• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian - PENINGKATAN SIKAP KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATE RI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENG AN PERMAINAN BALOK PECAHAN DI KELAS V B SD NEGERI PANAMBANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian - PENINGKATAN SIKAP KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATE RI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENG AN PERMAINAN BALOK PECAHAN DI KELAS V B SD NEGERI PANAMBANGAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di kelas V B SD Negeri Panamabangan, Unit Pendidikan Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Adapun alasan pemilihan tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri Panambangan dikarenakan sikap kerja keras dan prestasi belajar siswa khususnya kelas V B masih tergolong rendah.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di kelas V B SD Negeri Panambangan pada awal semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5 bulan Januari 2016. Penelitian dilakukan pada waktu tersebut dengan alasan bertepatan dengan jadwal kegiatan pembelajaran mata pelajaran matematika pada materi pecahan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan berbagai persiapan untuk mendukung pada proses penelitian yang telah dilaksanakan, dengan rincian sebagai berikut:

a. Penyusunan action plan dilakukan pada minggu ke-2 bulan November 2015, karena action plan tersebut digunakan oleh peneliti sebagai perumusan dalam pengambilan langkah-langkah dalam penelitian.

(2)

c. Pengumpulan data atau pelaksanaan tindakan kelas pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5 bulan Januari 2016. Tindakan kelas meliputi siklus I, II, dan III yang dilakukan pada saat proses pembelajaran.

d. Penyusunan laporan dilakukan pada bulan Februari 2016. e. Penyusunan artikel dilakukan pada bulan Maret 2016.

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan upaya untuk mencermati kegitan belajar kelompok peserta didik dengan memberikan tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Mulyasa, 2009: 11). Pendapat tersebut senada dengan pernyataan dari Kunandar (2008: 44-45) yang menyatakan:

“Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu penelitian tindakan

(action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan (treatment)

tertentu dalam suatu siklus.”

(3)

keras dan prestasi belajar matematika materi pecahan menggunakan model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan.

Peneliti menggunakan PTK yang dilaksanakan dalam tiga siklus, dimana dalam setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Penelitian tindakan kelas ini berkolaborasi dengan guru kelas V B SD Negeri Panambangan dan juga dibantu oleh satu teman sejawat.

B.Subjek Penelitian

Subjek penenelitian adalah siswa kelas V B SD Negeri Panambangan, Unit Pendidikan Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, semester 2 tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 30 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan kelas V B SD Negeri Panambangan.

C.Kolaborator Penelitian

Kolaborator penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Nama : Nur Noviliana Jabatan : Mahasiswa/Peneliti Tugas : Guru Pelaksana Tindakan 2. Nama : Ruspiyati S.Pd

Jabatan : Guru kelas V B

(4)

3. Nama : Fitria Febriani Jabatan : Mahasiswa

Tugas : Observer II (mengamati aktivitas guru)

D.Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Pemilihan teknik pengumpulan data yang tepat dapat mempermudah proses penilaian untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data adalah cara penilaian kemajuan siswa berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuantitatif dan data kualitatif yang diperoleh dari setiap siklus. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka, diperoleh dengan mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa. Sedangkan data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dengan angka-angka, namun dapat dilihat dari dampaknya setelah kegiatan pembelajaran berlangsung.

Ada dua teknik yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data yaitu:

a. Teknik Tes

(5)

pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh siswa, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi siswa, nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh siswa lainnya, atau dibandingkan nilai standar tertentu. Tes dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pembelajaran yang disampaikan terutama meliputi ranah pengetahuan dan keterampilan (Sudjana, 2013: 35).

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan bentuk tes soal uraian yang dilakukan pada setiap akhir siklus yang telah dilaksanakan, karena bentuk tes soal uraian memiliki kelebihan yaitu meningkatkan daya kreatifitas siswa, yang artinya siswa tidak hanya dituntut untuk menjawab benar tetapi bagaimana jawaban itu diperoleh. Tes uraian ini digunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa, berupa nilai yang diperoleh dari pelaksanaan tes akhir siklus, dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan setiap siklus.

b. Teknik Non Tes

Teknik non tes terdiri dari beberapa teknik, antara lain: 1) Observasi

(6)

observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digunakan untuk memantau kegiatan pembelajaran antara guru dan siswa dalam setiap siklusnya dan untuk mengetahui sikap karakter yang perlu ditingkatkan pada diri siswa, pada saat mata pelajaran matematika khususnya materi pecahan. Hasil pengamatan tersebut dijadikan sebagai acuan dalam menindaklanjuti dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang muncul pada siklus yang telah dilalui agar tidak terulang pada siklus berikutnya.

Pengumpulan data dengan cara observasi dilakukan oleh peneliti pada kelas yang dijadikan subjek penelitan yaitu guru dan siswa kelas V B untuk mendapatakan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa termasuk juga cara guru mengajar. Observasi mencatat segala aktivitas siswa maupun guru dalam melaksanakan pembelajaran. Data observasi dilakukan secara langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan aktifitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung.

2) Angket

(7)

suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung sebagai bahan penilaian hasil belajar.

Angket yang disebarkan dalam penelitian ini yaitu angket sebelum pelaksanaan penelitian, saat pelaksanaan observasi awal dan disebarkan setelah pelaksanaan tindakan. Angket yang disebarkan kepada siswa sebelum penelitian yaitu angket terbuka yang berisikan tentang respon siswa terhadap pembelajaran matematika dan sikap siswa saat pembelajaran matematika khususnya materi pecahan.

(8)

Pemberian skor pada pernyataan positif : SL (Selalu) = 4

SR (Sering) = 3

JR (Jarang) = 2

TP (Tidak Pernah) = 1

Pemberian skor pada pernyataan negatif: SL (Selalu) = 1

SR (Sering) = 2 JR (Jarang) = 3 TP (Tidak Pernah) = 4 3) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Dokumentasi yang digunakan baik dalam bentuk foto maupun bacaan lainnya yang berupa bukti nyata yang dapat digunakan untuk membantu pembuatan laporan penelitian.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian Tindakan Kelas ini yaitu:

a. Soal Tes Tertulis

(9)

b. Lembar Observasi

Lembar observasi yaitu berupa skala penialain yang akan diisi oleh observer pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa. Melalui lembar observasi ini diharapkan dapat memberikan informasi secara rinci mengenai proses selama pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Angket Sikap Kerja Keras

Alat yang digunakan untuk mengetahui sikap kerja keras siswa menggunakan alat berupa lembar angket skala sikap yang berisi pernyataan-pernyataan, yang digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika materi pecahan melalui pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan.

d. Dokumentasi

Dokumentasi dimaksudkan sebagai bukti nyata dalam kegiatan penelitian. Dokumentasi dalam bentuk foto dikumpulkan saat penelitian berlangsung, yaitu dengan menggunakan kamera handphone (hp). Dokumentasi yang lain dapat berupa rekap nilai, surat dan nilai hasil tes milik guru yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.

E.Analisis Data

1. Tes

(10)

siklus, untuk mencari presentase keberhasilan prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut :

a. Nilai Siswa

Keterangan:

S = Nilai yang dicari

R = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh setiap siswa N = Jumlah keseluruhan skor maksimal

(Purwanto, 2010: 112) Pedoman penskoran dan kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan matematika siswa pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Skor 5 : Jika siswa menjawab lengkap dan hasilnya benar

Skor 4 : Jika siswa menjawab sebagian besar benar dan hasilnya benar

Skor 3 : Jika siswa menjawab sebagian besar benar dan hasilnya salah Skor 2 : Jika siswa menjawab sebagian kecil benar dan hasilnya salah Skor 1 : Jika siswa menjawab salah semua

Skor 0 : Jika siswa tidak menjawab b. Nilai Rata-Rata Kelas

S = R

N × 100

(11)

Keterangan:

x

= Rata-rata kelas (mean)

∑x = Jumlah seluruh skor

N = Banyaknya subjek

(Sudjana, 2013: 109) c. Ketuntasan Belajar

Perhitungan ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Keterangan :

P = Presentase ketuntasan belajar

F = Jumlah siswa yang tuntas belajar/mendapatkan nilai ≥ 65 N = Jumlah seluruh siswa

(Djamarah, 2010: 264) Penggolongan kriteria rentang ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:

≤ 20% = kurang sekali 21% – 40% = kurang 41% – 60% = cukup 61% – 80% = baik 81% – 100% = sangat baik

(Arikunto, 2010: 35)

P = F

(12)

2. Angket Sikap Kerja Keras

Lembar angket sikap kerja keras yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala sikap bentuk skala likert. Peningkatan sikap kerja keras siswa pada lembar penilaian sikap kerja keras dianalisis menggunakan analisis skor rata-rata dengan rumus :

a. Nilai Angket Siswa Individu

Keterangan :

x = Nilai rata-rata (mean)

∑x = Jumlah seluruh skor N = Banyaknya subjek

(Sudjana, 2013: 109) b. Nilai Angket Siswa Klasikal

Keterangan :

x = Nilai rata-rata (mean)

∑x = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh seluruh siswa N = Jumlah pernyataan keseluruhan siswa

(Sudjana, 2013: 109)

x

=

∑xN

(13)

Penggolongan kriteria analisis sikap kerja keras siswa adalah sebagai

Skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 sampai 4. Skor 1 merupakan nilai skor terendah dan skor 4 merupakan skor tertinggi. Rumus perhitungan rentang yang digunakan adalah sebagai berikut:

(14)

3. Observasi

Lembar observasi digunakan untuk menilai aktivitas siswa dan aktivitas guru saat pembelajaran berlangsung melalui pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan. Data yang diperoleh dari lembar observasi siswa dan lembar observasi aktivitas guru dianalisa menggunakan skor rata-rata dengan rumus:

a. Skor Rata-Rata Observasi Aktivitas Siswa (Individu)

Keterangan:

x

= Nilai rata-rata (mean)

∑x = Jumlah seluruh skor yang diperoleh N = Banyaknya butir aspek pengamatan

(Sudjana, 2013: 109) b. Skor Rata-Rata Observasi Aktivitas Siswa (Klasikal)

Keterangan:

x

= Nilai rata-rata (mean)

∑x = Jumlah seluruh skor yang diperoleh siswa

N = Banyaknya butir aspek pengamatan keseluruhan siswa

(Sudjana, 2013: 109) c. Skor Rata-Rata Observasi Aktivitas Guru

x

=

∑xN

x

=

∑xN

(15)

Keterangan:

x

= Nilai rata-rata (mean)

∑x = Jumlah seluruh skor yang diperoleh N = Banyaknya butir aspek pengamatan

(Sudjana, 2013: 109) Penggolongan kriteria analisis aktivitas siswa dan aktivitas guru adalah sebagai berikut:

1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik

4 = Sangat baik

(16)

Penggolongan rentang skor rata-rata aktivitas siswa dan aktivitas guru adalah sebagai berikut:

Rata-rata Kriteria 1 < x ≤ 1,75 Aktivitas Kurang 1,75 < x ≤ 2,50 Aktivitas Cukup 2,50 < x ≤ 3,25 Aktivitas Baik

3,25 < x ≤ 4 Aktivitas Sangat Baik

F. Validitas Data

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi terbagi menjadi 3, yaitu triangulasi waktu, triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Menurut Sanjaya (2012: 112) triangulasi yaitu suatu cara untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar informasi itu dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah mengambil keputusan. Triangulasi merupakan teknik yang sangat penting untuk dipahami oleh peneliti, karena melalui triangulasi peneliti dapat terhindar dari kesalahan mendapatkan informasi dan juga akan terhindar dari kesalahan mengambil keputusan.

(17)

berbagai sumber dan diharapkan memperoleh hasil yang mendekati kebenarannya.

G.Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berupaya untuk memperbaiki dan meningkatan suatu permasalahan yang dianggap menjadi penghambat keberhasilan belajar, dimana dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah yang ada yaitu mengenai sikap kerja keras dan prestasi belajar siswa yang masih rendah dalam materi pecahan di kelas V B SD Negeri Panambangan. Sikap kerja keras dan prestasi belajar memiliki hubungan yang erat karena apabila siswa memiliki kerja keras yang tinggi terutama pada saat belajar, maka mampu meningkatakan prestasi belajar siswa. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran mengenai dampak dari penggunaan model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan di kelas V B SD Negeri Panambangan materi pecahan pada mata pelajaran matematika terhadap sikap kerja keras dan prestasi belajar sisiwa.

(18)

Gambar 3.1 Desain penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Mc.Taggart (1984: 11)

Prosedur penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan (planning)

Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu merencanakan hal apa saja yang dilakukan dan apa saja yang harus dipersiapkan dalam penelitian. Tahap perencanaan menurut Kemmis dan Mc.Taggart (1982: 7) yaitu:

The plan is constructed action and by definition must be prospective to action it must be forward looking. It must recognise that all social action is to some degree unpredictable and therefore somewhat risky. The general plan must be flexible enough to adapt to unforeseen effects and previously unrecognized constraints. The action prescribed by the plan must be strategic in two senses. First, it must take account of the risks involved in social change and recognise real constraints, material and political, in the situation. Second, strategic action should be chosen because it allows the practitioner to act more affectifely over a greater range of circumstrances, more wisely and more prudently.

(19)

tindakan harus disusun dengan dua strategi yaitu memperhatikan kendala, atau kemungkinan hal buruk yang terjadi sekaligus memikirkan dan menuliskan jalan keluar dari tantangan yang ada. Rencana yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

a. Sebelum melakukan perencanaan dilakukan observasi, wawancara kepada guru dan siswa, membagikan angket respon siswa, dan pre test awal untuk mengetahui masalah yang ada di kelas V B SD Negeri Panambangan. Setelah masalah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan penelitian dengan mempersiapkan pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian seperti silabus, kompetensi dasar, materi, indikator, media atau alat peraga, dan sumber belajar yang digunakan.

b. Merumuskan model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V B SD Negeri Panambangan dalam materi pecahan. Model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan digunakan untuk memecahkan masalah.

c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang diajarkan sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

(20)

e. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) permainan balok pecahan dengan membuat kunci jawaban atau alur jawaban balok pecahan.

f. Membuat alat evaluasi untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi yang telah dijelaskan.

g. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi mengenai aktivitas guru dan siswa, serta membuat angket sikap kerja keras siswa.

2. Pelaksanaan (Action)

Tahap pelaksanaan tindakan ini merupakan tahap peneliti sudah melakukan tindakan atau perbaikan dalam pembelajaran, tindakan yang diberikan yaitu berupa penerapan model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan. Tahap pelaksanaan menurut Kemmis dan Mc.Taggart (1984: 8) yaitu:

Action is retrospectively guided by planning in the sense that it looks back to planning for is rationale. But action is not cempletely controlled by plans. The action moment of the action research process shows practioner work: throughfully and contructively.

(21)

3. Pengamatan (Observing)

Tahap observasi dilakukan ketika tindakan sedang dilaksanakan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti dan observer lain. Tahap pengamatan menurut Kemmis dan Mc.Taggart (1984: 9) yaitu:

Observation has the function of documenting the effect of action, it is prospective, providing the basis for reflection now, but more also in the immediate future as the present cycle runs is course. We need to observe the action process, the effect of action (intended and unintended), the circumstances of and constraints of action, the ways circumstances and constraints limit or channel the planned action and its effects and other issues which arise.

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tahap observasi ini sebagai pedoman dalam tahap berikutnya, yaitu refleksi. Observasi memiliki fungsi untuk mendokumentasikan dampak dari tindakan saat pelaksanaan tindakan sedang berlangsung, observasi dilakukan untuk melihat kendala, keadaan tindakan, serta masalah-masalah yang timbul sehingga dapat menjadi bahan refleksi.

(22)

pembelajaran matematika materi pecahan dengan menggunakan model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan.

4. Refleksi (reflecting)

Tahap refleksi dilakukan dengan berpedoman pada hasil observasi yang telah didapatkan. Tahap refleksi menurut Kemmis dan Mc.Taggart (1984: 9) yaitu:

Reflection is retrospective, it recalls action is has been recorded in observation. It seeks to make sense of prosesses, problem, issues, and constraints made manifest instretegic action. Through discourse, reflection leads to the reconstruction of the meaning of the social situation and provides the basis for the revised plan.

Refleksi merupakan kegiatan pengkajian ulang dari hasil observasi. Hasil tersebut mengenai proses, dampak dari tindakan, dan masalah atau kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan. Refleksi yang dilakukan akan menghasilkan langkah apa saja yang dilakukan dalam perbaikan tindakan berikutnya.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini pada tahap observasi dianalisis, kemudian dilakukan refleksi untuk melaksanakan penilaian terhadap proses pembelajaran yang terjadi maupun masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Pelaksanaan refleksi dilakukan oleh peneliti, observer dan guru kelas yang bersangkutan dalam bentuk diskusi. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan dan merumuskan perencanaan berikutnya.

(23)

menentukan langkah selanjutnya. Langkah tersebut dituangkan dalam rencana revisi untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya, hingga pembelajaran telah maksimal.

H.Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila indikator keberhasilan dapat tercapai dengan ketentuan:

1. Kegiatan penelitian akan berhasil apabila terjadi peningkatan sikap kerja keras belajar siswa, dengan melihat dari berbagai sumber. Peningkatan sikap kerja keras siswa menyebabkan prestasi belajar siswa meningkat.

Gambar

Gambar 3.1 Desain penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan

Referensi

Dokumen terkait

Penyelenggaraan penanggulangan bencana di Provinsi Banten, sebelum Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana diundangkan, dilaksanakan berdasarkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakata Tahun 2007 disusun berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

Pada analisis udara buang pada cerobong IRM sebelumnya disimpulkan bahwa pada sampel cuplikan udara tidak ada zat radioaktif yang terlepas ke lingkungan, karena hasil cacah

Perlu dilakukan validasi metode dan penetapan kadar parasetamol di dalam jelly dengan tujuan untuk mengetahui apakah metode penetapan kadar parasetamol memiliki validitas yang

- Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi. - Diskusikan manfaat yang dilakukan klien dan beri pujian kepada klien. - Diskusikan cara

pada lokasi yang dapat mengati pergerakan pasien. Perawat hendaknya terpisah tetapi mempunyai akses yang cepat dari ruang persalinan. 7) Pelayanan perawatan hendaknya

Sistem perpipaan yang digunakan dalam gedung Hotel Santika Premiere Yogyakarta lantai III adalah Two Pipe Direct Return Sistem sehingga air pendingin mempunyai

Kandungan unsur Fe, Cr, Mn, Mg, Ca, dan Na dalam contoh uji air tangki reaktor ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi standar yaitu dengan mengukur