• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN INTR UTERINE DEVICES DAN UPAYA UNTUK MENGATASINYA DI PUSKESMAS KRETEK BANTUL 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "GAMBARAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN INTR UTERINE DEVICES DAN UPAYA UNTUK MENGATASINYA DI PUSKESMAS KRETEK BANTUL 2010"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN INTRA UTERINE DEVICES DAN UPAYAUNTUK MENGATASINYA

DI PUSKESMAS KRETEK BANTUL TAHUN 2010

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Kebidanan

di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ’Aisyiyah Yogyakarta

Di susun oleh Rahmawati Yuli Fatimah

NIM. 0801050057

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

(2)

GAMBARAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN INTR UTERINE DEVICES DAN UPAYA UNTUK MENGATASINYA DI PUSKESMAS KRETEK

BANTUL 20101

Rahmawati YF 2 Suesti S.si. T 3

ABSTRACT: The method used is descriptive quantitative approach to cross-sectional time. The sampling technique with moteode purposive sampling technique with total 30 samples. Data collection tool in the form of questionnaires. Analysis of data using frequency tables and frequency distribution.

The results obtained: 1) Side effects of IUD use in Kretek Health Center in 2010 most of the whiteness of 18 people (60%), 2) Side effects of IUD use on the basis of the many types of copper IUDs T 14 people (46.7%), 3) Side effects of IUD use by age acceptors occurred in 10 people aged 20-35 years (33.3%), 4) based on the time of installation of the IUD on menstrual 1-5 days, 13 women (43.3%), 5) on the basis of health personnel install IUD fitted by a midwife / nurse 14 people (46.7%), 6) based on the duration of use of IUD <1 year 9 people (30%), 7) based on the regularity of repeated visits at most of order 1 week after the installation of 15 people (50% ), 8) efforts to overcome the side effects of IUDs, at most perform the examination to the midwife / nurse 21 people (70%).

Suggestions acceptos more responsive with an experienced side effects such as vaginal discharge continuous examination of the immediately if there is a complaint doctor consul clinic.

Keywords : Side effects of IUDs, efforts to overcome the side effects of IUD

PENDAHULUAN

Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti (Manuaba, 1998:437). Pembangunan ekonomi diselenggarakan pemerintah bersama masyarakat, diikuti program dan gerakan keluarga berencana, sehingga diharapkan kesejahteraan makin cepat tercapai (Manuaba, 1998:20).

Salah satu tujuan Gerakan Keluarga Berencana Nasional (GKBN) adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dengan menurunkan angka kematian, salah satunya komplikasi kehamilan. Akan tetapi yang sangat mengkhawatirkan di Indonesia saat ini adalah terdapat penurunan angka pemilihan alat kontrasepsi yang makin menurun, ini terbukti dengan adanya laporan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada Maret 1997.1996 dan 2000 yang merumuskan angka penurunan dari 1,39% menjadi 1,26% dan turun lagi menjadi 1,08%. Dampak dari penurunan angka pemilihan alat kontrasepsi dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan yang akan mengakibatkan komplikasi kehamilan (SDKI, cit

1Title of Scientific Writing

(3)

BKKBN, 2004).

Kontrasepsi intrauterine digunakan oleh hampir 100 juta wanita

diseluruh dunia, tetapi hanya kurang dari 1juta wanita Amerika menggunakannya. Kebutuhan yang terus meningkat terhadap kontrasepsi reversible di Amerika Serikat akan terpenuhi secara baik dengan meningkatkan penggunaan kontrasepsi dalam rahim menggunakan alat (IUD). Kemajuan IUD modern dalam penggunaaan actual lebih unggul dibandingkan dengan kontrasepsi oral. Masalah yang diakibatkan oleh penggunaan IUD (Speroff&Darney, 2005:199).

Kontrasepsi IUD mempunyai keunggulan terhadap cara kontrasepsi yang lain diantaranya adalah hanya memerlukan 1 kali pemasangan, tindakan menimbulkan efek sistemik, ekonomis, cocok untuk penggunaan masal, reversible, efektifitas tinggi yaitu angaka kehamilan 1, 5-3 per 100 wanita pada tahun pertama dan akan menjadi lebih rendah pada tahun berikutnya. IUD selain mempunyai keunggulan juga mempunyai efek samping yang bias dirasakan oleh akseptor diantaranya terjadi perdarahan sedikit setelah pemasangan, rasa nyeri dan kejang perut serta gangguan pada suami ( Wiknjosastro, 1999:556).

Pelayanan kontrasepsi yang berkualitas belum sepenuhnya mampu menjangkau seluruh wilayah nusantara, hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan petugas dan pendanaan. Peran masyarakat dan pihak diluar pemerintah juga sangat terbatas walaupun tokoh agama, organisasi profesi serta lembaga swadaya dan organisasi masyarakat. Terbukti sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi dibeberapa daerah. (Murtiningsih, November 2006).

Padahal keuntungan pemakaian IUD lebih banyak dibanding dengan alat kontrasepsi lainnya, seperti efektivitasnya sangat tinggi yaitu 0,6 - 0,8 kehamilan /100 perempuan dalam 1 tahun pertama, sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat, tidak mempengaruhi hubungan seksual, meningkatnya kenyamanan hubungan seksual karena tidak perlu takut hamil, tidak ada efek hormonal, tidak mempengaruhi produksi ASI (Air Susu Ibu), dapat dipasang juga setelah melahirkan atau abortus, dan dapat mencegah kehamilan ektopik, .(Biran affandi 2003) Dalam menangani masalah efek samping IUD untuk saat ini masyarakat masih enggan datang ke puskesmas mereka lebih memilih datang ke dokter atau bidan praktek swasta.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilajukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan obyektif (Notoatmojo, (2002;138). Untuk mendeskripsikan secara obyektif tentang kejadian efek samping penggunaan IUD dan apaya mengatasinya di Puskesmas Kretek tahun 2010.

Populasi dan sampel

Adapun tehnik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling

purposive yaitu pengambilan sampel

dengan criteria sebagai berikut:

Ibu yang mempunyai keluhan efek samping, Bersedia menjadi responden, Tercatat sebagai penduduk Kretek, Bisa baca tulis.

(4)

data: penyuntingan, pengkodean, scoring tabulasi.

Analisa data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif sehingga tidak dilakukan analisis data, hanya menghasilkan distribusi dan persentase

Rumus penentuan kejadian efek samping IUD adalah :

Jumlah jawaban ya dari seluruh responden Jumlah soal dari seluruh responden 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Usia

No. Usia Frekuensi Persentase

1. >35 tahun 20 66,7%

2. 20 – 35 tahun 10 33,3%

3. <20 tahun 0 0,0%

Jumlah 30 100,0%

Sumber: data primer diolah 2011

Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang menggunakan KB IUD berusia >35 tahun sebanyak 20 orang (66,7%).

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang menggunakan KB IUD di usia .35 tahun sebanyak 20 orang (66,7%) Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Frekuensi Persentase

1. SD 9 30,0%

Tabel diatas menunjukkan bahwa berpendidikan sedang, yaitu setingkat SLTA sebanyak 11 orang (36,7%)

b. Pekerjaan

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Frekuensi Persentase

1. Buruh/Tani 7 23,3%

2. IRT 16 53,3%

3. PNS 4 13,3%

4. Swasta 3 10,0%

Jumlah 30 100,0%

Sumber: data primer diolah 2011 Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang menggunakan KB IUD memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 16 orang (53,3%).

Tabel 4.4.Efek samping penggunaan IUD di Puskesmas Kretek tahun 2010

No. Efek Samping penggunaan IUD

Tidak Ya Total F % F % F %

1. Perdarahan waktu insersi

26 86,7 4 13,3 30 100,0

dinding rahim

28 93,3 2 6,7 30 100,0

10 IUD masuk ke dalam rongga perut

30 100,0 0 0,0 30 100,0

11 Infeksi 30 100,0 0 0,0 30 100,0

Sumber: data primer diolah 2011

. Kasus terbanyak yaitu keputihan sebanyak 18 kasus (60%) sedangkan paling sedikit IUD keluar sendiri dan benang lepas sebanyak 1 (3,3%).

Tabel 4.5. Efek samping penggunaan IUD berdasarkan jenis IUD di Puskesmas Kretek tahun 2010

No. Jenis IUD Frekuensi Persentase

1. Cooper T 20 66,7

2. Nova T 10 33,3

Jumlah 30 100,0%

Tabel ini menunjukkan bahwa penggunaan jenis IUD cooper T lebih banyak, dibandingkan dengan penggunaan jenis nova T sebanyak 20 orang (66,7%) .

(5)

No. Usia penggunaan IUD

Frekuensi Persentase

1. <20 tahun 1 3,3

2. 20 – 35 tahun 15 50,0

3. >35 tahun 14 46,7

Jumlah 30 100,0%

Sumber: data primer diolah 2011 Hal tersebut memberikan petunjuk bahwa usia yang paling banyak

menggunakan KB IUD adalah usia 20 – 35 tahun sebanyak 15 orang (50%)

Tabel 4.7. Efek samping penggunaan IUD berdasarkan waktu pemasangan IUD di Puskesmas Kretek tahun 2010

No. Waktu Pemasangan

Frekuensi Persentase

1. Haid 1 – 5 hari 23 76,7

2. Haid >5 hari 7 23,3

Jumlah 30 100,0%

Sumber: data primer diolah 2011 Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden penggunaan IUD pada pemasangan hadi 1 – 5 hari sebanyak 23 orang (76,7%)

Tabel 4.8. Efek samping penggunaan IUD berdasarkan tenaga kesehatan yang memasang IUD tahun 2010

No. Tenaga Kesehatan

Frekuensi Persentase

1. Dokter 10 33,3

2. Perawat/Bidan 20 66,7

Jumlah 30 100,0%

Sumber: data primer diolah 2011

Tabel diatas menunjukkan bahwa pemasangan oleh perawat/bidan lebih banyak dibandingkan pemasangan oleh dokter sebanyak 20 orang (66,7%)

Tabel diatas menunjukkan bahwa pemasangan oleh perawat/bidan lebih banyak dibandingkan pemasangan oleh dokter sebanyak 20 orang (66,7%)

Tabel 4.9. Efek samping penggunaan IUD berdasarkan lama pemakaian IUD di Puskesmas Kretek 2010

No. Lama Pemakaian Frekuensi Persentase

1. <1 tahun 13 43,3

2. Sampai 8 tahun 10 33,3

3. >8 tahun 7 23,3

Jumlah 30 100,0%

Sumber: data primer diolah 2011 Tabel diatas menunjukkan pemakaian IUD paling banyak <1 tahun. sebnyak 13 orang (33,3%)

Tabel 4.10. Efek samping penggunaan IUD berdasarkan keteraturan kunjungan ulang di Puskesmas Kretek tahun 2010

No. Keteraturan Kunjungan

Frekuensi Persentase

1. Control 1 minggu 21 70,0

Sumber: data primer diolah 2011

Tabel diatas menunjukkan bahwa responden mayoritas melakukan keteraturan control 1 minggu setelah pemasangan sebanyak 21 orang (70%) Tabel 4.11. Upaya untuk mengatasi efek samping IUD

Sumber: data primer diolah 2011 No. Upaya

mengatasi Efek samping IUD

Frekuensi Persentase

1. Periksa ke

(6)

PEMBAHASAN

1. Efek samping penggunaan IUD di Puskesmas Kretek tahun 2010 Berdasarkan hasil penelitian diketahui jumlah responden sebanyak 30 orang, dengan efek samping penggunaan IUD pada kasus pendarahan waktu insersi sebanyak 4 kasus (13,3%), yang tidak mengalami pendarahan waktu insersi sebanyak 26 orang (86,7%). Selanjutnya yang mengalami kasus nyeri dan mulas sebanyak 13 kasus (43,3%), dan 17 orang (56,7%) tidak mengalami nyeri dan mulas. Pada kasus keputihan sebanyak 18 kasus (60%), dan 12 orang (40%) tidak mengalami keputihan. Pada kasus nyeri haid sebanyak 9 orang (30%), dan yang tidak mengalami nyeri haid sebanyak 21 orang (70%). Pada kasus nyeri saat koitus sebanyak 2 kasus (6,7%), dan yang tidak mengalami nyeri saat koitus sebanyak 28 orang (93,3%). Pada kasus IUD keluar dengan sendirinya sebanyak 1 orang (3,3%), dan yang tidak mengalaminya sebanyak 29 orang (96,7%).

Lebih lanjut pada kasus kehamilan, tidak satu akseptor yang mengalami kehamilan menggunakan IUD (0%). Pada kasus benang IUD lepas sebanyak 1 kasus (3,3%), dan 29 orang (96,7%) tidak mengalaminya. Pada kasus IUD tertanam dalam dinding rahim sebanyak 2 kasus (6,7%), dan 28 orang (93,3%) tidak mengalaminya. Pada kasus IUD masuk ke dalam rongga perut tidak ada yang mengalami kasus tersebut (0%).

Kasus paling banyak adalah keputihan,dimana keputihan yang berlebihan disebabkan oleh reaksi organ genetalia terhadap benda asing yang terjadi selama beberapa bulan pertama setelah insersi. Keputihan

yang banyak, berbau, gatal oleh karena terjadinya insersi pada pemakaian IUD.

Lebih lanjut efek samping yang ditunjukkan oleh hasil penelitian, merupakan efek samping yang tidak begitu berbahaya. Hal ini dapat dijelaskan oleh beberapa factor, diantaranya; 1) usia ibu pada waktu pemasangan mayoritas adalah pada usia produktif, 2) waktu pemasangan pada haid 1 – 5 hari, 3) pemasang KB IUD sudah ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkopetensi di bidangnya, 4) lama pemakaian mayoritas <1 tahun, 5) keteraturan kunjungan 1 minggu setelah pemasangan, 6) apabila terjadi keluhan akseptor langsung periksa ke tenaga kesehatan, dalam penelitian diketahui mayoritas akseptor periksa ke bidan. Penanggulangan efek samping pada akseptor IUD yang mengalami keputihan yang dilakukan di puskesmas kretek akseptor diberi penyuluhan tentang personsonal hygiene,apabila terjadi keputihan yang tidak wajar dan gatal-gatal diberi pengobatan oral dan Nistatin vaginal.

2. Efek samping penggunaan IUD berdasarkan jenis IUD di Puskesmas Kretek tahun 2010

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui jumlah responden sebanyak 30 orang, dengan efek samping menggunakan jenis IUD cooper T sebanyak 20 orang (66,7%), dan yang menggunakan nova T sebanyak 10 orang (33,3%).

(7)

kehamilan tidak jauh berbeda dengan jenis Nova T. Begitu juga efeksamping dari cooper T dengan nova T juga relative sama.

3. Efek samping penggunaan IUD berdasarkan umur akseptor di Puskesmas Kretek tahun 2010

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui jumlah responden sebanyak 30 orang, dengan penggunaan IUD pada usia <20 tahun sebanyak 1 orang (3,3%), pada usia 20 – 35 tahun sebanyak 15 orang (50%), dan pada usia >35 tahun sebanyak 14 orang (46,7. Hal tersebut memberikan petunjuk bahwa usia yang paling banyak menggunakan KB IUD adalah usia 20 – 35 tahun.

Usia 20 – 35 tahun merupakan masa produktif seseorang, dimana reproduksi seseorang sampai pada puncaknya, sehingga sangat wajar bila pengguna KB kebanyakan pada usia tersebut. Selain itu pemasangan pada masa produktif dapat mengurangi efek samping.

4. Efek samping penggunaan IUD berdasarkan waktu pemasangan IUD di Puskesmas Kretek tahun 2010

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui jumlah responden sebanyak 30 orang, dengan penggunaan IUD pada pemasangan haid 1 – 5 hari sebanyak 23 orang (76,7%), dan pada haid >5 hari sebanyak 7 orang (23,3%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden penggunaan IUD pada pemasangan hadi 1 – 5 hari.

bahwa Waktu pemasangan IUD dilakukan saat sedang haid, pasca persalinan, pascapersalinan, pasca keguguran, masa interval, sewaktu seksio-sesaria serta morning after.

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mayoritas pemasangan pada saat haid 1-5 hari, pemasangan IUD dan dapat meminimalisir kejadian efek samping penggunaan KB IUD.

5. Efek samping penggunaan IUD berdasarkan tenaga kesehatan yang memasang IUD tahun 2010

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui jumlah responden sebanyak 30 orang, dengan penggunaan IUD pada pemasangan oleh dokter sebanyak 10 orang (33,3%), pemasangan oleh perawat/bidan sebanyak 20 orang (66,7%). Hal ini menunjukkan bahwa pemasangan oleh perawat/bidan lebih banyak dibandingkan pemasangan oleh dokter.

6. Efek samping penggunaan IUD berdasarkan lama pemakaian IUD di Puskesmas Kretek 2010

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui jumlah responden sebanyak 30 orang, dengan lama pemakaian KB IUD <1 tahun sebanyak 13 orang (43,3%), pada pemakaian sampai 8 tahun sebanyak 10 orang (33,3%), dan pada pemakaian >8 tahun sebanyak 7 kasus (23,3%). Hal ini berarti pemakaian IUD paling banyak <1 tahun.

7. Efek samping penggunaan IUD

berdasarkan keteraturan kunjungan ulang di Puskesmas

Kretek tahun 2010

(8)

control 6 bulan sebanyak 2 orang (6,7%), dan pada responden yang tidak pernah control sebanyak 1 orang (3,3%). Hal ini menunjukkan bahwa responden mayoritas melakukan keteraturan control 1 minggu setelah pemasangan.

8. Upaya untuk mengatasi efek samping IUD

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui jumlah responden sebanyak 30 orang, dengan upaya mengatasi efek samping IUD untuk periksa ke dokter sebanyak 9 orang (30%), periksa ke bidan sebanyak 21 orang (70%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden melakukan upaya mengatasi efek samping penggunaan kontrasepsi IUD melakukan pemeriksaan ke bidan daripada ke dokter.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Efek samping penggunaan IUD di Puskesmas Kretek tahun 2010 paling banyak adalah terjadinya keputihan. 2. Efek samping penggunaan IUD

berdasarkan jenis IUD di Puskesmas Kretek tahun 2010 paling banyak adalah jenis cooper T adalah terjadi keputihan, sedangkan Nova T paling banyak mengalami nyeri dan mulas. 3. Efek samping penggunaan IUD

berdasarkan umur akseptor di Puskesmas Kretek tahun 2010 paling banyak terjadi pada usia <20 tahun berupa pendarahan serta nyeri dan mulas, 20 – 35 tahun paling banyak mengalami keputihan, dan >35 tahun paling banyak mengalami keputihan. 4. Efek samping penggunaan IUD

berdasarkan waktu pemasangan IUD di Puskesmas Kretek tahun 2010

paling banyak pada haid 1 – 5 hari berupa keputihan, dan begitu juga pada haid >5 hari juga berupa keputihan.

5. Efek samping penggunaan IUD berdasarkan tenaga kesehatan yang memasang IUD tahun 2010 paling banyak dipasang oleh bidan/perawat berupa keputihan, sedangkan oleh dokter berupa nyeri dan mulas.

6. Efek samping penggunaan IUD berdasarkan lama pemakaian IUD di Puskesmas Kretek 2010 paling banyak pemakaian <1 tahun, 8 tahun, dan >8 tahun berupa keputihan.

7. Efek samping penggunaan IUD berdasarkan keteraturan kunjungan ulang di Puskesmas Kretek tahun 2010 paling banyak keteraturan 1 minggu setelah pemasangan berupa keputihan, control 1 bulan merata mengalami efek samping berupa pendarahan, nyeri dan mulas, keputihan, dan nyeri koitus.

8. Upaya untuk mengatasi efek samping IUD, paling banyak melakukan pemeriksaan ke bidan/perawat.

Saran

1. Akseptor IUD

Akseptor lebih tanggap dengan efek samping yang dialaminya, seperti keputihan, apabila terjadi keputihan secara terus-menerus segera melakukan pemeriksaan ke Bidan apabila akseptor masih ada keluhan konsul dokter puskesmas. 2. Bidan

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa keputihan merupakan efek samping yang paling banyak dialami oleh akseptor IUD, maka bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang

personal hygiene khususnya vulva

hygiene tentang keputihan yang

(9)

membahayakan kesehatan, dengan cara memberikan penyuluhan, pembagian leaflet pada akseptor IUD yang datang ke Puskesmas, PKK desa, pertemuan kader kesehatan, dan kelompok pengajian ibu-ibu, sehingga akseptor dapat memiliki pengetahuan yang baik dan benar tentang pencegahan keputihan. 3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti hanya meneliti tentang gambaran kejadian efek samping penggunaan intra uterine devices di Puskesmas Kretek untuk peneliti selanjutnya meneliti faktor lain sebagai efek samping.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M., 2001, Teknologi Kontrasepsi, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Arikunto, S., 2002, Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktek,

Edisi Revisi V, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

BKKBN, 2004, Program Keluarga

BerencanaNasional, BKKBN,

Jakarta.

Dyah Noviawati Setya Arum, Sujiyatini,2009, Buku Panduan Lengkap Pelayanan KB terkini, edisi 2. Mitra Cendikia: Jogjakarta.

Hartanto, H., 2002, Keluarga Berencana

dan Kontrasepsi , Cetakan

Ketiga, Penerbit Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Manuaba, I.B.G., 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk

Pendidikan Bidan, Cetakan

Kedua, Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi, Jilid I, Jakarta. Poerwadarminta, W.J.S, 1976, Kamus Umum

Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka, Jakata.Depkes, 2005,

Petunjuk Pelaksanaan Keluarga Berencana, Jakarta.

Speroff, L., dan Darney, P., 2005, Pedoman Klinis Kontrasepsi, Edisi Kedua, Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Sugiyono, 2005, Stastik untuk Penelitian, Alfa Beta, Bandung.

Wiknjosastro, H., 1999, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Cetakan Kelima, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirihardjo, Jakarta.

Wiknjosastro, H., 2005, Ilmu

Kandungan, Edisis Kedua,

Cetakan Keempat , Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

www.bkkbn.go.id 10 Mei 2010, Judul ”

Gambar

Tabel diatas

Referensi

Dokumen terkait

Lokasi penelitian untuk penulisan skripsi ini adalah Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur karena berdasarkan hasil pra survey di desa

Meskipun produk yang dihasilkan sistem pertanian menetap yang meng- usahakan “padi sawah” merupakan “produk subsisten” atau produk untuk dima- kan, ternyata pada sistem

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya yang pernah penulis baca, Penelitian Gusti Ayu Anggreni Permatasari, I nengah Kerta Besung, Hapsari Mahatmi tahun 2013 dengan judul

Jika disamping pengamatan dengan palem juga, menggunakan alat pencatat otomatis, maka pencatatan data palem dapat dilaksanakan empat kali sehari dan pada kertas

pen=&#34;Bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut.&#34;&amp;CRLF&amp;&#34; Ada beberapa

Keterangan: KM = Kecerdasan Moral BL = Budaya Lembaga KE = Kecerdasan Emosional PP = Partisipasi Petani SK = Sikap Kreatif EF = Efektivitas a-f = parameter model

PDI Perjuangan adalah partai yang ikut mendukung tercetusnya kebijakan kuota keterwakilan perempuan, sebagai partai senior yang memiliki keterikatan sejarah dengan proses

Oleh sebab itu penulis membuat suatu Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemilihan Handphone Dengan Menggunakan Metode AHP Atau Analitycal Hierarchy Process, dengan basis