• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR

CONTROL UNIT

BUILD DESIGN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

Tri Agus Budiyanto (091321063)

Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik

Politeknik Negeri Bandung

Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga Kotak pos 6468 BDCD, Bandung

(022) 2012045

e-mail:

[email protected]

ABSTRAK

Energi listrik sekarang ini digunakan di berbagai aspek kehidupan. Baik di industri, rumah sakit, bahkan perkantoran. Peralatan yang digunakan pun kebanyakan bersifat induktif seperti motor listrik. Beban yang bersifat induktif tersebut berakibat menurunkan faktor daya. Untuk menaikan faktor daya pada nilai yang sebenarnya (0,85 dari PLN) dibutuhkan pemasangan kompensator pada jaringan.

Penggunaan kompensator yaitu agar menaikan faktor daya yang dibantu dengan sistem kontrol untuk mengatur kerja kompensator tersebut. Tujuan Proyek Akhir ini adalah mengidentifikasi, menganalisis dan membuat modul praktikum perbaikan faktor daya untuk beban motor induksi 3 fasa menggunakan kompensator. Dan membuktikan hasil analisa dari nilai cos φ yang dihasilkan sebelum dan sesudah pemasangan kapasitor dengan beban motor induksi 3 fasa 1,5 KW.

Kata kunci: Motor Induksi 3 Fasa, Kapasitor bank, Power

Factor Controller, Perbaikan Faktor Daya

I. PENDAHULUAN

Pada ruang lingkup konsumen besar, seperti industri-industri, faktor daya merupakan peranan yang cukup penting. Faktor daya yang tinggi sangat diinginkan, agar operasi mesin lebih efisien dan menjaga biaya rendah untuk seluruh sistem kelistrikan pabrik. Disamping dalam segi ekonomis pada

biayanya faktor daya akan memberikan keuntungan penghematan energi listrik dan pengurangan kerugian daya sehingga konsumsi energi yang diterima konsumen lebih maksimal.

Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak beban listrik yang digunakan dan beban listrik yang digunakan tersebut umumnya bersifat induktif dan kapasitif. Contoh penggunaan beban induktif adalah pada motor induksi. Dimana beban induktif tersebut membutuhkan daya reaktif, sedangkan beban kapasitif sebagai kompensator yang nantinya diatur untuk menentukan faktor daya maksimum.

Tujuan pembuatan alat ini adalah sebagai pembelajaran bagi mahasiswa Politeknik Negeri Bandung dalam memahami tentang ketenagalistrikan. Salah satunya dengan modul power factor control unit sehingga mahasiswa mampu mengetahui faktor daya yang berubah-ubah akibat sifat beban induktif.

Tujuan

Merancang modul power factor control unit dengan beban yang bersifat induktif dengan sistem kerja 4 step menggunakan capasitor bank yang dihubung delta (Δ) pada perbaikannya dari besaran cos φ <0,90 menjadi cos φ 0,90.

II. LANDASAN TEORI Daya Pada Beban

a. Daya Semu

Daya semu (Apparent Power) merupakan daya listrik yang melalui suatu penghantar transmisi atau distribusi seperti

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(2)

yang tertera pada peralatan generator dan transformator. Daya ini digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan dalam bentuk kerja.

Gambar 1 Rangkaian Beban Kapasitif

Daya semu merupakan hasil perkalian antara tegangan dan arus yang melalui penghantar dan dinyatakan dalam satuan Volt-Ampere (VA).

S = V. I ...(2.1) Rumusan daya semu pada 3 fasa sebagai berikut:

S = √3 . VL. I L...(2.2)

b. Daya Aktif (P)

Daya aktif (active power) dikenal juga sebagai daya nyata. Daya ini sebenarnya adalah daya yang dipakai oleh komponen pasif resistor yang merupakan daya terserap atau terpakai untuk melakukan energi sebenarnya, misalnya energi panas.

Gambar 2 Rangakaian Beban Resistif

Secara matematis, daya aktif dinyatakan sebagai berikut P = V. I . Cos φ ...(2.3) Sedangkan unutk daya aktif pada 3 fasa, yaitu

P = √3 . VL. IL . Cos φ ...(2.4)

Daya aktif diukur dalam satuan Watt,daya ini membentuk energi aktif persatuan waktu, dan dapat diukur dengan kWh meter.

c. Daya Reaktif (Q)

Daya reaktif adalah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka terbentuk fluks medan magnet kemudian daya ini dikembalikan ke sistem karena efek induksi

elektromagnetik. Sehingga daya ini merupakan beban pada sistem tenaga listrik. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor dll.

Gambar 3 Rangkaian Beban Induktif

Satuan daya reaktif adalah VAR. Secara matematis, daya reaktif dapat dirumuskan sebagai berikut:

Q = V.I.Sin φ ...(2.3) Rumusan daya reaktif pada 3 fasa, yaitu:

Q = √3 . VL. IL. Sin φ ...(2.4)

Hubungan antara daya aktif, daya reaktif dan daya semu, dinyatakan dengan merepresentasikan daya-daya tersebut sebagai vektor dan disebut juga sebagai segitiga daya.

Gambar 4 Segitiga Daya Faktor Daya

Faktor daya didefinisikan sebagai perbandingan antara daya aktif (P) dan daya semu (S) atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semu. Sehingga, nilai cos φ dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

Cos φ =

𝑃

𝑆

=

𝑃

𝑉.𝐼

...(2.7)

a. Faktor Daya Leading

Faktor daya leading terjadi apabila beban kapasitif, seperti kapasitor, synchronocus generators dan

synchronocus motors. Sudut tegangan dan sudut arus positif atau leading akan menghasilkan sudut fasa negatif.

b. Faktor Daya Lagging

Faktor daya lagging terjadi apabila beban induktif, seperti motor induksi, dan transformator. Sudut tegangan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(3)

dan sudut arus negatif atau lagging akan menghasilkan sudut fasa positif.

Kapasitor

Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk muatan.

Gambar 5 Kapasitor

Fungsi kapasitor dalam suatu rangkaian diantaranya:

1. Sebagai kopling antara yang satu dengan rangkaian yang lain pada power supply.

2. Sebagai komponen timming (pengosongan& pengisian)

3. Untuk menghemat daya listrik pada lampu TL.

4. Menghilangkan bouncing (loncatan api) apabila memasang saklar.

Perbaikan Faktor Daya

Perbaikan faktor daya dapat diartikan sebagai usaha membuat faktor daya atau cos φ mendekati 1.

Gambar 6 Segitiga Perbaikan Faktor Daya

Keterangan :

- Q1, S1, P dan φ1 (sebelum perbaikan faktor daya) - Q2, S2, P dan φ2 (sesudah perbaikan faktor daya) - Qc kompensasi perbaikan faktor daya

Salah satu cara dalam memperbaiki faktor daya adalah dengan menggunakan capasitor bank.

Gambar 7 Rangkaian Sebelum dan Sesudah perbaikan III. PERENCANAAN DAN REALISASI Deskripsi Kerja Sistem

Jenis perbaikan yang dilakukan dengan modul power factor controller yaitu secara terpusat dengan menggunakan 12 buah capasitor bank dengan kapasitas daya reaktif masing-masing capasitor bank tersebut adalah 3 μf , 4 μf , 5 μf , 6 μf, pada frekuensi 50 Hz dengan tegangan kerja 220V. Pengaturan kerja sistem terbagi menjadi dua pengoperasian yaitu manual dengan menggunakan push lock dan otomatis menggunakan power factor controller

Untuk pengaturan power factor controller dilakukan langkah-langkah sebgai berikut:

1. Mengaktifkan Power Factor Controller (tidak dalam posisi dibebani).

2. Menekan tombol “+” dan “set” pada Power Factor Controller kemudian akan muncul tulisan seperti berikut:

a. PFC: cos φ yang diinginkan

b. CAP: jumlah penggunaan step yang akan digunakan

c. ACT: kerja step pada power factor controller yang diinginkan

d.O.U.T: pengamanan otomatis (non-fuse) pada power factor controller apabila terjadi over voltage

e. O.U.R: pemberitahuan informasi terhadap error yang terjadi pada jaringan

Berikut ini proses kerja perbaikan faktor daya:

1. Selector switch diubah pada posisi otomatis dan power factor controller akan aktif atau menyala.

2. Pada saat beban (induktor) beroperasi parameter yang terukur, yaitu: arus pada source, arus pada beban,

M I M S C I Ib Ic

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(4)

tegangan dan cos φ, kemudian power factor controller

akan mulai melakukan pengukuran.

3. Pada saat daya reaktif terukur besar maka nilai cos φ akan menjadi kecil, sehingga power factor controller

akan mengaktifkan step-step yang terhubung pada kontaktor, kemudian kontaktor akan bekerja dengan memberikan tegangan pada koil sehingga kontak akan terhubung dengan capasitor bank maka faktor daya mulai diperbaiki.

4. Setelah beban dimatikan maka power factor controller

akan secara otomatis melepas step-step, kemudian

power factor controller akan mengendalikan kontaktor untuk melepas setiap kontaknya sehingga capasitor bank akan terputus.

Wiring Diagram

Wiring Diagram digunakan untuk mengenal cara kerja alat power factor controller serta menjelaskan cara pemasangannya ke rangkaian.

Gambar 8 Wiring Diagram Power Factor Controller

Diagram Daya

Rangkaian ini berisi kontak-kontak utama dimana fungsi tersebut menurut sistem kontrolnya.

Gambar 9 Diagram Daya Pada Power Factor Control Unit

Diagram Control

Diagram ini dirancang agar dapat memenuhi dua fungsi kerja yaitu kerja secara otomatis dan manual dengan menggunakan selector switch (S0). Dimana pada sistem kerja otomatis alat power factor controller yang akan mengoperasikan kontaktor-kontaktor sebagai switching.

Gambar 10 Diagram Kontrol Pada Sistem Modul Power Factor Control Unit

Pemilihan Komponen

a. Power Factor Controller

Spesifikasi power factor controller yang digunakan: Tegangan Kerja = AC 220 V ~ 380 V

Temperatur Kerja = 0 0C to - 60 0C Penggunaan Daya = 10VA

Arus yang digunakan = <4,5 VA

Waktu Kerja Kapasitor = 15detik; 1menit; 3menit; 5menit Setting kerja Power Factor = 0.80 lag – 0.90 lead

Setting C/k = otomatis

Berat = 0,8 kg

b. Capasitor Bank

Capasitor bank mempunyai sifat kapasitif dimana fungsi tersebut sebagai penyeimbang sifat induktif. Besaran yang sering digunakan adalah kVAR (Kilo Volt Ampere Reaktif) walapun dilapangan akan tercantum nilai besaran suatu kapasitansi yaitu Farad atau microFarad. Sifat listrik yang ada pada kapasitor adalah kapasitif (leading), sehingga kapasitor

STEP 1 STEP 2 STEP 3 STEP 4

PFC (POWER FACTOR CONTROLLER) K L A M S0 K1M K2M 220V 0 K1M K3M A cos ? A M 3~ L K6M K7M K5M K4M K3M K3M K4M K5M K6M K2M K2M K2M K2M K2M K2M K2M K2M

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(5)

digunakan dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan beban listrik yang bersifat induktif (lagging).

 Step 1 Nilai kapasitor = 3 μf Tegangan = 400 Vac Frekuensi = 50-60 Hz Toleransi kapasitor = ± 5%  Step 2 Nilai kapasitor = 4 μf Tegangan = 400 Vac Frekuensi = 50-60 Hz Toleransi kapasitor = ± 5%  Step 3 Nilai kapasitor = 5 μf Tegangan = 400 Vac Frekuensi = 50-60 Hz Toleransi kapasitor = ± 5%  Step 4 Nilai kapasitor = 6 μf Tegangan = 400 Vac Frekuensi = 50-60 Hz Toleransi kapasitor = ± 5% c. MCB

Pemilihan MCB menurut PUIL 2000 pasal 5.10.2.3.4 rating pada kapasitor tidak boleh kurang dari 135% dari arus nominal kapasitor. Berikut perhitungan rating MCB, yaitu : In (capasitor) = 1022,73/ VL x

3

= 1022,73/ 220 x

3

= 2,68 A Rating MCB = 135% X In = 135% X 2,68 A = 3,618 A

Penulis menggunakan MCB dengan perhitungan kapasitor terbesar sebagai tolak ukur penggunaan MCB.

d. Kontaktor

Kontaktor standard IEC 60947-4-1 untuk switching capasitor bank dapat dihitung dengan perhitungan :

In ≥ 1022,73/ VL x

3

In ≥ 1022,73/ 220 x

3

In ≥ 2,68 A e. Kabel Penghantar

Jenis kabel yang digunakan yaitu kabel NYAF pada kontrol dan kabel daya pada kapasitor. Berdasarkan PUIL 2000 pasal 5.10.2.1, ditentukan bahwa KHA penghantar sirkit kapasitor yaitu : In = 1022,73/ VL x

3

= 1022,73/ 220 x

3

= 2,68 A KHA = 135% X In = 135% X 2,68 A = 3,618 A

Dikarenakan nilai arus yang mengalir kecil (< 5 Ampere) maka dipilih kabel dengan luas penampang 1,5 mm2.

Tabel 1 Pemilihan Warna Selubung Kabel

NO KODE

WARNA

FUNGSI 1 Merah Penghantar fasa R 2 Kuning Penghantar fasa S 3 Hitam Penghantar fasa T 4 Biru Penghantar netral 5 Hijau Penghantar sistem kerja

f. Trafo Arus (CT)

Sesuai dengan ketentuan, terdapat beberapa range standar arus CT yang digunakan yaitu :

1. Arus Primer CT

Berdasarkan data name plate beban induktor yaitu 6,6A pada hubungan Δ

2. Arus Sekunder pengenal CT

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(6)

Berdasarkan spesifikasi arus maksimum yang terdapat pada power factor controller maka pemilihan arus sekunder pengenal CT yaitu 5A maka Ratio CT = 30/5A

3. Burden Capacity

Nilai beban pengenal yang digunakan yaitu 5 VA, sesuai spesifikasi CT yang digunakan.

4. Kelas Ketelitian

CT pada perbaikan faktor daya digunakan pengukuran referensi arus fasa untuk menentukan nilai faktor daya. Sehingga dipilh CT dengan kelas ketelitian yaitu kelas

Bill of Quantity

Bill of Quantity

No Nama Barang Spesifikasi Jumlah

1 Power factor Controller Merek = Malabo Electric Tipe = S5-60D ∑ step = 6 step Vkerja =220 V Ikontak = < 5A 1 buah

2 Selector Switch Vkerja = 220 V

Vmax = 380 V Marking = A– Off -M

1 buah 3 Casing Panjang = 50 cm Lebar = 20 cm Tinggi = 60 cm Berat = 24 kg 1 buah 4 Trafo Arus (Current Transformer) Ratio = 30/5 A Kelas 1 F = 50 Hz 3 buah

5 Spiral Kabel Diameter = 15mm 3 meter 6 Sepatu Kabel Tipe = ring 2,5mm2 16 buah

7 Kabel NYAF D = 1,5 mm2 25 meter

8 Ampere-meter Merk = GAE Merk = Bisson

2 buah

9 Cos φ-meter Merk = Otto Arus = 5 ampere Tegangan = 400V

1 buah

10 MCB Merk = Merlin Gerin

In = 10 A

1 buah

11 Kontaktor Merk = siemens Tegangan = 220/380V Arus = 10 A 8 buah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(7)

IV. ANALISA PENGUJIAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

Spesifikasi Beban

Pada tahapan pengujian, beban yang digunakan adalah beban induktor dengan spesifikasi, yaitu :

 Jenis : beban induktor

 Jumlah : 1 buah

 Spesifikasi :

1. V Δ/Y : 220/ 220 Volt 2. I : 6,6-15/ 0,6-6,6 A 3. F : 50 Hz

Sedangkan untuk alat pengujian simulator modul

power factor control unit, dengan spesifikasi:

 Jenis : Simulator  Spesifikasi : 1. Tegangan : 220 V 2. Arus : 5 Ampere 3. Frekuensi : 50 Hz 4. Cos φ : 0,90 5. Kapasitor hubung Δ

6. Sistem operasi Automatic dan Manual

Perhitungan Perbaikan faktor daya menjadi cos φ 0,90 Tabel 2 Perhitungan kapasitor

TAP Kapasitor (μf) Hubung Δ Hubung Y 1 3 8 2 7 22 3 12 37 4 16 50

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai kapasitor yang digunakan lebih kecil dibandingkan dengan hubung bintang. Maka, dalam hal ini penulis menggunakan kapasitor tipe

electrostatic (Mylar) dengan hubung delta.

Langkah Kerja Pengujian

Tahapan langkah pengujian yang dilakukan diantaranya: 1. Mempersiapkan beban induktor dengan pemasangan

hubung delta (Δ) sebagai beban.

2. Memberi sumber arus AC 3 fasa dan menyambungkan dengan beban induktor dari power factor control unit.

3. Mengoperasikan modul power factor control unit ke posisi otomatis.

4. Mencatat hasil pengukuran dan parameter Cos φ, yang terbaca dan terukur pada power factor control unit. 5. Menghentikan pembebanan secara bertahap dan

memastikan bahwa indikator step pada power factor controller terlepas.

6. Membandingkan data hasil pengujian dan data perhitungan.

Tabel Pengambilan Data

Tabel 3 Pengujian Sebelum Dipasang Kapasitor TAP VLL (Volt) IL1 (A) IL2 (A) P 3ϕ (Watt) Cos φ 1 220 0,5 0,5 85,73 0,45 2 220 1,2 1,2 169,18 0,37 3 220 1,9 1,9 238,91 0,33 4 220 2,5 2,5 276,26 0,29

Tabel 4 Pengujian Sesudah Dipasang Kapasitor T A P Kapasitor (μf) VLL (Volt) IL1 (A) IL2 (A) P 3ϕ (Watt) Qc (VAR) Cos φ 1 3 220 0,5 0,2 85,73 128,5 95 0,9 3 2 7 220 1,2 0,3 169,1 8 342,7 5 0,8 4 3 12 220 1,9 0,4 238,9 1 568,3 6 0,8 6 4 16 220 2,5 0,4 276,2 6 771,8 7 0,8 4 Analisis Pengujian

Dari data analisa didapat bahwa pada saat pengujian sebelum dipasang kapasitor arus beban pada induktor dan arus beban pada source mempunyai nilai yang sama. Tetapi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(8)

pada saat kapasitor masuk pada jaringan perubahan arus sangat signifikan di source. Sehingga bisa dilihat pada tabel percobaan 3 dan 4, IL1 merupakan parameter arus pada beban,

sedangkan IL2 merupakan parameter arus pada source. V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari pengujian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dalam hasil pengujian tersebut didapat hasil perubahan nilai cos φ. Dengan nilai cos φ rata-rata sebelum pengujian yaitu 0.45, 0.37, 0.33, 0.29 dan setelah dilakukan perbaikan dengan alat ini berdasarkan perhitungan yaitu 0,9.

2. Sistem kerja pada power factor controller ini adalah menambah penggunaan kapasitor dalam perbaikannya. 3. Power factor controller ini bekerja otomatis dengan indikasi arus yang mengalir pada CT(Current Transformer).

4. Dengan dipasangnya kapasitor arus yang pada sisi sumber berkurang sehingga cos φ menjadi naik. 5. Kapasitas maksimum perbaikan faktor daya daya yang

dapat diperbaiki dengan menggunakan Capasitor Bank

mencapai 0,9 dengan pengujian beban induktif dengan jumlah konfigurasi 4 step.

Saran

Agar alat ini dapat digunakan lebih baik perlu dilakukan penyempurnaan. Adapun beberapa hal yang perlu diperbaiki diantaranya:

1. Dilakukan pengaturan terlebih dahulu sebelum menggunakan alat teresbut dengan beban yang berbeda. 2. Memastikan sumber VL-L = 220 V untuk tegangan

masukan pada Power Factor Controller

3. Mengikuti petunjuk manual book pada saat mensetting ulang Power Factor Controller.

4. Penggunaan CT(current transformer) diperhitungkan secara benar agar power factor controller dapat melakukan pengukuran secara akurat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar

Gambar 3 Rangkaian Beban Induktif
Gambar 7 Rangkaian Sebelum dan Sesudah perbaikan  III.  PERENCANAAN DAN REALISASI  Deskripsi Kerja Sistem
Gambar 8 Wiring Diagram Power Factor Controller  Diagram Daya
Tabel 1 Pemilihan Warna Selubung Kabel
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan merancang bangun power harvester yang digunakan untuk mengubah dan menguatkan sinyal gelombang elektromagnetik yang ditangkap dari ruang

This research presents an internet of things system that is capable of monitoring electrical load and improving power factor that already uses the Adafruit mqtt as

Dengan mempertimbangkan kondisi diatas, peneliti telah merancang penguat op-amp (close loop) dan merealisasikan modul kontrol lampu penerangan jalan dengan board utama

Selain berfungsi sebagai pengontrol proses, parallel alat ini berfungsi memproteksi generator dan beban - beban dari gangguan serta untuk menjaga kualitas daya listrik

Average Current Mode Control System specifications Average current control Boost Converter for the improvement of power factor and total harmonic distortion has been used in this

ISSN: 2088-8694, DOI: 10.11591/ijpeds.v10.i4.pp1823-1832  1823 Modelling of three phase svpwm AC-AC converter using unity power factor control Saidah1, Hari Sutiksno2, Bambang

High Performance of Nonlinear Active Rectifier Voltage and Power Factor Control Using Feedback Linearization 1,2Saidah, 1M.. Hery Purnomo,

Thus, using SVPWM method and PI current controller on three phase ac-dc converter are obtained unity power factor and minimum Total Harmonic Distortion, stable DC voltage REFERENCES