• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DESA CIROMPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN PADI SEREMPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA CIROMPANG,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DESA CIROMPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN PADI SEREMPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA CIROMPANG,"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DESA CIROMPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

SISTEMBUDIDAYATANAMAN PADI SEREMPAK

DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA

KEPALA DESA CIROMPANG,

Menimbang : a. bahwa sumber daya alam nabati yang jenisnyaberaneka

ragam dan mempunyai peranan penting bagi kehidupan

sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu perlu dikelola dan dimanfaatkan secara lestari, selaras,

serasi dan seimbang bagi sebesar-besar kemakmuran

rakyat;

b. bahwa lahan pertanian pangan merupakan bagian dari

bumi sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besarkemakmurandankesejahteraanrakyatsebagaimana

diamanatkandalamUndang-UndangDasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

c. bahwa sistem pembangunan yang berkelanjutan dan

berwawasan Lingkungan perlu ditumbuhkembangkan

dalampembangunan pertanian secara menyeluruh dan

terpadu;

d. bahwa pertanian maju, efisien dan tangguh mempunyai

peranan yang penting dalam pencapaian pembangunan

tujuan nasional, yaitu terciptanya masyarakat adil

danmakmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar1945;

e. bahwa sistem budidaya tanaman yang merupakan bagian

dari pertanian perlu dikembangkan sejalan dengan

peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk

mewujudkanpertanian maju,efisien,dantangguh;

f. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas

dipandang perlu menetapkan Peraturan

Desa tentang sistem budidayatanamanyang dilindungi

oleh Pemerintah Desa dalam bentuk Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan dalamsuatu Peraturan

Desa;

Mengingat : 1. Undang – undang nomor 23 Tahun 2000 Tentang

Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182 ,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010 );

(2)

2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanam ;

3. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan ;

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-pokok Agraria ( Lembaran Negara Tahun1

960 Nomor104,TambahanLembaranNegaraNomor2043 );

5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentua

n-ketentuan PokokKehutanan ( Lembaran Negara Tahun

1967Nomor8,TambahanLembaran NegaraNomor2823 );

6. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan

( Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65,

Tambahan LembaranNegaraNomor3046 );

7. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan

-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan

Hidup ( Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12,

Tambahan LembaranNegaraNomor3215 );

8. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ( Lembaran

NegaraTahun1990Nomor49,TambahanLembaran Negara

Nomor3419 );

9. Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Undang – undang nomor

12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4344);

10. Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa,

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539 ) ;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 111 Tahun 2014 tentang

Pedoman Teknis Peraturan Di Desa;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2014 tentang

Pedoman Pembangunan Desa;

14. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Trans No. 1 Tahun 2016

tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;

15. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Trans No. 2 Tahun 2016

tentang Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 1 Tahun 2015

Tentang Desa ( Lembaran daerah kabupaten lebak tahun 2015 nomor 1 );

17. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 8 Tahun 2015

Tentang Adat Kasepuhan ;

18. Peraturan Desa Cirompang Nomor 6 Tahun 2015 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa ;

19. Peraturan Desa Cirompang Nomor 7 Tahun 2015 Tentang

Rencana Kerja Desa Tahun Anggaran 2016.

20. Peraturan Desa Cirompang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang

AnggaranPendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2016.

(3)

Denganpersetujuan

BADANPERMUSYAWARATANDESACIROMPANG

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG SISTEM BUDIDAYA

TANAMAN PADI SERENTAK

BABI

KETENTUANUMUM

Pasal1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lebak

2. PemerintahDaerahadalah Bupatidan Perangkat Daerahsebagai unsur

penyelenggaraPemerintahan Daerah

3. Bupati adalah Bupati Lebak.

4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah. 5. Camat adalah pimpinan Kecamatan sebagai unsur Perangkat Daerah.

6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan hak asal-usul dan adat istiadat

setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

Pemerintah Desa danBadan Permusyawaratan Desa dalam mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakatsetempat berdasarkan asal usul

dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur

penyelenggarapemerintahan desa.

9. Kepala Desa adalah pemimpin penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan Desa. 10.Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat dengan BPD

adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan Desa.

11.Peraturan Desa adalah Peraturan perundang-undangan yang dibuat

berdasarkan persetujuanbersama BPD dan Kepala Desa yang ditetapkan oleh

Kepala Desa.

12.Wilayah desa adalah wilayah Desa Cirompang Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak;

13.Masyarakat adalah masyarakat penduduk Desa Cirompang ;

14.Kegiatan adalah kegiatan untuk mendapatkan penghasilan dan

kegiatan lain yang dilakukanmasyarakat ;

15.Sistem budidaya tanaman adalah sistem pengembangan pemanfaatan sumber

dan daya alam nabati melalui upaya manusia yang, dengan modal,

teknologi dan sumberdaya lainnya menghasilkan barang guna

memenuhikebutuhanmanusiasecaralebihbaik

16.Plasma nutfah adalahsubstansi yang terdapat dalam kelompok makhluk

hidup, dan merupakan sumber sifat keturunan yang dapat

dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untuk menciptakan jenis

unggul atau kultivarbaru;

17. Pemuliaan tanaman adalah rangkaian kegiatan untuk mempertahankan

kemurnian jenis dan/atau varietas yang sudah ada atau menghasilkan

(4)

18. Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman

atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau

mengembangbiakkan tanaman;

19. Varietas adalah bagian dari suatu jenis yang ditandai oleh bentuk

tanaman,pertumbuhan, daun, bunga,buah, biji, dan sifat-sifatlain yang

dapatdibedakan dalamjenisyangsama;

20. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat benih tanaman setelah

melalui pemeriksaan, pengujian, dan pengawasan serta memenuhi

persyaratanuntukdiedarkan;

21. Perlindungan tanaman adalah segala upaya untuk mencegah kerugian

pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh organisme pengganggu

tumbuhan;

22. Organisme pengganggu tumbuhan adalah semua organisme yang dapat

merusak,mengganggukehidupan,ataumenyebabkankematiantumbuhan;

23. Eradikasi adalah tindakan pemusnahan terhadap tanaman, organisme

pengganggu tumbuhan, dan benda lain yang menyebabkan

tersebarnya organismepengganggutumbuhandilokasitertentu;

24. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam

penyediaan unsurhara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak

langsung;

25. Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur dan perangsang

tumbuh, bahan lain, serta organisme renik atau virus yang digunakan

untuk melakukanperlindungantanaman;

Pasal2

Sistem budidaya tanaman sebagai bagian pertanian berazaskan manfaat,

lestari,danberkesinambungan.

Pasal3

Sistembudidayatanamanbertujuan:

a. Meningkatkan dan memperluaspenganekaragaman hasil tanaman,guna

memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, industri dalam

negeri,danmemperbesarekspor;

b. meningkatkanpendapatandantarafhiduppetani;

c. mendorongperluasandanpemerataankesempatanberusahadan kesempatan

kerja.

Pasal4

Ruang lingkup sistem budidaya tanamanpadi meliputi proses kegiatan

produksi sampaidenganpascapanen.

BABII

PERENCANAANBUDIDAYATANAMAN

Pasal 5

(1) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pemerintah

Desa :

a.menyusun rencana pengembangan budidaya tanaman padi sesuai dengan

tahapan rencanapembangunannasional;

b.menetapkanwilayahpengembanganbudidayatanaman;

c.mengatur produksi budidaya tanaman tertentu berdasarkan kepentingan

nasional;

(5)

(2) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

Pemerintah Desamemperhatikankepentinganmasyarakat.

Pasal6

(1) Petani memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan jenis tanaman dan

pembudidayaannya.

(2) Dalam menerapkan kebebasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), petani

berkewajiban berperanserta dalam mewujudkan rencana pengembangan dan

produksi budidaya tanaman, sebagaimana dimaksud dalamPasal5.

(3) Apabila pilihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak dapat

terwujud karena ketentuan Pemerintah Desa , maka Pemerintah Desa

berkewajiban untukmengupayakanagarpetani yangbersangkutanmemperoleh

jaminanpenghasilantententu.

BABIII

PENYELENGGARAANBUDIDAYATANAMAN

BagianKesatu

PembukaandanPengolahanLahan,

DanPenggunaanMediaTumbuhTanaman

Pasal7

(1) Setiap orang atau badan hukum yang membuka dan mengolah lahan

dalam luasan tertentu untuk keperluan budidaya tanaman padi wajib

mengikuti tata cara yang dapat mencegah timbulnya kerusakan lingkunganhidup.

(2) Setiap orang atau badan hukum yang menggunakan media tumbuh

tanaman untuk keperluan budidaya tanaman wajib mengikuti tata cara yang

dapatmencegahtimbulnyapencemaranlingkungan.

BagianKedua

Perbenihan

Pasal8

Perolehan benih bermutuuntuk pengembanganbudidaya tanaman dilakukan

melalui kegiatan penemuan varietas unggul .

Pasal9

(1) Penemuanvarietasungguldilakukan melalui kegiatan pemuliaan tanaman.

(2) Pencarian dan pengumpulan plasma nutfah dalam rangka pemuliaan

tanaman dilakukan oleh Pemerintah Desa dan atau Kasepuhan .

(3) Kegiatan pencarian dan pengumpulan plasma nutfah sebagaimana dimaksud

dalam ayat (2), dapat dilakukan oleh perorangan atau badan hukum

berdasarkan izin.

(6)

Pasal10

(1) Introduksidari luar Desa dan atau Kasepuhan dilakukan dalam bentuk benih atau

materi indukuntukpemuliaantanaman.

(2) Introduksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan oleh Pemerintah Desa

dan dapat pula dilakukan oleh perorangan atau badan hukum.

Pasal11

PemerintahDesamelakukan pengawasan terhadap pengadaan dan peredaran

benihbina.

Pasal12

Pemerintah Desa dapat melarang pengadaan, peredaran, dan penanaman

benih tanaman tertentu yang merugikan masyarakat, budidaya tanaman,

sumber dayaalamlainnya,dan ataulingkunganhidup.

BagianKetiga

PengeluarandanPemasukan

TumbuhandanBenihTanaman

Pasal13

(1) PemerintahDesa menetapkan jenis tumbuhan yang pengeluaran dari dan

atau pemasukannya ke dalam wilayah Desa Cirompang memerlukan izin.

(2) Pengeluaran benih dari atau pemasukannya ke dalam Desa Cirompang wajib

mendapatkanizin.

(3) Benih harus memenuhi standar mutu benih bina.

BagianKeempat

Penanaman

Pasal14

(1) Penanaman merupakan kegiatan menanamkan benih pada petanaman yang

berupalahanataumediatumbuhtanaman.

(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditujukan untuk memperoleh

tanaman dengan pertumbuhan optimal guna mencapai produktivitasyangtinggi.

(3) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), penanaman

harusdilakukandengan tepatpolatanam,tepatbenih,tepat cara, tepatsarana,

dantepatwaktupadapetanamansiaptanam.

BagianKelima

Pemanfaatanair

Pasal15

(1) Pemerintah Desa mengatur dan membinapemanfaatan air untuk budidaya

tanaman.

(2) Pemanfaatan air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan

(7)

BagianKeenam

PerlindunganTanaman

Pasal16

(1) Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem pengendalian hama

terpadu.

(2) Pelaksanaan perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

menjaditanggungjawabmasyarakatdanPemerintah Desa.

Pasal17

Perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dilaksanakanmelalui

kegiatan:

a. pencegahan masuknya organisme pengganggu tumbuhan ke dalam dan

tersebarnya dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Pemerinta

han Desa Cirompang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

b. pengendalianorganismepengganggutumbuhan;

c. eradikasiorganismepengganggutumbuhan.

Pasal18

(1) Dalam pelaksanaan perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16, setiap orang atau badan hukum dilarang menggunakan sarana

dan atau cara yang dapat mengganggu kesehatan dan atau mengancam

keselamatanmanusia,menimbulkan gangguandan kerusakan sumberdayaalam

dan/ataulingkunganhidup.

(2) Ketentuan mengenai penggunaan sarana dan atau cara sebagaimana

dimaksuddalam ayat(1),diaturlebihlanjutdalam Peraturan Kepala Desa.

Pasal19

Setiap media pembawa organisme pengganggu tumbuhan yang dimasukkan

ke dalam, dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam, dan

dikeluarkan dari wilayah Desa Cirompang dikenakan tindakan

karantina tumbuhan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Pasal20

(1) Setiap orang atau badanhukumyangmemilikiataumenguasaitanaman

harus melaporkan adanya serangan organismepengganggu tumbuhan pada

tanamannyakepadaPemerintah Desa dan atau Kasepuhan yang berwenang dan

yang bersangkutan harus mengendalikannya.

(2) Apabila

seranga organisme pengganggu tumbuhansebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), merupakan eksplosi, Pemerintah Desa bertanggungjawab

menanggulanginyabersamamasyarakat.

Pasal21

(1) Pemerintah Desa dapat melakukan atau memerintahkan dilakukannya

eradikasi terhadap tanaman dan/atau benda lain yang menyebabkan

(8)

(2) Eradikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan apabila

organisme pengganggu tumbuhan tersebut dianggap sangat berbahaya dan

mengancamkeselamatantanamansecarameluas.

Pasal22

(1) Kepada pemilik yang tanaman dan/atau benda lainnya dimusnahkan

dalamrangkaeradikasidapatdiberikankompensasi.

(2) Kompensasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan hanya atas

tanaman dan/atau benda lainnya yang tidak terserang organisme pengganggu

tumbuhan tetapi harus dimusnahkan dalam rangka eradikasi.

Pasal23

Ketentuan mengenai pengendalian dan eradikasi organisme pengganggu

tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 butir b dan butir c serta

ketentuan mengenai kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21,

diaturlebihlanjutdenganPeraturanKepala Desa.

BagianKetujuh

PemeliharaanTanaman

Pasal24

(1) Pemeliharaantanamandiarahkanuntuk:

a. menciptakan kondisi pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang optimal;

b. menjagakelestarianlingkungan;

c. mencegah timbulnya kerugian pihak lain dan/atau kepentingan umum.

(2) Dalam pemeliharaan tanaman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), setiap

orang atau badan hukum dilarang menggunakan sarana dan/atau cara yang

mengganggu keselamatan dan/atau mengancam keselamatan manusia,

menimbulkan gangguan dan kerusakan sumber daya alam dan/atau

lingkunganhidup.

BagianKedelapan

Panen

Pasal25

(1) Panenmerupakankegiatanpemungutanhasilbudidayatanaman.

(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditujukan untuk memperoleh

hasil yang optimal dengan menekan kehilangandan kerusakanhasil serta

menjaminterpenuhinyastandarmutu.

(3) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), panen harus

dilakukan tepat waktu, tepat keadaan, tepat cara, dan tepat sarana.

(4) Dalam pelaksanaan panen sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), harus

dicegah timbulnya kerugian bagi masyarakat dan/atau kerusakan sumber

daya alamdan/ataulingkunganhidup.

Pasal26

(1) Pemerintah Desa dan masyarakat berkewajiban untuk mewujudkan tujuan

(9)

(2) Pemerintah Desa wajib berupaya untuk meringankan beban petani kecil

berlahan sempit yang budidaya tanamannya gagalpanenkarenabencana

alam.

(3) PemerintahDesa dapat menetapkan pengaturan mengenai panen budidaya

tanaman.

BagianKesembilan

PascaPanen

Pasal27

(1) Pasca panen meliputikegiatanpembersihan,pengupasan,sortasi, pengawetan,

pengemasan, penyimpanan, standardisasi mutu, dan transportasihasil produksi

budidayatanaman.

(2) Kegiatan pasca panen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditujukan

untuk meningkatkan mutu, menekan tingkat kehilangan dan/atau kerusakan,

memperpanjang daya simpan, dan meningkatkan daya guna serta nilai

tambahhasilbudidayatanaman.

Pasal28

(1) Terhadap hasil budidaya tanaman yang dipasarkan diterapkan standar mutu.

(2) Pemerintah menetapkan jenis hasil budidaya tanaman yang harus memenuhi

standarmutusebagaimanadimaksuddalamayat(1).

(3) Pemerintah mengawasimutuhasilbudidayatanaman sebagaimana dimaksud

dalamayat(1).

Pasal29

Ketentuan mengenai pasca panen dan standar mutu hasil budidaya tanaman

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27dan Pasal28, diatur lebih lanjut oleh

Pemerintah Desa dan Kasepuhan.

Pasal30

(1) Pemerintah Desamenetapkan standar unit pengolahan, alat transportasi, dan

unit penyimpananhasilbudidayatanaman.

(2) Pemerintah Desa melakukan akreditasi atas kelayakan unitpengolahan,

alat transportasi, dan unit penyimpanan sebagaimana dimaksud dalam ayat(1).

(2) Pemerintah Desadan lembaga badan hukum melakukan pengawasan terhadap

unit pengolahan, alat transportasi, dan unit penyimpanan hasil budidaya

tanaman, sebagaimanadimaksuddalamayat(1).

Pasal31

Pemerintah Desamenetapkan tata cara atas mutu unit pengolahan, alat

transportasi,danunitpenyimpananhasilbudidayatanaman.

Pasal32

(10)

BABIV

SARANAPRODUKSI

BagianKesatu

Pupuk

Pasal33

(1) Pupuk yang beredar di dalam wilayah Desa Cirompang wajib memenuhi

standarmutudanterjaminefektivitasnya.

(2) Pemerintah Desa menetapkan standar mutu pupukserta jenis pupuk yang

bolehdigunakan.

(3) Pemerintah Desa mengawasipengadaanpupukdanperedaranpupuk.

BagianKedua

Pestisida

Pasal34

(1) Pestisida yang akan diedarkan didalam wilayah Desa Cirompang wajib

terdaftar, memenuhi standar mutu, terjamin efektivitasnya, aman bagi manusia

dan lingkungan hidup, serta diberi label.

(2) Pemerintah Desa menetapkan standar mutu pestisida sebagaimana dimaksud

dalam ayat(1),danjenispestisidayangbolehdigunakan.

Pasal35

PemerintahDesamelakukan pendaftaran dan mengawasi pengadaan, peredaran,

sertapenggunaanpestisida.

Pasal36

Pemerintah Desa dapat melarang atau membatasi peredaran dan/atau

penggunaanpestisidatertentu.

Pasal37

Setiap orang atau badan hukum yang menguasai pestisida yang dilarang

peredarannya atau yang tidak memenuhi standar mutu atau rusak atau

tidakterdaftarwajibmemusnahkannya.

BagianKetiga

AlatdanMesin

Pasal38

(1) Pemerintah Desa menetapkan jenis dan standar alat dan mesin budidaya

tanamanyangproduksisertaperedarannyaperludiawasi.

(2) Alat dan mesin budidaya tanaman sebagaimana dimaksud dalamayat (1),diuji

(11)

BABV

TATARUANGDANTATAGUNATANAH

BUDIDAYATANAMAN

Pasal39

(1) Pemanfaatan lahan untuk keperluan budidaya tanaman disesuaikan

dengan ketentuan tata ruang dan tata guna tanah berdasarkan peraturan

perundang-undanganyangberlaku.

(2) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan

dengan memperhatikan kesesuaian dan kemampuan lahan maupun pelestarian

lingkunganhidupkhususnyakonservasitanah.

Pasal40

Perubahan rencana tata ruang yang mengakibatkan perubahan peruntukan

budidaya tanaman guna keperluan lain dilakukan dengan memperhatikan

rencanaproduksibudidayatanamansecaranasional.

Pasal41

(1) Pemerintah Desa menetapkan luas maksimum lahan untuk unit usaha

budidaya tanaman yang dilakukan di atas tanah yang dikuasai oleh negara.

(2) Setiap perubahan jenis tanaman pada unit usaha budidaya tanaman di atas

tanahyang dikuasaioleh masyarakatharus memperoleh persetujuan Pemerintah

Desa.

BABVI

PENGUSAHAAN

Pasal42

(1) Usaha budidaya tanaman hanya dapat dilakukan oleh perorangan warga

Desa Cirompang atau badan usaha yang berbentuk badan hukum yang

didirikanmenurutPeraturan DesadanberkedudukandiDesa Cirompang.

(2) Badan usaha yang berbentuk badan hukum sebagaimana dimaksud dalam

ayat(1),dapatberupa:

a. Koperasi;atau

b. Badan Usaha Milik Desa ;atau

c. Perusahaanswasta.

(3) Badan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), diarahkan untuk

bekerjasama secara terpadu dengan masyarakat petani dalam melakukan

usahabudidayatanaman.

(4) Pemerintah Desa dapat menugaskan badan usaha sebagaimana dimaksud

dalam ayat(2),untukpengembangan kerjasama sebagaimana dimaksud dalam

ayat (3).

Pasal43

(1) Perorangan warga Desa Cirompang atau badan hukum sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1), yang melakukan usaha budidaya

(12)

(2) Pemberianizinsebagaimana dimaksud dalam ayat (1),harus memperhatikan

aspek ekonomi, sosial, budaya, sumberdayaalam, lingkunganhidup, dan

kepentingan strategislainnya.

(3) Badan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diarahkan untuk

mengembangkan keterpaduan kegiatan budidaya tanaman padi dengan

industri danpemasaranproduknya.

Pasal44

Pemerintah Desa membina usaha lemah serta mendorong dan membina

terciptanya kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan antara

pengusahalemahdanpengusahakuatdibidangbudidayatanaman padi.

Pasal45

(1) Setiap orang atau badan hukum yang dalam melakukan budidaya tanaman padi

memanfaatkan jasa atau sarana yang disediakan oleh Pemerintah

Desa dapatdikenakanpungutan.

(2) Petani kecil berlahan sempit yang melakukan kegiatan budidaya tanaman

padi hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tidak

dikenakanpungutansebagaimanadimaksuddalamayat(1).

BABVII

PEMBINAANDANPERANSERTAMASYARAKAT

Pasal46

(1) PemerintahDesa bersama Kasepuhan melaksanakanpembinaanbudidaya

tanaman padi dalam bentuk pengaturan, pemberian bimbingan, dan pengawasan

terhadap penyelenggaraan budidayatanaman padi.

(3) Pembinaanbudidayatanamanpadidiarahkanuntuk meningkatkan produksi,

mutu dan nilai tambah hasil budidaya tanaman serta efisiensi penggunaan lahan

dan saranaproduksi.

(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), didasarkan pada

pemenuhan kebutuhan dalam desa,keunggulankomparatif,dan permintaan

pasarkomoditibudidayatanamanpadi yangbersangkutan.

Pasal47

Pemerintah Desa mendorong danmengarahkanperan serta organisasi profesi

terkait dalam pembinaan budidaya tanaman sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 46 ayat(1).

Pasal48

(1) Pemerintah Desa menyelenggarakan penelitian di bidang budidaya tanaman

padi yang diarahkanbagikepentinganmasyarakat.

(2) Pemerintah Desa membina dan mendorong masyarakat untuk

(13)

Pasal49

(1) Pemerintah Desa menyelenggarakan pengembangan sumberdaya manusia di

bidang budidayatanaman padimelalui kegiatan pendidikan dan pelatihan

serta mendorong dan membina masyarakat untuk melakukan kegiatan

tersebut.

(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditujukan untuk memenuhi

kebutuhandanmeningkatkankualitassumberdayamanusia.

Pasal50

(1) Pemerintah Desa menyelenggarakan penyuluhan budidaya tanaman padi serta

mendorong dan membina peran serta masyarakat untuk melakukan

kegiatanpenyuluhandimaksud.

(2) Pemerintah Desa berkewajiban memberikan pelayanan informasi yang

mendukung pengembangan budidaya tanaman padi serta mendorong dan

membinaperan sertamasyarakatdalampemberianpelayanantersebut.

BABIX

PENYIDIKAN

Pasal51

(1) Selain penyidik Linmas Desa Cirompang, juga petugas

tertentu di lingkungan Desa Cirompang yang lingkup tugas

dan tanggung jawabnya di bidang pertanian, dapat diberi wewenang

khusus sebagai penyidik;

(2) Penyidiksebagaimanadimaksuddalamayat(1),berwenanguntuk:

a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan

dengantindakpidanadibidangbudidayatanaman;

b. melakukan pemanggilan terhadap seseorang untuk didengar dan diperiksa

sebagai tersangka atau sebagai saksi dalam tindak pidana dibidang budidaya

tanaman;

c. melakukan penggeledahan dan penyitaanbarangbuktitindakpidana dibidang

budidayatanaman;

d. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan sehubungan dengan

tindakpidanadibidangbudidayatanaman;

e. membuatdanmenandatanganiberitaacara;

f.

menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukupbuktitentang adanya

tindakpidanadibidangbudidayatanaman.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), memberitahukan dimulainya

penyidikan dan melaporkan hasil penyidikannya kepadaPemerintah Desa

BABX

KETENTUANSANKSI

Pasal52

(1) Barangsiapadengansengaja:

a. mencari dan mengumpulkan plasma nutfah tidak berdasarkan izin

(14)

b. mengeluarkanbenih dari ataumemasukkankedalam wilayah Desa Cirompang

tanpaizinsebagaimanadimaksuddalamPasal13 ayat(2);

c. menggunakan cara dan/atau sarana perlindungan tanaman yang mengganggu

kesehatan dan mengancam keselamatan manusia atau menimbulkan

kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksuddalamPasal17ayat(1);

d.

mengedarkan pupuk yang tidak sesuai dengan label sebagaimana

dimaksuddalamPasal33ayat(1);

g. mengedarkan pestisida yang tidak terdaftar atau tidak sesuaidengan label

sebagaimanadimaksuddalamPasal34ayat(1);

h. tidak memusnahkan pestisida yang dilarang peredarannya, tidak memenuhi

standar mutu, rusak atau tidak terdaftar sebagaimanadimaksuddalamPasal

36;

i. melanggar ketentuanpelaksanaanPasal16; maka akan diberikan sanksi sesuai

dengan aturan perundang-undangan yang berlaku oleh pemerintah desa dan kasepuhan.

(2) Barangsiapakarenakelalaiannya:

a.mencari dan mengumpulkan plasma nutfah tidak berdasarkan izin

sebagaimanadimaksuddalamPasal9ayat(3);

b.mengeluarkan benih dariataumemasukkankedalam wilayah Desa

Cirompang tanpaizinsebagaimanadimaksuddalamPasal13 ayat(2);

c.menggunakan cara dan/atausaranaperlindungantanaman yang mengganggu

kesehatan dan mengancam keselamatan manusia atau menimbulkan kerusakan

lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalamPasal17ayat(1);

d.mengedarkan pupuk yang tidak sesuai dengan label sebagaimana dimaksud

dalamPasal33ayat(1);

f.mengedarkan pestisida yang tidak terdaftar atau tidak sesuaidengan label

sebagaimanadimaksuddalamPasal34ayat(1);

g.tidak memusnahkan pestisida yang dilarang peredarannya, tidak memenuhi

standar mutu, rusak atau tidak terdaftar sebagaimana dimaksuddalamPasal

36;

h. melanggar ketentuanpelaksanaanPasal16;

maka akan diberikan teguran oleh Pemerintah Desa dan Kasepuhan.

Pasal53

(1) Barangsiapadengansengaja:

a.tidak mengikuti tata cara pembukaan dan pengolahan lahan atau

penggunaan media tumbuh tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal7;

b.melakukansertifikasi tanpa izin sebagaimanadimaksud dalam Pasal 14ayat(1);

c.dalam memelihara tanaman menggunakan sarana dan/atau cara

yang mengganggu kesehatan dan mengancam keselamatan manusia,

menimbulkan gangguan dan kerusakan sumberdaya alam, dan ataulingkungan

hidupsebagaimanadimaksuddalamPasal24ayat(2);

d.melakukan usaha budidaya tanaman tanpa izin sebagaimana

dimaksuddalamPasal43ayat(1);

e. melanggarketentuanpelaksanaanPasal34;

maka akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku oleh Pemerintah Desa dan Kasepuhan.

(2) Barangsiapakarenakelalaiannya:

a.tidak mengikuti tata cara pembukaan dan pengolahan lahan atau

penggunaan media tumbuh tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal7;

b.melakukansertifikasi tanpa izin sebagaimanadimaksud dalam Pasal 14ayat(1);

c.dalam memelihara tanaman menggunakan sarana dan/atau cara

yang mengganggu kesehatan dan mengancam keselamatan manusia,

menimbulkan gangguan dan kerusakan sumberdaya alam, dan ataulingkungan

hidupsebagaimanadimaksuddalamPasal24ayat(2);

d.melakukan usaha budidaya tanaman tanpa izin sebagaimana

(15)

e.melanggarketentuanpelaksanaanPasal34;

maka akan diberikan teguran oleh Pemerintah Desa dan Kasepuhan.

Pasal54

(1) TindakpidanasebagaimanadimaksuddalamPasal52ayat(1),danPasal 53ayat

(1),adalahkejahatan.

(2) TindakpidanasebagaimanadimaksuddalamPasal52ayat(2),danPasal 53ayat

(2),adalahpelanggaran.

Pasal55

Tumbuhan dan/atau sarana budidaya tanaman yang diperoleh dan/atau

digunakan untuk melakukan tindak pidana yang dimaksud dalam Peraturan

Desa inidapatdisita ole Pemetintah Desa .

BABXI

KETENTUANPERALIHAN

Pasal56

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Desa ini semua peraturan Peraturan

Desa di bidang budidaya tanamanpadi yang tidak bertentangan dengan

Peraturan Desa ini tetap berlaku selama belum ditetapkan

penggantinyaberdasarkandenganPeraturan Desa.

BABXII

KETENTUANPENUTUP

Pasal57

Peraturan Desa ini mulai berlaku padatanggaldiundangkan. Agar setiap orang

mengetahuinya., memerintahkan Peraturan Desa ini dengan penempatannya

dalam Lembaran Peraturan Desa Cirompang.

DisahkandiCirompang

padatanggal 16 Oktober 2016

KEPALA DESA CIROMPANG,

SARINUN

Diundangkan diCirompang

padatanggal 16 Oktober 2016

SEKRETARIS DESA CIROMPANG,

EMAN SUHERMAN

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Bangun Serah Guna adalah Pemanfaatan Barang milik Desa berupa Tanah oleh Pihak lain dengan cara mendirikan Bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah

1) Pengembangan usaha wisata di desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, wajib mendaftarkan kegiatan usahanya berdasarkan jenis usaha wisata yang

1) Pengembangan usaha wisata di desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, wajib mendaftarkan kegiatan usahanya berdasarkan jenis usaha wisata yang

(1) Susunan kepengurusan BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dipilih oleh masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang

Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disebut RKP Desa merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang memuat rencana penyelenggaraan

(1) Pengembangan BUM Desa yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) huruf b

bahwa Pengelolaan Asset Desa yang merupakan sumber Pendapatan Asli Desa (PADes) harus dikelola secara baik sesuai tata perundang- undangan yang berlaku dan

bahwa Pengelolaan Asset Desa yang merupakan sumber PAD (Pendapatan Asli Desa) harus dikelola secara baik sesuai tata perundang- undangan yang berlaku dan digunakan untuk