• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bahwa siswa pada kedua kelas tersebut memiliki pengetahuan awal yang relatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bahwa siswa pada kedua kelas tersebut memiliki pengetahuan awal yang relatif"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

61 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Posttest Penguasaan Konsep Siswa

Berdasarkan hasil pengujian pada data posttest sebelumnya telah diketahui

bahwa siswa pada kedua kelas tersebut memiliki pengetahuan awal yang relatif

sama tentang konsep-konsep dalam materi indera penglihatan, maka untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh metode role playing pada pembelajaran indera

penglihatan yang bermuatan nilai terhadap penguasaan konsep siswa cukup dilihat

dengan membandingkan median nilai posttest pada kelas eksperimen dengan

kelas kontrol.

Nilai posttest yang diperoleh menggambarkan kondisi penguasaan konsep

siswa setelah melaksanakan pembelajaran, dengan demikian dapat diketahui ada

tidaknya pengaruh dari metode pembelajaran yang diterapkan. Pada kelas

eksperimen proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode role

playing yang bermuatan nilai. Pada kelas kontrol pembelajaran dilaksanakan dengan metode yang biasa dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di kelas

tersebut yaitu metode ceramah dan diskusi kelas.

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat perolehan median, nilai maksimum dan

minimum posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam tabel tersebut

menunjukkan median nilai posttest pada kelas eksperimen sebesar 70,8 dengan

(2)

kontrol dalam tabel tersebut diketahui bahwa median nilai posttest pada kelas

tersebut adalah sebesar 67,5 dengan nilai maksimum sebesar 84 dan nilai

minimumnya sebesar 44. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hasil

penerapan metode role playing pada pembelajaran alat indera yang bermuatan

nilai memberikan pengaruh terhadap penguasaan konsep siswa. Hal tersebut

dibuktikan pada kelas eksperimen yang melaksanakan pembelajaran dengan

metode role playing menunjukkan nilai median kelas yang lebih tinggi dari kelas

kontrol. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan median posttest kedua kelas

tersebut maka dilakukan pengujian dengan prosedur statistik. Data selengkapnya

ada di lampiran E.2.

Tabel 4.1

Data Posttest Penguasaan Konsep Indera Penglihatan pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Posttest Penguasan Konsep Siswa

Eksperimen Kontrol Kesimpulan Uji Wilcoxon

Rata-rata 68,67 67,14 Jhit = 0,79

Jtab = 1,96

Jhit < Jtab

Kesimpulan:

H0 ditolak, berarti terdapat

perbedaan signifikan median posttest penguasaan konsep siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Median 70,8 67,5

Max 84 84

Min 48 44

Uji Normalitas Tidak berdistribusi normal Tidak berdistribusi normal Uji Homogenitas

Varians sama (homogen)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa harga Jhit < Jtab atau

0,79 < 1,96. Berarti H0 ditolak, dan disimpulkan bahwa metode role playing

bermuatan nilai pada materi indera penglihatan manusia yang diterapkan dalam

(3)

Untuk memberikan penguatan terhadap hasil penelitian dari pengaruh

penerapan metode role playing pada pembelajaran maka hasil pengujian statistik

di atas juga ditunjang oleh informasi gain yang tercantum pada Tabel 4.2.

Berdasarkan pada tabel tersebut menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki

indeks gain yang lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Peningkatan

rata-rata pada kelas eksperimen dari hasil pretest sebesar 51,90 menjadi 68,67

pada hasil posttest dengan indeks gain sebesar 0,34 (sedang). Adapun pada kelas

kontrol peningkatan rata-rata terjadi pada pretest sebesar 49,52 menjadi 67,14

pada hasil posttest dengan indeks gain sebesar 0,33 (sedang). Data selengkapnya

ada di lampiran E.2.

Tabel 4.2

Data Gain Penguasaan Konsep

Indera Penglihatan pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas

Penguasaan Konsep Siswa

Rata-rata Indeks Gain Kriteria Pretest Posttest Eksperimen 51,90 68,67 0,34 Sedang Kontrol 49,62 67,14 0,33 Sedang

Penerapan metode role playing pada pembelajaran indera penglihatan

manusia yang bermuatan nilai juga berfungsi sebagai pendorong usaha

pencapaian hasil belajar yang diketahui melalui nilai rata-rata posttest siswa

dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimial (KKM) yang berlaku di

sekolah. Dengan demikian nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen sebesar

68,67 dan kelas kontrol dengan rata-rata 67,14 menunjukkan bahwa penguasaan

(4)

2. Posttest Skala Sikap Siswa

Pada pengolahan data pretest sebelumnya disimpulkan bahwa tidak

terdapat perbedaan signifikan antara sikap awal siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol terhadap nilai-nilai sains yang terkandung dalam konsep indera

penglihatan manusia. Dengan demikian untuk melihat ada tidaknya pengaruh

metode role playing terhadap sikap siswa maka cukup dilihat dari perolehan

posttest kelas eksperimen yang dibandingkan dengan kelas kontrol. Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang

signifikan terhadap sikap siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode

role playing pada konsep indera penglihatan manusia yang bermuatan nilai. Untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis tersebut maka dilakukan pengujian

hipotesis dengan membandingkan antara median posttest kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui untuk posttest skala sikap kelas

eksperimen adalah 47,8 sedangkan kelas kontrol 45,4. Nilai maksimum untuk

kelas eksperimen dan kelas kontrol sama yaitu 60. Begitu juga dengan nilai

minimum kelas eksperimen dan kelas kontrol sama yaitu 33.

Untuk mengetahui signifikansi perbedaan median posttest pada kedua kelas

tersebut maka dilakukan dengan pengujian statistik terhadap data tersebut. Dari

Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa harga Jhit < Jtab atau 1,65 < 1,96. Berarti H0

ditolak dan disimpulkan bahwa pengaruh metode role playing yang bermuatan

(5)

memberikan pengaruh pada sikap siswa terhadap nilai-nilai sains dalam materi

indera penglihatan manusia. Data selengkapnya ada di lampiran E.4.

Tabel 4.3

Data Posttest Skala Sikap Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol terhadap nilai-nilai sains dalam konsep indera penglihatan manusia

Posttest Penguasan Konsep Siswa

Eksperimen Kontrol Kesimpulan Uji Wilcoxon

Median 48,98 45,4 Jhit = 1,65

Jtab = 1,96

Jhit < Jtab

Kesimpulan:

H0 ditolak, berarti terdapat

perbedaan signifikan median posttest skala sikap siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Max 60 60

Min 33 33

Uji Normalitas Tidak berdistribusi

normal

Tidak berdistribusi

normal Uji Homogenitas Varians sama (homogen)

Selain itu berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa sikap siswa pada kelas

eksperimen dapat menerima lebih baik terhadap setiap variabel nilai-nilai sains

yang diungkapkan dalam pembelajaran dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal

tersebut dapat diketahui dari persentase skor setiap variabel nilai-nilai sains pada

kelas eksperimen memiliki persentase yang lebih besar daripada kelas kontrol.

Data selengkapnya ada di lampiran E.4.

Tabel 4.4 Perbandingan Persentase Skor Variabel Nilai Sains Variabel

Penerimaan tiap variabel nilai

Dalam Skor Dalam %

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Nilai intelektual 416 390 82,54 77,38

Nilai religi 571 540 90,63 85,71

Nilai sosial politik 794 755 78,77 74,90

(6)

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan pengolahan data posttest melalui uji Wilcoxon diperoleh hasil

penelitian yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara median

posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol baik dalam penguasaan konsep maupun sikap siswa terhadap nilai-nilai sains yang terkandung dalam

pembelajaran indera penglihatan manusia. Melalui hasil uji tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa metode role playing pada pembelajaran indera penglihatan

manusia bermuatan nilai memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

penguasaan konsep dan sikap siswa.

1. Pengaruh Role Playing Terhadap Penguasaan Konsep Siswa

Berdasarkan nilai posttest yang telah diperoleh, terlihat adanya perbedaan

median posttest dari kelas eksperimen dan kontrol. Perbedaan tersebut dapat

dilihat pada Gambar 4.1 yang menunjukkan bahwa median nilai penguasaan

konsep indera penglihatan pada kelas eksperimen memiliki median lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol. Dimana pada kelas eksperimen median nilai

penguasaan konsepnya adalah 70,8, sedangkan pada kelas kontrol mediannya

adalah 67,5. Dengan adanya perbedaan hasil yang signifikan dari kedua kelas

tersebut menunjukkan bahwa metode role playing yang telah diterapkan pada

kelas eksperimen memberikan pengaruh terhadap penguasaan konsep siswa pada

materi indera penglihatan manusia.

(7)

70,8 67,5

Penguasaan Konsep Siswa

Eksperimen Kontrol

Gambar 4.1 Perbandingan Median Posttest Penguasaan Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Adanya perbedaan hasil belajar dalam hal penguasaan konsep diantara

kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah

satu faktor yang mempengaruhi adalah metode pembelajaran yang digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar. Role playing dalam penelitian ini merupakan

suatu metode, dimana menurut Slameto (2010) metode mengajar dapat

mempengaruhi belajar seseorang, sehingga apabila metode mengajar kurang baik,

maka akan berpengaruh kurang baik pula pada siswanya, bahkan dapat membuat

siswa kurang berminat terhadap pelajaran atau gurunya. Metode role playing pada

penelitian ini termasuk metode yang baik karena memberikan pengaruh positif

terhadap perkembangan belajar siswa. Hal tersebut terbukti dengan adanya

perbedaan yang signifikan antara nilai siswa kelas ekseprimen yang menggunakan

metode role playing dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah

dan diskusi kelas.

Pada kelas eksperimen yang menggunakan role playing dalam

pembelajaran indera penglihatan manusia terlihat ketertarikan dan minat siswa

(8)

karena mereka dituntut untuk melakukan aktivitas dan terlibat secara aktif

sehingga mereka lebih memahami suatu konsep dan dapat mengingatnya dalam

waktu yang lama. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna

karena dalam proses pembelajarannya siswa bermain peran menjadi beberapa

organ indera penglihatan yang nyata sebagai objek pembelajaran.

Sebagaimana diungkapkan sebelumnya bahwa belajar dengan melalui

pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik karena siswa akan lebih

memahami dan menguasai pelajaran tersebut (Winataputra, 1997:27). Dengan

demikian jelas karena metode role playing yang digunakan sesuai dengan

karakteristik materi dan tujuan pembelajarannya, maka metode tersebut dapat

menentukan terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga diperoleh

penguasaan konsep yang lebih baik.

2. Pengaruh Role Playing Terhadap Sikap Siswa

Metode role playing yang diterapkan dalam pembelajaran pada kelas

eksperimen tidak hanya berpengaruh terhadap penguasaan konsep saja namun

juga berpengaruh terhadap sikap siswa. Sikap siswa dalam penelitian ini yang

akan ditinjau adalah sikap siswa terhadap nilai-nilai sains yang terkandung dalam

materi indera penglihatan manusia.

(9)

45,4 47,8

Skala Sikap Siswa

Kontrol Eksperimen

Gambar 4.2 Perbandingan Median Posttest Skala Sikap Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan data posttest yang telah diambil dapat diketahui perbandingan

median skala sikap siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

disajikan pada Gambar 4.2. Dalam gambar tersebut nampak adanya perbedaan

median diantara kedua kelas tersebut. Pada kelas eksperimen memiliki median

skor posttest sebesar 47,8 sedangkan pada kelas kontrol mediannya sebesar 45,4.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kelas eksperimen memiliki median skor

posttest lebih besar daripada kelas kontrol.

Selain itu berdasarkan berdasarkan uji Wilcoxon diketahui bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan dari median posttest skala sikap siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa

siswa pada kelas eksperimen yang melaksanakan pembelajaran dengan metode

role playing memiliki sikap terhadap nilai-nilai sains yang lebih baik dalam menerima dan menghayati nilai-nilai sains yang diungkap dalam pembelajaran

indera penglihatan manusia yang bermuatan nilai dibandingkan dengan kelas yang

dalam pembelajarannya tidak menggunakan metode role playing. Hal tersebut

(10)

diperoleh pada setiap pernyataan untuk tiap kelas, maka sikap yang ditunjukkan

siswa semakin baik. Sesuai dengan prosedur dari skala Likert bahwa hasil yang

didapat dari penjumlahan skor, skor yang tertinggi yang mungkin dicapai

menunjukkan sikap yang paling positif (Mueller, 1990:9 dalam Darmansyah

2008:66).

Gambar 4.3 Perbandingan Perolehan Skor Tiap Variabel Nilai-nilai Sains Perbedaan tersebut juga dapat dilihat pada Gambar 4.3 yaitu perbandingan

sikap siswa dalam menerima nilai-nilai sains antara kelas eksperimen dan kontrol

yang dapat ditinjau dari perolehan skor tiap variabel nilai. Dalam setiap variabel

nilai kelas eksperimen memiliki skor yang lebih tinggi dari kelas kontrol.

Begitupun jika dilihat dari persentase skor yang tampak pada Gambar 4.4

menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki persentase tingkat penerimaan

(11)

82,54 78,77 73,02 90 ,63 77,38 74,9 67,72 85,71 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Nilai Intelektual Nilai Sosial Politik Nilia Pendidikan Nilai Religi P e r se n ( % ) Eksperimen Kontrol Berdasarkan pada Gambar 4.3 dapat diketahui perolehan skor nilai sosial

politik yang paling tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa pada proses

pembelajaran indera penglihatan manusia dengan metode role playing siswa dapat

memerankan langsung suatu proses kerjasama untuk menghasilkan penglihatan

yang normal. Siswa mampu menggali nilai-nilai itu sendiri dan membuat sikap

siswa terhadap kandungan nilai sosial politik akan lebih menerima karena siswa

melihat dan memerankan langsung proses penglihatan pada manusia.

Gambar 4.4 Perbandingan Persentase Penerimaan Tiap Variabel Nilai-nilai Sains

Selain itu dari gambar tersebut juga dapat diperoleh informasi tentang

variabel nilai yang memiliki persentase penerimaan dari yang paling tinggi hingga

paling rendah pada kedua kelas tersebut, yaitu nilai religi, nilai intelektual, nilai

sosial politik dan nilai pendidikan. Dari hasil data tersebut nilai pendidikan lebih

kecil daripada nilai-nilai yang lainnya, hal itu dikarenakan adanya perbedaan

jumlah pernyataan dalam skala sikapnya. Pada skala sikap untuk pernyataan nilai

(12)

lima pernyataan, nilai sosial politik delapan pernyataan dan nilai pendidikan

sebanyak tiga pernyataan. Berikut masing-masing penjelasannya.

a. Nilai Intelektual

Nilai intelektual adalah nilai yang melandasi kecerdasan manusia untuk

mengambil sikap dan perilaku yang tepat serta sikap kritis terhadap suatu masalah

setelah belajar bahan ajar (Yudianto, 2010:13). Dalam pengembangannya, nilai

intelektual senantiasa didasari oleh pemahaman tentang nilai praktis yaitu

berkaitan dengan konsep-konsep dasarnya. Pada kelas eksperimen konsep-konsep

yang telah dimiliki melalui metode pembelajaran role playing, para siswa

dihadapkan pada permasalahan yang langsung dialami sendiri dalam kehidupan

nyata. Contohnya dalam mengamati struktur dan fungsi indera penglihatan pada

manusia. Indera penglihatan merupakan salah satu oragan penting dalam tubuh

kita yang harus senantiasa dijaga. Dengan demikian sikap intelektual siswa adalah

memahami bagaimana penggunaan indera penglihatan yang baik, dan senantiasa

memakan makanan yang dapat menjaga agar mata bisa melihat secara normal.

Dengan siswa mengalami langsung kepada permasalahan yang ada maka

akan membuat pembelajaran bermakna dan penyampaian nilai-nilai intelektual

akan lebih efektif. Dengan demikian tidak heran jika pada variabel nilai

intelektual, persentase penerimaan siswa kelas eksperimen lebih besar

dibandingkan kelas kontrol yaitu 82,54% (skor 416) > 77,38% (390). Hal tersebut

dapat terjadi karena melalui kegiatan role playing siswa langsung memerankan

(13)

siswa untuk berpikir kritis dengan memanfaatkan pengetahuan akan

konsep-konsep yang telah dimiliki pada pembelajaran.

b. Nilai Sosial Politik

Nilai sosial politik merupakan kandungan nilai yang ada dalam bahan ajar

dengan menganalogikan atau mengumpulkan teori dengan kehidupan manusia

untuk dijadikan sebagai pelajaran (Yudianto, 2010:13). Dalam indera penglihatan

manusia terdapat bagian-bagian yang satu sama lain saling mempengaruhi. Untuk

menghasilkan penglihatan yang normal maka perlu kerjasama setiap

bagian-bagian dari indera penglihatan tersebut. Pada kelas eksperimen yang

melaksanakan pembelajaran dengan metode role playing siswa memerankan

langsung suatu proses kerjasama untuk menghasilkan penglihatan yang normal.

Melalui metode tersebut siswa dapat menggali dan menemukan kandungan nilai

sosial politik dari proses kerjasama tiap bagian pada indera penglihatan sehingga

dapat melihat dengan jelas. Siswa dapat melaksanakan proses kerjasama dalam

mencapai suatu tujuan yang jelas dan baik pada kehidupan sehari-hari.

Dengan siswa mampu menggali nilai-nilai itu sendiri akan membuat sikap

siswa terhadap kandungan niali sosial politik akan lebih menerima karena siswa

melihat langsung proses penglihatan dibandingkan dengan siswa yang hanya

memperolehnya melalui mendengar saja. Hal tersebut terbukti pada perbandingan

persentase penerimaan variabel nilai sosial politik pada kelas eksperimen adalah

78,77% (skor 794), sedangkan kelas kontrol 74,90% (skor 755), dengan demikian

(14)

dibandingkan dengan kelas kontrol. Penerimaan variabel nilai sosial politik yang

tinggi bisa disebabkan karena keheterogenan siswa-siswi di kelas eksperimen.

c. Nilai Pendidikan

Nilai pendidikan merupakan kandungan nilai yang diperoleh dengan

meniru fenomena alam atau hukum alam untuk membuat sesuatu atau berbuat

sesuatu (Yudianto, 2010: 17-18). Pada variabel nilai pendidikan persentase

penerimaan pada kelas eksperimen adalah 73,02% (skor 276) sedangkan pada

kelas kontrol 67,72% (skor 256). Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa pada

kelas eksperimen lebih baik dalam menerima nilai-nilai pendidikan dibandingkan

dengan kelas kontrol. Adanya perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh cara

penyampaian informasi mengenai kandungan nilai-nilai pendidikan tersebut.

Pada kelas eksperimen informasi disampaikan melalui metode role playing yang

menyajikan materi pembelajaran secara langsung sehingga siswa dapat menggali

nilai pendidikannya secara lebih luas dan langsung.

Kemampuan untuk meniru suatu fenomena alam senantiasa didasari oleh

penguasaan konsep dan akan lebih mudah didapat jika siswa tersebut mengamati

secara langsung fenomena tersebut dibandingkan jika ia hanya memperolehnya

melalui proses mendengar saja. Seperti, dalam indera penglihatan manusia yang

terdiri dari beberapa bagian yang semuanya saling mempengaruhi dan setiap

bagian tersebut senantiasa bekerja tanpa merasa lelah berdasarkan peranannya

masing-masing. Fenomena tersebut dapat dijadikan sebagai nilai pendidikan yaitu

(15)

pelajar dengan bersungguh-sungguh tanpa merasa lelah. Dengan metode tersebut

akan menjadikan pengalaman siswa lebih bermakna dan mampu membentuk serta

memperkuat sikap siswa terhadap nilai-nilai pendidikan. Hal demikianlah yang

menyebabkan adanya perbedaan persentase penerimaan pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol terhadap variabel nilai pendidikan.

d. Nilai Religi

Nilai religi merupakan kandungan nilai yang diperoleh dengan melihat dan

merenung tentang keteraturan, keunikan, dan kekaguman terhadap fenomena alam

yang dipelajari sehingga mampu mengingat kebesaran Tuhan YME serta

meningkatkan keimanan. Keimanan seseorang akan muncul bila dihadapkan

kepada pengamatan dan penghayatan terhadap alam sekitar dan alam luas tentang

adanya keteraturan, keunikan (Yudianto, 2010:13). Untuk nilai religius persentase

penerimaan pada kelas eksperimen adalah 90,63% (skor 571) sedangkan pada

kelas kontrol 85,71% (skor 540). Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa pada

kelas eksperimen memiliki sikap yang lebih baik dalam menerima nilai-nilai

religius dibandingkan pada kelas kontrol.

Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena pada kelas eksperimen

informasi mengenai nilai-nilai religius disampaikan dengan menghadapkan secara

langsung pada fenomena-fenomena alam yang ada dalam indera penglihatan

manusia, seperti fungsi bagian-bagian mata yang diciptakan dengan kekuasaan

Tuhan YME sehingga manusia dapat melihat hasil ciptaanNya. Dengan

(16)

akan lebih yakin terhadap kebesaran dan keagungan Tuhan YME sehingga lebih

dapat menerima nilai-nilai religius dibandingkan dengan kelas kontrol.

Selain dari pengaruh metode role playing, perlu diketahui juga bahwa

pembelajaran bernuansa pendidikan nilai senantiasa berpijak dan dikembangkan

dari penguasaan konsepnya yang disebut dengan nilai praktis. Penguasaan konsep

pada kelas ekseprimen menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan

kelas kontrol sehingga tidak heran jika sikap siswa kelas eksperimen terhadap

nilai-nilai sains juga lebih baik dalam penerimaannya dibandingkan dengan kelas

kontrol. Faktor eksternal seperti lingkungan keluarga dan tempat tinggal siswa

yang agamis juga bisa memberikan kontribusi dalam penerimaan variabel nilai

religi.

Sikap siswa merupakan salah satu hasil belajar selain dari pengetahuan

dan keterampilan motorik. Salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan

sikap menurut Krech et al. (1982) adalah adanya informasi yang diperoleh oleh

individu. Selain itu Bruner (Rustaman et al., 2003:5) menambahkan bahwa belajar

menyangkut tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan salah satu proses

tersebut adalah memperoleh informasi baru. Informasi baru yang telah diterima

oleh individu tersebut akan berpengaruh terhadap sistem keyakinan yang dapat

mengubah atau menguatkan keyakinannya tersebut sehingga membentuk sikap,

yaitu serangkaian keyakinan yang menentukan pilihan terhadap objek atau situasi

tertentu (Hakam, 2007:219). Dengan demikian jelaslah bahwa informasi baru

(17)

Mengikuti skema triadik, struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang

saling menunjang yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen

konatif (Azwar, 2010:24). Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang

mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Tentu saja

kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat. Sistem kepercayaan

seseorang akan dipengaruhi oleh informasi-informasi baru yang diterimanya.

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap

suatu objek sikap. Sedangkan komponen konatif menunjukkan bagaimana

perilaku atau kecenderungan seseorang berkaitan dengan objek sikap yang

dihadapinya (Azwar, 2010:27).

Dalam penelitian ini digunakan metode role playing sebagai metode

penyampaian informasi melalui nilai-nilai sains. Metode role playing dapat

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sikap siswa pada nilai-nilai sains

yang diungkapkan. Hal tersebut dapat dimungkinkan karena metode pembelajaran

role playing memiliki beberapa kelebihan yang mengacu pada metode yang tepat dalam penyampaian informasi sebagaimana dikemukakan di atas.

Kelebihan-kelebihan pada metode role playing diantaranya yaitu dalam

pelaksanaannya anak didik dapat melihat dan memahami proses kerja indera

penglihatan secara jelas dan terperinci dalam suatu kegiatan bermain peran yang

melibatkan beberapa indera seperti melihat, mendengar, berbicara, dan bergerak

secara langsung. Dalam metode role playing ini informasi tentang nilai-nilai sains

tidak hanya diperoleh siswa dari penjelasan guru yang hanya melibatkan indera

(18)

indera penglihatan secara langsung untuk dapat menggali niali-nilai sainsnya

sehingga menuntut siswa untuk menggunakan berbagai inderanya dengan baik.

Dalam pengungkapan nilai-nilai sains tidak hanya didengar oleh siswa

namun mereka juga menemukan sendiri nilai-nilai tersebut pada saat kegiatan role

playing seperti yang terkandung dalam nilai pendidikan yaitu prinsip kerjasama. Bahwa dalam menjalani kehidupan setiap individu harus menjalin kerjasama

dengan individu yang lainnya untuk mencapai tujuan yang maksimal. Nilai

tersebut dapat siswa temui pada bagian-bagian indera penglihatan manusia yang

saling bekerjasama untuk menghasilkan penglihatan yang normal.

Adanya penyisipan nilai-nilai sains juga bermanfaat dalam aplikasi

pengetahuan yang telah diperoleh dan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai

landasan dalam berperilaku. Selain itu dengan adanya pengetahuan dan

pengungkapan tentang nilai-nilai sains diharapkan siswa-siswa dapat mengenali

dirinya dan kesempurnaan indera penglihatannya sehingga pada akhirnya akan

menumbuhkan rasa syukur serta mengagungkan kebesaran dan kekuasaan Tuhan

YME sesuai dengan tujuan dari mata pelajaran Biologi yang tercantum dalam

Gambar

Gambar 4.1 Perbandingan Median Posttest Penguasaan Konsep Siswa Kelas  Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.2  Perbandingan Median Posttest Skala Sikap Siswa  Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.3 Perbandingan Perolehan Skor Tiap Variabel Nilai-nilai Sains  Perbedaan tersebut juga dapat dilihat pada Gambar 4.3 yaitu perbandingan
Gambar 4.4 Perbandingan Persentase Penerimaan           Tiap Variabel Nilai-nilai Sains

Referensi

Dokumen terkait

perencanaan tebal perkerasan lentur (flexible pavement) pada landas pacu (runway) sepanjang 2500 m untuk pesawat rencana B 737-900ER dengan menggunakan tiga metode

Saya Dina Octafrida M, mahasiswa Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2007 akan melakukan penelitian mengenai hubungan merokok dengan katarak di Poliklinik Mata Rumah

Perancangan sistem dimulai dari rangkaian sensor Soil Moisture, Arduino Nano, Orange PI , Pompa Air, Hasil penelitian menunjukkan bahwa prototipe system

Jenis Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Laporan Keuangan Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014- 2016.. Disetujui dan diterima

“ Barangsiapa yang ketika keluar rumah membaca (zikir): Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi, walaa haula wala quwwata illa billah (Dengan nama Allah, aku berserah diri

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak mengkaruniakan nikmat-Nya yang tak terhitung, salah satunya penulis dapat menyelesaikan skripsi

– Jika sistem baru tidak akurat mencerminkan model mental pengguna: hasilnya mencakup kerusakan dalam pemahaman, kebingungan, kesalahan, kehilangan kepercayaan, dan frustrasi

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul