PERATURAN DESA CIROMPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG
SISTEMBUDIDAYATANAMAN PADI SEREMPAK
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA
KEPALA DESA CIROMPANG,
Menimbang : a. bahwa sumber daya alam nabati yang jenisnyaberaneka
ragam dan mempunyai peranan penting bagi kehidupan
sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu perlu dikelola dan dimanfaatkan secara lestari, selaras,
serasi dan seimbang bagi sebesar-besar kemakmuran
rakyat;
b. bahwa lahan pertanian pangan merupakan bagian dari
bumi sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarkemakmurandankesejahteraanrakyatsebagaimana
diamanatkandalamUndang-UndangDasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
c. bahwa sistem pembangunan yang berkelanjutan dan
berwawasan Lingkungan perlu ditumbuhkembangkan
dalampembangunan pertanian secara menyeluruh dan
terpadu;
d. bahwa pertanian maju, efisien dan tangguh mempunyai
peranan yang penting dalam pencapaian pembangunan
tujuan nasional, yaitu terciptanya masyarakat adil
danmakmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar1945;
e. bahwa sistem budidaya tanaman yang merupakan bagian
dari pertanian perlu dikembangkan sejalan dengan
peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk
mewujudkanpertanian maju,efisien,dantangguh;
f. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas
dipandang perlu menetapkan Peraturan
Desa tentang sistem budidayatanamanyang dilindungi
oleh Pemerintah Desa dalam bentuk Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan dalamsuatu Peraturan
Desa;
Mengingat : 1. Undang – undang nomor 23 Tahun 2000 Tentang
Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182 ,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010 );
2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanam ;
3. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan ;
4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-pokok Agraria ( Lembaran Negara Tahun1
960 Nomor104,TambahanLembaranNegaraNomor2043 );
5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentua
n-ketentuan PokokKehutanan ( Lembaran Negara Tahun
1967Nomor8,TambahanLembaran NegaraNomor2823 );
6. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
( Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65,
Tambahan LembaranNegaraNomor3046 );
7. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan
-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup ( Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12,
Tambahan LembaranNegaraNomor3215 );
8. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ( Lembaran
NegaraTahun1990Nomor49,TambahanLembaran Negara
Nomor3419 );
9. Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang – undang nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4344);
10. Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539 ) ;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 111 Tahun 2014 tentang
Pedoman Teknis Peraturan Di Desa;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa;
14. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Trans No. 1 Tahun 2016
tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;
15. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Trans No. 2 Tahun 2016
tentang Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 1 Tahun 2015
Tentang Desa ( Lembaran daerah kabupaten lebak tahun 2015 nomor 1 );
17. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 8 Tahun 2015
Tentang Adat Kasepuhan ;
18. Peraturan Desa Cirompang Nomor 6 Tahun 2015 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa ;
19. Peraturan Desa Cirompang Nomor 7 Tahun 2015 Tentang
Rencana Kerja Desa Tahun Anggaran 2016.
20. Peraturan Desa Cirompang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang
AnggaranPendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2016.
Denganpersetujuan
BADANPERMUSYAWARATANDESACIROMPANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG SISTEM BUDIDAYA
TANAMAN PADI SERENTAK
BABI
KETENTUANUMUM
Pasal1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lebak
2. PemerintahDaerahadalah Bupatidan Perangkat Daerahsebagai unsur
penyelenggaraPemerintahan Daerah
3. Bupati adalah Bupati Lebak.
4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah. 5. Camat adalah pimpinan Kecamatan sebagai unsur Perangkat Daerah.
6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan hak asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa danBadan Permusyawaratan Desa dalam mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakatsetempat berdasarkan asal usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggarapemerintahan desa.
9. Kepala Desa adalah pemimpin penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan Desa. 10.Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat dengan BPD
adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan Desa.
11.Peraturan Desa adalah Peraturan perundang-undangan yang dibuat
berdasarkan persetujuanbersama BPD dan Kepala Desa yang ditetapkan oleh
Kepala Desa.
12.Wilayah desa adalah wilayah Desa Cirompang Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak;
13.Masyarakat adalah masyarakat penduduk Desa Cirompang ;
14.Kegiatan adalah kegiatan untuk mendapatkan penghasilan dan
kegiatan lain yang dilakukanmasyarakat ;
15.Sistem budidaya tanaman adalah sistem pengembangan pemanfaatan sumber
dan daya alam nabati melalui upaya manusia yang, dengan modal,
teknologi dan sumberdaya lainnya menghasilkan barang guna
memenuhikebutuhanmanusiasecaralebihbaik
16.Plasma nutfah adalahsubstansi yang terdapat dalam kelompok makhluk
hidup, dan merupakan sumber sifat keturunan yang dapat
dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untuk menciptakan jenis
unggul atau kultivarbaru;
17. Pemuliaan tanaman adalah rangkaian kegiatan untuk mempertahankan
kemurnian jenis dan/atau varietas yang sudah ada atau menghasilkan
18. Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman
atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau
mengembangbiakkan tanaman;
19. Varietas adalah bagian dari suatu jenis yang ditandai oleh bentuk
tanaman,pertumbuhan, daun, bunga,buah, biji, dan sifat-sifatlain yang
dapatdibedakan dalamjenisyangsama;
20. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat benih tanaman setelah
melalui pemeriksaan, pengujian, dan pengawasan serta memenuhi
persyaratanuntukdiedarkan;
21. Perlindungan tanaman adalah segala upaya untuk mencegah kerugian
pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh organisme pengganggu
tumbuhan;
22. Organisme pengganggu tumbuhan adalah semua organisme yang dapat
merusak,mengganggukehidupan,ataumenyebabkankematiantumbuhan;
23. Eradikasi adalah tindakan pemusnahan terhadap tanaman, organisme
pengganggu tumbuhan, dan benda lain yang menyebabkan
tersebarnya organismepengganggutumbuhandilokasitertentu;
24. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam
penyediaan unsurhara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak
langsung;
25. Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur dan perangsang
tumbuh, bahan lain, serta organisme renik atau virus yang digunakan
untuk melakukanperlindungantanaman;
Pasal2
Sistem budidaya tanaman sebagai bagian pertanian berazaskan manfaat,
lestari,danberkesinambungan.
Pasal3
Sistembudidayatanamanbertujuan:
a. Meningkatkan dan memperluaspenganekaragaman hasil tanaman,guna
memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, industri dalam
negeri,danmemperbesarekspor;
b. meningkatkanpendapatandantarafhiduppetani;
c. mendorongperluasandanpemerataankesempatanberusahadan kesempatan
kerja.
Pasal4
Ruang lingkup sistem budidaya tanamanpadi meliputi proses kegiatan
produksi sampaidenganpascapanen.
BABII
PERENCANAANBUDIDAYATANAMAN
Pasal 5
(1) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pemerintah
Desa :
a.menyusun rencana pengembangan budidaya tanaman padi sesuai dengan
tahapan rencanapembangunannasional;
b.menetapkanwilayahpengembanganbudidayatanaman;
c.mengatur produksi budidaya tanaman tertentu berdasarkan kepentingan
nasional;
(2) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Pemerintah Desamemperhatikankepentinganmasyarakat.
Pasal6
(1) Petani memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan jenis tanaman dan
pembudidayaannya.
(2) Dalam menerapkan kebebasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), petani
berkewajiban berperanserta dalam mewujudkan rencana pengembangan dan
produksi budidaya tanaman, sebagaimana dimaksud dalamPasal5.
(3) Apabila pilihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak dapat
terwujud karena ketentuan Pemerintah Desa , maka Pemerintah Desa
berkewajiban untukmengupayakanagarpetani yangbersangkutanmemperoleh
jaminanpenghasilantententu.
BABIII
PENYELENGGARAANBUDIDAYATANAMAN
BagianKesatu
PembukaandanPengolahanLahan,
DanPenggunaanMediaTumbuhTanaman
Pasal7
(1) Setiap orang atau badan hukum yang membuka dan mengolah lahan
dalam luasan tertentu untuk keperluan budidaya tanaman padi wajib
mengikuti tata cara yang dapat mencegah timbulnya kerusakan lingkunganhidup.
(2) Setiap orang atau badan hukum yang menggunakan media tumbuh
tanaman untuk keperluan budidaya tanaman wajib mengikuti tata cara yang
dapatmencegahtimbulnyapencemaranlingkungan.
BagianKedua
Perbenihan
Pasal8
Perolehan benih bermutuuntuk pengembanganbudidaya tanaman dilakukan
melalui kegiatan penemuan varietas unggul .
Pasal9
(1) Penemuanvarietasungguldilakukan melalui kegiatan pemuliaan tanaman.
(2) Pencarian dan pengumpulan plasma nutfah dalam rangka pemuliaan
tanaman dilakukan oleh Pemerintah Desa dan atau Kasepuhan .
(3) Kegiatan pencarian dan pengumpulan plasma nutfah sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2), dapat dilakukan oleh perorangan atau badan hukum
berdasarkan izin.
Pasal10
(1) Introduksidari luar Desa dan atau Kasepuhan dilakukan dalam bentuk benih atau
materi indukuntukpemuliaantanaman.
(2) Introduksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan oleh Pemerintah Desa
dan dapat pula dilakukan oleh perorangan atau badan hukum.
Pasal11
PemerintahDesamelakukan pengawasan terhadap pengadaan dan peredaran
benihbina.
Pasal12
Pemerintah Desa dapat melarang pengadaan, peredaran, dan penanaman
benih tanaman tertentu yang merugikan masyarakat, budidaya tanaman,
sumber dayaalamlainnya,dan ataulingkunganhidup.
BagianKetiga
PengeluarandanPemasukan
TumbuhandanBenihTanaman
Pasal13
(1) PemerintahDesa menetapkan jenis tumbuhan yang pengeluaran dari dan
atau pemasukannya ke dalam wilayah Desa Cirompang memerlukan izin.
(2) Pengeluaran benih dari atau pemasukannya ke dalam Desa Cirompang wajib
mendapatkanizin.
(3) Benih harus memenuhi standar mutu benih bina.
BagianKeempat
Penanaman
Pasal14
(1) Penanaman merupakan kegiatan menanamkan benih pada petanaman yang
berupalahanataumediatumbuhtanaman.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditujukan untuk memperoleh
tanaman dengan pertumbuhan optimal guna mencapai produktivitasyangtinggi.
(3) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), penanaman
harusdilakukandengan tepatpolatanam,tepatbenih,tepat cara, tepatsarana,
dantepatwaktupadapetanamansiaptanam.
BagianKelima
Pemanfaatanair
Pasal15
(1) Pemerintah Desa mengatur dan membinapemanfaatan air untuk budidaya
tanaman.
(2) Pemanfaatan air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan
BagianKeenam
PerlindunganTanaman
Pasal16
(1) Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem pengendalian hama
terpadu.
(2) Pelaksanaan perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
menjaditanggungjawabmasyarakatdanPemerintah Desa.
Pasal17
Perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dilaksanakanmelalui
kegiatan:
a. pencegahan masuknya organisme pengganggu tumbuhan ke dalam dan
tersebarnya dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Pemerinta
han Desa Cirompang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
b. pengendalianorganismepengganggutumbuhan;
c. eradikasiorganismepengganggutumbuhan.
Pasal18
(1) Dalam pelaksanaan perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16, setiap orang atau badan hukum dilarang menggunakan sarana
dan atau cara yang dapat mengganggu kesehatan dan atau mengancam
keselamatanmanusia,menimbulkan gangguandan kerusakan sumberdayaalam
dan/ataulingkunganhidup.
(2) Ketentuan mengenai penggunaan sarana dan atau cara sebagaimana
dimaksuddalam ayat(1),diaturlebihlanjutdalam Peraturan Kepala Desa.
Pasal19
Setiap media pembawa organisme pengganggu tumbuhan yang dimasukkan
ke dalam, dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam, dan
dikeluarkan dari wilayah Desa Cirompang dikenakan tindakan
karantina tumbuhan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal20
(1) Setiap orang atau badanhukumyangmemilikiataumenguasaitanaman
harus melaporkan adanya serangan organismepengganggu tumbuhan pada
tanamannyakepadaPemerintah Desa dan atau Kasepuhan yang berwenang dan
yang bersangkutan harus mengendalikannya.
(2) Apabila
seranga organisme pengganggu tumbuhansebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), merupakan eksplosi, Pemerintah Desa bertanggungjawab
menanggulanginyabersamamasyarakat.
Pasal21
(1) Pemerintah Desa dapat melakukan atau memerintahkan dilakukannya
eradikasi terhadap tanaman dan/atau benda lain yang menyebabkan
(2) Eradikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan apabila
organisme pengganggu tumbuhan tersebut dianggap sangat berbahaya dan
mengancamkeselamatantanamansecarameluas.
Pasal22
(1) Kepada pemilik yang tanaman dan/atau benda lainnya dimusnahkan
dalamrangkaeradikasidapatdiberikankompensasi.
(2) Kompensasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan hanya atas
tanaman dan/atau benda lainnya yang tidak terserang organisme pengganggu
tumbuhan tetapi harus dimusnahkan dalam rangka eradikasi.
Pasal23
Ketentuan mengenai pengendalian dan eradikasi organisme pengganggu
tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 butir b dan butir c serta
ketentuan mengenai kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21,
diaturlebihlanjutdenganPeraturanKepala Desa.
BagianKetujuh
PemeliharaanTanaman
Pasal24
(1) Pemeliharaantanamandiarahkanuntuk:
a. menciptakan kondisi pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang optimal;
b. menjagakelestarianlingkungan;
c. mencegah timbulnya kerugian pihak lain dan/atau kepentingan umum.
(2) Dalam pemeliharaan tanaman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), setiap
orang atau badan hukum dilarang menggunakan sarana dan/atau cara yang
mengganggu keselamatan dan/atau mengancam keselamatan manusia,
menimbulkan gangguan dan kerusakan sumber daya alam dan/atau
lingkunganhidup.
BagianKedelapan
Panen
Pasal25
(1) Panenmerupakankegiatanpemungutanhasilbudidayatanaman.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditujukan untuk memperoleh
hasil yang optimal dengan menekan kehilangandan kerusakanhasil serta
menjaminterpenuhinyastandarmutu.
(3) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), panen harus
dilakukan tepat waktu, tepat keadaan, tepat cara, dan tepat sarana.
(4) Dalam pelaksanaan panen sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), harus
dicegah timbulnya kerugian bagi masyarakat dan/atau kerusakan sumber
daya alamdan/ataulingkunganhidup.
Pasal26
(1) Pemerintah Desa dan masyarakat berkewajiban untuk mewujudkan tujuan
(2) Pemerintah Desa wajib berupaya untuk meringankan beban petani kecil
berlahan sempit yang budidaya tanamannya gagalpanenkarenabencana
alam.
(3) PemerintahDesa dapat menetapkan pengaturan mengenai panen budidaya
tanaman.
BagianKesembilan
PascaPanen
Pasal27
(1) Pasca panen meliputikegiatanpembersihan,pengupasan,sortasi, pengawetan,
pengemasan, penyimpanan, standardisasi mutu, dan transportasihasil produksi
budidayatanaman.
(2) Kegiatan pasca panen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditujukan
untuk meningkatkan mutu, menekan tingkat kehilangan dan/atau kerusakan,
memperpanjang daya simpan, dan meningkatkan daya guna serta nilai
tambahhasilbudidayatanaman.
Pasal28
(1) Terhadap hasil budidaya tanaman yang dipasarkan diterapkan standar mutu.
(2) Pemerintah menetapkan jenis hasil budidaya tanaman yang harus memenuhi
standarmutusebagaimanadimaksuddalamayat(1).
(3) Pemerintah mengawasimutuhasilbudidayatanaman sebagaimana dimaksud
dalamayat(1).
Pasal29
Ketentuan mengenai pasca panen dan standar mutu hasil budidaya tanaman
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27dan Pasal28, diatur lebih lanjut oleh
Pemerintah Desa dan Kasepuhan.
Pasal30
(1) Pemerintah Desamenetapkan standar unit pengolahan, alat transportasi, dan
unit penyimpananhasilbudidayatanaman.
(2) Pemerintah Desa melakukan akreditasi atas kelayakan unitpengolahan,
alat transportasi, dan unit penyimpanan sebagaimana dimaksud dalam ayat(1).
(2) Pemerintah Desadan lembaga badan hukum melakukan pengawasan terhadap
unit pengolahan, alat transportasi, dan unit penyimpanan hasil budidaya
tanaman, sebagaimanadimaksuddalamayat(1).
Pasal31
Pemerintah Desamenetapkan tata cara atas mutu unit pengolahan, alat
transportasi,danunitpenyimpananhasilbudidayatanaman.
Pasal32
BABIV
SARANAPRODUKSI
BagianKesatu
Pupuk
Pasal33
(1) Pupuk yang beredar di dalam wilayah Desa Cirompang wajib memenuhi
standarmutudanterjaminefektivitasnya.
(2) Pemerintah Desa menetapkan standar mutu pupukserta jenis pupuk yang
bolehdigunakan.
(3) Pemerintah Desa mengawasipengadaanpupukdanperedaranpupuk.
BagianKedua
Pestisida
Pasal34
(1) Pestisida yang akan diedarkan didalam wilayah Desa Cirompang wajib
terdaftar, memenuhi standar mutu, terjamin efektivitasnya, aman bagi manusia
dan lingkungan hidup, serta diberi label.
(2) Pemerintah Desa menetapkan standar mutu pestisida sebagaimana dimaksud
dalam ayat(1),danjenispestisidayangbolehdigunakan.
Pasal35
PemerintahDesamelakukan pendaftaran dan mengawasi pengadaan, peredaran,
sertapenggunaanpestisida.
Pasal36
Pemerintah Desa dapat melarang atau membatasi peredaran dan/atau
penggunaanpestisidatertentu.
Pasal37
Setiap orang atau badan hukum yang menguasai pestisida yang dilarang
peredarannya atau yang tidak memenuhi standar mutu atau rusak atau
tidakterdaftarwajibmemusnahkannya.
BagianKetiga
AlatdanMesin
Pasal38
(1) Pemerintah Desa menetapkan jenis dan standar alat dan mesin budidaya
tanamanyangproduksisertaperedarannyaperludiawasi.
(2) Alat dan mesin budidaya tanaman sebagaimana dimaksud dalamayat (1),diuji
BABV
TATARUANGDANTATAGUNATANAH
BUDIDAYATANAMAN
Pasal39
(1) Pemanfaatan lahan untuk keperluan budidaya tanaman disesuaikan
dengan ketentuan tata ruang dan tata guna tanah berdasarkan peraturan
perundang-undanganyangberlaku.
(2) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan
dengan memperhatikan kesesuaian dan kemampuan lahan maupun pelestarian
lingkunganhidupkhususnyakonservasitanah.
Pasal40
Perubahan rencana tata ruang yang mengakibatkan perubahan peruntukan
budidaya tanaman guna keperluan lain dilakukan dengan memperhatikan
rencanaproduksibudidayatanamansecaranasional.
Pasal41
(1) Pemerintah Desa menetapkan luas maksimum lahan untuk unit usaha
budidaya tanaman yang dilakukan di atas tanah yang dikuasai oleh negara.
(2) Setiap perubahan jenis tanaman pada unit usaha budidaya tanaman di atas
tanahyang dikuasaioleh masyarakatharus memperoleh persetujuan Pemerintah
Desa.
BABVI
PENGUSAHAAN
Pasal42
(1) Usaha budidaya tanaman hanya dapat dilakukan oleh perorangan warga
Desa Cirompang atau badan usaha yang berbentuk badan hukum yang
didirikanmenurutPeraturan DesadanberkedudukandiDesa Cirompang.
(2) Badan usaha yang berbentuk badan hukum sebagaimana dimaksud dalam
ayat(1),dapatberupa:
a. Koperasi;atau
b. Badan Usaha Milik Desa ;atau
c. Perusahaanswasta.
(3) Badan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), diarahkan untuk
bekerjasama secara terpadu dengan masyarakat petani dalam melakukan
usahabudidayatanaman.
(4) Pemerintah Desa dapat menugaskan badan usaha sebagaimana dimaksud
dalam ayat(2),untukpengembangan kerjasama sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3).
Pasal43
(1) Perorangan warga Desa Cirompang atau badan hukum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1), yang melakukan usaha budidaya
(2) Pemberianizinsebagaimana dimaksud dalam ayat (1),harus memperhatikan
aspek ekonomi, sosial, budaya, sumberdayaalam, lingkunganhidup, dan
kepentingan strategislainnya.
(3) Badan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diarahkan untuk
mengembangkan keterpaduan kegiatan budidaya tanaman padi dengan
industri danpemasaranproduknya.
Pasal44
Pemerintah Desa membina usaha lemah serta mendorong dan membina
terciptanya kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan antara
pengusahalemahdanpengusahakuatdibidangbudidayatanaman padi.
Pasal45
(1) Setiap orang atau badan hukum yang dalam melakukan budidaya tanaman padi
memanfaatkan jasa atau sarana yang disediakan oleh Pemerintah
Desa dapatdikenakanpungutan.
(2) Petani kecil berlahan sempit yang melakukan kegiatan budidaya tanaman
padi hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tidak
dikenakanpungutansebagaimanadimaksuddalamayat(1).
BABVII
PEMBINAANDANPERANSERTAMASYARAKAT
Pasal46
(1) PemerintahDesa bersama Kasepuhan melaksanakanpembinaanbudidaya
tanaman padi dalam bentuk pengaturan, pemberian bimbingan, dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan budidayatanaman padi.
(3) Pembinaanbudidayatanamanpadidiarahkanuntuk meningkatkan produksi,
mutu dan nilai tambah hasil budidaya tanaman serta efisiensi penggunaan lahan
dan saranaproduksi.
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), didasarkan pada
pemenuhan kebutuhan dalam desa,keunggulankomparatif,dan permintaan
pasarkomoditibudidayatanamanpadi yangbersangkutan.
Pasal47
Pemerintah Desa mendorong danmengarahkanperan serta organisasi profesi
terkait dalam pembinaan budidaya tanaman sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat(1).
Pasal48
(1) Pemerintah Desa menyelenggarakan penelitian di bidang budidaya tanaman
padi yang diarahkanbagikepentinganmasyarakat.
(2) Pemerintah Desa membina dan mendorong masyarakat untuk
Pasal49
(1) Pemerintah Desa menyelenggarakan pengembangan sumberdaya manusia di
bidang budidayatanaman padimelalui kegiatan pendidikan dan pelatihan
serta mendorong dan membina masyarakat untuk melakukan kegiatan
tersebut.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditujukan untuk memenuhi
kebutuhandanmeningkatkankualitassumberdayamanusia.
Pasal50
(1) Pemerintah Desa menyelenggarakan penyuluhan budidaya tanaman padi serta
mendorong dan membina peran serta masyarakat untuk melakukan
kegiatanpenyuluhandimaksud.
(2) Pemerintah Desa berkewajiban memberikan pelayanan informasi yang
mendukung pengembangan budidaya tanaman padi serta mendorong dan
membinaperan sertamasyarakatdalampemberianpelayanantersebut.
BABIX
PENYIDIKAN
Pasal51
(1) Selain penyidik Linmas Desa Cirompang, juga petugas
tertentu di lingkungan Desa Cirompang yang lingkup tugas
dan tanggung jawabnya di bidang pertanian, dapat diberi wewenang
khusus sebagai penyidik;
(2) Penyidiksebagaimanadimaksuddalamayat(1),berwenanguntuk:
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan
dengantindakpidanadibidangbudidayatanaman;
b. melakukan pemanggilan terhadap seseorang untuk didengar dan diperiksa
sebagai tersangka atau sebagai saksi dalam tindak pidana dibidang budidaya
tanaman;
c. melakukan penggeledahan dan penyitaanbarangbuktitindakpidana dibidang
budidayatanaman;
d. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan sehubungan dengan
tindakpidanadibidangbudidayatanaman;
e. membuatdanmenandatanganiberitaacara;
f.
menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukupbuktitentang adanya
tindakpidanadibidangbudidayatanaman.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), memberitahukan dimulainya
penyidikan dan melaporkan hasil penyidikannya kepadaPemerintah Desa
BABX
KETENTUANSANKSI
Pasal52
(1) Barangsiapadengansengaja:
a. mencari dan mengumpulkan plasma nutfah tidak berdasarkan izin
b. mengeluarkanbenih dari ataumemasukkankedalam wilayah Desa Cirompang
tanpaizinsebagaimanadimaksuddalamPasal13 ayat(2);
c. menggunakan cara dan/atau sarana perlindungan tanaman yang mengganggu
kesehatan dan mengancam keselamatan manusia atau menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksuddalamPasal17ayat(1);
d.
mengedarkan pupuk yang tidak sesuai dengan label sebagaimana
dimaksuddalamPasal33ayat(1);
g. mengedarkan pestisida yang tidak terdaftar atau tidak sesuaidengan label
sebagaimanadimaksuddalamPasal34ayat(1);
h. tidak memusnahkan pestisida yang dilarang peredarannya, tidak memenuhi
standar mutu, rusak atau tidak terdaftar sebagaimanadimaksuddalamPasal
36;
i. melanggar ketentuanpelaksanaanPasal16; maka akan diberikan sanksi sesuai
dengan aturan perundang-undangan yang berlaku oleh pemerintah desa dan kasepuhan.
(2) Barangsiapakarenakelalaiannya:
a.mencari dan mengumpulkan plasma nutfah tidak berdasarkan izin
sebagaimanadimaksuddalamPasal9ayat(3);
b.mengeluarkan benih dariataumemasukkankedalam wilayah Desa
Cirompang tanpaizinsebagaimanadimaksuddalamPasal13 ayat(2);
c.menggunakan cara dan/atausaranaperlindungantanaman yang mengganggu
kesehatan dan mengancam keselamatan manusia atau menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalamPasal17ayat(1);
d.mengedarkan pupuk yang tidak sesuai dengan label sebagaimana dimaksud
dalamPasal33ayat(1);
f.mengedarkan pestisida yang tidak terdaftar atau tidak sesuaidengan label
sebagaimanadimaksuddalamPasal34ayat(1);
g.tidak memusnahkan pestisida yang dilarang peredarannya, tidak memenuhi
standar mutu, rusak atau tidak terdaftar sebagaimana dimaksuddalamPasal
36;
h. melanggar ketentuanpelaksanaanPasal16;
maka akan diberikan teguran oleh Pemerintah Desa dan Kasepuhan.
Pasal53
(1) Barangsiapadengansengaja:
a.tidak mengikuti tata cara pembukaan dan pengolahan lahan atau
penggunaan media tumbuh tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal7;
b.melakukansertifikasi tanpa izin sebagaimanadimaksud dalam Pasal 14ayat(1);
c.dalam memelihara tanaman menggunakan sarana dan/atau cara
yang mengganggu kesehatan dan mengancam keselamatan manusia,
menimbulkan gangguan dan kerusakan sumberdaya alam, dan ataulingkungan
hidupsebagaimanadimaksuddalamPasal24ayat(2);
d.melakukan usaha budidaya tanaman tanpa izin sebagaimana
dimaksuddalamPasal43ayat(1);
e. melanggarketentuanpelaksanaanPasal34;
maka akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku oleh Pemerintah Desa dan Kasepuhan.
(2) Barangsiapakarenakelalaiannya:
a.tidak mengikuti tata cara pembukaan dan pengolahan lahan atau
penggunaan media tumbuh tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal7;
b.melakukansertifikasi tanpa izin sebagaimanadimaksud dalam Pasal 14ayat(1);
c.dalam memelihara tanaman menggunakan sarana dan/atau cara
yang mengganggu kesehatan dan mengancam keselamatan manusia,
menimbulkan gangguan dan kerusakan sumberdaya alam, dan ataulingkungan
hidupsebagaimanadimaksuddalamPasal24ayat(2);
d.melakukan usaha budidaya tanaman tanpa izin sebagaimana
e.melanggarketentuanpelaksanaanPasal34;
maka akan diberikan teguran oleh Pemerintah Desa dan Kasepuhan.
Pasal54
(1) TindakpidanasebagaimanadimaksuddalamPasal52ayat(1),danPasal 53ayat
(1),adalahkejahatan.
(2) TindakpidanasebagaimanadimaksuddalamPasal52ayat(2),danPasal 53ayat
(2),adalahpelanggaran.
Pasal55
Tumbuhan dan/atau sarana budidaya tanaman yang diperoleh dan/atau
digunakan untuk melakukan tindak pidana yang dimaksud dalam Peraturan
Desa inidapatdisita ole Pemetintah Desa .
BABXI
KETENTUANPERALIHAN
Pasal56
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Desa ini semua peraturan Peraturan
Desa di bidang budidaya tanamanpadi yang tidak bertentangan dengan
Peraturan Desa ini tetap berlaku selama belum ditetapkan
penggantinyaberdasarkandenganPeraturan Desa.
BABXII
KETENTUANPENUTUP
Pasal57
Peraturan Desa ini mulai berlaku padatanggaldiundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya., memerintahkan Peraturan Desa ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Peraturan Desa Cirompang.
DisahkandiCirompang
padatanggal 16 Oktober 2016
KEPALA DESA CIROMPANG,
SARINUN
Diundangkan diCirompang
padatanggal 16 Oktober 2016
SEKRETARIS DESA CIROMPANG,
EMAN SUHERMAN