• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 42/07/19/Th.III, 1Juli 2016  Pada Juni 2016 Kota Tanjungpandan mengalami Inflasi sebesar 1,46 persen dengan Indeks

Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,32 setelah sebelumnya pada Mei 2016 juga mengalami inflasi sebesar 1,30 persen dengan IHK 128,44.

 Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada seluruh kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 3,56 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 1,39 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,37 persen; kelompok sandang sebesar 0,82 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,37 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,09 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,12 persen.

 Tingkat inflasi tahun kalender Juni 2016 sebesar 1,86 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2016 terhadap Juni 2015) sebesar 3,50 persen.

 Komponen inti pada Juni 2016 memberikan andil inflasi sebesar 0,58, demikian juga komponen yang harganya diatur oleh pemerintah inflasi sebesar 0,16 persen. Sedangkan komponen bergejolak inflasi sebesar 0,72 pesen.

No.42/07/19/Th.III, 1 Juli 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)

BULAN JUNI 2016 INFLASI 1,46 PERSEN

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya didaerah perkotaan.Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100.Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan wilayah, paket komoditas, dan diagram timbang.Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya

(2)

2

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 42/07/19/Th.III, 1Juli 2016 Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK.Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Tanjungpandan pada Juni 2016 terjadi inflasi 1,46 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari pada 128,44 Mei 2016 menjadi 130,32 pada Juni 2016. Tingkat inflasi tahun kalender 1,86 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2016 terhadap Juni 2015) sebesar 3,50 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada seluruh kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 3,56 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 1,39 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,37 persen; kelompok sandang sebesar 0,82 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,37 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,09 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,12 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga antara lain: ikan kembung, ikan kerisi, rokok kretek filter, wortel, cumi-cumi, ikan bulat, ayam goring, kain gorden, dan nasi dengan lauk. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga pada Juni 2016 antara lain: daging ayam ras, sayur kacang panjang, sawi hijau, telepon seluler, gula pasir, terong panjang, air kemasan, cabai merah, buah anggur dan ikan asin belah.

Seluruh kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi pada Juni 2016, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,00 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,29 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,09 persen; kelompok sandang sebesar 0,06 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,005 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.

(3)

3

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 42/07/19/Th.III, 1Juli 2016

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Tanjungpandan Juni 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Mei 2016 Juni 2016 IHK Inflasi Juni 20161)

Laju Inflasi Tahun Kalender 20162) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) U m u m (Headline) 128.44 130.32 1.46 1.86 3.50 1 Bahan Makanan 131.59 136.27 3.56 2.87 2.60

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 131.17 132.99 1.39 7.33 8.90

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 125.34 125.80 0.37 0.57 1.49

4 Sandang 121.78 122.78 0.82 0.99 1.40

5 Kesehatan 126.99 127.46 0.37 1.14 3.39

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 134.03 134.15 0.09 0.73 8.57

7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 124.60 124.75 0.12 -5.71 -0.27

1) Persentase perubahan IHK Juni 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2)

Persentase perubahan IHK Juni 2016 terhadap IHK Desember 2015

3)

Persentase perubahan IHK Juni 2016 terhadap IHK Juni 2015

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan (2012=100) Juni 2016 KelompokPengeluaran SumbanganInflasi (%) (1) (2) U M U M 1.46 1. Bahan Makanan 1.00

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau 0.29

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar 0.09

4. Sandang 0.06

5. Kesehatan 0.01

6. Pendidikan, Rekreasi,danOlahraga 0.005

(4)

4

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 42/07/19/Th.III, 1Juli 2016

Gambar 1

Perkembangan IHK Kota Tanjungpandan(2012=100), Juni 2015 – Juni 2016

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan Juni 2016 Juni 2016 90.00 95.00 100.00 105.00 110.00 115.00 120.00 125.00 130.00 135.00 140.00 145.00 150.00

Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16

IH

K

Umum Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan

Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 A nd il (% ) Kelompok Pengeluaran Umum 1. Bhn.makanan 2. Makanan jadi 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan 7. Transpor

(5)

5

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 42/07/19/Th.III, 1Juli 2016

Tabel 3

Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan Juni 2016

Komoditi Persentase Perubahan

Harga Sumbangan Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. IKAN KEMBUNG 19.153 0.192 2. IKAN KERISI 10.315 0.188

3. ROKOK KRETEK FILTER 3.392 0.100

4. WORTEL 37.684 0.087 5. CUMI-CUMI 7.542 0.079 6. IKAN BULAT 6.790 0.077 7. AYAM GORENG 11.291 0.076 8. SEMANGKA 20.364 0.067 9. KAIN GORDEN 14.665 0.064

10. NASI DENGAN LAUK 2.278 0.063

11. IKAN ASIN BELAH -1.850 -0.005

12. ANGGUR -1.152 -0.005 13. CABAI MERAH -1.170 -0.005 14. AIR KEMASAN -1.101 -0.007 15. TERONG PANJANG -9.086 -0.008 16. GULA PASIR -1.088 -0.008 17. TELEPON SELULER -2.370 -0.010 18. SAWI HIJAU -9.374 -0.019 19. KACANG PANJANG -29.677 -0.026

(6)

6

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 42/07/19/Th.III, 1Juli 2016

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Juni 2016 mengalami inflasi 3,56 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 131,59 pada Mei 2016 menjadi 136,27 pada Juni 2016.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 7 subkelompok diantaranya mengalami inflasi dan 3 subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok ikaNn segar 7,16 persen dan terendah terjadi pada subkelompok kacang-kacangan 0,02 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok ikan diawetkan sebesar 0,79 persen dan terendah terjadi pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,03 persen. Sementara itu subkelompok bahan makanan lainnya tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil.

Kelompok ini pada Juni 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 1,00 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain ikan kembung, ikan kerisi, wortel, cumi-cumi, ikan bulat, buah semangka, cabai rawit, telur ayam ras, bawang merah, ketimun dan daging sapi.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok ini pada Juni 2016 mengalami inflasi 1,39 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 131,17 pada Mei 2016 menjadi 136,27 pada Juni 2016.

Dua subkelompok mengalami inflasi yakni subkelompok makanan jadi sebesar 1,43 persen; dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 2,51 persen. Sedangkan subkelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar 0,49 persen.

Kelompok ini pada Juni 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,29 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: komoditas rokok kretek filter, ayam goreng, nasi dengan lauk, kue kering berminyak, rokok putih dan ayam bakar.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Juni 2016 mengalami inflasi sebesar 0,37 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 125,34 pada Mei 2016 menjadi 125,80 pada Juni 2016.

Tiga subkelompok mengalami inflasi yakni subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,01 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,33 persen; dan subkelompok perlengkapan rumahtangga sebesar 3,37 persen. Sementara subkelompok penyelenggaraan rumahtangga tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil.

Pada Juni 2016 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,09 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah komoditas kain gorden, tarip listrik dan bahan bakar rumah tangga. 4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Juni 2016 mengalami inflasi 0,82 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 121,78 pada Mei 2016 menjadi 122,78 pada Juni 2016.

Seluruh subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok sandang laki-laki 0,84 persen; subkelompok sandang wanita 0,38 persen; subkelompok sandang anak-anak 0,73 persen;dan subkelompok barang pribadi dan sandang lain 1,53 persen.

(7)

7

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 42/07/19/Th.III, 1Juli 2016 Kelompok ini pada Juni 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,06 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah komodias emas perhiasan, sepatu, sandal karet, celana dalam pria, celana panjang jeans, pembalut wanita, blus, kaos dalam/singlet, celana panjang katun dan sandal.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Juni 2016 mengalami inflasi 0,37 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 126,99 pada Mei 2016 menjadi 127,46 pada Juni 2016.

Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,82 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan; subkelompok obat-obatan; dan subkelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil

Kelompok ini pada Juni 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,061 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah komodias pasta gigi.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada Juni 2016 mengalami inflasi 0,09 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 134,03 pada Mei 2016 menjadi 134,15 pada Juni 2016.

Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok rekreasi 0,46 persen. Sementara itu, subkelompok pendidikan; subkelompok kursus-kursus/pelatihan; subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan ; dan subkelompok olahraga tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil.

Kelompok ini pada Juni 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,005 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah komoditas vcd/dvd player dan televisi berwarna. 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada Juni 2016 mengalami inflasi 0,12 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 124,60 pada Mei 2016 menjadi 124,75 pada Juni 2016.

Subkelompok yang mengalami inflasi yakni subkelompok transpor 0,31 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi yakni subkelompok komunikasi dan pengiriman 0,42 persen. Sementara itu subkelompok sarana dan penunjang transpor; dan subkelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Juni 2016 memberikan sumbangan inflasi 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi yaitu komoditas angkutan udara dan sepeda motor.

(8)

8

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 42/07/19/Th.III, 1Juli 2016

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender Juni 2016 maupun tahun ke tahun (Juni 2016 terhadap Juni 2015) pada empat kota pantauan IHK menunjukkan arah yang sejalan. Inflasi tahun kalender Pangkalpinang adalah sebesar 2,67 persen; Tanjung Pandan sebesar 1,86 persen; serta Palembang dan DKI Jakarta masing-masing sebesar 1,37 persen dan 0,76 persen. Sementara untuk inflasi tahun ke tahun Kota Pangkalpinang tertinggi sebesar 7,78 persen; diikuti Palembang dengan 4,37 persen; sementara Tanjung Pandan sebesar 3,50 persen; dan DKI Jakarta 3,08 persen. (Lihat Tabel 4).

Tabel 4

Inflasi Juni 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta

Inflasi Pangkalpinang Tanjung Pandan Palembang DKI Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Juni 2016 2,14 1,46 0,46 0,52

2. Tahun Kalender 2016 2,67 1,86 1,37 0,76

3. Juni 2016 terhadap Juni 2015 (year on year)

7,78 3,50 4,37 3,08

Gambar 2

Inflasi Juni 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta

-3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00

INFLASI JUNI 2016 INFLASI TAHUN KALENDER JUNI

2016

INFLASI YEAR ON YEAR JUNI 2016 TERHADAP JUNI 2015

(9)

9

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 42/07/19/Th.III, 1Juli 2016

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Pada Juni 2016 di 82 kota pantauan IHK tercatat hanya seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang 2,14 persen dengan IHK 127,07 dan terendah di Padang dengan inflasi 0,10 persen dan IHK 127,38.

Inflasi/Deflasi sangat dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga, serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Tingkat permintaan dari konsumen yang dipengaruhi faktor musiman seperti hari raya keagamaan dan liburan sekolah memberikan dampak yang cukup signifikan pula. Pada bulan Juni 2016, momentum Ramadhan menjadi faktor utama yang menyebabkan peningkatan harga di semua kelompok pengeluaran.

Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada Juni 2016 tercatat hanya seluruh kota yang mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Pangkalpinang 2,14 persen dengan IHK 127,07 dan terendah di Padang dengan inflasi 0,10 persen dan IHK 127,38. (Lihat Tabel 5).

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Juni 2016 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100)

K O T A Juni 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 122,68 0,16 2. Banda Aceh 117,58 1,10 3. Lhokseumawe 119,02 0,79 4. Sibolga 124,87 0,94 5. Pematang Siantar 128,07 0,65 6. Medan 127,45 0,81 7. Padang Sidempuan 121,32 0,23 8. Padang 127,38 0,10 9. Bukit Tinggi 121,56 0,73 10. Tembilahan 128,23 0,83 11. Pekanbaru 122,29 0,33 12. Dumai 124,48 0,79 13. Bungo 122,13 1,66 14. Jambi 123,27 0,97 15. Palembang 122,18 0,46 16. Lubuklinggau 121,64 0,72 17. Bengkulu 130,98 1,35 18. Bandar Lampung 124,26 0,75 19. Metro 131,63 0,67 20. Tanjung Pandan 130,32 1,46 21. Pangkalpinang 127,07 2,14 22. Batam 123,58 1,46 23. Tanjung Pinang 123,42 0,66 BANGKA BELITUNG 128,21 1,89

(10)

10

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 42/07/19/Th.III, 1Juli 2016

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada Juni 2016 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota, tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Cilegon sebesar 1,04 persen dengan IHK 128,20 dan Inflasi terendah terjadi di Serang sebesar 0,28 persen dengan IHK 130,72. (Lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Juni 2016 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100)

K O T A Juni 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. DKI Jakarta 124,29 0,52 2. Bogor 123,58 0,45 3. Sukabumi 123,03 0,55 4. Bandung 123,23 0,60 5. Cirebon 120,10 0,56 6. Bekasi 121,13 0,90 7. Depok 122,89 0,82 8. Tasikmalaya 123,07 0,75 9. Cilacap 125,79 0,61 10. Purwokerto 121,36 0,38 11. Kudus 128,88 0,25 12. Surakarta 120,91 0,22 13. Semarang 122,42 0,43 14. Tegal 120,55 0,66 15. Yogyakarta 121,43 0,43 16. Jember 120,95 0,28 17. Banyuwangi 121,47 0,73 18. Sumenep 121,49 0,65 19. Kediri 121,06 0,16 20. Malang 124,17 0,63 21. Probolinggo 121,95 0,35 22. Madiun 121,07 0,27 23. Surabaya 123,50 0,69 24. Tangerang 131,06 0,51 25. Cilegon 128,20 1,04 26. Serang 130,72 0,28 BANGKA BELITUNG 128,21 1,89

(11)

11

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 42/07/19/Th.III, 1Juli 2016

Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

Pada Juni 2016 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33, tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bima sebesar 1,86 persen dengan IHK 128,43 dan terendah di Singaraja 0,13 persen dengan IHK 131,33. (Lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Juni 2016 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

(2012=100) K O T A Juni 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Singaraja 131,33 0,13 2. Denpasar 120,68 0,39 3. Mataram 122,64 0,87 4. Bima 128,43 1,86 5. Maumere 117,47 0,27 6. Kupang 127,42 0,62 7. Pontianak 133,66 1,21 8. Singkawang 123,95 0,64 9. Sampit 124,59 0,65 10. Palangkaraya 121,46 0,91 11. Tanjung 125,13 0,97 12. Banjarmasin 124,51 1,06 13. Balikpapan 128,53 1,74 14. Samarinda 126,99 0,61 15. Tarakan 135,87 1,59 16. Manado 124,31 1,06 17. Palu 125,53 0,63 18. Bulukumba 128,21 0,94 19. Watampone 119,46 0,90 20. Makassar 124,16 0,30 21. Pare-Pare 120,53 0,52 22. Palopo 122,65 1,63 23. Kendari 120,72 0,93 24. Bau-Bau 128,20 0,30 25. Gorontalo 121,65 1,02 26. Mamuju 123,74 1,19 27. Ambon 122,93 0,23 28. Tual 137,60 1,71 29. Ternate 128,46 0,30 30. Manokwari 118,70 1,77 31. Sorong 124,35 1,24 32. Merauke 129,63 1,15 33. Jayapura 127,78 1,78 BANGKA BELITUNG 128,21 1,89

(12)

12

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 42/07/19/Th.III, 1Juli 2016

INFLASI KOMPONEN INTI, HARGA DIATUR PEMERINTAH, DAN BERGEJOLAK

Pada Juni 2016 komponen yang harganya diatur pemerintah memberikan andil inflasi 0,16 persen yang searah dengan bulan sebelumnya sebesar 0,54 persen. Begitupun komponen bergejolak memberikan andil inflasi 0,72 persen yang juga searah dengan Mei 2016 dengan andil inflasi sebesar 0,33 persen. Komponen inti memberikan andil inflasi sebesar 0,58 persen yang searah dengan Mei 2016 yang memberikan andil inflasi sebesar 0,43 persen. (Lihat Tabel 8).

Tabel 8

DekomposisiLaju dan Andil Inflasi/Deflasi Mei 2016-Juni 2016 Menurut Kelompok Komponen, (2012=100)

Komponen

Mei 2016 Juni 2016

IHK Inflasi/Deflasi Laju Inflasi/Deflasi Andil IHK Inflasi/Deflasi Laju Inflasi/Deflasi Andil

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Umum 128.44 1.30 1.30 130.32 1.46 1.46

Harga Diatur Pemerintah 136.54 3.41 0.54 137.91 1.00 0.16

Bergejolak 128.49 1.43 0.33 132.50 3.12 0.72

Inti 126.42 0.69 0.43 127.64 0.97 0.58

Keterangan:

1) Komponen Inti: Komponen yang terdiri dari komoditas spesifik yang hanya ada di kota penghitungan Inflasi tersebut.

2) Komponen Harga Diatur Pemerintah: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya diatur dari pemerintah seperti tarif listrik, tarif air minum, rokok, angkutan laut, angkutan udara, kereta api, BBM, dll

3) Komponen Bergejolak: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya bersifat tidak stabil/bergejolak seperti beras, sayur-sayuran, bumbu-bumbuan, minyak goreng, ikan, buah-buahan, dll.

(13)

13

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 42/07/19/Th.III, 1Juli 2016

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Darwis Sitorus, S.Si., M.Si

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425

Http://babel. bps.go.id

BPS KABUPATEN BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Azhar, S.IP

Kepala BPS Kabupaten Belitung

Jalan Hasan Basri No. 16 Tanjungpandan - Belitung

Telp.0719-21065 Fax. 0719-21551 Email: bps1902@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Penggambaran pesan melalui ilustrasi cukup baik namun bisa lebih baik lagi jika saat ear catcher pesan sudah

Skripsi ini bertujuan untuk membandingkan kedua metode yaitu metode penampang whitmore dan metode elemen hingga.Studi ini dilakukan untuk mengevaluasi kembali

Dokumen merupakan data yang diperoleh dari penelitian yang berupa dokumen (poto) dan informasi dari masyarakat yang berhubungan dengan obyek penelitian yaitu

Hasil pengujian hipotesis ketujuh (H7) menunjukkan bahwa kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian ulang dengan menggunakan loyalitas merek

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, tindak pidana penganiayaan yang diatur dalam Bab XX Pasal 351 ayat (1) yang mengandung pengertian suatu perbuatan yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penguatan karakter kepedulian sosial telah berhasil dilakukan melalui salah satu pilar dalam program lima pilar kesiswaan yang

prosesnya melibatkan guru, siswa dan lingkungan sekolah dengan respon sosial yang baik. Adapun faktor pendukung yang memberikan banyak kontribusi positif bagi

Dengan kata lain, pengu- langan verba tatobi pada data (1) menjadi pemarkah kohesi leksikal hubungan antarkalimat dalam