Coders Centre For
Casemix
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
PENYAKIT & TINDAKAN/PROSEDUR
PENYAKIT & TINDAKAN/PROSEDUR
PENYAKIT & TINDAKAN/PROSEDUR
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
TUJUAN KODING
1. Memudahkan pencatatan, pengumpulan dan pengambilan kembali informasi sesuai diagnosa ataupun tindakan medis-operasi yang
diperlukan.
2. Memudahkan entry data ke dalam komputer yang tersedia (satu kode bisa mewakili
beberapa terminologi yang digunakan para dokter)
3. Menyediakan data yang diperlukan oleh sistem pembayaran/penagihan biaya yang dijalankan.
lanjutan
4. Memaparkan indikasi alasan mengapa pasien
memperoleh asuhan/perawatan/pelayanan
5. Menyediakan informasi diagnosa dan tindakan
bagi riset, edukasi dan kajian asesment
kualitas keluaran.
Coding Diagnosa bukan proses yang sederhana
Melibatkan
- dokter
- perawat
- coder dan petugas RM
KATA PANDUAN MENCARI KODE
DI VOLUME 3 ICD-10
•
Apabila istilah diagnosis terdiri dari satu
kata, gunakanlah kata tersebut untuk
mencari nomor ke indeks alfabetis Volume
3.
•
Apabila istilah diagnosis tertulis dalam
bahasa indonesia -> ubah dulu istilah
terkait dalam bahasa inggris ICD-10
volume 3 (ejaan Inggris – Amerika)
•
Apabila istilah diagnosis lebih dari satu
kata, pilih satu kata untuk dijadikan kata
panduan.
Lanjutan
•
Pilih kata panduan suatu kata yang
menunjukan istilah diagnostik, simtom, atau
masalah kesehatan lain, jangan kata
keterangan, dan sebaiknya bukan anatomik
•
Apabila istilah diagnosis mengandung 2
(dua) istilah diagnosis penyakit, maka kedua
– duanya dapat dijadikan kata panduan.
•
Untuk keperluan ini koder harus menguasai
berbagai jenis istilah medis (medical
Terminology)
Contoh Penulisan Istilah
Dalam Bahasa Indonesia
•
Torax foto (
Thorax X-ray photo
)
•
Ketuban pecah dini (KPD)
(
Premature membrane rupture
)
•
Disproporasi kepala panggul (CPD)
(
Cephalopelvic dispropotion
)
•
KET (Kehamilan ekstra tubal) (
Extra-uterine graviditas
)
•
Placenta lepas dini (
Abruption,
Lanjutan
•
Plasenta letak rendah (placenta
previa)
•
Demam tifoid (typhoid fever)
•
Demam tifus (typhus fever)
•
DBD (demam berdarah dengue)
(dengue haemorrhagic fever
)
•
Terpajan (exsposure)
Contoh Istilah Tindakan
non-operasi
•
Debridement
•
Nasogastric tube (NGT)
•
Endoscope
•
Bronchoscope
•
Endoscope
•
Ultrasonography (USG)
•
Computerised Axial Tomography (CAT)
Standar Coding
Standar Coding
Entry data atau import data dari data warehouse Kode Diagnosis Utama sesuai resume dengan memenuhi aturan coding, kemudian kode diagnosis sekunder
Kode Prosedur Utama yang berhubungan dengan Diagnosis Utama dilanjutkan dengan mengkode prosedur-prosedur lainnya.
Jika diagnosis utama atau diagnosis sekunder adalah cedera/injury harus diikuti dengan penyebab luar (external cause) yang relevan dengan diagnosisnya.
Jika diagnosis utama atau diagnosis sekunder adalah Neoplasma harus diikuti dengan kode Morfology untuk menggambarkan histology dan behavior (sifat, prilaku) nya
Review hasil pengkodean dan Grouping INA CBG Konfirmasi Identifikasi pasien untuk memastikan data demografi, ID Pasien, episode perawatan sesuai dengan rekam medis yang akan dikode
Prosedur Utama secara khusus berhubungan dengan Diagnosis Utama. Pada episode ini proses editing coding harus meggunakan peraturan utk coding CBG. Ini termasuk jenis kelamin dan usia.
Pilihan proses coding 1.Review seluruh record, membuat daftar kode, lalu masuk ke software koding 2. Mengkode semua diagnosis selanjutnya Mengkode semua Prosedur secara berurutan
3. Mengkode baik diagnosis maupun prosedur saat membaca rekam medis. Proses editing harus mencerminkan aturan untuk pengkodean diagnosis utama dan prosedur utama
PDX & Additional Dx
Patient
demographics PPx & other Px Injury & external cause
Morphology &
Histology Check & group
Aturan WHO untuk menentukan kode morfologi dan kode histologi diterapkan dalam proses ini. Neoplasma dapat benign (jinak)atau malignant (ganas)
Kode External Cause ada 3 komponen: 1. Bagaimana terjadinya – How 2. Dimana kejadiannya - Place 3. Apa yang dilakukan oleh pasien - Activity
Pada proses ini “summary editor” digunakan untuk memeriksa aturan coding dan kesiapan untuk grouping. Setelah grouping, dihasilkan pengesahan summary yang berisi semua data casemix yang relevan untuk pencetakan dan penyimpanan
Aturan Umum
Pengkodean Diagnosis
dan Prosedur Tindakan
Diagnosa Utama (Principal
Diagnosis)
Adalah diagnosa akhir/final yang
dipilih dokter pada hari terakhir
perawatan dengan criteria paling
banyak menggunakan sumber daya
atau hari rawatan paling lama (LOS).
Penegakan diagnosis berdasarkan
aturan “WHO Morbidity Reference
Group”
Diagnosa Sekunder (Diagnosa
penyerta &
Diagnosa Penyulit)
Diagnosa sekunder adalah diagnosa selain
diagnosa utama yang muncul atau sudah ada sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit.
Diagnosa sekunder terdiri dari diagnosa penyerta (comorbidity) dan diagnosa penyulit
(complication)
Diagnosa Penyerta adalah diagnosa selain
diagnosa utama yang sudah ada bersama pasien sebelum masuk dan dirawat di Rumah Sakit.
Contoh: Diabetes Melitus, Hipertensi, Dermatitis, Asthma Bronchial dll
Diagnosa Penyulit adalah diagnosa selain diagnosa utama yang muncul ketika dalam perawatan pasien di Rumah Sakit. Contoh; Sepsis, Pneumothorak dll.
Prosedur Utama (Principal
Procedure)
Prosedur utama adalah prosedur
tindakan yang paling banyak
menghabiskan sumber daya atau
hari rawatan paling lama dan
biasanya berhubungan erat dengan
diagnosa utama.
Prosedur Sekunder
Seluruh signifikan prosedur tindakan
yang dijalankan pada pasien rawat
inap atau rawat jalan, membutuhkan
peralatan special atau dikerjakan oleh
staf terlatih dan berpengalaman .
GOLDEN CODING RULES
1. Volume 1 dan 3 harus digunakan
bersama-sama untuk menemukan
kode yang benar dari setiap kasus.
2.
Kategori penyakit khusus memperoleh prioritas di atas kategori sistem tubuh.Contoh: Neoplasma Paru-Paru akan
diklasifikasikan dalam Bab II Neoplasma bukan dalam Bab X Penyakit Sistem pernafasan
3. Prinsip dasar ICD , kode dagger adalah kode diagnosis utama . Kode asterik tidak boleh digunakan sendiri.
4. Tabular List (volume 1) menggunakan ejaan Inggris namun dalam Index (volume 3)
menggunakan ejaan Amerika, tetapi dalam Index, konvensi ejaan Amerika digunakan.
Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi lain
K
ondisi utama & Kondisi lain yg relevan
harus dicatat oleh dokter, dan koder
memberi kode pd kondisi tsb.
Bila kondisi pencatatan utama sudah tidak
konsisten atau salah dicatat, harus
dikembalikan utk penjelasan.
Bila gagal mendapatkan klarifikasi
peraturan MB1 s/d MB5 akan menolong
koder.
Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi lain (2)
•
Sistem dual-klasifikasi Dagger (†) &
Asterisk (*)
Contoh :
Measles pneumonia = B05.2† J17.1*
Pericarditis tuberculosis = A18.8† I32.0* NIDDM karatak = E10.3† H28.0*
Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi lain (3)
•
Symptoms (gejala), Sign dan temuan
abnormal dan situasi yg bukan
penyakit :
Hati2 dlm kode diagnosa utama utk BAB XVIII (kode “R”) & XXI (kode “Z”) utk KASUS RAWAT INAP.
Jika diagnosa yg lbh spesifik (penyakit atau cidera) tidak dibuat pd akhir rawat inap maka dizinkan
memberi kode “R” atau kode “Z”.
Kategori Z03.- (Medical observation and evaluation for suspected diseases and conditions) diterapkan pada “Suspected” yg dapat dikesampingkan
Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi lain (4)
contoh :Pasien masuk dengan FEBRIS (demam) , pulang dng diag : Typhoid Fever
Diberi Kode Typhoid Fever (A01.0) sebagai Diagnosa Utama
Kondisi utama : masuk RS utk pemeriksaan neoplasma ganas
cervix
Diberi kode observation for suspected malignant neoplasm (Z03.1) sbg diagnosa utama.
Kondisi utama : Suspected myocardial infarction
Kondisi lain : -
Diberi kode observation for suspected myocardial infarction (Z03.4) sbg diagnosa utama.
Kondisi utama : Epitaxis berat
Kondisi lain : -
Pasien di RS satu hari, tidak ada prosedur atau pemeriksaan yg dilaporkan.
Diberi kode Epitaxis (R04.0), ini dpt diterima krn pasien dng jelas berurusan dng gawat darurat.
BAB.XXI (Z Code)
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI KEADAAN KESEHATAN YG BERHUBUNGAN DG PELAYANAN KESEHATAN
(
Z00 - Z99 )
Kategori Z00-Z99 disediakan untuk
keadaan
selain
penyakit, cedera atau
penyebab luar yang ada dalam kategori
A00-Y89 namun dicatat sebagai diagnosis
atau problem.
21
Key word
Key word
1.Konseling (konsultasi) 2.Examination (Pengujian) 3.History (Riwayat) 4.Observation (Pengawasan) 5.Pregnancy (Kehamilan) 6.Problems (Masalah) 7.Screening (Pemeriksaan) 8.Status (Keadaan) 9.Vaccination (Vaksinasi) 10.Follow-up/Kontrol22 BAB XXI (Z00-Z99)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAYANAN KESEHATAN
DISKRIPSI / STRUKTUR Kode Z 1 Orang yg mengunjungi yankes untuk pengujian dan pemeriksaan kesehatan Z00 - Z13 2 Orang dng resiko gagngguan kesehatan yg berkaitan dengan penyakit menular Z20 - Z29 3 Orang yg mengunjungi yankes untuk berhubungan dengan reproduksi Z30 - Z39 4 Orang yg mengunjungi yankes untuk berhubungan prosedur khusus dan perawatan kesehatan Z40 - Z54
5 Orang dengan resiko gangguan kesehatan yg berkaitan dengan keadaan sosial ekonomi dan
psikososial Z55 - Z56 6 Pengunjung sarana kesehatan karena hal lain Z70 - Z76 7 Orang dng resiko gangguan kesehatan yg berkaitan dng riwayat famili dan pribadi dan kondisi tertentu
23
Pedoman pemberian kode
Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi
Kondisi utama & kondisi
lain (5)
lain (5)
•
Kode kondisi multiple
Bila terdapat kondisi “Multiple” tdk ada kondisi tunggal yg menonjol, diberi kode “multiple” yg digunakan & kode sekunder dapat ditambahkan untuk daftar kondisi individu
Kode ini diterapkan terutama pada yg berhubungan dng penyakit HIV, Cedera & Sequelae
24
Pedoman pemberian kode
Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi
Kondisi utama & kondisi
lain (6)
lain (6)
•
Kode kategori kombinasi
Kategori kombinasi digunakan apabila diagnosa utama dan sekunder yg berkaitan dapat
digambarkan dalam satu kode
Kondisi utama : Renal failure
Kondisi lain : Hypertensive renal disease
Diberi kode hypertensive renal disease with renal failure (I12.0)
Kondisi utama : Intestinal obstruction
Kondisi lain : Hernia inguinalis kiri
Diberi kode Unilateral or unspecified inguinal hernia, with obstruction, without gangren (K40.3)
Kondisi utama : IDDM dengan Nephropathy, Gangrene &
Cataract
Kondisi lain :
-Diberi kode IDDM with mutiple complication (E10.7). Kode E10.2† N08.3* , E10.5 dan E10.3 † H28.0*
25
Pedoman pemberian kode
Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi
Kondisi utama & kondisi
lain (7)
lain (7)
•
Kode morbiditas penyebab eksternal
Sifat dasar kondisi & keadaan penyebab eksternal harus diberi kode.
Biasanya sifat dasar pd BAB XIX (S00-T98) &
penyebab external pd BAB XX (V01-Y98) sbg kode tambahan
contoh :
Kondisi utama : Fraktur colum femoris karena jatuh
tersandung pd trotoar yang tidak
rata.
Diberi kode Fracture of neck of femur (S72.0) sbg kode utama. Kode
penyebab eksternal pada fall on the same level from slipping,
tripping or stumbing on street or highgway (W01.4) sbg kode sekunder
26
Pedoman pemberian kode
Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi
Kondisi utama & kondisi
lain (8)
lain (8)
•
Kode sequelae pada kondisi tertentu
“Sequelae of …”(B90-B94, E64-E68, G09, I69, O97, T90-T98, Y85-Y89) digunakan untuk kondisi yg
sudah tdk ada lagi saat ini (telah diobati/diperiksa). kode utamanya adalah sifat dasar sequelae itu
sendiri, kode “sequelae of ..” (old; no longer present) sbg kode sekunder optional.
contoh :
Kondisi utama : Dysphasia dari old cerebral infarction
Diberi kode Dysphasia (R47.0) sbg kode utama. Kode untuk
sequelae cerebral infarction (I69.3) sbg kode sekunder.
Kondisi utama : Late effect dari poliomyelitis
Kondisi lain :
-Diberi kode Sequelae poliomyelitis (B91) sbg kode utama krn tdk ada informasi lain.
27
Pedoman pemberian kode
Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi
Kondisi utama & kondisi
lain (9)
lain (9)
•
Kode kondisi Akut & Kronis
Kondisi utama akut & kronis dijumpai kategori yg terpisah, tetapi bg kombinasi kode kondisi akut digunakan sbg kondisi utama yg harus dipilih.
contoh :
Kondisi utama : Cholecystitis akut & kronis
kondisi lain :
-Diberi kode acute cholecystitis (K81.0) sbg kode utama dan chronic cholecystitis (K81.1) digunakan sbg kode sekunder
Kondisi utama : Acute exacerbation of chronic
bronchitis
Kondisi lain :
-Diberi kode Chronic obstructive pulmonary disease with acute
exacerbation (J44.1) sbg kode utama krn ICD memberikan kode yg tepat utk kombinasi
28
Pedoman pemberian kode
Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi
Kondisi utama & kondisi
lain (10)
lain (10)
•
Kode kondisi & komplikasi post
prosedur
Bab XIX (T80-T88) utk komplikasi yg berhubungan dng pembedahan & tindakan lain.
mis : Infeksi luka, komplikasi mekanis dr implant, shock dll.
contoh :
Kondisi utama : Hypothyroidism karena thyroidektomi satu
tahun lalu
kondisi lain :
-Diberi kode postsurgical hypothyroidism (E89.0) sbg kode utama
Kondisi utama : Haemorrhage hebat setelah cabut gigi
Kondisi lain : Nyeri
Spesilaisasi : Gimul
Diberi kode Haemorrhage resulting from a procedure (T81.0) sbg kode utama
29
Peraturan reseleksi
Peraturan reseleksi
diagnosa utama salah
diagnosa utama salah
dicatat
dicatat
Pada keadaan adanya informasi yg dpt
menunjukan bahwa dokter salah tidak
mengikuti prosedur ICD yg benar :
•
Klarifikasi (minta penjelasan) dr dokter
yg merawat.
•
Jika tidak mungkin gunakan peraturan
reseleksi pada ICD volume 2 (MB1 s/d
MB5)
30
RULE MB1
• Kondisi minor direkam sebagai “Kondisi utama” (main condition), kondisi yang lebih bermakna direkam sebagai “kondisi lain” (other condition)
Kondisi utama adalah kondisi yang relevan bagi perawatan yang terjadi, dan jenis spesialis yang mengasuh.
pilih kondisi yang relevan sebagai “Kondisi utama”
Contoh:
K. utama : Dyspepsi
Kondisi lain: Acute appendicitis Acute abdominal pain
Prosedur: Appendectomy Spesialis: Bedah digesti
31
RULE MB2
• Beberapa Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama
Beberapa kondisi tidak bisa digabung untuk dapat dicode bersama dan direkam semua sebagai kondisi utama, dan salah satu kondisi
lain pada rekaman menunjuk sebagai kondisi utama, maka pilih ini sebagai kondisi utama, bila tidak ada maka pilih yang pertama disebut. Contoh:1. K. Ut. Osteoporosis
Candida bronchopneumonia Rheumatism
K. lain:
-Bidang spesialisasi: Peny.Paru
Reseleksi K. Ut. Candida bronchopneumonia 2. K.Ut. KPD, letak lintang dan anemia K.lain:
-Partus spontan
32
RULE MB3
• Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama menggambarkan suatu gejala yang timbul akibat suatu diagnosa atau kondisi yang ditangani
Jika kondisi terkait diberi code yang ditemukan di Bab XVIII (R.-), dan di rekam medis ada terekam kondisi lain yang lebih
menggambarkan diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka reseleksi kondisi akhir tersebut sebagai kondisi utama.
Contoh: K. ut. Hematemesis K. lain: Varices esophagus
Cirrhosis hepatis
Bidang spesialis: Penyakit Dalam konsul ke Bedah
Reseleksi kondisi utama: Varices esophagus pada cirrhosis hepatis (K74.-! I98.2*)
33
RULE MB4
• Spesialisitas
Bila diagnosis yang terekam sebagai kondisi utama adalah istilah yang umum, dan ada istilah lain yang memberi informasi lebih tepat tentang
lokasi tubuh atau sifat dasar suatu kondisi, maka reseleksi kondisi terakhir sebagai kondisi utama.
Contoh: K.Ut. CVA
K. lain-lain: Stroke
Hemiplegia
Cerebral haemorrhage Reseleksi: Kondisi utama: Stroke cerebral
hemorhage K.Ut. DM tanpa terapi insulin
K. lain-lain: Cataract mata bilateral Spesialisasi: Ophthalmologist
34
RULE MB5
• Alternatif diagnoses utamaSuatu tanda/gejala direkam sebagai kondisi utama, dengan indikasi kondisi terkait adalah suatu kondisi atau kondisi lain, reseleksi gejala tersebut sebagai “kondisi utama”.
Bila ada 2 atau > dari 2 kondisi direkam sebagai pilihan diagnostik sebagai kondisi utama, pilih yang pertama disebut.
Contoh:
1. K. ut. Sakit kepala mungkin krn sinusitis atau stres. Reseleksi: Sakit kepala
2. K.ut. Kolekistitis akut atau gastritis Reseleksi: kolekistitis akut
3. K. ut. GE akibat infeksi atau keracunan makanan Reseleksi: Infectious GE.
Koding Persalinan
• Partus, minimum kode yang diperlukan:
Status ibu saat melahirkan, penyakit-2
kondisi yang mungkin mempengaruhi atau sebagai penyulit persalinan.
Metode persalinan tunggal/multipel
Partus spontan atau dengan pertolongan: vakum,
forcep, seksio, induksi dsb.
36
• contoh :
Kondisi utama : Lahir kembar Kondisi lain :
-Peosedur : Persalinan spontan
Diberi kode O30.0 (twin pregnancy) sbg kode dan O84.0 (Multiple delevery, all spontaneous) sebagai kode sekunder
Aturan Umum
Lain-Lain dalam Logic
Grouper UNU
1 Untuk kasus pasien bayi baru
lahir (usia 0-28 hari) data berat
badan lahir dalam gram harus
dimasukkan.
2 Gunakan kode P (perinatal)
untuk diagnosa utama jika
umur pasien kurang dari 28
hari.
3 Gunakan kode O820, O821,
O828 dan O829 sebagai
diagnosa utama jika terdapat
prosedur tindakan bedah
KLASIFIKASI PROSEDUR ICD-9-CM
KLASIFIKASI PROSEDUR ICD-9-CM
1.1. Diterbitkan berisi daftar yang tersusun dalam tabel dan Index Diterbitkan berisi daftar yang tersusun dalam tabel dan Index Alfabetis
Alfabetis 2.
2. Prosedur bedah dikelompokkan pada bagian 01-86Prosedur bedah dikelompokkan pada bagian 01-86 3.
3. Prosedur bukan bedah dibatasi pada bagian 87-99Prosedur bukan bedah dibatasi pada bagian 87-99 4.
4. Struktur klasifikasi berdasarkan anatomiStruktur klasifikasi berdasarkan anatomi 5.
5. Kode angkaKode angka 6.
LANGKAH – LANGKAH
PROSEDUR
PENGKODEAN
1. Tentukan Prosedur yang akan dikode 2. Pilih/tentukan kata panduan
3. Cari kata panduan dalam alpabetik indeks 4. Tentukan lokasi modifers
5. Periksa kode yang diberikan dgn indeks Tabular list
6. Periksa Inclusion and Exclusion terms 7. Buat/tentukan kode
BAB CODE PROCEDURE
0 00 Procedures and intervention, not elsewhere clasified 1 01 – 05 Operations on the nervous system
2 06 – 07 Operations on the endocrine system 3 08 – 16 Operations on the eye
4 18 – 20 Operations on the ear
5 21 – 29 Operations on the nose, mouth, and pharynx 6 30 – 34 Operations on the respiratory system
7 35 – 39 Operations on the cardiovascular system
8 40 – 41 Operations on the hemic dan lymphatic system 9 42 – 54 Operations on the digestive system
10 55 – 59 Operations on the urinary system
11 60 – 64 Operations on the male genital organs 12 65 – 71 Operations on the female genital organs 13 72 – 75 Obstetrical procedures
14 76 – 84 Operation on the musculoskeletal system 15 85 – 86 Operations on the integumentary system
16 87 – 99 Miscellaneous diagnostic and therapeutic procedures
Prosedur
berdasarkan (ICD-9CM)
•
Semua prosedur
–
Termasuk prosedur Operasi dan
pengobatan
–
Termasuk prosedur non operasi seperti
CT Scan, MRI, USG
•
Prosedur yang dikoding
–
Semua prosedur dilakukan didalam
kamar operasi
–
Semua prosedur melibatkan staf ahli dan
Prosedur yang tidak termasuk
•
Prosedur yang dilakukan oleh perawat
•
Prosedur yang tidak memerlukan staf
ahli
•
Prosedur yang tidak menggunakan
Contoh Prosedur tidak perlu koding
•
Ordinary
plain X Ray
•
Word Catheterization
•
Cardiopulmonary resuscitation
•
Cardiac massage
•
Laboratoriun test
•
IV Therapy
•
Pemeriksaan pemulihan
(physioteraphy)
MASALAH DALAM PENGKODEAN
DIAGNOSIS DAN PROSEDUR
PENGGUNAAN KODE Z
•
Kontrol ulang ke Poliklinik menggunakan
Kode Z
–
Z08 kontrol untuk Ca
–
Z09 kontrol selain Ca
–
Z76 pengambilan resep ulang (iter)
–
Z54 Convalescence (Masa Penyembuhan)
–
Apabila pasien sudah diradioterapi 30x
kemudian 6 bulan setelah itu pasien
kontrol kembali maka digunakan kode
Consvalescence radiotherapy (Z54.1)
–
Pasien dengan Ca datang ke RS
untuk chemoterapy Z51.1 dan
untuk radioterapy Z51.0
•
Kode Z untuk rawat inap
Jika diagnosa yang lebih spesifik
(penyakit atau cidera) tidak
dibuat pd akhir rawat inap maka
dizinkan memberi kode “R” atau
kode “Z”.
KODE P
Bayi lahir yang dapat di klaim ?
•
Bayi dengan semua kode P dapat
diklaimkan termasuk bayi baru lahir yang
dipengaruhi oleh kondisi kehamilan dan
komplikasi kehamilan dan persalinan
(P00-P04)
•
Bayi sebelum lahir sudah meninggal
tidak
dapat diklaim (P95)
Bayi lahir normal Z38.0 tidak dapat
diklaimkan.
•
Penyulit/komplikasi (
O60-O75)
pada saat partus maka penyulit
(komplikasi) menjadi diagnosis
utama dan kode O80,O81, 084
sebagai kode sekunder.
•
Untuk persalinan dengan SC,
O82 selalu menjadi diagnosis
PRIMER
•
Persalinan normal dengan PEB
Diagnosis utama: PEB (O14.1)
–
Diagnosis sekunder : Partus spontan
(O80.0)
–
Prosedur: Partus spontan 73.59
–
Kode INA CBG XXXXX
Diagnosis utama: Partus spontan (O80.0)
–
Diagnosis sekunder :PEB (O14.1)
–
Prosedur: Partus spontan 73.59
KODE V s/d Y
•
Tidak boleh menjadi
diagnosis utama
•
Pada INA-CBG penambahan
kode external cause tidak
Kondisi Multipel
• Fraktur multipel, diagnosis utama dan sekundernya? – Fraktur multiple kembali kepada resources
terbanyak, diikuti dengan fraktur-fraktur lainnya
dimasukkan sebagai kode diagnosis sekunder, kalau tidak jelas baru menggunakan kode multipel .7
• Penyakit HIV dengan Pneumocytis cariini pneumonia,
Burkitt’s lymphoma dan Kandidiasis mulut.
Diberi kode HIV multiple disease (B22.7), B20.6 , B21.1 dan B20.4 digunakan sebagai kode tambahan
Kesalahan Pengkodean
•
Dua kondisi atau kondisi utama dan
sekunder yang berkaitan yang
seharusnya dengan satu kode dibuat
menjadi dua kode
• Kondisi utama : Renal failure
• Kondisi lain : Hypertensive
• Seharusnya diberi kode hypertensive renal
disease with renal failure (I12.0)