori lain yang memuat tentang strategi belajar efektif, seperti yang dikembangkan oleh Zimmerman (1987) yaitu teori tentang self-regulated learning yakni kemampuan siswa dalam mengarahkan

(7)

tingkah laku, dan c. strategi untuk mengoptimalkan fungsi lingkungan. Strategi untuk mengoptimalkan fungsi personal ini meliputi: (1) kemampuan pengorganisasian dan transformasi yakni menelaah kembali materi-materi pembelajaran, (2) kemampuan menetapkan tujuan dan perencanaan aksi pencapaian tujuan, dan (3) kemampuan melatih dan menghapal materi. Strategi mengoptimalkan fungsi tingkah laku meliputi: (1) evaluasi diri terhadap kualitas kemajuan pekerjaannya, dan (2) membayangkan reward dan punishmen yang dapat ia peroleh bila memperoleh kesuksesan dan kegagalan. Sedangkan strategi untuk mengoptimalkan fungsi lingkungan meliputi: (1) pencarian informasi lebih lengkap dari sumber-sumber non sosial, (2) pembuatan catatan tentang kejadian dan hasil belajar yang diperoleh dalam proses belajar, (3) penyusunan lingkungan fisik, dan (4) pencarian bantuan sosial. Dengan demikian, self regulated learning tidak hanya membantu siswa mengoptimalkan kondisi-kondisi internalnya seperti pribadi dan tingkahlaku, tetapi juga membantu siswa mengoptimalkan pemanfaatan kondisi eksternal seperti kondisi lingkungannya agar mendukung efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar.

Senada dengan self regulated learning, Myron Dembo (2004:4) memperkenalkan suatu model academic self management, yaitu suatu pendekatan untuk membantu siswa memanajemen diri agar dapat belajar secara efektif. Dalam pendekatan academic self management, maksud kata ‘Manajemen’ mengarah pada aktivtas manajemen motivasi, perilaku dan cara belajar.

(8)

4 perilaku dikenal dengan strategi perilaku, yakni strategi yang ditujukan untuk membantu siswa memanajemen perilakunya agar mendukung kegiatan belajar. Dan manajemen cara belajar dikenal dengan strategi belajar yang ditujukan untuk membantu siswa melaksanakan kegiatan belajar secara efektif, meliputi cara belajar di buku teks, cara belajar efektif di kelas, cara belajar mempersiapkan ujian, dan cara mengerjakan ujian yang efektif. Ketiga strategi (strategi motivasi, strategi perilaku dan strategi belajar) tersebut marupakan strategi-strategi yang dikembangkan dalam pendekatan academic self management. Strategi-strategi itu ditujukan untuk membantu siswa memanajemen faktor-faktor yang mempengaruhi belajar mereka, sehingga mereka dapat membangun kondisi optimum dalam belajar dan menghapus gangguan-gangguan dalam belajar. Oleh karena itu, keterampilan academic self management didrasa dapat digunakan untuk mendukung terciptanya performa belajar yang efektif dan mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Berdasarkan uraian tersebut, maka pengembangan keterampilan academic self management atau pengelolaan diri dalam belajar begitu penting

dikembangkan kepada para siswa, dapat mendukung kelancaran dan kesuksesan proses pembelajaran bagi siswa dan sekolah. Salah satu syarat untuk mengembangkan keterampilan academic self management ini ialah siswa perlu memiliki sifat kemandirian.

(9)

Masa remaja sebagai usia bermasalah, di mana masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh laki-laki maupun perempuan. Ada dua alasan berkaitan dengan kesulitan belajar tersebut yaitu: pertama, sepanjang masa kanak-kanak masalahnya sebagian besar diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga sebagian remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa diri mandiri sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, dan menolak bantuan orang tua atau gurunya.

Pada dasarnya remaja masih belum mampu memandirikan dirinya, termasuk dalam belajar. Maka peranan guru pembimbing sebagai orang dewasa turut bertanggungjawab membantu remaja agar memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan dan bertanggungjawab. Dan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang tepat untuk mengembangkan kemandirian siswa melalui pengembangan keterampilan academic self management ialah layanan dasar.

(10)

6 penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya. Dengan demikian, layanan dasar dapat dilaksanakan untuk mengajarkan dan melatih keterampilan academic self management kepada para siswa, sebagai salah satu upaya mengoptimalkan

perkembangan belajar siswa.

Beberapa fakta di sekolah banyak memperlihatkan tentang kebutuhan pengembangan keterampilan academic self management siswa, misalnya seperti fenomena perilaku-perilaku belajar yang kurang efektif yang dilakukan oleh para siswa. Hasil tanya jawab dengan siswa kelas VIII.2 di SMP Negeri 1 Punggur diketahui bahwa siswa masih belum melaksanakan cara belajar yang efektif secara maksimal, terbukti dengan adanya gejala-gejala perilaku sebagai berikut: tidak semangat belajar di kelas, tidak memiliki jadwal belajar yang teratur, sulit konsentrasi, sering tidak mengerjakan tugas atau PR, tidak mau atau tidak berani menjawab pertanyaan guru dan sering tidak masuk sekolah. Perilaku tersebut merupakan perilaku belajar yang negatif yang tidak menunjukan keterampilan academic self management yang baik.

(11)

memperlihatkan adanya korelasi antara perilaku belajar siswa dengan hasil belajar yang diperoleh.

Berdasarkan pengukuran tingkat academic self management siswa kelas VIII.2 di SMP Negeri 1 Punggur diperoleh keterangan bahwa sejumlah 31 orang, diperoleh 15 orang (48.39%) memiliki keterampilan academic self management

berkategori tinggi, 9 orang (29.03%) berkategori sedang, dan 7 orang (22.6%)

berkategori rendah.

Data tersebut, menunjukan masih ada siswa yang memiliki tingkat academic self management berkategori rendah dan juga sedang. Berkaitan dengan itu, maka

penelitian ini difokuskan untuk meningkatkan pengelolaan diri dalam belajar atau academic self management siswa melalui pengujian efektivitas program layanan

dasar.

B. Rumusan Masalah

Beranjak dari kebutuhan pengembangan keterampilan pengelolaan diri dalam belajar atau academic self management. Maka permasalahannya ialah bagaimana program layanan dasar yang efektif untuk meningkatkan pengelolaan diri dalam belajar (academic self management) siswa?

(12)

8 ini dipusatkan pada “Program layanan dasar untuk meningkatkan pengelolaan diri dalam belajar (academic self management) siswa kelas VIII SMP”, dengan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana profil pengelolaan diri dalam belajar (academic self management) siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Punggur tahun ajaran 2011/2012?

2. Bagaimana program layanan dasar yang telah dilaksanakan oleh guru pembimbing di SMP Negeri 1 Punggur?

3. Bagaiamana rumusan program layanan dasar untuk meningkatkan pengelolaan diri dalam belajar (academic self management) siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Punggur tahun ajaran 2011/2012?

4. Apakah program layanan dasar tersebut efektif dalam meningkatkan pengelolaan diri dalam belajar (academic self management) siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Punggur tahun ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan utama penelitian ini adalah merumuskan program layanan dasar untuk meningkatkan pengelolaan diri dalam belajar (academic self management) siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Punggur. Sedangkan secara khusus tujuannya:

(13)

2. Memperoleh gambaran empirik mengenai program layanan dasar yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Punggur.

3. Merumuskan program layanan dasar yang sesuai untuk meningkatkan pengelolaan diri dalam belajar (academic self management) siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur tahun ajaran 2011/2012.

4. Memperoleh gambaran keefektifan program layanan dasar dalam

meningkatkan pengelolaan diri dalam belajar (academic self management) siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Punggur tahun ajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau menjadi salah satu informasi dan bahan kajian untuk kemajuan dunia pendidikan, khususnya bidang keilmuan bimbingan dan konseling. Diharapkan pula dapat bermanfaat dalam rangka pengembangan program layanan dasar yang dapat dipergunakan di Sekolah Menengah Pertama.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan untuk meningkatkan keterampilan pengelolaan diri dalam belajar (academic self management), yang dapat mendukung performa dan prestasi belajar yang

(14)

10 b. Bagi guru bimbingan dan konseling, rumusan program layanan dasar ini diharapkan dapat diimplementasikan kepada para siswa disekolah, terutama untuk mendukung menyukseskan proses pembelajaran di sekolah.

c. Bagi dewan guru dan staf tata usaha, perumusan program layanan dasar ini diharapkan dapat mendukung kerjasama yang lebih baik lagi dengan guru bimbingan dan konseling dalam rangka mensukseskan kegiatan pembelajaran di sekolah.

d. Bagi kepala sekolah, program layanan dasar ini hendaknya dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, khususnya untuk meningkatkan pengelolaan diri dalam belajar (academic self management) siswa.

E. Asumsi Penelitian

Berikut ini penjelasan tentang asumsi penelitian ini:

1. Ada banyak faktor yang mempengaruhi belajar individu yaitu faktor internal dan eksternal, faktor internal meliputi intelegensi dan kepribadian, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor lingkungan seperti keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian, maka reaksi siswa dalam menerima pelajaran pun dapat terjadi berbeda-beda.

(15)

pembelajaran merupakan tanggungjawab semua pihak baik kepala sekolah, guru, guru bimbingan dan konseling, siswa, orang tua maupun masyarakat. 3. Beberapa fenomena perilaku belajar yang kurang efektif, seperti membolos,

tidak mengerjakan PR, tidak memperhatikan ketika guru menerangkan, mengantuk di kelas dan sebagainya merupakan suatu bentuk masalah belajar yang sangat mempengaruhi output pembelajaran dan perlu diatasi.

4. Salah satu cara untuk mengembangkan perilaku belajar yang efektif siswa ialah melalui pengembangan keterampilan pengelolaan diri dalam belajar atau academic self management. Keterampilan academic self management ialah

suatu keterampilan atau kemampuan siswa dalam memanajemen dirinya agar menghasilkan perilaku yang efektif untuk belajar, ‘manajemen’ ini meliputi manajemen terhadap strategi motivasi, strategi perilaku dan strategi belajar. 5. Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu mengoptimalkan

perkembangan siswa, baik perkembangan pribadi, sosial, karier dan belajar. 6. Kurikulum bimbingan atau layanan dasar merupakan salah satu layanan dalam

program bimbingan dan konseling yang mempromosikan pengetahuan, tingkahlaku dan keterampilan melalui pengajaran tiga konten area berikut ini: prestasi akademik, pengembangan karier, dan pertumbuhan pribadi/sosial. 7. Dengan demikian, maka guru pembimbing dapat menggunakan program

(16)

43 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini di uraikan tentang Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik

Pengumpulan Data Penelitian, Proses Pengumpulan Data, Pengolahan dan

Analisis Data Penelitian.

A. Metodologi Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment. Penelitian

eksperimen merupakan penelitian percobaan, yakni penelitian yang

membandingkan dua kelompok sasaran penelitian, satu kelompok diberi

perlakuan tertentu dan satu kelompok (kelompok kontrol) lagi dikendalikan pada

suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan sebagai pembanding. Selisih tanggap

antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol menjadi ukuran pengaruh

perlakuan yang diberikan kepada kelompok perlakuan itu (Margono, 2007:110).

John W. Creswall (2008:299) menyebutkan “in an experiment, you test an

idea (or practice or procedure) to determine whether it influences an outcome or

dependent variable.” Artinya bahwa penelitian eksperiman bermaksud meneliti

ide (suatu praktek atau prosedur) untuk melihat apakah memiliki pengaruh

terhadap hasil atau variable dependen. Maka, langkah pertama dalam penelitian

ekperimen ini ialah menentukan ide (praktek atau prosedur) yang akan

(17)

mengalami pengalaman (praktek atau prosedur) tersebut dan selanjutnya melihat

dan menentukan apakah ide (praktek atau prosedur) yang dialami oleh individu

atau kelompok tersebut menunjukan hasil yang lebih baik dari pada individu atau

kelompok yang tidak diberi perlakuan (praktek atau prosedur) tersebut.

Penelitian ekperimen ini dilakukan ketika peneliti ingin melihat

kemungkinan sebab dan akibat antara variabel independent dengan variabel

dependen. Oleh karena itu peneliti perlu berusaha mengontrol semua variabel

yang mempengaruhi hasil kecuali pada variabel independent. Selanjutnya ketika

variabel independen mempengaruhi variabel dependen, dapatlah dikatakan

variabel independen menyebabkan variabel dependen.

Ada beberapa jenis desain pada penelitian eksperiment ini, diantaranya ialah

desain antar kelompok dan desain dalam kelompok. Desain antar kelompok ini

terdiri dari beberapa desain lagi, diantarannya: true-experiment desaign,

quasi-experiment desaign, dan factorial desaign. Sedangkan desain dalam kelompok

terdiri dari beberapa desain, yaitu: time series experiment, repeated measure

experiments, dan single-subjek experiment.

Desain eksperiment yang digunakan dalam penelitian “Program layanan

dasar untuk mengembangkan academic self management” ini adalah quasi

experiments desaign. Cresswel (2008: 560) menyebutkan: “Quasi-experiment

include assignment, but not random assignment of participant to groups. This is

(18)

45 Pendapat tersebut menjelaskan bahwa ciri metode penelitian

quasi-experiment ini ialah pemilihan kelompok eksperiment yang tidak dilakukan secara

random, melainkan ditentukan oleh peneliti sendiri berdasarkan variabel-variabel

tertentu. Dalam kaitannya dengan pemilihan subjek penelitian, peneliti tidak

selalu dapat melakukan pemilihan subjek secara random. Dalam penetapan

random, peneliti tidak memungkinkan memilih dan memilah subjek sesuai dengan

rancangannya. Akan tetapi, bisa jadi peneliti terpaksa harus menerima kelas atau

kelompok subjek yang telah ditentukan oleh sekolah, sesuai dengan kebijakan

sekolah, penelitian eksperiment ini yang dimaksudkan oleh Stanley dan Campbell

(Asher & Vockel, 1995) sebagai penelitian eksperiman kuasi. Walaupun

demikian, apabila penelitian ini dirancang dengan cermat dan tepat tetap akan

memberikan hasil yang bermanfaat.

Menurut Punanji Setyosari (2010:156) ada dua rancangan penelitian, terkait

dengan eksperiment kuasi ini, yaitu: (1) kelompok berhubungan (intact group

comparation), dan (2) rancangan kelompok control yang tidak sama

(non-equivalent control group design). Perbedaan kedua rancanngan penetian tersebut

ialah bila pada rancangan kelompok berhubungan sekelompok subjek yang

diambil dari populasi dikelompokan secara rambang menjadi dua, yaitu kelompok

eksperiment dan kelompok kontrol. Sedangkan pada rancangan kelompok

nonekuivalen kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih langsung dari

populasi secara tidak acak atau random. Dan penelitian ini menggunakan desain

eksperimen kuasi dengan rancangan kelompok non-ekuivalen. Berikut gambaran

(19)

Gambar 3.1 Desain eksperimen kuasi dengan rancangan non-equivalent control group design

Ada dua kelompok yang dipilih secara tidak acak (random) yaitu kelompok

perlakuan (eksperimen) dan kelompok kontrol. Keduanya memperoleh pretest dan

posttest. Perbedaan hasil atau variabel dependen pada kelompok eksperiment dan

kelompok kontrol dapat menunjukan efektif atau tidaknya perlakuan (layanan

dasar) yang diberikan kepada kelompok eksperimen.

1. Tahapan Dalam Penelitian Eksperimen

Ada beberapa tahap dalam menyusun penelitian ekperimen, diantaranya:

a. Menentukan ide yang akan di ekperimenkan dari suatu masalah penelitian

Tahap ini merupakan tahap awal yakni mempertimbangkan apakah suatu ide

dalam masalah penelitian tersebut tepat bila mengunakan penelitian eksperimen.

Hal penting yang menjadi pertimbangan dalam penelitian eksperimen ialah

peneliti harus dapat mengontrol pengaturan eksperimen sebagaimana

memanipulasi satu tingkat pada sebuah variabel independen. Eksperimen

bukanlah pilihan terbaik bila suatu masalah dapat digeneralisasi kedalam populasi

atau ketika peneliti tidak dapat memanipulasi kondisi eksperimen.

O1 X O2 (eksperiment)

(20)

47 b. Bentuk hipotesis pada hubungan sebab-akibat

Tahap selanjutnya ialah menyusun suatu prediksi, dan selanjutnya mengumpulkan

data untuk menguji hipotesis. Hipotesis merupakan jenis yang sering digunakan

dalam penelitian eksperimen dibanding bentuk pertanyaan penelitian. Mekipun

keduanya dapat juga digunakan semuanya. Berikut arahan dalam membuat

pernyataan hipotesis:

1) Variabel independen terdiri sekurang-kurangnya satu variabel dengan banyak

level. Dan peneliti perlu memanipulasi satu dari beberapa level. Variabel

independen adalah hasil, dan peneliti sering meneliti banyak hasil (seperti:

siswa dan perilaku).

2) Variabel terukur dalam suatu instrument atau catatan observasi. dan keduanya

perlu memiliki skor validitas dan reliabilitas. Peneliti perlu memilih

instrument dengan hasil skor validitas konstruk yang tinggi.

c. Memilih unit eksperimen dan mengidentifikasi studi partisipan

Salah satu tahap pertama dalam penyusunan eksperimen adalah menentukan unit

eksperimen. Analisis unit eksperimen adalah unit terkecil yang dituntaskan

peneliti selama eksperimen. Peneliti mengumpulkan data dari individu, dan cara

penuntasan unit eksperimen dapat berbeda-beda antara unit eksperimen satu

dengan yang lainnya. Suatu unit eksperimen dapat menangani seseorang individu,

(21)

d. Memilih perlakuan atau treatmen eksperimen dan mengenalinya

Suatu kunci desain eksperimen ialah mengatur level perlakuan dan

mengaplikasikan suatu level pada masing-masing kelompok, seperti satu tingkat

pada kelompok eksperimen, dan tingkat lain pada kelompok control. Selanjutnya

membandingkan hasil dari masing-masing kelompok. Intervensi dapat berupa

program atau aktivitas yang diorganisasikan oleh peneliti.

e. Memilih jenis desain eksperimen

Suatu aspek persiapan untuk eksperimen ialah memilih desain dan menyediakan

diagram visualnya. Peneliti perlu menentukan beberapa dasar untuk kegiatan

eksperimen, ketersediaan partisipan, dan bagaimana kecakapan peneliti dalam

memperlakukan control dari pengaruh asing.

f. Menyusun eksperimen

Menyusun eksperimen meliputi tahapan prosedur yang tepat dengan pemilihan

desain. Yang terdiri dari:

1) Mengadministrasi pretes, bila berencana menggunakannya.

2) Mengenali perlakuan eksperimen untuk kelompok eksperimen.

3) Memonitori proses sehingga ancaman terhadap validitas internal

diminimalisir.

(22)

49 5) Penggunakan etika praktek dengan wawancara partisipan, menginformasikan

mereka tentang tujuan dan alasan untuk eksperimen, menanyakan gagasan

mereka tentang kejadian yang terjadi.

g. Mengorganisasi dan menganalisis data

Tiga aktivitas utama yang diperlukan dalam menyimpulkan eksperimen:

pengkodean data, analisis data, dan penulisan hasil eksperimen. Pengkodean data

berarti peneliti perlu memperoleh informasi dari alat ukur dan mengatur file

computer untuk analisis data. Prosedur ini dimulai dengan membersihkan data

untuk meyakinkan bahwa jawaban instrument tidak termasuk sebagai data yang

tak biasa di file computer yang melalui tombol eror atau kekeliruan. Peneliti dapat

menjelajahi database untuk mengatasi eror tersebut dengan melaksanakan analisis

deskriptif pada penggunaan program analisis statistik dan meniadakan variabel

untuk keberadaan data yang tak biasa. Analisis deskriptif ini dapat menyediakan

pandangan pertama dari hasil penelitian dan manyaring hasil yang terbaca untuk

sebuah hasil pengukuran. Tahap ini ialah tahap pertama dalam analisis data.

Selanjutnya peneliti mulai menganalisis perbandingan kelompok tentang hasil

pengukuran. Dan menyediakan informasi yang berguna untuk menjawab hipotesis

atau pertanyaan penelitian.

h. Pengembangan laporan penelitian eksperimen

Laporan ekperimen disesuaikan dengan standar format. Pada “metode atau

prosedur” eksperimen, peneliti cenderung memasukan informasi tentang:

(23)

2) Desain eksperimen.

3) Intervensi dan material.

4) Mengontrol seluruh variabel asing.

5) Pengukuran terhadap variabel dependen dan observasi.

Berdasarkan pada focus masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikann

dalam Bab 1 peneliti mempunyai keyakinan penggunaan metode di atas akan

lebih sesuai untuk menguji efektivitas program layanan dasar dalam

mengembangkan academic self management siswa.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 1

Punggur. Maka sampel penelitian ini juga siswa kelas VIII di SMP Negeri 1

Punggur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik kelompok

atau rumpun (cluster). Yaitu sampel yang diambil dari kelompok-kelompok yang

telah tersedia dalam populasi dan pengambilan sampelnya tidak dilaksanakan

secara random atau acak (Punanji Setyosari, 2010: 172). Dalam penelitian ini

sampel mengambil dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Masing-masing kelompok diambil dua kelas dari tujuh kelas VIII di SMP

Negeri 1 Punggur. Dua kelas tersebut ialah kelompok treatmen untuk kelas VIII.2

dengan jumlah 31 dan kelompok kontrol untuk kelas VIII.1 dengan jumlah 31.

(24)

51 Tabel 3.1 Gambaran Populasi dan Sampel Penelitian

No. Kelompok Sampel Populasi

1. Treatmen 31 222

2. Kontrol 31

C. Definisi Operasional

Penelitian program layanan dasar untuk meningkatkan academic self

management terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas terletak pada program layanan dasar, sedangkan variabel terikat

terletak pada pengelolaan diri dalam belajar (academic self management) siswa.

1. Program layanan dasar adalah proses pemberian bantuan oleh konselor

sekolah SMP N 1 Punggur kepada semua siswa melalui kegiatan-kegiatan

secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka

membantu perkembangan akademik, khususnya keterampilan pengelolaan diri

dalam belajar (academic self management).

Adapun struktur-struktur dalam program layanan dasar untuk meningkatkan

pengelolaan diri dalam belajar (academic self management) siswa adalah

sebagai berikut:

a. Rasionalisasi

b. Visi

c. Misi

(25)

e. Asumsi

f. Strategi

g. Action plan

h. Evaluasi

2. Academic self management adalah suatu kemampuan/keterampilan siswa SMP

Negeri 1 Punggur dalam mengelola atau memanajemen diri dalam belajar.

Kata ‘manajemen’ meliputi manajemen diri siswa terhadap motivasi, perilaku

dan belajarnya. Oleh karena itu tingkat academic self management siswa dapat

diukur dari gambaran strategi motivasi, strategi perilaku dan strategi belajar

siswa bersangkutan. Ketiga stragei tersebut memiliki beberapa cara

pendekatan, diantaranya: pengaturan tujuan, mannajemen emosi, manajemen

waktu, manajemen perilaku, strategi belajar di buku, strategi belajar di kelas,

strategi belajar untuk ujian, dan strategi mengerjakan ujian.

Maka indikator-indikator academic self management ialah:

a. Pengaturan tujuan

b. Mannajemen emosi

c. Manajemen waktu

d. Manajemen perilaku

e. Strategi belajar di buku

f. Strategi belajar di kelas

g. Strategi belajar untuk ujian

(26)

53 Kedelapan indikator digunakan dalam penyusunan angket academic self

management, yang akan di ujikan pada sebelum dan sesudah pelaksnaan

layanan dasar. Sehingga data yang diperoleh ialah berupa data angka atau data

kuantitatif. Dari data tersebut akan terlihat bagaimana gambaran peningkatan

academic self management siswa.

Disamping itu, untuk menguji efektivitas program layanan dasar untuk

meningkatkan academic self management, peneliti menggunakan evaluasi

proses melalui pedoman observasi, adapun beberapa aspek yang diobservasi

diantaranya:

a. Respon siswa

b. Materi yang diberikan

c. Strategi yang digunakan

d. Penggunaan media

e. Penggunaan waktu

Evaluasi proses juga dilaksanakan menggunakan jurnal kegiatan harian,

adapun aspek-aspek jurnal harian kegiatan diantaranya:

a. Eksperimentasi

b. Identifikasi

c. Analisis

d. Generalisasi

(27)

D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

1. Analisa Uji Coba Instrumen

a. Analisa Rasional

Intrumen academic self management meruapakan variabel yang digunakan

untuk mengumpulkan data ditelaah oleh dosen pembimbing guna melakukan

koreksi terhadap bentuk dan isi instrument.

b. Analisa Empiris

Dalam tahap analisis empiris, peneliti melakukan uji coba untuk mengetahui

validitas pernyataan dan reliabilitas instrument. Setelah dilakukan oleh 3 orang

dosen ahli, serta dikoreksi oleh dosen pembimbing, selanjutnya

pernyataan-pernyataan dalam instrument academic self management diujicobakan kepada 19

siswa kelas VIII di SMP Laboratorium UPI guna mendapatkan validitas

pernyataan dan reliabilitas instrumen.

Untuk analisis empiris, peneliti menggunakan bantuan program komputer

statistik SPPS (Statistical Package for Social Sciences) versi 12.0.

Untuk menguji validitas pernyataan dengan teknik korelasi product moment.

Rumus teknik korelasi Product Moment adalah sebagai berikut (Furqon, 2009:

103):

=

Ket:

(28)

55 X = Skor subyek pada pernyataan

Y = Skor total subyek pada skala Rxy = Korelasi antara X dan Y

Selanjutnya untuk perhitungan reliabilitas digunakan teknik koefisien Alpha,

dengan rumus sebagai berikut:

=

− 1×

Ket:

Rtt = Koefisien reliabilitas alat ukur

SDi = Varian dari skor individu pada tiap pernyataan N/n = Jumlah pernyataan

SDt = Standar deviasi skor total subyek

2. Analisis Data Penelitian

Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson

Product Moment dengan bantuan program komputer SPPS (Statistical Package

for Social Sciences) versi 12.0 untuk melihat tingkat academic self management

siswa.

Instrument tentang academic self management siswa dilihat dari gejala

performa belajar siswa yang menunjukan motivasi, perilaku dan strategi

belajarnya. Aspek-aspek yang diukur dengan instrument academic self

management adalah dari gambaran strategi motivasi, strategi perilaku dan strategi

(29)

a. Pernyataan (+), diberi skor nilai 4 jika jawaban selalu, skor 3 jika jawaban

sering, skor 2 jika jawaban kadang-kadang, dan sekor 1 jika jawaban tidak

pernah.

b. Pernyataan (−) diberi skor nilai 1 jika jawaban selalu, skor 2 jika jawaban

sering, skor 3 jika jawaban kadang-kadang, dan skor 4 jika jawaban tidak

pernah.

Pengumpulan data merupakan cara-cara atau langkah-langkah yang

ditempuh untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan masalah penelitian.

Dalam pengumpulan data diperlukan teknik-teknik tertentu sehingga data yang

diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permasalahan yang

hendak dipecahkan.

Sejalan dengan penjelasan di atas, Subino (1982: 162) mengemukakan

bahwa “Teknik-teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan

alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya”.

Alat pengumpul data diperlukan untuk mengumpulkan informasi atau

keterangan-keterangan tentang objek penelitian. Alat pengumpul data dalam

penelitian ini yaitu menggunakan angket (kuesioner).

Angket (kuesioner) merupakan alat mengumpul data dalam bentuk formulir

yang disebar untuk mengumpulkan informasi mengenai sesuatu yang terdiri dari

pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Kuesioner ini

berbentuk forced choice yaitu subyek dimohon untuk memberikan pilihan

(30)

57 pernyataan sesuai dengan kesan, perasaan, atau pengalaman subjek. Butir-butir

kuesioner diskor sesuai dengan pernyataan positif atau negative.

Dalam menetapkan cara penyekoran, intrumen angket yang dipergunakan

dalam penelitian memiliki nilai dengan skor berkisar dari 4, 3, 2, atau 1. Perincian

[image:30.595.113.518.236.602.2]

kriteria skor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Kriteria penilaian (Skor) alternatif jawaban untuk tiap item

No. OPTION SKOR

+ −

1. Selalu 4 1

2. Sering 3 2

3. Kadang-kadang 2 3

4. Tidak Pernah 1 4

Dalam menyusun alat pengumpulan data, peneliti berpedoman pada ruang

lingkup data ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyusun indikator-indikator dari variabel penelitian yang akan ditanyakan

pada responden berdasarkan pada teori yang telah dikemukakan dalam Bab II.

b. Menetapkan bentuk alat pengumpul data.

c. Membuat kisi-kisi dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indicator variabel

(31)

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif jawaban yang

akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket

yang telah dibuat.

e. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban serta bobot

penilaiannya.

f. Membuat petunjuk pengisian angket, responden membubuhkan tanda

checklist (√) pada jawaban yang sesuai.

[image:31.595.117.507.244.757.2]

Berikut ini kisi-kisi angket academic self management:

Tabel 3.3 Kisi-kisi alat pengumpulan data Academic Self Management Siswa SMP

ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR NO.ITEM

Strategi Motivasi Strategi 1. Pengaturan Tujuan 2. Manajemen Emosi 3. Manajemen

1.a Merumuskan tujuan

1.b Mendefinisi dan

mengidentifikasikan

tujuan

1.c Mengimplementasikan

strategi

1.d Evaluasi tujuan

2.a Gangguan emosi

2.b Usaha mengatasi gangguan

emosi

3.a Pengaturan Manajemen

(32)

59 Perilaku Strategi Belajar waktu 4. Manajemen lingkungan fisik dan sosial 5. Strategi Belajar di Buku Teks 6. Strategi Belajar di Kelas 7. Strategi Belajar mempersiap-kan ujian 8. Strategi Mengerja-kan ujian 3.b Mengimple-mentasikan manajemen waktu.

4.a Manajemen lingkungan

fisik

4.b Manajemen lingkungan

sosial

5.a Aktivitas sebelum

membaca

5.b Aktivitas selama membaca

5.c Aktivitas setelah membaca

6.a Aktivitas sebelum belajar

di kelas

6.b Aktivitas selama belajar di

kelas

6.c Aktivitas setelah belajar di

kelas

7.a Mengembangkan rencana

belajar untuk menghadapi

ujian

8.a Mengerjakan ujian pilihan

ganda

8.b Mengerjakan ujian essay

(33)

Setelah kisi-kisi dibuat, kemudian dikembangkan beberapa butir pertanyaan.

Butir-butir pertanyaan itu berimbang berdasarkan jumlah komponen dan aspek

penelitian dalam kisi-kisi.

E. Proses Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data menyangkut prosedur dan tahapan kegiatan yang

ditempuh dalam upaya pengumpulan data.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti mulai dengan melakukan observasi data ke sekolah

untuk mempperoleh berbagai informasi mengenai keadaan lapangan yang

berhubungan dengan penelitian, terutama keadaan performa belajar siswa kelas

VIII di SMP Negeri 1 Punggur. Selanjutnya melakukan studi pendahuluan

berkaitan dengan pelaksanaan program layanan dasar untuk kelas VIII di SMP

Negeri 1 Punggur. Setelah data dan keterangan yang diperlukan telah terkumpul,

selanjutnya mengurus berbagai perizinan kepada pihak yang terkait.

2. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Instrumen

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan penelitian yang bertujuan untuk

memperoleh data penelitian.

Kegiatan yang dilakukan peneliti sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini adalah guna meperoleh data yang akurat tentang tingkat

(34)

61 kepada sampel penelitian, yaitu kelompok treatmen dan kelompok kontrol.

Sehingga data yang terkumpul tersebut layak untuk dilakukan pengolahan

selanjutnya.

F. Pengelolaan dan Analisis Data Penelitian

Ukuran bagi memadai atau tidaknya instrument sebagai alat pengumpul data

dan sebagai alat pengukur variabel penelitian, harus memenuhi syarat utama, yaitu

syarat validitas atau kesahihan dan syarat reliabilitas atau keajegan.

Sanafiah Faisal dan G.W Mulyadi (1882: 24) menjelaskan maksud dari

validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

Validitas pengukuran berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan

fungsi ukur dan alat yang digunakan. Suatu alat pengukur dikatakan valid jika

benar-benar sesuai dengan dan menjawab secara cermat tentang variable yang

mau diukur. Sedangkan reliabilitas pengukuran, berhubungan dengan daya

konstan alat pengukur di dalam melahirkan ukuran-ukuran yang sebenarnya dari

apa yang diukur. Alat pengukur yang reliable kecil kemungkinannya melahirkan

ukuran yang berbeda-beda bila kenyataan objeknya memang sama, walaupun

dilakukan oleh lain petugas dan/atau lain kesempatan.

Menurut Sugiyono (1999: 267) bahwa “valid berarti instrument tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”, sedangkan

“instrument yang reliable berarti instrument yang bila digunakan beberapa kali

(35)

Saifuddin Azwar (2009:4-5) menyebutkan alat ukur yang valid tidak hanya

mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan

hasil yang cermat mengenai data tersebut. Cermat berarti bahwa pengukuran

mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya

diantara subjek yang satu dengan yang lain. Dan hasil ukur yang reliabel hanya

apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek

yang sama diperoleh hasil yang relative sama, salama aspek yang diukur dalam

diri subjek memang belum berubah. Relatif sama berarti tetap ada toleransi

terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Bila

perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak

reliabel.

Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatu instrument pengumpul

data, peneliti perlu melakukan uji terhadap instrument tersebut, dalam hal ini uji

terhadap angket yang telah disusun. Tujuan dari uji instrumen ialah untuk

mengetahui kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi terutama

pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat peneliti.

Untuk keperluan uji validitas dan uji reliabilitas instrument pengumpul data

disebar angket kepada siswa kelas VIII di SMP Laboratorium UPI, sebanyak 19

siswa sebagai responden. Adapun pelaksanaannya dilaksanakan pada tanggal 14

Juli 2011.

Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrument dalam penelitian ini,

(36)

63 1. Uji Validitas Instrumen

Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data yang

diteliti secara tepat. Suharsimi Arikunto (1998: 136) mengungkapkan bahwa

tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana variabel data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kesahihan

atau kevalidan suatu instrument.

Uji validitas terhadap angket, diamksudkan sebagai upaya untuk mengetahui

apakah angket yang telah disusun tepat untuk dipergunakan sebagai alat

pengumpul data atau tidak. Dalam uji validitas ini penulis menggunakan

pengujian validitas tiap butir item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir item

dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SPSS for windows

versi 12.0, diperoleh hasil untuk uji validitas. Dari hasil uji validitas tersebut

dilakukan seleksi angket dan membuang pernyataan/item yang tidak valid dan

item-item yang valid digunakan selanjutnya untuk pengolahan data.

Dari hasil pengujian dengan bantuan komputer program SPSS for windows

versi 12.0, dengan analisis korelasi dapat diketahui dari jumlah subyek sebanyak

19 siswa, dan 57 item pernyataan dapat diperoleh 44 item pernyataan yang

dinyatakan valid, sedangkan 13 item pertanyaan dinyatakan tidak valid, yaitu

(37)

pernyataan langsung bisa dipakai dan ke 13 item pernyataan langsung dibuang.

Oleh karena itu, item alat pengungkap data stress yang dipergunakan dalam

penelitian ini 44 item pernyataan. Hasil perhitungan validitas selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran.

2. Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian derajat konsistensi (keajegan)

instrument pengumpul data. Uji reliabitas ini dimaksudkan untuk mengetahui

tingkat ketetapan setiap item yang digunakan. Pengujian reliabilitas instrument

dalam penelitian ini dengan menggunakan internal consistency sehingga

pengujian tingkat reliabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan belah

dua (split half method) dari Spearmean Brown, yaitu dilakukan dengan membelah

dua instrument menjadi kelompok ganjil dan kelompok genap. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Ri =

Ket:

Ri = relibilitas internal seluruh instrument

Rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

Setelah koefisien korelasi dan reliabilitas diperoleh, kemudian

dikonsultasikan dengan menggunakan table r dari product moment. Jika r hitung >

dari r tabel pada tarap kepercayaan tertentu maka instrument tersebut reliabel, dan

(38)

65 Dari hasil perhitungan untuk angket academic self management, diperoleh

harga koefisien korelasi sebesar 0.87 dengan tingkat kepercayaan 95%. Kemudian

dari hasil tersebut dimasukan ke dalam rumus koefisien reliabilitas total (rtt).

= × . !. !

= .!"

. ! = 0.93

Hasil perhitungan menunjukan bahwa rtt sebesar 0.93 dengan tingkat

kepercayaan 95%. Hal ini berarti bahwa angket academic self management

memiliki tingkat ketapatan yang sangat signifikan. Tentunya dengan begitu alat

ini dapat digunakan untuk penelitian. Hasil perhitungan selengkapnya dapat

dilihat di lampiran.

3. Analisis Data Penelitian

Kegiatan menganalisis merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

penelitian terutama untuk memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan.

Untuk mengatur, mengolah dan mengorganisasikan data diperlukan

ketekunan dengan penuh kesungguhan dalam memberikan makna. Berkaitan

dengan analisis data, Patton dan Nasution (1992) menjelaskan bahwa analisa data

adalah proses mengatur data mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori,

dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan

arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola urutan, dan mencari

(39)

Jhon W. Cresswell (2008: 56) menyebutkan ada beberapa karakteristik

analisis data dalam penelitian kuantitatif, diantaranya: (1) analisis statistik, (2)

Melukiskan kecemdrungan, membandingkan kelompok yang berbeda, dan

menghubungkan variable, dan (3) interpretasi cenderung merupakan hasil

perbandingan antara prediksi terdahulu dengan penelitian yang telah dilakukan.

Jhon W. Creswell (2008: 327-328) juga menjelaskan bahwa “ada tiga tahap

menyimpulkan hasil eksperimen yaitu mengkodekan data, analisis data dan

menulis laporan”. Mengkodekan data artinya peneliti perlu memperoleh informasi

dari alat ukur dan mangatur file komputer untuk analisis data. Prosedur ini dimulai

membersihkan data dan memastikan bahwa data terhindar dari kekeliruan.

Selanjutnya peneliti dapat menggunakan database untuk mengatasi eror ini dengan

melakukan analisis deskriptif pada penggunaan program analisis statistik dan

mentiadakan variabel pada data yang tak biasa. Setelah melakukan analisis

deskriptif seluruh partisipan, peneliti mulai analisis perbandingan hasil kelompok.

Ini merupakan inti dari analisis eksperimen. Hasil perbandingan tersebut

merupakan informasi yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis atau

pertanyaan penelitian.

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil pretest dan postes pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, di analisis statistik dengan

menghitungnya secara keseluruhan maupun per aspek yang di ungkap kemudian

dihitung presentasenya. Prosedur perhitungan yang digunakan yakni berdasarkan

(40)

67 Tinggi = > (rata-rata + 0.5 x standar deviasi)

Sedang = > (rata-rata – standar deviasi) Rendah = < (rata-rata – standar deviasi)

Selanjutnya dilakukan perbandingan antara hasil pretest dan postest. Dan

terlihat apakah program layanan dasar efektif untuk mengembangkan atau

meningkatkan keterampilan pengelolaan diri dalam belajar (academic self

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan rekomendasi.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Profil pengelolaan diri dalam belajar (academic self management) siswa SMP

Negeri 1 Punggur terutama kelas VIII.2 (kelompok eksperimen) sebagian

besar berada pada kategori tinggi terutama pada aspek pengaturan tujuan.

2. Program layanan dasar di SMP N 1 Punggur telah dilaksanakan tetapi belum

berjalan maksimal, dikarenakan tidak adanya jam bimbingan dan konseling

untuk masuk ke kelas

3. Rumusan Program layanan dasar untuk meningkatkan pengelolaan diri dalam

belajar (academic self management) baik dalam hal materi maupun strateginya

telah disesuaikan dengan model academic self management yang

dikembangkan oleh Myron dembo (2004).

4. Program layanan dasar efektif untuk meningkatkan pengelolaan diri dalam

(42)

110

B. Rekomendasi

Program layanan dasar terbukti efekitf dalam meningkatkan pengelolaan diri

dalam belajar (academic self management) siswa, maka peneliti rekomendasikan

program layanan dasar ini kepada:

1. Guru Bimbingan dan konseling, seyogyanya dapat mengimplementasikan

program layanan dasar ini lebih lanjut kepada seluruh siswa SMP pada

kegiatan klasikal dan bimbingan kelompok.

2. Bagi Kepala sekolah, hendaknya dapat mendukung penyelenggaraan program

layanan dasar ini di sekolah, mengingat manfaatnya bagi efektivitas proses

pembelajaran.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menguji cobakan penelitian ini

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu & Uhbiyatu, Nur.(2001). Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.

Azwar, Saifuddin. (2009). Reliabilitas dan Validitas. Putaka pelajar: Yogyakarta.

Bahri Djamarah, Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Bower, Judy. L. et.al. (2002). The national model for school counselling programs. Amerika: American school counsellor association.

Dirgagunasa, Singgih. (1996). Pengantar Psikologi. Mutiara Sumber Widya: Jakarta.

Duckworth, et al. (2009). Self-regulated learning: a literature review. London: Centre for research on the wider benefit of learning institude of education.

Furqon. (2008). Statistika Terapan untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung.

Gysbers, G. Norman & Henderson, Patricia. (2005). Developing and Managing Your Guidance and Counseling Program. America Counseling Association: America.

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mangajar. Bumi Aksara: Jakarta.

Herlina, Uray. (2010). Program Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMP. Tesis pada Sekolah Pascasarjana UPU: Bandung.

H. Dembo, Myron. (2004). Motivational and Learning Strategies For College Success: a Self Manajemen Approach. London: Lawrence Erlbaum Associates Publisher.

Kartini, Rini. (2010). Kontribusi strategi self-regulated learning terhadap perilaku menyontek siswa. Skripsi pada UPI: Bandung.

(44)

Margono. (2007). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta.

Rumana, Kadar. (2010). Program Bimbingan Kelompok untuk Mengatasi Stress Anak Didik di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pria Tanggerang. Tesis pada Sekolah Pascasarjana UPI: Bandung.

Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan konseling kelompok di sekolah. Bandung: Rizqi press.

Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta.

Setyosari, Punanji. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Kencana: Jakarta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung.

Sularti. (2008). Program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar siswa. Tesis pada sekolah pascasarjana UPI: Bandung.

W. Creswell, Jhon. (2008). Education Research: Planning, conducting, and

evaluating quantitative and qualitative research. Person Prentice Hall: America.

Yusuf, Syamsu.(2008). Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung: Rizqi press.

Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Rosdakarya: Bandung.

Zimmerman, B.J., Bonner,S., & Kovich, R. (1996). Developing self regulated learning: Beyond achievement to self-efficacy. Woshington, DC: America Psicological Assosiation.

(45)

Gambar

Tabel                                                                                                                      Halaman
Grafik                                                                                                                     Halaman
Gambar 3.1 Desain eksperimen kuasi dengan rancangan non-equivalent control group design
Tabel 3.1 Gambaran Populasi dan Sampel Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merumuskan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa, Secara khusus tujuan dari

Peneliti ini adalah penelitian eksperimen karena untuk melihat akibat dari suatu perlakuan berupa layanan konseling kelompok dengan menggunakan strategi pengelolaan diri

Upaya yang dilakukan peneliti dalam layanan bimbingan kelompok dengan teknik self management adalah meningkatkan kemampuan mengatur waktu belajar pada siswa kelas

Berdasarkan permasalahan penelitian yang berjudul “Penerapan strategi Self-management untuk meningkatkan penyesuaian diri di sekolah pada siswa kelas X MIA 3 SMA

Berdasarkan permasalahan penelitian yang berjudul “Penerapan strategi Self-management untuk meningkatkan penyesuaian diri di sekolah pada siswa kelas X MIA 3 SMA

Dari paparan di atas, yang menjadi fokus peneltian adalah upaya untuk meningkatkan disiplin belajar dengan menggunakan pelatihan self management pada siswa kelas

Hipotesis penelitian ini adalah: Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Self Management Dapat Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Pada Siswa Kelas VII C MTs

Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai Pengelolaan Diri Self Management antara Mengaji dan Bekerja pada Santri di Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Amin Purwanegara,