• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan. 1. Prasaran Perkeretaapian Barang DIVRE I Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan. 1. Prasaran Perkeretaapian Barang DIVRE I Medan"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Akhir V-193

F.

DIVRE I Medan

1. Prasaran Perkeretaapian Barang DIVRE I Medan

a. Jalan Rel

Dengan memperhatikan tipe rel di DIVRE I Medan dimana masih terdapat tipe rel 25, tipe rel 33, tipe rel 41/42 maka sebaiknya tipe rel tersebut diganti dengan tipe R 54. Hal ini dimaksudkan agar kapasitas daya tahan rel akan lebih mapan untuk beban barang yang lebih besar. Dengan demikian sebagian angkutan barang melalui jalan lintas Sumatera akan dapat secara bertahap dialihkan melalui angkutan Kereta Api Barang. Sekarang ini kondisi jalan raya lintas Sumatera sudah melampaui kapasitas jalan. Hal ini dapat dilihat bahwa dibeberapa titik jalan raya lintas Sumatera telah mengalami kemacetan yang pada hakekatnya akan mengganggu kelancaran lalu lintas angkutan barang. Dilain pihak, tingkat kerusakan jalan raya pun semakin cepat seiring dengan kepadatan lalu lintas angkutan barang berikut muatan masing-masing angkutan. Untuk melihat bagaimana kondisi dan tipe rel di DIVRE I Medan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.190. Kondisi dan Jenis Rel yang ada pada DIVRE I Medan

U r a i an Jumlah Dalam Satuan Kondisi Km M M2 Unit

Panjang rel Operasi & Emplasemen

KA DIVRE I Medan 474,065

- Type rel R 25 80,95 Baik

- Type rel R 33 115,042 Baik

- Type rel R 41/42 233,528 Baik

- Type rel R 50 - -

- Type rel R 54 33,070 Baik

Sumber : Survey DIVRE I Medan,2013.

Pada DIVRE I Medan masih terdapat rel tipe R 25, R 33 dan R 41/42, dimana tipe rel ini tidak mampu lagi menerima penambahan beban, tekanan gandar yang makin besar, goncangan, gaya vertikal, lateral dan longitudinal. Sesuai pertambahan beban kereta api, apabila muatan barang dialihkan dari angkutan jalan sedangkan angkutan barang dan penumpang kereta api eksisting sebesar 373.580 ton/tahun, maka rel tipe R 25, R 33 dan R 41/42 sudah perlu diganti dengan tipe rel R 54. Dari klasifikasi rel yang ada di Indonesia, R Tipe R 54 rel yang mempunyai keunggulan dibandingkan dengan Tipe R 25, R 33 dan R 41/42. Oleh karena itu tipe R 54 ini dapat digunakan diseluruh lintasan di DAOP dan DIVRE untuk keseragaman rel, meskipun pelaksanaannya melalui pentahapan.

Berdasarkan hasil survey pada DIVRE I Medan terdapat panjang rel keseluruhan 502,03 km, terdiri dari type R25 sepanjang 80,95 km, type R33 sepanjang 115,042 km, type R41/42 sepanjang 233,528 km, type R54 sepanjang 33,070 km. Kondisi rel semua type adalah baik dan rel Tipe R 54 adalah rel yang dominan di DIVRE I Medan. Secara singkat jalur angkutan kereta api barang di DIVRE I Medan dapat dilihat pada gambar berikut

(2)

Laporan Akhir V-194

Gambar 5.72 Jaringan Material Rel di DIVRE I Medan

Sumber : Survey DIVRE I Medan, 2013

Secara rinci material Rel di DIVRE I Medan terdiri dari tipe rel 54 , tipe rel 41/42, tipe rel 33 dan tipe rel 25 yang mempunyai panjang keseluruhan 502,03 km terdapat pada tabel berikut.

Tabel 5.191. Kondisi dan Jenis Rel yang ada pada DIVRE I Medan

Lintas Tipe Rel (R) Panjang Lintas (Km) A. Lintas Raya Medan – Lubukpakam R-41/42 R-33 14,200 15,166 Lubukpakam – Rambutan R-41/42 R-33 10,542 35,126

Rambutan – Tebing tinggi R-33 5,508

Tebing tinggi – Perlanaan R-41/42 R-33 17,220 16,291 Perlanaan – Seibeyjangkar R-41/42 23,704 Seibeyjangka – Bunut R-41/42 12,990 Bunut – Kisaran R-41/42 2,992 Kisaran – Hangelo R-41/42 15,703 Hangelo – Puluraja R-41/42 19,967 Puluraja – Membangmuda R-41/42 16,081 Membangmuda – Siutungir R-41/42 9,489 Siutungir – Rantaupapat R-41/42 52,632 Medan – Hulubraian R-41/42 4,655 Hurubraian – Belawan R-41/42 19,315

B. Lintas CabangOperasi

Binjai – Satabat R-25 22,427

Stabat – Tg Slamat R-25 10,336

Tg Slamat – Tg Pura R-25 13,701

Tg Pura – Pangkalan Brandan R-25 19,451

(3)

Laporan Akhir V-195 Lintas Tipe Rel (R) Panjang Lintas

(Km) Tebing tinggi – Dologmarangir R-41/42

R-33 6,342 22,200 Dologmarangir – Sirpamatang siantar R-54 R-41/42 R-33 12,367 6,496 1.062 Kisaran – Tg Balai R-54 20,703 Binjai – Kuala R-41/42 R-33 1,200 19,689 C. Data Material Jalan Rel di

Emplasemen Stasiun R-25 R-33 R-41/42 18,395 54,03 9,315 D. Data Material Jalan Rel di

Emplasemen Balayasa dan Dipo

R-25 6,372

Sumber : Data Aset Produksi Sarana dan Prasarana Kereta Api, 2012

Penggunaan jenis rel yang berbeda-beda pada DIVRE I Medan mengakibatkan rendahnya kecepatan operasi kereta api. Melihat karakteristik tipe rel yang ada di DIVRE I Medan maka beberapa strategi yang bisa ditempuh untuk dapat menambah kapasitas prasarana jaringan kereta api khususnya rel maka perlu dilakukan beberapa skenario, dengan melihat strategi tersebut maka prioritas pertama adalah pergantian tipe rel 25 sepanjang 80,95 km dan tipe rel 33 sepanjang 115,042 km dan tipe rel 41/42 sepanjang 233,528 km sehingga total keseluruhan panjang rel yang perlu diganti dalam rangka mengantisipasi pengalihan sebagian angkutan barang dari jalan raya ke angkutan barang kereta api sepanjang 429,52 km.

Tabel 5.192. Usulan pergantian rel dengan skenario pada DIVRE I Medan

No Pergantian tipe rel

Skala Prioritas I II 1 Tipe R 25 80,95 2 Tipe R 33 115,042 3 Tipe R 41/42 233,528 Total 195,992 233,528

Sumber: Hasil Survey dan Olahan Konsultan, 2013 b. Bantalan Rel

Berdasarkan hasil survey bantalan pada lokasi studi di DIVRE I Medan bahwasanya terdapat jenis bantalan yang beraneka ragam, dimana berdasarkan kondisi dilapangan di DIVRE I Medan bantalan kayu terdapat sepanjang 120,39 km dan bantalan beton sepanjang 381,640 km. Artinya dilapangan sudah lebih dominan bantalan yang terbuat dari beton dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.193. Kondisi Bantalan pada DIVRE I Medan

No U r a i an Jumlah Dalam Satuan Kondisi

Km M M2 Unit

1 Jenis Bantalan

- Besi -

- Kayu 120,39 - Baik

- Beton 381,640 - Baik

(4)

Laporan Akhir V-196 Secara singkat peta bantalan kayu dan bantalan beton di DIVRE I Medan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 5.73. Jaringan Material Bantalan di DIVRE I Medan

Untuk melihat bantalan beton pada setiap lintas di DIVRE I Medan dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 5.194. Keberadaan Jenis bantalan pada DIVRE I Medan

Lintas

Jenis Bantalan/ panjang bantalan Kayu (km) Besi (km) Beton (km) A. Lintas Raya Medan – Lubukpakam 29,366 Lubukpakam - Rambutan 45,668

Rambutan – Tebing tinggi 5,508

Tebing tinggi – Perlanaan 33,511

Perlanaan - Seibeyjangkar 23,764 Seibeyjangka – Bunut 12,990 Bunut – Kisaran 2,992 Kisaran – Hangelo 15,703 Hangelo – Puluraja 19,967 Puluraja – Membangmuda 16,081 Membangmuda – Siutungir 9,489 Siutungir – Rantaupapat 52,632 Medan – Hulubraian 4,655 Hurubraian – Belawan 19,315

B. Lintas CabangOperasi

Binjai – Satabat 22,427

Stabat – Tg Slamat 10,336

Tg Slamat – Tg Pura 13,701

Tg Pura – Pangkalan Brandan 19,451 Pangkalan Brandan – Beisitan 14,990

(5)

Laporan Akhir V-197 Lintas

Jenis Bantalan/ panjang bantalan Kayu (km) Besi (km) Beton (km)

Dologmarangir – Sirpamatang siantar 19,925

Kisaran – Tg Balai 20,703

Binjai – Kuala 20,889

C. Data Material Jalan Rel di Emplasemen Stasiun

33,113 D. Data Material Jalan Rel di

Emplasemen Balayasa dan Dipo

6,372

Total 120,39 381,640

Sumber : Data Aset Produksi Sarana dan Prasarana Kereta Api, 2012

Berdasarkan data panjang rel untuk lintas operasi yang menggunakan bantalan beton untuk DIVRE I Medan adalah sepanjang 391,646 km, dengan jarak antar bantalan beton 60 cm, sesuai dengan standar yang disyaratkan untuk keselamatan,keamanan,dan kenyamanan dalam buku Peraturan Dinas 10 PT KAI (Persero). Sementara bantalan kayu sepanjang 82,418 km dan bantalan besi sepanjang 391,646 km.

Dalam rangka pengalihan angkutan barang melalui jalan raya Lintas Sumatera untuk jenis BBM dari Labuan – Kisaran , untuk CPO dari Pulubrayan – Pamatang siantar dan dari Rantau - Prapat maka diperlukan pergantian bantalan kayu sepanjang 82,418 km menjadi bantalan beton. Hal ini dimaksudkan untuk memperkokoh jalan rel sebagai lintasan angkutan kereta api barang. Dengan pergantian tipe bantalan kayu menjadi beton diharapkan beban jalan pantura Jakarta – Surabaya yang sampai saat ini kurang mampu lagi menampung angkutan barang truk. Dibeberapa titik jalan Lintas Sumatera telah menunjukan adanya kemacetan pada jam-jam tertentu yang pada hakekatnya menggangu kelancaran arus lalu lintas barang Jawa-Sumatera.

c. Penambat rel

Berdasarkan hasil survey dari lokasi studi ternyata terdapat beberapa tipe penambat yang digunakan dan untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut.

Tabel 5.195. Kondisi Penambat pada lintasan DIVRE I Medan

U r a i an Jumlah Dalam Satuan Kondisi Km M M2 Unit

Penambat

- Penambat Elastik 381,64 - Baik

- Penambat Kaku 120,41 - Baik

Sumber : Survey DIVRE I Medan, 2013

Pada DIVRE I Medan dapat dilihat jenis penambat rel yang ada yaitu : Penambat elastik terdapat 381,64 km sedangkan penambat kaku mencapai 120,41km. Sekarang ini kedua jenis penambat tersebut berada dalam kondisi yang baik. Secara singkat penggunaan penambat elastik maupun penambat kaku dapat dilihat pada gambar berikut.

(6)

Laporan Akhir V-198

Gambar 5.74. Jaringan Material Penambat di DIVRE I Medan

Dengan memperhatikan kondisi dan penggunaan penambat di DIVRE I Medan serta dihubungkan dengan beberapa teori seperti yang diuraikan sebelumnya terutama dalam ketahanan beban angkutan kereta api barang sekarang ini di DIVRE I Medan sudah menggunakan penambat elastik.

Mengingat adanya upaya pengalihan angkutan barang melalui jalan Lintas Sumatera untuk jenis BBM dari Labuan – Kisaran , untuk CPO dari Pulubrayan – Pamatang siantar dan dari Rantau - Prapat dimana sekarang ini sudah melampaui batas yang telah ditentukan maka diperlukan pemberdayaan angkutan barang kereta api. Tetapi untuk menjamin ketahanan penambat diperlukan strategi pergantian dari penambat kaku menjadi penambat elastik. Hal ini sangat diutamakan mengingat beberapa teori dan prospektif angkutan barang melalui kereta api.

Salah satu strategi yang bisa ditempuh adalah mengganti penambat kaku sepanjang 120,41 km menjadi penambat elastik. Dengan demikian diharapkan kemampuan penambat dengan bantalan dan rel seperti dijelaskan sebelumnya akan menjadi harmonis. Secara singkat strategi atau penggantian penambat tersebut di DIVRE I Medan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.196. Usulan pergantian penambat dengan skenario pada DIVRE I

Medan

No Lintasan

Jenis Material Panjang (Km)

Diganti Dengan Penambat

Alasan Penggantian Kaku Elastis Skenario

I Skenario II 1 DIVRE I MEDAN  120,41 Elastik Ganda - Tidak mampu lagi menambatkan rel pada bantalan

(7)

Laporan Akhir V-199 No Lintasan

Jenis Material Panjang (Km)

Diganti Dengan Penambat

Alasan Penggantian Kaku Elastis Skenario

I Skenario II sedemikian rupa sehingga kedudukan rel tetap tegak dan tidak bergeser 2  120,41 - - Tidak boleh dipakai untuk semua kelas jalan rel Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2013

Penambat kaku yang akan digantikan menjadi penambat elastik terdapat di lintas Binjai – Stabat sepanjang 22,42 km, Stabat – Tg Slamet sepanjang 10,33 km, Tg Slamet – Tanjung Pura sepanjang 13,70 km, Tg Pura – Pangkalan Brandan sepanjang 19,45 km ,Pangkalan Brandan – Besitan sepanjang 14,90 km, lintas emplasemen stasiun sepanjang 33,11 km dan di Dipo Balaiyasa sepanjang 6,37 km. Perbedaan jenis penambat ini praktis telah berpengaruh pada kecepatan kereta api. Dengan penggantian penambat kaku menjadi penambat elastik dampak positifnya telah mampu digunakan pada semua kelas jalan rel, kecuali jalan rel kelas lima (5). Di lain pihak pemeliharaannya juga menjadi ringan. Penambat elastik pada dasarnya telah mampu mengeliminasi gaya lateral akibat pergerakan dinamis roda yang bergerak diatas rel.

Alternatif lain sebagai salah satu skenario pilihan adalah menggunakan penambat elastik ganda. Karena penggunaan penambat elastik ganda telah mampu meredam getaran yaitu mengurangi pengaruh getaran pada rel terhadap bantalan. Selain meredam getaran, juga mampu menghasilkan gaya jepit (clamping force) yang tinggi dan juga mampu memberikan perlawanan rangkak (creep

resistence). Penggantian penambat kaku menjadi penambat elastik ganda adalah

agar mampu menahan beban yang besar untuk angkutan barang kereta api. Penggunaan penambat elastik tunggal maupun elastik ganda sangat relevan terhadap penggunaan tipe rel 54 dan bantalan yang terbuat dari beton.

d. Sebidang tanah untuk tumpukan rel

Berdasarkan hasil survey di lokasi studi Rata-rata lebar tanah DIVRE I Medan untuk tumpuan di sepanjang rel KA untuk spoor tunggal lurus 6 m, lengkung 8 m. Untuk spoor ganda spoor raya lurus 8 m, lengkung 10 m. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.197. Lebar rata-rata tanah untuk tumpuan rel

No U r a i an Jumlah Dalam Satuan

Km M M2 Unit 1

Rata-Rata lebar tanah untuk tumpuan di

sepanjang

jalan rel KA

- Untuk spor tunggal spor raya

- lurus 6 mt

(8)

Laporan Akhir V-200

No U r a i an Jumlah Dalam Satuan

Km M M2 Unit

- Untuk sp ganda spor raya

- lurus 8 mt

- lengkung 10 mt

Sumber : DIVRE I Medan

Berkaitan dengan pengalihan barang dari jalan lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang maka tubuh jalan rel perlu dipertahankan dimensi dan kondisinya melalui pemeliharaan dengan pematusan (suatu kegiatan pengambilan air dari tubuh jalan dan tergenang air) .

e. Jembatan

Berdasarkan hasil survey dari lokasi studi pada DIVRE I Medan kondisi jembatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.198. Kondisi jembatan pada DIVRE I Medan

No U r a i an Jumlah Dalam Satuan Kondis i Km M M2 Unit

1 Jenis Jembatan

- Jembatan besi/baja 2,91 193 Baik

- Jembatan beton 0,24 75 Baik

Sumber : DIVRE I Medan 2013

Ternyata dari data yang diperoleh pada DIVRE I Medan memiliki jembatan besi atau baja sepanjang 2,91 km, sementara jembatan beton terdapat 0,24 km dengan kondisi yang baik. Berkaitan dengan peningkatan beban di lintas operasi kereta api, maka jembatan yang ada perlu dipersiapkan kemampuannya dengan mengganti jembatan yang terbuat dari konstruksi baja/ besi menjadi konstruksi beton. Pergantian tersebut tentunya dilakukan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas yang perlu diganti pada setiap lintas.

Dengan adanya pengalihan angkutan barang melalui jalan Lintas Sumatera jenis BBM dari Labuan – Kisaran , untuk CPO dari Pulubrayan – Pamatang siantar dan dari Rantau - Prapat ke angkutan barang kereta api maka salah satu alternatif strategi yang dapat ditempuh adalah mengantisipasi prasarana yang mampu menahan beban yang relatif besar. Salah satu prasarana angkutan kereta api barang yang memiliki kontribusi besar untuk menjamin arus lalu lintas barang melalui jalan kereta api adalah menggantikan secara berkala konstruksi yang terbuat dari baja/besi menjadi konstruksi yang terbuat dari beton. Dengan demikian pergantian konstruksi baja atau besi menjadi beton adalah senada dengan kemampuan rel tipe 54 dan bantalan yang terbuat dari beton berikut penambat yang terbuat dari elastik ganda. Kebijakan ini ditempuh mengingat jalan lintas Sumatera melalui angkutan truk, sekarang ini telah berdampak pada kemacetan dibeberapa titik, dan dilain pihak arus lalu lintas barang melelui jalan pantura memakan waktu lebih banyak. Aspek lain juga mengakibatkan kondisi jalan menjadi rusak disebabkan karena tonase sesuai dengan angkutan tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

(9)

Laporan Akhir V-201 f. Gorong-gorong (box culvert)

Berdasarkan hasil survey di DIVRE I Medan Gorong-gorong beton terdapat 712 unit dengan kondisi baik. Gorong-gorong tersebut terbuat dari beton dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.199. Kondisi gorong-gorong pada DIVRE I Medan

U r a i an Jumlah Dalam Satuan Kondisi

Km M M2 Unit

Gorong gorong

- Kayu

- Beton 712 Baik

Sumber : Hasil Survey DIVRE I Medan, 2013.

Gorong-gorong yang ada di DIVRE I Medan masih perlu dipertahankan mengingat gorong-gorong yang terbuat dari beton memiliki daya tahan yang relatif besar sebanding dengan angkutan kereta api barang yang juga memiliki daya angkut yang besar. Daya tahan gorong-gorong yang terbuat dari beton sangat relevan dan/atau saling komplementer terhadap tipe rel R 54, bantalan yang terbuat dari beton dan penambat elastik ganda serta jembatan yang memiliki konstruksi beton. Jika jalan kereta api barang memiliki rel R 54, bantalan terbuat dari beton dan penambat terbuat dari elastik ganda, jembatan konstruksinya terbuat dari beton serta gorong-gorong terbuat dari beton, maka dapat diyakinkan pengalihan barang jenis BBM dari Labuan – Kisaran , untuk CPO Pulubrayan – Pamatang siantar dan Rantau - Prapat akan dapat terjamin lebih lancar.

g. Terowongan

Dari hasil survey pada DIVRE I Medan tidak terdapat terowongan, sehingga tidak adanya perbaikan terowongan yang berkaitan dengan pengalihan angkutan barang melalui jalan keangkutan kereta api, sehingga biaya pemeliharaan terowongan dapat dialihkan ke pos-pos pengeluaran pembiayaan operasional yang produktif.

h. Perlintasan sebidang

Berdasarkan hasil survey di lokasi studi DIVRE I Medan terdapat perlintasan kereta api yang memiliki perambuan otomatis, manual (petugas) dan tidak ada penjaga (lintasan liar). Lebih jelasnya lihat pada tabel berikut.

Tabel 5.200. Kondisi Perlintasan sebidang manual pada DIVRE I Medan

U r a i an Jumlah Dalam Satuan Kondisi

Km M M2 Unit

Perlintasan sebidang manual

- Jumlah 254 - Lebat rata rata - Dengan pintu pengaman Besi/kayu

Sumber : Hasil Survey pada DIVRE I Medan

Perlintasan sebidang manual 254 unit dengan lebar rata-rata 4-5 m dengan pintu pengaman besi atau kayu.

(10)

Laporan Akhir V-202

Tabel 5.201. Kondisi Perlintasan sebidang otomatis pada DIVRE I Medan

U r a i an Jumlah Dalam Satuan Kondisi

Km M M2 Unit Perlintasan sebidang otomatis - Jumlah 96 - Lebat rata rata 4 - 5 mtr - Dengan pintu pengaman Mekanik

Sumber : Hasil Survey pada DIVRE I Medan

Perlintasan sebidang pada DIVRE I Medan perlintasan sebidang manual sejumlah 254 unit dengan lebar rata-rata 4 s/d 5 m, dan dengan pintu pengaman besi/kayu. Sedangkan perlintasan sebidang otomatis sebanyak 96 unit. Perlintasan sebidang manual diupayakan menjadi perlintasan sebidang otomatis dengan menyediakan dana tambahan. Pada perlintasan sebidang terdapat daerah pandangan yang memadai, daerah pandangan berupa segitiga pandangan. Jarak pandang bebas bagi masinis 500 m dan bagi pengemudi minimal 150 m.

Di DIVRE I Medan terdapat perlintasan sebidang otomatis sebanyak 96 unit dengan pintu pengaman mekanik. Sementara perlintasan sebidang manual masih terdapat sebanyak 254 unit dengan pintu pengaman besi/ kayu. Kondisi semacam ini dikhawatirkan akan membahayakan pada keselamatan kendaraan yang sedang melintasi maupun terhadap kereta api barang yang memiliki muatan relatif banyak dan frekuensi lalu lintas yang semakin tinggi. Untuk mengantisipasi angkutan kereta api barang yang memiliki muatan lebih besar maka sebaiknya perlintasan sebidang manual sejumlah 254 unit diganti menjadi persinyalan otomatis. Hal ini disebabkan karena perlintasan sebidang manual masih dianggap rawan karena masih menggunakan kayu/ besi sebagai pintu pengaman.

i. Stasiun

Berdasarkan hasil survey di lokasi studi pada DIVRE I Medan terdapat lima puluh (50) stasiun kereta api. Di antara stasiun tersebut stasiun Medan, stasiun Belawan, stasiun Kisaran, stasiun Rantauprapat adalah termasuk stasiun kelas besar. Kelima puluh (50) stasiun tersebut memiliki spoor yang relatif berbeda, tetapi kondisi stasiun secara keseluruhan berada dalam kondisi yang baik. Untuk lebih jelasnya kondisi stasiun yang berada diwilayah DIVRE I Medan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.202. Kondisi Prasarana DIVRE I Medan

No Stasiun Sin gkata n Sp oor Letak Km Jml Sp oor

Jml Peron Akses Masuk

Jenis Pe rsinyala n lbr Pjg Ada Kondisi Lintas Mdn Belawan 1 Medan Mdn Tungga l 0,00 7 800 Ada Baik NX

2 Pulubrayan Pub 4,655 - - Ada Baik SM

3 Titipapan Tpp 10,966 1 367 Ada Baik SM

4 Labuan Lbu 16,717 1 490 Ada Baik SM

5 Belawan Blw 21,207 3 287 Ada Baik SM

Lintas Mdn - Tn

Tungga

l

6 Medanpasar Mdp 2,318 - - Ada Baik SM

7 Bandarkhalifah Bap 9,395 1 575 Ada Baik SM

8 Batangkuis Btk 15,267 1 600 Ada Baik SM

(11)

Laporan Akhir V-203

No Stasiun S iS np go ko ar L te at na kJ m Jml Peron Kl m S p o o Akses Masuk r J e n i s P e r s i n y a l a n

10 Lubukpakam Lbp 29,366 2 541 Ada Baik SM

11 Perbaungan Pba 37,790 2 474 Ada Baik SM

12 Lidahtanah Ldt 45,104 1 845 Ada Baik SM

13 Teukmengkudu Tke 54,540 1 548 Ada Baik SM

14 Rampah Rph 61,850 1 660 Ada Baik SM

15 Bamban Mmb 68,850 1 535 Ada Baik SM

16 Rambutan Rmt 75,034 1 400 Ada Baik SM

17 Tebingtinggi Tbi 80,542 5 550 Ada Baik SM

Lintas Tbi-Sir 0,00

18 Lauttador Ltd 92,826 1 405 Ada Baik SM

19 Bandartinggi Bdt 98,291 1 587 Ada Baik SM

20 Bahlias Bli 109,906 1 276 Ada Baik SM

21 Perlanaan Pra 114,053 3 424 Ada Baik SM

22 Limapuluh Lmp 119,615 1 450 Ada Baik SM

23 Dusun Dsn 131,817 1 509 Ada Baik SM

24 Seibejangkar Sbj 137,757 3 262 Ada Baik SM

25 Bunut Buu 150,747 1 578 Ada Baik SM

26 Kisaran Kis 153,739 - - Ada Baik SM

27 Tanjungbalai Tnb 174,422 2 465 Ada Baik SM

Lintas Kis-Rap 0,00

28 Hangelo Hl 15,703 2 217 Ada Baik SM

29 Telukdalam Tuk 19,718 1 578 Ada Baik SM

30 Puluraja Pur 35,670 1 660 Ada Baik SM

31 Aekloba Akb 41,168 1 450 Ada Baik SM

32 Membangmuda Mbm 51,754 2 471 Ada Baik SM

33 Situngir Siu 61,240 2 295 Ada Baik SM

34 Pamingke Pme 78,452 2 276 Ada Baik SM

35 Padanghalaban Pha 88,678 3 264 Ada Baik SM

36 Merbau Mbu 94,672 2 331 Ada Baik SM

37 Rantauprapat Rap 113,872 5 288 Ada Baik SM

38 Bajalinggei Bjl 22,690 1 245 Ada Baik SM

39 Dolokmerangir Dmr 28,542 2 370 Ada Baik SM

40 Pematangsiantar Sir 48,467 2 305 Ada Baik SM

41 Sunggal Sun 8,984 - - Ada Baik SM

42 Binjei Bij 20,889 2 395 Ada Baik SM

Lintas Bij-Pbd 0,00

43 Kualbingei Kun 14,885 - - Ada Baik SM

44 Kualabegumit Kug 20,335 - - Ada Baik SM

45 Stabat Sbt 22,472 2 350 Ada Baik SM

46 Tanjungslamat Tas 32,763 - - Ada Baik SM

47 Tanjungpura Tpu 46,464 - - Ada Baik SM

48 Pangkalanbranda n

Pbd 65,915 4 120 Ada Baik SM

49 Besitang Bsg 80,905 - - Ada Baik SM

Sumber : DIVRE I Medan, 2013

Kelancaran angkutan kereta api barang dari stasiun pemberangkatan ke stasiun tujuan sangat dipengaruhi beberapa faktor dan salah satu faktor yang mempengaruhi adalah jumlah spoor pada setiap stasiun. Semakin banyak jumlah spoor di stasiun, maka arus lalu lintas keluar masuk kereta api barang ke stasiun akan semakin lancar. Berdasarkan informasi dari pimpinan stasiun Medan, selama ini belum ada hambatan arus lalu lintas masuk kestasiun tersebut. Hal ini disebabkan karena jumlah spoor di stasiun Medan terdapat tujuh (7) spoor. Karena itu untuk mengantisipasi pergerakan barang melalui angkutan kereta api sebaiknya distasiun antara memiliki jumlah spoor sebanyak lima (5). Jumlah spoor pada masing-masing stasiun antara diharapkan akan mampu menjamin arus lalu lintas keluar masuk kereta api barang, Sementara distasiun antara hanya sebagai lalu lintas angkutan kereta api barang dan bongkar muat barang. Karena

(12)

Laporan Akhir V-204 itulah jumlah spoor sebanyak enam (7) sudah memadai. Sekarang ini dibeberapa stasiun antara sudah ada memiliki tujuh belas (5) spoor yaitu distasiun antara Tebingtinggi dan Rantau prapatl lima (5) spoor, tetapi diantara lima puluh (50) stasiun pada DIVRE I Medan kebanyakan stasiun hanya mempunyai lima (5) spoor kebawah, sebaiknya stasiun antara yang memiliki lima (5) spoor kebawah ditambah menjadi (7) spoor.

j. Emplasemen/ Peron

Kondisi Emplasemen/peron dan spoor pada DIVRE I Medan untuk lintas Medan - Belawan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.203. Kondisi emplasemen/ peron dan spoor lintas Medan - Belawan

DIVRE I Medan No Stasiun Kode Letak

KM Panjang Peron (meter) Spoor Jenis Sinyal Kondisi Akses Masuk Jenis Un it

1 Medan Mdn - 800 Tunggal 7 SE Baik

2 Pulubrayan Pub 4,655 0 Tunggal - SM Baik

3 Titipapan Tpp 10.966 361 Tunggal 1 SM Baik

4 Labuan Lbu 16,717 490 Tunggal 1 SM Baik

5 Belawan Blw 21,207 287 Tunggal 3 SM Baik

Sumber : DIVRE I Medan, 2013

Sementara kondisi emplasemen/peron dari Medan – Tebing tinggi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.204. Kondisi emplasemen/ peron dan spoor lintas Medan – Tebing

tinggi DIVRE I Medan No Stasiun Kode Letak

KM Panjang Peron (meter) Spoor Jenis Sinyal Kondisi Akses Masuk Jenis Un it

1 Medanpasar Mdp 2,318 0 Tunggal - SM Baik

2 Bandarkhalifah Bap 9,395 575 Tunggal 1 SM Baik 3 Batangkuis Btk 15,267 600 Tunggal 1 SM Baik

4 Araskabu Arb 22,969 375 Tunggal 1 SM Baik

5 Lubukpakam Lbp 29,366 541 Tunggal 2 SM Baik 6 Perbaungan Pba 37,790 474 Tunggal 2 SM Baik 7 Lidahtanah Ldt 45,104 845 Tunggal 1 SM Baik 8 Teukmengkudu Tke 54,540 548 Tunggal 1 SM Baik

9 Rampah Rph 61,850 660 Tunggal 1 SM Baik

10 Bamban Mmb 68,850 535 Tunggal 1 SM Baik 11 Rambutan Rmt 75,034 400 Tunggal 1 SM Baik 12 Tebingtinggi Tbi 80,542 550 Tunggal 5 SM Baik Sumber : DIVRE I Medan, 2013

Kondisi empalesemen / peron dari Tebing tinggi – Pamatang Siantar dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.205. Kondisi emplasemen/ peron dan spoor lintas Tebing tinggi –

Pamatang Siantar DIVRE I Medan No Stasiun Kode Letak

KM Panjang Peron (meter) Spoor Jenis Sinyal Kondisi Akses Masuk Jenis Un it

1 Lauttador Ltd 92,826 405 Tunggal 1 SM Baik 2 Bandartinggi Bdt 98,291 587 Tunggal 1 SM Baik 3 Bahlias Bli 109,906 276 Tunggal 1 SM Baik

(13)

Laporan Akhir V-205 No Stasiun Kode Letak

KM Panjang Peron (meter) Spoor Jenis Sinyal Kondisi Akses Masuk 4 Perlanaan Pra 114,053 424 Tunggal 3 SM Baik 5 Limapuluh Lmp 119,615 450 Tunggal 1 SM Baik

6 Dusun Dsn 131,817 509 Tunggal 1 SM Baik

7 Seibejangkar Sbj 137,757 262 Tunggal 3 SM Baik

8 Bunut Buu 150,747 578 Tunggal 1 SM Baik

9 Kisaran Kis 153,739 0 Tunggal - SM Baik

10 Tanjungbalai Tnb 174,422 465 Tunggal 2 SM Baik Sumber : DIVRE I Medan, 2013

Kondisi empalesemen / peron dari lintas Kisaran - Rantauprapat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.206. Kondisi emplasemen/ peron dan spoor lintas Kisaran –

Rantauprapat DIVRE I Medan No Stasiun Kode Letak

KM Panjang Peron (meter) Spoor Jenis Sinyal Kondisi Akses Masuk Jenis Un it

1 Hangelo Hl 15,703' 217 Tunggal 2 SM Baik

2 Telukdalam Tuk 19,718' 578 Tunggal 1 SM Baik

3 Puluraja Pur 35,670' 660 Tunggal 1 SM Baik

4 Aekloba Akb 41,168' 450 Tunggal 1 SM Baik

5 Membangmuda Mbm 51,754' 471 Tunggal 2 SM Baik 6 Situngir Siu 61,240' 295,5 Tunggal 2 SM Baik 7 Pamingke Pme 78,452' 276,5 Tunggal 2 SM Baik 8 Padanghalaban Pha 88,672' 263,7 Tunggal 3 SM Baik

9 Merbau Mbu 94,672' 331 Tunggal 2 SM Baik

10 Rantauprapat Rap 113,872 288 Tunggal 5 SM Baik 11 Bajalinggei Bjl 22,690' 245 Tunggal 1 SM Baik 12 Dolokmerangir Dmr 28,542' 370 Tunggal 2 SM Baik 13 Pematangsiantar Sir 48,467' 305 Tunggal 2 SM Baik

14 Sunggal Sun 8,984' 0 Tunggal - SM Baik

15 Binjai Bij 20,889' 395 Tunggal 2 SM Baik

Sumber : DIVRE I Medan, 2013

Selain itu kondisi empalesemen / peron dari lintas Binjai – Perbaungan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.207. Kondisi empalesemen / peron dari lintas Binjai – Perbaungan

DIVRE I Medan

No Stasiun Kode Letak KM Panjang Peron (meter) Spoor Jenis Sinyal Kondisi Akses Masuk Jenis Un it

1 Kualabingei Kun 14,885 0 Tunggal - SM Baik

2 Kualabegumit Kug 20,335' 0 Tunggal - SM Baik

3 Stabat Sbt 22,472' 350 Tunggal 2 SM Baik

4 Tanjungslamat Tas 32,763' 0 Tunggal - SM Baik

5 Tanjungpura Tpu 46,'464 0 Tunggal - SM Baik

6 Pangkalanbrandan Pbd 65,915' 120 Tunggal 4 SM Baik

7 Besitang Bsg 80,905 0 Tunggal - SM Baik

Sumber : DIVRE I Medan, 2013

Panjang peron juga merupakan salah satu indikator menjamin kelancaran arus lalu lintas kereta api barang. Semakin panjang peron maka akan memungkinkan beberapa kereta api barang bongkar muat sekaligus. Untuk itu untuk menjamin arus lalu lintas kereta api barang diharapkan peron semakin panjang,. Berdasarkan data dari lokasi studi untuk lintas Medan - Belawan peron yang

(14)

Laporan Akhir V-206 paling panjang berada pada stasiun Lidahtanah sepanjang 845 m, pada lintas Medan – Tebing tinggi peron yang paling panjang berada pada stasiun Batangkuis sepanjang 660 m dan 660 m untuk stasiun Puluraja pada lintas Kisaran – Rantauprapat. Karena itu untuk mengantisipasi pengalihan barang lintas Sumatera sebaiknya panjang peron diusulkan minimal sama dengan stasiun Batangkuis dan Puluraja yaitu masing-masing sepanjang 660 m pada setiap stasiun antara. Sebaiknya masing-masing stasiun memiliki panjang peron relatif sama. Lebih jelasnya masing-masing stasiun yang berada dibawah 660 m dapat dilihat pada tabel sebelumnya.

Sebagai gambaran pada masing-masing stasiun berada pada kisaran 120 m (stasiun Pangkalanbrandan) – 587 m (stasiun Bandar tinggi). Untuk menjamin kelancaran lalu lintas kereta api barang sebaiknya panjang spoor ditetapkan masing-masing sepanjang 660 m, sehingga dengan demikian dalam waktu yang bersamaan dapat beberapa angkutan kereta api barang untuk muat bongkar barang.

k. Rumah Sinyal/ Train Dispatching (pengendali operasi kereta api)

Pada DIVRE I Medan, saat ini rumah sinyal dibeberapa stasiun lintas dai DIVRE I Medan belum ada perubahan dimana hanya stasiun Medan yang memiliki rumah sinyal elektrik, dimana pengendalian dilakukan di dalam stasiun, oleh PPKA (Pemimpin Perjalanan Kereta Api). Pada stasiun-stasiun tertentu seperti halnya di stasiun Belawan, stasiun Lubukpakam, stasiun Tebing tinggi, stasiun Perlanaan, stasiun Sebaijangkar, stasiun Kisaran, stasiun Membangmuda, stasiun Situngir, stasiun Padang Halaban, stasiun Rantau prapat, stasiun Dologmlangir, stasiun Pamatang siantar, stasiun Binjai dan stasiun Pangkalan brandan masih mempunyai rumah sinyal mekanik, dan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.208. Jumlah rumah sinyal pada DIVRE I Medan

No. Nama Stasiun Jumlah Rumah Sinyal

Jenis Kondisi

1 Stasiun Medan 1 Elektrik Baik

2 Stasiun Belawan 1 Mekanik Baik

3 stasiun Lubukpakam 1 Mekanik Baik

4 stasiun Tebing tinggi 1 Mekanik Baik

5 stasiun Perlanaan 1 Mekanik Baik

6 stasiun Sebaijangkar 1 Mekanik Baik

7 stasiun Kisaran 1 Mekanik Baik

8 stasiun Membangmuda 1 Mekanik Baik

9 stasiun Situngir 1 Mekanik Baik

10 stasiun Pamatang siantar 1 Mekanik Baik

11 stasiun Binjai 1 Mekanik Baik

12 stasiun Pangkalan brandan 1 Mekanik Baik Sumber : DIVRE I Medan,2013

Berkaitan dengan peningkatan frekuensi dan jumlah angkutan kereta api barang, sebagai akibat adanya upaya pengalihan barang dari lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang, maka rumah sinyal tetap dipertahankan pada stasiun besar namun perangkatnya yang ada pada setiap stasiun antara seharusnya sudah elektrik.

(15)

Laporan Akhir V-207 l. Gardu Listrik/ Catu Daya Listrik

Berkaitan dengan peningkatan kapasitas dan frekuensi perjalanan kereta api barang akibat pengalihan barang dai jalan Pantura (Jakarta - Surabaya) sebaiknya gardu listrik yang ada dibeberapa stasiun besar dilengkapi dengan genset. Begitu juga halnya pada stasiun antara, selain menggunakan gardu listrik juga dilengkapi genset tersendiri. Hal ini sangat diperlukan, bilamana sewaktu-waktu arus listrik adari PLN mengalami pemadaman maka secara otomatis genset yang ada dapat digunakan sebagai sumber tenaga listrik untuk menjamin kelancaran operasional kereta api barang.

m. Persinyalan

Berdasarkan hasil studi dilokasi DIVRE I Medan bahwa semua stasiun sudah terlayani dengan persinyalan elektrik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.209. Kondisi Persinyalan DIVRE I Medan

No STASIUN SINGKATAN JENIS SINYAL KONDISI

Lintas Mdn-Blw

1 Medan Mdn SE BAIK

2 Pulubrayan Pub ME BAIK

3 Titipapan Tpp ME BAIK

4 Labuan Lbu ME BAIK

5 Belawan Blw ME BAIK

Lintas Mdn-Tn

6 Medanpasar Mdp ME BAIK

7 Bandarkhalifah Bap ME BAIK

8 Batangkuis Btk ME BAIK

9 Araskabu Arb ME BAIK

10 Lubukpakam Lbp ME BAIK

11 Perbaungan Pba ME BAIK

12 Lidahtanah Ldt ME BAIK

13 Teukmengkudu Tke ME BAIK

14 Rampah Rph ME BAIK

15 Bamban Mmb ME BAIK

16 Rambutan Rmt ME BAIK

17 Tebingtinggi Tbi ME BAIK

Lintas Tbi-Sir

18 Lauttador Ltd ME BAIK

19 Bandartinggi Bdt ME BAIK

20 Bahlias Bli ME BAIK

21 Perlanaan Pra ME BAIK

22 Limapuluh Lmp ME BAIK

23 Dusun Dsn ME BAIK

24 Seibejangkar Sbj ME BAIK

25 Bunut Buu ME BAIK

26 Kisaran Kis ME BAIK

27 Tanjungbalai Tnb ME BAIK

Lintas Kis-Rap

28 Hangelo Hl ME BAIK

29 Telukdalam Tuk ME BAIK

30 Puluraja Pur ME BAIK

31 Aekloba Akb ME BAIK

32 Membangmuda Mbm ME BAIK

33 Situngir Siu ME BAIK

(16)

Laporan Akhir V-208 No STASIUN SINGKATAN JENIS SINYAL KONDISI

35 Padanghalaban Pha ME BAIK

36 Merbau Mbu ME BAIK

37 Rantauprapat Rap ME BAIK

38 Bajalinggei Bjl ME BAIK

39 Dolokmerangir Dmr ME BAIK

40 Pematangsiantar Sir ME BAIK

41 Sunggal Sun ME BAIK

43 Binjai Bij ME BAIK

Lintas Bij- Pbd

44 Kualabingei Kun ME BAIK

45 Kualabegumit Kug ME BAIK

46 Stabat Sbt ME BAIK

47 Tanjungslamat Tas ME BAIK

48 Tanjungpura Tpu ME BAIK

49 Pangkalanbrandan Pbd ME BAIK

50 Besitang Bsg ME BAIK

Sumber : DIVRE I Medan, 2013

Sinyal mekanik masih mendominasi di DIVRE I Medan hampir di semua lintas kecuali pada stasiun Medan untuk lintas Medan Belawan. Penggunaan elektrik di semua lintas DIVRE I Medan diharapkan mampu menunjang perjalanan kereta api barang sesuai dengan GAPEKA, dilain pihak perlu adanya perawatan secara intensif oleh petugas PT KAI agar kinerja sinyal tetap handal dan memenuhi persyaratan yang telah diuraikan.

n. Wesel

Berdasarkan hasil survey pada DIVRE I Medan jumlah wesel yang terdapat pada jenis rel R 54 sebanyak 6 unit, sedangkan untuk R-41/42 sebanyak 83 unit, R-33 sebanyak 30 unit dan R-25, sebanyak 191 unit, dari keseluruhan jumlah wesel yang ada di DIVRE I Medan sebanyak 310 unit dari berbagai tipe semuanya masih dapat beroperasi dan berfungsi dengan baik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.210. Kondisi Wesel DIVRE I Medan

No Stasiun Banyaknya Wesel Berdasarkan Jenis Rel Jumlah R .54 R .50 R 41/42 R 33 R 25 1 Medan - - - 13 32 45 2 Pulubrayan - - - - 13 13 3 Titipapan - - 2 - - 2 4 Labuan - - 2 - - 2 5 Belawan - - 1 - 3 5 6 Medanpasar - - - - 7 Bandarkhalifah - - 2 - 1 3 8 Batangkuis - - 2 - 1 3 9 Araskabu - - 3 - - 3 10 Lubukpakam - - 2 2 3 7 11 Perbaungan - - 3 - - 3 12 Lidahtanah - - 2 - 1 3

(17)

Laporan Akhir V-209 Sumber : DIVRE I Medan, 2013

Berkaitan dengan pengalihan barang lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang maka, sebaiknya menggunakan wesel dengan tipe Rel 54. Hal ini adalah seiring dengan adanya upaya menggunakan rel tipe R-54 dalam meningkatkan operasional kereta api barang

R .54 R .50 R 41/42 R 33 R 25 13 Telukmengkudu - - 2 - 2 4 14 Rampah - - 2 - 2 4 15 Bamban - - 2 1 1 4 16 Rambutan - - 2 - 1 3 17 Tebingtingi - - 1 - 6 7 18 Lauttador - - 1 1 1 3 19 Bandartingi - - 3 1 - 4 20 Bahlias - - 2 - - 2 21 Perlanaan - - 4 - 5 9 22 Limapuluh - - 4 - - 4 23 Dusun 2 - - - - 2 24 Seibejangkar 2 - 2 - 2 6 25 Bunut - - 2 - 2 4 26 Kisaran 2 - 5 - 16 23 27 Tanjungbalai - - - 4 3 8 28 Hengelo - - 4 - 4 8 29 Telukdalam - - 2 - - 2 30 Puluraja - - 2 - 5 7 31 Aekloba - - 3 - 1 4 32 Membangmuda - - 4 - 5 9 33 Situngir - - - - 34 Pamingke - - - - 4 4 35 Padanghalaban - - 4 - 4 8 36 Merbau - - 1 - 1 2 37 Rantauprapat - - 10 1 5 16 38 Bajalinggei - - - 2 2 4 39 Dolokmerangir - - - 5 6 11 40 Pematangsiantar - - - - 12 12 41 Sunggal - - - - 42 Binjai - - 2 - 7 9 43 Kuala Bingei - - - - 4 4 44 Kuala Begumit - - - - 45 Stabat - - - - 4 4 46 Tanjungslamat - - - - 10 10 47 Tanjungpura - - - - 48 Pangkalanbrandan - - - - 9 9 49 Besitang - - - - 5 5 JUMLAH 6 - 83 30 191 310

(18)

Laporan Akhir V-210 o. Telekomunikasi

Berdasarkan hasil survey pada DIVRE I Medan terdapat beberapa jenis alat telekomunikasi dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.211. Kondisi Komunikasi DIVRE I Medan

No Jenis Peralatan Banyaknya Peralatan Perkoridor Jumlah Mdn-Blw Mdn-Bsg Mdn-Tbl Tbl-Rab Tbl-Slr Kls-Tnb A JARINGAN RADIO 1 Jaringan Radio - - 3 5 1 - 9 JUMLAH A - - 3 5 1 - 9 B JARINGAN TRAINDISPAT CHING 1 Radio Lokomotif - - 36 - - - 36 2 Way Station 4 1 13 19 3 1 41 3 Base Station - - 4 5 1 - 10 4 Console PK - - 3 - - - 3 5 Pesawat URS - - 1 - - - 1 JUMLAH B 4 1 57 24 4 1 91 C PERANGKAT TELKOM 1 Batere PB 1 1 22 30 4 5 63 2 Batere MF 36 9 116 177 27 - 365 3 Cabang Talkback 2 - 14 - - - 16 4 Central MD110 2 - 3 2 - - 7 5 Genset Deutz - - 1 - - - 1 6 Genset 6,5 KVA - - 1 - - - 1 7 Genset 4,2 KVA 4 1 10 17 3 1 36 8 Genta Indukator Cir-Cir - - 8 - - - 8 9 Genta Penjaga Wireles 13 7 13 12 11 1 57 10 Generator Genta Wireless 2 1 18 12 6 - 39 11 Jam - - 1 - - - 1 12 Mini PABX 4 1 12 19 3 1 40 13 MUX 4 1 12 19 3 1 40 14 PC Telex - - 2 - - - 2 15 Pesawat Telepon Blok 4 1 12 19 3 1 40 16 Pesawat Telepon TOKA 29 5 169 70 7 3 283 17 Pesawat Telepon CB 13 6 51 61 12 4 147 18 Pesawat Telepon LB 11 2 4 18 3 - 38 19 Radio P25 4 1 12 19 3 1 40 20 Radio RIG 2 1 15 16 3 1 38 21 Sentral Talkback - - 1 - - - 1 22 SMS Center - - 1 - - - 1 23 Sound System 4 1 10 13 2 1 31 24 STM 1 4 1 10 17 3 1 36 25 STM 16 - - 3 2 - - 5 26 Voice Recorder 4 1 12 19 3 1 40

(19)

Laporan Akhir V-211 No Jenis Peralatan Banyaknya Peralatan

Perkoridor Jumlah Mdn-Blw Mdn-Bsg Mdn-Tbl Tbl-Rab Tbl-Slr Kls-Tnb 27 Wireless - - 1 - - - 1 28 UPS 6 KVA - - 1 - - - 1 29 UPS 4,2 KVA 4 1 12 19 3 1 40 JUMLAH C 147 41 547 561 99 23 1.418 JUMLAH TOTAL 151 42 607 590 104 24 1.518

Sumber : DIVRE I Medan

Berkaitan dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api barang, sebagai akibat pengalihan barang dari lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang maka sebaiknya setiap jenis telekomunikasi yang terdiri dari a) Jaringan radio, b) Jaringan Traindispatcing, c) Perangkat telkom harus dilengkapi pada setiap stasiun besar maupun stasiun antara. Hal ini disebabkan karena fungsi telekomunikasi sesuai dengan teori yang dijelaskan sebelumnya memiliki peranan yang cukup besar untuk menjamin kelancaran, keamanan dan keselamatan operasional kereta api barang. Di lain pihak untuk menjamin kehandalan para aparat pengguna telekomunikasi juga disiapkan peralatan perekam pembicaraan antara pengendali dengan awak kereta api serta petugas stasiun untuk kepentingan pengoperasian dan penelusuran bila mana terjadi kecelakaan.

p. Akses Jalan

Dari hasil survey di DIVRE I Medan, kondisi pada setiap akses jalan dalam keadaan baik, secara singkat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.212. Kondisi Jalan Akses DIVRE I Medan

No STASIUN SINGKATAN JALAN AKSES KONDISI

Lintas Mdn-Blw

1 Medan Mdn ADA BAIK

2 Pulubrayan Pub ADA BAIK

3 Titipapan Tpp ADA BAIK

4 Labuan Lbu ADA BAIK

5 Belawan Blw ADA BAIK

Lintas Mdn-Tn

6 Medanpasar Mdp ADA BAIK

7 Bandarkhalifah Bap ADA BAIK

8 Batangkuis Btk ADA BAIK

9 Araskabu Arb ADA BAIK

10 Lubukpakam Lbp ADA BAIK

11 Perbaungan Pba ADA BAIK

12 Lidahtanah Ldt ADA BAIK

13 Teukmengkudu Tke ADA BAIK

14 Rampah Rph ADA BAIK

15 Bamban Mmb ADA BAIK

16 Rambutan Rmt ADA BAIK

17 Tebingtinggi Tbi ADA BAIK

Lintas Tbi-Sir

18 Lauttador Ltd ADA BAIK

19 Bandartinggi Bdt ADA BAIK

20 Bahlias Bli ADA BAIK

(20)

Laporan Akhir V-212 No STASIUN SINGKATAN JALAN AKSES KONDISI

22 Limapuluh Lmp ADA BAIK

23 Dusun Dsn ADA BAIK

24 Seibejangkar Sbj ADA BAIK

25 Bunut Buu ADA BAIK

26 Kisaran Kis ADA BAIK

27 Tanjungbalai Tnb ADA BAIK

Lintas Kis-Rap

28 Hangelo Hl ADA BAIK

29 Telukdalam Tuk ADA BAIK

30 Puluraja Pur ADA BAIK

31 Aekloba Akb ADA BAIK

32 Membangmuda Mbm ADA BAIK

33 Situngir Siu ADA BAIK

34 Pamingke Pme ADA BAIK

35 Padanghalaban Pha ADA BAIK

36 Merbau Mbu ADA BAIK

37 Rantauprapat Rap ADA BAIK

38 Bajalinggei Bjl ADA BAIK

39 Dolokmerangir Dmr ADA BAIK

40 Pematangsiantar Sir ADA BAIK

41 Sunggal Sun ADA BAIK

43 Binjai Bij ADA BAIK

Lintas Bij- Pbd

44 Kualabingei Kun ADA BAIK

45 Kualabegumit Kug ADA BAIK

46 Stabat Sbt ADA BAIK

47 Tanjungslamat Tas ADA BAIK

48 Tanjungpura Tpu ADA BAIK

49 Pangkalanbrandan Pbd ADA BAIK

50 Besitang Bsg ADA BAIK

Sumber : DIVRE I Medan, 2013

Berkaitan dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api barang, sebagai akibat pengalihan barang dari lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang maka jalan akses perlu dibangun atau diperlebar terutama distasiun-stasiun antara dan stasiun-stasiun yang potensial untuk mobilisasi angkutan barang.

q. Gudang barang

Berdasarkan hasil survey di lokasi studi gudang barang pada DIVRE I Medan gudang yang terdapat di stasiun Rantauprapat, stasiun Dologmarangir, stasiun Belawan, stasiun Pamatang siantar, stasiun Kisaraan dan stasiun Pulubraian, Keenam gudang tersebut dalam kondisi baik dan aktif, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut

Tabel 5.213. Kondisi sarana pelayanan gudang barang pada DIVRE I Medan

No Lokasi Kondisi

1 Stasiun Rantau prapat Baik

2 Stasiun Dologmarangir Baik

3 Stasiun Belawan Baik

4 Stasiun Pamatang siantar Baik

5 Stasiun Kisaraan Baik

6 Stasiun Pulubraian Baik

(21)

Laporan Akhir V-213 Berkaitan dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api barang, sebagai akibat pengalihan barang dari jalur lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang maka gudang barang perlu ditingkatkan ukuran dan kapasitasnya untuk menampung barang dan pengelolaan lebih lanjut. Untuk mendayagunakan gudang yang ada secara optimal, maka diupayakan perbaikan, penambaahan luas gudang dengan konstruksi yang lebih kuat sesuai persyaratan teknis gudang, tersedianya ventilasi dan pencahayaan yang cukup, pintu cukup lebar dengan menggunakan sleeding door bahan besi dan berlantai beton.

r. Lapangan Penumpukan

Berdasarkan hasil survey di lokasi studi lapangan penumpukan barang pada DIVRE I Medan hampir semua stasiun tidak adanya lapangan penumpukan kecuali stasiun Pulubraian dan Kisaran

Berkaitan dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api barang, sebagai akibat pengalihan barang dari jalur lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang maka, lapangan penumpukan perlu pada stasiun yang mempunyai potensi angkutan barang di buat yaitu dengan dengan penambahan luas lahan karena yang dikhawatirkan jika volume pengiriman barang meningkat dan tidak adanya lapanganan penumpukan akan mengganggu kelancaran kendaraan pengangkut barang, selain itu kondisi lapangan penumpukan sebaiknya berlantai beton, mudah dipantau, ada fasilitas pelindung dan lampu penerangan yang cukup pada prinsipnya terbuka dibatasi oleh dinding.

s. Tempat bongkar muat barang

Berdasarkan hasil survey di lokasi studi Tempat bongkar muat barang pada DIVRE I Medan terdapat di lima (6) stasiun, yaitu : stasiun Rantauprapat, stasiun Dologmarangir, stasiun Belawan, stasiun Pamatang siantar, stasiun Kisaraan dan stasiun Pulubraian. Proses pembongkaran barang dilakukan secara langsung dari kereta api menggunakan forklift langsung dibawa ke gudang penyimpanan. Tempat bongkar muat tersebut dalam kondisi baik dan aktif. Secara singkat dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.

Tabel 5.214. Tempat bongkar barang pada DIVRE I Medan.

No Lokasi Kondisi

1 Stasiun Rantau prapat Baik

2 Stasiun Dologmarangir Baik

3 Stasiun Belawan Baik

4 Stasiun Pamatang siantar Baik

5 Stasiun Kisaraan Baik

6 Stasiun Pulubraian Baik

Sumber:DIVRE I Medan, 2013

Berkaitan dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api barang, sebagai akibat pengalihan barang dari jalur lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang, maka tempat bongkar muat barang distasiun perlu ditingkatkan ukuran dan kapasitasnya, menambah alat bongkar muat, ada jalan akses dengan ukuran dan konstruksi jalan yang baik, ada atap, lantai beton ada fasilitas untuk kendaraan masuk dan keluar, lampu penerangan, ada menara pengawas dan tenaga pengawas yang cukup. Selain dari kelima stasiun yang telah diuraikan untuk stasiun antara lainnya yang potensial dalam hal pemuatan dan

(22)

Laporan Akhir V-214 pembongkaran barang harus dibuat tempat bongkar muat juga dengan harapan bisa melayani semua kereta api barang.

t. Langsiran gerbong barang

Hasil survey pada DIVRE I Medan untuk stasiun Medan, stasiun Belawan, stasiun Pulubraian, stasiunLabuan kegiatan langsir sudah menggunakan lokomotif khusus jenis BB 302 dan 306.

Berkaitan dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api barang, sebagai akibat pengalihan barang dari jalur Lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang, maka perlu penambahan jalur parkir barang untuk menampung 20 unit gerbong, ditambah 1 unit ditambah lagi 1 unit Cabous (tempat petugas), bila ada penambahan pelangsiran perlu penambahan wesel dan penambahan jumlah spoor sepanjang ± 350 m s/d 400 m.

u. Parkir kendaraan angkutan barang

Berdasarkan hasil survey di lokasi studi parkir kendaraan angkutan barang pada DIVRE I Medan untuk stasiun Belawan dan mampu menampung kendaraan jenis truk satu sumbu lebih kurang 15 truk, stasiun Medan juga terdapat tempat parkir kendaraan angkutan barang yang mampu menampung kurang lebih 10 truk, stasiun Rantauprapat mempunyai kapasitas muat kurang lebih 25 truk tangki muatan CPO, stasiun Dologmarangir mempunyai kapasitas muat kurang lebih 20 truk tangki muatan CPO, stasiun Pulubraian mempunyai kapasitas muat kurang lebih 20 truk tangki muatan latex dan stasiun Kisaraan mempunyai kapasitas muat kurang lebih 30 truk tangki muatan latex. Untuk kondisi tempat parkiran kendaraan pada ke enam stasiun tersebut dalam keadaan layak, secara singkat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.215. Kondisi lapangan parkir pada DIVRE I Medan

No Lokasi Kapasitas

truk (unit)

Kondisi

1 Stasiun Belawan 15 Baik

2 Stasiun Medan 10 Baik

3 Stasiun Rantau prapat 25 Baik

4 Stasiun Dologmarangir 20 Baik

5 Stasiun Pulubrayan 20 Baik

6 Stasiun Kisaraan 30 Baik

Sumber : DIVRE I Medan, 2013

Berkaitan dengan peningkatan angkutan barang kereta api akibat pengalihan barang melalui angkutan jalan ke angkutan kereta api barang maka parkir kendaraan angkutan barang perlu diperluas bagi kendaraan pengangkut barang baik yang akan dinaikkan distasiun maupun yang diturunkan dari stasiun, ada jalur masuk dan keluar yang cukup kearea parkir, menciptakan ketertiban dan keamanan perpakiran, adanya rambu dan batas parkir. Pada waktu ramai (peakseason) pintu masuk keluar dan masuk dibuat dua jalur, pengaturan parkir disesuaikan dengan luas lahan dengan prinsip menjamin kelancaran pergerakan kendaraan. Penyimpanan kendaraan diatur sesuai rambu dan batas parkir dan pengaturan oleh petugas parkir resmi dari stasiun. Cara penyimpanan kendaraan diusahakan tidak sejajar dengan tubuh jalan dihalaman parkir tetapi menyerong, apabila parkir kendaraan angkutan barang tidak memadai lagi, maka diupayakan

(23)

Laporan Akhir V-215 penambahan luas lahan parkir yang tetap memperhatikan persyaratan lapangan parkir.

v. Crane

Berdasarkan hasil survey di lokasi studi alat bongkar muat barang (Crane) pada DIVRE I Medan tidak ada, dan harus di upayakan agar keberadaan alat crane pada lokasi ini tersedia atau di sediakan dengan kapasitas yang disesuaikan dengan volume bongkar muat barang.

w. Jembatan timbang

Berdasarkan hasil survey di DIVRE I Medan alat jembatan timbangan tidak ada baik distasiun antara ataupun distasiun besar.

Berkaitan dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api barang, sebagai akibat pengalihan barang dari jalur lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang, maka perlu adanya pengadaan timbangan barang distasiun dengan spesifikasi sesuai kebutuhan dan kondisi berat volume barang pada saat dimuat dengan kereta api barang dan setiap selesai penimbangan harus ada struk sebagai bukti hasil penimbangan.

x. Security/ Keamanan

Berkaitan dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api barang, sebagai akibat pengalihan barang dari jalur lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang, maka peran security sangat dibutuhkan untuk menyerasikan kegiatan pekerjaan distasiun sehingga pelayanan di stasiun kereta api terus meningkat yang secara keseluruhan akan meningkatkan kinerja angkutan kereta api barang.

Berdasarkan hasil survey di lokasi studi security/keamanan pada DIVRE I Medan, petugas keamanan yang berjumlah 85 orang dan ditempatkan masing-masing stasiun dengan jumlah yang beragam di enam (6) emplasemen stasiun yaitu pada stasiun Medan 24 orang, stasiun Belawan sebanyak 20 orang, stasiun Rantauprapat sebanyak 16 orang, stasiun Dolog merangir sebanyak 10 orang, stasiun Pulubrayan sebanyak 15 orang dan stasiun kisaraan sebanyak 10 orang. Dari 85 orang mempunyai latar belakangan pendidikan bermacam-macam dari SD, SMP, SMA, S1, Kesamaptaan, Beladiri dan Polri, untuk waktu bertugas dibagi menjadi 3 shiff yaitu pagi hari, siang hari dan malam hari, secara singkat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.216. Jumlah personil keamanan di DIVRE I Medan

No Lokasi Jumlah

Security (orang)

1 Stasiun Belawan 20

2 Stasiun Medan 24

3 Stasiun Rantau prapat 16

4 Stasiun Dologmarangir 10

5 Stasiun Pulubrayan 15

6 Stasiun Kisaraan 10

(24)

Laporan Akhir V-216 y. Gapeka

Berdasarkan hasil survey di lokasi studi DIVRE I Medan perjalanan kereta api mengacu ke GAPEKA yang masih berlaku.

Berkaitan dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api barang, sebagai akibat pengalihan barang dari jalur lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang, maka sebagai instrumen pengaturan perjalanan kereta api harus dibuat lebih cermat karena selain untuk kelancaran operasi, juga dalam rangka keselamatan angkutan kereta api.

z. Tempat muat barang curah dan batubara

Berdasarkan pemantauan pada DIVRE I Medan, bahwa di DIVRE ini tidak ada tempat muat barang jenis curah dan batu bara tetapi hanya tempat muat jenis CPO, BBM dan Latex.

Berkaitan dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api barang, sebagai akibat pengalihan barang dari jalur lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang, maka harus diupayakan juga pelayanan muat barang jenis curah. Selain itu juga pemuatan/ pembongkaran barang baik jenis curah dan jenis barang lainnya harus pada tempat yang tepat yang berguna untuk meminimalisis kerugian yang mungkin timbul akibat ketidak tepatan.

aa. Schowing

Hasil survey di lokasi studi DIVRE I Medan khususnya di enam (6) stasiun Medan, stasiun Belawan, stasiun Rantau prapat, stasiun Dologmarangir, stasiun Pulubrayan dan stasiun Kisaraan hanya mempunyai 2 jadwal/shiff pada pagi hari dan sore hari yang masing-masing terdiri 3 s/d 4 orang.

Berkaitan dengan peningkatan angkutan barang kereta api akibat pengalihan angkutan barang dari jalur lintas Sumatera ke angkutan barang kereta api, maka kinerja schowing perlu terus ditingkatkan baik mengenai ketelitian hasil pemeriksaan dengan peralatan yang tepat atau presisi maupun frekuensi pemeriksaan sesuai lamanya sarana kereta api dioperasikan. Ketelitian hasil pemeriksaan ini ikut menentukan rangkaian penyediaan sarana kereta api yang siap operasi. Scowing dimaksud dapat diatur jumlah dan shif kerja supaya tetap ada pemeriksaan kereta api habis dinas dan juga perlu penambahan personil schowing pada setiap stasiun pemberangkatan kereta api barang jika terjadi kenaikan frekuensi perjalalan kereta api barang.

bb. Conveyor

Dari hasil survey pada DIVRE I Medan tidak ditemukan pemakai conveyor dalam proses bongkar muat barang, baik pada stasiun besar maupun stasiun antara.

Berkaitan dengan peningkatan angkutan barang keret api akibat pengalihan angkutan barang dari jalur lintas Sumatera ke angkutan kereta api, maka bagi stasiun yang kegiatan bongkar muatnya jenis batu bara agar dalam proses pemindahan dari gerbong curah ke tempat penampungan sebaiknya menggunakan conveyor bucket Elevator, sedangkan untuk semen dalam zak sebaiknya menggunakan belt conveyor, dimana selama alat ini digunakan setidaknya dapat meminimalisir tingkat kerusakan barang dan meringankan beban kerja tenaga manusia.

(25)

Laporan Akhir V-217 cc. Forklift

Berdasarkan hasil survey di lokasi studi pada DIVRE I Medan tidak adanya forklift untuk keperluan bongkar muat barang dengan alasan barang yang diangkut merupakan jenis barang cair seperti BBM, CPO dan Latex

Berkaitan dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api barang, sebagai akibat pengalihan barang dari jalur lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang, maka perlu diadakan persiapan pengadaan forklift jika frekuensi barang meningkat begitupun jenis barang yang diangkut melalui kereta api barang dan sebaiknya forklift tersebut dioperasikan oleh petugas yang kompeten dan selalu melakukan pemeliharaan secara rutin agar tetap baik kinerjanya. Selain itu juga khususnya pada stasiun besar di DIVRE I Medan perlu juga di sediakan forklift untuk stasiun-stasiun antara yang potensial yang belum memiliki dengan harapan bisa menunjang kinerja stasiun pada waktu melakukan proses bongkar muat kereta api barang.

dd. Crew KA

Berdasarkan data survey di DIVRE I Medan jumlah masinis sebanyak 40 orang, kondektur 26 orang dan tekhnisi kereta api (TKA) sebanyak 30 orang.

Tabel 5.217. Jumlah Crew pada DIVRE I Medan

No Nama DIVRE Masinis Kondektur Tekhnisi Kereta Api

1 DIVRE I Medan 40 26 30

Sumber: DIVRE I Medan, 2013

Berkaitan dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api barang, sebagai akibat pengalihan barang dari lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang, maka crew kereta api harus cukup jumlahnya dengan kata lain jika terjadi kekurangan pihak penyelenggara harus menambah crew tentunya yang memenuhi persyaratan kualifikasi kecakapan. Kualifikasi kecakapan crew yang dimaksud dibuktikan dengan sertifikat kecakapan yang diperoleh setelah lulus mengikuti pendidikan dan pelatihan. Hal ini diperlukan agar kinerja kereta api barang meningkat.

2. Sarana Perkeretaapian Barang DIVRE I Medan

a. Lokomotif

Berdasarkan hasil survey di lokasi studi DIVRE I MEDAN, lokomotif diesel hidrolik BB 301 berjumlah 2, BB 302 berjumlah 6, BB 303 berjumlah 21, BB 306 berjumlah 10 yang terdapat pada emplasemen stasiun Medan semua kondisi lokomotif tersebut dalam keadaan baik, secara singkat dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 5.218. Kondisi Lokomotif di DIVRE I Medan

No Lokasi Jenis Tipe Jumlah

(unit)

Kondisi 1 Depo Medan Diesel

Hidrolik BB301 BB302 BB303 BB306 2 6 21 10 Rusak Baik Baik Baik Sumber : DIVRE I Medan, 2013

(26)

Laporan Akhir V-218 Dengan melihat beberapa tipe lokomotif yang ada pada DIVRE I Medan khususnya tipe BB303 yang mempunyai daya tarik sebesar 1010 Hp yang diharapkan mampu dioperasikan untuk menarik beban barang yang mencapai rata-rata 1200 ton dengan dengan 20 rangkaian gerbong barang dengan kecepatan yang mengacu sesuai dengan GAPEKA yaitu kecepatan maksimum untuk kereta api barang maksimum 70 km/jam. Hal ini akan menjadi meningkatnya kapasitas angkut barang dan terpenuhinya waktu penyampaian ditempat tujuan dengan dukungan penggantian prasarana kereta api seperti rel dengan tipe R 54, penambat dengan jenis elastik dan bantalan jenis beton.

b. Gerbong barang

Berdasarkan hasil survey di DIVRE I Medan terdapat gerbong datar tipe (PPCW/ R-30) dan (PPCW/R-30) pada stasiun Medan berjumlah 88 unit, untuk gerbong barang jenis (YYW) berjumlah 24 unit. Semua gerbong dalam kondisi baik, secara singkat dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 5.219. Kondisi gerbong barang DIVRE I Medan

No Lokasi Jenis Tipe Jumlah

(unit) Kondisi 1 Depo Medan Datar Bak terbuka PPCW/R-30 PPCW/R-30 YYW 50 X Rumania 38 X Jepang 24 Rusak Baik Baik Sumber : DIVRE I Medan, 2013

Berkaitan dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api barang, sebagai akibat pengalihan barang dari jalur lintas Sumatera ke angkutan kereta api barang maka perlu mengoptimalkan pendayagunaan gerbong yang ada yaitu gerbong datar, gerbong terbuka, gerbong tertutup dan gerbong tangki serta menambah frekuensi penggunaan gerbong, selain itu juga perlu ada penambahan jenis gerbong barang sesuai spesifikasi kebutuhan agar suatu saat jika terjadi peningkatan kapasitas ataupun volume barang maka di DIVRE I Medan siap untuk mengoperasikan gerbong-gerbong barang baik yang tersedia ataupun yang dicadangkan.

c. Depo pemeliharaan lokomotif

Berdasarkan hasil survey di lokasi studi DIVRE I Medan Depo pemeliharaan lokomotif yang ada pada emplasemen stasiun Medan, stasiun Kisaraan, stasiun Tebing Tinggi, stasiun Pulubrayan tersebut dalam keadaan baik. Secara singkat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.220. Kondisi Depo Pemeliharaan Lokomotif DIVRE I Medan

No Depo stasiun Kondisi

1 Dipo Lok Medan Baik

2 Dipo Kereta Medan Baik

3 Dipo Kisaraan Baik

4 Depo Tebing tinggi Baik

5 Depo Pulubrayan Baik

6 Balaiyasa Pulubrayan Baik

Sumber : DIVRE I Medan, 2013

Berkaitan dengan peningkatan angkutan barang kereta api akibat pengalihan angkutan barang melalui jalan ke angkutan kereta api barang, maka depo pemeliharaan otomotif terus ditingkatkan peranannya dengan melengkapi

(27)

Laporan Akhir V-219 peralatan pemeliharaan dengan teknologi terbaru didukung tenaga pemeliharaan yang bersertifikat sesuai ketentuan serta daya sistem pengecekan yang cermat. Peralatan pemeriksaan pengujian dan perawatan yang digunakan harus dikalibrasi secara berkala. Selain depo pemeliharaan pada stasiun tertentu sebaiknya pada stasiun antara yang potensial juga dilengkapi dengan depo lokomotif yang bertujuan agar setiap saat lokomotif siap dioperasionalkan dengan tidak menunggu perbaikan di depo stasiun-stasiun besar.

d. Depo Pemeliharaan Gerbong Barang

Berdasarkan hasil survey di lokasi studi DIVRE I Medan, depo pemeliharaan gerbong sementara masih menjadi satu dengan depo kereta yang berada di stasiun Medan dan saat ini masih dioptimalkan dan dalam keadaan baik.

Secara singkat kondisi depo pada DIVRE I Medan dapat dilihat pda tabel berikut.

Tabel 5.221. Kondisi depo di DIVRE I Medan

No Lokasi Jumlah

spoor

Panjang (m)

Kondisi

1 Stasiun Medan 5 150 Baik

Sumber : DIVRE I Medan, 2013

Kondisi Dipo pemeliharaan gerbong yang ada di DIVRE I Medan perlu terus dijaga agar mampu menyediakan gerbong barang yang siap operasi menurut jenis dan ukuran gerbong yang dibutuhkan.

G.

DIVRE II Sumatera Barat

1. Prasaran Perkeretaapian Barang DIVRE II Sumatera Barat

a. Jalan Rel

Dengan memperhatikan tipe rel di DIVRE II Sumatera Barat dimana masih terdapat tipe rel 25, tipe rel 33, tipe rel 41/42 maka sebaiknya tipe rel tersebut diganti dengan tipe R 54. Hal ini dimaksudkan agar kapasitas daya tahan rel akan lebih mapan untuk beban barang yang lebih besar. Dengan demikian sebagian angkutan barang melalui jalan lintas Sumatera akan dapat secara bertahap dialihkan melalui angkutan Kereta Api Barang. Sekarang ini kondisi jalan raya lintas Sumatera sudah melampaui kapasitas jalan. Hal ini dapat dilihat bahwa dibeberapa titik jalan raya lintas Sumatera telah mengalami kemacetan yang pada hakekatnya akan mengganggu kelancaran lalu lintas angkutan barang. Dilain pihak, tingkat kerusakan jalan raya pun semakin cepat seiring dengan kepadatan lalu lintas angkutan barang berikut muatan masing-masing angkutan. Untuk melihat bagaimana kondisi dan tipe rel di DIVRE II Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.222. Kondisi dan Jenis Rel yang ada pada DIVRE II Sumatera Barat

U r a i an Jumlah Dalam Satuan Kondisi Km M M2 Unit

Panjang rel Operasi & Emplasemen

KA DIVRE II Sumbar 202,310

(28)

Laporan Akhir V-220 U r a i an Jumlah Dalam Satuan Kondisi

Km M M2 Unit

- Type rel R 33 121,016 Baik

- Type rel R 41/42 53,651 Baik

- Type rel R 50 - -

- Type rel R 54 -

Sumber : DIVRE II Sumbar,2013.

Pada DIVRE II Sumatera Barat masih terdapat rel tipe R 25, R 33 dan R 41/42, dimana tipe rel ini tidak mampu lagi menerima penambahan beban, tekanan gandar yang makin besar, goncangan, gaya vertikal, lateral dan longitudinal. Sesuai pertambahan beban kereta api, apabila muatan barang dialihkan dari angkutan jalan sedangkan angkutan barang dan penumpang kereta api eksisting sebesar 373.580 ton/tahun, maka rel tipe R 25, R 33 dan R 41/42 sudah perlu diganti dengan tipe rel R 54. Dari klasifikasi rel yang ada di Indonesia, R Tipe R 54 rel yang mempunyai keunggulan dibandingkan dengan Tipe R 25, R 33 dan R 41/42. Oleh karena itu tipe R 54 ini dapat digunakan diseluruh lintasan di DAOP dan DIVRE untuk keseragaman rel, meskipun pelaksanaannya melalui pentahapan.

Berdasarkan hasil survey pada DIVRE II Sumatera Barat terdapat panjang rel keseluruhan 202,310 km, terdiri dari type R25 sepanjang 27,643 km, type R33 sepanjang 121,016 km, type R41/42 sepanjang 53,651 km, type R54 tidak terdapat di DIVRE II Sumatera Barat. Kondisi rel semua type adalah baik dan rel Tipe R 54 diharapkan secara bertahap akan mengganti tipe-tipe rel yang sudah ada. Secara singkat jalur prasana angkutan kereta api barang di DIVRE II Sumatera Barat dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 5.75 Jaringan Material Rel di DIVRE II Sumatera Barat

Sumber : DIVRE II Sumatera Barat, 2013

Secara rinci material Rel di DIVRE II Sumbar terdiri dari tipe rel 41/42, tipe rel 33 dan tipe rel 25 yang mempunyai panjang keseluruhan 202,310 km terdapat pada tabel berikut.

Gambar

Tabel 5.195.  Kondisi Penambat pada lintasan DIVRE I Medan  U r a i an  Jumlah Dalam Satuan  Kondisi
Tabel 5.202.  Kondisi Prasarana DIVRE I Medan
Tabel 5.203.  Kondisi emplasemen/ peron dan spoor lintas Medan - Belawan   DIVRE I Medan
Tabel 5.206.  Kondisi emplasemen/ peron dan spoor lintas Kisaran –  Rantauprapat DIVRE I Medan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun demikian Tujuan bangsa Indonesia yang terkandung dalam sila pancasila tersebut memang memerlukan proses yang tidak mudah untuk mewujudkannya,

Peranan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam diwujudkan dalam kegiatan- kegiatan yang diselenggarakan oleh

Berdasarkan uraian diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh yang signifikan keberadaan Museum Sangiran dengan

b) Telah menyelesaikan studi pada program sarjana/sarjana terapan dan tidak berlaku bagi mereka yang telah menyelesaikan program magister baik dalam maupun luar

Untuk dapat berinteraksi FPGA mempunyai IOB (Input Output Block) yang berfungsi sebagai penghubung rangkaian digital di dalam FPGA dengan komponen- komponen lain di luar chip

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu menetapkan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Gedung dan

Nilai R/C Ratio yang diperoleh pada usaha baje dodol di KUB Ik Cipta Usaha sebesar 1,56 maka usaha yang dijalankan KUB IK Cipta Usaha dinilai layak untuk dijalankan, artinya

Di dalam aplikasi SIADI ini terdapat 6 aplikasi lain penunjang layanan pendidikan yang ada di SMP Negeri 5 Sidoarjo seperti SIJAPELIN (Sistem Jadwal Penilaian