• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA

PRAKTEK MAHASISWA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(3)

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan mengingat bahwa di Laboratorium/Ruang Praktikum pada Program Studi D III Agribisnis beresiko untuk terjadinya gangguan kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja, serta dalam upaya meningkatkan perlindungan maupun pelestarian lingkungan dalam segala aktivitas, maka dibutuhkan tindakan pencegahan.

Barkaitan dengan hal tersebut di atas, maka diperlukan Pedoman Pelaksanaan Keselamatan Kerja. Pedoman Pelaksanaan Keselamatan Kerja ini disusun dan ditujukan khususnya untuk kepentingan dosen, mahasiswa dan laboran di lingkungan Program Studi D III Agribisnis dengan tujuan untuk memastikan komitmen Program Studi D III Agribisnis dalam hal penerapan keselamatan kerja bisa terlaksana secara rutin dan berkelanjutan.

Untuk itu seluruh dosen, mahasiswa dan laboran maupun pihak-pihak terkait diwajibkan melaksanakan dan mentaati ketentuan-ketentuan standar keselamatan kerja yang disyaratkan dalam buku pedoman ini, dengan demikian pencegahan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.

Atas perhatian dan kerjasama semua pihak, saya ucapkan terima kasih.

Surakarta, September 2016

Kepala Program Studi DIII Agribisnis

Erlyna Wida Riptanti, SP.MP. NIP. 197807082003122002

(4)

A. LATAR BELAKANG

Di dalam proses pendidikan dan pengajaran untuk mahasiswa Program Studi Diploma III persentase tertinggi adalah kegiatan praktek. Pelaksanaan kegiatan praktek banyak menggunakan peralatan-peralatan dan bahan yang sering mengganggu kesehatan dan keselamatan jiwa. Keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab semua pengguna laboratorium. Namun, banyak yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Laboratorium merupakan ruangan yang memiliki risiko yang cukup besar. Disana banyak terdapat bahan kimia yang merupakan bahan mudah meledak, mudah terbakar, beracun, dll. Selain itu terdapat juga benda mudah pecah dan menggunakan listrik. Maka dari itu, kita harus sangat berhati-hati dalam menggunakan laboratorium. Disamping peralatan dan bahan, tempat kegiatan praktek bisa menyebabkan kecelakaan. Untuk hal itu maka perlu disusun pedoman keselamatan kerja praktek.

B. PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK B.1. Pedoman Keselamatan Kerja Praktek di Laboratorium

1. Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium tanpa seizin petugas laboratorium.

2. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.

4. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya.

5. Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan.

6. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.

(5)

7. Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.

8. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya.

9. Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya ke petugas laboratorium.

10. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil dan mudah terbakar.

11. Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

12. Buanglah sampah pada tempatnya.

13. Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium. Supaya bila terjadi kecelakaan dapat dibantu dengan segera.

14. Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium. 15. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik. 16. Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium.

B.2. Pedoman Keselamatan Kerja Praktek di Lapangan

1. Praktikan harus datang 10 menit sebelum praktek dimulai

2. Apabila praktikan berhalangan hadir/ tidak masuk, diwajibkan memberitahu dan mohon ijin kepada asisten pembimbing dengan surat.

3. Selama perjalanan berlangsung, praktikan harus mengenakan jas almamater 4. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok dan bersenda gurau selama

praktek lapangan berlangsung

5 Praktikan wajib mentaati tata kerja yang diberikan oleh asisten dalam melaksanakan praktek sesuai dengan petunjuk asisten

6. Apabila terdapat pelanggaran ketentuan oleh praktikan, maka praktikan tidak boleh melanjutkan kegiatan praktek, dan dianggap gagal.

7. Setelah selesai praktek, praktikan harus membuat laporan sementara yang diperiksa dan ditandatangani oleh asisten pembimbing

(6)

8. Laporan resmi praktek lapangan dikumpulan 2 minggu terhitung dari tanggal pelaksanaan praktikum

9. Ketentuan lain yang berkaitan dengan kegiatan praktek lapangan yang belum tercantum akan ditetapkan lebih lanjut.

Alat Keselamatan Kerja

1. Pemadam kebakaran (hidrant) 2. Eye washer

3. Water shower

4. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) 5. Jas Laboratorium 6. Peralatan pembersih 7. Obat-obatan 8. Kapas 9. Plaster pembalut 10. Masker 11. Sepatu Boot 12. Topi Lapangan 13. Sarung Tangan 14. Wear Pack

(7)

Simbol Keselamatan Kerja

Gambar diatas adalah simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium. Simbol ini harus diperhatikan dan dipahami supaya Anda mengetahui bahaya yang ada pada suatu benda atau zat kimia. Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut.

1. Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat menggigit dan mencakar Anda.

2. Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat melukai Anda. 3. Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda

akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau menyala.

(8)

4. Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah. BIasanya berupa gelas kimia.

5. Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi.

6. Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat listrik.

7. Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah sebelum menggunakan bahan tersebut.

8. Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar. Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.

9. Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah tempat pembuangan jarum suntik.

10. Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.

11. Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan menyebabkan kanker.

12. Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak. Jauhkan benda tersebut dari api.

Cara Memindahkan Bahan Kimia

Sebelum memindahkan bahan kimia, hal yang harus dilakukan adalah mengetahui segala informasi tentang bahan kimia yang akan digunakan. Seperti cara membawa, bahaya yang ditimbulkan, dll. Pindahkanlah sesuai kebutuhan dan jangan berlebihan. Bila ada sisa bahan kimia, jangan dikembalikan ke tempatnya semula karena dapat menyebabkan kontaminasi pada bahan kimia.

(9)

Untuk memindahkan bahan kimia yang berwujud cair, pindahkan dengan menggunakan batang pengaduk atau pipet tetes. Hindari percikan karena bisa menyebabkan iritasi pada kulit. Jangan menaruh tutup botol diatas meja supaya tutup botol tidak kotor oleh kotoran di atas meja.

Untuk memindahkan bahan kimia yang berwujud padat, gunakan sendok atau alat lain yang tidak terbuat dari logam. Hindari menggunakan satu sendok untuk mengambil beberapa jenis zat kimia supaya terhindar dari kontaminasi.

Pembuangan Limbah

Seperti yang kita ketahui bahwa limbah dapat mencemari lingkungan. Maka dari itu, kita perlu menangani limbah tersebut dengan tepat. Untuk limbah kimia hendaknya dibuang di tempat khusus karena beberapa jenis zat kimia sangat berbahaya bagi lingkungan. Buang segera limbah sehabis melakukan percobaan. Sementara limbah lainnya seperti kertas, korek api, dan lainnya dibuang di tempat sampah. Sebaiknya pisahkan limbah organik dan nonorganik supaya pengolahan sampahnya lebih mudah.

Penanganan Kecelakaan

Kecelakaan saat kerja biasa terjadi walaupun kita telah bekerja dengan hati-hati. Hal yang paling utama adalah jangan panik dan ikuti prosedur penanganan kecelakaan yang baik dan benar. Cari bantuan petugas laboratorium untuk membantu Anda. Bila perlu, panggil petugas medis atau pemadam kebakaran.

Bila terkena bahan kimia, bersihkan bagian kulit yang terkena bahan kimia sampai bersih. Kulit yang terkena jangan digaruk supaya tidak menyebar. Bawa keluar korban dari laboratorium supaya mendapatkan oksigen. Bila kondisi cukup parah, panggil petugas kesehatan secepatnya.

Bila terjadi kebakaran karena bahan kimia atau korsleting listrik, segera bunyikan alarm tanda bahaya. Jangan langsung disiram dengan air. Gunakan hidran untuk

(10)

memadamkan api. Hindari menghirup asap. Bila kebakaran meluas, segera panggil petugas pemadam kebakaran.

C. PENUTUP

Demikian, Buku Pedoman Keselamatan Kerja Praktek Mahasiswa Program Diploma III Fakultas Pertanian disusun, sebagai salah satu acuan demi tercapainya tujuan kegiatan paktek yang aman.

Surakarta, September 2016

Kepala Program Studi DIII Agribisnis

Erlyna Wida Riptanti, SP.MP. NIP. 197807082003122002

Gambar

Gambar diatas adalah simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium. Simbol ini  harus diperhatikan dan dipahami supaya  Anda mengetahui bahaya  yang ada pada  suatu benda atau zat kimia

Referensi

Dokumen terkait

Pasal ini menyatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

Dengan ini menyampaikan surat lamaran agar dapat mengikuti Seleksi Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Penghapusan node tidak boleh dilakukan jika keadaan node sedang ditunjuk oleh pointer, maka harus dilakukan penunjukkan terlebih dahulu dengan pointer hapus pada head,

Lebih lanjut, metode hibrid dengan menggunakan JST-GA ini dapat menjadi pertimbangan dalam meningkatkan akurasi, selain seperti yang telah dilakukan oleh [13] yang

Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang berlaku merupakan kondisi dimana pengelolaan air limbah pada lingkungan perumahan atau

SOEHARDJAN dan BARIZI mas'l'ng-masing sebagai

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) huruf b dan Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Konsil Kedokteran Indonesia

1. Kondisi sanitasi pada lokasi studi yang diamati yaitu meliputi; kondisi sumur gali, jarak sumur gali dengan septik tank, dan jarak drainase dengan septik