iv
PERLINDUNGAN NASABAH TERHADAP PENCURIAN DANA NASABAH MELALUI INTERNET BANKING DENGAN MODUS SINKRONISASI TOKEN
DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERBANKAN Ahmad Alfazri
110110110348 ABSTRAK
Berbicara mengenai bank maka tidak akan lepas dari nasabah sebagai pendukung dari kegiatan bank itu sendiri. Nasabah sebagai pihak yang lemah harus dilindungi hak-haknya, termasuk perlindungan dana nasabah. Sebagaimana terjadi kasus pencurian dana nasabah melalui internet banking dengan modus sinkronisasi token yang diakibatkan oleh virus DNS Cache Poisoning yang dikirimkan oleh pihak peretas. Oleh karena itu bagaimanakah bentuk tanggung jawab bank kepada nasabah dalam proses pengiriman yang disimpangi oleh pihak peretas ditinjau dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan? dan apakah penerapan risiko operasional yang sesuai dengan peraturan internal bank dapat dijadikan alasan bank untuk tidak bertanggung jawab mengganti kerugian nasabah ditinjau dari Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum?
Metode penelitian yang digunakan disini yaitu Normatif Empiris, yaitu pendekatan menekankan pada norma hukum serta menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan, meneliti, dan mengkaji berbagai bahan pustaka (data sekunder) baik berupa bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier yang menyangkut tentang perlindungan nasabah terhadap pencurian dana nasabah melalui internet banking dengan modus sinkronisasi token.