• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBIBITAN KERAPU (STUDI DI DINAS PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBIBITAN KERAPU (STUDI DI DINAS PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1256

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBIBITAN KERAPU (STUDI DI DINAS PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO)

Siska Andarwati

Universitas Muhammadiyah Jember [email protected]

ABSTRAK

Program pembibitan ikan krapu di Kabupaten Situbondo di kembangkan oleh Dinas Perikanan melalui UPT Perikanan Budidaya Air Tawar / Air Payau. Nama programnya “Program Pengembangan Perikanan “. Tujuan dalam program tersebut yaitu dalam rangka meningkatkan produksi perikanan dan kelautan. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif hasil dalam pembahasan dalam penelitian ini adalah hasil dari implementasi program pembenihan kerapu di Kabupaten Situbondo sudah dilaksanakan namun hasil produksin pada tahun 2018 menurun jika dibandingkan dengan tahun 2017.

Kata Kunci: Implementasi,program pembibitan ikan krapu,sumber daya

ABSTRACT

The krapu fish breeding program in Situbondo Regency was developed by the Fisheries Service through the UPT Freshwater / Brackish Aquaculture Fisheries. The program's name is "Fisheries Development Program". The aim of the program is to increase fisheries and marine production. The method used in this research is descriptive qualitative results in the discussion in this study are the results of the implementation of grouper hatchery programs in Situbondo District have been implemented but production results in 2018 decreased when compared to 2017.

Keywords: Implementation, krapu fish breeding program, resources

PENDAHULUAN

Di indonesia ketahanan pangan menjadi isu yang tidak pernah lekang oleh waktu. Sepesat-pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, kebutuhan pangan merupakan kebutuhan paling mendasar manusia dan tetap menjadi hal yang utama. Sebagai salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang di Dunia Indonesia memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Selain itu, Indonesia juga dikenal dengan keaneka ragaman biota laut. Sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang ke 4 di dunia sekaligus produsen perikanan terbesar kedua di dunia, indunesia bisa mengandalkan wilayah kelautannya untuk dijadikan sebagai kawasan ketahanan panga. Potensi itu sangat besar dan bisa digali lebih jauh dengan cara mengelola dengan baik potensi yang ada.

Dalam suatu negara, kebutuhan pangan adalah hak yang harus dipenuhi oleh setiap warga negara. Kebutuhan pangan merupakan merupakan kebutuhna dasar manusia yang harus dipenuhi untuk melanjutkan hidupnya. Pangan merupakan

(2)

1257 kebutukan dasar manusia paling utama dan pemenuhannya merupakan hak asasi setiap rakyat undonesia dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Sektor perikanan merupakan bagian dari sumber daya maritim di Indonesia yang keberadaanya sangat strategis dan berkontribusi besar dalam pembangunan nasional di Indonesia. Kedepannya sumber daya perikanna yang akan diandalkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat adalah pada sektor perikanan budidaya.

Salah satu negara di dunia yang saat ini mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan pangannya adalah Indonesia. Tingkat kinsumsi ikan setiap tahunnya terus meningkat tidak hanya di Indonesia bahkan juga di dunia. Saat ini masyarakat global sadar akan pentingnya mengonsumsi ikan karena ikan jauh lebih aman dan juga jauh lebh menyehatkan, selain itu ikan memili kandungan protein yang tinggi.

Di samping itu, sebagai salah satu negara distributor perikanan terbesar Indonesia juga dituntut untuk menjaga kelestarian sumber daya perikanna yang ada.

Mengingat semakin tingginya tingkat konsumsi ikan di Dunia, negara distributor perikanan di dunia termasuk indonesia menghadapi kehawatiran jika perikanan tangkap dilakukan secara terus meneris maka lambat laun pasti akan menurunkan potensi sumberdaya ikan yang ada saat ini. Selain itu perikanan tangkap juga akan merusak habitat ikan yang ada. Agar keepannya sumber daya ikan tidak terus menurun maka harus di adakan pembudidayaan ikan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang ada.Pemerintah kabupaten situbondo saat ini telah mengantisipasi terhadap menurunnya potensi ikan yang ada di Kabupaten Situbondo. Saat ini di

Kabupaten Situbondo telah diadakan pembudidayaan ikan kerapu. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2017 tentang pembudidayaan ikan, pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/ atau membiakkaa Ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya.

Dalam Rencana Strategis (RENSTRA) 2016-2021 Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo memiliki program salah satunya program Pengembangan Budidaya Perikanan. Program ini berkaitan dengan instansi pemerintah dibawah

(3)

1258 naungan Departemen Kelautan dan Perikanan yaitu Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Pecaron. Sealin itu, program ini juga dapat bekerjasama dengan Unit Budidaya Laut Kembang Sambi, dibawah naungan Dinas Perikanan Prop. Jawa Timur.

Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo selama ini terkenal sebagia rumah ikan kerapu. Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) adalah bagian dari kementrian yang ada di Kabupaten. di BPBAP sangat banyak jenis Ikan Kerapu yang dibudayakan, salah satunya kerapu hibrid yang merupakan kerapu hasil persilangan, selain itu BPBAP Situbondo juga mengemmbangkan budidaya persilangan dari kerapu Kerapu Kertang dan kerapu Macan yang biasa di sebut kerpu Cantang, dan juga hasil persilangan dari kerapu macan dan kerapu cantik yang sering di sebut kerapu cantik.

Indukan ikan kerapu yang dimiliki BPBAP Situbondo diantarannya kerapu macan, bebek, kentang, dan batik yang saat ini bibitnya di gunakan oleh para pembudidaya di Kabupaten Situbondo. Para pembudidaya ikan memilih ikan krapu untuk di budidayakan karena ikan kerapu memiliki nilai jual tinggi di pasar dalam negeri dan di luar negeri, ini disebabkan karena ketersediaan ikan kerapu dialam bebas sangat terbatas. Seiring dengan semakin tingginya permintaan ikan kerapu baik dalam maupun luar negeri sangat bagus bila masyarakat memilih membudidayakan ikan kerapu.

Di Kabupaten Situbondo Pembibitan ikan kerapu sedang di kembangkan di pantai utara pulau jawa, yaitu pantai pasir putih Situbondo, Jawa Timur. Tepatnya pantai Desa Klatakan, kecamatan Kendit, Situbondo. Kabupaten situbondo merupakan salah satu kabupaten yang melakukan pembibitan ikan kerapu.

Kabupaten Situbondo merupakan salah satu produsen benih kerapu dan ikan kerapu siap konsums. Di Situbondo memiliki banyak panti pembenihan ikan sekala rumah tangga yang mengembangkan produksi pembenihan ikan kerapu. Dengan jumlah pembudidaya cukup banyak.

Hasil dari budidaya ikan kerapu di Situbondo sudah di ekspor langsung oleh pedagang ke Hongkong dan China. jenis kerapu yang di ekspor ialah jenis Kerapu Cantik. Ikan kerapu cantik,yang merupakan hasil persilangan ikan kerapu macan dan ikan kerapu batik. Ikan kerapu Situbondo juga sudah terjamin kualitasnya. Ada

(4)

1259 beberapa alasan mengenai ikan kerapu perlu dibudidayakan, diantaranya: kerapu merupakan komoditas perikanan yang memiliki peluang ekspor yang sangat menarik yang selama ini perlu dimfaatkan secara penuh, pertumbuhan bisnis kerapu secara keseluruhan diharapkan akan membawa dampak meningkatnya devisa negara dan kesejahteraan lapisan bawah masyarakat yang hidup dengan mata pencaharian dibidang perikann, selain itu moderenisasi penangkapan dan bididaya ikan kerapu akan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan laut khususnya rusaknya terumbu karang.

Dalam Peraturan Bupati Situbondo Nomor 48 Tahun2016 tentang kedudukan, susunan organisasi,uraian tugas dan fungsi, serta tata kerja dinas perikanan kabupaten situbondo Pasal 16 bidang perikanan budidaya memnyai tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan tugas dinas perikanan di bidang perikanan budidaya. Berkaitan dengan hal ini Dinas perikanan kabupaten situbondo terus berupaya memaksimalkan budidaya ikan kerapu dengan mengajak masyarakat. Namun, saat ini program pembibitan ikan kerapu masih menghadapi kendala yaitu rendahnya pengetahuan tehnologi budidaya dan keterbatasan modal.

Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana implementasi program pembibitan ikan kerapu di Kabupaten Situbondo.

1. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini rumusan masalahnya ialah bagaimana implementasi program pembibitan ikan kerapu di Kabupaten Situbondo ?

2. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui implementasi program pembibitan kerapu di kabupaten situbondo.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Menurut Moleong, penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena

(5)

1260 tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik mendeskripsikan dengan bahasa dan kata-kata konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:8). Dalam hal ini fenomena yang ingin digambarkan adalah hal yang terkait mengenai pelaksanaan kebijakan pembudidayaan ikan di Kabupaten Situbondo. Pendekatan yang digunakan dalam menggambarkan fenomena tersebut adalah studi kasus yang mana hanya berlaku untuk kasus tersebut, tidak berlaku untuk kasus lainnya.

Lokasi Penelitian

Menurut Melong (2000:86) menyatakan bahwa dalam penentuan lokasi penelitian cara terbaik yang di tempuh dengan pertimbangan teori substantive dan menjajaki lapangan untuk mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan, sementara itu keterbatasan geografis dan praktik seperti waktu, biaya, dan tenaga perlu juga dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah implementasi program pembibitan kerapu di Kabupaten Situbondo

Sumber Data

Menurut Arikunto, sumber data adalah subjek dari mana suatu data dapat diperoleh (Arikunto, 1998:144). Untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber maka ditetapkan data primer dan data sekunder.

1. Data ini bersumber dari responden secara langsung. Dalam prakteknya diperoleh dari wawancara. Selain itu dari pengamatan langsung terhadap situasi lokasi penelitian. Data primer diperoleh langsung dari 2 informan yang terdiri dari:

a) Dinas Perikanan 1 orang b) UPT Dinas Perikanan 1 orang

2. Data sekunder diperoleh dari sumber-sumber pendukung lokasi penelitian yaitu dokumen-dokumen data statistik, buku-buku, majalah, koran dan keterangan lainnya. Data sekunder diperoleh dari sumber: dokumen dan arsip- arsip yang berhubungan erat dengan permasalahan yang diteliti.

Metode Pengumpulan Data

(6)

1261 Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu:

1. Wawancara

Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan bertanya langsung kepada informan terhadap permasalahan yang ingin diteliti. Didalam wawancara terdapat suatu proses interaksi dan komunikasi. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka (tidak terstruktur). Dalam wawancara terbuka informan bisa secara bebas menyampaikan pendapatnya tentang suatu gejala sosial tertentu. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai persepsi, pendapat, kepercayaan, dan sikap dari para informan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini merupakan petugas dari bidang seksi produksi perikanan budidaya dinas perikanan Kabupaten Situbondo.

2. Observasi

Menurut Nawawi dan Martini (1992:74), “Observsi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada obyek penelitian”. Dengan kata lain merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan yang dilakukan oleh peneliti guna menyempurnakan penelitian agar mencapai hasil yang maksimal. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipan, yaitu pengamatan yang dilakukan dengan melibatkan diri secara langsung dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh informan.

3. Dokumentasi

Menurut Hamidi (2004:72), Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2013:240), dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumentel dari seseorang.

Metode Penentuan Informa

Penelitian ini untuk menentukan informan menggunakan teknik purposive sampling yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu, misalnya dengan pertimbangan memilih orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang akan kita

(7)

1262 teliti atau seorang penguasa sehingga dapat memudahkan peneliti dalam menjelajahi obyek sosial yang diteliti.

Model Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif. Model ini ada 4 komponen analisis yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Menurut Moleong (2004:280-281),

“Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. Langkah langkah analisis data menurut miles dan huberman (1992:15-18), adalah sebagai berikut : siklus analisis interaktif di tunjukkan dalam bentuk sekema berikut ini.

Gambar 1. komponen komponen analisis data model interaktif 1. Pengumpulan data, adalah cara mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan

melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.

2. Reduksi data, adalah proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti memfokuskan wilayah penelitian.

3. Penyajian data, adalah rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel.

(8)

1263 4. Penarikan kesimpulan, adalah dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebab akibat.

Keabsahan Data

Uji keabsahan data penelitian sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Trianggulasi adalah cara yang paling umum digunakan dalam menjamin validitas data dalam penelitian kualitatif.

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Menurut Sugiyono, Validitas merupakan “derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”

(Sugiyono, 2006:267). Menurut Hamidi, Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui validitas data, yaitu:

1. Teknik trianggulasi antar sumber data, teknik pengumpulan data, dan pengumpulan data yang dalam hal terakhir ini peneliti akan berupaya mendapatkan rekan atau pembantu dalam penggalian data dari warga di lokasi- lokasi yang mampu membantu setelah diberi penjelasan.

2. Pengecekan kebenaran informasi kepada para informan yang telah ditulis oleh peneliti dalam laporan penelitian (member check).

3. Akan mendiskusikan dan menyeminarkan dengan tema sejawat di jurusan tempat penelitian belajar (peer debricfing), termasuk koreksi di bawah para pembimbing.

4. Perpanjangan waktu penelitian. Cara ini akan ditempuh selain untuk memperoleh bukti yang lebih lengkap juga untuk memeriksa konsistensi tindakan para informan. (Hamidi 2004:82-83)

Trigulasi memiliki tiga macam yaitu: pertama, trianggulasi sumber data yang berupa informasi dari tempat, peristiwa dan dokumen serta arsip yang memuat catatan berkaitan dengan data yang dimaksud. Kedua, trianggulasi teknik atau metode pengumpulan data yang berasal dari wawancara, observasi, dan

(9)

1264 dokumen.Ketiga, trianggulasi waktu pengumpulan data merupakan kapan dilaksanakannya trianggulasi atau metode pengumpulan data.

Berdasarkan pemaparan di atas penelitian ini menggunakan dua macam trianggulasi, pertama trianggulasi sumber data yang berupa observasi serta wawancara dengan narasumber secara langsung dan dokumen yang berisi catatan terkait dengan data yang ingin diperoleh peneliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kerangka Konseptual

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Program Pemenihan Ikan Kerapu

Program pembenihan ikan kerapu di kabupaten situbondo dilakukan dalam rangka menguatkan ketahanan pengan di bidang perikanan. Mengingat saat ini tingkat knsumsi ikan pada masyarakat terus meningkat.maka dari itu Dinas Perikanan Situbondo memiliki program terkait dengan pembdidayaan ikan. Salah satu program tersebut ialah program pengembangan budidaya perikanan. Untuk kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan jumlah produksi ikan kerapu ialah program pembenihan kerapu percontohan.

Program pengembangan budidaya perikanan ini berkaitan dengan instansi pemerintah dibawah naungan Departemen Kelautan dan Perikanan yaitu Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Pecaron. Sealin itu, program ini juga dapat

Standar dan Tujuan (kebijakan program pembenihan kerapu)

Karakteristik organisasi pelaksana

Komunikasi antar Organisasi Pelaksana PBL --- Dinas Perikanan --- BPAP UPT Perikanan Budi Daya Air Tawar / Air Payau

Sumber Daya (SDM dan Sumberdaya

keuangan)

Lingkungan : Ekonomi, Sosial dan politik (kondisi masyarakat, data

perekonomian penduduk) Sikap para

pelaksana

Kinerja Kebijakan (hasil baik buruknya kebijakan)

(10)

1265 bekerjasama dengan Unit Budidaya Laut Kembang Sambi, dibawah naungan Dinas Perikanan Prop. Jawa Timur. Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo selama ini dikenal sebagai rumah dari ikan kerapu. Ini disebabakan karena

Standar dan Tujuan Kebijakan Program Pembenihan Kerapu

Dalam program pengembangan budidaya perikanan kegiatanyanya kegiatan yang berkaitan dengan kerapu ialah program pembenihan kerapu percontohan.

Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo telah mengimplementasikan program pengembangan budidaya perikanan yang salah satu kegiatannya adalah pembenihan kerapu percontohan dengan mengacu pada RENSTRA Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo tahun 2016-2021.standar indikator yang digunakan yaitu meningkatnya pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan.

Sedangkan sasaran program pengram pengembangan budidaya perikanan yaitu meningkatnya produk sub sektor perikanan.

Strategi peningkatan sub sektor perikanan : peningkatan akses dan ketersediaan ikan baik budidaya maupun tangkap, penguatan usaha produksi baik budidaya ataupun tangkap, melaksanankan pengendalian sumberdaya perikanan.

Upaya peningkatan produksi perikanan : gerakan bazar ikan danmenggalakkan nelayan untuk menepi di TPI (Tempat Pelelangan Ikan), pemberian bantuan sarana dan prasarana budidaya ataupun tangkap, menyiapkan personil KAMLA dan polair serta pokmaswas untuk ikut serta mencegah illegal fishing atau pelanggaran lainnya.

Dalam program pengembangan budidaya perikanan kegiatanyanya kegiatan yang berkaitan dengan kerapu ialah program pembenihan kerapu percontohan.

Sumber Daya

Di Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo sumber daya manusianya sudah sangat memadahi. Dukungan ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas, professional, berpengetahuan serta memiliki pengalaman dalam mengelola suatu organisasi atau lembaga.

Selain sumber daya manusia, sumber daya anggaran juga menjadi faktor penentu keberhasilan suatu kegiatan. Dalam Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo masing-masing program sudah memiliki anggaran, termasuk program

(11)

1266 pengembangan Budidaya perikanan, yang terkait dengan kerapu kegiatanya pembenihan kerapu percontohan. Selain itu, faktor penentu keberhasilan suatu kegiatan adalah sumber daya sarana dan prasarana karena Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lingkup Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana perkantoran yang menunjang terhadap upaya pencapaian sasaran.

Jumlah seluruh pegawai Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo sebanyak 64 orang, berdasarkan tingkat pendidikan :

1. Starata 2 (pasca sarjana) : 11 orang 2. Starata 1 (sarjana) : 19 orang 3. Diplomat 3 (DIII) : 4 orang 4. Smu/SLTA : 28 orang

5. Smp/SLTP : 2 orang

Di Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo pada UPT perikanan budidaya air payau / air tawar terdapat tenaga teknis perikanan sebanyak 11 orang, terdiri dari 5 orang tenaga teknis pembesaran udang percontohan dan 6 orang tenaga teknis pembenihan . terdiri dari lulusan sarjana sebanyak 1 orang , lulusan D3 sebanyak 3 orang, dan lulusan SMA sebanyak 7 orang.

Karakteristik Agen Pelaksana

Karakteristik Dinas Perikanan, UPT Perikanan Budidaya Air Tawar / Air Payau Situbondo telah sesuai dengan apa yang diharapkan yakni memahami kebijakan pengembangan budidaya perikanan dan telah menjalankan tugasnya.

Terkait tugas dan kewajibannya mereka sangat responsif dalam menjalankan tugasnya. Begitupula dengan masyarakat pembudidaya ikan kerapu mereka sudah bisa menerima kebijakan tersebut dan telah melaksanakan kebijakan tersebut, membudidayakan ikan kerapu melalui keramba jaring apung (KJA)

Sikap (Disposision) para pelaksana

Pelaksana program pengembangan budidaya perikanan diantarannya adalah Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo, UPT Perikanan Budidaya Air Tawar / Air Payau Situbondo. UPT Perikanan Budidaya Ait Tawar / Air Payau Situbondo menerima program pengembangan budidaya perikanan. Di UPT telah

(12)

1267 dilaksanankan pembenihan ikan kerapu yang selanjutnya akan di jual kepada masyarakan pembudidaya ikan kerapu.

Komunikasi Organisasi Pelaksana

Dalam melaksanakan program pengembangan budidaya perikanan khususnya pembenihan ikan kerapu Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo melakukan komunikasi dengan instansi lain. Instansi tersebut yaitu Balai Budidaya Air Payau (BBAP) dan Unit Budidaya Laut Kembang Sambi. Program pengembangan budidaya perikanan berkaitan dengan instansi pemerintah dibawah naungan Departemen Kelautan dan Perikanan yaitu Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Pecaron.

Sealin itu, program ini juga dapat bekerjasama dengan Unit Budidaya Laut Kembang Sambi, dibawah naungan Dinas Perikanan Prop. Jawa Timur. Saat ini yang memiliki induk kerapu BBAP dan PBL, Dinas Perikanan kabupaten situbondo membeli membeli telur kerapu dari BBAP atau PBL. Setelah menjadi benih berukuran 10 cm Dinas Perikanan menjualnya kepada masyarakat pembudidaya kerapu. Ikan Kerapu dari Kabupaten Situbondo telah terjamin kualitasnya.

Sebelum dijual pada konsumen ikan-ikan Kerapu terlebih dahulu dilakukan tes laboratorium. Setelah ikan tersebut sudah pasti tidak terjangkit penyakit atau visus barulah ikan kerapu tersebut di jual kepada konsumen. Untuk melakukan tes laboratorium ikan kerapu sebelum di jual, Dinas Perikanan menggunakan laboratorium milik BBAP ini disebabkan karana dinas perikanan tidak memiliki laboratorium.

Lingkungan Ekonomi, Sosial, Politik

Kondisi lingkungan dapat mempunyai pengaruh yang penting pada keinginan dan kemampuan yuridiksi atau organisasi dalam mendukung struktur- struktur, vitalitas dan keahlian yang ada dalam badan administrasi maupun tingkat dukungan politik yang dimiliki. Kondisi lingkunan di Kabupaten Situbondo sudah cukup mrndukung program pengembangan budidaya perikanan khususnya kegiatan pembenihan kerapu percontohan. Dinas Perikanna sebsgai penyedi bibit ikan kerapu, kemudian masyarakat membelinya untuk dipelihara di keramba apung mingik masyarakat. Selain itu kondisi sosial dan politik sosial dan politik juga dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program.

(13)

1268 Kinerja Kebijakan

Kabupaten Situbondo merupakan salah satu kabupaten yang melakukan pembudidayaan ikan kerapu. Ikan kerapu merupakan komoditas ikan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan permintaanya semakin meningkat setiap tahunnya. Saat ini permintaan ikan kerapu di tingkat asia cukup tinggi terutama dari negara hongkong, china, singapore, thailan, dan jepang. Untuk memenuhi permintaan ikan kerapu yang terus meningkat tersebut kabupaten situbondo melakukan pembudidayaan ikan kerapu.

Kabupaten Situbondo memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan usaha budidaya keramba jaring apung (KJA) pada setiap kecamatan berpantai. Usaha keramba jaring apung (KJA) di Kabupaten Situbondo berada di 5 kecamatan diantaranya Kecamatan Kendit, Kecamatan Panarukan, Kecamatan Bungatan, Kecamatan Jangkar, dan Kecamatan Banyu Putuh. Luas usaha budidaya ikan kerapu di keramba jaring apung (KJA) sekitar 2,65 ha (Total 2.940 lubang dan 2.336 lubang kondisi sekarang), 94 pelaku usaha perorangan, kelompok, dan perusahaan swasta. Sedangkan usaha pembenihannya dilakukan oleh 70 hatchery skala rumah tangga (HSRT), sementara usaha pengglondongan masih terbatas sekitar 10 pelaku baik di tambak maupun di bak/kolam pasangan.

Pengembangan usaha budidaya KJA saat ini masih belum optimal dikarenakan usaha ini Pada tahun 2018 jumlah ikan yang berasal dari budidaya di keramba jaring apung (KJA) mengalami penurunan. Pada tahun 2017 jumlah kerapu yang diproduksi sebanyak 100,43 ton. Sedangkan Pada tahun 2018 jumlah ikan yang berasal dari KJA sebanyak 94,21 ton. Menurun sebanyak -6,19%.

Penurunan pencapaian target produksi budidaya di KJA ini dikarenakan : harga konsumsi ikan kerapu masih rendah, Biaya produksi masih tinggi, dan adanya penyakin parasit pada saat awal tebar. Harga ikan kerapu saat ini juga sudah mengalai penurunan yang semula 1 kg kerapu bisa di jual dengan harga RP 120.000 daat ini mengalami penurunan meenjadi 80.000 per Kg.

Berikut ini adalah data jumlah produksi program pembenihan kerapu percontohan mulai tahun 2014 sampai tahun 2018, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Jumlah produksi ikan kerapu Hatchery skala perusahaan tahun 2014 sampai 2018

(14)

1269 No

Jenis Komuditas

Produksi (Ton) Tanun

2014

Tahun 2015

Tahun 2016

Tanun 2017

Tanun 2018 1 Kerapu

Tikus

223.800 - - - 130.000

2 Kerapu Lainnya

658.000 105.00 0

- 10.200 2.400.200

JUMLAH 811.800 105.00 0

- 10.200 2.530.200

Pada tahun 2014 jumlah produksi benih kerapu sebanyak 811.800 ekor.

Pada tahun 2015 jumlah produksi benih kerapu mengalami penurunan, jumlah produksi benih kerapu sebanyak 105.000 ekor. Pada tahun 2016 tidak ada nilai produksi benih kerapu. Pada tahun 2017 jumlah produksi benih kerapu mengalami kenaikan, jumlah produksi benih kerapu sebanyak 10.200 ekor. Pada tahun 2018 jumlah produksi ikan kerapu mengalami kenaikan, jumlah produksi benih kerapu sebanyak 2.530.200 ekor.

Tabel 2. Jumlah produksi ikan kerapu Hatchery skala rummah tangga (HSRT)

No Jenis Komuditas

Produksi (Ton) Tanun

2014

Tahun 2015

Tanun 2016

Tanun 2017

Tanun 2018 1 Kerapu

Tikus

543.654 - - - 130.000

2 Kerapu Lainnya

2.138.045 1.769.000 1.756.000 2.065.000 6.432.816

(15)

1270 JUMLAH 2.681.699 1.769.000 1.756.000 2.065.000 6.562.816

Pada tahun 2014 jumlah produksi benih kerapu sebanyak 2.681.699 ekor.

Pada tahun 2015 jumlah produksi benih kerapu mengalami penurunan, jumlah produksi benih kerapu sebanyak 1.769.000 ekor. Pada tahun 2016 jumlah produksi benih kerapu mengalami penurunan, jumlah produksi benih kerapu sebanyak 1.756.000 ekor. Pada tahuun 2017 jumlah produksi benih kerapu mengalami kenaikan, jumlah produksi benih kerapu sebanyak 2.065.000 ekor. Pada tahun 2018 jumlah produksi benih kerapu mengalami kenaikan, jumlah produksi benih kerapu sebanyak 6.562.816 ekor. Hasil produksi budidaya ikan kerapu di KJA pada tahun 2014 sampai 2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. Jumlah produksi ikan kerapu di keramba jaring apung (KJA)

No Jenis Komuditas

Produksi (Ton) Tanun

2014

Tahun 2015

Tanun 2016

Tanun 2017

Tanun 2018 1 Kerapu

Tikus

0 0 0 0 7,65

2 Kerapu Lainnya

20,26 32,70 56,35 100,43 86,56

JUMLAH 20,26 32,70 56,35 100,43 94,21

Penurunan pencapaian target indikator penurunan produksi budidaya di KJApada tahun 2018 dikarenakan :

1. harga konsumsi ikan kerapu masih rendah 2. biaya produksi masih tinggi

3. adanya penyakit parasit pada saat awal tebar

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan pada pembahasan tersebut hasil dari penelitian mengenai program pembibitan ikan krapu di Kabupaten Situbondo Sebagai berikut :

(16)

1271 1. Standar dan Tujuan Kebijakan Program Pembenihan Kerapu : program pengembangan budidaya perikanan keramba jaring apung di Kabupaten Situbondo telah dilaksanakan

2. Sumber Daya : sumber daya manusia dan sumber daya anggaran sudah memadai.

3. Karakteristik agen pelaksana : UPT perikanan budidaya air tawar / air payau memiliki tenaga tekhnis perikanan khusnya untuk tenaga teknis program pembenihan kerapu.

4. Sikap para pelaksana : . Proses pembesaran ikan kerapu dilakukan oleh masyarakat.

5. Komunikasi Organisasi Pelaksana : Dinas Perikanan berhubungan dengan BPBAP dan PBL.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, Politik : Kondisi lingkunan di Kabupaten Situbondo sudah cukup mrndukung program pengembangan budidaya perikanan keramba jaring apung.

7. Kinerja Kebijakan : Kegiatan pengembangan usaha budidaya jaring apung pada dinas perikanna kabupaten situbondo sudah berjalan dengan baik, namun mengalami penurunan pada tahun 201

DAFTAR PUSTAKA

Ihya, Hanafi, Syafrieyana, Yana. (2020). Group Empowerment Trough Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) in Karangbesuki Village, Malang City.

Journal of Local Government Issues, 3(1), 18-36, DOI: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10575. |

Laporan Tahunan 2018 Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo.

Nasution, Said, Nurjaman, Asep. (2020). Food Security Improvement Policy in Urban Area Through Urban Farming Program in Malang (Studies in the Department of Agriculture and Food Security Malang). Journal of Local

Government Issues, 3(1), 37-49,

DOI: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.11100.

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2017 tentang Pembudidayaan Ikan

Peraturan Bupati Situbondo Nomor 48 Tahun2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,Uraian Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo

Rencana Strategis (RENSTRA) 2016-2021 Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo

(17)

1272 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan

Roziqin, Ali. (2018). Environmental Policy of Mangroves Management in Rembang Regency. The 2nd International Conference on Energy, Environmental and Information System (ICENIS 2017), https://doi.org/10.1051/e3sconf/20183109002.

Referensi

Dokumen terkait

observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena

Seperti perpindahan kepemilikan dalam akad jual beli yang bersifat hutang yaitu seperti murabahah, istisna’ dan salam, akad kerjasama (syirkah) untuk mendapatkan

 Walau outlook volume penjualan pada kuartal keempat 2020 yang cenderung lemah, Mimi meyakini kinerja INTP akan membaik pada tahun ini seiring periode terburuk sudah

Aliran sistem hukum terbuka (open system), berpendapat bahwa hukum itu merupakan suatu sistem, bahwa semua peraturan-peraturan itu saling berhubungan yang satu ditetapkan oleh

Pengambilan sampel dengan metode tersebut dipilih dengan alasan akan memudahkan peneliti untuk terjun langsung ke lapangan dan memperoleh data yang dibutuhkan dari konsumen,

Pandangan Claessens ini sesuai dengan pendapat Hausman dan Arias (2000) yang mengatakan bahwa foreign direct investment adalah subsider bagi pengembangan pasar

Laporan Kinerja ini disusun dengan melakukan analisa dan mengumpulkan bukti untuk menjawab pertanyaan, sejauh mana sasaran pembangunan yang ditunjukkan

Penelitian ini menemukan: (1) Periode tahun 1950-1958, daerah yang memanfaatkan pasar meliputi nagari yang ada di Kecamatan Matur kecuali Nagari Lawang dan Nagari Tigo