MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 65/PHPU.D-XI/2013

(1)

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 65/PHPU.D-XI/2013

PERIHAL

PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

TAHUN 2013

ACARA

PEMBUKTIAN

(III)

(2)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 65/PHPU.D-XI/2013 PERIHAL

Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013

PEMOHON

1. Esthon L. Foenay dan Paul Edmundus Tallo (Pasangan Nomor Urut 1)

TERMOHON

KPU Provinsi Nusa Tenggara Timur

ACARA

Pembuktian (III)

Rabu, 19 Juni 2013, Pukul 08.33 – 10.24 WIB Pukul 14.05 – 15.15 WIB

Ruang Sidang Panel Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Achmad Sodiki (Ketua)

2) Harjono (Anggota)

3) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota)

Saiful Anwar Panitera Pengganti

(3)

Pihak yang Hadir:

A. Kuasa Hukum Pemohon:

1. Ali Antonius

2. Philipus Fernandez 3. Rd. Yudi A. Rikmandani 4. Stefanus Pobas

5. Mahendradata

B. Saksi dari Pemohon:

1. Thomas Teda Wonda 2. Tanggu Kaha

3. Mathius Ana Ote 4. Johanis Mandeta

5. Yohanes Rivaldi Mandeta 6. Martinus Jama Nuna 7. Jefri Ana Ote

8. Paulina Holo

9. Imanuel Kaha Milla Ate 10. Paulus Lete Boro 11. Sixtus Viator 12. Yoseph Martin

13. Yacobus Tuda Yanto Sedo 14. Bona Kowan Kornelis 15. Paulus Pero Mbira

16. Akhmad Aqwan Langgouyo 17. Lukas Lasan

18. Yoseph Ratu Dany 19. Yosep Arakian

20. Yohanes Viany K. Burin 21. Safrudin Tonu

22. Filmon Faot 23. Ayub Nubatonis 24. Philipus Cawa

C. Termohon:

1. Johanes Depa (Ketua KPU Provinsi Nusa Tenggara Timur) 2. Maryanti Luturmas (Anggota KPU Provinsi Nusa Tenggara Timur)

3. Gasim (Anggota KPU Provinsi Nusa Tenggara Timur)

4. Albertus Ben Bau 5. Peiter Nappoe 6. Andrew Kette

(4)

1. Melkianus Ndasmanu 2. Yanto M.P. Ekon

E. Saksi dari Termohon:

1. Yakoba Kaha 2. Alfonsus Hilarius

F. Kuasa Hukum Pihak Terkait:

1. Sirra Prayuna 2. Marsel Radja 3. Yohanis D. Rihi 4. Beny Rafael

5. Kefa Rudin Cendana Putra Abubakar 6. Petrus Salestinus

(5)

1. KETUA: ACHMAD SODIKI

Sidang Perkara Nomor 65/PHPU.D-XI/2013 dengan ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

Baik. Pemohon hadir ya Kuasanya? Bagus. Dari Termohon?

2. KUASA HUKUM TERMOHON: MELKIANUS NDASMANU

Hadir.

Hadir. Terkait hadir. Sekarang giliran adalah pemeriksaan saksi. Saksi Pemohon dalam daftar kita ada 23, Pak, ya? 23. Ini hadir semua, ya? Sudah dicek toh?

4. KUASA HUKUM PEMOHON: ALI ANTONIUS

Terima kasih, Yang Mulia. Saksi yang kita hadirkan hari ini totalnya 25.

25.

Sesuai dengan (...)

Ya di sini 23, di sini.

Ya ada 23 yang ini … yang di luar ini, yang belum sempat tercatat. Jadi mungkin total seluruhnya itu 26. Sesuai dengan ketentuan Majelis kemarin, hari ini 15 sudah siap. Terima kasih.

SIDANG DIBUKA PUKUL 08.33 WIB

(6)

Dari Termohon ada 2, ya?

10. KUASA HUKUM TERMOHON: MELKIANUS NDASMANU

Ya, Yang Mulia.

11. KETUA: ACHMAD SODIKI

Terkait belum ada? Belum? Nanti menyusul, ya. He em.

Baiklah saya persilakan para Saksi mulai dari Saudara Thomas Teda Wonda, Tanggu Kaha, Yohanes. Semua suruh masuk, maju ke depan dulu disumpah, Pak, ya!

12. KUASA HUKUM PEMOHON: MAHENDRADATA

Boleh mohon izin bicara, Majelis?

Yang anak kecil ini di bawah umur ndak usah disumpah. Ini kecil itu memang kecil apa memang (…)

Di bawah umur, Majelis.

Sudah umur?

Di bawah umur.

Oh, di bawah umur ya.

Ya, di bawah umur. Majelis, kami ingin menyampaikan surat yang permohohonan itu tadi, kemarin yang ke panwas (...)

(7)

Oh, bagus. Silakan Saudara Panitera. Silakan Bapak maju ke depan seluruhnya, termasuk Saksi dari Termohon ya, Saudara Yakoba Kaha dan Saudara Alfonsus Hilarius.

20. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI

Ini dipisah, yang Katolik mana, yang Kristen mana, gitu ya! Karena (…)

21. HAKIM ANGGOTA: HARJONO

Termohon, Termohon!

Rohaniwannya beda-beda, ya Islam (…)

Termohon disumpah. Silakan.

Termohon penyelenggara apa bukan ini?

Oh, tidak bisa.

Penyelenggara melengkapi keterangan ini saja, kecuali penyelenggara yang diminta untuk jadi saksinya Pemohon, nanti akan saya tanya.

Katolik, Protestan.

(8)

Yang Mulia, kami izin bicara, Yang Mulia, dari Termohon.

Ya, nanti, nanti!

Nanti dulu, disumpah dulu kan.

32. KUASA HUKUM TERMOHON: YANTO M.P.

Berkaitan dengan saksi, ada penyelenggara, Yang Mulia.

Ya, ya. Nanti, nanti! Oke, yang Kristen mana, Kristen? Sini, sini, sini, Kristen sini! Ya, itu bisa. Ikuti Rohaniwannya, ya! Ini Katolik ya? Katolik. Ya, sekarang Kristen dan Katolik mau diambil sumpah oleh Yang Mulia Hakim Harjono. Disilakan melihat Beliau, tangan lurus ke bawah, yang satu ke atas sesuai petunjuk Rohaniwan! Oke? Ikuti petunjuk Rohaniwan yang (…)

Tata cara bersumpahnya.

Yang Katolik yang tangan kanan (…)

3 jari di atas.

Oke.

Ya, sana 2. Oke, sekarang tirukan janji yang naskah … lafal janji yang saya ucapkan, ya! Anda bersumpah, berjanji.

(9)

“Saya berjanji sebagai Saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya, semoga Tuhan menolong saya.”

39. SELURUH SAKSI YANG BERAGAMA KRISTEN BERSUMPAH:

Saya berjanji sebagai Saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya, semoga Tuhan menolong saya.

Cukup.

Cukup, kembali ke tempat Bapak, silakan.

Sekarang yang beragama Islam, agak ke tengah! Silakan mengikuti kata sumpahnya menurut agama Islam. Dimulai.

“Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah saya bersumpah sebagai Saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya.”

43. SELURUH SAKSI YANG BERAGAMA ISLAM BERSUMPAH:

Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah saya bersumpah sebagai Saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya.

Oke, cukup. Silakan duduk di tempat yang telah tersedia untuk Anda. Termohon, ada apa yang ingin dikatakan tadi?

Baik, terima kasih, Yang Mulia. Kami ingin mengajukan keberatan terhadap seorang Saksi yang diajukan oleh Pemohon yang bernama Philipus Cawa. Alasan keberatan kami adalah karena Saksi ini adalah anggota KPPS pada TPS 1 Desa Tuanggeo, Kecamatan Palue, hal mana sesuai dengan ketentuan Pasal 65 Peraturan KPU Nomor 16 Tahun 2010

(10)

Oke.

Demikian, Yang Mulia.

Itu keberatan yang pertama, ya. Ini ada juga saya beritahukan, Yakoba Kaha ada, Yakoba Kaha? Belum diajukan? Oh yang Yakoba Kaha yang sini ya? Oke.

Kepada Pemohon, apa respons Anda terhadap keberatan ini?

Yang bersangkutan itu masuk di dalam dalil dari Termohon … Termohon bahwa dikatakan bahwa kami memalsukan dan lain sebagainya, yang bersangkutan orang yang mengerti langsung, mengetahui langsung, sehingga itu harus dijawab.

Oke.

Satu. Kemudian yang dipergunakan adalah peraturan KPU.

Ya.

Kami kira, ya tolong disampaikan saja, ini kan Mahkamah Konstitusi.

(11)

Jadi, nanti saya bikin peraturan juga.

Oke, oke.

Nanti peraturan Mahendradata juga saya buat. Terima kasih, Yang Mulia.

Oke, tanggapan Saudara. Sekarang Saksi yang bersangkutan yang diajukan keberatan mana? Namanya tadi? Saudara menjadi Saksi di sini, diprotes atau diajukan keberatan oleh KPU sebagai “atasan” karena Saudara termasuk penyelenggara. Saudara menurut keterangan KPU melanggar peraturan KPU, apakah Saudara tetap berpendirian untuk maju sebagai Saksi atau Saudara akan mundur? Hak Saudara.

59. SAKSI DARI PEMOHON:

Tetap, Pak.

Silakan direspons.

61. SAKSI DARI PEMOHON:

Tetap.

Tetap? Oke, ya.

Baik,Yang Mulia, izin bicara lagi, Yang Mulia?

(12)

Ndak, yang berkaitan dengan ketegasan dari Saksi untuk bersedia, maka kami juga tidak keberatan. Hanya kami mohon karena Saksi ini juga ada memberikan surat keterangan kepada KPU, surat pernyataan kepada Komisi Pemilihan Umum berkaitan dengan dalil (…)

Ya, itu nanti akan (…)

Pemohon karena itu mungkin pertanyaan bisa diklarifikasi juga, Yang Mulia.

Ya, nanti akan saya pertimbangkan setelah Saudara jawab-menjawab pada soal yang terkait dengan itu, ini kan baru formalnya kan. Hukum acara kan ada dimensi formal, ada dimensi materiilnya, keterangannya kan bersifat materiil. Oke, ya?

Oke, sekarang akan saya lanjutkan dengan memeriksa … jangan lupa ini perjalanan persidangan nanti akan berlangsung, hak Saudara 15 dulu. Kemudian setelah itu, baru kami akan memeriksa Termohon 2 karena dia haknya 15, diajukan 2. Kalau ada sisa waktu pagi ini, akan saya lanjutkan yang ke 16. Dan kalau toh tidak selesai ini, akan diskors sampai dengan jam 14.00 WIB nanti akan kita mulai lagi, tapi hak Saudara nanti mesti berimbang dengan yang lain.

Oleh karena itu, ini akan berjalan 15, lalu kepada Termohon Saksinya, baru nanti dilanjutkan Saksi Saudara.

Dan saya ingatkan Saudara Saksi karena Saudara sudah disumpah menurut agama Saudara, itu artinya Saudara sebagai Saksi sudah menjalankan kewajiban yang pertama.

Kewajiban yang kedua, Saudara berkata yang sejujurnya, yang benar dalam bahasa sumpahnya tadi, tidak lain dari yang benar itu artinya kalau Saudara menerangkan lain dari yang benar, Saudara dikategorikan sebagai telah bersumpah palsu dan itu diancam dengan pidana.

Oleh karena itu, supaya tidak diancam oleh pidana dan supaya Saudara bisa tenteram kembali ke tempat di rumah masing-masing, bertetangga dengan baik satu sama lain, ya berkatalah yang sejujurnya, yang benar, ya.

(13)

Saya ingatkan juga, Mahkamah Konstitusi telah bekerja sama dengan Polri untuk kerangka tindaklanjutnya bagi yang bersumpah palsu, ya.

Baik, saya mulai dari Saudara Thomas Teda Wonda. Silakan, Saudara Thomas Teda Wonda, dengarkan pertanyaan saya, saya diminta untuk menanya Saudara. Sebelum saya tanya, Saudara beragama Kristen dari Desa Waiha, Kecamatan Kodi Balaghar, benar itu?

69. SAKSI DARI PEMOHON: THOMAS TEDA WONDA

Benar.

Saudara mau merangkan soal TPS 2 dan KPPS ... hal yang terkait dengan KPPS yang bernama Alex. Dimulai dari yang pertama, silakan.

Ini masalah kasus Bapak, ini Alex Rangga Dewa diambil kartu suara 10 lembar.

Diambil (...)

Dicoblos (...)

Kartu suara 10 lembar?

10 lembar.

Siapa yang mengambil?

(14)

Anggota KPPS TPS berapa?

TPS 2.

Desa?

Waiha.

Waiha, ya?

Ya.

Namanya siapa anggota KPPS yang mengambil?

Alex Rangga Dewa.

Alex Rangga Dewa. Untuk maksud apa kartu suara diambil?

Dia coblos.

(15)

Saya ada di luar TPS.

Saudara ada di luar TPS. Nyoblosnya di mana? Di bilik apa di luar bilik?

Tidak, di dalam dia, saya di luar.

Dia di dalam bilik suara?

Ya, yang ... dia yang ambil sendiri yang (...)

Dia waktu mengambilnya Saudara tahu, ya. Tapi waktu nyoblosnya Saudara tahu?

Ya, saya sudah tahu. Ada ... saya masih (suara tidak terdengar jelas) dia, pakai Hp.

Sepuluh-sepuluhnya itu dibawa ke mana?

Dia bawa di kotak suara.

(16)

Dia ada coblos.

Biasa setelah nyoblos kan ditunjukkan, dilipat, lalu dimasukkan?

Ya, dia masukkan.

Sebelum nyoblos dipanggil?

Ya.

Ada yang memanggil dia?

Saya … apa ... dia larang dia waktu di (suara tidak terdengar jelas) di kotak suara itu yang kartu yang sepuluh lembar harus hitung, saya bilang. Dihitung diwaktu simpan di … apa ... di kotak suara, saya tahu itu 10 lembar.

Saudara bisa tahu persis 10 itu gimana cara tahunya?

Saya hitung di kotak suara.

(17)

Ya.

Kapan Saudara menghitungnya?

Waktu terjadi seperti itu, Pak.

Waktu?

Di TPS.

Waktu di TPS. Katanya Saudara di luar, bagaimana Saudara bisa (...)

Saya di luar, dia di dalam.

Dia di dalam (...)

Di pinggir (...)

Bagaimana Saudara bisa hitung? Apa ditunjukkan kartunya?

(18)

Kok Saudara bisa tahu jumlahnya 10?

Saya … apa ... saya masuk di dalam, seperti itu.

Oh, Saudara masuk ke dalam?

Ya.

Saudara (...)

Karena saya lihat dia ambil yang 10 lembar kartu. Makanya saya shooting sama dia, saya dapat itu yang kartu suara, yang saya shooting empat. Waktu saya tahu dia (suara tidak terdengar jelas) 10 lembar ditaruh di kotak suara.

Di?

Di TPS.

Di TPS. Oke, ada pertanyaan, Pak Hakim?

Saya tanya kepada Pak Thomas. Coba sepuluh diambil itu pada waktu yang lain belum menggunakan haknya atau di tengah-tengah setelah ada orang lain nyoblos?

(19)

Ada yang setengah … sekitar jam 09.00, Pak.

Jam 09.00?

Ya.

Sebelum Pak Thomas ini mengambil sepuluh, sudah ada orang lain yang nyoblos?

Sudah nyoblos memang, Bapak, saya sampai di situ.

Oh, jadi orang lain sudah nyoblos, dia mengambil sepuluh?

Ya.

10 lembar?

Ya, 10 lembar.

Kok Bapak tahu bahwa itu 10, jangan-jangan itu 20?

(20)

Gimana kok bisa 10?

Waktu itu dia taruh di kotak suara, saya hitung.

Ditaruh di?

Di kotak suara.

10 itu sama-sama satu per satu masukkan?

Ya, (suara tidak terdengar jelas) dia ... dia taruh di kotak suara dipersatukan.

Ditaruh di kotak suara?

Persatukan.

Kapan menaruhnya?

Ya?

(21)

Dia per lembar, dia satu-satu sampai sepuluh saya hitung.

Oh, Saudara di belakang itu ... Alex itu?

Alex dia simpan di … apa ... di atas meja di apa ... yang jaga kotak suara, yang taruh di kotak suara. Anggota KPPS juga yang taruh.

Oke, apa lagi yang ingin Saudara katakan coba? Supaya kami tahu persis gitu.

Ya, persis saya tahu, Pak.

Kalau begitu, waktu masukkan kotak suara sepuluh kan, itu tidak ada yang tanya orang yang lain, itu kok ada suara sepuluh masuk itu suaranya siapa dan siapa yang nyoblos, enggak ada yang tanya?

Tidak ada, hanya saya yang tanya.

Apa sepi di situ?

Saya tanya sama dia, “Bagaimana kamu (saksi menggunakan bahasa daerah) bekerja sama saya.”

(22)

Maksudnya begini, dia tanya kepada si Alex, “Kenapa Saudara mencoblos sepuluh, sementara saya, kami yang lain cuma satu.” Lalu dijawab oleh Alex, “Ah, itu bukan kau punya urusan!”

Begitu? Ya, ya.

Saudara, ada pengawas enggak di situ?

Tidak, relawan (suara tidak terdengar jelas).

Bagaimana?

Ada pengawas enggak? Petugas pengawas PPL namanya ada, enggak?

Anggota biasa ya, Pak?

Bukan, ketika terjadi di pencoblosan sepuluh kartu suara itu, ada yang petugas pengawas di situ, enggak?

Tidak ada.

(23)

Ada.

Ada?

Ya.

Anda melaporkan ke pengawas ndak?

Saya sudah lapor.

Sudah lapor?

Ya, sudah lapor. Jadi (…)

Pengawas tingkat TPS itu … apa … PPL namanya atau di?

Di panwaslu.

Di panwaslu?

(24)

He em, ada laporannya ya?

Ya (…)

Terus?

(Saksi menggunakan bahasa daerah) di panwaslu kecamatan, saya tidak ketemu karena dia pergi ke … di luar waktu dia apa … kontrol di TPS.

Oh, gitu?

Ya.

Oke, ya (…)

Maka saya ketemu dengan Panwaslu Kabupaten. Saya lapor di Panwaslu Kabupaten sekitar jam 03.00.

He em, kapan Saudara lapor?

(25)

Ya, ketika coblosan itu? Hari coblosan itu?

Ya.

Apa tanggapan panwas ketika itu?

“Nanti, masih kita urus dia punya (…)”

Oh, masih kita urus?

Ya.

Ada tindak lanjutnya setelah Saudara (…)

Ada lanjutnya, Pak.

Ada, sampai sekarang ada?

Ya. Sekit … eh, tanggal 25 kita lapor di panwaslu (suara tidak terdengar jelas) Panwaslu Kecamatan.

(26)

He em.

Habis itu, tanggal 29 (suara tidak terdengar jelas) panggil lagi dari panwaslu kabupaten saya pergi lapor juga, Pak.

Sampai sekarang sudah sampai mana prosesnya?

Sampai sini.

Artinya, dari panwas itu ada tindak lanjutnya ndak?

Ya, tidak tahu … sama dia, Pak.

Ndak tahu, sama dia ya? Oke, oke.

Ada saksi lain yang tahu selain Saudara?

Ada.

Ada? Siapa?

(27)

Orangnya ada di sini?

Ya, ada di sini.

He em.

Oke, namanya siapa?

Jefri Ana Ote (…)

Mana? Mana? Yang ditunjuk mana? Oke, supaya nyambung langsung saja! Saudara nomor berapa di sini, Pak … Pak Pemohon? Nomor 7 ya?

Nomor 7. Di samping itu, beserta dengan kesaksiannya (...)

He eh.

Kami juga sudah masukkan rekaman videonya.

Oke, ya nanti kalau rekaman videonya, untuk efisiensi, nanti kami periksa di ruang. Untuk ini saja yang ... karena ini kan harus langsung. Jefri Ana Ote ya?

(28)

Ya.

Gimana keterangan yang bisa Saudara berikan setelah Saudara tahu begitu, apa yang terjadi? Saudara tahu itu kejadian yang diceritakan oleh Thomas?

227. SAKSI DARI PEMOHON: JEFRI ANA OTE

Tahu, Pak.

He eh, kejadiannya di mana?

TPS 2, Desa Waiha.

TPS 2, Desa Waiha ya?

Ya.

Lalu, yang melakukan itu siapa namanya tadi?

Anggota KPPS, Alex Rangga Dewa.

Alex Rangga Dewa?

(29)

Oke. La … apa yang Saudara lakukan setelah Saudara tahu?

Saya mengamankan pihak Thomas yang mau diserang oleh anggota KPPS dengan keluarganya.

Oh, dia diserang? Waktu mau diserang, hari itu apa hari berikutnya?

Hari itu, hari itu, jam itu, pada saat di-shooting.

Oh, gitu? Oke, lalu setelah itu, Saudara kok bisa tahu persis, sedang apa Saudara?

Saya di sana juga, Pak, di TPS 2.

He em, Saudara dalam rangka nyoblos, apa Saudara saksi?

Saya relawan Esthon-Paul.

Oh, relawan dari Pemohon ini?

(30)

Sehingga Saudara mengawasi di situ?

Ya.

Di dalam … apa … TPS apa di luar?

Di luar TPS, Pak.

Di luar TPS?

Ya.

He eh, lalu apa yang Saudara lakukan sebagai relawan?

Di sana, Pak. Sebelum jam 07.00, saya menuju ke TPS.

Oh, ya itu ya. Setelah Saudara tahu, ini yang penting. Setelah tahu Thomas itu menegur Alex tadi ya?

(31)

He eh, lalu apa yang Saudara lakukan? Selain Saudara … apa … melindungi Thomas supaya tidak dikeroyok, apa lagi yang Saudara lakukan?

Saya hanya melindungi Thomas untuk tidak dikeroyok dan juga KPPS-nya datang kepada saya, dia bilang saya sudah terlanjur mencoblos 10 kertas suara, 10 saja kertas suara yang saya coblos.

He em, oke. Nanti dihadirkan ya Saudara Pemohon … eh, Termohon ini, Saudara ini … oke. Apa lagi yang Saudara lakukan? Cukup?

Tidak ada lagi, cuma itu saja.

Tidak ada lagi. Dia langsung lapor ke panwas kecamatan (…)

Ya.

Lalu ke tingkat kabupaten sudah ya?

Ya.

Oke. Sampai sekarang Saudara tahu tindak lanjutnya sudah sampai sejauh apa?

(32)

Tidak tahu lagi.

Tidak tahu? Oke.

Ya.

Tidak diurus?

Katanya diurus.

Siapa yang ngurus?

Panwaslu, Pak.

Oh, gitu? Ya, silakan.

Ini Saksi tadi ya. Si Alex mengaku mencoblos 10, ya kan?

Ya, ya.

Itu, di samping Alex mengaku, Saudara sendiri juga tahu bahwa Alex masukkan 10 ke kotak pos?

(33)

TPS 2 itu, Pak, pakai daun, daun kelapa.

Daun! Ha! Tutupnya?

Tutupnya, pinggir-pinggirnya juga tutup.

He eh.

Jadi, dari luar pun kami melihat pencoblosan itu (…)

Oh, melihat?

Ya.

Bahwa Alex memasukkan itu?

Ya.

Alex cerita enggak bahwa 10 itu dicoblos untuk siapa?

(34)

Tidak?

Ya.

Dia hanya mengaku bahwa mencoblos 10?

Ya.

Sampai sekarang Anda tahu 10 itu suara untuk siapa, Anda tahu enggak? Calon yang mana, kan hanya 2 calon?

Ya.

10 itu dicoblos untuk siapa begitu?

Tahu, Pak.

Tahu?

Dia coblosnya ke Nomor 4.

(35)

Ya.

Bagaimana Anda tahu?

Karena TPS-nya daun, Pak. Pakai (Saksi menggunakan bahasa daerah) dengan daun saja, tidak bukan karena … apa … jadi dari luar pun lihat dia mencoblos.

Oh, lihat mencoblos?

Ya.

Jadi, dia mengambil sendiri 10 dicoblos, lalu dimasukkan?

Ya, dibagikan oleh Ketua KPPS.

Dibagikan?

Ya.

Kepada siapa?

(36)

Jadi, yang mencoblos bukan dia sendiri?

Bukan dia sendiri, Pak. Kalau Anggota KPPS ya, dibagikan 10 dan mereka mencoblos.

Anggota KPPS, dibagikan 10?

Ya, oleh Ketua KPPS.

Setiap anggota sepuluh atau sepuluhnya (…)

Setiap anggota.

Setiap anggota itu, sepuluh?

Ya.

Berarti … Anggota KPPS, jumlahnya berapa?

Empat.

(37)

Ya, sepuluh yang kami lihat waktu itu.

Oh, yang (…)

Sepuluh.

Tapi Saudara bagaimana bisa menceritakan, katanya setiap anggota KPPS, sepuluh?

Melihat waktu dibagikan. Setiap anggota masuk itu dikasih sepuluh jatahnya.

Setiap anggota KPPS yang masuk, dikasih sepuluh?

Ya.

Tapi yang Saudara tahu dicoblos, hanya punya Alex?

Yang punya bukti setelah di-shooting itu (…)

Ya. Artinya yang Saudara rekam, yang Saudara lihat, itu yang punya Alex?

(38)

Ya.

Oke. Yang lain, Saudara ndak tahu?

Tidak tahu.

Oke.

Tanya dulu, ya.

Ya.

Setelah penghitungan suara, berapa suara Calon Nomor 1? Berapa Nomor 4? Berapa perolehan masing-masing?

Setelah itu, kami pulang, Pak. Saya bersama Enny Thomas, pulang.

Tidak sampai mengikuti penghitungan suara?

Ya, tidak tunggu sampai penghitungan suara lagi.

Sampai sekarang, Anda tidak tahu berapa perolehan masing-masing?

(39)

Ya, saya tidak tahu.

Tidak tahu. Oke.

Kartu suara yang setiap Anggota KPPS diberi sepuluh itu, Saudara tahu membaginya di mana?

Bisa diulang?

Setiap Anggota KPPS, dikasih sepuluh?

Ya.

Itu Saudara tahu, membaginya di mana?

Siapa yang membagi? Di mana?

Ketua KPPS. Di depan umum.

Oh, di depan umum?

(40)

Ya. Di situ juga.

Jadi, bukan hanya Saudara yang tahu?

Bukan.

Yang lain, tahu juga?

Ya.

Oke, oke. Terima kasih.

Saudara Thomas, selain ini, Jefri Ana Ote, siapa lagi yang tahu ketika itu?

Imanuel Kaha.

Nomor berapa? Orangnya ada? Oh. Nomor berapa, Saudara? Supaya ini bersambung karena satu soal. Nomor sembilan, Saudara betul?

361. SAKSI DARI PEMOHON: IMANUEL KAHA MILLA ATE

(41)

Imanuel Kaha Milla Ate!

Ya, Pak.

Silakan Saudara tenangkan, apa yang Saudara tahu dan berkaitan dengan pengetahuan Thomas dan Ote yang satunya lagi, Jefri Ote. Saudara, Ote juga, kan? Oh, Ate ini. Bukan Ote, ya?

Ate.

Ya, oke. Silakan, Saudara terangkan, Saudara Imanuel!

Terima kasih, Bapak Hakim Yang Mulia, saya bersama-sama Thomas Teda Wonda, melapor kasus TPS 2 Desa Waiha kepada Panwaslu Kecamatan. Ketika kami ke panwas kecamatan, Ketua Panwaslunya lagi tugas.

Oh, Saudara yang mengajak melaporkan itu?

Ya, Pak.

Tapi Saudara tidak tahu ketika peristiwa sepuluh dicoblos itu?

(42)

Oke, jadi tidak tahu?

Ya.

Jadi, Saudara melapor yang ke tingkat kecamatan atau ke tingkat kabupaten (…)

Tingkat kecamatan sama tingkat kabupaten, Pak.

Oh, sampai tingkat kabupaten, Saudara juga yang mengantar?

Ya, Pak.

Dengan Thomas saja ya?

Dengan Thomas.

Oke. Itu saja yang ingin Saudara terangkan?

Ketika tanggal 25, kami diminta oleh panwaslu.

(43)

Ya, Pak?

Bulan apa, 25 itu?

Tanggal 25 Mei, Pak.

Tanggal 25, bulan apa, sayang?

Bulan lima.

Nah, begitu.

Ya, Pak.

Terus?

Kami dimnta untuk … tentang Berita Acara di Panwaslu Kecamatan. Ini laporannya kami, Pak.

Ya, oke. Terus?

(44)

Masih tanggal 29 bulan 5, ya?

Tanggal 29 bulan lima.

Oke.

Kami bersama-sama ke kantor Panwaslu Kabupaten, ketika tim penyidik membuat keterangan (…)

Kok, tim penyidik? Apa ada polisi?

Ada polisi, Pak.

Oh, berarti Gakkumdu dong, itu?

Ya, Pak.

Wah, Saudara bilang, panwas? Jadi, Gakkumdu ya, yang Saudara laporkan, ya? Selain panwas, ditindaklanjuti ke Gakkumdu? Begitu?

Kalau yang (suara tidak terdengar jelas) polisi, itu sudah panwaslu.

(45)

Ya, Pak.

Oke. Cukup itu saja, Saudara?

Ya, Pak.

Oke. Terima kasih. Sekarang, masih Thomas. Thomas, Saudara tadi menyebut beberapa orang lagi, terus siapa lagi?

Saksi TPS.

Saksi TPS? Mana Saksi TPS?

Paulina.

Oh, kok Saudara masih kecil? Umur berapa, Saudara? Kecil badannya atau kecil usianya, itu? Saudara, umur berapa?

413. SAKSI DARI PEMOHON: PAULINA HOLO

28 tahun.

Oh, jadi Saudara ngemut umur itu, ya? Nomor berapa, Saudara? Nomor 8 ya? Saudara Paulina Holo?

(46)

Ya.

Saudara tahu apa tentang hal yang diketahui juga oleh Thomas?

Saya sampai di TPS jam 08.00.

Jam 08.00 pagi, ya?

Pagi.

Hari pencoblosan, ya?

Ya.

Tanggal berapa itu?

Tanggal 23.

23. Lalu Saudara melihat atau mengalami kejadian apa di situ?

(47)

Buka peti?

Ya.

Diapakan setelah dibuka?

Saya mengamuk sudah, kenapa (…)

Oh, Saudara mengamuk?

Ya. “Kenapa kamu tidak tunggu saksi?” saya bilang. “Kau tenang saja, ini ambil kartu 10 lembar, kau tusuk.” Baru saya tidak mau. “Saya takut pelanggaran,” saya bilang.

Saudara ditawari untuk menusuk 10 juga?

Ya.

Tapi Saudara tidak mau itu?

Ya, tidak mau.

(48)

Ya.

Oke. Terus apa yang dilakukan lagi?

Saya ke belakang lagi.

Ke belakang itu ke mana? Ke kamar kecil maksudnya?

Ya.

Terus ngapain? Setelah (…)

Terus itu (…)

Setelah dari kamar belakang, ke mana lagi?

Saya pulang, si Thomas ini yang shooting sama Alex Rangga Dewa yang tusuk 10 lembar kartu.

Yang menusuk 10 lembar itu?

(49)

Bukannya Saudara saksi itu harus duduk di situ sepanjang hari? Tidak? Saudara saksinya dari Pemohon 1 ini apa tidak?

Nomor 1.

Saksi Nomor 1?

Ya.

Saudara kok enggak duduk di situ selama pencoblosan? Kok pulang?

Saya duduk di situ.

Oh, tadi katanya pulang, setelah kamar kecil pulang?

Saya kembali di tempat.

Oh, kembali di tempat? Itu ndak diceritakan sih Saudara tadi. Sampai kapan? Sampai selesai penghitungan, Saudara ada di situ terus?

(50)

Saudara yang mengamuk?

Ya. Dengan si Thomas ini.

Mengamuk. Karena Saudara mengamuk, lalu bagaimana perjalanan pencoblosan itu? Terjadi apa tertunda?

Yang saya lihat, saya pulang dari belakang, yang saya lihat dia oper sama Minggus yang jaga peti suara … kotak suara. Itu yang saya saksikan, hitung satu-satu lembar dia isi di kotak suara, itu yang saya saksikan.

Oh, gitu?

Ya.

Terus apa lagi yang Saudara lihat lagi?

Tidak ada lagi.

Cukup, ya?

(51)

Oke. Terima kasih, Saudara Paulina.

Saudara Thomas, masih ada lagi yang Saudara ingin rangkaikan dengan peristiwa ini yang tahu juga?

Masih ada.

Siapa namanya?

Daniel Ana Ote.

Nomor berapa itu? Saudara Daniel mana?

Minta maaf, Pak. Mathias Ana Ote.

Mathias, Mathias. Mana Mathias? Oh, ini Bapak Mathias namanya ini ya? Pak Mathias Nomor berapa Saudara Pemohon?

475. KUASA HUKUM PEMOHON:

Nomor 3.

Nomor 3, ya?

(52)

Benar yang dimaksud Mathias ini yang Nomor 3?

479. SAKSI DARI PEMOHON: MATHIUS ANA OTE

Betul.

Sebentar, ini saya cek dulu. Di sini soalnya Drs. Mathius.

Ya.

Namanya Mathius apa Mathias?

Mathius.

Oh, ini salah sebut kau Thomas! Ini Mathius ini. Bedalah Mathius dengan Mathias. Apa ini orangnya memang yang kau maksud itu? Thomas, yang namanya Mathias yang kau maksud itu ini?

(Suara tidak terdengar jelas).

Bukan. Ah, kau ini bagaimana? Apa yang namanya Mathias yang Saudara sebut tadi ini orangnya?

(53)

Oh, ya gitu saja! Matikan itu mik punya kau itu! Karena ini supaya rekamannya enggak berisik. Saudara Mathius.

Ya.

Yang betul nama Saudara itu siapa? Mathias apa Mathius?

Mathius.

Mathius Ana Ote?

Ya.

Oke. Saudara mau menerangkan soal apa? Masih kaitannya dengan keterangan Thomas tadi?

Masih kaitan dengan keterangannya Thomas. Saya sebagai timnya Pak Esthon pada 4 kecamatan itu, saya tiba di tempat itu sudah pada ribut.

Saudara tahu keributan itu berlangsung apa karena laporan?

(54)

Ketika berlangsung itu, Saudara ada di situ?

Ya, saya keliling.

Itu jam berapa Saudara?

Jam 10.00 pagi.

Tadi katanya jam 08.00 itu terjadi?

Ya, tapi jam 10.00 saya tiba di sana karena masih (…)

Oh, begitu? Jam 10.00 Saudara tiba di sana, keributan masih berlangsung?

Ya.

Apa yang Saudara lakukan atau yang Saudara lihat?

Saya tanya yang bersangkutan, kenapa terjadi (…)

(55)

Saya tanya Jefri.

Jefri?

Ya.

Lalu apa jawab Jefri?

Jefri katakan bahwa sudah diselesaikan, tadi dia mengaku bahwa dia coblos lebih dari 1, 10 suara, Alex Rangga Dewa, Anggota KPPS, begitu.

Oke.

Jadi saya perintahkan, lapor ke panwaslu dengan ke polres.

Karena Saudara sebagai … di posisi Saudara sebagai tim sebagai apa?

Saya tim suksesnya Pak Esthon L. (…)

518. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SHUMADI

(56)

Tingkat relawan.

Lah ya … oh, relawan?

Ya.

Relawan. Kalau relawan, kan sejajar. Kalau tim, kan ada kepengurusan, ada struktur itu, ada ketua, ada wakil ketua. Saudaranya … Saudara sebagai relawan saja?

Ya.

Oke, apalagi yang ingin Saudara terangkan, Saudara Mathius?

Tidak ada, itu saja.

Tidak ada?

Ya.

Oke, cukup ya?

(57)

Terus, masih Thomas lagi ini. Siapa lagi yang menurut kau itu perlu didengar kaitannya dengan apa yang Saudara alami?

Tidak ada lagi.

Tidak ada, sudah cukup ya?

Ya, cukup.

Oke, terima kasih keterangan Saudara dan Saudara-Saudara yang lain yang terkait dengan Thomas.

Sekarang akan saya lanjutkan kepada Tanggu Kaha. Silakan miknya dipijit itu, didekatkan dengan mulut, tapi kotaknya jangan dipegang itu! Kalau dipegang enggak bunyi ini. Saudara Tanggu ini alamat Waeapu Bangedo?

535. SAKSI DARI PEMOHON: TANGGU KAHA

Bangedo.

Ha?

Kecamatan Kodi Bangedo.

Kecamatan?

(58)

He em, ini alamatnya dibenarkan, Pak, ya ini salah ini. Saudara mau menerangkan soal yang berkait dengan bupati? Bupati mana itu?

SBD.

Ha?

Bupati SBD.

Sumba Barat Daya?

Sumba Barat Daya, ya.

Oke, SBD. Apa yang Saudara tahu?

Bupati pada saat itu belum (…)

Sebentar, saat itu, itu kapan?

Tanggal 7.

(59)

Bulan.

4, 5, 6.

Bulan Juni.

Bulan 7 itu besok? Atau bulan 7 tahun lalu?

April, April, Pak.

April itu 4. Kalau di Jakarta, bulan April itu bulan 4. Di sana bulan 4 juga kan?

Ya.

Nah, gitu ditanya. Ah, yang tegas gitu, kau ini ditanya ini! Ya saya ulangi lagi, pada bulan 4 itu Saudara tahu bupati melakukan apa?

Bupati mengarahkan kepada kepala desa semua (…)

Mengarahkannya di mana?

(60)

Di?

Mengarahkan ini kepala desa … kumpulkan kepala desa untuk (…)

Kumpulkan kepala desa di rumah?

Bukan, di padang, Pak.

Di padang terbuka, begitu?

Ya, di hutan-hutan, gitu.

Oh, di hutan?

Ya.

Tadi padang, terus tambah lagi hutan, yang benar yang mana?

Di pinggir laut, begitu, hutan.

Di pinggir laut. Sekarang tambah lagi satu, di pinggir laut, memang ada hutan pinggir laut di situ?

(61)

Di huma, Pak.

Tenang dulu, tenang ya, tenang Saudara! Saudara mau saya tanya, ngomong yang benar, Saudara sudah disumpah ya. Coba ingat-ingat sekali lagi, Saudara tahu bupati mengarahkan?

Ya.

Kejadian mengarahkan itu di bulan 4.

Ya.

Tanggalnya Saudara ingat?

Ingat.

Tanggal berapa?

Tanggal 7.

Tanggal 7, persis ya, tanggal 7?

(62)

Bulan 4, bupati melakukan pengarahan?

Ya.

Dengan mengundang kepala desa?

Ya, betul.

Kepala desa setingkat kabupaten apa sekecamatan?

Sekecamatan.

Kecamatan apa?

Kodi Utara, Pak.

Kok … Kodi Utara?

Ya, Kodi Utara.

(63)

Kodi Utara.

Kodi Utara. Terus, itu dilakukan di mana?

Di huma, Pak.

Di?

Huma.

Huma, ya?

Huma itu … apa … tempat pinggir pantai itu.

Oh, huma, bukan rumah saya tanggapi. Sori, sori, saya salah tanggap. Huma ya, di huma, di pinggir pantai, begitu ya?

Ya, Pak.

(64)

Ya banyak kayunya, begitu, Pak.

Oke, di huma pinggir pantai. Muat berapa kepala desa yang diundang?

Ada 18 desa, Pak.

18 desa?

Ya.

Bupati itu namanya siapa?

Kornelius Kodi Mete.

Kornelius, ya?

Ya.

Kornelius siapa-siapa, nanti Panitera dicek itu namanya betul apa ndak. Lalu, isi arahannya apa?

(65)

Arahannya itu kepada kepala desa semua siap berjuang untuk memenangkan Tim Frenly … eh Paket Frenly, begitu.

Itu pasangan calon nomor berapa?

Nomor 4.

Nomor 4?

Ya.

Ya, Pihak Terkait ini?

Ya.

Oke, kok Anda bisa tahu persis, apa Anda ikut?

Ikut.

Kok Saudara ikut? Apa Saudara kepala desa?