• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM DETEKSI GANGGUAN PADA BERBAGAI JENIS GITAR MEGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING BERBASIS DESKTOP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM DETEKSI GANGGUAN PADA BERBAGAI JENIS GITAR MEGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING BERBASIS DESKTOP"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM DETEKSI GANGGUAN PADA BERBAGAI JENIS GITAR

MEGGUNAKAN METODE

CASE BASED REASONING

BERBASIS

DESKTOP

Ramadlan Septiana1, Herfina2, Mulyati2 email : ramadlan156@gmail.com

Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan

Gitar adalah salah satu alat musik yang banyak dimainkan di semua kalangan. Gitar terdiri dari beberapa komponen seperti neck, body, bridge, senar, tuning machines, dan fret. Alat musik gitar dibagi menjadi 2 jenis, yaitu gitar akustik dan gitar elektrik. Seiring penggunaan alat musik gitar, sering ditemukan gangguan yang diakibatkan oleh kerusakan pada salah satu komponen, sehingga gitar tidak dapat dimainkan sebagaimana mestinya. Salah satu alternatif penyelesaian gangguan pada gitar adalah dengan menggunakan metode inferensi case based reasoning (CBR). Metode CBR bertujuan untuk mencari kesimpulan yang dapat digunakan sebagai alternatif pada suatu masalah berdasarkan tingkat kemiripannya dengan kasus lama yang tersimpan dalam basis pengetahuan. Pemanfaatan sistem ini adalah dengan menggunakan data gejala, data kerusakan dan data kasus. Data gejala adalah data gejala yang terjadi saat gitar mengalami kerusakan, data kerusakan adalah data yang berisi daftar kerusakan pada gitar sedangkan data kasus adalah data yang berisi kumpulan kasus kerusakan yang terjadi pada gitar. Sistem Deteksi Gangguan Pada Berbagai Jenis Gitar diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2010 dan database Microsoft Access 2007. Dilakukan uji coba terhadap sistem dengan membandingkan hasil output sistem dengan kesimpulan pakar, sebanyak 15 kasus dengan nilai kesesuaian 84,4% yang berarti sistem dapat dipercaya.

Kata Kunci : Sistem Pakar, Alat Musik, Gitar, Case Based Reasoning

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dapat dimanfaatkan hampir di seluruh kegiatan dalam berbagai bidang. Perkembangan tersebut dapat diterapkan pada bidang pendidikan, sumber daya, keuangan, seni, administrasi dan lain-lain. Penerapan teknologi informasi dapat membantu dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Salah satu contoh pemanfaatan teknologi informasi saat ini adalah sistem pakar. Penggunaan sistem pakar dapat diterapkan diberbagai bidang, diantaranya dalam bidang seni yaitu untuk alat musik.

Alat musik yang paling umum dimainkan bagi semua kalangan adalah gitar. Gitar terbagi menjadi beberapa jenis yaitu gitar akustik, gitar elektrik, bass

akustik dan bass elektrik. Jenis akustik terdiri dari beberapa komponen, yaitu

headstock, tuning machines, nut,

fingerboard, frets, neck, body, bridge dan senar. Sedangkan komponen pada jenis elektrik terdiri dari headstock, tuning machines, nut, fingerboard, frets, strap pin, neck, body, bridge, pickup, control,

output jack, dan senar (Nugroho, 2014). Seiring penggunaan alat musik gitar, pemain sering mengalami beberapa masalah ketika memainkan gitar atau bass mereka. Umumnya pemain yang awam akan segera memperbaiki masalah yang ada dengan menggunakan jasa service. Penggunakan jasa service ini, pemain harus mengeluarkan biaya dan harus menunggu proses perbaikan. Namun, permasalahan pada alat musik gitar ini biasanya hanya disebabkan oleh

(2)

kerusakan kecil yang terjadi pada salah satu komponen dan dapat diselesaikan sendiri tanpa perlu bantuan jasa service. Oleh karena itu dibutuhkan sistem yang dapat digunakan untuk memantu dalam menganalisis penyebab dari permasalahan yang terjadi pada alat musik gitar yang dimainkan. Kehadiran sistem deteksi kerusakan pada gitar diharapkan dapat membantu dalam memperbaiki alat musik gitar tanpa perlu menggunakan jasa

service.

Penelitian Terdahulu

Aribowo (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Sistem Cerdas menggunakan Penalaran Berbasis Kasus (Case Based Reasoning) untuk Diagnosa Penyakit Akibat Virus Eksantema”. Sistem ini digunakan untuk mendeteksi sebelas penyakit yang diakibatkan oleh Eksantema. Proses perhitungan similarity pada tahapan

retrieval dalam sistem ini menggunakan metode Probabiltas Bayes. Sistem ini dibuat berbasis desktop dengan menggunakan software Delphi 7 dan

Microsoft Access sebagai database.

Retnowati (2013) melakukan penelitian dengan judul “Implementasi

Case Based Reasoning Pada Sistem Pakar Dalam Menentukan Jenis Gangguan Kejiwaan”. Sistem ini dapat mendiagnosis delapan jenis gangguan kejiwaan disertai dengan informasi yang terkait dengan penyakit tersebut. Proses retrieve pada sistem ini menggunakan perhitungan dengan metode Certainty Factor (CF). Sistem ini dibangun berbasis desktop dengan menggunakan software Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access 2003 sebagai database.

Shaid et al.(2015) melakukan penelitian dengan judul “Sistem Pakar Pertumbuhan Balita Berbasis Web dengan Metode Case Based Reasoning”. Sistem

ini digunakan untuk menganalisis atau monitoring pertumbuhan balita, yang

diharapkan akan bisa membantu dalam pemantauan pertumbuhan anak. Proses retrieve pada sistem yang dibangun ini menggunakan metode nearest neighbor retrieval. Sistem ini dibangun berbasis web menggunakan menggunakan bahasa pemrograman PHP.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah pendekatan Expert System Development Life Cycle (ESDLC). Pendekatan ESDLC memiliki beberapa tahapan yang disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Pendekatan ESDLC (Turban et al., 2005)

Tahap Penilaian

Tujuan utama dari tahap penilaian ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Karena itu, penelitian dilakukan dengan studi kelayakan dari sistem yang sedang berjalan dengan melakukan pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi literatur. Hasil pengumpulan data digunakan untuk menentukan tujuan

(3)

dan ruang lingkup dari sistem yang akan dibuat, mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat diselesaikan dengan sistem dan teknologi yang digunakan dalam membangun sistem

Tahap Akuisisi Pengetahuan

Tujuan utama dari akuisisi pengetahuan adalah untuk mendapatkan berbagai pengetahuan yang diperlukan oleh sistem yang dibangun. Pengetahuan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kumpulan kasus yang berkaitan dengan gangguan pada alat musik gitar beserta solusi yang diperlukan untuk memperbaiki gangguan tersebut. Adapun sumber yang digunakan dalam pengumpulan kasus-kasus tersebut, antara lain :

1. Forum pemain gitar melalui jaringan internet a. www.guitarforbeginners.com/foru m/ b. www.jemsite.com/forums/ c. www.guitarnoise.com/forums/view forum.php?f=3 2. Pengalaman narasumber 3. Pengalaman penulis

Berdasarkan sumber-sumber tersebut didapatkan data gejala, data kerusakan dan data kasus yang disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 1. Data Gejala Pada Gitar

gejala_akustik

ID_Gejala Gejala Bobot Kategori

GA001 Senar keras pada

bagian atas fretboard 3 Kenyamanan

GA002

Senar keras pada bagian tengah fretboard

3 Kenyamanan

GA003

Senar keras pada bagian bawah fretboard

3 Kenyamanan

GA004

Suara buzzing pada fret bagian atas fretboard

5 Suara

GA005

Suara buzzing pada fret bagian tengah fretboard

5 Suara

GA006

Suara buzzing pada fret bagian bawah fretboard

5 Suara

GA007

Suara salah salah satu senar lebih kecil dari senar lain

3 Suara

GA008 Tuning senar mudah

berubah 5 Teknis GA009 Intonasi suara kurang

tepat 1 Teknis

GA010 Sustain (panjang suara

senar) sangat pendek 1 Suara GA011 Suara yang dihasilkan

pecah/kasar 3 Suara GA012 Senar terasa kasar 3 Kenyamanan

GA013

Salah satu atau beberapa senar buzzing pada fret tertentu

3 Suara

GA014 Buzzing pada fret 0 5 Suara

gejala_elektrik

ID_Gejala Gejala Bobot Kategori

GE001 Senar keras pada

bagian atas fretboard 3 Kenyamanan

GE002

Senar keras pada bagian tengah fretboard

3 Kenyamanan

GE003

Senar keras pada bagian bawah fretboard

3 Kenyamanan

GE004

Suara buzzing pada fret bagian atas fretboard

5 Suara

GE005

Suara buzzing pada fret bagian tengah fretboard

5 Suara

GE006

Suara buzzing pada fret bagian bawah fretboard

5 Suara

GE007

Ada suara berisik "kresek" saat memutar knob Volume

3 Suara

GE008

Suara salah salah satu senar lebih kecil dari senar lain

3 Suara

GE009 Suara yang dihasilkan

putus-putus 5 Suara GE010 Noise/Humming besar 1 Teknis

GE011 Tuning senar mudah

berubah 5 Teknis

GE012

Senar menjadi out of tune (fals) saat memainkan tremolo

3 Teknis

GE013 Muncul suara berisik

saat gitar digerakkan 3 Teknis GE014 Intonasi suara kurang

tepat 1 Teknis

GE015 Sustain (panjang suara

senar) sangat pendek 1 Suara

GE016

Suara hilang jika knob volume diputar sedikit atau tersenggol

5 Suara

GE017 Suara hilang jika

switch pickup diubah 5 Teknis

GE018

Muncul suara "kresek" saat merubah arah switch pickup

5 Suara

GE019 Suara yang dihasilkan

lemah 5 Suara

GE020 Suara yang dihasilkan

pecah/kasar 3 Suara

(4)

GE022

Salah satu atau beberapa senar buzzing pada fret tertentu

3 Suara

GE023 Gitar tidak

menghasilkan suara 5 Teknis

GE024

Tersetrum jika menyentuh senar atau bagian besi pada gitar

5 Kenyamanan

GE025

Saat memainkan tremolo terasa gesekan kasar pada bridge

3 Teknis

GE026 Memainkan tremolo

sedikit keras 1 Kenyamanan GE027 Buzzing pada fret 0 5 Suara

GE028

Intonasi nada senar pada fret 13-24 sedikit lebih tinggi dari fret 0-12

5 Teknis

GE029

Intonasi nada senar pada fret 13-24 sedikit lebih rendah dari fret 0-12

5 Teknis

Keterangan Nilai Bobot : 1 = Gangguan biasa 3 = Gangguan sedang 5 = Gangguan penting

Tabel 2. Data Kerusakan Pada Gitar

kerusakan_akustik

ID_Kerusakan Kerusakan Solusi

RA001 Neck bengkok cembung

Putar truss rod ke arah berlawanan jarum jam sedikit demi sedikit secara perlahan

RA002 Neck bengkok cekung

Putar truss rod ke arah jarum jam sedikit demi sedikit secara perlahan

RA003 Action senar terlalu tinggi

Kurangi tinggi action senar dengan mengatur ketinggian penyangga senar pada bridge. Potong bagian bawah penyangga senar sesuai kebutuhan

RA004 Action senar terlalu rendah

Tambahkan tinggi action senar dengan mengganjal penyangga senar pada bridge sehingga menjadi lebih tinggi

RA005 Senar sudah terlalu tua

Ganti dengan senar baru RA006 Kemunginan senar yang digunakan adalah senar murahan (berkualitas rendah)

Ganti senar dengan menggunakan senar asli dengan kualitas standar

RA007 Fret sudah terkikis

Ganti fret dengan menggunakan fret yang baru

RA008 Ketinggian fret tidak merata

Ratakan ketinggian fret menggunakan amplas. (Pastikan ketinggian fret merata menggunakan benda lurus seperti penggaris

RA009 Body kurang kering

Tidak dapat diperbaiki karena kesalahan terjadi saat pembuatan yaitu tahap pengeringan body RA010 Kayu fretboard tidak sesuai standar

Bisa diganti oleh pengrajin dengan biaya tinggi

RA011 Nut terlalu rendah Ganjal nut atau ganti dengan nut baru

RA012

Jarak nut dan bridge tidak sesuai

Tidak dapat diperbaiki karena bridge menempel dengan body

kerusakan_elektrik

ID_Kerusakan Kerusakan Solusi

RE001 Neck bengkok cembung

Putar truss rod ke arah berlawanan jarum jam sedikit demi sedikit secara perlahan

RE002 Neck bengkok cekung

Putar truss rod ke arah jarum jam sedikit demi sedikit secara perlahan

RE003 Action senar terlalu tinggi

Kurangi tinggi action senar dengan mengatur ketinggian saddle pada bridge

RE004 Action senar terlalu rendah

Tambahkan tinggi action senar dengan mengatur ketinggian saddle pada bridge RE005 Senar sudah

terlalu tua

Ganti dengan senar baru RE006 Kemunginan senar yang digunakan adalah senar murahan (berkualitas rendah)

Ganti senar dengan menggunakan senar asli dengan kualitas standar/tinggi

RE007 Pickup sudah lemah

Ganti pickup dengan pickup baru RE008 Jack gitar bermasalah - longgar atau sudah rusak

Coba gunakan kabel jack atau ampl yang berbeda. Jika masalah tetap terjadi, periksa sambungan kabel. Jika sambungan baik berarti jack gitar perlu diganti

RE009 Potensio bermasalah - kotor dan berkarat Periksa sambungan kabel lalu beri minyak kedalam potensio sambil diputar. Jika masalah masih terjadi, maka potensio perlu diganti. (Gunakan 250 Ohm atau 500 Ohm)

RE010 Fret sudah terkikis

Ganti fret dengan menggunakan fret yang baru

RE011

Bridge tidak sejajar dengan body. Tarikan per bridge terlalu kuat

Kurangi tarikan per bridge sampai posisi bridge sejajar dengan body

RE012

Bridge tidak sejajar dengan body. Tarikan per bridge terlalu lemah

Tambahkan tarikan per bridge sampai posisi bridge sejajar dengan body RE013 Sambungan kabel dalam cavity gitar bermasalah

Periksa cavity, jika ada kabel longgar atau lepas maka perlu dilakukan penyolderan

(5)

ulang. Cek juga ampli dan kabel jack yang digunakan

RE014 Ground bermasalah

Periksa kabel ground dalam gitar, jika masalah masih terjadi kemungkinan ground pada ampli atau kabel jack yang bermasalah

RE015 Ketinggian fret tidak merata

Ratakan ketinggian fret menggunakan amplas. (Pastikan ketinggian fret merata menggunakan benda lurus seperti penggaris

RE016

Jarak antara senar dan pickup terlalu jauh

Atur ketinggian pickup hingga jarak antara senar dan pickup sesuai

RE017

Switch - Pickup Selector bermasalah

Periksa sambungan kabel pada switch, jika kondisi sambungan baik, maka switch perlu diganti RE018 Pickup pada posisi Switch Selector yang dipilih mati Periksa sambungan pickup pada switch, jika normal maka gantilah pickup mati dengan pickup yang baru

RE019

Sambungan kabel dalam gitar bermasalah

Periksa ampli dan kabel jack gitar, jika kondisi ampli dan kabel jack bagus, periksa kondisi sambungan didalam gitar. RE020 Blade pada bridge sudah tumpul atau terkikis

Ganti bridge atau bisa juga dengan mengganti base plate bridge

RE021 Nut terlalu rendah

Ganjal nut atau ganti dengan nut baru

RE022

Panjang senar antara nut sampai fret 12 dan panjang senar antara fret 12-bridge tidak sama

Atur saddle bridge hingga jarak senar dari nut sampai fret 12 sama dengan jarak senar dari fret 12-24

Tabel 3. Data Kasus

kasus_akustik ID_Kas

us

ID_Gejala ID_Kerus akan

KA001 GA001,GA003,GA009,GA004 RA001 KA002 GA001,GA003,GA009,GA013,GA0 04 RA001 KA003 GA001,GA003,GA004,GA005,GA0 13 RA001

KA004 GA002,GA005,GA009,GA013 RA002 KA005 GA002,GA003,GA005,GA006,GA0

13

RA002

KA006 GA001,GA002,GA003 RA003 KA007 GA004,GA005,GA006 RA004 KA008 GA004,GA005,GA006,GA013 RA004 KA009 GA007,GA008,GA009,GA010 RA005 KA010 GA007,GA008,GA009,GA010,GA0

12

RA005

KA011 GA007,GA010,GA011 RA006 KA012 GA005,GA006,GA013 RA008 KA013 GA005,GA004,GA013 RA008 KA014 GA001,GA002,GA004,GA005 RA001

KA015 GA014 RA011

kasus_elektrik

ID_Kasus ID_Gejala ID_Kerusak an

KE001 GE001,GE003,GE004,GE014 RE001 KE002 GE002,GE005,GE006,GE014 RE002 KE003 GE001,GE002,GE003 RE003 KE004 GE004,GE005,GE006 RE004 KE005 GE008,GE011,GE014,GE015 RE005 KE006 GE008,GE014,GE019,GE020,

GE021

RE005

KE007 GE014,GE015,GE020,GE021 RE005 KE008 GE008,GE015,GE019,GE014 RE006 KE009 GE015,GE019,GE020,GE008 RE007 KE010 GE009,GE010,GE013 RE008 KE011 GE009,GE010,GE013,GE019,

GE020

RE008

KE012 GE007,GE009,GE010,GE016 RE009 KE013 GE007,GE016,GE015,GE009 RE009 KE014 GE005,GE022,GE004,GE006 RE015 KE015 GE006,GE011,GE012,GE014 RE011 KE016 GE011,GE012,GE014,GE003 RE012 KE017 GE009,GE010,GE024 RE013 KE018 GE023,GE010,GE024 RE013 KE019 GE010,GE013,GE024 RE014 KE020 GE006,GE004,GE005,GE022 RE015 KE021 GE015,GE019,GE010 RE016 KE022 GE019,GE018,GE020 RE017 KE023 GE018,GE017 RE017 KE024 GE017,GE023,GE010 RE018 KE025 GE012,GE025,GE026 RE020 KE026 GE001,GE003,GE004,GE014, GE022 RE001 KE027 GE002,GE005,GE006,GE014, GE022 RE002 KE028 GE002,GE005,GE006,GE014, GE003 RE002

KE029 GE002,GE005,GE014,GE022 RE002 KE030 GE007,GE008,GE018,GE021,

GE013

RE005

KE031 GE004,GE005,GE008,GE015 RE004 KE032 GE004,GE005,GE001,GE002 RE001 KE033 GE007,GE009,GE010 RE009

KE034 GE027 RE021

KE035 GE028 RE022

Tahap Desain

Tujuan utama dari tahap desain adalah untuk membuat konsep dasar dari sistem yang dibangun serta pembuatan

prototype dasar sistem. Tahap desain meliputi perancangan basis data, perancangan sistem secara umum dan perancangan sistem secara detail.

Perancangan Basis Data

Hubungan setiap entitas dalam sistem pakar ini digambarkan dalam Entity Relationship Diagram (ERD) yang disajikan pada Gambar 2.

(6)

Gambar 2. RelationshipDiagram (ERD) Sistem Yang Dibangun Relasi dari masing-masing tabel yang

ada dalam sistem pakar yang dibangun disajikan dalam Gambar 3.

Gambar 3. Relasi Tabel Sistem Yang Dibangun

Perancangan Sistem Secara Umum

Perancangan sistem secara umum meliputi pembuatan diagram konteks,

data flow diagram (DFD) level zero, dan

flowchart sistem.

Diagram konteks menggambarkan awal dan akhir data yang masuk serta

output dari suatu sistem. Diagram konteks dari sistem deteksi gangguan pada gitar yang dibangun ini disajikan dalam Gambar 4.

Gambar 4. Diagram Konteks Sistem Yang Dibangun

Data flow diagram (DFD) merupakan penjabaran dari diagram konteks yang digunakan untuk menggambarkan aliran data dan informasi yang terjadi selama sistem dijalankan. DFD level 0 dari sistem pakar yang dibangun ini disajikan dalam Gambar 5.

(7)

Gambar 5. DFD Level 0 Sistem Yang Dibangun Flowchart digunakan untuk

menggambarkan alur dari penggunaan suatu sistem secara detail dan berurutan. Flowchart dari sistem yang dibangun disajikan dalam Gambar 6.

Rancangan Penalaran

Sistem yang dibangun menggunakan metode inferensi Case Based Reasoning (CBR). Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan tingkat kemiripan antara kasus baru dengan kasus lama yang disimpan dalam basis pengetahuan. Rumus untuk menghitung bobot kemiripan (similarity) dengan menggunakan algoritma nearest neighbor retrieval adalah sebagai berrikut :

𝑆𝑖𝑚𝑖𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑦(𝑝𝑟𝑜𝑏𝑙𝑒𝑚, 𝑐𝑎𝑠𝑒)

= s1 ∗ w1 + s2 ∗ w2 + ⋯ + sn ∗ wn w1 + w2 + ⋯ + wn

Keterangan :

s = similarity (nilai kemiripan) w = weight (bobot yang diberikan)

Adapun contoh perhitungan dengan menggunakan algoritma Nearest

Neighboar Retrieval pada kasus gitar elektrik berikut :

Similarity baru, ID1 = 1 ∗ 3

5 + 3 + 1 + 1= 0,3 Similarity baru, ID2 = 1 ∗ 5 + 1 ∗ 3

5 + 5 + 1 + 3= 0,615

Hasil perhitungan menunjukan kasus dengan bobot kemiripan tertinggi adalah kasus dengan ID3, sehingga kesimpulan yang dimiliki ID3 digunakan sebagai kesimpulan yang disarankan pada kasus baru.

Kasus ID 1 :

- Fret bagian atas neckbuzzing / mati (5) - Action senar tinggi pada bagian atas neck (3)

- Action senar tinggi pada bagian bawah neck (1)

- Intonasi sedikit tidak tepat (1) Kesimpulan :

Neck bengkok cembung

Kasus ID 2 :

- Fret bagian bawah neckbuzzing / mati (5) - Fret bagian tengah neckbuzzing / mati (5) - Intonasi sedikit tidak tepat (1)

- Tuning tidak stabil (3) Kesimpulan :

Kondisi bridge tidak sejajar. Tarikan per bridge terlalu kuat.

Kasus Baru :

- Fret bagian bawah neckbuzzing / mati (5) - Tuning tidak stabil (3)

- Action senar tinggi pada bagian atas neck (3) Kesimpulan : ?

(8)

Gambar 6. Flowchart Sistem Yang Dibangun

Tahap Pembuatan Sistem

Pembuatan sistem diagnosis kerusakan gitar ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu implementasi basis data menggunakan database Microsoft Access 2007 dan implementasi sistem menggunakan Visual Basic 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN Form Main Frame

Form Main Frame merupakan tampilan utama dari sistem pakar. Form ini akan tampil saat pertama kali masuk sistem. Tampilan dari form Main Frame

(9)

Gambar 7. Form Main Frame

Form Konsultasi

Form konsultasi adalah tampilan yang digunakan untuk fitur deteksi kerusakan pada sistem. Pada form ini user akan diminta memilih jenis gitar dan gejala-gejala yang dirasakan pada gitarnya, kemudian sistem akan menampilkan kesimpulan berupa kerusakan dan solusi ketika user menekan tombol “DETEKSI KERUSAKAN”. Tampilan dari form konsultasi disajikan dalam Gambar 8.

Gambar 8. Form Konsultasi

Form Hasil Deteksi

Form hasil deteksi merupakan form yang digunakan untuk menampilkan hasil dari pendeteksian yang telah dilakukan oleh sistem. Tampilan dari form hasil deteksi disajikan dalam Gambar 9.

Gambar 9. Form Hasil Deteksi

Form Login

Form login akan tampil jika user

memilih menu File – Login sbg Pakar. Form login digunakan untuk masuk kedalam sistem baik sebagai pengguna atau pakar. Tampilan dari form login

disajikan dalam Gambar 10.

Gambar 10. Form Login

Form Kelola Gejala

Form kelola gejala digunakan untuk mengelola data gejala dalam basis pengetahuan. Form ini akan muncul saat memilih menu Kelola Pengetahuan - Kelola Gejala. Tampilan dari form kelola gejala disajikan dalam Gambar 11.

Gambar 11. Form Kelola Gejala

Form Kelola Kerusakan

Form kelola kerusakan digunakan untuk mengelola data kerusakan dalam basis pengetahuan yang dimiliki sistem. Form ini akan muncul saat memilih menu Kelola Pengetahuan- Kelola Kerusakan. Tampilan dari form kelola kerusakan disajikan dalam Gambar 12.

(10)

Gambar 12. Form Kelola Kerusakan

Form Kelola Kasus

Form kelola kasus digunakan untuk mengelola data kasus dalam basis pengetahuan yang dimiliki sistem. Form ini akan muncul saat memilih menu Kelola Pengetahuan - Kelola Gejala. Tampilan dari form kelola kasus disajikan dalam Gambar 13.

Gambar 13. Form Kelola Kasus

Form Revise

Form revise digunakan untuk mengelola data kasus baru untuk dilakukan validasi terhadap kesimpulan

yang dimilikinya. Kasus yang telah divalidasi kemudian disimpan kedalam basis pengetahuan untuk digunakan pada kasus selanjutnya. Form ini akan muncul saat memilih menu revise. Tampilan dari form revise disajikan dalam Gambar 14.

Gambar 14. Form Revise

Perbandingan Antara Output Sistem dan Perhitungan Manual

Perbandingan antara hasil penalaran yang dilakukan oleh sistem dengan hasil dari perhitungan manual dilakukan dengan membandingkan nilai similarity dari lima kasus lama yang memiliki tingkat kemiripan tertinggi dengan kasus baru. Perbandingan antara hasil penalaran dari sistem dan perhitungan manual disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Perbandingan Antara Output Sistem dan Perhitungan Manual

No Kasus Baru Output Sistem Perhitung an Manual Ket. Akustik 1 GA004, GA006, GA013, GA003 KA002, KA008, KA007, KA001, KA012 KA002, KA008, KA007, KA001, KA012 Sesuai 2 GA010, GA012, GA009 KA010, KA009, KA011, KA001, KA004 KA010, KA009, KA011, KA001, KA004 Sesuai 3 GA007, GA010, GA011, GA012 KA011, KA010, KA009 KA011, KA010, KA009 Sesuai 4 GA004, GA013, GA002, GA009 KA013, KA002, KA004, KA014, KA001 KA013, KA002, KA004, KA014, KA001 Sesuai

(11)

5 GA013, GA003, GA008, GA009 KA009, KA002, KA010, KA006, KA004 KA009, KA002, KA010, KA006, KA004 Sesuai Elektrik 1 GE004, GE005, GE006, GE015, GE019 KE004, KE021, KE020, KE031, KE002 KE004, KE021, KE020, KE031, KE002 Sesuai 2 GE007, GE009, GE024, GE010 KE033, KE017, KE010, KE019, KE012 KE033, KE017, KE010, KE019, KE012 Sesuai 3 GE026, GE012, GE014 KE025, KE016, KE015, KE007, KE008 KE025, KE016, KE015, KE007, KE008 Sesuai 4 GE008, GE019, GE003, GE021 KE008, KE006, KE021, KE009, KE022 KE008, KE006, KE021, KE009, KE022 Sesuai 5 GE008, GE009, GE018, GE017 KE023, KE010, KE033, KE017, KE030 KE023, KE010, KE033, KE017, KE030 Sesuai 6 GE024, GE010, GE013 KE019, KE017, KE018, KE010, KE011 KE019, KE017, KE018, KE010, KE011 Sesuai 7 GE001, GE002, GE003, GE021, GE014 KE003, KE003, KE007, KE026, KE028 KE003, KE003, KE007, KE026, KE028 Sesuai 8 GE026, GE011, GE012, GE014, GE025 KE025, KE016, KE015, KE005, KE007 KE025, KE016, KE015, KE005, KE007 Sesuai 9 GE005, GE006, GE002, GE003 KE028, KE002, KE027, KE029, KE003 KE028, KE002, KE027, KE029, KE003 Sesuai 10 GE009, GE015, GE021, GE024, GE010 KE017, KE010, KE033, KE019, KE018 KE017, KE010, KE033, KE019, KE018 Sesuai

Tabel diatas menunjukan nilai yang dihasilkan sistem sesuai dengan nilai yang dihasilkan oleh perhitungan k-nearest neighbor secara manual. Kesesuaian tersebut menunjukan keberhasilan penerapan rumus k-NN kedalam sistem.

Perbandingan Antara Output Sistem dan Kesimpulan Pakar

Perbandingan antara hasil penalaran yang dilakukan oleh sistem dengan kesimpulan dari pakar dilakukan dengan membandingkan tiga kerusakan tertinggi yang dihasilkan oleh sistem dan kemungkinan kerusakan yang disimpulkan oleh pakar. Perbandingan antara hasil penalaran dari sistem dan kesimpulan dari pakar disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Perbandingan Antara Output Sistem dan Kesimpulan Pakar

No Kasus Baru Output Sistem Kesimpulan Pakar Kesesuaian Nilai

Akustik 1 GA004, GA006, GA013, GA003 RA001, RA004, RA008 RA001, RA004, RA008 1 2 GA010, GA012, GA009 RA005, RA006, RA001 RA005, RA006, RA009 2/3 3 GA007, GA010, GA011, GA012 RA006, RA005 RA006, RA005, RA010 2/3 4 GA004, GA013, GA002, GA009 RA008, RA001, RA002 RA008, RA001, RA011 2/3 5 GA013, GA003, GA008, GA009 RA005, RA001, RA003 RA005, RA001, RA012 2/3 Elektrik 1 GE004, GE005, GE006, GE015, GE019 RE004, RE016, RE015 RE004, RE016, RA001 2/3 2 GE007, GE009, GE024, GE010 RE009, RE013, RE008 RE009, RE013, RE008 1 3 GE026, GE012, GE014 RE020, RE012, RE011 RE020, RE012, RE011 1 4 GE008, GE019, GE003, GE021 RE006, RE005, RE016 RE006, RE005, RE016 1 5 GE008, GE009, GE018, GE017 RE017, RE08, RE009 RE017, RE008, RE013 2/3 6 GE024, GE010, GE013 RE014, RE013, RE008 RE014, RE013, RE008 1 7 GE001, GE002, GE003, GE021, GE014 RE003, RE001, RE005 RE003, RE001, RE005 1

(12)

8 GE026, GE011, GE012, GE014, GE025 RE020, RE012, RE011 RE020, RE012, RE011 1 9 GE005, GE006, GE002, GE003 RE002, RE003, RE004 RE002, RE003 2/3 10 GE009, GE015, GE021, GE024, GE010 RE013, RE008, RE009 RE013, RE008, RE009 1

Keterangan nilai kesesuaian pada tabel : -1 = Kemungkinan kerusakan sama -2/3 = 2 dari 3 kemungkinan kerusakan

sama

-1/3 = 1 dari 3 kemungkinan kerusakan sama

-0 = Kemungkinan kerusakan berbeda Persentase kecocokan antara output sistem dan kesimpulan pakar didapatkan dengan menghitung rata-rata dari nilai kesesuaian. Nilai rata-rata yang dihasilkan kemudian dirubah dalam bentuk persen(%). Adapun perhitungan persentase kecocokan tersebut adalah sebagai berikut :

Kecocokan =

1+(2/3)+(2/3)+(2/3)+(2/3)+(2/3)+1+1+1+(2/3)+1+1+1+(2/3)+1

15 x 100%

= 84,4 %

Berdasarkan perhitungan diatas, maka persentase kesesuaian antara hasil perhitungan sistem dan hasil pemikiran pakar adalah sebesar 84,4%. Nilai tersebut menunjukan tingkat kesesuaian yang tinggi antara output sistem dan pemikiran pakar.

Kelebihan dan Kekurangan Case Based Reasoning (CBR)

Kelebihan dari system pakar ini adalah semakin banyak pengalaman atau kasus yang tersimpan dalam basis pengetahuan, maka sistem akan semakin pintar sehingga dapat memecahkan masalah dengan mudah. Metode case based reasoning (CBR) lebih efisien dalam melakukan penalaran dibandingkan dengan rule based reasoning, karena

menggunakan pengetahuan lama dan memiliki kemampuan untuk mengadaptasi pengetahuan baru. CBR tidak perlu membangkitkan aturan-aturan setiap akan menyelesaikan masalah, melainkan dengan menilai tingkat kemiripan masalah dengan kasus lama. Dalam dunia nyata, saat menghadapi suatu masalah biasanya seorang pakar melihat kesamaan masalah tersebut dengan masalah yang pernah diselesaikan sebelumnya.

Kelemahan dari penggunaan case based reasoning adalah semakin banyak data kasus yang tersimpan dalam basis pengetahuan, maka proses penalaran akan sedikit bertambah lama karena sistem harus menghitung tingkat kemiripan kasus baru dengan semua kasus pada basis pengetahuan. Adapun perubahan waktu eksekusi sesuai banyaknya kasus yang tersimpan dalam basis pengetahuan disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Perbandingan Waktu Eksekusi Sistem No Jumlah Kasus Waktu Eksekusi Sistem (detik) 1 5 0.996 2 10 2.043 3 15 3.073 4 20 3.884 5 25 4.557 6 30 5.694 7 35 6.289

Tabel diatas menunjukkan bahwa waktu eksekusi sistem akan bertambah jika jumlah kasus lama yang disimpan dalam basis pengetahuan bertambah. Berdasarkan tabel diatas maka dapat dibuat sebuah grafik yang menunjukan perbandingan antara jumlah kasus dengan waktu eksekusi sistem seperti yang disajikan pada Gambar 15.

(13)

Gambar 15. Grafik Perubahan Waktu Eksekusi

SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Penelitian ini telah berhasil membangun sebuah sistem deteksi gangguan pada gitar menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2010. Sistem ini dapat digunakan di perangkat komputer tanpa perlu menginstall server lokal karena menggunakan database dari

Microsoft Access 2007. Metode penalaran yang digunakan oleh sistem adalah metode case based resoning (CBR) dengan menggunakan rumus k-nearest neighbor. Adapun tool yang digunakan dalam perancangan system yaitu entity relationship diagram (ERD), relasi tabel, diagram konteks, data flow diagram level

0 (DFD level 0) dan flowchart.

Sistem yang dibangun dapat melakukan pendeteksian kerusakan atau gangguan yang terjadi pada gitar akustik dan gitar elektrik berdasarkan gejala yang dimasukkan oleh pengguna. Sistem juga dapat digunakan untuk mengelola basis pengetahuan yaitu gejala, kerusakan dan kasus. Kasus baru yang dimasukkan disimpan kedalam tabel revise untuk kemudian dilakukan proses revise dan

retain. Metode case based reasoning lebih baik dari metode rule based reasoning

karena penalaran dilakukan berdasarkan pengalaman atau kasus sebelumnya. Semakin banyak pengalaman atau kasus yang tersimpan dalam basis pengetahuan, maka sistem akan semakin pintar sehingga

dapat memecahkan masalah dengan mudah.

Kecepatan penalaran dipengaruhi oleh banyaknya kasus lama yang digunakan sistem selama proses perhitungan pada tahap retrieval. Semakin banyak data kasus yang tersimpan, maka perulangan pada proses penalaran akan semakin banyak sehingga memperbesar waktu eksekusi.

Dalam penggunaannya, sistem yang dibangun dapat membantu dalam mencari kemungkinan kerusakan yang terjadi pada gitar sesuai gejala yang dirasakan tanpa kehadiran seorang pakar, sehingga memungkinkan kerusakan dapat diperbaiki oleh pengguna sendiri. Kesimpulan didapatkan dari kasus lama yang memiliki similarity tertinggi. Kesesuaian antara kesimpulan sistem dan pemikiran pakar sebesar 84,4 % sehingga sistem cukup bisa dipercaya.

Uraian diatas menunjukkan keberhasilan penggunaan metode penalaran case based resoning (CBR) untuk pendeteksian kerusakan yang terjadi pada alat musik gitar, baik akustik maupun elektrik. Oleh karena itu sistem yang dibangun sudah sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup yang telah ditentukan.

Saran

Waktu eksekusi dari metode penalaran case based reasoning

dipengaruhi oleh banyaknya data kasus yang digunakan pada tahap retrieval, yaitu semakin banyak kasus maka proses penalaran akan semakin lama. Untuk menangani hal tersebut, maka penelitian dapat dikembangkan dengan menggunakan metode penalaran lain sehingga eksekusi sistem dapat berjalan lebih cepat.

Dalam penggunaan sistem sebaiknya tidak sembarangan memanipulasi data gejala, data kerusakan dan data kasus yang telah dalam basis pengetahuan, karena dapat mengganggu proses penalaran yang dilakukan sistem. Untuk

(14)

pengembangan selanjutnya sistem sebaiknya dapat memberi kesimpulan dengan lebih dari satu kerusakan, sehingga lebih cepat dalam mendeteksi kerusakan pada gitar.

DAFTAR PUSTAKA

Aamodt, A., dan Plaza, E. 1994. Case Based Reasoning: Foundation Issues, Methodological Variations, and

System Approaches. AI

Communications Vol. 7.

Arhami, Muhammad. 2005. Konsep

Dasar Sistem Pakar. Andi, Yogyakarta.

Aribowo, Agus S. 2010. TELEMATIKA Vol.7 No.1. UNP Veteran, Yogyakarta.

Firdaus. 2006. 7 Jam Belajar Interaktif Visual Basic 6.0 Untuk Orang Awam. Maxikom, Palembang.

Mantaras, R. L. 2006. Retrieval, Reuse, Revision and Retention in Case Based

Reasoning, The Knowledge

Engineering Review. Cambridge University, United Kingdom.

Nugroho, B. 2014. Master Gitar. e-prim, Jakarta.

Retnowati, Reny. 2013. Jurnal Sarjana Teknik Informatika Vol.1 No.1. Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.

Shaid et al. 2015. Jurnal TIKomSiN Vol.3 No.1. STIMK Sinar Nusantara. Surakarta.

Sutojo, T., Mulyanto, E., dan

Suhartono, V. 2010. Kecerdasan Buatan. Andi, Yogyakarta.

Taufani, R.Dani. 2009. Mengolah Data Dengan Microsoft Access 2007. Mugi, Bandung.

Turban, E., Aronson, Ting Peng Liang.

2005. Decision Support System and Intellgent System (Sistem Pendukung Keputusan Sistem Cerdas). Andi, Yogyakarta.

Turban, Efraim. 1995. Decision Support System and Expert System. Prentice-Hall. Inc, New Jersey.

Gambar

Gambar 1. Tahapan Pendekatan ESDLC  (Turban et al., 2005)
Tabel 1. Data Gejala Pada Gitar
Tabel 2. Data Kerusakan Pada Gitar
Tabel 3. Data Kasus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penelitian tentang Studi tingkat penurunan populasi hewan endemik Kekah ( presbytis natunae ) di Desa Ceruk, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak

(4) guru hendaknya mampu memanfaatkan segala sumber belajar di lingkungan untuk membantu menyampaikan materi pelajaran, (5) siswa hendaknya selalu aktif dalam

Memeriksa kelengkapan yang diperlukan - Copy Identitas Diri atau Surat Kuasa di atas materai - Sket Lokasi - Jaminan Instalasi untuk syarat penyambungan Melaksanakan penelitian

E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan

Pada permukaan ini, luas ruang bakar didalam silinder menjadi lebih luas sehingga tekanan yang dihasilkan pada saat langkah kompresi lebih kecil bila dibandingkan

dan tepung beras berpengaruh terhadap sifat fisik kosmetik bedak dingin, dilihat dari : rasa dingin, aroma, warna, tekstur dan daya lekat. 2) Hasil kosmetik bedak dingin yang

1.2. Ikan yang lepas ke sungai atau area tambak ketika banjir laut dinyatakan sebagai benda hilang dengan jenis luqa ț ah. Ikan yang lepas ketika banjir laut masih