i
PADA OPTIMASI WLAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Disusun oleh
ANDREAS WIBISONO
NIM : 045114004
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
FINAL PROJECT
DIGITAL MAPPING APPLICATION
FOR WLAN OPTIMIZING
In partial fulfilment of the requirements
for the degree of Sarjana Teknik
Electrical Engineering Study Program
Electrical Engineering Departement
Science and Technology Faculty Sanata Dharma University
ANDREAS WIBISONO
Student Number : 045114004
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTEMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
vi
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ADALAH ALAT,
YANG MENENTUKAN SUKSES ADALAH TABIAT
Sukses tidak diukur dari posisi yang dicapai seseorang dalam hidup, tapi dari
kesulitan-kesulitan yang berhasil diatasi ketika berusaha meraih sukses
~ BOOKER T WASHINGTON ~
" KETIKA ANDA JATUH ...
" KETIKA ANDA JATUH ...
" KETIKA ANDA JATUH ...
" KETIKA ANDA JATUH ...
KETIKA ANDA GAGAL...
KETIKA ANDA GAGAL...
KETIKA ANDA GAGAL...
KETIKA ANDA GAGAL...
KETIKA ANDA TIDAK MEMILIKI APA
KETIKA ANDA TIDAK MEMILIKI APA
KETIKA ANDA TIDAK MEMILIKI APA
KETIKA ANDA TIDAK MEMILIKI APA----APA...
APA...
APA...
APA...
SESEORANG YANG BERSAMA ANDA...ADALAH TEMAN SEJATI ANDA
SESEORANG YANG BERSAMA ANDA...ADALAH TEMAN SEJATI ANDA
SESEORANG YANG BERSAMA ANDA...ADALAH TEMAN SEJATI ANDA
SESEORANG YANG BERSAMA ANDA...ADALAH TEMAN SEJATI ANDA
KETIKA ANDA BERHASIL...
KETIKA ANDA BERHASIL...
KETIKA ANDA BERHASIL...
KETIKA ANDA BERHASIL...
KETIKA ANDA KAYA...
KETIKA ANDA KAYA...
KETIKA ANDA KAYA...
KETIKA ANDA KAYA...
KETI
KETI
KETI
KETIKA ANDA DAPAT MEMILIH DAN DUNIA SEAKAN MILIK
KA ANDA DAPAT MEMILIH DAN DUNIA SEAKAN MILIK
KA ANDA DAPAT MEMILIH DAN DUNIA SEAKAN MILIK
KA ANDA DAPAT MEMILIH DAN DUNIA SEAKAN MILIK
ANDA...
ANDA...
ANDA...
ANDA...
SESEORANG YANG BERSAMA ANDA...BUKANLAH TEMAN SEJATI ANDA
SESEORANG YANG BERSAMA ANDA...BUKANLAH TEMAN SEJATI ANDA
SESEORANG YANG BERSAMA ANDA...BUKANLAH TEMAN SEJATI ANDA
SESEORANG YANG BERSAMA ANDA...BUKANLAH TEMAN SEJATI ANDA
, , , ,
IA MENGINGINKAN SESUATU DARI ANDA. "
IA MENGINGINKAN SESUATU DARI ANDA. "
IA MENGINGINKAN SESUATU DARI ANDA. "
IA MENGINGINKAN SESUATU DARI ANDA. "
"PANDANGLAH SEGALA SESUATU DARI BERBAGAI SUDUT...JADILAH
"PANDANGLAH SEGALA SESUATU DARI BERBAGAI SUDUT...JADILAH
"PANDANGLAH SEGALA SESUATU DARI BERBAGAI SUDUT...JADILAH
"PANDANGLAH SEGALA SESUATU DARI BERBAGAI SUDUT...JADILAH
BIJAKSANA ".
BIJAKSANA ".
BIJAKSANA ".
BIJAKSANA ".
Karyaku ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus
Kristus, Ayah, Ibu, dan Kakakku tersayang dan
vii
berpengaruh pada koneksi internet. Semakin besar
field strength
dan
bit rate
,
semakin baik koneksi internet sehingga diperlukan visualisasi untuk
mempermudah penentuan lokasi
client.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat
program visualisasi yang berfungsi sebagai penampil peta digital, data lokasi
client
dan AP
(Access Point
), serta data unjuk kerja WLAN dan optimasi.
Aplikasi pemetaan digital pada optimasi WLAN mempunyai sistem utama
yaitu menu peta digital, menu data
field strength
, dan menu data
bit rate.
Menu
peta digital menampilkan peta kampus III Universitas Sanata Dharma. Sedangkan
menu data
field strength
dan menu data
bit rate
dapat menampilkan titik lokasi
client
dan AP disertai data unjuk kerja jaringan.
Aplikasi pemetaan digital ini dapat menampilkan letak
client
hasil
optimasi beserta data hasil pengukuran
bit rate
dan
field strength
dari program
pengukur
bit rate
dan
field strength,
serta data pengujian dari JST (Jaringan Saraf
Tiruan).
viii
ABSTRACT
Wireless Local Area Network (WLAN) development rapidly grows in a
row with the information technology development. The client’s position decision
will influence the internet connection. The bigger the field strength and the bigger
the bit rate, the better the internet connection, it’s needs visualization to make the
decision of client location easier. This research is aimed to make a visualization
program which has the function as the digital map viewer, client’s position and
AP (Access Point) data viewer, and the WLAN demonstration data and its
optimization viewer.
The main menus of digital mapping application on WLAN optimization
are the digital map menu, field strength data menu, and bit rate data menu. The
digital map menu portrays the map of Sanata Dharma University’s campus III.
Whereas, the field strength and bit rate data menu can show the client’s location
point and AP with its network performance data.
This digital mapping application can show the client’s position as the
result of the optimization and the bit rate and field strength measurement data
from the bit rate and field strength measurement program and testing data of
Neural Network.
Key word: WLAN, field strength, bit rate, Neural Network, digital map.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul.
“Aplikasi Pemetaan Digital Pada
Optimasi WLAN”
. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik. Dalam penyusunannya, banyak pihak yang
telah membantu dan memberikan dukungan pada penulis, oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Bayu Primawan, S.T., M.Eng. selaku Pembimbing I dan Ibu
Wiwien Widyastuti, S.T. selaku Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing penulis. Terima kasih juga
untuk seluruh dosen di Fakultas Teknik atas segala tempaan ilmunya.
2. Untuk orangtuaku tercinta Martinus Mujiman Triwiyono dan Elisabet
Sri Purwatiningsih yang selalu memberiku semangat serta nasihat, baik
moral maupun materi.
3. Untuk Kakakku Gregorius Chrisna Wirawan segala doa dan bantuan.
4. Untuk Betty Setika dan Agatha Tristanti atas segala doa dan
dukungannya.
5. Teman-teman seperjuangan, Oki Nugroho, Bayu Pamungkas,
Yanuarius Vendy, Anggareno Oktaviano, Taufik Wijaya, Leonardus
Agung, Sugiarto, Ari Kuncoro dan seluruh teman-teman elektro
xi
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari Pembaca agar dalam proses penulisan di kemudian hari dapat
semakin baik. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat secara luas, baik bagi
penulis maupun bagi semua pihak yang membacanya.
Yogyakarta, 16 September 2009
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………....…..i
Halaman Pengesahan ...iii
Halaman Pengesahan Penguji ...iv
Pernyataan Keaslian Karya ...v
Halaman Persembahan ...vi
Intisari ...vii
Abstract
...viii
Kata Pengantar ...ix
Daftar Isi ...xi
Daftar Gambar ...xv
Daftar Tabel ...xviii
Daftar Lampiran...xix
I.
PENDAHULUAN
...………...1
1.1. Latar Belakang...1
1.2. Tujuan dan Manfaat...2
1.3. Batasan Masalah...2
1.4. Metodologi Penelitian...2
xiii
2.1.2. Keunggulan dan Kelemahan Jaringan Tanpa Kabel...7
2.2. Peta...8
2.3. SIG (Sistem Informasi Geografis)...8
2.4. Peta Digital...8
2.5. Data Peta Digital...9
2.5.1. Data
Spatial.
...9
2.5.2. Tabular data...13
2.5.3.
Image
Data...13
2.6. Digitalisasi Peta...13
2.7. Sistem Koordinat UTM (
Universal Transfer Mercator
)...16
2.7.1. Sistem Koordinat UTM Dunia...16
2.7.2. Sistem Koordinat UTM Indonesia...18
2.8. GPS (
Global Positioning System
)...19
2.9. Data GPS...21
2.9.1.
NMEA 0183...21
2.9.2.
Data NMEA 0183...21
2.10. Pemrograman Visual ...23
2.10.1. ADODB...24
III.
PERANCANGAN
...26
xiv
3.2. Proses Penampil Pada Peta Digital...27
3.3. Tampilan Program ………... ...28
3.3.1. Tampilan
Splash Form
………..………...29
3.3.2. Tampilan Identitas
Form
…...………..29
3.4. Perancangan Diagram Alir Program ……….31
3.4.1. Diagram Alir Menu Utama………...31
3.4.2. Diagram Alir Peta Digital ………32
3.4.2.1.
Diagram Alir Peta Gedung dan Area Kampus ………...34
3.4.2.2.
Diagram Alir Peta Mode Tampilan ………35
3.4.2.3.
Diagram Alir Identitas ………...36
3.4.3. Diagram Alir Data
Field Strength
dan
Bit Rate
.………..37
3.4.3.1.
Diagram Alir Tampilkan Data Pengukuran, Pengujian, Lokasi
Client
Terhadap
Access Point
………....38
3.4.3.2.
Diagram Alir Kualitas
Bit Rate
dan
Field Strength
………...40
3.5. Pembuatan Peta Digital Kampus 3 Universitas Sanata Dharma……....…40
3.6. Digitasi Peta Kampus 3 Universitas Sanata Dharma……….…41
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
...47
4.1. Tampilan Program ………...47
4.1.1.
Splash Screen
………..47
4.1.2. Tampilan Peta Digital ……….48
4.1.3. Tampilan Data
Field Strength
dan
Bit Rate
………...50
4.2. Pengujian Program ………..53
xv
4.2.3.2 Pengujian Mode Tampilan Peta Perkecil ………63
4.2.3.3. Pengujian Mode Tampilan Peta Pilih Area …………....65
4.2.3.4 Pengujian Mode Tampilan Peta Geser ………66
4.2.3.5. Pengujian Mode Tampilan Peta Lihat Keseluruhan …...68
4.2.3.6. Pengujian Mode Tampilan Peta Identifikasi Ruang …...70
4.2.4. Pengujian Data
Field Strength
………...72
4.2.4.1. Menampilkan Titik Posisi
Client
………72
4.2.4.2. Menampilkan Data Tiap
Client
………..74
4.2.4.3. Pengujian Tampilan Data Pengujian dan Data Optimal
Field Strength
………..80
4.2.5. Pengujian Data
Bit Rate
……….…....……83
4.2.5.1. Menampilkan Titik Posisi
Client
………....83
4.2.5.2. Pengujian Tampilan Data Pengujian dan Data Optimal
Bit
Rate
………...89
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
...92
5.1. Kesimpulan ...92
5.2. Saran ...92
DAFTAR PUSTAKA ...93
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Jaringan WLAN………..…5
Gambar 2.2. Data Raster...10
Gambar 2.3. Data Vektor...10
Gambar 2.4. Keseluruhan Titik dan Informasinya...11
Gambar 2.5. Keseluruhan Garis dan Informasinya...11
Gambar 2.6. Posisi Vektor...12
Gambar 2.7. Sistem Proyeksi UTM...17
Gambar 2.8. Garis Paralel Zona UTM Indonesia………...18
Gambar 2.9. Orbit Satelit GPS ………...19
Gambar 2.10. Antar Muka Pemrograman Visual...23
Gambar 2.11. Komponen Standar Dalam
Toolbox
...24
Gambar 2.12.
Microsoft Hierarchical Flexgrid Control 6.0 ( OLEDB )
Pada
Tampilan Layar ...25
Gambar 3.1. Blok Optimasi WLAN...26
Gambar 3.2. Blok Proses Penampil Peta Digital...27
Gambar 3.3. Titik-Titik Pengukuran Lokasi
Client
dan
Access Point
...28
Gambar 3.4. Tampilan
Splash Form
………...…28
xvii
Gambar 3.9. Diagram Alir Mode Tampilan...35
Gambar 3.10. Diagram Alir Identitas……….……...36
Gambar 3.11. Diagram Alir Data
Field Strength
dan
Bit Rate
………37
Gambar 3.12. Diagram Alir Tampilkan Data Pengukuran, Pengujian, Lokasi
Client
Terhadap
Access Point
……….…39
Gambar 3.13. (a) Diagram Alir Kualitas
Field Strength
(b) Diagram Alir Kualitas
Bi Rate
………..……….... 40
Gambar 3.14. Diagram Alir Pembuatan Peta Digital Kampus 3 Universitas Sanata
Dharma ………41
Gambar 3.15. Tampilan Awal Program Pengolahan Peta ………....42
Gambar 3.16. Unsur
Spatial
Poligon yang Dipotong Dengan
Split Tools
……...43
Gambar 3.17.
Pallete Drawing Tools
………...43
Gambar 3.18. Tampilan Kotak Dialog
Extension
͙͙͙͙͙͙͙͙͙͙͙͙͙͙͙͙͙͙͙͙͘
44
Gambar 3.19. Pembuatan Titik Koordinat Gedung ……….………44
Gambar 3.20. Registrasi Peta dengan
Register and Transform Tool ……….…
…45
Gambar 3.21. Peta Digital Kampus 3 Universitas Sanata Dharma ………..45
Gambar 3.22. Tabel Atibut Nama Ruang ……….46
Gambar 4.1. Tampilan Menu Utama ………47
xviii
Halaman
Gambar 4.3. Tampilan Data
Field Strength
………...…..50
Gambar 4.4. Tampilan Data
Bit Rate
………...52
Gambar 4.5. Gambar Peta Gedung Saat Tombol “Tampilkan Peta
Gedung”Ditekan ……….………..54
Gambar 4.6 (a). Tampilan Peta Gedung Pada Saat
Checkbox
Aktif (
check
) (b).
Tampilan Peta Gedung Pada Saat
Checkbox
Tidak Aktif
(
uncheck
)………..……….55
Gambar 4.7.
File
Peta Area Kampus Pada Kotak Dialog ………57
Gambar 4.8. Tampilan Area Kampus………....57
Gambar 4.9. Peta Gedung dan Area Kampus ……….…...…………..58
Gambar 4.10. Tampilan Peta Ketika Tombol “Hapus
Layer
Aktif” Belum
Ditekan……….59
Gambar 4.11. Tampilan Peringatan Program Ketika Belum Ada
Layer
yang
Ditunjuk
Cursor
………60
Gambar 4.12. Tampilan Peta Ketika Tombol “Hapus
Layer”
Ditekan …………60
Gambar 4.13. Tampilan Peta dan Legenda Sebelum dan Setelah Tombol Hapus
Semua
Layer
Ditekan……….………….61
xix
Gambar 4.19. Tampilan Peta Digital. (a) Setelah Tombol Perbesar Ditekan 6 Kali
(b) Tampilan Hasil Keseluruhan……….…………69
Gambar 4.20. Tampilan Dari Peta dan Data – Datanya Setelah Identifikasi
Ruangan Ditekan……….71
Gambar 4.21. Data
Longitude, Latitude, Altitude
Pada
File
*.txt………...72
Gambar 4.22. Gambar Titik Posisi
Client
………....74
Gambar 4.23. Data Tampilan
Client
1………...76
Gambar 4.24. Tampilan Warna Titik Posisi
Client
1 Pada
Hotspot
FST 2…...78
Gambar 4.25. Tampilan Warna Titik Posisi
Client
2 Pada
Hotspot
FST 1...79
Gambar 4.26. Keterangan
Access Point
Kampus 3 Universitas Sanata Dharma ..80
Gambar 4.27. Data Pengujian
Field Strength
………...…81
Gambar 4.28. Lokasi
Client
Pengujian. ………81
Gambar 4.28. Tampilan
Client
Optimal
Field Strength
………...82
Gambar 4.29. Tampilan Tiap
Client
Beserta Data Pengukuran dan Pembelajaran
……….84
Gambar 4.30. Tampilan Warna Merah Pada Titik Posisi
Client
2 Dengan
Hotspot
FST 1 Aktif………..………...86
xx
Halaman
Gambar 4.32. Tampilan Warna Jingga Pada Titik Posisi
Client
1 Dengan
Hotspot
FST 2 Aktif………....………..87
Gambar 4.33. Tampilan Warna Kuning Pada Titik Posisi
Client
1 Dengan
Hotspot
FST 1 Aktif …...……….…..88
Gambar 4.34. Data Pengujian
Bit Rate
………....…….… 89
Gambar 4.35. Tampilan Titik Lokasi
Client
Pengujian
Bit Rate
…………..…… 90
xxi
Tabel 2.1. Standar 802.11 a/b/g……….……..….7
Tabel 2.2. Jenis
Shapefile
……….………..….14
Tabel 2.3. Zona pada Proyeksi UTM Wilayah Indonesia……….….18
Tabel 4.1. Tombol dan Tampilan Peta Digital ………..…49
Tabel 4.2. Tombol dan Tampilan Data
Field Strength
………..51
Tabel 4.3. Tombol dan Tampilan Data
Bit Rate
………52
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Listing
Program ……….……...…L1
Spesifikasi ACER Asphire 4315 ………....L58
1
1.1. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan
Wireless Local Area Network
(WLAN)
yang semakin lama semakin pesat, penentuan lokasi
client
yang optimal menjadi
masalah yang sangat penting. Penentuan lokasi
client
akan berpengaruh pada
koneksi internet. Semakin besar
field strength
dan
bit rate,
semakin baik koneksi
internet.
Menurut Soesetijo dan Antoni [1], data dari tabulasi fungsi kuat sinyal dan
jarak sebagai hasil dari pengukuran level kuat sinyal penerima pada lokasi yang
telah ditentukan dapat diklasifikasikan untuk masukan pembelajaran
menggunakan bantuan Jaringan Saraf Tiruan (JST). Pada daerah cakupan, denah
ruangan dua dimensi pada sumbu x dan y dalam satuan meter dibuat untuk
memudahkan pengukuran. Penelitian Soesetijo dan Antoni telah menghasilkan
komparasi antara hasil prediksi JST dengan data pengukuran pada posisi
masing-masing AP yang mempunyai presentasi selisih rata-rata sebesar 10%. Hal ini
berarti JST eksperimen mempunyai keakuratan yang tinggi dan telah terbukti pada
hasil komparasinya.
Penelitian ini akan melengkapi penelitian sebelumnya dengan tujuan
menghasilkan lokasi
client
WLAN dengan penerimaan
bit rate
dan
field strength
yang optimal. Sehingga dibutuhkan data
bit rate, field strength
dan data posisi
GPS
(Global Potitioning System)
sebagai masukan perhitungan JST. Optimasi
2
dengan aplikasi pemetaan digital. Penelitian ini akan menampilkan lokasi
client,
AP dan unjuk kerja jaringan pada optimasi WLAN dengan menggunakan
pemrograman visual dan peta digital yang dihubungkan dengan GPS sebagai
sumber data lokasi.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat program visualisasi yang
berfungsi sebagai penampil peta digital, data lokasi
client
dan AP, serta data unjuk
kerja jaringan tanpa kabel dan optimasi.
Manfaat yang dapat tercapai dalam penelitian ini yaitu menjadi referensi
dan bahan pertimbangan dalam penentuan lokasi
client
.
1.3 Batasan Masalah
Program ini dirancang mempunyai batasan-batasan sebagai berikut :
a. Masukan program berupa
bit rate
dan
field strength
dari program pengukur
bit rate
dan
field strength,
serta data pengujian dari JST.
b. Program menampilkan lokasi
client
dan AP yang diperoleh dari GPS, data
bit
rate
dan
field strength
hasil pengukuran dan pengujian.
c. Program menampilkan letak
client
hasil optimasi.
1.4. Metodologi Penelitian
Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
a.
Studi kepustakaan.
Dalam tahap ini berbagai literatur, gambar, dan manual yang merupakan
dasar dari penelitian akan dipelajari.
b.
Perancangan.
Perancangan alur program untuk penelitian ini dibuat berdasarkan pustaka
yang telah diperoleh.
c.
Pembuatan program.
Dalam tahap ini dilakukan pembuatan program berdasarkan alur program
yang telah dibuat. Program menampilkan parameter unjuk kerja jaringan
(
field strength
dan
bit rate
), koordinat, dan optimasi.
d.
Pengujian.
Kinerja program diuji di dalam area gedung Kampus 3 Universitas Sanata
Dharma. Keakuratan data posisi diuji dengan membandingkan peta digital
Kampus 3 Sanata Dharma dengan peta standar seperti
Google Earth.
e.
Penyusunan laporan.
Penyusunan laporan dilakukan berdasarkan hasil pengujian yang telah
dilakukan.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan di dalam penyusunan tugas akhir
4
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini memberikan penjelasan tentang WLAN dan GPS secara umum, peta
dan data – data dari peta tersebut, Sistem Informasi Geografi (SIG), sistem
koordinat UTM (
Universal Transfer Mercator
), serta pemrograman visual.
BAB III PERANCANGAN
Bab ini berisi diagram alir pembuatan program aplikasi pemetaan digital.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi implementasi perancangan yang dibuat, pengambilan data,
penampilan data, pembahasan dan analisis mengenai hasil penelitian yang
telah dilaksanakan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi ringkasan hasil penelitian yang telah dilakukan dan usulan yang
berupa ide-ide untuk perbaikan atau pengembangan terhadap penelitian yang
telah dilakukan.
5
2.1. WLAN
Jaringan WLAN (
Wireless Local Area Network
) merupakan salah satu
bentuk jaringan nirkabel (tanpa kabel) [2]. Jaringan WLAN memungkinkan dua
mesin atau lebih untuk berkomunikasi menggunakan protokol jaringan standar
IEEE (
Institute of Electrical and Electronic Engineers
) 802.11. Media transmisi
yang digunakan untuk komunikasi pada jaringan WLAN adalah gelombang
elektromagnetik yang dapat berupa sinar infra merah (
infrared
), gelombang mikro
(
microwave
), atau gelombang radio RF (
Radio Frequency
). Ilustrasi jaringan
WLAN dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Jaringan WLAN
Jaringan WLAN yang ditunjukkan Gambar 2.1 terdiri dari empat
6
a.
Access Point.
Access Point
(AP) merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari
pengguna (
user
) ke
Internet Service Provider
(ISP). AP berfungsi
mengkonversikan sinyal RF menjadi sinyal digital yang akan disalurkan
melalui kabel atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan
dikonversikan ulang menjadi sinyal RF.
b. WLAN
Interface.
WLAN
Interface
merupakan peralatan yang dipasang pada
Mobile /
Desktop PC
dalam bentuk PCMCIA (
Personal Computer Memory Card
International Association
)
card
, PCI (
Peripheral Component Interconnect
)
card
, maupun melalui
port
USB
(
Universal Serial Bus
)
.
c.
Client.
Client
adalah perangkat akses
Mobile / Desktop PC
yang di dalamnya
telah terpasang
port
PCMCIA atau ditambahkan
wireless adapte
r melalui PCI
(
Peripheral Component Interconnect
)
card
atau USB (
Universal Serial Bus
).
d.
Internet Service Provider.
Internet Service Provider
(ISP) merupakan perusahaan atau badan usaha
yang menjual koneksi internet kepada pelanggan.
2.1.1. Standar IEEE 802.11.a/b/g
Ketentuan-ketentuan WLAN yang telah diatur oleh standar IEEE 802.11
[3]. Standar IEEE 802.11 berkembang antara lain menjadi IEEE 802.11a, IEEE
standar IEEE 802.11b dan 802.11g. Parameter-parameter dari standar WLAN
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Standar IEEE 802.11 a/b/g [3]
802.11a
802.11b
802.11g
Frekuensi
yang
dipakai
5.15-5.35 GHz OFDM
5.725-5.825Ghz
OFDM
2.4-2.4835GHz
DSSS
2.4-2.4835GHz
DSSS, OFDM
Data Rate per Chanel
54, 48, 36, 24, 18, 12,
9, 6 Mbps
11, 5.5, 2, 1 Mbps
54, 36, 33, 24, 22,12, 11, 9, 6,
5.5, 2,1 Mbps
Jenis Modulasi
BPSK
(6, 9 Mbps)
QPSK
(12, 18 Mbps)
16-QAM
(24, 36 Mbps)
64-QAM
(48, 54 Mbps)
DQPSK/CCK
(11, 5.5 Mbps)
DQPSK
(2 Mbps)
DBPSK
(1 Mbps)
OFDM/CCK
(6,9,12,18,24,36,48,54)
OFDM
(6,9,12,18,24,36,48,54)
DQPSK/CCK
(22, 33, 11, 5.5 Mbps)
DQPSK (2 Mbps)
DBPSK (1 Mbps)
Sensitivity
Rx : -71, -88 dBm
Tx : 17, 13 dBm
Rx : 92, 95, 96,
-97 dBm
Tx : 26 dBm
Rx : -74, -77, -83, -86, -90,
-91, -93, -94 dBm
Tx : 22, 23, 24, 26 dBm
2.1.2. Keunggulan dan Kelemahan Jaringan Tanpa Kabel
Jaringan tanpa kabel memiliki keunggulan berupa biaya pemeliharannya
murah (pemeliharaan hanya mencakup stasiun sel), infrastrukturnya berdimensi
kecil, pembangunannya cepat, serta mudah dan murah untuk direlokasi dan
mendukung portabelitas [2]. Sementara itu, jaringan tanpa kabel memiliki
kelemahan berupa biaya peralatan mahal,
delay
yang besar, adanya masalah
propagasi radio seperti terhalang, terpantul, dan banyak sumber interferensi.
Solusinya antara lain, untuk masalah peralatan mahal, dapat diatasi dengan
mengembangkan teknologi komponen elektronika. Sedangkan untuk masalah
interferensi dapat diatasi dengan dengan teknik antena
diversity
atau antena
8
2.2. Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala
tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta dibuat pada suatu bidang datar dengan
proyeksi dan skala tertentu dengan memuat nama unsur rupa bumi baku [4].
2.3. Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) diartikan sebagai suatu komponen yang
terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya
manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan,
memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,
menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.
Informasi
spatial
memakai lokasi, dalam suatu sistem koordinat tertentu, sebagai
dasar referensinya [6].
Dilihat dari definisinya, SIG adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai
komponen yang tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Seperti sistem komputer pada
umumnya, SIG hanyalah sebuah alat yang mempunyai kemampuan khusus.
Kemampuan sumber daya manusia untuk memformulasikan persoalan dan
menganalisa hasil akhir sangat berperan dalam keberhasilan sistem SIG.
2.4. Peta Digital
Peta digital adalah peta hasil konversi peta analog dengan data-data yang
[6]. Proses digitasi dilakukan dengan alat bantu atau
software
seperti
map info,
ArcView, AutoCad Map
, dan lain-lain [5].
2.5. Data Peta Digital
Data pada peta digital terdiri dari data
spatial
, data tabular, dan data
gambar [6]. Data-data tersebut digunakan sebagai informasi dalam digitalisasi
peta.
2.5.1. Data
Spatial
Data
spatial
mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda
dari data lain, yaitu informasi lokasi atau informasi
spatial
. Contoh yang umum
adalah informasi lintang dan bujur, termasuk di antaranya informasi datum dan
proyeksi [6].
Datum secara umum dapat diartikan sebagai besaran-besaran yang dapat
berperan sebagai referensi atau dasar untuk proses-proses besaran lainnya [5,6].
Sedangkan sistem proyeksi peta adalah sistem yang dirancang untuk
merepresentasikan permukaan dari suatu bidang lengkung atau
spheroid
pada
suatu bidang datar beserta informasi atribut dan non
spatial
. Contohnya antara
lain jenis vegetasi dan populasi. Data
spatial
dapat direpresentasikan dalam dua
format, yaitu peta raster dan peta vektor.
a. Peta Raster
Peta raster merupakan peta dalam bentuk citra gambar. Data raster adalah
10
geografis direpresentasikan sebagai struktur sel
grid
yang disebut dengan
pixel
(
picture element
).
Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah
secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah, dan
sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran
file
.
Semakin tinggi resolusi
grid
, semakin besar pula ukuran
file
. Contoh data raster
dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Data Raster [6]
b. Peta Vektor
Peta vektor merupakan peta yang dibangun dari penggabungan berbagai
titik acuan yang kemudian melalui perhitungan-perhitungan khusus, titik tersebut
akan saling dihubungkan membentuk suatu garis atau pola tertentu [6]. Dalam
data format vektor, bumi direpresentasikan sebagai suatu mosaik dari garis,
poligon, titik, dan
nodes
yang merupakan titik perpotongan antara dua buah garis.
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data
spatial
dengan menggunakan titik, garis beserta atributnya. Bentuk dasar
representasi data
spatial
dalam model data vektor didefinisikan oleh sistem
koordinat kartesian dua dimensi (x,y). Garis atau kurva merupakan sekumpulan
titik terurut yang dihubungkan. Sedangkan poligon disimpan sebagai sekumpulan
daftar titik-titik yang mempunyai nilai koordinat yang sama pada titik awal dan
titik akhir poligon.
Jenis-jenis data vektor dibedakan menjadi tiga, yaitu titik, garis, dan
poligon. Titik meliputi obyek grafis atau geografis yang dikaitkan dengan
pasangan koordinat (x,y). Data atau informasi yang diasosiasikan dengan titik
disimpan untuk menunjukkan titik tersebut. Ilustrasi titik dapat dilihat pada
Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Keseluruhan Titik dan Informasinya [6]
Garis dapat didefinisikan sebagai semua unsur linier yang dibangun
dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh dua titik
koordinat atau lebih.
Entity
garis yang sederhana memerlukan ruang untuk
menyimpan titik awal dan titik akhir beserta informasi lain mengenai simbol yang
digunakan untuk merepresentasikannya. Ilustrasi garis dapat dilihat pada Gambar
2.5.
Gambar 2.5. Keseluruhan Garis dan Informasinya [6]
534.102, 751.322, ,,Kantor Pos”, ,,Normal”, ,,Conic sans”, 8…
1 : 10.23, 50.43; 60.32, 59.3; 107.2, 40.12; 139.3, 46.3
12
Poligon dapat direpresentasikan dengan berbagai cara di dalam model data
vektor. Struktur data poligon bertujuan untuk mendeskripsikan
properties
yang
bersifat topologi dari suatu area sedemikian rupa sehingga
properties
yang
dimiliki oleh blok-blok bangunan spasial dasar dapat ditampilkan dan
dimanipulasi sebagai data peta tematik.
Posisi vektor dapat diproyeksikan pada sistem koordinat. Sistem koordinat
merupakan suatu parameter yang menunjukkan suatu obyek diletakkan dalam
koordinat. Sistem koordinat 2 dimensi dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6. Posisi Vektor [6]
Posisi vektor dapat dihitung dengan persamaan berikut :
P (x,y) atau P (r,
ө
) = vektor
r
2= x
2+ y
2(2.1)
sin
ө
= y/r; cos
ө
= x/r
(2.2)
ө
= arctan (y/x)
(2.3)
x = r cos
ө
(2.4)
dengan r adalah panjang sumbu miring, x adalah panjang sumbu horisontal, y
adalah panjang sumbu vertikal, dan
ө
adalah sudut yang dibentuk sumbu miring
dan horisontal.
2.5.2. Tabular Data
Tabular data adalah data yang berupa informasi dari data
spatial
[6]
.
Contoh data
spatial
adalah nama jalan untuk peta jalan.
2.5.3.
Image
Data
Image data
adalah data yang berupa gambar, biasanya gambar berupa hasil
scan
atau foto satelit [6]. Untuk peta digital,
image data
dapat berfungsi sebagai
peta dasar.
2.6. Digitalisasi Peta
Peta digital dapat dibuat dari peta konvensional yang digitalisasi dengan
alat bantu atau
software
[6]
.
Alat bantu yang sering digunakan adalah
digitizer.
Sedangkan
software
yang dapat membantu proses digitalisasi tersebut adalah
software
GIS (
Geographic Information System
). Hasil dari proses tersebut dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu titik, garis, dan poligon. Ketiga kelompok tersebut
kemudian dihubungkan ke sebuah
data base
untuk menampung informasi tentang
masing-masing obyek tersebut. Salah satu format peta digital yang dikenal oleh
kebanyakan orang adalah format
shapefile
yang dikembangkan oleh ESRI
14
Shapefile
ESRI terdiri dari beberapa
file
yaitu
file
utama,
file
indeks, dan
sebuah tabel Dbase [8].
File
utama merupakan
direct access
,
file
dengan panjang
record
bervariasi. Setiap
record file
utama mendeskripsikan sebuah
shape
(
feature
) dengan sebuah daftar vertek. Vertek adalah pasangan koordinat (x,y)
suatu titik yang terdapat di sepanjang segmen garis (
Arc
). Vertek digunakan untuk
menentukan bentuk-bentuk
Arc.
Pada
file
indeks, setiap
record
mengandung
offset
record file
utama yang bersesuaian dari awal
file
utama. Tabel Dbase berisi
atribut-atribut
feature
, satu
record per feature
. Relasi
one to one
antara
feature
(geometri) dengan atributnya didasarkan pada nomor
record
yang urutannya harus
sama dengan
file
utama.
Sesuai dengan konvensi penamaannya,
file
utama,
file
indeks, dan
file
tabel Dbase memiliki nama depan (
prefix
) yang sama, dengan nama belakang
(
suffix
atau
extension
) yang berbeda. Nama-nama belakangnya berturut-turut
adalah “.SHP” (
file
utama), “.SHX” (
file
indeks), dan “.DBF” (
file
tabel atribut).
Shapefile
mendukung banyak jenis
shape
. Jenis
shape
yang didukung oleh
shapefile
beserta nilainya dalam
integer
terdapat dalam Tabel 2.2. Berikut ini
deskripsi dari
shapefile
yang ada :
a. Null
Nilai nol pada
shapefile
menunjukkan bahwa
shape
tersebut bernilai nol, tidak
ada data geometri untuk
shape
tersebut.
Tabel 2.2. Jenis
Shapefile
[8]
Nilai
Shape Type
0
Null Shape
Tabel 2.2. (lanjutan) Jenis
Shapefile
[8]
Nilai
Shape Type
3
Polyline
5
Polygon
8
MultiPoint
11
PointZ
13
PolylineZ
15
PolygonZ
18
MultiPointZ
21
PointM
23
PolylineM
25
PolygonM
28
MultiPointM
31
MutiPatch
b. Point
Tipe
point
terdiri dari 1 pasang koordinat x,y dengan tipe data
double
.
c. Polyline
Polyline
adalah suatu puncak yang terdiri dari satu atau lebih
part
(bagian).
Part
terhubung oleh satu atau lebih
point
.
Part
dapat terhubung maupun
terpisah satu sama lain dan tidak bersinggungan.
d. Polygon
Polygon
digunakan untuk menampilkan suatu area di muka bumi
merupakan gabungan dari
part
dan vertek
.
e. Multipoint
Multipoint
merupakan
shape
yang terdiri kumpulan
point
. Variabel adalah
array
yang berisi urutan Xmin, Ymin, Xmax, Ymax yang menyimpan koordinat
16
f.
MultiPatch
Multipatch
terdiri dari beberapa potongan bagian permukaan yang saling
berhubungan. Potongan bagian permukaan tersebut digambarkan sebagai satu
bagian utuh.
Nilai atribut M dan Z melambangkan bahwa
shapefile
tersebut memiliki
unsur selain koordinat. M melambangkan unsur ukuran, sedangkan Z
melambangkan unsur ketinggian.
Angka-angka yang tidak ada (2,4,6,..., sampai 33) pada nilai
Shape Type
akan digunakan untuk pengembangan di masa datang.
Shapefile
ESRI dapat
dibuat atau dihasilkan dengan menggunakan empat cara yaitu eksport dari
perangkat lunak SIG, digitasi secara langsung, ditulis dengan bahasa semi
pemrograman skrip yang dimiliki oleh beberapa perangkat SIG serumpun
(
Arcview, Map Object)
maupun dengan bahasa pemrograman seperti C++, Delphi,
dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan cara eksport, digitasi secara langsung,
dan bahasa pemrograman untuk menghasilkan
shapefile.
2.7. Sistem Koordinat UTM (
Universal Tranfer Mercator
)
2.7.1. Sistem Koordinat UTM Dunia
Sistem UTM dengan sistem koordinat WGS’84
(World Geodetic System
1984
) sering digunakan pada pemetaan wilayah Indonesia [7]. UTM
menggunakan silinder yang membungkus
ellipsoid
dengan kedudukan sumbu
sehingga garis singgung
ellipsoid
dan silinder merupakan garis yang berhimpit
dengan garis bujur pada
ellipsoid
[4,7,11].
Sistem proyeksi UTM menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan
conform
yang memotong bumi pada dua
meridian standart
untuk menggambarkan
posisi horisontal dua dimensi (x,y). Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60
bagian yang disebut dengan zona UTM. Setiap zona dibatasi oleh dua meridian
sebesar 6° dan memiliki meridian tengah sendiri.
Setiap zona UTM memiliki sistem koordinat sendiri dengan titik nol pada
perpotongan antara meridian sentral dengan equator [4,7]. Untuk menghindari
koordinat negatif, meridian tengah diberi nilai awal absis (x) 500.000 meter.
Untuk zona yang terletak di bagian Selatan equator (LS), koordinat negatif
equator diberi nilai awal ordinat (y) 10.000.000 meter. Sedangkan untuk zona
yang terletak di bagian Utara equator, equator tetap memiliki nilai ordinat 0 meter.
Ilustrasi sistem proyeksi UTM dapat dilihat pada Gambar 2.7.
2.7.2. Sistem Koordinat
Wilayah Indones
sampai 144
oBT dengan
satuan daerah yaitu L, M
dengan 54 [7]. Tabel
sedangkan pembagian g
Gambar 2.8.
Tabel 2.3
Gamb
nat UTM Indonesia
nesia terbagi dalam 9 zona, mulai dari meridia
gan batas garis paralel 10
oLU sampai dengan 1
, M, N, dan P) serta tercakup dalam zona nomor
el 2.3 menunjukkan pembagian zona UTM
garis paralel wilayah UTM Indonesia ditunjuk
2.3. Zona Pada Proyeksi UTM Wilayah Indonesia [7]
mbar 2.8. Garis Paralel Zona UTM Indonesia [7]
18
dian 90
oBT
15
oLS ( 4
or 46 sampai
Indonesia
2.8.
Global Positioning System
Global Positioning System
(GPS) merupakan sistem untuk menentukan
posisi dan navigasi secara global dengan menggunakan satelit [9,10]. Sistem yang
pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika ini digunakan
untuk kepentingan militer maupun sipil.
Sistem GPS aslinya adalah NAVSTAR GPS (
Navigation Satellite Timing
and Ranging Global Posititioning Global System
), yang mempunyai tiga segmen
yaitu satelit, pengontrol, dan penerima/pengguna. Satelit GPS yang mengorbit
bumi, dengan orbit dan kedudukan yang tetap, seluruhnya berjumlah 24 buah, 21
buah aktif bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan. Orbit satelit GPS bumi
dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9. Orbit Satelit GPS [10]
Fungsi segmen-segmen pada GPS adalah sebagai berikut :
a. Satelit berfungsi untuk menerima dan menyimpan data yang ditransmisikan
oleh stasiun-stasiun pengontrol, menyimpan dan menjaga informasi waktu
berketelitian tinggi, dan memancarkan informasi secara kontinyu ke pesawat
20
b. Pengontrol bertugas mengendalikan dan mengontrol satelit dari bumi baik
untuk mengecek kesehatan satelit, penentu dan prediksi orbit dan waktu,
sinkronisasi antar satelit, dan mengirim data ke satelit.
c. Penerima bertugas menerima data dari satelit dan memprosesnya untuk
menentukan posisi tiga dimensi yaitu koordinat di bumi ditambah ketinggian,
arah, jarak, dan waktu yang diperlukan oleh pengguna. Ada dua macam tipe
penerima yaitu tipe navigasi dan tipe geodetik.
Penetuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak secara
bersama-sama ke beberapa satelit (yang koordinatnya sudah diketahui) sekaligus [5]. Untuk
menentukan koordinat suatu titik di bumi,
receiver
setidaknya membutuhkan
empat buah satelit yang dapat ditangkap sinyalnya dengan baik. Secara
default
posisi atau koordinat yang diperoleh bereferensi ke global datum yaitu WGS’84.
Secara garis besar penetuan posisi dengan GPS dibagi menjadi dua metode
yaitu metode absolut dan metode relatif. Metode absolut, atau yang dikenal
dengan
point positioning
, menentukan posisi hanya berdasarkan pada satu
receiver
saja. Yang kedua adalah metode relatif, yang biasa disebut
differential
positioning
, menentukan posisi dengan menggunakan lebih dari sebuah
receiver.
Dalam perjalanannya dari satelit hingga mencapai antena di permukaan
bumi, sinyal GPS akan dipengaruhi oleh beberapa kesalahan dan bias. Kesalahan
dan bias pada dasarnya dapat dikelompokkan atas kesalahan dan bias yang terkait
dengan :
a. satelit, seperti kesalahan efemeris, jam satelit, dan
selective availability
(SA)
c. penerima GPS, seperti kesalahan penerima jam, kesalahan yang terkait
dengan antena, dan
noise
.
d. data pengamatan, seperti ambiguitas fase dan
cycle slips.
e. lingkungan sekitar penerima GPS seperti
multipath
dan
imaging.
Secara umum ada beberapa cara dan strategi yang dapat digunakan untuk
menangani kesalahan dan bias GPS, yaitu :
a. Estimasi parameter dari kesalahan dan bias dalam proses hitung perataan.
b. Terapan mekanisme
differencing
antar data.
c. Perhitungan besar kesalahan bias berdasarkan data ukuran langsung.
d. Perhitungan besar kesalahan bias berdasarkan model.
e. Penggunaan stategi pengamatan yang tepat.
f. Penggunaan strategi pengolahan data yang tepat
2.9. Data GPS
2.9.1. NMEA 0183
NMEA
(National Marine Electronics Association)
-0183 dikembangkan
secara spesifik untuk standar industri sebagai antar muka bermacam-macam alat
kelautan yang diperkenalkan sejak tahun 1983 [10]. Standar tersebut diberikan
untuk alat kelautan yang mengirimkan informasi ke komputer maupun alat
lainnya. NMEA-0183 berisi informasi yang berhubungan dengan geografi seperti
22
2.9.2. Data NMEA 0183
Standar NMEA memiliki banyak jenis bentuk kalimat laporan, di
antaranya yang paling penting adalah koordinat lintang, bujur, ketinggian, waktu
sekarang standar UTC (
UTC time
), dan kecepatan (
speed over ground
) [6].
Jenis-jenis kalimat data NMEA 0183 yang sering digunakan dalam GPS adalah GGA
(
Fix Data, fixed data for the Global Positioning System)
, GGL (
Geographic
Position–Latitude/Longitude
), GSA (
GNSS DOP and Active Satellites
degradation of accuracy and the number of active satellites in the Global Satellite
Navigation System),
dan GSV (
GNSS_Satellites in View, satellites in view in the
Global Satellite Navigation System
)
Data NMEA yang digunakan dalam penelitian ini adalah GGL karena
mendukung dengan GPS yang dipakai. Penelitian kali ini menggunakan GARMIN
GPSMAP 76CSx. Data GGL terdiri dari informasi mengenai garis lintang, garis
bujur, ketinggian, serta status data. Contoh kalimat data GGL adalah
$GPLL,4717.115,N,00833.912,E,130305.0,A*32<CR><LF>
Keterangan data GGL :
GGL
= Inisialisasi data
130305.0
= Posisi waktu UTC :13 jam 03menit 05.0detik
4717.115
= Garis lintang : 47°17.115 min
N
= Lintang utara (N=
north
, S=
south
)
00833.912
= Garis bujur : 8°33.912 min
E
= Garis bujur timur (E=
east
, W=
west
)
2.10. Pemrograman Visual
Pemrograman visual digunakan untuk menampilkan data yang terdiri dari
data
bit rate, field strenght
dan optimasi, serta menampilkan peta digital. Antar
muka program visual, berisi menu,
toolbar, toolbox, form, project explorer
dan
properti seperti terlihat pada Gambar 2.10. berikut [12]:
Gambar 2.10. Antar Muka Pemrograman Visual [12]
Pembuatan program aplikasi dilakukan dengan membuat tampilan aplikasi
pada
form
, kemudian
script
program ditulis di dalam komponen-komponen yang
diperlukan.
Form
disusun oleh komponen-komponen yang berada di
Toolbox
.
Properti digunakan untuk mengatur setiap komponen yang dipakai. Menu pada
dasarnya adalah operasional standar di dalam sistem operasi Windows, seperti
membuat
form
baru, membuat
project
baru, membuka
project,
dan menyimpan
24
Toolbox
berisi komponen-komponen yang digunakan oleh suatu
project
aktif, artinya isi komponen dalam
toolbox
sangat tergantung pada jenis
project
yang dibangun. Komponen standar dalam
toolbox
dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11. Komponen Standar Dalam
Toolbox
[12]
2.10.1. ADODB
Micosoft telah menyediakan fungsi-fungsi API (
Aplication Programming
Interface
) untuk mengakses
database
[13]. Salah satu fungsi API adalah
ActiveX
Data Object
, atau lebih dikenal sebagai ADO. Adodb adalah salah satu cara
menghubungkan aplikasi dengan database [14]. Di dalam program visual, Object
ADODB
yang
sering
digunakan
adalah
ADODB.Connection
dan
ADODB.Recordset.
Connection
digunakan untuk melakukan koneksi ke
database
yang dipilih
dengan perintah
open
ataupun mengeksekusi sintaks-sintaks SQL dengan perintah
execute
.
Recordset
digunakan untuk menampung data yang merupakan hasil
yang berguna untuk menampilkan isi dari database dalam bentuk tabel.
Microsoft
Hierarchical flexgrid control 6.0 ( OLEDB )
dapat dilihat pada Gambar 2.12.
26
WLAN card
Penerima
BAB III
PERANCANGAN
3.1. Diagram Blok Optimasi WLAN
Sistem ini terdiri dari pengukur
field strength dan
bit rate, optimasi letak
Access Point (AP), dan penampil dengan peta digital. Diagram Blok dari Sistem
Optimasi WLAN dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Blok Optimasi WLAN
Penelitian ini ditunjukkan sebagai blok penerima yang ketiga, yaitu penampil
peta digital. Berikut keseluruhan alur perancangan secara umum sistem Optimasi
WLAN; pada blok penerima pertama, data yang diambil adalah nilai
field strength
dan bit rate. Nilai tersebut diperoleh dari perhitungan data yang diterima oleh WLAN
card. Kemudian nilai
field strength dan
bit rate disimpan dalam
format teks (.txt).
Sedangkan pada blok penerima kedua, data berupa teks tersebut diolah dengan JST
(metode
back propagation) untuk mendapatkan nilai bobot yang optimal dan akan
Pamancar
(Acces Point)
I
Pengukur
field strength
dan bitrate
II
Optimasi
diuji dengan memasukkan data baru, yaitu beberapa AP baru yaitu data tiga buah AP
dan 10
client. Pada blok penerima ketiga, data pengukuran
fields strength,
bit rate
dan optimasi ditampilkan bersama dengan data lokasi. Kemudian letak lokasi
client
optimal ditampilkan setelah nilai optimasi didapat.
3.2. Proses Penampil Pada Peta Digital
Peta digital digunakan untuk menampilkan posisi gedung, AP, dan
client
WLAN yang dihubungkan dengan GPS sebagai sumber data lokasi. Secara garis
besar proses yang terjadi pada penampil peta digital dapat digambarkan dengan blok
diagram seperti pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Blok Proses Penampil Peta Digital
Bit rate dan
field strength
diukur dengan WLAN
card dengan bantuan
software. Pengambilan data
received level melalui pengukuran lokasi AP tertentu
terhadap lokasi
client yang telah ditentukan sebelumnya. Penempatan posisi WLAN
card pada PC (Personal Computer) sebagai
client dipilih sebanyak 10 tempat yang
sudah ditetapkan. Pada penelitian ini, pengambilan data pengukuran
field strength
28
diambil nilai rata-rata. Nilai rata-rata untuk field strength dan
bit rate digunakan
untuk data pelatihan JST sebagai target dan AP baru digunakan sebagai data
pengujian. Hasil dari optimasi adalah nilai bit rate dan field strength optimal. Gambar
3.3 menunjukkan ilustrasi titik-titik lokasi pengukuran client dan AP.
Gambar 3.3. Titik-Titik Pengukuran Lokasi
Client
dan
Access Point
3.3. Tampilan Program
Tampilan program merupakan rancangan secara visual sebagai bentuk
implementasi program optimasi WLAN.
Program ini memiliki dua buah form, yaitu
3.3.1. Tampilan Splash Form
Pada
splash form akan ditampilkan judul program, dan nama pembuat
program, tampilan pada splash form dapat ditunjukkan pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4. Tampilan
Splash Form
Splash form muncul saat program pertama kali dijalankan dan tampil dalam
waktu yang sudah diatur pada timer. Splash form diatur timer selama 6 detik.
3.3.2. Tampilan Identitas Form
Tampilan pada layar monitor untuk identitas form dapat dilihat pada Gambar
3.5. Identitas
form akan ditampilkan pilihan menu yakni tampilan peta, data unjuk
kerja jaringan, optimasi letak client, lokasi client, dan AP.
Identitas Form
dibangun dari beberapa
toolbox. Toolbox yang terdapat pada
Identitas Form antara lain:
A = tombol tampilan peta gedung dan access point.
B = tombol area kampus.
C = tombol hapus layer aktif.
D = tombol hapus semua layer.
30
F = tampilan peta digital.
G = koordinat berdasarkan mouse cursor.
H = tombol mode tampilan peta (zoom, lihat keseluruhan, identifikasi ruang, geser)..
I = keterangan ruangan untuk mode tampilan identifikasi ruang.
J = keterangan gambar client dan access point
K = tombol pilihan untuk memilih
access point yang terdiri dari
hotspot FST 1,
hotspot FST 2, hotspot Elektro.
L = tombol untuk menampilkan letak semua lokasi client dan client optimal.
M = tombol untuk memilih data client (client 1 sampai client 10)
N = tombol untuk memilih data pengujian (client 1 sampai client 5)
O = tampilan data hasil pengukuran dan perhitungan JST. Data terdiri dari data lokasi
(longitude, latitude, altitude), data
field strength dan
bit rate hasil pengukuran dan
pengujian, MAC address, ESSID.
;ĂͿ
(b)
Gambar 3.5 (lanjutan). Identitas
Form
(a) Peta Digital
(b) Data
Field Strength
dan
Bit Rate
3.4. Perancangan Diagram Alir Program
3.4.1. Diagram Alir Menu Utama
Perancangan diagram alir program dimulai dengan program menu utama. Ada
tiga buah subroutine yang dapat dijalankan dari Menu Utama yaitu Peta Digital, Data
Bit Rate, dan Data Field Strength. Gambar 3.6 memperlihatkan diagram alir program
32
Gambar 3.6. Diagram Alir Program Utama
3.4.2. Diagram Alir Peta Digital
Program akan menjalankan
Subroutine
Peta Digital setelah tampilan
splash
Mulai
Pilih tampilkan peta gedung
dan AP?
Pilih Area Kampus?
Pilih Mode Tampilan?
Hapus Layer?
Tampilan Peta Gedung
& AP
Area Kampus
Mode Tampilan
Peta
Selesai tdk
tdk
tdk
tdk
ya
ya
ya
Hapus layer dan legenda peta ya
Gambar 3.7. Diagram Alir Peta Digital
Dalam Peta Digital user dapat memilih empat pilihan menu, yaitu Tampilkan
Peta Gedung dan AP, Area Kampus, Pilih Mode Tampilan, Hapus
Layer.
Button
34
Universitas Sanata Dharma beserta lokasi access point yang terpasang. Button Area
Kampus berfungsi menampilkan lokasi halaman kampus.
Button Pilih Mode
Tampilan berfungsi mengubah tampilan peta digital sesuai yang dibutuhkan
user.
Button hapus layer berfungsi untuk menghapus layer peta dan legenda.
3.4.2.1. Diagram Alir Peta Gedung dan Area Kampus
Gambar 3.8. (a) dan (b) menunjukkan diagram alir peta gedung dan area
kampus. Program peta gedung dan area kampus berfungsi untuk menampilkan peta
gedung kampus 3 Universitas Sanata Dharma dan area sekitarnya.
(a) (b)
Peta gedung merupakan
file berbentuk
shapefile (.shp) sedangkan
file area
kampus berbentuk gambar (.jpeg). Legenda menampilkan secara otomatis nama peta
setelah file peta dibuka.
3.4.2.2. Diagram Alir Peta Mode Tampilan
Program menu tampilan peta digital berfungsi untuk mengubah tampilan peta
sesuai keinginan dan kebutuhan
user. Gambar 3.9 memperlihatkan bahwa terdapat
enam pilihan menu tampilan yang tersedia, yaitu menu zoom in, zoom out, geser, lihat
keseluruhan, dan identitas.
36
Zoom in dan
zoom out berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil
tampilan peta, menu pilih area yang berfungsi untuk memperbesar area yang
diinginkan, menu geser yang berfungsi menggeser peta, menu lihat keseluruhan yang
berfungsi untuk membuat tampilan peta ke bentuk semula, serta menu identitas
ruangan yang digunakan untuk mengetahui nama ruangan yang ditunjuk
cursor.
Tampilan peta digital akan berubah sesuai menu yang dipilih user.
3.4.2.3. Diagram Alir Identitas
Gambar 3.10. menunjukkan diagram alir identitas. Program identitas yang
digunakan untuk mengetahui nama ruangan yang ditunjuk
cursor
dan ditampilkan
pada listbox.
3.4.3. Diagram Alir Data Field Strength dan Bit Rate
User
dapat menampilkan data unjuk kerja jaringan setelah peta gedung dan
area kampus terbuka. Data unjuk kerja jaringan terdiri
field strength
dan
bit rate.
Diagram Alir data field strength dan bit rate dapat dilihat pada Gambar 3.11.
38
Ada tiga
access point yang akan digunakan untuk pengukuran yaitu
hotspot
elektro, hotspot FST1, dan hotspot FST2. User dapat menampilkan data unjuk kerja
jaringan, lokasi dan titik lokasinya dengan terlebih dahulu memilih access point. Jika
user ingin menampilkan data
access point lain, maka program akan terlebih dahulu
menghapus titik event yang tertampil sebelumnya.
3.4.3.1. Diagram Alir Tampilkan Data Pengukuran, Pengujian, Lokasi
Client
Terhadap Access Point
Data
bit rate dan
field strength hasil pengukuran dan pengujian, serta lokasi
client terhadap access point dapat ditampilkan setelah user memilih access point yang
akan diaktifkan terlebih dahulu.
Access point yang aktif ditandai dengan perubahan
warna dari putih ke biru.
Terdapat tiga pilihan data yang dapat ditampilkan oleh user dengan menekan
option button, yaitu data lokasi
client terhadap
access point, data pengukuran dan
data pengujian. Jika button lokasi
client ditekan maka semua titik lokasi
client satu
sampai lima belas langsung ditampilkan. Warna titik lokasi ditampilkan berdasarkan
besar data
bit rate
dan
field strength yang terukur.
User juga dapat menampilkan
lokasi client optimal dengan tanda bintang.
Jika
button data pengukuran ditekan, maka
user
dapat menampilkan data –
data
client satu persatu yang berupa data lokasi,
bit rate
dan
field strength hasil
yang dipilih. Data ditampilkan dalam
textbox. Program akan menampilkan sepuluh
pilihan client.
Jika button data pengujian ditekan, maka user dapat menampilkan data – data
lokasi,
bit rate
dan
field strength hasil pengujian beserta
MAC Adreess dan ESSID
dari
access point yang dipilih. Data ditampilkan dalam
textbox. Program akan
menampilkan lima pilihan client. Diagram alir tampilkan data pengukuran, pengujian,
lokasi client terhadap access point dapat dilihat pada Gambar 3.12.
Gambar 3.12. Diagram Alir Tampilkan Data Pengukuran, Pengujian, Lokasi
Client
Terhadap
Access
40
3.4.3.2. Diagram Alir Kualitas Bit Rate dan Field Strength
Kualitas bit rate dan
field strength
berfungsi untuk menampilkan kualitas
bit
rate
dan
filed strength terhadap
access point yang dibedakan berdasarkan warna.
Gambar 3.13. (a) dan (b) menunjukkan diagram alir kualitas
bit rate dan
field
strength.
(a) (b)
Gambar 3.13. (a) Diagram Alir Kualitas
Field Strength
(b) Diagram Alir Kualitas
Bit Rate
3.5. Pembuatan Peta Digital Kampus 3 Universitas Sanata Dharma
Pembuatan peta digital Kampus 3 Universitas Sanata Dharma terdiri dari
empat proses utama, yaitu menggambar denah kampus dengan skala 1 : 500,
penentuan posisi absolut. Proses dilanjutkan dengan membandingkan data lokasi GPS
dengan peta digital
Google Earth
dan diambil titik terbaik. Proses digitasi peta
menggunakan program pengolahan peta dilakukan setelah semua data terkumpul.
Diagram Alir Pembuatan Peta Digital Kampus 3 Universitas Sanata Dharma dapat
dilihat pada Gambar 3.14.
Gambar 3.14. Diagram Alir Pembuatan Peta Digital Kampus 3 Universitas Sanata Dharma
3.6. Digitasi Peta Kampus 3 Universitas Sanata Dharma
Proses digitasi peta Kampus 3 Univesitas Sanata Dharma diawali dengan
membuka program pengolahan peta. Komponen program pengolahan peta yang
42
Project
merupakan suatu unit tertinggi di dalam program pengolahan peta
yang diimplementasikan ke dalam
file dengan nama belakang “.apr”.
Theme
merupakan
kumpulan
beberapa
layer
program
pengolahan
peta
dan
diimplementasikan ke dalam
file dengan nama belakang “.shp”.
View merupakan
representasi grafis informasi
spatial yang berbentuk titik, garis, poligon.
Table
merupakan representasi data program pengolahan peta dalam bentuk sebuah tabel dan
diimplementasikan ke dalam file dengan nama belakang “.dbf”.
Gambar 3.15 menunjukkan tampilan awal program pengolahan peta. Setelah
view aktif, proses penggambaran peta diawali dengan pembuatan tema baru dan
memilih tipe feature poligon.
Gambar 3.15. Tampilan Awal Program Pengolahan Peta
Proses penggambaran peta dilakukan sesuai dengan skala denah peta Kampus
3 Sanata Dharma yaitu 1 : 500. Untuk membentuk gambar ruangan, poligon dapat
poligon. Gambar 3.16 dan 3.17 menunjukkan ilus