Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Media di Kelas II SD Percobaan Kota Padang
Based on the observation, it was found that the students’
that they could not pronounce, talk and had problems about fluency in telling their daily activities they have written. This study was designed to describe the improvement of students’ speaking skill by using Film Strip at class
Percobaan Kota Padang on pre
This research was kind of class action research through qualitative approach. The subjects were teachers and students while the process of learning consis
cycles namely cycle 1 and cycle 2.
The findings showed the improvement of each cycle, 66.6 % on the first cycle into 86.6 % on the second cycle. It can be said that the students’ speaking skill by using Film Strip could improve their learning ac
Kata Kunci : berbicara, media, film strip, SD
PENDAHULUAN
Mata pelajaran yang diajarkan d Dasar (SD) salah satunya Indonesia. Menurut Depdiknas
bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional siswa, juga sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Begitu penting pembelajaran bahasa ini sehingga harus dipelajari mulai dari ke rendah sampai kelas tinggi.
Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Media di Kelas II SD Percobaan Kota Padang
Oleh: Taufina Taufik Universitas Negeri Padang
Abstract
Based on the observation, it was found that the students’ speaking skill was low so that they could not pronounce, talk and had problems about fluency in telling their daily activities they have written. This study was designed to describe the improvement of students’ speaking skill by using Film Strip at class 2 of the Elementary School Percobaan Kota Padang on pre-speaking, whilst-speaking and post-speaking.
This research was kind of class action research through qualitative approach. The subjects were teachers and students while the process of learning consis
cycles namely cycle 1 and cycle 2.
The findings showed the improvement of each cycle, 66.6 % on the first cycle into 86.6 % on the second cycle. It can be said that the students’ speaking skill by using Film Strip could improve their learning achievement
Kata Kunci : berbicara, media, film strip, SD
ata pelajaran yang diajarkan di Sekolah adalah bahasa Indonesia. Menurut Depdiknas (2006:317)
bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan
juga sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Begitu penting pembelajaran bahasa ini sehingga harus dipelajari mulai dari kelas
Pembelajaran bahasa Indonesia
mencakup empat aspek keterampilan, yaitu:
keterampilan mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Dari keempat aspek keterampilan tersebut, keterampilan menyimak
dan berbicara dikategorikan
keterampilan berbahasa lisan, sedangkan menulis dan membaca dikategorikan dalam keterampilan berbahasa tulis. Pembelajaran
bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang
Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Media Film Strip
speaking skill was low so that they could not pronounce, talk and had problems about fluency in telling their daily activities they have written. This study was designed to describe the improvement 2 of the Elementary School
speaking.
This research was kind of class action research through qualitative approach. The subjects were teachers and students while the process of learning consists of two The findings showed the improvement of each cycle, 66.6 % on the first cycle into 86.6 % on the second cycle. It can be said that the students’ speaking skill by using Film
Pembelajaran bahasa Indonesia
mencakup empat aspek keterampilan, yaitu:
keterampilan mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Dari keempat aspek keterampilan tersebut, keterampilan menyimak
dan berbicara dikategorikan dalam
keterampilan berbahasa lisan, sedangkan menulis dan membaca dikategorikan dalam keterampilan berbahasa tulis. Pembelajaran
bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa untuk
baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan manusia Indonesia.
Keterampilan berbicara dalam berbahasa
merupakan kegiatan yang kompleks.
Kompleksitas berbicara terdapat pada
kemampuan pembicara menyusun da
mengorganisasikan isi tulisannya serta
menuangkannya dalam formulasi ragam
bahasa lisan. Di balik kerumitannya, berbicara
mengandung banyak manfaat bagi
pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang. Berbicara dapat mengembangkan kecerdasan, mengembangkan inisiatif, dan kreatifitas, menumbuhkan keberanian, serta
merangsang kemauan, dan kemampuan
mengumpulkan dan menyampaikan informasi. Permasalahan yang sering
siswa kelas II SD Percobaan siswa pasif dalam pembelajaran berbicara baha
Siswa lebih banyak menggunakan bahasa ibu
(bahasa daerah) dan kurang mau
mengungkapkan perasaan dan idenya. Bahkan ada juga yang masih malu-malu
baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan manusia Indonesia.
dalam berbahasa
merupakan kegiatan yang kompleks.
Kompleksitas berbicara terdapat pada
kemampuan pembicara menyusun dan
mengorganisasikan isi tulisannya serta
menuangkannya dalam formulasi ragam
balik kerumitannya, berbicara
mengandung banyak manfaat bagi
pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang. Berbicara dapat mengembangkan gembangkan inisiatif, dan kreatifitas, menumbuhkan keberanian, serta
merangsang kemauan, dan kemampuan
mengumpulkan dan menyampaikan informasi. yang sering terlihat pada Percobaan siswa pasif dalam bahasa Indonesia. menggunakan bahasa ibu
dan kurang mau
mengungkapkan perasaan dan idenya. Bahkan malu jika ditanya
oleh guru, hanya beberapa orang saja yang menjawab pertanyaan guru.
Masih ada juga
belajar bahasa Indonesia dan lebih suka belajar mata pelajaran lain karena menurut mereka
pembelajaran bahasa Indonesia kurang
menarik dan cara penyajian guru juga kurang memancing mereka untuk lebih beraktifitas pada saat pembelajaran ber
membuat siswa malas untuk belajar
belum menempatkan siswa sebagai subjek belajar, siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru. Dengan kata lain, siswa hanya menjadi objek, kurang aktif dalam menemukan informasi
menerapkan pendekatan yang konvensional dalam belajar. Selain itu, penyebab lainnya adalah keterbatasan kosakata yang dimiliki siswa karena kurangnya minat siswa dalam membaca dan berbicara ke
Penyebab masalah tersebut diduga
karena pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat konvensional. Guru masih mendominasi pembelajaran sehingga kurang memancing siswa untuk memunculkan dan hanya beberapa orang saja yang menjawab pertanyaan guru.
siswa yang enggan belajar bahasa Indonesia dan lebih suka belajar mata pelajaran lain karena menurut mereka
pembelajaran bahasa Indonesia kurang
menarik dan cara penyajian guru juga kurang memancing mereka untuk lebih beraktifitas pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini malas untuk belajar. Guru belum menempatkan siswa sebagai subjek belajar, siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru. Dengan kata lain, siswa hanya menjadi objek, kurang aktif dalam menemukan informasi karena guru hanya menerapkan pendekatan yang konvensional dalam belajar. Selain itu, penyebab lainnya adalah keterbatasan kosakata yang dimiliki siswa karena kurangnya minat siswa dalam
dan berbicara ke depan kelas.
Penyebab masalah tersebut diduga
karena pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat konvensional. Guru masih mendominasi pembelajaran sehingga kurang memancing siswa untuk memunculkan dan
mengungkapkan perasaan mereka sendiri. Hal ini tentu saja harus mendapat perhatian serius dari guru karena guru seharusnya dapat membuat siswa mampu mengeluarkan dan mengungkapkan ide, perasaan, dan pikiran serta gagasan dan informasi dalam diri mereka sehingga mereka dapat menjadi pembicara yang baik. Guru dituntut untuk menguasai bahasa Indonesia dan pembelajarannya. Begitu juga bahasa Indonesia semestinya menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswanya. Kemenarikan itu pada akhirnya membawa siswa ke tingkat komunikasi yang lancar. Komunikasi yang didasari oleh minat yang kuat dari siswa.
Permasalahan berbicara dalam
pembelajaran bahasa Indonesia dapat
dilakukan, apalagi di kelas rendah k mereka suka pada hal-hal yang baru sebab itu diperlukan suatu tindakan
satunya adalah dengan menggunakan berbagai
media yang sesuai dengan tuju
pembelajaran, jenis tugas, dan respon yang diharapkan dikuasai siswa.
mengungkapkan perasaan mereka sendiri. Hal ini tentu saja harus mendapat perhatian serius uru karena guru seharusnya dapat membuat siswa mampu mengeluarkan dan mengungkapkan ide, perasaan, dan pikiran serta gagasan dan informasi dalam diri mereka sehingga mereka dapat menjadi pembicara uru dituntut untuk menguasai an pembelajarannya. Begitu juga bahasa Indonesia semestinya menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswanya. Kemenarikan itu pada akhirnya membawa siswa ke tingkat komunikasi yang lancar. Komunikasi yang didasari oleh minat yang
lahan berbicara dalam
pembelajaran bahasa Indonesia dapat
apalagi di kelas rendah karena hal yang baru. Oleh sebab itu diperlukan suatu tindakan, salah satunya adalah dengan menggunakan berbagai
media yang sesuai dengan tujuan
dan respon yang
Media dalam proses pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitakan
motivasi dan rangs
pembelajaran dan bahkan membawa pengaruh psikologi terhadap siswa. Hamalik (dalam Azhar, 2010:15)
Seorang guru dalam menyajikan materi
pembelajaran hendaknya jeli dalam
menentukan media pembelajaran yang akan digunakan, sebab media pembelaja
dalam beberapa macam yang penggunaanya disesuaikan dengan materi pembelajaran dan karakteristik siswa, pemilihan dan penggunaan
media yang tepat tentunya akan
memaksimalkan hasil belajar siswa dan sesuai dengan yang diharapkan. Adapun dalam penelitian ini akan digunakan media
Menurut Gerlach (dalam Subana 2005:331)
film strip adalah “gambar
dirangkaikan dalam satu seri secara berurutan
untuk diproyeksikan satu per satu”.
Selanjutnya Mulyani (1999:185)
mengemukakan film strip
Media dalam proses pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitakan
motivasi dan rangsangan kegiatan
pembelajaran dan bahkan membawa pengaruh psikologi terhadap siswa. Hamalik (dalam
Seorang guru dalam menyajikan materi
pembelajaran hendaknya jeli dalam
menentukan media pembelajaran yang akan digunakan, sebab media pembelajaran terbagi dalam beberapa macam yang penggunaanya disesuaikan dengan materi pembelajaran dan karakteristik siswa, pemilihan dan penggunaan
media yang tepat tentunya akan
memaksimalkan hasil belajar siswa dan sesuai dengan yang diharapkan. Adapun dalam
elitian ini akan digunakan media film strip.
Menurut Gerlach (dalam Subana 2005:331) adalah “gambar-gambar yang dirangkaikan dalam satu seri secara berurutan
untuk diproyeksikan satu per satu”.
Selanjutnya Mulyani (1999:185)
gambar mati yang tembus cahaya untuk dipantulkan pada layar”.
Dari pendapat ahli di atas dapat
disimpulkan film strip merupakan serangkaian
gambar diam yang disusun secara berurutan yang akan dipantulkan ke layar satu per satu.
Dalam menggunakan media gambar
strip, siswa akan memperhatikan berupa gambar menarik yang berwarna dan ada juga tidak berwarna yang disajikan berurutan kemudian dipantulkan ke papan tulis dengan berukuran besar sehingga siswa lebih mudah melihat dengan jelas. dengan gambar tersebut dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik atas materi yang diberikan. Gambar
dengan film strip memungkinkan siswa
menggunakan lebih banyak indra mereka, sehingga informasi yang masuk ke dalam memorinya lebih tahan lama da
diingat saat informasi itu diperlukan. Dengan begitu siswa lebih dapat meningkatkan keterampilan berbicara mereka. Dalam hal ini peran seorang guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi siswa gambar mati yang tembus cahaya untuk
ari pendapat ahli di atas dapat merupakan serangkaian gambar diam yang disusun secara berurutan yang akan dipantulkan ke layar satu per satu.
m menggunakan media gambar film
, siswa akan memperhatikan berupa gambar menarik yang berwarna dan ada juga tidak berwarna yang disajikan berurutan papan tulis dengan berukuran besar sehingga siswa lebih mudah elas. dengan gambar tersebut dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik atas materi yang diberikan. Gambar memungkinkan siswa menggunakan lebih banyak indra mereka, sehingga informasi yang masuk ke dalam memorinya lebih tahan lama dan mudah untuk diingat saat informasi itu diperlukan. Dengan begitu siswa lebih dapat meningkatkan keterampilan berbicara mereka. Dalam hal ini peran seorang guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk memilih dan melaksanakan n efisien bagi siswa
bukan hanya pembelajaran berbasis
konvensional.
Pada proses pembelajaran di kelas II SD dengan menggunakan media gambar
ini akan memberikan pengalaman belajar yang sangat kaya bagi siswa dalam rangka menumbuh kembangkan kera
yang dimiliki setiap siswa sehingga siswa lebih
bersemangat untuk belajar. Berdasarkan
permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dalam suatu Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berb
Menggunakan Media Film Strip
SD Percobaan Kota Padang. T
ini adalah untuk Mendeskripsikan Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan
Media Film Strip Di Kelas II SD
Kota Padang.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif mempunyai karakteristik
tertentu. Bog (dalam Sugiyono,2007:13)
bukan hanya pembelajaran berbasis
Pada proses pembelajaran di kelas II SD
dengan menggunakan media gambar film strip
ini akan memberikan pengalaman belajar yang sangat kaya bagi siswa dalam rangka menumbuh kembangkan keragaman potensi yang dimiliki setiap siswa sehingga siswa lebih
bersemangat untuk belajar. Berdasarkan
permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dalam suatu Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan
Film Strip Di Kelas II Percobaan Kota Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Di Kelas II SD Percobaan
AN
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif mempunyai karakteristik
menjelaskan karakteristik pendekatan kualitatif meliputi: 1) dilakukan dalam kondisi yang alamiah, langsung kesumber data, dan peneliti adalah instrumen kunci, 2) penelitian kualitatif lebih bersifat deskripitif, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar sehingga tidak menekan pada angka, 3) penelitian kualitatif lebih menekan pada pro
produk atau outcome, 4) penelitian kualitatif
melakukan analisis data secara deduktif, dan 5) penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna (data di balik yang diamati).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini sangat cocok digunakan karena kajian penelitian ini bersifat reflektif. Dalam melakukan penelitian, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas II dan peneliti
pengamat, penelitian ini merupakan suatu proses daur ulang atau siklus yang dimulai dari aspek perencanaan, melakukan tindakan, melakukan refleksi yaitu perenungan terhadap perencanaan kegiatan tindakan dan kesuksesan hasil yang diperoleh.
menjelaskan karakteristik pendekatan kualitatif ilakukan dalam kondisi yang lamiah, langsung kesumber data, dan peneliti adalah instrumen kunci, 2) penelitian kualitatif lebih bersifat deskripitif, data yang terkumpul kata atau gambar sehingga tidak menekan pada angka, 3) penelitian kualitatif lebih menekan pada proses dari pada , 4) penelitian kualitatif melakukan analisis data secara deduktif, dan 5) penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna (data di balik yang diamati).
Jenis penelitian yang digunakan dalam ian tindakan kelas. Penelitian ini sangat cocok digunakan karena kajian penelitian ini bersifat reflektif. Dalam melakukan penelitian, peneliti berkolaborasi peneliti sebagai pengamat, penelitian ini merupakan suatu ng atau siklus yang dimulai dari aspek perencanaan, melakukan tindakan, melakukan refleksi yaitu perenungan terhadap perencanaan kegiatan tindakan dan kesuksesan
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus pertama dan siklus kedua, setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan, pada setiap pertemuan dilakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa, selama proses pembelajaran yaitu selama (4 x 30 menit) setelah akhir siklus dilakukan tes hasil belajar
Data penelitian ini berupa : 1)
pengamatan, di sini guru mengamati segala proses dan respon siswa selama pembelajaran
berlangsung, 2) catatan lapangan yaitu
menuliskan dan mencatat semua kegiatan selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh pengamat (peneliti)
berisikan tentang : peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan media
strip pada waktu pembelajaran praberbicara, saat berbicara dan pascaberbicara.
dalam penelitian ini adalah proses
pembelajaran keterampilan berbicara dengan
menggunakan media f
pembelajaran praberbicara, saat berbicara, pascaberbicara, data diperoleh dari subjek penelitian.
dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus pertama dan siklus kedua, setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan, pada setiap pertemuan dilakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa, selama proses pembelajaran yaitu selama (4 x 30 menit) klus dilakukan tes hasil belajar.
Data penelitian ini berupa : 1)
n, di sini guru mengamati segala proses dan respon siswa selama pembelajaran
berlangsung, 2) catatan lapangan yaitu
menuliskan dan mencatat semua kegiatan selama proses pembelajaran yang dilakukan (peneliti). Data tersebut peningkatan keterampilan
berbicara dengan menggunakan media film
pada waktu pembelajaran praberbicara, saat berbicara dan pascaberbicara. Sumber data
dalam penelitian ini adalah proses
pembelajaran keterampilan berbicara dengan
menggunakan media film strip, meliputi
pembelajaran praberbicara, saat berbicara, pascaberbicara, data diperoleh dari subjek
Teknik untuk pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, pencatatan lapangan hasil tes. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunaka data kualitatif Data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2007:12) terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) kesimpulan atau verifikasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
SIKLUS I
Pelaksanaan proses pembelajaran
berbicara meggunakan media
dilaksanakan melalui 3 tahap yaitu:
praberbicara, saat berbicar
pascaberbicara.
Tahap Praberbicara
Proses pembelajaran praberbicar
membuka pelajaran dengan menyanyikan sebuah lagu yang sesuai dengan tema pembelajaran, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian guru
Teknik untuk pengumpulan data
penelitian dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, pencatatan lapangan dan roleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunaka data kualitatif. Data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2007:12) terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian
kesimpulan atau verifikasi.
Pelaksanaan proses pembelajaran
media Film Strip ini
dilaksanakan melalui 3 tahap yaitu:
saat berbicara, dan
praberbicara guru membuka pelajaran dengan menyanyikan sebuah lagu yang sesuai dengan tema menyampaikan tujuan guru menayangkan
gambar cerita Film Strip
mengamati gambar cerita
melakukan tanya jawab tentang kegi sehari - hari yang sering dilakukan siswa mulai dari bangun tidur hingga pulang sekolah seperti: shalat, mandi, memakai pakaian pulang sekolah, sarapan, berangkat ke sekolah dan seterusnya. Selanjutnya bertanya jawab tentang cerita yang ada dalam setiap gambar
Film Strip yang berisikan kegiatan sehari
Berdasarkan proses pembelajaran yang telah berlangsung dapat diketahui bahwa siswa cukup berani dalam berbicara menjawab berbagai pertanyaan - pertanyaan dari guru, karena disamping cerita
menarik, juga ukuran gambar dan tulisannya yang besar membuat siswa mudah untuk memahami isi cerita, hal ini terbukti bahwa siswa ada yang mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan gur
yang tidak berani menjawab pertanyaan guru
Tahap Saat Berbicara
Pada kegiatan proses pembelajaran berbicara diawali dengan kegiatan bertanya jawab dengan siswa tentang judul, cerita
Film Strip dan meminta siswa
mengamati gambar cerita Film Strip serta
melakukan tanya jawab tentang kegiatan hari yang sering dilakukan siswa mulai dari bangun tidur hingga pulang sekolah seperti: shalat, mandi, memakai pakaian, pulang sekolah, sarapan, berangkat ke sekolah utnya bertanya jawab tentang cerita yang ada dalam setiap gambar yang berisikan kegiatan sehari-hari.
proses pembelajaran yang telah berlangsung dapat diketahui bahwa siswa cukup berani dalam berbicara menjawab pertanyaan dari guru,
karena disamping cerita Film Strip yang
menarik, juga ukuran gambar dan tulisannya yang besar membuat siswa mudah untuk memahami isi cerita, hal ini terbukti bahwa yang mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan guru, namun masih ada yang tidak berani menjawab pertanyaan guru
roses pembelajaran saat diawali dengan kegiatan bertanya
Strip yang ditayangkan guru, kemudian dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan
tentang isi cerita Film Strip, di
bertanya jawab tentang tokoh cerita Berdasarkan proses pembelajaran
bahwa siswa berani maju ke depan, namun masih banyak siswa malu -
serta tidak semua siswa terlihat dapat lancar
menceritakannya. Beberapa siswa masih
terbata-bata dalam bercerita tetapi siswa sudah berani maju ke depan.
Tahap Pascaberbicara
Proses pembelajaran berbicara pada pascaberbicara adalah menyampaik
pesan moral serta membimbing siswa
menyimpulkan pembelajaran
selalu siswa untuk terus meningkatkan keterampilan berbicara dan menyuruh siswa mengerjakan LKS yang telah disediakan.
Pengamatan tindakan proses
pembelajaran dilakukan selama dan sesudah
dilakukan tindakan. Pengamatan yang
dilakukan berdasarkan tahap
pembelajaran berbicara yaitu praberbicara, saat
berbicara dan pascaberbicara.
guru, kemudian dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan , di mana guru
bertanya jawab tentang tokoh cerita Film Strip.
proses pembelajaran terlihat bahwa siswa berani maju ke depan, namun malu ke depan serta tidak semua siswa terlihat dapat lancar
menceritakannya. Beberapa siswa masih
bata dalam bercerita tetapi siswa sudah
Proses pembelajaran berbicara pada adalah menyampaikan pesan -
pesan moral serta membimbing siswa
dan motivasi selalu siswa untuk terus meningkatkan dan menyuruh siswa mengerjakan LKS yang telah disediakan.
Pengamatan tindakan proses
lama dan sesudah
Pengamatan yang
dilakukan berdasarkan tahap-tahap dalam pembelajaran berbicara yaitu praberbicara, saat
berbicara dan pascaberbicara.
Berdasarkan hasil pen
dalam pelaksanaan keterampilan berbicara dengan menggunakan media
saat praberbicara pada aspek guru
baru mencapai 70%. pada saat berbicara baru
mencapai 54,2 %. Secara keseluruhan
keberhasilan tindakan pada tahap praberbicara, saat berbicara dan pasca berbicara hanya mencapai 58,4%. Sedangkan
peningkatan keterampilan berbicara dengan
menggunakan media Film Strip
siswa, secara keseluruhan keberhasilan
tindakan pada tahap praberbicara
berbicara dan pascaberbicara hanya mencapai 50,7%.
Pada kegiatan refleksi peneliti lakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan pengamat disetiap akhir proses pembelajaran berlangsung. Hasil kolaboratif yang peneliti lakukan menunjukkan bahw
berbicara menggunakan
sudah terlaksana dengan baik sesuai langkah langkah pembelajaran yang tertera dalam RPP. Namun pada kegiatan pembelajaran peneliti
menyadari masih terdapat kekurangan
Berdasarkan hasil pengamatan observer dalam pelaksanaan keterampilan berbicara
dengan menggunakan media Film Strip pada
aspek guru siklus I ini pada saat berbicara baru
mencapai 54,2 %. Secara keseluruhan
ada tahap praberbicara, saat berbicara dan pasca berbicara hanya Sedangkan pelaksanaan peningkatan keterampilan berbicara dengan
Film Strip pada aspek
siswa, secara keseluruhan keberhasilan
tindakan pada tahap praberbicara, saat
berbicara dan pascaberbicara hanya mencapai
Pada kegiatan refleksi peneliti lakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan pengamat disetiap akhir proses pembelajaran berlangsung. Hasil kolaboratif yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan media Film Strip
sudah terlaksana dengan baik sesuai langkah - langkah pembelajaran yang tertera dalam RPP. Namun pada kegiatan pembelajaran peneliti
kekurangan pada siklus I yang h
oleh peneliti mencakup perbaikan pada tahap
praberbicara, saat berbicara, dan
pascaberbicara.
Siklus II
Proses pembelajaran dalam siklus II, siswa mengikuti proses pembelajaran dalam tiga tahapan yaitu : praberbicara
berbicara, dan pascaberbicara.
Tahap Praberbicara
Proses pembelajaran difokuskan pada
kegiatan membuka pelajaran berupa
penyampaian tujuan pembelajaran dan tugas tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa. Selanjutnya guru menugasi siswa mengamati
cerita Film Strip dengan memotivasi siswa
melalui pertanyaan berdasarkan cerita
Strip yang telah diamati.
Tahap Saat berbicara
Pertanyaan - pertanyaan yang diberikan guru tersebut dapat memotivasi siswa untuk aktif berbicara, bercerita tentang gambar
Strip, dimana guru tanya jawab tentang judul
cerita Film Strip serta gambar cerita
dari awal hingga akhir.
yang harus diperbaiki oleh peneliti mencakup perbaikan pada tahap
saat berbicara, dan
Proses pembelajaran dalam siklus II, siswa mengikuti proses pembelajaran dalam praberbicara, saat
Proses pembelajaran difokuskan pada
kegiatan membuka pelajaran berupa
penyampaian tujuan pembelajaran dan tugas - tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa. Selanjutnya guru menugasi siswa mengamati dengan memotivasi siswa
melalui pertanyaan berdasarkan cerita Film
pertanyaan yang diberikan guru tersebut dapat memotivasi siswa untuk
aktif berbicara, bercerita tentang gambar Film
na guru tanya jawab tentang judul
serta gambar cerita Film Strip
Pada kegiatan ini b
pembelajaran hampir semua siswa berani untuk maju ke depan untuk bercerita
ditulisnya, meskipun masih ada beberapa siswa tidak lancar dalam menceritakan
ditulisnya. Keadaan ini diatasi guru dengan cara membantu mengarahkan siswa agar dapat bercerita dengan baik. Kegiatan meminta siswa untuk memberi tanggapan tentang cerita yang telah diceritakan dengan menggunakan lafal dan intonasi yang sesuai dan berlangsung dengan baik. Hal ini tampak ketika siswa memberikan tanggapan tentang isi cerita.
Tahap Pascaberbicara
Proses pembelajaran pascaberbicara yang dilakukan adalah penyampaian pesan mor yang terkandung dalam cerita, menyimpulkan pelajaran dengan bimbingan guru. Siswa ketika menyimpulkan pembelajaran sudah berani melakukannya.
Menentukan keberhasilan proses
pembelajaran dilakukan pengamatan sebelum dan sesudah tindakan.
observer dalam pelaksanaan keterampilan
berbicara dari aspek guru
Pada kegiatan ini berdasarkan proses pembelajaran hampir semua siswa berani untuk maju ke depan untuk bercerita apa yang telah masih ada beberapa siswa tidak lancar dalam menceritakan cerita yang Keadaan ini diatasi guru dengan cara membantu mengarahkan siswa agar dapat bercerita dengan baik. Kegiatan meminta siswa untuk memberi tanggapan tentang cerita yang ritakan dengan menggunakan lafal dan intonasi yang sesuai dan berlangsung dengan baik. Hal ini tampak ketika siswa memberikan tanggapan tentang isi cerita.
Proses pembelajaran pascaberbicara yang dilakukan adalah penyampaian pesan moral yang terkandung dalam cerita, menyimpulkan pelajaran dengan bimbingan guru. Siswa ketika menyimpulkan pembelajaran sudah berani
Menentukan keberhasilan proses
pembelajaran dilakukan pengamatan sebelum dan sesudah tindakan. Hasil pengamatan observer dalam pelaksanaan keterampilan
menggunakan media Film Strip
praberbicara pada siklus II ini mencapai 95%. pada saat berbicara pada mencapai 91,4%. Secara keseluruhan keberhasilan tindakan pada
tahap praberbicara, saat berbicara dan
pascaberbicara mencapai 90,7%.
dari aspek siswa pada praberbicara mencapai 95%, mencapai 91,4%. Dimana nilai Rata yang diperoleh oleh siswa pada pembelajaran saat berbicara dengan jumlah nilai 80,8 berarti siswa sudah mengalami peningkatan dalam pembelajaran berbicara, dan pas
mencapai 90%. Berdasarkan hasil pengamatan observer pada aspek siswa, secara keseluruhan keberhasilan tindakan pada tahap praberbicara, saat berbicara dan pascaberbicara men 92,3%.
Kegiatan refleksi peneliti lakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan pengamat di setiap akhir proses pembelajaran berlangsung. Hasil kolaboratif yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa pembelajaran berbicara
menggunakan media Film Strip
terlaksana dengan baik sesuai langkah langkah pembelajaran. Namun pada kegiatan
Film Strip pada saat praberbicara pada siklus II ini mencapai 95%. pada saat berbicara pada mencapai 91,4%. ecara keseluruhan keberhasilan tindakan pada
raberbicara, saat berbicara dan
pascaberbicara mencapai 90,7%. Sedangkan pada praberbicara mencapai mencapai 91,4%. Dimana nilai Rata-rata yang diperoleh oleh siswa pada pembelajaran saat berbicara dengan jumlah nilai 80,8 berarti swa sudah mengalami peningkatan dalam , dan passcaberbicara mencapai 90%. Berdasarkan hasil pengamatan observer pada aspek siswa, secara keseluruhan keberhasilan tindakan pada tahap praberbicara, saat berbicara dan pascaberbicara mencapai
Kegiatan refleksi peneliti lakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan pengamat di setiap akhir proses pembelajaran berlangsung. Hasil kolaboratif yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa pembelajaran berbicara
Film Strip sudah terlaksana dengan baik sesuai langkah - Namun pada kegiatan
pembelajaran peneliti menyadari masih terdapat kekurangan- kekurangan pada siklus I yang harus diperbaiki oleh peneliti mencakup perbaikan pada tahap prabe
berbicara, dan pascaberbicara.
Pembahasan
Kegiatan praberbicara adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegiatan berbicara karena kegiatan ini untuk membuka keberanian dan skemata siswa dalam bercerita.
berikutnya ialah kegiatan saat berbicara dilakukan, karena siswa memikirkan dengan sungguh-sungguh jawaban yang akan mereka sampaikan dan mengungkapkan jawaban dengan jelas, meraka tidak menjawab secara
tepat tetapi bernada protes, sebaliknya
mengemukakan jawaban dengan hati
jujur (Rofi’uddin 1999:18)). Untuk kegiatan saat berbicara ini sangat penting dilaksanakan karena di sini siswa harus lebih memperhatikan supaya siswa dapat berbicara dengan baik dan menggunakan bahasa Indonesia y
benar. Kegiatan pascaberbicara siswa
memperoleh kesempatan untuk
pembelajaran peneliti menyadari masih kekurangan pada siklus II yang harus diperbaiki oleh peneliti mencakup perbaikan pada tahap praberbicara, saat berbicara, dan pascaberbicara.
Kegiatan praberbicara adalah kegiatan yang dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegiatan berbicara karena kegiatan ini untuk membuka keberanian dan dalam bercerita. Kegiatan tan saat berbicara perlu siswa memikirkan dengan sungguh jawaban yang akan mereka sampaikan dan mengungkapkan jawaban dengan jelas, meraka tidak menjawab secara
tepat tetapi bernada protes, sebaliknya
mengemukakan jawaban dengan hati-hati dan Rofi’uddin 1999:18)). Untuk kegiatan saat berbicara ini sangat penting dilaksanakan karena di sini siswa harus lebih memperhatikan supaya siswa dapat berbicara dengan baik dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Kegiatan pascaberbicara siswa
mengkomunikasikan sesuatu secara alami
kepada teman atau orang lain dalam
kesempatan bersifat informal.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Tahap praberbicara terdapat langkah
langkah pembelajaran sebagai berikut:
membuka skemata siswa
menyanyikan lagu untuk memancing motivasi untuk berbicara, tanya jawab tentang lagu yang telah dinyanyikan, menyuruh siswa
memperhatikan media Film
menjelaskan apa yang dimaksud dengan
Strip tersebut.
Tahap saat berbicara siswa
disuruh untuk menyebutkan apa judul dari cerita gambar yang ditayangkan di depan tersebut, apa isi dari cerita tersebut, tetapi
terlebih dahulu siswa dis
memprediksi judul dan isi dari cerita yang ditayangkan di depan, kemudian siswa disuruh untuk menuliskan kegiatan mereka selanjutnya baru dibacakan ke depan dengan lafal dan intonasi yang tepat dan kemudian mengkomunikasikan sesuatu secara alami
kepada teman atau orang lain dalam
Tahap praberbicara terdapat
langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
dengan cara menyanyikan lagu untuk memancing motivasi untuk berbicara, tanya jawab tentang lagu yang telah dinyanyikan, menyuruh siswa
Film Strip dan
menjelaskan apa yang dimaksud dengan Film
ahap saat berbicara siswa jangan disuruh untuk menyebutkan apa judul dari cerita gambar yang ditayangkan di depan tersebut, apa isi dari cerita tersebut, tetapi
terlebih dahulu siswa disuruh untuk
memprediksi judul dan isi dari cerita yang ditayangkan di depan, kemudian siswa disuruh untuk menuliskan kegiatan mereka, selanjutnya baru dibacakan ke depan dengan lafal dan intonasi yang tepat dan kemudian
siswa menanggapi cerita yang ditayang depan supaya siswa yang tidak ma kelas dan termotivasi untuk berbicara.
Pada tahap pascaberbicara siswa
melakukan tanya jawab untuk menyimpulkan dan menentukan pesan
yang ada terdapat dalam cerita gambar yang ditayangkan di depan.
Berdasarkan hasil dari penilaian
penelitian keterampilan berbicara mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, dengan memperoleh nilai Rata
berjumlah 75,6, dengan mencapai nilai ketuntasan 66,6% dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan memperoleh nilai Rata-rata 80,8, dengan mencapai nilai ketuntasan 86,6 %.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dalam
peningkatan keterampilan
menggunakan media Film Strip
lakukan, dapat dikemukakan saran
sebagai berikut: guru hendaknya bisa lebih meningkatkan keterampilan
dengan menggunakan media
siswa menanggapi cerita yang ditayangkan di depan supaya siswa yang tidak malu ke depan
termotivasi untuk berbicara.
Pada tahap pascaberbicara siswa
melakukan tanya jawab untuk menyimpulkan dan menentukan pesan-pesan serta moral yang ada terdapat dalam cerita gambar yang
hasil dari penilaian selama keterampilan berbicara mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, dengan memperoleh nilai Rata-rata pada siklus I berjumlah 75,6, dengan mencapai nilai ketuntasan 66,6% dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan memperoleh rata 80,8, dengan mencapai nilai
Berdasarkan hasil penelitian dalam
keterampilan berbicara
Film Strip yang peneliti lakukan, dapat dikemukakan saran - saran sebagai berikut: guru hendaknya bisa lebih terampilan berbicara siswa
kegiatan pembelajaran menggunakan
praberbicara, saat berbicara dan pasca
berbicara. Kepada sekolah supaya lebih
memberikan fasilitas untuk lebih
meningkatkan proses pembelajaran siswa,
salah satunya berupa media
pembelajaran contohnya Media
DAFTAR PUSTAKA
AG, Soejono, 1983. Metodik Khusus Bahasa
Indonesia. Bandung: Bina Kary
Ahmad, Rohani, 1997. Media Instruksional
Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rafi’udin, Ahmad. 1999. Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.
Jakarta: Depdikbud
kegiatan pembelajaran menggunakan tahapan
praberbicara, saat berbicara dan pasca
sekolah supaya lebih
memberikan fasilitas untuk lebih
meningkatkan proses pembelajaran siswa,
salah satunya berupa media-media
pembelajaran contohnya Media Film Strip.
DAFTAR PUSTAKA
Metodik Khusus Bahasa
Bandung: Bina Karya.
Media Instruksional
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.
Azhar, Arsyad. 2010.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Depdiknas. 2006. Kurikulkum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: BNSP. Djago, Tarigan. 1991.
Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.
Kunandar. 2008.
Implementasi KTSP dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru.
PT Raja Grafindo Persada.
Mulyani. 1999. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Depdikbud.
Suhana, dkk. 2005. Strategi belajar mengajar
Bahasa Indonesia.
Setia.
Sugiono. 2007. Analisis Data Kualitatif,
terjemahan Tjetjep Rohindi Rohit
tersedia dalam
http:/www.blogger.com/frds/898166504 004520/
Azhar, Arsyad. 2010. MediaPembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kurikulkum Tingkat Satuan
Jakarta: BNSP.
Pendidikan Bahasa
Jakarta: Depdikbud.
Guru Profesional Implementasi KTSP dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta:
aja Grafindo Persada.
Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Depdikbud.
Strategi belajar mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka
Analisis Data Kualitatif, terjemahan Tjetjep Rohindi Rohit
tersedia dalam