I. STANDAR ISI
1. Melaksanakan KTSP dibuktikan dengan dokumen kurikulum sekolah yang memuat:
1) mata pelajaran; 2) muatan lokal;
3) kegiatan pengembangan diri; 4) pengaturan beban belajar; 5) ketuntasan belajar;
6) kenaikan kelas dan kelulusan;
7) pendidikan kecakapan hidup berupa pengembangan keterampilan vokasional sesuai kondisi sekolah dan jenis ketunaan; dan
8) pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
2. Yang dimaksud tim pengembang kurikulum adalah tim yang bertugas antara lain menyusun kurikulum sekolah.
Keterlibatan pengembangan kurikulum dibuktikan dengan berita acara rapat dan tanda tangan dari berbagai pihak yang terlibat seperti guru, konselor, kepala sekolah, dan komite sekolah atau penyelenggara lembaga pendidikan. Bagi sekolah yang belum memiliki komite sekolah, dapat digantikan oleh yayasan atau lembaga penyelenggara pendidikan atau sejenisnya.
Konselor adalah guru bimbingan konseling dan penyuluhan (BP) atau nama lain yang sejenis.
3. Tujuh prinsip pengembaangan KTSP adalah:
1) berpusat pada potensi individual siswa, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan lingkungannya;
2) beragam dan terpadu;
3) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (yang relevan dengan kemampuan individual siswa sesuai dengan jenis ketunaanya);
4) relevan dengan kebutuhan kehidupan siswa; 5) menyeluruh dan berkesinambungan;
6) belajar sepanjang hayat; dan
7) seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.
Jawaban dibuktikan dengan referensi yang terdapat dalam dokumen tertulis pengembangan kurikulum.
4. Jawaban dibuktikan dengan dokumen remedial untuk prinsip perbaikan dan dokumen tambahan jam pembelajaran untuk prinsip pengayaan layanan pembelajaran individual dengan waktu yang disesuaikan dengan kemampuan daya serap siswa.
Jawaban dibuktikan dengan dokumen pembelajaran di alam untuk prinsip mendayagunakan kondisi alam yang memungkinkan bagi siswa.
Jawaban dibuktikan dengan dokumen kegiatan sosial dan budaya untuk prinsip mendayagunakan kondisi sosial budaya yang memungkinkan bagi siswa.
5. Jawaban dibuktikan dengan adanya kurikulum pendidikan khusus yang memuat 8-10 mata pelajaran, termasuk pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Khusus untuk tunaganda (G) ditambah dengan kurikulum fungsional.
6. Jawaban dibuktikan dengan dokumen penyusunan kurikulum muatan lokal dan kurikulum berbasis karakter yang melibatkan berbagai pihak seperti: 1) kepala sekolah;
2) guru;
3) komite sekolah atau penyelenggara pendidikan bagi sekolah swasta; 4) dinas pendidikan provinsi; dan
5) instansi terkait di daerah.
7. Jawaban dibuktikan dengan adanya mata pelajaran program khusus yang sesuai kebutuhan dan kemampuan siswa dengan alokasi waktu minimal 2 jam/minggu.
Program Khusus:
No Program Khusus Jenis Ketunaan
1 Bina orientasi dan mobilitas A 2 Bina komunikasi, persepsi bunyi, dan irama B
3 Bina diri C dan C1
4 Bina gerak D
5 Bina diri dan bina gerak D1 dan G
6 Bina pribadi dan social E
8. Jawaban dibuktikan dengan dimilikinya dokumen program pengembangan diri berupa kegiatan ekstrakurikuler seperti: kepramukaan, sanggar seni (misalnya: musik, tari, lukis, deklamasi, pantomim, drama, ukir, membuat dan membaca puisi sederhana dll), tata boga, elektronika, pertanian, tata busana, tata rias, dan olahraga atau keterampilan yang dipilih sesuai dengan bakat, minat, dan potensi siswa.
9. Jawaban dibuktikan dengan dimilikinya dokumen program pengembangan diri berupa kegiatan layanan konseling sesuai dengan kemampuan siswa tingkat SMPLB, yang meliputi:
1) konseling karir; 2) konseling belajar; 3) konseling pribadi; dan 4) konseling sosial.
Kegiatan layanan konseling disesuaikan dengan jenis ketunaan siswa.
10. Jawaban dibuktikan dengan adanya dokumen kurikulum untuk pendidikan khusus yang memuat proporsi (dalam persen) aspek akademik, dan
keterampilan vokasional (komputer, tata boga, tata busana, perbengkelan motor, cetak sablon, lekapan rumah tangga dll) atau bina diri (khusus bagi siswa tunaganda), termasuk pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.
11. Jawaban dibuktikan dengan dokumen silabus pada tahun yang berjalan dengan mencantumkan tanggal, bulan dan tahun yang menunjukkan adanya kesesuaian standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan indikator-indikatornya, untuk seluruh mata pelajaran, termasuk muatan lokal.
12. Tatap muka adalah kegiatan pembelajaran berupa proses interaksi secara langsung antara siswa dengan guru.
Jawaban dibuktikan dengan adanya:
1) kesesuaian alokasi waktu satu jam pembelajaran tatap muka selama 35 menit,
2) jumlah jam pembelajaran per minggu minimal 32 jam, dan 3) jumlah minggu efektif per tahun minimal 34 minggu. (dapat dilihat pada kalender akademik dan jadwal pelajaran)
13. Tugas terstruktur adalah tugas pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang dan dibimbing oleh guru di mana waktu penyelesaian penugasannya ditentukan oleh guru.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah tugas pendalaman materi
pembelajaran oleh siswa yang dirancang dan dibimbing oleh guru di mana waktu penyelesaian penugasannya ditentukan oleh siswa. Kegiatan ini hanya diberikan kepada siswa A, B, D, dan E.
Waktu penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur ini maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
Jawaban dibuktikan dengan dokumen pemberian tugas dari guru kepada siswa, hasil pekerjaan siswa, nilai tugas dan sejenisnya.
14. Pengembangan KTSP dibawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan yang bersangkutan. Jawaban dibuktikan dengan dimilikinya dokumen KTSP yang telah disahkan Dinas Pendidikan provinsi atau instansi yang berwenang.
Mata pelajaran meliputi:
1) Pendidikan Agama Islam; 10) IPA; 2) Pendidikan Agama Kristen; 11) IPS;
3) Pendidikan Agama Katolik; 12) Seni Budaya;
4) Pendidikan Agama Hindu; 13) Pendidikan Jasmani;
5) Pendidikan Agama Budha; 14) TIK/Keterampilan vokasional;
6) PKN; 15) Muatan Lokal ;
7) Bahasa Indonesia; 16) Program khusus sesuai ketunaan; dan 8) Bahasa Inggris; 17) Pengembangan diri.
9) Matematika;
Jawaban dibuktikan dengan mengecek dokumen KTSP.