PEDOMAN KODE ETIK DOSEN
STMIK AMIKOM PURWOKERTO
PURWOKERTO
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga akhirnya dokumen Pedoman Kode Etik Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto dapat terselesaikan.
Buku Pedoman Kode Etik Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto ini berisi tentang kode etik dosen, pelanggaran, sanksi, serta penegakan kode etik dosen di lingkungan STMIK AMIKOM Purwokerto.
Dengan terbitnya dokumen Pedoman Kode Etik Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto
diharapkan mampu mewujudkan pemahaman dan sikap para stakeholders internal di STMIK
AMIKOM Purwokerto tentang etika dosen STMIK AMIKOM Purwokerto, meningkatnya kinerja semua unit untuk mewujudkan mutu yang telah ditetapkan serta meningkatnya kinerja perencanaan semua unit penunjang pendidikan untuk mewujudkan standar mutu yang telah ditetapkan.
Purwokerto, Maret 2015
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I KETENTUAN UMUM ... 1
BAB II ASAS-ASA KODE ETIK ... 3
BAB III MAKSUD DAN TUJUAN ... 3
BAB IV TANGGUNG JAWAB DOSEN ... 4
BAB V RUANG LINGKUP ETIKA DOSEN ... 5
BAB VI PENEGAKAN KODE ETIK ... 15
BAB VII SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK ... 17
BAB VIII PEMBELAAN DAN REHABILITASI ... 18
1
Lampiran I SK Ketua Nomor 014/K.03/STMIKAMIKOM/III/2015 tentang Pedoman Kode Etik Dosen dan Tenaga Kependidikan
PEDOMAN KODE ETIK DOSEN STMIK AMIKOM PURWOKERTO
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Kode Etik ini yang dimaksud dengan:
a. Sekolah Tinggi adalah Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM
Purwokerto yang disingkat STMIK AMIKOM Purwokerto;
b. Ketua Sekolah Tinggi adalah pimpinan tertinggi sekolah tinggi sebagai penanggung jawab utama yang melaksanakan arahan serta kebijakan umum, menetapkan peraturan, norma dan tolak ukur penyelenggaraan pendidikan atas dasar persetujuan Senat Sekolah Tinggi;
c. Dosen adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama melaksanakan
kegiatan pengajaran, disamping meneliti, dan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
d. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar secara sah pada salah satu program studi dan sedang belajar menuntut ilmu di lingkungan STMIK AMIKOM Purwokerto;
e. Tenaga kependidikan adalah unsur pelaksana administrasi STMIK AMIKOM Purwokerto;
f. Alumni adalah lulusan STMIK AMIKOM Purwokerto;
g. Sivitas akademika adalah komunitas yang terdiri atas dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa STMIK AMIKOM Purwokerto;
h. Pendidikan akademik adalah pendidikan yang ditempuh melalui program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangannya;
i. Budaya akademik adalah budaya yang dianut dan dikembangkan oleh sivitas akademika
2
j. Kebebasan akademik adalah kebebasan yang dimiliki oleh dosen dan mahasiswa untuk secara bertanggungjawab dan mandiri melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pendidikan, dan pengembangan ilmu teknologi dan seni;
k. Etika adalah pedoman dalam bersikap dan berperilaku yang didalamnya berisi garis-garis besar nilai moral, dan norma yang mencerminkan masyarakat kampus yang ilmiah, edukatif, kreatif, santun, dan bermartabat;
l. Kode Etik adalah seperangkat peraturan yang mengatur sikap, perilaku dan tutur kata dosen STMIK AMIKOM Purwokerto;
m. Kode Etik Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto adalah kode tertulis yang merupakan standar etika bagi dosen STMIK AMIKOM Purwokerto dalam berinteraksi dengan sesama dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, alumni, dan masyarakat luas dalam lingkup kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler;
n. Pelanggaran adalah setiap perbuatan/tindakan yang bertentangan dengan segala sesuatu yang tercantum dalam Peraturan ini;
o. Sanksi adalah akibat hukum yang dikenakan kepada dosen yang melanggar kode etik;
p. Plagiat atau disebut juga penjiplakan adalah tindakan mengumumkan atau memperbanyak
sebagian atau seluruh tulisan atau gagasan orang lain dengan cara mempublikasikan atau dengan cara lain dan mengakuinya sebagai ciptaannya sendiri dengan maksud mendapatkan keuntungan;
q. Gratifikasi adalah penerimaan imbalan secara langsung berupa barang atau jasa dari mahasiswa dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar di luar ketentuan yang berlaku;
r. Pembelaan adalah ikhtiar yang dilakukan oleh dosen sebagai bentuk usaha pembelaan atau klarifikasi; dan
3 BAB II
ASAS-ASAS KODE ETIK Pasal 2
Kode Etik Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto berlandaskan kepada asas-asas sebagai berikut:
a. Integritas: Sikap pribadi yang mencerminkan keutuhan dan keseimbangan kepribadian rohani, jasmani, kecerdasan spiritual, emosional, intelektual, jujur, tulus, bertanggung-jawab dan memegang teguh komitmen dalam menjalankan tugas;
b. Kepantasan, kesopanan, dan kesantunan: Norma kesusilaan pribadi yang tercermin dalam
perilaku setiap dosen dalam rangka menjalankan tugas, wewenang, kewajiban, dan kepercayaan;
c. Keterbukaan: Sikap dan perilaku cepat, tanggap, lapang dada dan membuka peluang untuk meraih kemajuan;
d. Ketauladanan: Sikap dan perilaku memberi contoh dan melakukan hal- hal yang baik dengan mulai dari diri sendiri; dan
e. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan: Mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara kepentingan pemerintah, masyarakat, dan sivitas akademika serta tenaga kependidikan.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3
Maksud penyusunan Kode Etik Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto adalah untuk memberikan pedoman/arahan dan ketentuan disiplin bagi seluruh dosen STMIK AMIKOM Purwokerto dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai dosen.
4 Pasal 4
Tujuan penyusunan Kode Etik Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto sebagai berikut:
a. Dosen melaksanakan kaidah-kaidah moral, kesusilaan, kejujuran, kebenaran, dan
keilmuan serta disiplin dalam melaksanakan tugas, wewenang dan kewajibannya; dan
b. Membentuk citra dosen yang profesional dalam penyelenggaraan manajemen pendidikan
STMIK AMIKOM Purwokerto sehingga dapat dijadikan sebagai teladan bagi mahasiswa yang mempersiapkan diri memasuki lingkungan masyarakat modern dan profesional;
BAB IV
TANGGUNG JAWAB DOSEN Pasal 5
1. Menjaga semangat untuk melaksanakan kejujuran dan integritas akademik dengan
mengacu kepada perundang- undangan, berbagai peraturan pemerintah dan kebijakan yang berlaku di STMIK AMIKOM Purwokerto.
2. Memberikan informasi yang jelas kepada mahasiswa tentang mata kuliah, pelaksanaan tugas-tugas perkuliahan dan standar pencapaian hasil belajar.
3. Menggunakan format pelaksanaan perkuliahan dan pelaksanaan ujian yang sesuai dengan
aturan akademik.
4. Menunjukkan kerja sama dengan dosen lain dan tenaga kependidikan dalam rangka meminimalisasi berbagai masalah yang berkaitan dengan penyelenggaraan perkuliahan, pelaksanaan dan pelaporan hasil atau nilai ujian.
5. Mendorong mahasiswa untuk melaksanakan kejujuran dan integritas akademik.
6. Menjelaskan kepada mahasiswa prosedur dan cara yang dapat ditempuh dalam
melaporkan berbagai jenis pelanggaran etika akademik baik oleh dosen, tenaga kependidikan maupun oleh mahasiswa.
7. Memonitor pelaksanaan perkuliahan dan pelaksanaan berdasarkan kejujuran dan integritas akademik.
8. Menentukan pencapai hasil belajar sesuai dengan kemampuan akademik mahasiswa dan
menjauhi unsur yang bersifat subjektivisme.
5 BAB V
RUANG LINGKUP ETIKA DOSEN Pasal 6
Ruang lingkup etika dosen meliputi:
a. Etika dosen sebagai ilmuwan;
b. Etika dosen sebagai pendidik dan pengajar;
c. Etika dosen dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; d. Etika dosen terhadap publikasi ilmiah;
e. Etika dosen terhadap diri sendiri;
f. Etika dosen sebagai warga negara;
g. Etika dosen dalam berorganisasi; h. Etika dosen terhadap institusi;
i. Etika dosen dalam bermasyarakat;
j. Etika dosen terhadap sesama dosen;
k. Etika dosen terhadap tenaga kependidikan;
l. Etika dosen terhadap mahasiswa; dan
m. Etika dosen dalam berpakaian
Pasal 7
ETIKA DOSEN SEBAGAI ILMUWAN Etika dosen sebagai ilmuwan meliputi:
a. Mengikuti perkembangan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi;
b. Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan masyarakat, mengabdikan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan masyarakat;
c. Wajib melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan sungguh-sungguh
dan penuh tanggung jawab mencurahkan tenaga dan waktunya untuk hasil yang berkualitas;
d. Mempublikasikan hasil karya penelitian dan atau pengabdian pada masyarakat yang sejauh kesadarannya merupakan karya yang orisinil seutuhnya;
e. Mencantumkan nama penulis atau pihak lain sesuai kontribusinya dalam penyusunan karya ilmiah;
6 f. Transparan dalam setiap publikasi ilmiah;
g. Tidak mempublikasikan karya yang sama berulang-ulang, baik secara utuh, parsial maupun dalam bentuk modifikasi tanpa transparansi yang seharusnya dilakukan sesuai dengan norma akademis; dan
h. Menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran ilmiah serta menghindarkan diri dari perbuatan yang melanggar norma masyarakat ilmiah seperti plagiat, penjiplakan, pemalsuan data dan sebagainya.
Pasal 8
ETIKA DOSEN SEBAGAI PENDIDIK DAN PENGAJAR Etika dosen sebagai pendidik dan pengajar meliputi:
a. Memberi teladan, membangun kreativitas dan memberi dorongan yang positif kepada mahasiswa;
b. Menyampaikan ilmu pengetahuan dengan penuh tanggung jawab, empati, santun, tanpa
pamrih dan tanpa unsur pemaksaan;
c. Menjaga kehormatan diri dengan tidak melanggar norma yang berlaku dalam menjalankan
tugasnya sebagai dosen;
d. Mengajar dengan penuh dedikasi, jujur, disiplin dan bertanggung jawab;
e. Mengajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Perkuliahan (RPP) dan Rencana
Perkuliahan Semester (RPS) yang berlaku;
f. Terbuka terhadap perbedaan pendapat dengan mahasiswa, dan berlapang dada dalam menangani kritik dan saran dari berbagai pihak;
g. Berintegritas tinggi dalam mengevaluasi hasil pekerjaan mahasiswa;
h. Menjadi figur dan teladan bagi mahasiswa dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi;
i. Tidak memiliki, menyimpan dan menggunakan obat-obatan terlarang yakni Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA);
j. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dibidang pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat;
k. Menjauhi dan menghindari hal-hal yang mengarah pada kemungkinan terjadinya
pertentangan kepentingan pribadi dalam proses belajar mengajar;
7
m. Melakukan pembinaan terhadap mahasiswa baik dalam bentuk ekstra kurikuler maupun
intra kurikuler; dan
n. Menghindarkan diri dari menerima gratifikasi.
Pasal 9
ETIKA DOSEN DALAM BIDANG PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Etika dosen dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat meliputi:
a. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan penuh integritas dan kejujuran
dengan memperhatikan faktor ketepatan, keseksamaan, dan kehormatan serta berpegang teguh pada metode ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan;
b. Bertindak secara rasional, obyektif, jujur dan bijaksana;
c. Bersikap terbuka, kecuali untuk hasil penelitian yang dipatenkan;
d. Melakukan prosedur penelitian yang sistematis dengan menggunakan pembuktian yang sahih dan dilakukan secara terus-menerus untuk mendapatkan hasil yang maksimal;
e. Menghormati dan menghargai objek penelitian;
f. Tidak menutupi kelemahan atau membesar-besarkan hasil penelitian;
g. Mengarahkan penelitian untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan/atau perolehan hak paten
untuk mendorong perkembangan industri nasional;
h. Wajib mencermati antara manfaat yang diharapkan dari penelitian dengan biaya dan beban yang dikeluarkan, khususnya beban yang dituntut dari sponsor;
i. Tidak boleh menjanjikan hal di luar kemampuan peneliti;
j. Wajib menghasilkan atau memberikan apa yang dapat dijanjikan dari penelitian;
k. Wajib menjelaskan kepada penyandang dana kesimpulan yang diperoleh dari penelitian;
l. Wajib menjelaskan keterbatasan hasil penelitian dan membedakan antara kesimpulan penelitian dan ekstrapolasinya;
m. Bekerja secara sinergis sesama dosen dari berbagai macam disiplin ilmu;
n. Tidak menggunakan skripsi, tesis, disertasi atau karya ilmiah yang murni berasal dari ide dan pemikiran mahasiswa di bawah bimbingannya sebagai karya pribadi;
o. Menghargai pendapat masyarakat dalam menetapkan program-program pengabdian;
8
q. Mendudukan mahasiswa sebagai rekan kerja yang masih memerlukan proses
pembelajaran kemasyarakatan;
r. Tidak menerima imbalan lain yang tidak sesuai dengan hak dan jerih payah yang dilakukannya;
s. Menolak pekerjaan pengabdian yang bertentangan dengan tata nilai dan norma yang berlaku;
t. Melakukan pengabdian secara profesional dan ditunjang oleh kompetensi yang dimiliki;
dan
u. Mengupayakan agar kegiatan dapat meningkatkan mutu akademik STMIK AMIKOM
Purwokerto dan hasilnya bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, negara, dan kemanusiaan.
Pasal 10
ETIKA DOSEN TERHADAP PUBLIKASI ILMIAH Etika dosen terhadap publikasi ilmiah meliputi :
a. Menghindari tindakan plagiat yaitu perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai;
b. Tidak menggunakan kedudukan, status, jabatan, dan pengaruh kekuasaan kepada
bawahannya atau mahasiswa untuk memaksa memasukkan namanya ke dalam suatu proyek/kelompok penelitian atau ke dalam kelompok pengarang suatu karya ilmiah apapun yang dianggap layak, baik sebagai peneliti maupun sebagai pengarang;
c. Tidak melupakan penelitian dan peneliti terdahulu;
d. Tidak menggunakan data atau hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian kelompok tanpa persetujuan dari rekan-rekan peneliti dengan tidak mencantumkan nama-nama penelitinya;
e. Tidak menggunakan data penelitian atau hasil kerja mahasiswa yang dibimbingnya tanpa
persetujuan dari mahasiswa tersebut dan mengaku bahwa dia sebagai peneliti tunggal hasil penelitian tersebut;
f. Tidak mengambil data hasil penelitian orang lain, seperti hasil kerja laboratorium, hasil
9
diterbitkan/dipublikasikan, kemudian menjadikannya sebagian dari kajian ilmiahnya tanpa membuat pernyataan yang jujur terhadap sumber aslinya;
g. Mencantumkan sumber penggunaan gambar dan tabel yang dikutip;
h. Meminta izin penggunaan gambar yang dapat menjadi petunjuk identifikasi;
i. Mencantumkan seluruh kontributor kecuali yang tidak bersedia; dan
j. Memberi pernyataan jasa kepada pemberi gagasan, disamping pemberi izin, fasilitas dan bantuan lainnya.
Pasal 11
ETIKA DOSEN TERHADAP DIRI SENDIRI Etika dosen terhadap diri sendiri meliputi:
a. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar;
b. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
c. Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok dan golongan;
d. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan,keterampilan dan sikap proaktif dalam mengembangkan kemampuan;
e. Memelihara kesehatan jasmani dan rohani;
f. Menjaga kebutuhan dan keharmonisan keluarga;
g. Berpenampilan sederhana, rapi dan sopan; dan
h. Menolak gratifikasi dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan tugas dan kewajibannya
sebagai dosen.
Pasal 12
ETIKA DOSEN SEBAGAI WARGA NEGARA Etika dosen sebagai warga negara meliputi:
a. Setia dan taat serta mengamalkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 secara konsisten dan konsekuen;
b. Menghormati lambang-lambang dan simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan;
10
e. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
f. Menggunakan keuangan Negara dan barang milik negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. Mematuhi dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
h. Berperan aktif dalam menyukseskan pembangunan nasional;
i. Memegang teguh rahasia negara;
j. Menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa;
k. Menggunakan sumber daya alam secara arif dan bertanggungjawab;
l. Menjaga dan menggunakan fasilitas umum dengan baik sesuai peruntukannya; dan
m. Akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa.
Pasal 13
ETIKA DOSEN DALAM BERORGANISASI Etika dosen dalam berorganisasi meliputi:
a. Melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan dengan penuh tanggung jawab;
c. Membangun etos kerja yang tinggi untuk meningkatkan kinerja organisasi;
d. Menjamin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan;
e. Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya;
f. Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja organisasi;
g. Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka peningkatan kinerja
organisasi;
h. Berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kinerja; i. Menjaga informasi yang bersifat rahasia; dan
j. Menghindarkan diri dari penyalahgunaan institusi untuk kepentingan pribadi atau golongan.
11 Pasal 14
ETIKA DOSEN TERHADAP INSTITUSI Etika dosen terhadap institusi meliputi:
a. Wajib menjunjung tinggi dan memahami visi, misi dan tujuan dari STMIK AMIKOM Purwokerto;
b. Berperan aktif memelihara dan mengembangkan keberadaan sekolah tinggi;
c. Menjaga dan meningkatkan nama baik sekolah tinggi;
d. Menjunjung tinggi kebebasan akademik dan menumbuh kembangkan suasana akademik
di sekolah tinggi;
e. Menghayati dasar-dasar kekeluargaan dan kemasyarakatan dalam pengelolaan sekolah tinggi berdasarkan kepada Statuta STMIK AMIKOM Purwokerto;
f. Mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di STMIK AMIKOM Purwokerto pada
khususnya dan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada umumnya;
g. Jujur dalam melaksanakan proses pendidikan, penelitian, membuat karya tulis, dan dalam melakukan tindakan lain yang menyangkut nama STMIK AMIKOM Purwokerto;
h. Sopan dalam berpakaian dan bertingkah laku;
i. Berdisiplin dan berlaku etis dalam setiap kegiatan; dan
j. Menjaga integritas STMIK AMIKOM Purwokerto dan dirinya sendiri..
Pasal 15
ETIKA DOSEN DALAM BERMASYARAKAT Etika dosen dalam bermasyarakat meliputi:
a. Menghormati agama, kepercayaan, budaya dan adat istiadat orang lain; b. Bergaya hidup wajar dan toleran terhadap orang lain dan lingkungan;
c. Mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan masalah di lingkungan masyarakat;
d. Tidak melakukan tindakan anarkis dan provokatif yang dapat meresahkan dan
mengganggu keharmonisan masyarakat;
e. Menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan sekitar;
f. Berperan serta dalam kegiatan kemasyarakatan;
12
h. Menjaga kelestarian, keutuhan, keharmonisan dan kesejahteraan keluarga, serta reputasi sosial di masyarakat;
i. Menjadi teladan sebagai warga negara yang baik dalam masyarakat;
j. Menghormati setiap warga negara tanpa membedakan agama, kepercayaan, suku, ras, dan
status sosial;
k. Mewujudkan pola hidup yang serasi, selaras, dan seimbang dengan masyarakat;
l. Memberikan pelayanan dengan empati, hormat, santun, tanpa pamrih, dan tanpa unsur paksaan;
m. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif;
n. Tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat; dan
o. Berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Pasal 16
ETIKA DOSEN TERHADAP SESAMA DOSEN Etika dosen terhadap sesama dosen meliputi:
a. Bekerjasama secara harmonis dalam melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi;
b. Mengembangkan, meningkatkan mutu profesi, membina hubungan kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial;
c. Bersikap santun terhadap teman sejawat, tidak mencaci, merendahkan atau mengungkap
kejelekan teman sesama dosen di muka umum;
d. Membangun kreativitas dan memberikan dorongan positif kepada rekan sejawat dan dosen junior untuk meningkatkan prestasi kerjanya;
e. Memegang teguh dan menghormati hak dan kebebasan akademik serta hak kebebasan mimbar akademik antar dosen;
f. Memelihara dan menumbuh kembangkan masyarakat akademik antar dosen;
g. Memperhatikan batas kewenangan dan tanggung jawab ilmiah dalam menggunakan
kebebasan akademik serta tidak melangkahi wewenang keahlian atau keahlian rekan sejawatnya;
h. Memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap rekan dosen dan juniornya;
13
j. Memelihara rasa persatuan dan kesatuan, menjunjung tinggi harkat dan martabat sesama
dosen, menghargai perbedaan pendapat di antara rekan-rekan dosen; dan
k. Tidak membuka hal-hal yang memalukan atau merugikan teman sejawat baik disengaja
maupun tidak disengaja, kecuali hal itu merupakan keharusan dalam memenuhi tuntutan profesional atau diharuskan menurut hukum dan perundang-undangan.
Pasal 17
ETIKA DOSEN TERHADAP TENAGA KEPENDIDIKAN Etika dosen terhadap tenaga kependidikan meliputi:
a. Menghormati tenaga kependidikan tanpa membedakan agama, kepercayaan, suku, ras, dan
status sosial;
b. Memelihara rasa persatuan dan kesatuan;
c. Saling menghormati baik secara vertikal maupun horisontal dalam suatu unit kerja, instansi maupun antar instansi;
d. Menghargai perbedaan pendapat;
e. Menjaga dan menjalin kerjasama yang kooperatif sesama pegawai; dan
f. Menjaga dan menjalin rasa solidaritas.
Pasal 18
ETIKA DOSEN TERHADAP MAHASISWA Etika dosen terhadap mahasiswa meliputi:
a. Melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran dengan sikap tulus ikhlas, kreatif, komunikatif, berpegang pada moral luhur dan profesionalisme;
b. Tidak bertindak diskriminatif atas dasar ras, warna kulit, keyakinan, jenis kelamin, suku bangsa, status perkawinan, kepercayaan agama, politik, keluarga, keturunan dan latar belakang sosial dan budaya mahasiswa;
c. Menjaga hubungan baik dengan bersikap dan bertindak adil terhadap mahasiswa;
d. Membimbing dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan,
mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
14
e. Membimbing dan mendidik mahasiswa ke arah pembentukan kepribadian insan terpelajar
yang mandiri dan bertanggung jawab;
f. Mengembangkan dan merangsang pemikiran kreatif dan inovatif mahasiswa;
g. Memberikan penilaian dan menentukan kelulusan mahasiswa sesuai dengan kemampuan
dan hasil prestasi mahasiswa secara obyektif;
h. Berorientasi pada upaya peningkatan kualitas mahasiswa;
i. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap para mahasiswa;
j. Selalu berusaha untuk menjadi panutan bagi mahasiswa;
k. Menghindarkan diri dari penyalahgunaan dalam bentuk apapun untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan;
l. Membantu mahasiswa dan melayani mereka secara adil;
m. Objektif dalam memberikan penilaian dan menentukan kelulusan mahasiswa sesuai dengan kemampuan dan hasil prestasi mahasiswa dan tidak diskriminatif;
n. Tanggap terhadap keadaan akademik mahasiswa;
o. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan; dan
p. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar kepada mahasiswa;
Pasal 19
ETIKA DOSEN DALAM BERPAKAIAN Etika dosen dalam berpakaian meliputi:
a. Pakaian dosen harus disesuaikan dengan peran yang disandang oleh dosen pada waktu pakaian tersebut dikenakan;
b. Pakaian formal bagi dosen pria yang mencerminkan citra profesional adalah celana panjang, kemeja dan sepatu formal, serta wajib mengenakan dasi khususnya saat mengajar; c. Pakaian formal bagi dosen wanita yang mencerminkan citra wanita profesional adalah rok
dan blouse (ditambah blazer jika memungkinkan) dengan sepatu formal;
d. Pakaian dosen harus senantiasa dijaga kebersihan dan kerapian nya selama dosen yang bersangkutan menjalankan tugas; dan
e. Dosen harus senantiasa menjaga personal hygiene untuk menghindarkan dirinya
15 Pasal 20 LARANGAN
Dalam hal bersikap dan berperilaku tidak dibenarkan seluruhnya dan/atau sebagian sivitas akademika di STMIK AMIKOM Purwokerto:
a. Menyalahgunakan nama, lambang, dan segala bentuk atribut STMIK AMIKOM
Purwokerto;
b. Memalsukan dan/atau menyalahgunakan surat-surat atau dokumen STMIK AMIKOM
Purwokerto;
c. Menggunakan bahan ajar (buku, jurnal, diktat, dll) yang tidak sesuai dengan mata kuliah;
d. Memaksa mahasiswa membeli bahan ajar disertai dengan ancaman;
e. Menghambat dan/atau mengganggu berlangsungnya kegiatan STMIK AMIKOM
Purwokerto;
f. Memasuki dan/atau mencoba memasuki dan/atau menggunakan serta memindahkan
secara tidak sah ruangan, bangunan dan sarana lain, milik atau di bawah pengawasan STMIK AMIKOM Purwokerto;
g. Menolak untuk meninggalkan dan/atau menyerahkan kembali ruangan bangunan dan/atau
sarana lain milik dan/atau dibawah pengawasan STMIK AMIKOM Purwokerto yang digunakan secara tidak sah;
h. Mengotori dan/atau merusak ruangan/bangunan dan sarana lain milik dan/atau di bawah
pengawasan STMIK AMIKOM Purwokerto;
i. Melakukan pemukulan, penganiayaan, dan penekanan, serta pencemaran nama baik, yang
dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak lain;
j. Menimbulkan dan/atau mencoba menimbulkan ketidaktertiban dan perpecahan di
lingkungan STMIK AMIKOM Purwokerto; dan
k. Menggunakan sarana dan prasarana yang dimiliki dan/atau berada di bawah pengawasan
16 BAB VI
PENEGAKAN KODE ETIK Pasal 21
1. Senat Sekolah Tinggi membentuk Komisi Etik untuk memeriksa pelanggaran kode etik dosen di lingkungan STMIK AMIKOM Purwokerto.
2. Keanggotaan Komisi Etik berjumlah ganjil yang terdiri atas: a. 1 (satu) orang Ketua; dan
b. 2 (dua) orang anggota.
3. Ketua Komisi Etik bertanggungjawab dalam melakukan pemanggilan dosen yang
dilaporkan diduga melakukan pelanggaran Kode Etik dan memimpin pelaksanaan pemeriksaaan terhadap dugaan adanya pelanggaran Kode Etik.
4. Anggota Komisi Etik bertanggungjawab dalam membantu Ketua Komisi Etik dalam
pelaksanaan pemeriksaan terhadap dugaan adanya pelanggaran Kode Etik.
Pasal 22 Tugas Komisi Etik meliputi:
a. Memeriksa dosen yang disangka melakukan pelanggaran Kode Etik yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan;
b. Meminta keterangan dari pihak lain dan/atau pejabat lain yang dipandang perlu;
c. Mendengarkan pembelaan diri dari dosen yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik;
d. Memberikan rekomendasi kepada Ketua Sekolah Tinggi dalam hal pemberian sanksi; dan
e. Menyusun laporan hasil pemeriksaan pelanggaran kode etik yang dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan.
17 Pasal 23 PELAPORAN
1. Setiap orang yang mengetahui adanya pelanggaran Kode Etik memiliki hak untuk melaporkan kepada Wakil Ketua I Bidang Akademik melalui Ketua Program Studi, dengan disertai bukti yang cukup.
2. Atas pertimbangan Wakil Ketua I Bidang Akademik identitas pelapor dapat dirahasiakan, kecuali terhadap pelapor dari luar Sekolah Tinggi wajib menyertakan identitas diri dan bukti-bukti yang cukup.
3. Wakil Ketua I Bidang Akademik wajib mencatat semua laporan dan bukti-bukti yang diserahkan oleh pelapor dan melaporkannya kepada Ketua Sekolah Tinggi.
4. Ketua Sekolah Tinggi menyampaikan surat pemberitahuan tentang perkara yang dimaksud
kepada Ketua Senat Sekolah Tinggi.
Pasal 24 PEMERIKSAAN
1. Ketua Senat Sekolah Tinggi memerintahkan Komisi Etik untuk melakukan pemeriksaan
terhadap dosen.
2. Dosen yang diduga melakukan pelanggaran kode etik wajib memenuhi panggilan Komisi
Etik dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah laporan diterima, panggilan dituangkan dalam bentuk Surat Panggilan.
3. Dosen yang diperiksa oleh Komisi Etik berhak mendapatkan kesempatan untuk
memberikan pembelaan diri atas pelanggaran Kode Etik yang diduga dilakukannya. 4. Apabila dosen tersebut tidak memenuhi panggilan Komisi Etik tanpa alasan yang sah,
maka dilakukan pemanggilan kedua sampai ketiga.
5. Apabila sampai pemanggilan ketiga tidak hadir maka pemeriksaan diserahkan kepada Ketua Sekolah Tinggi berdasarkan rekomendasi Komisi Etik.
18 Pasal 25
PELAKSANAAN SANKSI
1. Pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi adalah Ketua Sekolah Tinggi setelah memperhatikan hasil pemeriksaan dan rekomendasi dari Komisi Etik melalui Ketua Senat.
2. Pemberian sanksi dinyatakan dalam Keputusan Ketua Sekolah Tinggi.
BAB VII
SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK Pasal 26
Berdasarkan pada jenis, berat ringannya pelanggaran dan fakta-fakta lain, dosen yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik dikenakan sanksi berupa:
a. sanksi moral;
b. sanksi akademik; dan
c. sanksi disiplin.
Pasal 27
Sanksi moral sebagaimana dimaksud pada pasal 25 huruf a dari hasil keputusan pemeriksaan Komisi Etik berupa:
a. Permohonan maaf dituangkan dalam Surat Pernyataan Permohonan;
b. Pernyataan penyesalan dituangkan dalam Surat Pernyataan Penyesalan; dan
c. Pernyataan siap bersedia dijatuhi sanksi disiplin apabila mengulang perbuatannya atau melakukan pelanggaran Kode Etik lainnya.
19 Pasal 28
Sanksi akademik sebagaimana dimaksud pasal 25 huruf b dari hasil keputusan pemeriksaan Komisi Etik berupa:
a. Larangan melakukan kegiatan akademik; dan
b. Pencabutan jabatan akademik.
Pasal 29
Sanksi disiplin sebagaimana dimaksud pada pasal 25 huruf c dari hasil keputusan pemeriksaan Komisi Etik berupa:
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan struktural setingkat lebih rendah; c. Pembebasan dari jabatan struktural;
d. Penangguhan haknya menduduki jabatan struktural selama satu periode;
e. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri; dan
f. Pemberhentian tidak dengan hormat.
BAB VIII
PEMBELAAN DAN REHABILITASI Pasal 30
1. Pembelaan dapat dilakukan terhadap dosen yang dituduh melanggar Kode Etik dengan mengajukan pembelaan diri dalam Forum Sidang Komisi Etik Senat.
2. Rehabilitasi dapat diberikan kepada dosen yang tidak terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik Dosen.
20 BAB IX
KETENTUAN PENUTUP Pasal 31
1. Pedoman kode etik dan peraturan kepegawaian STMIK AMIKOM Purwokerto digunakan
secara bersama-sama sebagai peraturan yang mengikat bagi seluruh dosen STMIK AMIKOM Purwokerto.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur dengan Peraturan dan/atau Keputusan tersendiri.
3. Peraturan dan/atau Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan Ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam Peraturan dan/atau Keputusan Kode Etik Dosen ini akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Purwokerto Pada tanggal 16 Maret 2015 Ketua,
Dr Berlilana, SP, S. Kom, M. Si NIK. 2005.09.1.001