- . ---.
~Unlll
Jabal!
o
Selasa0
Rabu0
Kamis0
Jumat4 5 6 7 8 9 10 11
20 21 2~ 23 24 25 26
o
Mar OAprOMei
OJun
OJul
0
Ags.
. ._t ...,.,.,~ ,. "_ _,.,..~_._ ,~ _r.''''''''. ...___
- -
~..-BANDUNG, TRIBUN
-
Pengadaan mobil untuk dipakai anggota DPRD Jawa Barat yang menelan APBD sebe-sar Rp 20 miliar menuai reaksi keras dari sejumlah warga Jawa Barat dan pengamat. Warga menilai pengadaan mobil itu sangat melukai hati rakyat. Pakar Hukum Tata Negara dari Unpad, Indra Perwira, mengatakan, sebaiknya anggota DPRD Jabar lebih propublik dalam setiap langkahnya. Kendati keuangan APBD Jabar seka-rang lebih baik dari tahun sebelumnya, jumlah penduduk Jabar lebih banyak dibanding provinsi lain dan penduduk miskinnya pun masih banyak."Jangan serta-mertalangsung me-nambah fasilitas atau tunjangan, tunjangan bagi aparatnya, termasuk anggota dewan. Harus ingat, jumlah penduduk di kita Qabar) itu disebutkan mencapai 42 juta dan masyarakat miskinnya di Jabar ini masih sebanyak 11 jutaan. Jadi, sebaiknya, apalagi anggota dewan yang baru beberapa bulan ini, lebih berpikir yang pro-publik," ujar Indra kepada Tribunsoal kepatutan pengadaan mobil dinas untuk anggota DPRD Jabar, Minggu (27/12).
Beberapa warga Jabar pun menilai pengadaan mobil dinas anggota DPRD
Jabar itu sangat melukai perasaan
DOKUMENTASImasyarakatJabar.AnggotaDPRDJabar
.,#
Apabila
de-itu tidak paham bahw:as~at ini banyak
n
gan Peng
adaan
masyarakatyangmen)adlgelandangan
...
dan tidakpunyarumahkarenamu-
kendaraan
klnerJa
siba~ gempa. Belumlagi di Jabar ini
anggota
DPRD
masih banyak gedung-gedung sekolah
.
yang roboh dan banyaknya ancaman
memngkat,
k~napa
pemutusan hubungan kerja (PHK)
tidak.
k,:re~a .b~ak
_~r~a.!;aan
yang_
DOKUMENTASI
Haru~ ingat,
jLimlahmasyarakat
miskin di Jabar
masih sebanyak 11
jutaan.
INDRA PERWIRA Pakar Hukum Tata Negara Unpad
TAUFIK RIDHLO Ketua
--
DPW PKS Jabar-
--
---Kliping
Humes
Unpad
2009
- --
---bangkrut.
"Mereka itu bukan wakil rakyat, tapi wakil partai. Mungkin tepatnya, mereka itu orang yang mencari pekerjaan," kata Kiki Dik-dik, warga Kota Bandung.
Menurutnya, sesuai de-ngan namanya, wakil rak-yat mestinya bisa berperan sebagai wakil rakyat. Ka-rena mereka dipilih oleh rakyat, mestinya paham dengan apa yangdirasakan oleh masyarakat. Tidak sebaliknya, mengabaikan apa yang sedang diderita oleh rakyat. .
Sekjen Himpunan Maha-siswa Persis Irwan Shaleh mengatakan hal serupa. Menurutnya, anggota de-wan Jabar telah mengkhia-nati amanah rakyat. Sebagai wakil rakyat mestinya me-lakukan us aha agar kehi-dupan masyarakat yang diwakilinya menjadi lebih baik, bukan malah mem-perkaya diri sendiri.
"Di Jabar sedang ban yak masalah, korban gempa. Saya kira tidak etis anggota dewan minta mobil," ka-tanya.
"
protes kebijakan penga-daan mobil dewan. Kebi-jakan ini dinilai tidak mere-presentasikan kerja wakil rakyat, tapi kebijakan peng-hamburan uang rakyat de-mi kepentingan sendiri.
PKS Menerima Berbeda dengan Partai Golkar yang mengambil sikap tegas menolak penga-daan mobil, beberapa partai lainnya mengambil sikap pasif, malah cenderung me-nerima. Dewan Pimpinan Wilayah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyerahkan sepenuhnya keputusan pengambilan hak atas mobil pinjam pakai DPRD Jabar kepada tiap anggota fraksi PDIP.
"Ini bukan masalah diteri-ma atau tidak, tapi itu hak anggota. Kalau ada anggota fraksi PDlP yang menga-jukan pinjaman ke sekwan, ya silakan. lntinya, kepu-tusan kami serahkan ke tiap individu. Yang mau pinjam, silakan. Yang tidak pinjam, ya nggak apa-apa," kata Ketua DPD PDIP Jabar Rudi Harsa Tanaya saat dihu-bungi Tribun, kemarin.
Menurut Rudi, kewe-nangan untuk pengadaan mobil pinjam pakai anggota dewan merupakan ranah pembahasan DPRD Jabar. Alasan itulah yang memun-culkan sikap DPD PDlP Jabar untuk menyerahkan keputusan kepada anggota DPRD yan_g.~erna\!n& di
bawah partai berlambang banteng itu.
"DPD sih melihat itu men-jadi ranahnya DPRD. Se-pengetahuan DPD yang ada di fraksi, anggaran untuk pengadaan mobil pinjam pakai itu anggaran dari eksekutif, jadi DPD PDIP melihat itu sebagai hak dari anggota dewan," kata pria yang juga menjabat sebagai wakil ketua DPRD Jabar itu. DPD Partai Demokrat, fraksi terbesar di DPRD Jabar, hingga kemarin be-lum menentukan sikap terc hadap rencana pengadaan mobil pinjam pakai bagi semua anggota DPRD Jabar itu. Menurut Ketua DPD Partai DemokratJabar lwan Sulanjana, DPD Demokrat Jabar masih belum mene-rima laporan terkait ren-cana tersebut. "Apalagi saya beberapa minggu ini tidak mengikuti isu karena sedang liburan. Jadi DPD belum menentukan sikap," kata lwan.
lwanmengatakan, pihak-nya akan segera melaku-kan kajian terkait penyi-kapan DPD Partai Demo-krat Jabar terhadap penga-daan mobil pinjam pakai yang dianggarkan sebesar Rp 20 miliar tersebut. "Ka-mi belum bisa berkomentar ban yak, tapi yang jelas kami akan mempelajari dan mengkaji hal tersebut," tandas lwan.
DPW Partai Keadilan
Se-jahtera (PKS), partai terbe-sar keempat di DPRD Jabar, menyatakan pengadaan mobil pinjam pakai bagi anggota dewan mempakan hal yang patut didukung sejauh pemanfaatannya' benar-benar untuk mening-katkan kinerja dewan.
"Kendaraan tersebut kan bukan untuk dimiliki tapi pinjaman dari pemda. Apa-bila dengan pengadaan kendaraan tersebut kinerja anggota DPRD meningkat, lebih sering dan mudah bertemu konstituen, kena-pa tidak," ujar Ketua DPW PKS Jabar Taufik Ridhlo.
Namun, kata Taufik, pengadaan mobiL pinjam pakai bagi anggota dewan hamslah melewati kajian' yang komprehensif secara aturan normatif serta ber-dasarkan kemampuan keu-angan Pemprov Jabar.
Sebelumnya dib~ritakan kemarin, DPD Partai Golkar telah mengeluarkan sikap tegas berupa instruksi kepa-da semua anggota DPRD asal partai berlambang po-hon beringin untuk menolak mobil pinjam pakai yang akan disediakan DPRD Jabar. lnstruksi itu disampaikan secara lisan oleh ketua DPD Golkar MS lrianto Syafiud-din. Menanggapi instruksi dari pucuk pimpinan Golkar Jabar, Fraksi Golkar DPRD Jabar pun man tap untuk menolak mobil pinjam pakai. (ddhldials.!!)
Pa!,a/ Hullu/JI Idla Negara. Unpdc1
I GDE PANTJA ASTAWA
.
,
PAKAR Hukum Tata
Negara Universitas Padjadjaran (Unpad) I Gde Pantja Astawa menilai pengalokasian dana pengadaan mobil dinas atau pinjam pakai untuk semua anggota DPRD Jabar tidak masalah. Asal penga-daan tersebut tidak berdasarkan suatu keterpaksaan atas tuntutan anggota DP~D Jabar, tapi hams
pos eksekutif. Undang-undang sendiri mengatur mobil dinas untuk dewan itu hanya untuk pimpinan dewan. Kalau untuk anggota dewan tidak diatur, maka tidak wajib, maka jangan sampai anggota dewan itu menuntut yang hams ada mobil dinas.
.,.,.,.Ja~i p~gada:n ':lob.!!... ini terganhmg dari kebijakan kepala daerahnya, kalau kabupaten yang bupati dan kalau provinsi ya gubernur," tutur Pantja saat dihubungi Tribun, Minggu (27/12).
Kebijakan kepala daerah tersebut, lanjut Pantja, selain didasarkan pada kondisi keuangan APBD yang mencukupi, hams
--
--...- dida-sari oleh ur-gensi fungsi ang-gota
DOKUMENTASI
de-wan dan kemampuan keuangan daerah.
"Karena pengadaan mobil pinjam pakai untuk anggota dewan itu dialokasikan dalam
benar-benar didasarkan padasisi
urgensinya(penting
.
.atau
tidaknya). Karena dalam undang-undang tidak disebutkan anggota dewan wajib disediakan mobil dinas atau dilarang difasilitasi.
"Jadi kebijakan kepala daerah dalam menyetujui mengalokasikan anggaran ini hams memiliki dasar urgensi yang kuat," ujar Pantja.
Tentang asas keRatutan mengingat sekarailg masyarakat Jabar banyak yang belum pulih akibat b~ncana alam, Pantja tetap
berpegang bahwa kepala dqerah sebagai penentu kebijakan hams benar-benar melihat aspek urgensinya.
"Ya, kalau dengah adanya mobil pinjam pakai itu bisa lebih mengaktifkan kinerja anggota dewan dalam menjaring aspirasi masyakat ke daerah, termasuk untuk
mempercepat pemulihan kondisi masyarakat yang dilanda bencana, kenapa tidak? Jadi, tetapini akan dilihat dari sisi