Ii"8gal: ••••..^.tJMm£Eol^
KETERANGAN PIHAK TERKAIT
PERKARA
NOMOR: 26/PHP-KOT-XV/2017
i
ADVOKAT / KONSULTAN HUKIUM
SAFARULLAH & REKAN - B. 00.11032
Jl. Bxinga Xax^uzis No. 36 B ICexulari — Sulawesi Tenggara, TUp. 0401-312S034 HP. 0813 416 7T7 S4 Email: Mflttullali67®y«lioo.oa>m
Jakarta, 21 Maret 2017
Hal: Keterangan Pihak Terkait terhadap Perkara Nomor26/PHP-KOT-XV/2017
yang dimohonkan oleh Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Kendari Abdul Rasak.S.P dan Haris Andi Surahrnan.S.Pd Nomor Urut 2.
Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi
Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 6 Jakarta Pusat
Yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Adriatma Dwi Putra.S.T., Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Wiraswasta,
alamat Jl. Syehc Yusuf No. 8, Kelurahan Kommba, Kecamatan Mandonga, Kota
Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Nomor Telepon 082213842228. _ email
karina adD2228fa>vahoo.com fBukti PT. 1)
2.
Sulkarnain.K. S.E, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Wiraswasta, alamat
Jl. Malik Raya Nomor: 16.A. Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor Telepon 081341544514. _ email
Sulkarnain [email protected] (Bukti PT. 2)
Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Kendari dalam Pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota Kendari Tahun 2017 Nomor Urut 2 (dua) (Bukti PT.3,dan
PT.4), Berdasarkan Surat Kuasa Khusus
Nomor 01/MK/II/2017, tertanggal
13 Maret 2017, dalam hal ini member Kuasa Kepada :
Safarullah.S.H.,M.H., Ismail. B.S.H., Myrwan.S.H.. dan Muhammad Ichsan.S.H. Kesemuanya adalah Advokat/Kuasa Hukum pada kantor Safarullah.SH. dan Rekan yang beralamat di jalan Bunga Tanjung No.36.B. Kota Kendari, Provinsi
Sulawesi Tenggara. nomor telepon 0401 3192504/HP,081341677754, email_
[email protected] baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertindak untuk dan alas nama Pemberi Kuasa.
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK TERKAIT.
Dalam hal ini memberi Keterangan Pihak Terkait dalam Perkara Nomor 26/PHP-KOT-XV/2017 yang diajukan oleh Pemohon Abdul Rasak.S.P dan Haris Andi
Surahman.S.Pd. (NO.Urt. 2). Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota
DALAM EKSEPSI
1. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI
Menurut Pihak Terkait. Mahkamah Konstitusi tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara Perselisihan Penetapan Perolehan Suara Tahap
Akhir Hasll Pemilihan Calon Walikota dan Wakil Walikota Kendari, Tahun
2017 yang di ajukan oleh Pemohon dengan alasan sebagai berikut:
1.1. Bahwa Permohonan Pemohon (Pasangan Nomor Urut 1) dalam
perkara a quo tidak dapat dikuallfikasikan sebagai Perkara
Perselisihan Penetapan Perolehan Suara Hasil Pemilihan Calon Walikota dan Wakil Walikota Kendari Tahun 2017, karena dari uraian
Permohonan Pemohon adalah tentang dugaan pelanggaran-pelanggaran administrasi dan Pidana yang terjadi selama proses
tahapan Pemilihan Walikota Dan Wakil Walikota Kendari Tahun 2017,
dimana hal tersebut tidak sejalan dan atau bersesuaian dengan apa
yang dimaksud dalam Pasal 156 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur. Bupati, Walikota Menjadi Undang-Undang ;
Pasal 156
(2) Perselisihan penetapan perolehan suara hasil Pemilihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah perselisihan penetapan perolehan suara yang signifikan dan dapat
mempengaruhi penetapan calon terpilih
Bahwa dari apa yang dikandung dalam peraturan
perundang-undangan tersebut diatas sangat jelas dan tegas menyatakan, bahwa Mahkamah Konstitusi dalam menyelesaikan perselisihan hasil
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, hanya memeriksa perkara yang berhubungan dengan perselisihan penetapan perolehan
suara yang signifikan mempengaruhi penetapan calon terpilih.
1.2. Bahwa hal tersebut diatas dipertegas lagi dalam dalam Pasal 8 ayat
(1) hurup b angka 4 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun
Konstitusi Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Pembahan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Beracara dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Waiikota ;
" Pokok Permohonan Pemohon memuat penjelasan mengenai kesalahan hasil Penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon dan hasH penghitungan suara yang benar menurut Pemohon."
Sementara dari dari uraian dalil-dalil Permohonan Keberatan Pemohon yang diuraikan oleh Pemohon dalam perkara a quo, sama sekali tidak menguraikan kesalahan perhitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon (KPU Kota Kendari), dan juga tidak memuat tentang Hasil penghitungan Suara yang benar menurut
Pemohon.
1.3. Bahwa dengan demikian berdasarkan uaraian tersebut diatas maka
menurut Pihak Terkait Mahkamah Konstitusi tidak berwenang
memeriksa, mengadili dan memutus perkara a quo.
2. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Pemohon
Menurut Pihak Terkait, bahwa Pemohon tidak memiliki Kedudukan
Hukum (Legal Standing) untuk mengajukan Permohonan Keberatan atas
Perselisihan Perolehan Suara akhir hasil Pemilihan Waiikota dan Wakil
Waiikota Kendari Tahun 2017 dengan alasan-alasan sebagai berikut:
2.1. Bahwa mengacu pada Pasal 158 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Juncto Pasal 7 ayat (2) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016 Sebagaimana Telah diubah dengan Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Beracara Dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Waiikota, Pemohon mengajukan Permohonan Ke Mahkamah Konstitusi dengan ketentuan sebagaimana tabel 1 dibawah ini:
v:,;"/
Tabel 1
No. Jumlah Penduduk Perolehan Suara
1. <250.000 2%
2. >250.000-500.000 1.5%
3. > 500.000- 1.000.000 1 %
4. > 1.000.000 0,5 %
2.2. Bahwa berdasarkan data Rekapitulasi Jumlah Penduduk Perkecamatan Berdasarkan Jenis Kelamin Per 30 Juni 2016, dari Sepuluh Kecamatan Yang berada di Kota Kendari, Jumlah Penduduk
Kota Kendari sebanyak 332.337 (tiga ratus tiga puluh dua ribu tiga
ratus tiga puluh tujuh ) Jiwa. (Bukti PT.5)
2.3. Bahwa dengan demikian berdasarkan Pasal 158 ayat (2) huruf b
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati. Walikota Menjadi Undang-Undang Juncto Pasal 7 ayat (2) huruf b, Peraturan Mahkamah
Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016 Sebagaimana Telah diubah dengan Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Pedoman Beracara Daiam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota, untuk dapat mengajukan Permohonan keberatan atas hasil Penghitungan Suara dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Kendari, ( Sebagaimana yang tergambar pada Tabel 1, maksimal persentase perbedaan
perolehan suara antara Pemohon Abdul Rasak.S.P dan Haris Andi
Surahman.S.Pd. (Pasangan Nomor Urut 2) dengan Pasangan calon
peraih suara terbanyak (Pihak Terkait Adriatma Dwi Putra.S.T. dan
Sulkarnain K. S.E. Pasangan Nomor Urut 2) adalah 1,5 % (satu koma lima persent) dari total jumlah suara sah hasil Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Kendari Tahun 2017.
2.4. Bahwa berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Kendari Nomor: 37/ Kpts/KPU-Kota-026.433608/Tahun 2017 Tentang
Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan
Hasil Pemilihan Walikota Dan Wakil Walikota Kendari Tahun 2017.
tanggal 22 Februari 2017, perolehan Suara masing masing Pasangan
Calon Walikota dan Wakil Walikota Kendari Tahun 2017. (Bukti PT.6) adalah sebagaimana tabel 2 dibawah ini:
label 2
No. Pasangan Calon (No.Urt) Perolehan Suara (%)
1. Abdul Rasak.S.P dan Haris Andi
Surahman.S.Pd. 55.769 (36,86 %)
2. Adriatma Dwi Putra.S.T. dan
Sulkarnain.K.S.E. 62.019(40,99%)
3. Drs. Mohammad Zayat Kaimuddin.M.Si
dan Sdr Suri Syahriah Mahmud, S.E.,M.M. 33.501 (22,14%)
Total Suara Sah 151.289.(100%)
2.5. Bahwa dari data Tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa Pemohon Abdul Rasak.S.P dan Haris Andi Surahman.S.Pd. (Pasangan Nomor Urut 1 ) memperoleh suara sebanyak 55.769 (Lima Puluh Lima Ribu Tujuh Ratus Enam Puluh Sembilan) suara, Pasangan Nomor Urut 2 (Pihak Terkait Adriatma Dwi Putra.S.T. dan Sulkarnain.K.S.E.) memperoleh suara sebanyak 62.019 (Enam Puluh Dua Ribu Sembilan Belas) Suara. Sementara Pasangan Nomor Uururt 3 Drs. Mohammad Zayat Kaimuddin.M.Si dan Sdr Suri Syahriah Mahmud, S.E.,M.M. memperoleh Suara sebesar 33.501. (Tiga Puluh Tlga Ribu Lima Ratus Satu) Suara. Dari Total Suara sah sebesar 151.289 (Searatus Lima Puluh Satu Ribu Dua Ratus Delapan Puluh Sembilan) suara.
2.6. Bahwa dengan demikian persentase 1,5 % (satu koma lima persen)
yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di atas adalah
1,5 % X 151.289 = 2.270 (Dua Ribu Dua Ratus Tujuh Puluh) suara,
/TJn..
y-Terkait adafah 62.019 suara - 55.769 suara= 6.250 suara, atau setara dengan 4,13 % (Empat Koma Tiga Belas Persen).
2.7. Bahwa oleh karenanya dengan adanya selisih Suara antara Pemohon
dan Pihak Terkait sebesar 6.250 suara atau setara dengan 4,13 %,
berarti selisih suara antara Pemohon dan Pihak Terkait, telah
melewati batas ambang maksimal (1,5 %) dari batas maksimal persentase selisih suara yang harus diperoleh Pemohon sebagai
syarat formil, untuk dapat mengajukan Permohonan Keberatan atas Penetapan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Kendari Nomor:
37/ Kpts/KPU-Kota-026.433608/Tahun 2017 Tentang Penetapan
Rekapltulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasll
Pemilihan Walikota Dan Wakil Walikota Kendari Tahun 2017.
2.8. Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas maka menurut Pihak
Terkait.
Pemohon tidak memiliki Kedudukan Hukum (legal
Standing) untuk mengajukan Permohonan Pembatatan Keputusan
Komisi Pemilihan Umum Kota Kendari Nomor: 37/
Kpts/KPU-Kota-026.433608/Tahun 2017 Tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil
Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Walikota Dan Wakil Walikota Kendari Tahun 2017,
3. Permohonan Pemohon Tidak Jelas (Obscuur Libel)
3.1.
Bahwa dari uraian Permohonan Pemohon tidak jelas (obscuur libel)
oleh karena, dari uraian Permohonan Pemohon dari halaman 3 s/d
halaman 107, Pemohon tidak menguraikan
dalil-dalil
tentang
persyaratan formil apa yang telah dipenuhi Pemohon agar Pemohon
dapat dikategorikan
telah
memiliki
Kedudukan
Hukum
(Legal
Standing), tetapi justru Pemohon memuat atau menguraikan dengan
tidak jelas atau kabur tentang dugaan bukti pelanggaran yang
seharusnya disampaikan dalam berkas lain dalam bentuk Atat Bukti
Tertulis.
3.2. Bahwa dari dalil-dalil Permohonan Pemohon tersebut sebagaimana yang kami tanggapi pada angka 3.1. diatas sangat jelas telah melanggar, atau tidak sesuai dengan Lampiran I Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 4 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Dan Keterangan Pihak Terkait.
3.3. Bahwa dengan denfiikian menurut Pihak Terkait, Permohonan Pemohon tidak Jelas (obscuur libel), sehingga harus dinyatakan tidak dapat diterima.
4. Permohonan Pemohon Tidak Singkron Antara Posita Pokok - Pokok Permohonan Dengan Petitum.
4.1. Bahwa pada angka 3 Petitum Permohonan, Pemohon meminta dilaksanakanya Pemungutan Suara Ulang diseluruh Kecamatan Kota
Kendari, sementara dalam Posita Pokok Pokok Permohonan
Pemohon yang diuraikan Pemohon pada halaman 107 s/d halaman
113 hanya menguraikan adanya dugaan money politik yang diiakukan sdr. Anwar Sadat, serta adanya dugaan pelanggaran di enam (6) TPS
di Kecamatan Mandonga dan empat (4) TPS di Kecamatan Poasia,
4.2. Bahwa demikian pula terhadap Petitum Pemohon yang meminta agar Pasangan nomor Urut 2 (Dua) didiskualifikasi sebagai Calon Peserta
Pemilihan Walikota Dan Wakil Walikota Kendari, adalah tidak
berdasar, karena dalam Posita Pokok-Pokok Permohonan Pemohon
sama sekali tidak menguraikan pelanggaran apa yang telah diiakukan oleh Pihak Terkait (Pasangan Nomor Urut 2 ), serta peraturan Perundang-Undangan apa yang telah dilanggar, sehingga Pemohon berpendapat Pihak Terkait (Pasangan Nomor Urut 2 ) harus
didiskualifikasi dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Kendari
tahun 2017.
4.3. Bahwa dengan demikian Pihak Terkait berpendapat, permohonan
Pemohon tidak singkron antara Posita Pokok - Pokok Permohonan
dengan Petitum Permohonan, sehingga Permohonan Pemohon harus
dinyatakan tidak dapat diterima.
It. DALAM POKOK PERMOHONAN
1. Bahwa Pihak Terkait menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil Permohonan
Pemohon (Pasangan Nomor Urut 1) kecuali hal - hal yang diakui secara
Tegas oleh Pihak Terkait
hal yang tidak terpisahkan dengan Keterangan Pihak Terkait dalam Pokok
Permohonan.
3. Bahwa benar Perolehan Suara Pemohon sebanyak 55.769 (Lima Puluh Lima Ribu Tujuh Ratus Enam Puluh Sembilan)
4. Bahwa tidak benar terjadinya selisih perolehan Suara Pemohon dengan Pihak Terkait, karena Pelanggaran yang dilakukan oleh Pasangan Nomor Urut 2 (Pihak Terkait), tetapi yang benar bahwa selisih suara yang berjumlah 6.250. atau setara 4,13 % (Empat Koma Satu Persen). Adalah selisih Suara yang diperoleh Pasangan Nomor Urut 2 (Pihak Terkait). Dengan cara yang syah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Bahwa Tentang Tentang Money Politik Yang dilakukan Secara
Terstruktur, Sistematis, dan Masif.
- Bahwa tidak benar Perolehan Suara yang diperoleh Pihak Terkait
disebabkan oleh perbuatan tidak jujur dari Pihak Terkait, terlebih lagi dengan melakukan Kejahatan Politik Dang sebagaimana yang didalilkan Pemohon pada permohonan Pemohon halaman 110 - 112, justru sebaliknya Pemohonlah yang telah melakukan Pelanggaran-pelanggaran
selama proses Tahapan sampai pada hari Pencoblosan dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Kendari Tahun 2017, yang antara lain sebagai berikut:
a. Melakukan intimidasi dan menahan Formulir C.6 yang akan diedarkan
(Bukti P.T.7)
b. Membagi-bagikan MInyak tanah dan beras (Bukti P.T.8)
c. Melibatkan PNS untuk ikut berkampanye, sementara yang bersangkutan tidak mempunyai izin/cuti untuk melaksanakan
kampanye (Bukti PT. 9)
- Bahwa selanjutnya tentang Anwar Sadat yang didalilkan Pemohon pada hal 111-112, adalah bukan bagian dari simpatisan, Relawan maupun Tim Kampanye Pihak Terkait, kalaupun telah ditemukan stiker gambar Pasangan Nomor Urut 2 (ADP-SUL) dan Kartu Anggota Partai Politik
(PKS) di ruang tamu Anwar Sadat, bukan berarti Anwar Sadat sudah
dapat dipastikan adalah Tim ataupun Relawan Pasangan Nomor Urut 2
(ADP-SUL) karena stiker gambar Pasangan Nomor Ururt 2 (ADP-SUL)
Pasangan Nomor urut 2 (ADP-SUL), yang dapat dicetak dengan mudah oleh siapapun juga, demikian pula tentang Kartu Anggota PKS.
- Bahwa atas kejadian tersebut, benar telah dilakukan proses hukum, dan yang bersangkutan telah divonis di Pengadilan Negeri Kendari, namun
atas putusan tersebut, Anwar Sadat masih menempuh upaya hukum
Banding di Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara, sehingga perkara tersebut belum incrah (belum berkekuatan hukum tetap) (Bukti FT. 10
dan PT.11)
- Bahwa tentang kesimpulan Pemohon yang diuraikan Pemohon pada halaman 112, seakan akan Pihak Terkait telah melakukan pelanggaran yang bersifat masif, adalah suatu kesimpulan yang sangat prematur dan tidak berdasarkan hukum, dengan hanya berpatokan pada satu peristiwa
dugaan money politik yang dilakukan oleh oknum Anwar Sadat, yang
tidak ada hubungannya dengan Pihak Terkait.
- Bahwa demikian pula dalil Pemohon pada halaman 112 garis datar
terakhir, tentang adanya keterlibatan Aparat Pemerintah, adalah hanya
merupakan bualan dan asumsi Pemohon, oleh karena dalam dalil
Permohonan Pemohon yang setebal 118 halaman dalam perkara a quo,
tidak satupun menyebutkan oknum (identitas) Aparat Pemerintah yang
mana yang telah melakukan Pelanggran secara terstruktur, tetapi justru
Pemohonlah yang telah melibatkan PNS dalam berkampanye (Bukti
PT.12dan PT.13)
- Bahwa seharusnya Pemohon lebih bisa mempelajari dan memahami apa
yang dimaksud dengan pelanggaran yang bersifat Terstruktur, Sistematis
@
dan Masif, agar tidak begitu saja menuduh Pihak Terkait seakan-akan
telah melakukan Pelanggaran yang bersifat Terstruktur dan Masif.
- Bahwa Tentang adanya soal Ambang Batas Persentasi Gugatan yang tidak diterima atau disetujui oleh Pemohon, sebagaimana dalil Pemohon
pada halaman 114, seharusnya Pemohon menempuh upaya Hukum dengan cara Mengajukan Uji Materiil ke Mahkamah Konstitusi Rl. terhadap Penerapan Peraturan Perundang-undangan tersebut, bukan
dengan mengajukan Keberatan Ke Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Perselisihan Hasil Penetapan Suara.
- Bahwa demikian pula dalil Permohonan Pemohon pada halaman 115,
tentang adanya Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Indonesia
Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penanganan Pelanggaran
Administrasi Terkait Larangan Memberikan Dan/Atau Menjanjikan Uang
Atau Materi Lainnya yang dilakukan Secara Terstruktur, Sistematis, Dan
Masif Daiam Pemilihan Gubernur, Bupati Dan Walikota, dimana didalam
Pasal 27 telah ditegaskan ;
(1) Bawaslu Provinsi menerima, memeriksa. mengadili dan memutus dugaan Pelanggaran TSM dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak laporan pelanggaran TSM diregistrasi. (2) Dalam mencari kebenaran substantif atas Pelanggaran TSM yang
dilaporkan, Laporan Dugaan Pelanggaran TSM disampaikan kepada Bawaslu Provinsi terhitung sejak ditetapkannya pasangan calon sampai dengan paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum hari
pemungutan suara.
(3) Dalam hal terdapat laporan Pelanggaran TSM setelah 60 (enam puluh) hari sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Pengawas Pemilu menindaklanjuti dengan mekanisme penanganan pelanggaran Pemilihan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bawaslu tentang
Pengawasan Pemilu.
Jika Pemohon merasa tidak setuju/tidak menerima isi Peraturan Bawaslu
Nomor 13 Tahun 2016 tersebut, seharusnya Pemohon mengajukan Upaya hukum Judicial Review ke Mahkamah Agung, bukan mengajukan
sengketa Perolehan Suara ke Mahkamah Konstitusi.
6. Bahwa berdasarkan urain tersebut diatas, Pihak Terkait berpendapat
bahwa apa yang didalikan Pemohon dalam Pokok Permohonannya adalah
tidak beralasan menurut hukum.
III. PETITUM
Berdasarkan uraian sebagaimana tersebut di atas, Pihak Terkait memohon
kepada Mahkamah Konstitusi untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut.
Dalam Eksepsi
Mengabulkan Eksepsi Pihak Terkait
Dalam Pokok Permohonan
a. Menolak Permohonan Pemohon Untuk Seluruhnya ;
b. Menyatakan benar dan tetap berlaku Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Kendari Nomor Nomor: 37/ Kpts/KPU-Kota-026.433608/Tahun 2017 Tentang Penetaapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Hasil Pemilihan Walikota Dan Wakil Walikota Kendari Tahun 2017,
bertanggal 22 Pebruari 2017, pukul 16.30.( Enam Belas Lewat Tiga Puluh Menit) Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA)
« •
Atau ;
Apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).
SMAIli. B. S.H
Hormat kami,
Kuasa Hukum Plhak Terkait
SAFARULL'AH.S.H..Ift.^(
' \ ^s i
11