BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi ini telah menimbulkan beberapa tantangan yangsalah
satunya setiap orang harus memberikan lapangan pekerjaan kepada orang lain
agar tidak menciptakan pengangguran. Pengangguran merupakan masalah yang
dihadapi oleh setiap negara.Salah satu penyebab pengangguran adalah
berkurangnya lapangan pekerjaan seperti, jumlah para pesaing pencari kerja yang
banyak tidak sebanding dengan ketatnya dalam seleksi pekerjaan yang terbatas. Di
Indonesia minat untuk membuka usaha sendiri masih tergolong rendah
dikarenakan adanya pandangan bahwa menjadi pegawai (job seeker) lebih
bergengsi daripada menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job maker) setelah
menyelesaikan pendidikan sekolah kejuruan (Sugiono dan Isololipu, 2010:8).
Kurangnya minat berwirausaha salah satunya disebabkan karena memulai suatu
usaha dirasakan terlalu berat dibandingkan bekerja pada perusahaan atau
pekerjaan formal lainnya. Hal ini dapat berdampak pada jumlah pengangguran
yang akan semakin besar dan juga berdampak pada kondisi perekonomian di
Indonesia yang dalam beberapa tahun ini Indonesia mengalami kenaikan angka
pengangguran.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) bahwa jumlah penganggur sampai dengan bulan
(5,81 persen) dan bulan Agustus 2014 (5,94 persen).Angka pengangguran di
Indonesiayang terbanyak justru berasal darigolongan terdidik. Salah satunya ialah
lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang telah mencatat angka
pengangguran tertinggi pada bulan Agustus 2015, yakni sebesar 12,65 persen
Puspayoga menyatakan bahwa “Di Singapura, jumlah pengusaha sudah mencapai
7% (dari jumlah penduduk), Malaysia 5%, Thailand 3%, sedangkan di Indonesia
yang jumlah penduduknya besar hanya 1,65%”
Berdasarkan data diatas, menurut Ciputra (2009:32) mengemukakan
bahwa wirausaha merupakan solusi tepat untuk menyelesaikan masalah
pengangguran dan kemiskinan di Indonesia, karena dengan hanya berbekal ijazah
tanpa kecakapan entrepreneurship, siapkanlah diri untuk antri pekerjaan karena
saat ini pasokan tenaga kerja tidak sebanding dengan peluang kerja yang tersedia.
Menurut Tarmudji (2006:87) sebelum memilih untuk menjadi seorang
wirausaha, diperlukannya minat berwirausaha yang kuat. Minat adalah perasaan
tertarik atau berkaitan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang meminta atau
menyuruh dan minat seseorang dapat diekspresikan melalui pernyataan yang
menunjukkan seorang lebih tertarik pada suatu obyek lain dan melalui partisipasi
dalam suatu aktivitas.
Seorang wirausaha harus memiliki sikap mandiri yang mampu
memanfaatkan setiap peluang-peluang yang ada dengan mengoptimalkan potensi
untuk membuat suatu keputusan dan memperoleh keuntungan dari
berpengaruh terhadap kemajuan perekonomian yang dapat memperbaiki keadaan
ekonomi di Indonesia. Berwirausaha berarti membuka lapangan pekerjaan baru
dan berperan serta mengatasi masalah pengangguran. Salah satu yang diharapkan
dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru adalah lulusan dari Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). SMK merupakan salah satu pendidikan nasional
yang bertujuan menyiapkan siswa/siswi didiknya mampu mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan keterampilannya di dalam dunia usaha.
Peneliti memilih studi penelitian pada Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 10 Medan karena memiliki kegiatan kejuruan yang baik dan di
dukung dari pelajaran yang produktif. Penelitijuga sudah melakukan pra survey
terhadap minat berwirausaha pada setiap siswa/siswi di SMK tersebut, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 1.1
Pra Survey Minat Berwirausaha Siswa/Siswi Kelas Berminat Berwirausaha
(Siswa/Siswi)
Sumber: Pra Survey (2016)
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah siswa/siswi di SMK
Negeri 10 Medan yang berminat untuk berwirausaha lebih rendah daripada yang
tidak berminat berwirausaha. Para siswa/siswi SMK Negeri 10 Medan juga
mempunyai anggapan bahwa untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik
ditentukan oleh kesempatan mendapatkan pendidikan yang tinggi dan gelar-gelar
kependidikan.Selain itu, banyaknya persaingan di dunia usaha juga menjadikan
mereka yakin untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang sudah
di dapatkan dari sekolah kejuruan untuk berwirausaha bukan bergantung pada
pekerjaan formal yang ada.
Kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan
suatu tugas. Atau dengan kata lain, motivasi seseorang yang didasarkan pada apa
yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif benar, ini disebut dengan
efikasi diri. Persepsi pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam
pengembangan minat seseorang (Indarti, 2008:6).
Efikasi diri dapat mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu hal
yang dipercaya. Membuka sebuah usaha memerlukan kepercayaan terhadap
kemampuan diri sendiri bahwa usahanya akan berhasil, hal inilah yang akan
memotivasi seseorang untuk berani memulai suatu usaha. Apabila seseorang tidak
percaya akan kemampuan yang dimiliki, kecil kemungkinan orang tersebut akan
berminat dalam berwirausaha.
Kompetensi kewirausahaan juga harus diperhatikan untuk menjadi seorang
wirausaha. Menurut Suryana (2006:5) seorang wirausaha yang sukses pada
umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu, memilki ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi,
nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan atau pekerjaan. Pengetahuan saja tidak cukup bagi wirausaha, tetapi juga
disertai dengan keterampilan seperti, keterampilan manajerial, keterampilan
merumuskan masalah dan cara bertindak, keterampilan mengatur dan
menggunakan waktu, serta keterampilan teknik lainnya secara spesifik.
Menurut Fuadi (2009:93) minat berwirausaha adalah keinginan,
ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras berusaha
secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan
resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan.
Minat berwirausaha sangat penting dan menjadi modal utama dalam
berwirausaha. Minat tidak muncul begitu saja tetapi tumbuh dan berkembang
dengan beberapa hal yang juga mempengaruhi dan akan diteliti disini yaitu efikasi
diri dan kompetensi kewirausahaan.
Adanya pengaruh efikasi diri dan kompetensi kewirausahaan, dapat
diambil kesimpulan bahwa dua hal tersebut sangat penting bagi siswa/siswi
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk berminat dalam berwirausaha. SMK
memang dikhususkan untuk mendidik para pelajarnya menjadi seseorang yang
terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu.Siswa/siswi SMK juga diharapkan mampu mengembangkan atau
mempergunakan ilmu pengetahuan dan keterampilannya untuk menjadi seorang
wirausaha.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti membuat penelitian yang
berjudul “PENGARUH EFIKASI DIRI DAN KOMPETENSI
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah “Apakah efikasi diri dan kompetensi kewirausahaan
berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada siswa/siswi SMK Negeri 10
Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh efikasi diri dan kompetensi kewirausahaan terhadap minat berwirausaha
pada siswa/siswi SMK Negeri 10 Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Memberi manfaat untuk memperluas gambaran atau menjadi studi
pembanding maupun penunjang dalam penelitian selanjutnya.
2. Bagi Peneliti
Dapat menambah dan memperluas wawasan peneliti khususnya dalam
bidang kewirausahaan dan mengenai pengaruh efikasi diri dan kompetensi
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.
3. Bagi Pihak Sekolah
Dapat memberikan masukan bagi siswa untuk mengetahui pengaruh antara
serta menjadi acuan bagi pihak sekolah untuk terus meningkatkan dalam
pendidikan kewirausahaan pada siswa/siswi.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai sumber informasi tentang pengaruh efikasi diri dan kompetensi