• Tidak ada hasil yang ditemukan

Coders Centre For Casemix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Coders Centre For Casemix"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Coders Centre For

Casemix

(2)

KLASIFIKASI

KLASIFIKASI

PENYAKIT & TINDAKAN/PROSEDUR

PENYAKIT & TINDAKAN/PROSEDUR

PENYAKIT & TINDAKAN/PROSEDUR

KLASIFIKASI

KLASIFIKASI

(3)

TUJUAN KODING

1. Memudahkan pencatatan, pengumpulan dan pengambilan kembali informasi sesuai diagnosa ataupun tindakan medis-operasi yang

diperlukan.

2. Memudahkan entry data ke dalam komputer yang tersedia (satu kode bisa mewakili

beberapa terminologi yang digunakan para dokter)

3. Menyediakan data yang diperlukan oleh sistem pembayaran/penagihan biaya yang dijalankan.

(4)

lanjutan

4. Memaparkan indikasi alasan mengapa pasien

memperoleh asuhan/perawatan/pelayanan

5. Menyediakan informasi diagnosa dan tindakan

bagi riset, edukasi dan kajian asesment

kualitas keluaran.

Coding Diagnosa bukan proses yang sederhana

Melibatkan

- dokter

- perawat

- coder dan petugas RM

(5)

KATA PANDUAN MENCARI KODE

DI VOLUME 3 ICD-10

Apabila istilah diagnosis terdiri dari satu

kata, gunakanlah kata tersebut untuk

mencari nomor ke indeks alfabetis Volume

3.

Apabila istilah diagnosis tertulis dalam

bahasa indonesia -> ubah dulu istilah

terkait dalam bahasa inggris ICD-10

volume 3 (ejaan Inggris – Amerika)

Apabila istilah diagnosis lebih dari satu

kata, pilih satu kata untuk dijadikan kata

panduan.

(6)

Lanjutan

Pilih kata panduan suatu kata yang

menunjukan istilah diagnostik, simtom, atau

masalah kesehatan lain, jangan kata

keterangan, dan sebaiknya bukan anatomik

Apabila istilah diagnosis mengandung 2

(dua) istilah diagnosis penyakit, maka kedua

– duanya dapat dijadikan kata panduan.

Untuk keperluan ini koder harus menguasai

berbagai jenis istilah medis (medical

Terminology)

(7)

Contoh Penulisan Istilah

Dalam Bahasa Indonesia

Torax foto (

Thorax X-ray photo

)

Ketuban pecah dini (KPD)

(

Premature membrane rupture

)

Disproporasi kepala panggul (CPD)

(

Cephalopelvic dispropotion

)

KET (Kehamilan ekstra tubal) (

Extra-uterine graviditas

)

Placenta lepas dini (

Abruption,

(8)

Lanjutan

Plasenta letak rendah (placenta

previa)

Demam tifoid (typhoid fever)

Demam tifus (typhus fever)

DBD (demam berdarah dengue)

(dengue haemorrhagic fever

)

Terpajan (exsposure)

(9)

Contoh Istilah Tindakan

non-operasi

Debridement

Nasogastric tube (NGT)

Endoscope

Bronchoscope

Endoscope

Ultrasonography (USG)

Computerised Axial Tomography (CAT)

(10)

Standar Coding

Standar Coding

Entry data atau import data dari data warehouse Kode Diagnosis Utama sesuai resume dengan memenuhi aturan coding, kemudian kode diagnosis sekunder

Kode Prosedur Utama yang berhubungan dengan Diagnosis Utama dilanjutkan dengan mengkode prosedur-prosedur lainnya.

Jika diagnosis utama atau diagnosis sekunder adalah cedera/injury harus diikuti dengan penyebab luar (external cause) yang relevan dengan diagnosisnya.

Jika diagnosis utama atau diagnosis sekunder adalah Neoplasma harus diikuti dengan kode Morfology untuk menggambarkan histology dan behavior (sifat, prilaku) nya

Review hasil pengkodean dan Grouping INA CBG Konfirmasi Identifikasi pasien untuk memastikan data demografi, ID Pasien, episode perawatan sesuai dengan rekam medis yang akan dikode

Prosedur Utama secara khusus berhubungan dengan Diagnosis Utama. Pada episode ini proses editing coding harus meggunakan peraturan utk coding CBG. Ini termasuk jenis kelamin dan usia.

Pilihan proses coding 1.Review seluruh record, membuat daftar kode, lalu masuk ke software koding 2. Mengkode semua diagnosis selanjutnya Mengkode semua Prosedur secara berurutan

3. Mengkode baik diagnosis maupun prosedur saat membaca rekam medis. Proses editing harus mencerminkan aturan untuk pengkodean diagnosis utama dan prosedur utama

PDX & Additional Dx

Patient

demographics PPx & other Px Injury & external cause

Morphology &

Histology Check & group

Aturan WHO untuk menentukan kode morfologi dan kode histologi diterapkan dalam proses ini. Neoplasma dapat benign (jinak)atau malignant (ganas)

Kode External Cause ada 3 komponen: 1. Bagaimana terjadinya – How 2. Dimana kejadiannya - Place 3. Apa yang dilakukan oleh pasien - Activity

Pada proses ini “summary editor” digunakan untuk memeriksa aturan coding dan kesiapan untuk grouping. Setelah grouping, dihasilkan pengesahan summary yang berisi semua data casemix yang relevan untuk pencetakan dan penyimpanan

(11)

Aturan Umum

Pengkodean Diagnosis

dan Prosedur Tindakan

Diagnosa Utama (Principal

Diagnosis)

Adalah diagnosa akhir/final yang

dipilih dokter pada hari terakhir

perawatan dengan criteria paling

banyak menggunakan sumber daya

atau hari rawatan paling lama (LOS).

Penegakan diagnosis berdasarkan

aturan “WHO Morbidity Reference

Group”

(12)

Diagnosa Sekunder (Diagnosa

penyerta &

Diagnosa Penyulit)

Diagnosa sekunder adalah diagnosa selain

diagnosa utama yang muncul atau sudah ada sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit.

Diagnosa sekunder terdiri dari diagnosa penyerta (comorbidity) dan diagnosa penyulit

(complication)

Diagnosa Penyerta adalah diagnosa selain

diagnosa utama yang sudah ada bersama pasien sebelum masuk dan dirawat di Rumah Sakit.

Contoh: Diabetes Melitus, Hipertensi, Dermatitis, Asthma Bronchial dll

Diagnosa Penyulit adalah diagnosa selain diagnosa utama yang muncul ketika dalam perawatan pasien di Rumah Sakit. Contoh; Sepsis, Pneumothorak dll.

(13)

Prosedur Utama (Principal

Procedure)

Prosedur utama adalah prosedur

tindakan yang paling banyak

menghabiskan sumber daya atau

hari rawatan paling lama dan

biasanya berhubungan erat dengan

diagnosa utama.

Prosedur Sekunder

Seluruh signifikan prosedur tindakan

yang dijalankan pada pasien rawat

inap atau rawat jalan, membutuhkan

peralatan special atau dikerjakan oleh

staf terlatih dan berpengalaman .

(14)

GOLDEN CODING RULES

1. Volume 1 dan 3 harus digunakan

bersama-sama untuk menemukan

kode yang benar dari setiap kasus.

(15)

2.

Kategori penyakit khusus memperoleh prioritas di atas kategori sistem tubuh.

Contoh: Neoplasma Paru-Paru akan

diklasifikasikan dalam Bab II Neoplasma bukan dalam Bab X Penyakit Sistem pernafasan

3. Prinsip dasar ICD , kode dagger adalah kode diagnosis utama . Kode asterik tidak boleh digunakan sendiri.

4. Tabular List (volume 1) menggunakan ejaan Inggris namun dalam Index (volume 3)

menggunakan ejaan Amerika, tetapi dalam Index, konvensi ejaan Amerika digunakan.

(16)

Pedoman pemberian kode

Kondisi utama & kondisi lain

K

ondisi utama & Kondisi lain yg relevan

harus dicatat oleh dokter, dan koder

memberi kode pd kondisi tsb.

Bila kondisi pencatatan utama sudah tidak

konsisten atau salah dicatat, harus

dikembalikan utk penjelasan.

Bila gagal mendapatkan klarifikasi

peraturan MB1 s/d MB5 akan menolong

koder.

(17)

Pedoman pemberian kode

Kondisi utama & kondisi lain (2)

Sistem dual-klasifikasi Dagger (†) &

Asterisk (*)

Contoh :

Measles pneumonia = B05.2† J17.1*

Pericarditis tuberculosis = A18.8† I32.0* NIDDM karatak = E10.3† H28.0*

(18)

Pedoman pemberian kode

Kondisi utama & kondisi lain (3)

Symptoms (gejala), Sign dan temuan

abnormal dan situasi yg bukan

penyakit :

Hati2 dlm kode diagnosa utama utk BAB XVIII (kode “R”) & XXI (kode “Z”) utk KASUS RAWAT INAP.

Jika diagnosa yg lbh spesifik (penyakit atau cidera) tidak dibuat pd akhir rawat inap maka dizinkan

memberi kode “R” atau kode “Z”.

Kategori Z03.- (Medical observation and evaluation for suspected diseases and conditions) diterapkan pada “Suspected” yg dapat dikesampingkan

(19)

Pedoman pemberian kode

Kondisi utama & kondisi lain (4)

contoh :

Pasien masuk dengan FEBRIS (demam) , pulang dng diag : Typhoid Fever

Diberi Kode Typhoid Fever (A01.0) sebagai Diagnosa Utama

Kondisi utama : masuk RS utk pemeriksaan neoplasma ganas

cervix

Diberi kode observation for suspected malignant neoplasm (Z03.1) sbg diagnosa utama.

Kondisi utama : Suspected myocardial infarction

Kondisi lain : -

Diberi kode observation for suspected myocardial infarction (Z03.4) sbg diagnosa utama.

Kondisi utama : Epitaxis berat

Kondisi lain : -

Pasien di RS satu hari, tidak ada prosedur atau pemeriksaan yg dilaporkan.

Diberi kode Epitaxis (R04.0), ini dpt diterima krn pasien dng jelas berurusan dng gawat darurat.

(20)

BAB.XXI (Z Code)

FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI KEADAAN KESEHATAN YG BERHUBUNGAN DG PELAYANAN KESEHATAN

(

Z00 - Z99 )

Kategori Z00-Z99 disediakan untuk

keadaan

selain

penyakit, cedera atau

penyebab luar yang ada dalam kategori

A00-Y89 namun dicatat sebagai diagnosis

atau problem.

(21)

21

Key word

Key word

1.Konseling (konsultasi) 2.Examination (Pengujian) 3.History (Riwayat) 4.Observation (Pengawasan) 5.Pregnancy (Kehamilan) 6.Problems (Masalah) 7.Screening (Pemeriksaan) 8.Status (Keadaan) 9.Vaccination (Vaksinasi) 10.Follow-up/Kontrol

(22)

22 BAB XXI (Z00-Z99)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAYANAN KESEHATAN

  DISKRIPSI / STRUKTUR Kode Z 1 Orang yg mengunjungi yankes untuk pengujian dan pemeriksaan kesehatan Z00 - Z13 2 Orang dng resiko gagngguan kesehatan yg berkaitan dengan penyakit menular Z20 - Z29 3 Orang yg mengunjungi yankes untuk berhubungan dengan reproduksi Z30 - Z39 4 Orang yg mengunjungi yankes untuk berhubungan prosedur khusus dan perawatan kesehatan Z40 - Z54

5 Orang dengan resiko gangguan kesehatan yg berkaitan dengan keadaan sosial ekonomi dan

psikososial Z55 - Z56 6 Pengunjung sarana kesehatan karena hal lain Z70 - Z76 7 Orang dng resiko gangguan kesehatan yg berkaitan dng riwayat famili dan pribadi dan kondisi tertentu

(23)

23

Pedoman pemberian kode

Pedoman pemberian kode

Kondisi utama & kondisi

Kondisi utama & kondisi

lain (5)

lain (5)

Kode kondisi multiple

Bila terdapat kondisi “Multiple” tdk ada kondisi tunggal yg menonjol, diberi kode “multiple” yg digunakan & kode sekunder dapat ditambahkan untuk daftar kondisi individu

Kode ini diterapkan terutama pada yg berhubungan dng penyakit HIV, Cedera & Sequelae

(24)

24

Pedoman pemberian kode

Pedoman pemberian kode

Kondisi utama & kondisi

Kondisi utama & kondisi

lain (6)

lain (6)

Kode kategori kombinasi

Kategori kombinasi digunakan apabila diagnosa utama dan sekunder yg berkaitan dapat

digambarkan dalam satu kode

Kondisi utama : Renal failure

Kondisi lain : Hypertensive renal disease

Diberi kode hypertensive renal disease with renal failure (I12.0)

Kondisi utama : Intestinal obstruction

Kondisi lain : Hernia inguinalis kiri

Diberi kode Unilateral or unspecified inguinal hernia, with obstruction, without gangren (K40.3)

Kondisi utama : IDDM dengan Nephropathy, Gangrene &

Cataract

Kondisi lain :

-Diberi kode IDDM with mutiple complication (E10.7). Kode E10.2† N08.3* , E10.5 dan E10.3 † H28.0*

(25)

25

Pedoman pemberian kode

Pedoman pemberian kode

Kondisi utama & kondisi

Kondisi utama & kondisi

lain (7)

lain (7)

Kode morbiditas penyebab eksternal

Sifat dasar kondisi & keadaan penyebab eksternal harus diberi kode.

Biasanya sifat dasar pd BAB XIX (S00-T98) &

penyebab external pd BAB XX (V01-Y98) sbg kode tambahan

contoh :

Kondisi utama : Fraktur colum femoris karena jatuh

tersandung pd trotoar yang tidak

rata.

Diberi kode Fracture of neck of femur (S72.0) sbg kode utama. Kode

penyebab eksternal pada fall on the same level from slipping,

tripping or stumbing on street or highgway (W01.4) sbg kode sekunder

(26)

26

Pedoman pemberian kode

Pedoman pemberian kode

Kondisi utama & kondisi

Kondisi utama & kondisi

lain (8)

lain (8)

Kode sequelae pada kondisi tertentu

“Sequelae of …”(B90-B94, E64-E68, G09, I69, O97, T90-T98, Y85-Y89) digunakan untuk kondisi yg

sudah tdk ada lagi saat ini (telah diobati/diperiksa). kode utamanya adalah sifat dasar sequelae itu

sendiri, kode “sequelae of ..” (old; no longer present) sbg kode sekunder optional.

contoh :

Kondisi utama : Dysphasia dari old cerebral infarction

Diberi kode Dysphasia (R47.0) sbg kode utama. Kode untuk

sequelae cerebral infarction (I69.3) sbg kode sekunder.

Kondisi utama : Late effect dari poliomyelitis

Kondisi lain :

-Diberi kode Sequelae poliomyelitis (B91) sbg kode utama krn tdk ada informasi lain.

(27)

27

Pedoman pemberian kode

Pedoman pemberian kode

Kondisi utama & kondisi

Kondisi utama & kondisi

lain (9)

lain (9)

Kode kondisi Akut & Kronis

Kondisi utama akut & kronis dijumpai kategori yg terpisah, tetapi bg kombinasi kode kondisi akut digunakan sbg kondisi utama yg harus dipilih.

contoh :

Kondisi utama : Cholecystitis akut & kronis

kondisi lain :

-Diberi kode acute cholecystitis (K81.0) sbg kode utama dan chronic cholecystitis (K81.1) digunakan sbg kode sekunder

Kondisi utama : Acute exacerbation of chronic

bronchitis

Kondisi lain :

-Diberi kode Chronic obstructive pulmonary disease with acute

exacerbation (J44.1) sbg kode utama krn ICD memberikan kode yg tepat utk kombinasi

(28)

28

Pedoman pemberian kode

Pedoman pemberian kode

Kondisi utama & kondisi

Kondisi utama & kondisi

lain (10)

lain (10)

Kode kondisi & komplikasi post

prosedur

Bab XIX (T80-T88) utk komplikasi yg berhubungan dng pembedahan & tindakan lain.

mis : Infeksi luka, komplikasi mekanis dr implant, shock dll.

contoh :

Kondisi utama : Hypothyroidism karena thyroidektomi satu

tahun lalu

kondisi lain :

-Diberi kode postsurgical hypothyroidism (E89.0) sbg kode utama

Kondisi utama : Haemorrhage hebat setelah cabut gigi

Kondisi lain : Nyeri

Spesilaisasi : Gimul

Diberi kode Haemorrhage resulting from a procedure (T81.0) sbg kode utama

(29)

29

Peraturan reseleksi

Peraturan reseleksi

diagnosa utama salah

diagnosa utama salah

dicatat

dicatat

Pada keadaan adanya informasi yg dpt

menunjukan bahwa dokter salah tidak

mengikuti prosedur ICD yg benar :

Klarifikasi (minta penjelasan) dr dokter

yg merawat.

Jika tidak mungkin gunakan peraturan

reseleksi pada ICD volume 2 (MB1 s/d

MB5)

(30)

30

RULE MB1

• Kondisi minor direkam sebagai “Kondisi utama” (main condition), kondisi yang lebih bermakna direkam sebagai “kondisi lain” (other condition)

Kondisi utama adalah kondisi yang relevan bagi perawatan yang terjadi, dan jenis spesialis yang mengasuh.

 pilih kondisi yang relevan sebagai “Kondisi utama”

Contoh:

K. utama : Dyspepsi

Kondisi lain: Acute appendicitis Acute abdominal pain

Prosedur: Appendectomy Spesialis: Bedah digesti

(31)

31

RULE MB2

Beberapa Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama

Beberapa kondisi tidak bisa digabung untuk dapat dicode bersama dan direkam semua sebagai kondisi utama,  dan salah satu kondisi

lain pada rekaman menunjuk sebagai kondisi utama, maka pilih ini sebagai kondisi utama, bila tidak ada maka pilih yang pertama disebut. Contoh:1. K. Ut. Osteoporosis

Candida bronchopneumonia Rheumatism

K. lain:

-Bidang spesialisasi: Peny.Paru

Reseleksi K. Ut. Candida bronchopneumonia 2. K.Ut. KPD, letak lintang dan anemia K.lain:

-Partus spontan

(32)

32

RULE MB3

Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama menggambarkan suatu gejala yang timbul akibat suatu diagnosa atau kondisi yang ditangani

Jika kondisi terkait diberi code yang ditemukan di Bab XVIII (R.-), dan di rekam medis ada terekam kondisi lain yang lebih

menggambarkan diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan  maka reseleksi kondisi akhir tersebut sebagai kondisi utama.

Contoh: K. ut. Hematemesis K. lain: Varices esophagus

Cirrhosis hepatis

Bidang spesialis: Penyakit Dalam konsul ke Bedah

Reseleksi kondisi utama: Varices esophagus pada cirrhosis hepatis (K74.-! I98.2*)

(33)

33

RULE MB4

Spesialisitas

Bila diagnosis yang terekam sebagai kondisi utama adalah istilah yang umum, dan ada istilah lain yang memberi informasi lebih tepat tentang

lokasi tubuh atau sifat dasar suatu kondisi, maka reseleksi kondisi terakhir sebagai kondisi utama.

Contoh: K.Ut. CVA

K. lain-lain: Stroke

Hemiplegia

Cerebral haemorrhage Reseleksi: Kondisi utama: Stroke cerebral

hemorhage K.Ut. DM tanpa terapi insulin

K. lain-lain: Cataract mata bilateral Spesialisasi: Ophthalmologist

(34)

34

RULE MB5

Alternatif diagnoses utama

Suatu tanda/gejala direkam sebagai kondisi utama, dengan indikasi kondisi terkait adalah suatu kondisi atau kondisi lain, reseleksi gejala tersebut sebagai “kondisi utama”.

Bila ada 2 atau > dari 2 kondisi direkam sebagai pilihan diagnostik sebagai kondisi utama, pilih yang pertama disebut.

Contoh:

1. K. ut. Sakit kepala mungkin krn sinusitis atau stres. Reseleksi: Sakit kepala

2. K.ut. Kolekistitis akut atau gastritis Reseleksi: kolekistitis akut

3. K. ut. GE akibat infeksi atau keracunan makanan Reseleksi: Infectious GE.

(35)

Koding Persalinan

Partus, minimum kode yang diperlukan:

Status ibu saat melahirkan, penyakit-2

kondisi yang mungkin mempengaruhi atau sebagai penyulit persalinan.

Metode persalinan tunggal/multipel

Partus spontan atau dengan pertolongan: vakum,

forcep, seksio, induksi dsb.

(36)

36

contoh :

Kondisi utama : Lahir kembar Kondisi lain :

-Peosedur : Persalinan spontan

Diberi kode O30.0 (twin pregnancy) sbg kode dan O84.0 (Multiple delevery, all spontaneous) sebagai kode sekunder

(37)

Aturan Umum

Lain-Lain dalam Logic

Grouper UNU

1 Untuk kasus pasien bayi baru

lahir (usia 0-28 hari) data berat

badan lahir dalam gram harus

dimasukkan.

2 Gunakan kode P (perinatal)

untuk diagnosa utama jika

umur pasien kurang dari 28

hari.

3 Gunakan kode O820, O821,

O828 dan O829 sebagai

diagnosa utama jika terdapat

prosedur tindakan bedah

(38)

KLASIFIKASI PROSEDUR ICD-9-CM

KLASIFIKASI PROSEDUR ICD-9-CM

1.

1. Diterbitkan berisi daftar yang tersusun dalam tabel dan Index Diterbitkan berisi daftar yang tersusun dalam tabel dan Index Alfabetis

Alfabetis 2.

2. Prosedur bedah dikelompokkan pada bagian 01-86Prosedur bedah dikelompokkan pada bagian 01-86 3.

3. Prosedur bukan bedah dibatasi pada bagian 87-99Prosedur bukan bedah dibatasi pada bagian 87-99 4.

4. Struktur klasifikasi berdasarkan anatomiStruktur klasifikasi berdasarkan anatomi 5.

5. Kode angkaKode angka 6.

(39)

LANGKAH – LANGKAH

PROSEDUR

PENGKODEAN

1. Tentukan Prosedur yang akan dikode 2. Pilih/tentukan kata panduan

3. Cari kata panduan dalam alpabetik indeks 4. Tentukan lokasi modifers

5. Periksa kode yang diberikan dgn indeks Tabular list

6. Periksa Inclusion and Exclusion terms 7. Buat/tentukan kode

(40)

BAB CODE PROCEDURE

0 00 Procedures and intervention, not elsewhere clasified 1 01 – 05 Operations on the nervous system

2 06 – 07 Operations on the endocrine system 3 08 – 16 Operations on the eye

4 18 – 20 Operations on the ear

5 21 – 29 Operations on the nose, mouth, and pharynx 6 30 – 34 Operations on the respiratory system

7 35 – 39 Operations on the cardiovascular system

8 40 – 41 Operations on the hemic dan lymphatic system 9 42 – 54 Operations on the digestive system

10 55 – 59 Operations on the urinary system

11 60 – 64 Operations on the male genital organs 12 65 – 71 Operations on the female genital organs 13 72 – 75 Obstetrical procedures

14 76 – 84 Operation on the musculoskeletal system 15 85 – 86 Operations on the integumentary system

16 87 – 99 Miscellaneous diagnostic and therapeutic procedures

(41)

Prosedur

berdasarkan (ICD-9CM)

Semua prosedur

Termasuk prosedur Operasi dan

pengobatan

Termasuk prosedur non operasi seperti

CT Scan, MRI, USG

Prosedur yang dikoding

Semua prosedur dilakukan didalam

kamar operasi

Semua prosedur melibatkan staf ahli dan

(42)

Prosedur yang tidak termasuk

Prosedur yang dilakukan oleh perawat

Prosedur yang tidak memerlukan staf

ahli

Prosedur yang tidak menggunakan

(43)

Contoh Prosedur tidak perlu koding

Ordinary

plain X Ray

Word Catheterization

Cardiopulmonary resuscitation

Cardiac massage

Laboratoriun test

IV Therapy

Pemeriksaan pemulihan

(physioteraphy)

(44)

MASALAH DALAM PENGKODEAN

DIAGNOSIS DAN PROSEDUR

(45)

PENGGUNAAN KODE Z

Kontrol ulang ke Poliklinik menggunakan

Kode Z

Z08 kontrol untuk Ca

Z09 kontrol selain Ca

Z76 pengambilan resep ulang (iter)

Z54 Convalescence (Masa Penyembuhan)

Apabila pasien sudah diradioterapi 30x

kemudian 6 bulan setelah itu pasien

kontrol kembali maka digunakan kode

Consvalescence radiotherapy (Z54.1)

(46)

Pasien dengan Ca datang ke RS

untuk chemoterapy Z51.1 dan

untuk radioterapy Z51.0

Kode Z untuk rawat inap

Jika diagnosa yang lebih spesifik

(penyakit atau cidera) tidak

dibuat pd akhir rawat inap maka

dizinkan memberi kode “R” atau

kode “Z”.

(47)

KODE P

Bayi lahir yang dapat di klaim ?

Bayi dengan semua kode P dapat

diklaimkan termasuk bayi baru lahir yang

dipengaruhi oleh kondisi kehamilan dan

komplikasi kehamilan dan persalinan

(P00-P04)

Bayi sebelum lahir sudah meninggal

tidak

dapat diklaim (P95)

Bayi lahir normal Z38.0 tidak dapat

diklaimkan.

(48)

Penyulit/komplikasi (

O60-O75)

pada saat partus maka penyulit

(komplikasi) menjadi diagnosis

utama dan kode O80,O81, 084

sebagai kode sekunder.

Untuk persalinan dengan SC,

O82 selalu menjadi diagnosis

PRIMER

(49)

Persalinan normal dengan PEB

Diagnosis utama: PEB (O14.1)

Diagnosis sekunder : Partus spontan

(O80.0)

Prosedur: Partus spontan 73.59

Kode INA CBG XXXXX

Diagnosis utama: Partus spontan (O80.0)

Diagnosis sekunder :PEB (O14.1)

Prosedur: Partus spontan 73.59

(50)

KODE V s/d Y

Tidak boleh menjadi

diagnosis utama

Pada INA-CBG penambahan

kode external cause tidak

(51)

Kondisi Multipel

Fraktur multipel, diagnosis utama dan sekundernya? – Fraktur multiple kembali kepada resources

terbanyak, diikuti dengan fraktur-fraktur lainnya

dimasukkan sebagai kode diagnosis sekunder, kalau tidak jelas baru menggunakan kode multipel .7

Penyakit HIV dengan Pneumocytis cariini pneumonia,

Burkitt’s lymphoma dan Kandidiasis mulut.

Diberi kode HIV multiple disease (B22.7), B20.6 , B21.1 dan B20.4 digunakan sebagai kode tambahan

(52)

Kesalahan Pengkodean

Dua kondisi atau kondisi utama dan

sekunder yang berkaitan yang

seharusnya dengan satu kode dibuat

menjadi dua kode

Kondisi utama : Renal failure

Kondisi lain : Hypertensive

Seharusnya diberi kode hypertensive renal

disease with renal failure (I12.0)

Pasien dengan Ca datang untuk kemo

(53)

Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas dokter adalah menulis

diagnosa dan tindakan yang jelas

dan spesifik

Tugas Koders adalah memberi kode

pada diagnosa dan tindakan sesuai

yang ditulis oleh dokter (tidak

(54)

SEKIAN

Referensi

Dokumen terkait

Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa generasi teknologi serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi

Populasi dalam penelitian ini dilakukan pada seluruh karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) Bandara Polonia Medan yang mendapat pelatihan kerja dan dipromosikan, yang berada pada

Pada gambar 7.16 adalah pompa ulir (screw) dengan tiga buah ulir, zat cair akan masuk dari sisi isap, kemudian akan ditekan di ulir yang mempunyai bentuk khusus. Dengan bentuk

11 Fanny Khairul Putri Apertha, Zulkardi, dan Muhamad Yusup, Op.Cit ., hal.. memecahkan suatu masalah, dan dikemas dengan menarik. Bahan ajar yang akan didesain adalah

Gilman, J., 1990, Therapeutic Drug Monitoringin the Neonate and Pediatric Age Group, Problems and Clinical Pharmacokinetic Implications, Clin... Saunders

Sistematika penyajian Renstra Inspektorat Tahun 2018–2022 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,

Kedua, hasil analisis berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden laki-laki maupun wanita dikaitkan dengan tingkat kepuasan tidak jauh berbeda dengan tingkat iklim

Data yang diperoleh melalui studi pustaka adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya, dalam melakukan studi kepustakaan ini