• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRINING FITOKIMIA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK METANOL DARI KULIT BATANG MAHONI (Swietenia mahagony Jacq.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SKRINING FITOKIMIA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK METANOL DARI KULIT BATANG MAHONI (Swietenia mahagony Jacq.)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SKRINING FITOKIMIA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK METANOL DARI KULIT BATANG MAHONI (Swietenia mahagony Jacq.)

Udrika Lailatul Qodri, Masruri*, dan Edi Priyo Utomo

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145

*Alamat korespondensi, Tel : +62-341-575838, Fax : +62-341-575835 Email: masruri@ub.ac.id

ABSTRAK

Mahoni Jawa (Swietenia mahagony Jacq.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh dan telah dibudidayakan di Indonesia. Namun masih sangat terbatas kajian terhadap senyawa-senyawa metabolit sekunder sebagai penyusunnya. Paper ini melaporkan hasil skrining metabolit sekunder bagian kulit batang kayu mahoni. Metode yang digunakan adalah ekstraksi menggunakan soxhlet serta melakukan uji fitokimia dengan beberapa reagen pendeteksi senyawa metabolit sekunder. Hasil analisis menunjukkan bahwa kulit kayu mahoni jawa mengandung senyawa metabolit sekuder golongan alkaloid, flavonoid, saponin, fenolik hidrokuinon, dan tanin.

Kata kunci: ekstraksi soxhlet, fitokimia, mahoni, swietenia mahagony, metabolit sekunder

ABSTRACT

The species of Javanese Mahagony (Swietenia mahagony Jaqc.) has been a wide grown and as an important forestry wood product in Indonesia. However its phytochemistry was not fully reported yet. This paper reports the recent result on secondary metabolite composed the bark of Javanese Mahagony (S. mahagony Jacq.). Extraction by means of soxhletation using methanol was performed to isolate the secondary metabolites, and reagents test to detect the presence of secondary metabolites. It was found that the methanol extract of Javanese Mahagony contains alkaloids, flavanoide, saponin, phenolic hydroquinone, and tannin, respectively.

Keywords: soxhlet extraction, phytochemistry, mahagony, swietenia mahagony, secondary metabolite.

PENDAHULUAN

Sejak 20 tahun terakhir, tanaman Mahoni Jawa banyak dibudidayakan masyarakat

Indonesia karena potensi kayunya mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Tumbuhan ini

ditanam dalam skala besar, terutama di daerah-daerah kering di wilayah Indonesia. Di Pulau

Jawa, jumlah pohon mahoni yang ditanam masyarakat mencapai 40 juta batang per tahun.

Sedangkan diluar Pulau Jawa jumlahnya mencapai 5,3 juta batang per tahun [1]. Kulit dan biji

mahoni digunakan secara tradisional sebagai bahan baku obat [2]. Namun masih banyak yang

belum dieksplorasi.

Beberapa tanaman satu famili dengan mahoni, yaitu Meliaceae telah banyak diteliti dan

dilaporkan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder bioaktif [3]. Hasil uji pendahuluan

menunjukkan sampel kulit mahoni (S. mahagoni Jacq) yang diambil dari tanaman mahoni

lokal asal Malang, memberi indikasi bahwa ekstrak kulit mahoni mengandung senyawa

metabolit sekunder golongan saponin, alkaloid dan fenolik. Hasil ini identik dengan yang

480

(2)

dilaporkan oleh Suhesti dkk. [4] dan Falah dkk. [3] atas tanaman asal Pakistan, bahwa mahoni

spesies Swietenia macrophylla mengandung senyawa metabolit sekunder golongan

triterpenoid, saponin, fenolik, flavonoid, tanin, katekin, dan epikatekin. Disamping itu,

penelitian terkait spesies Swietenia macrophylla ini banyak dilaporkan kandungan

bioaktivitas dari crude ekstrak etanol ataupun metanolnya, terutama menggunakan sampel

tanaman dari daerah Asia Selatan, seperti India [5-6], Bangladesh [7], dan Malaysia [8-9].

Lebih detil mengenai uji bioaktivitas crude ekstrak antara lain dilaporkan oleh Rahman dkk.

[7] yang menguji aktivitas ekstrak etanol dari Swietenia mahagoni sebagai antinosiseptik dan

neurofarmakologis. Laporan lain oleh Sahgal dkk. [8] yang menguji toksisitas ekstrak

metanol Swietenia mahagoni terhadap larva udang dan aktivitas antioksidannya [9]. Paper ini

melaporkan hasil analisis metabolit sekunder ekstrak metanol dari bagian kulit batang

tanaman Mahoni Jawa (Swietenia mahagony Jacq.).

METODA PENELITIAN Bahan dan Alat

Sampel kulit batang mahoni (S. mahagoni Jacq.) diperoleh dari tanaman disekitar

kampus UB dan dari tanaman rakyat di Kabupaten Malang. Bahan yang digunakan adalah

natrium hidroksida (Bratachem), besi(III) klorida (Smart Lab), asam sulfat pekat (SAP), asam

asetat glasial (SAP), aquades, metanol (Smart Lab), asetil klorida (disintesis dari tionil klorida

dengan asam asetat glasial), dan kloroform (Bratachem). Peralatan yang digunakan adalah

seperangkat alat ekstraktor soxhlet, rotary evaporator vacuum (Buchi), hot plate, oven

(MEMMERT), neraca analitik (Ohaos), dan seperangkat alat gelas.

Ekstraksi soxhlet

Kulit batang mahoni dikeringkan dalam oven dengan suhu 100 oC, digiling hingga halus.

Sebanyak 200 gram serbuk kering kulit batang mahoni diekstraksi menggunakan alat soxhlet

dengan pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotary evaporator

vacuum dan diperoleh ekstrak metanol pekat. Kemudian dilakukan uji fitokimia.

Analisis fitokimia

Prosedur analisis fitokimia ini dikerjakan berdasarkan referensi Falah dkk. [4]. Uji

saponin dikerjakan dengan cara sebanyak 0,1 g ekstrak metanol pekat ditambah dengan 2 mL

larutan asam klorida 0,1 M dan dipanaskan. Setelah dingin dilakukan pengocokkan. Adanya

busa yang permanen menunjukkan adanya saponin.

(3)

Uji flavonoid dikerjakan dengan cara sebanyak 0,1 g ekstrak metanol ditambah 2 mL

metanol dan dipanaskan. Filtrat ditambah 1 tetes H2SO4 pekat. Adanya flavonoid ditandai

dengan pembentukan warna merah.

Uji fenolik hidrokuinon dikerjakan dengan cara sebanyak 0,1 g metanol ditambah 2

mL metanol dan dipanaskan dalam waterbath. Filtrat ditambah 1 tetes NaOH 1 M. Adanya

fenolik hidrokuinon ditandai dengan pembentukan warna merah.

Uji triterpenoid dikerjakan dengan cara sebanyak 0,1 g ekstrak metanol ditambah 2

mL kloroform dan reagen Lieberman-Burchard (3 tetes asetil klorida dan 1 tetes H2SO4

pekat). Triterpenoid ditandai warna ungu kemerahan.

Uji tanin dikerjakan dengan cara sebanyak 0,1 g ekstrak metanol ditambah 2 mL air

dan dipanaskan. Filtrat ditambahkan dengan larutan FeCl3 1% (b/v). Adanya tannin ditandai

dengan pembentukan biru gelap atau warna hitam kehijauan.

Uji alkaloid dikerjakan dengan cara sebanyak 0,1 g ekstrak metanol ditambah dengan

beberapa tetes reagen Dragendrof. Adanya alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan

coklat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel kulit batang mahoni diperoleh serbuk sebanyak 8 kg. Setiap 200 gram serbuk

kulit batang mahoni yang diekstraksi dengan metanol didapat ekstrak pekat 21,75 g . Total

ekstrak pekat metanol yang diperoleh sebanyak 873,841 g. Hasil analisis fitokimia dirangkum

dalam Table 1.

Tabel 1. Hasil analisis fitokimia kulit batang kayu mahoni

No Uji Ekstrak Metanol

1 Alkaloid Positif

2 Flavonoid Positif

3 Saponin Positif

4 Triterpenoid Negatif

5 Tanin Positif

6 Fenolik Positif

(4)

a b c d e f

Gambal 1. Hasil uji fitokimia ekstrak pekat metanol {a: saponin (+), b: fenolik hidrokuinon (+), c: flavonoid (+), d: triterpenoid (-), e: tanin (+), f: alkaloid (+)}.

Tabel diatas menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang kayu Swietenia Mahagoni Jacq

mengandung alkaloid yang ditunjukkan dengan terbentuknya endapan coklat melalui

penambahan reagen Dragendrof (Gambar 1-f ). Uji flavonoid juga positif dengan memberikan

hasil warna merah ketika ditambah asam sulfat pekat (Gambar 1-c). Pada uji saponin

terbentuk busa saat dikocok dengan air (Gambar 1-a). Uji tanin memberikan sinyal positif

dengan menghasilkan warna hijau kehitaman pada penambahan FeCl3 1% (b/v) (Gambar 1-e).

Uji fenolik juga positif yang ditunjukkan dengan munculnya warna merah pada penambahan

NaOH 10% (b/v) (Gambar 1-b). Sedangkan pada uji triterpenoid tidak terbentuk warna ungu

kemerahan, tetapi warna coklat muda. Sehingga diasumsikan bahwa ekstrak metanol kulit

batang kayu mahoni tidak mengandung triterpenoid (Gambar 1-d). Hasil ini dapat

disimpulkan bahwa ekstraksi dengan pelarut metanol atas sampel kulit batang mahoni (S.

mahagony Jacq.) dapat digunakan untuk melarutkan dan melakukan ekstraksi senyawa

golongan tanin, saponin, polifenol, terpenoid, alkaloid, dan flavonoid [10].

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan hasil ekstraksi soxhlet serbuk kulit batang kayu

mahoni (S. mahagoni Jacq.) diperoleh ekstrak pekat metanol sebanyak 873,841 g dari 8 kg

serbuk mahoni. Ektrak pekat metanol dalam uji fitokimia metabolit sekunder menunjukkan

adanya kandungan alkaloid, tanin, saponin, fenolik hidrokuinon, dan flavonoid.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sukadaryati, 2006, Potensi hutan Rakyat di Indonesia dan Permasalahannya, Prosiding

Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan: 20 Bogor, 49-57, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.

(5)

2. Martawijaya A, I Kartasujana, Kadir K, dan Prawira SA, 1981, Atlas Kayu Indonesia

Jilid I, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor.

3. Falah, S., Safithri, M., Katayama, T., dan Suzuki, T., 2010, Hypoglycemic Effect of

Mahogany (Swietenia macrophylla King) Bark Extracts in Alloxan-induced Diabetic

Rats, Wood Research Journal, 1, 89-94.

4. Suhesti TS, Dhadhang WK, Nuryanti. 2007, Penjaringan senyawa antikanker pada kulit

batang kayu mahoni (Swietenia mahogani Jacg) dan uji aktivitasnya terhadap larva

udang Arthemia salina Leach, Jurnal Ilmiah Keperawatan, 3, 155-162.

5. T. R. Govindachari, B. Banumathy, Geetha Gopalakrishnan, G. Suresh, 1999,

6-Desoxyswietenine, a tetranortriterpenoid from Swietenia mahogani, Fitoterapia, 70,

106-108.

6. S Dewanjee, M Kundu, A Maiti, R Majumdar, A Majumdar, and SC Mandal, 2007, In

Vitro Evaluation of Antimicrobial Activity of Crude Extract from Plants Diospyros

peregrina, Coccinia grandis and Swietenia macrophylla, Tropical Journal of

Pharmaceutical Research, 6 (3): 773-778.

7. Md. Atiqur Rahman, Pollobi Akther, Debashish Roy, A. K. Das, 2010, Antinociceptive

and neuropharmacological activities of swietenia mahagoni (L.) Jacq., Pharmacology

Online, 3, 225-234.

8. Geethaa Sahgal, Surash Ramanathan, Sreenivasan Sasidharan, Mohd. Nizam Mordi,

Sabariah Ismail, and Sharif Mahsufi Mansor, 2010, Brine shrimp lethality and acute oral

toxicity studies on Swietenia mahagoni (Linn.) Jacq. seed methanolic extract,

Pharmacognosy Research, 2 (4), 215–220.

9. Geethaa Sahgal, Surash Ramanathan, Sreenivasan Sasidharan, Mohd Nizam Mordi,

Sabariah Ismail, and Sharif Mahsufi Mansor, 2009, In Vitro Antioxidant and Xanthine

Oxidase Inhibitory Activities of Methanolic Swietenia mahagoni Seed Extracts,

Molecules, 14, 4476-4485.

10. Prashant Tiwari, Bimlesh Kumar, Mandeep Kaur, Gurpreet Kaur, Harleen Kaur, 2011,

Phytochemical Screening and Exstraction: A Review, International Pharmaceutica

Sciencia, 1, 99-105.

Gambar

Tabel 1. Hasil analisis fitokimia kulit batang kayu mahoni
Tabel diatas menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang kayu Swietenia Mahagoni Jacq

Referensi

Dokumen terkait

Hasil skrining fitokimia pada ekstrak metanol kulit buah manggis menunjukan hasil positif terhadap senyawa kimia golongan saponin, triterpenoid, tanin dan

Golongan senyawa kimia yang terdapat pada simplisia dan ekstrak daun. kelapa sawit adalah golongan alkaloid, flavonoid, glikosida,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak etanol mikroalga Spirulina platensis adalah golongan senyawa alkaloid,

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak biji mimba, biji mahoni, dan biji suren mengandung senyawa metabolit sekunder dari golongan saponin, tanin, flavanoid,

Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak kasar kulit batang tumbuhan pelir kambing (T. macrocarpa Jack) mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan

Hasil skrining fitokimia terhadap tujuh senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, glikosida, tanin, saponin, steroid, dan kumarin, pada serbuk menunjukkan

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa hasil skrining fitokimia senyawa metabolit sekunder pada ekstrak etanol buah delima ( Punica granatum L.) mengandung

Hasil Skrining fitokimia terhadap ekstrak diklorometana kulit batang tumbuhan jambu semarang (Syzygium samarangense) yakni memiliki kandungan senyawa steroid, tannin, saponin,