PT MNC SECURITIES
LAPORAN KEUANGAN TIGA BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2012
DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT)
DAN LAPORAN KEUANGAN TIGA BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011
(TIDAK DIAUDIT)
PT MNC SECT]RITIES
Kami yang bertanda tangan
1.
Nama Alamat Kantor Nomor Telepon Jabatan2.
Nama Alamat Kantor Nomor Telepon Jabatan3.
Nama Alamat Kantor Nomor Telepon Jabatan4.
Nama Alamat Kantor Nomor Telepon Jabatan5.
Nama Alamat Kantor Nomor Telepon labatan di bawah ini : Hary TanoesoedibjoMNC Tower Lt.4,Jl. Kebon Sirih No. l7-l9,Jakarta 021 - 3922000
Komisaris Utama
Darma Putra
MNC Tower Lt. 4, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta 021 - 3922000
Komisaris
Wito Mailoa
MNC Tower
Lt.4,Il.
Kebon SirihNo. l7-l9,Jakarta 021 - 3922000Direktur Utama
Susy Meilina
MNC Tower Lt. 4, Il. Kebon Sirih No. 17 -19, Jakarta 021 - 3922000
Direktur
Tien
MNC Tower Lt. 4, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta 021 - 3922000
Direktur
menyatakan bahwa :
l.
Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan;2. Laporan keuangan perusahaan telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum; 3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan perusahaan telah dimuat secara lengkap dan benar;
b. Laporan keuangan perusahaan tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar,dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material;
4.
Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam perusahaan.&
Jakarta,r2Apil2012
WH
Direktur Utama F Direktwlo
@
Tien DirekturHalaman
Laporan Posisi Keuangan 1 - 2
Laporan Laba Rugi Komprehensif 3 - 4
Laporan Perubahan Ekuitas 5
Laporan Arus Kas 6 - 7
Catatan 2012 2011 ASET
Kas dan setara kas 2b, 2e, 4, 29 56,516,937,321 116,625,621,145
Deposito pada Lembaga Kliring
dan Penjaminan 2e, 5 4,633,377,829 4,576,639,742
Aset keuangan, diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Pihak ketiga 2e, 2h, 2o, 6 12,165,425,640 1,698,939,350
Pihak berelasi 2d,2e,2h,2o,6 232,011,197,050 330,272,397,050
Aset keuangan, dimiliki hingga
jatuh tempo - pihak ketiga 2e, 2h, 2o,7 4,471,712,769 4,474,503,582
Piutang marjin 2e, 2g, 8 5,809,607,786 8,629,326,452
Piutang nasabah 2e, 2g,9 304,686,332,275 214,228,396,750
Piutang PT Kliring Penjaminan
Efek Indonesia 2e, 2h, 10 142,411,216,000 83,867,740,500
Piutang lain-lain 2e 1,276,051,640 353,526,986
Biaya dibayar di muka 2i 1,471,071,098 1,606,520,147
Penyertaan bursa efek 2j, 11 310,000,000 310,000,000
Penyertaan saham 2j, 12 300,000,000 300,000,000
Tagihan lebih bayar
pajak penghasilan 2p 3,114,778
-Aset pajak tangguhan 2p, 18 11,526,412,328 11,377,025,847
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 12.419.296.532 tahun 2012,
Rp 11.505.968.988 tahun 2011 2k, 13 8,868,995,504 9,141,437,170
Aset lain-lain 2e, 14 331,157,441 323,178,150
JUMLAH ASET 786,792,609,459 787,785,252,871
Catatan 2012 2011 LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Utang nasabah 2f, 2h,15 165,224,604,439 265,369,507,188
Utang PT Kliring Penjaminan
Efek Indonesia 2f, 2h, 16 143,363,061,000 69,918,624,500
Biaya masih harus dibayar 2o, 17 4,341,816,951 4,553,576,676
Liabilitas imbalan pasca kerja 2n, 27 6,032,977,781 6,032,977,781
Utang pajak 2p, 18 1,831,397,319 2,850,719,778
Utang obligasi 2f, 2l, 20 99,281,703,537 99,204,872,493
Utang sewa pembiayaan 2f, 2m,19,26 841,007,742 760,634,157
Utang lain-lain 2f 401,642,136 401,642,140
JUMLAH LIABILITAS 421,318,210,905 449,092,554,713
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal 21
Rp 1.000 per saham,
Modal dasar - 400.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh
-100.000.000 saham 100,000,000,000 100,000,000,000
Saldo laba
Belum ditentukan penggunaannya 265,474,398,554 238,692,698,158
JUMLAH EKUITAS 365,474,398,554 338,692,698,158 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 786,792,609,459 787,785,252,871
Catatan 2012 2011 PENDAPATAN USAHA
Keuntungan perdagangan efek 2o
Perubahan nilai wajar efek diperdagangkan 2h, 2o 26,227,964,961 53,837,654,091
Keuntungan (kerugian) penjualan efek 6,241,440,139 16,057,084,669
Komisi perantara perdagangan efek 22 9,896,545,476 6,348,993,356
Pendapatan bunga dan dividen 24 2,589,530,429 3,022,259,823
Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek
-pihak ketiga 23 14,532,500 414,591,650
Jumlah Pendapatan Usaha 44,970,013,505 79,680,583,589
BEBAN USAHA 2o
Gaji dan kesejahteraan karyawan 6,669,059,419 5,619,398,265
Penyusutan 945,188,377 810,106,574
Komunikasi dan telekomunikasi 918,006,221 760,913,656
Sewa 2d, 26 850,506,039 737,539,402
Beban kantor 411,114,916 375,893,178
Beban kustodian 374,741,501 299,725,194
Beban transaksi bursa 307,740,264 119,284,925
Pemeliharaan dan perbaikan 153,279,240 87,705,494
Perjalanan dinas dan transportasi 81,920,898 48,529,072
Iklan dan promosi 65,694,745 137,403,158
Jasa tenaga ahli 33,000,000 47,500,000
Representasi dan sumbangan 8,843,745 12,863,643
Beban Lain-lain 130,075,038 159,832,846
Jumlah Beban Usaha 10,949,170,403 9,216,695,407 LABA USAHA 34,020,843,102 70,463,888,182
Catatan 2012 2011 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2o
Penghasilan bunga 611,681,441 504,733,703
Laba (rugi) selisih kurs - bersih (2,413,981) 87,633,932
Amortisasi biaya emisi obligasi 2l, 20 (76,831,044) (217,829,690)
Beban bunga (3,280,996,678) (5,309,698,474)
Lain - lain - bersih 360,031,073 198,857,674
Beban Lain-lain- Bersih (2,388,529,189) (4,736,302,855)
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 31,632,313,913 65,727,585,327 MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Tangguhan 2p,18 149,386,483 854,429,710
LABA BERSIH 31,781,700,396 66,582,015,037 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN -
-JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 31,781,700,396 66,582,015,037 LABA PER SAHAM
Saldo laba belum ditentukan
Catatan Modal saham penggunaannya Jumlah ekuitas
Saldo per 1 Januari 2012 100,000,000,000 238,692,698,158 338,692,698,158
Dividen 21 - (5,000,000,000) (5,000,000,000)
Laba bersih periode berjalan - 31,781,700,396 31,781,700,396
Saldo per 31 Maret 2012 100,000,000,000 265,474,398,554 365,474,398,554
Saldo laba belum ditentukan
Catatan Modal saham penggunaannya Jumlah ekuitas
Saldo per 1 Januari 2011 100,000,000,000 228,357,873,943 328,357,873,943
Laba bersih periode berjalan - 66,582,015,037 66,582,015,037
Catatan 2012 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penjualan aset keuangan diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi 190,994,537,361 61,476,030,984
Penerimaan komisi perantara perdagangan efek 9,896,545,476 6,359,893,356
Penerimaan bunga dan jasa giro 2,306,245,660 2,665,415,014
Penerimaan jasa penjamin emisi efek 15,695,100 418,431,582
Pembayaran pajak (81,739,764) (180,200,627)
Pembayaran beban bunga (3,248,829,092) (5,260,840,045)
Pembayaran beban usaha (3,986,038,652) (2,708,608,480)
Pembayaran kepada karyawan (6,401,104,677) (5,400,859,557)
Perolehan aset keuangan diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi (70,737,927,153) (75,902,417,011)
Penerimaan (pembayaran) nasabah (173,243,813,087) 19,036,144,056
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Operasi (54,486,428,828) 502,989,272 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aset tetap 13 133,000,000 1,750,000
Perolehan aset tetap (588,895,876) (362,697,380)
Kas Bersih Digunakan untuk
Aktivitas Investasi (455,895,876) (360,947,380)
Catatan 2012 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran untuk:
Dividen 21 (5,000,000,000)
Utang Sewa Pembiayaan (166,359,120) (347,616,920)
Kas Bersih Digunakan untuk
Aktivitas Pendanaan (5,166,359,120) (347,616,920) KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS (60,108,683,824) (205,575,028) KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 4 116,625,621,145 68,256,191,616
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 4 56,516,937,321 68,050,616,588
Saldo Kas dan Setara Kas terdiri dari:
Kas 119,098,021 325,359,001
Bank 19,197,839,300 26,475,257,587
Deposito Berjangka 37,200,000,000 41,250,000,000
JUMLAH 56,516,937,321 68,050,616,588
Pengungkapan tambahan
Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas:
Penambahan aset tetap melalui utang sewa
1. UMUM
Perantara Pedagang Efek Penjamin Emisi Efek
a.
b.
PT MNC Securities (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta No. 99 Notaris Sutjipto S.H., tanggal 17 Februari 2004 dengan nama PT Bhakti Securities. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-07616 HT.01.01.TH.2004 tanggal 29 Maret 2004 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 58 tanggal 20 Juli 2004, Tambahan No. 6895 Tahun 2004. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir akta No. 48 dari Notaris Firdhonal, S.H., tanggal 29 Desember 2010 tentang perubahan nama perseroan dari PT Bhakti Securities berubah menjadi PT MNC Securities. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-01614.AH.01.02 tanggal 12 Januari 2011.
Sesuai dengan pasal 2 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan antara lain menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek. Rincian izin usaha Perusahaan yang diperoleh dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) atas nama Menteri Keuangan adalah sebagai berikut:
Tanggal Perolehan Surat Keputusan
Aktivitas
Kantor pusat Perusahaan berdomisili di Jakarta, dan berlokasi di MNC Tower Lantai 4, Jalan Kebon Sirih No. 17-19. Perusahaan juga memiliki kantor perwakilan di Jakarta, Surabaya, Semarang,
Solo, Magelang, Malang, Tegal, Denpasar, Bogor, Batam, Makasar, Bandung dan Pati.
Perusahaan memulai kegiatan komersial pada tanggal 1 Juni 2004.
Komisaris, Direksi dan Karyawan
Berdasarkan akta No. 7 tanggal 14 Mei 2010 yang dibuat oleh dan dihadapan Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo S.H., Notaris di Jakarta dan setelah mendapat persetujuan dari Bapepam-LK dengan No S-4037/BL/2010 tanggal 7 Mei 2010, pemegang saham memutuskan sebagai berikut:
Menyetujui dan menerima pengunduran diri Fransiska Lintje Therik dari jabatannya sebagai Direktur perseroan dengan memberikan pembebasan sepenuhnya kepada Fransiska Lintje Therik tersebut.
Menyetujui untuk mengangkat Susy Meilina selaku Direktur perseroan sebagaimana telah mendapat surat persetujuan komisaris dan direksi dari Bapepam-LK tertanggal 7 Mei 2010 No: S-4037/BL/2010, untuk jangka waktu yang merupakan sisa jabatan Direksi dan Dewan Komisaris perseroan yaitu sampai tahun 2013.
26 Mei 2004 No. KEP-03/PM/PEE/2004
26 Mei 2004 No. KEP-03/PM/PEE/2004
Pendirian Perusahaan
Berdasarkan keputusan komisaris PT MNC Securities No.11-Kep.Kom/MNCSec-Comp/III/2011 memutuskan hal-hal sebagai berikut:
1.
1. 2.
- Ir. Wayan Alit Antara : Ketua
- Herman Kusno : Anggota
- Anna Listiana Limena : Anggota
3. Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Independen Direksi Direktur Utama
Direktur Keuangan dan Operasional Direktur Penjaminan Emisi
Komite Audit Ketua Anggota Anggota Susy Meilina Riati Darma Putra
Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan)
Wito Mailoa
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan pada 12 April 2012.
Menyetujui untuk mengangkat Drs. Christ Soepontjo sebagai Ketua Komite Audit, Sandra Hadinata, Riati, masing-masing sebagai Anggota Komite Audit terhitung sejak tanggal Keputusan Komisaris. Masa tugas Komite Audit Perseroan adalah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
2011
Darma Putra
Perusahaan memiliki karyawan tetap sebanyak 154 orang pada tahun 2012 dan 151 orang pada tahun 2011 (tidak diaudit).
Penyelesaian Laporan Keuangan
Christ Soepontjo Christ Soepontjo
Wito Mailoa
Christ Soepontjo Christ Soepontjo
UMUM (Lanjutan)
2012
Hary Tanoesoedibjo Hary Tanoesoedibjo
Agustinus Wishnu Handoyono Agustinus Wishnu Handoyono
Tien Tien
Sandra Hadinata Sandra Hadinata
Riati
Menyetujui menerima pengunduran diri, Ir Wayan Alit Antara, Herman Kusno dan Anna Listiana Limena, masing-masing sebagai ketua dan anggota Komite Audit.
Menyetujui untuk merubah susunan Anggota Komite Audit yang semula adalah:
Sehingga berdasarkan hal tersebut maka susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
2. a.
b.
c.
Penerapan PSAK No.1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi pengungkapan terkait dalam laporan keuangan.
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang telah diungkapkan di atas.
PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan,
pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan
pernyataan kepatuhan.
Kas dan setara Kas
Kas dan setara kas terdiri atas kas, bank dan deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan.
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku, sesuai publikasi terakhir oleh Bank Indonesia. Laba atau rugi selisih kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. Kurs mata uang asing:
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual kecuali untuk laporan arus kas, dan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.
Laporan arus kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan menggunakan metode langsung.
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan telah menerapkan PSAK No.2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”, yang menggantikan PSAK No. 2 dengan judul yang sama. Penerapan PSAK No. 2 (Revisi 2009) tidak memiliki dampak yang signifikan pada laporan keuangan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”), yang
mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait berikut di bawah ini, beberapa standar akuntasi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.
2. c. d. a. b. c. d. e. f. g. e.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e) atau;
Suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari
Perusahaan atau entitas yang terkait dengan Perusahaan.
Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak -pihak yang tidak berelasi.
Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) dan (d);
Transaksi dengan Pihak Berelasi
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perseroan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak- pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut memberikan pengaruh terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan 31 Maret 2012.
9,180 9,068
Sejak 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK No.50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK N0.55 (revisi tahun 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan pengukuran”, menggantikan PSAK No.50 “Akuntansi Instrumen Efek Tertentu” (revisi 1999) dan PSAK No.55“ Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” (Revisi 1999) yang diterapkan perusahaan sampai dengan tahun 2009.
USD
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan atas laporan keuangan yang relevan.
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika:
Langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan;
Suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan;
Suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venturer;
Suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan atau induk;
2012 2011
2. e. a. b. c. Aset Keuangan
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset. Sejak 1 Januari 2010, seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.
Aset keuangan diklasifikasi dalam kategori aset keuangan yang diukur “diperdagangkan”,”dimiliki hingga jatuh tempo”, “tersedia untuk dijual” dan “pinjaman yang diberikan dan piutang”.
Pengklasifikasian dan tujuan aset ini tergantung pada sifat keuangan dan ditetapkan pada saat pengakuan awal.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen
keuangan Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL).
Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:
diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau Pengakuan dan Pengukuran
Aset Keuangan Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
Aset keuangan diklasifikasi dalam nilai wajar melalui laporan laba rugi (Fair Value Through Profit or
Loss / FVTPL), jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan
awal ditetapkan untuk diukur pada Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL).
merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga
selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat
mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau
2. e. a. b. c. d.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Aset Keuangan
Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi.
Pinjaman yang diberikan dan piutang milik perusahaan meliputi kas dan setara kas, deposito pada lembaga kliring dan penjaminan, piutang nasabah, piutang marjin, piutang PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, piutang lain-lain dan aset lain-lain.
Aset keuangan selain aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai
Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL) pada pengakuan awal, jika:
penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau
aset keuangan merupakan bagian dari kelompok aset keuangan atau liabilitas atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Perusahaan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci; atau
merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan PSAK 55 (revisi 2006) memperbolehkan kontrak gabungan (aset atau liabilitas) ditetapkan sebagai
Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL).
Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan Instrumen keuangan Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo/Held to maturity (HTM) adalah aset keuangan
non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan
diklasifikasikan sebagai Held to maturity (HTM) ketika Perusahaan memiliki intensi positif dan
kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal,
aset keuangan Held to maturity (HTM) diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
Aset keuangan Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL) disajikan sebesar nilai wajar,
keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan.
Pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak akan material.
e.
a. b. c.
Aset Keuangan
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai, dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Aset keuangan, selain aset keuangan Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL), dievaluasi
terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal neraca. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Untuk investasi ekuitas Available For Sale (AFS) yang tercatat dan tidak tercatat di bursa,
penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.
Untuk kelompok aset keuangan seperti piutang nasabah, piutang marjin dan piutang lain-lain, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual dan kolektif. Bukti obyektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang secara individual mengalami
penurunan nilai yang signifikan, dengan menggunakan metode discounted cash flows.
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik yang jumlahnya signifikan maupun tidak signifikan, maka aset keuangan tersebut akan dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan penurunan nilai kelompok aset keuangan tersebut dilakukan secara kolektif.
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam
atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
Sehubungan dengan efek yang dipinjamkan, Perusahaan menerima jaminan dalam bentuk uang tunai atau jaminan lainnya.
Aset dan liabilitas keuangan dari transaksi efek saling hapus buku dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara netto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
2. e.
1)
2) terjadi setelah entitas telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
Dalam hal efek ekuitasAvailable For Sale (AFS), kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui
dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.
Perusahaan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Jika aset keuangan Available For Sale (AFS) dianggap menurun nilainya, keuntungan atau
kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan.
Pengecualian dari instrumen ekuitas Available For Sale (AFS), jika, pada periode berikutnya,
jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
Reklasifikasi Aset Keuangan
Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Aset Keuangan (lanjutan)
Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan (more than insignificant) sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali (contohnya, kurang dari tiga bulan sebelum jatuh tempo,) di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
2. e. 3) f. a. b.
diterbitkan terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat; atau merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama-sama dan atas bagian tersebut terdapat bukti adanya pola ambil untung jangka pendek terkini; atau
merupakan derivatif liabilitas yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung
nilai.
Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
Instrumen Ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan diklasifikasi sebagai liabilitas keuangan diukur pada Fair Value Through Profit
or Loss (FVTPL) atau liabilitas keuangan lainnya.
Liabilitas keuangan diklasifikasi dalam kelompok diperdagangkan jika:
atau terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Perusahaan, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Perusahaan.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Aset Keuangan (lanjutan)
Jika, karena perubahan intensi atau kemampuan Perusahaan, instrumen tersebut tidak tepat lagi diklasifikasikan sebagai investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, maka investasi tersebut harus direklasifikasi menjadi investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual dan diukur kembali pada nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi.
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
2. f. a. b. c. g.
merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan PSAK 55 (revisi 2006) memperbolehkan kontrak gabungan (aset atau liabilitas) ditetapkan sebagai
Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL).
Liabilitas keuangan sebagai Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL) dinyatakan sebesar nilai
wajar, dengan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup setiap bunga yang dibayar atas liabilitas keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara yang dijelaskan dalam Catatan 4.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan beban bunga selama periode yang relevan.
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran kas di masa datang selama perkiraan umur liabilitas keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
Liabilitas Keuangan Lainnya
Liabilitas keuangan selain dari liabilitas keuangan kelompok diperdagangkan dapat ditetapkan
sebagai Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL) pada saat pengakuan awal jika:
penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau
Liabilitas keuangan merupakan bagian dari kelompok aset keuangan atau liabilitas atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Perusahaan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci; atau
Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas (lanjutan) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Utang PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, utang nasabah, utang obligasi, utang lain-lain dan biaya yang masih harus dibayar pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur dalam biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif. Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
Piutang Nasabah Reguler dan Marjin
Sampai dengan tahun 2009, piutang nasabah reguler dinyatakan sebesar nilai tagihan dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu, jika ada, berdasarkan penelaahan piutang masing-masing nasabah pada akhir tahun.
2. g.
h.
i.
j.
Piutang Nasabah Reguler dan Marjin
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Biaya dibayar di muka dibebankan dengan metode garis lurus sesuai dengan masa manfaatnya.
Penyertaan Saham
Sampai tanggal 31 Desember 2009, investasi pada perusahaan dimana Perusahaan memiliki kurang dari 20% hak suara dicatat dengan menggunakan metode biaya.
Sejak tanggal 1 Januari 2010 investasi pada perusahaan dimana Perusahaan memiliki kurang dari 20% hak suara dicatat dengan menggunakan metode biaya dikurangi akumulasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, nilai tercatat penyertaan saham di bursa dievaluasi dan diturunkan langsung ke jumlah terpulihkan.
Transaksi Efek
Transaksi pembelian dan penjualan efek baik untuk nasabah reguler dan marjin maupun untuk Perusahaan diakui pada saat timbulnya transaksi. Pembelian efek untuk nasabah dicatat sebagai piutang nasabah dan utang PT Kliring dan Penjaminan, sedangkan penjualan efek dicatat sebagai piutang PT Kliring dan Penjaminan dan utang nasabah. Pembelian efek untuk Perusahaan dicatat sebagai persediaan efek dan utang PT Kliring dan Penjaminan, sedangkan penjualan efek dicatat sebagai piutang PT Kliring dan Penjaminan dan mengurangi jumlah tercatat efek yang dimiliki dengan menggunakan metode FIFO serta mengakui keuntungan atau kerugian atas penjualan efek tersebut.
Penerimaan dana dari nasabah pemilik rekening dalam rangka pembelian efek, pembayaran dan penerimaan atas transaksi pembelian dan penjualan efek untuk nasabah pemilik rekening dicatat sebagai rekening nasabah.
Pada tanggal penyelesaian, kegagalan untuk menyelesaikan transaksi pembelian efek, jika ada, dicatat sebagai gagal terima dan disajikan di neraca sebagai liabilitas, sedangkan kegagalan untuk menyelesaikan transaksi penjualan efek, jika ada, dicatat sebagai gagal serah dan disajikan di neraca sebagai aset.
Tidak terdapat gagal terima dan gagal serah selama tahun 2012 dan 2011.
Biaya Dibayar di Muka
Nasabah marjin diatur dalam perjanjian antara nasabah dengan perusahaan dimana nasabah harus memenuhi persyaratan tertentu dan memberikan jaminan berupa portofolio dan perusahaan memberikan pembiayaan transaksi marjin dengan rasio sebesar 65% dari jaminan portofolio nasabah.
Sejak tahun 2010, piutang nasabah reguler dan marjin diukur pada biaya perolehan dan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai, jika ada. Bunga diakui dengan menggunakan suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material (Catatan 3.e. Aset keuangan, Pinjaman yang diberikan dan piutang).
2. k.
Partisi Kendaraan
Perabot & Peralatan Kantor
l. Utang Obligasi dan Biaya Emisi obligasi
m.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Sewa Pembiayaan
Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) klasifikasi sewa didasarkan pada sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam
neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian
5
Obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Beban emisi obligasi sehubungan dengan penerbitan obligasi diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi obligasi untuk menentukan hasil emisi bersih obligasi tersebut.
Sampai dengan tahun 2009, biaya emisi obligasi langsung dikurangi dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai normal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan metode garis lurus.
Mulai tanggal 1 Januari 2010, Beban emisi obligasi yang diakui sebagai diskonto diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Perusahaan memilih model biaya dalam pengukuran aset tetap.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, kecuali untuk mesin dan peralatan tertentu yang dinilai kembali sesuai dengan Peraturan Pemerintah, dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali hak
atas tanah. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method)
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun
5 5
2. m.
n.
o.
Sewa Pembiayaan (lanjutan)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Tidak terdapat dampak signifikan dari standar akuntansi yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.
Perdagangan transaksi efek yang lazim dicatat pada tanggal perdagangan, seolah-olah transaksi efek telah diselesaikan.
Pendapatan atas keuntungan perdagangan efek dan komisi perantara perdagangan efek
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi efek yang merupakan tanggungan dan risiko perusahaan dicatat berdasarkan tanggal perdagangan. Transaksi efek pelanggan dilaporkan pada tanggal penyelesaian dan pendapatan komisi dan beban terkait dilaporkan pada tanggal perdagangan. Jumlah piutang dan utang dari transaksi efek yang belum mencapai tanggal penyelesaian kontrak dicatat bersih pada tanggal neraca.
Pendapatan jasa penjamin emisi dan penjualan efek
Jasa penjaminan emisi efek diakui pada saat aktivitas penjaminan emisi secara substansi telah selesai dan jumlah pendapatan telah dapat ditentukan. Pendapatan dari konsensi penjualan dicatat pada tanggal penyelesaian.
Jasa penasehat keuangan
Pendapatan dari jasa manajemen investasi dan jasa penasehat investasi diakui pada saat jasa diberikan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
Jumlah yang dapat disusutkan dari aset sewaan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan.
Imbalan Kerja
Perusahaan membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja dihitung berdasarkan UU No. 13
dengan menggunakan metode perhitungan aktuarial projected unit credit. Keuntungan dan
kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui untuk masing-masing program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% dari liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan liabilitas imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.
2. o.
p.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Pajak
Taksiran beban pajak kini dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam tahun yang bersangkutan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak masa mendatang, seperti saldo-rugi fiskal yang belum digunakan, juga diakui sejauh atas manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan.
Pendapatan dividen dan bunga
Pendapatan dividen dari investasi diakui pada saat hak pemegang saham untuk menerima pembayaran telah ditetapkan (dengan ketentuan bahwa besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir kepada perusahaan dan jumlah pendapatan dapat diukur secara andal).
Beban
Beban yang timbul sehubungan dengan proses penjaminan emisi diakumulasikan dan dibebankan pada saat pendapatan penjaminan emisi diakui. Pada saat diketahui bahwa kegiatan penjaminan emisi tidak diselesaikan dan emisi efek dibatalkan, maka beban penjaminan emisi tersebut dibebankan pada laba rugi.
Beban pajak penghasilan terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Beban pajak diakui dalam laporan laba rugi kecuali sejauh yang terkait dengan transaksi yang diakui langsung dalam ekuitas, dalam hal ini diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya.
Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal yang dapat dikompensasi, apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal akan memadai untuk dikompensasi perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, dan rugi fiskal yang belum digunakan, kecuali mana aset pajak tangguhan atas perbedaan temporer yang dapat dikurangkan muncul dari pengakuan awal aset atau liabilitas suatu transaksi yang bukan penggabungan usaha dan, pada saat transaksi, mempengaruhi baik laba akuntansi maupun laba fiskal atau rugi; atau sehubungan dengan perbedaan temporer yang terkait dengan investasi pada anak perusahaan, aset pajak tangguhan diakui hanya sebatas bahwa besar kemungkinan perbedaan temporer akan mundur dalam waktu dekat dan laba kena pajak dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dimanfaatkan.
Nilai tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal neraca dan diturunkan apabila yang tidak lagi memungkinkan penghasilan kena pajak yang cukup akan tersedia untuk mengkompensasi sebagian atau semua dari manfaat dari aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan ditinjau kembali pada setiap tanggal pelaporan dan diakui sejauh bahwa hal itu telah menjadi kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memungkinkan aset Beban yang terjadi sehubungan dengan perdagangan efek untuk nasabah reguler maupun marjin, manajemen investasi dan penasehat investasi diakui pada saat transaksi terjadi. Beban lainnya diakui atas dasar akrual.
2. p.
q.
r. Pajak
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Informasi Segmen
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), ‘’Segmen Operasi’’. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Tidak terdapat dampak signifikan atas penerapan standar akuntansi yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.
Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan yang terlibat baik menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.
Kegiatan usaha cabang-cabang dianggap tidak material terhadap laporan keuangan Perusahaan sehingga atas dasar tersebut Perusahaan tidak menyajikan informasi segmen sekunder.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan oleh perusahaan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau liabilitas dilunasi, berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Pengaruh pajak terkait ketentuan dan / atau penyesuaian kembali dari seluruh perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk efek dari perubahan tarif pajak, termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
Laba Bersih per Saham
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan ketika hak hukum tetap ada untuk mengimbangi liabilitas pajak terhadap liabilitas pajak kini, atau aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas kena pajak yang sama, atau Perusahaan bermaksud untuk menyelesaikan aset lancar dan liabilitas secara bersih.
Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar dalam tahun yang bersangkutan, yaitu 100.000.000 saham masing-masing pada 31 Maret 2012 dan 2011.
Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Item-item tersebut disajikan sebelum saldo antar kelompok dan transaksi antar divisi dieliminasi.
2. s.
-- PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”.
- ISAK No. 9, “Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa”.
- ISAK No. 14, “Aset Tak berwujud - Biaya Situs Web”.
- ISAK No. 17, “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”.
t.
-IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”, menetapkan prinsip penentuan dan
PSAK No. 18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”, mengatur akuntansi dan pelaporan program manfaat purnakarya untuk semua peserta sebagai suatu kelompok. Pernyataan ini melengkapi PSAK No. 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja”.
PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja.
PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”, mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi- transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.
PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”, mengatur pelaporan keuangan entitas yang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham.
Standar akuntansi revisi yang telah diterbitkan namun belum efektif berlaku
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (“DSAK”) di Indonesia dan efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari
2012 adalah sebagai berikut:
PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”, menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.
Penerapan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) Revisi lain
PSAK No. 8 (Revisi 2009), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”.
PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan sebelumnya, Entitas juga telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2011 yang dianggap relevan terhadap laporan keuangan namun tidak menimbulkan dampak yang signifikan:
2. t.
-Perseroan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar dan Interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangan.
3.
Standar akuntansi revisi yang telah diterbitkan namun belum efektif berlaku IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian
yang melekat dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa
mendatang dapat berbeda dengan jumlah estimasi yang dibuat.
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan
akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam
laporan keuangan:
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan.
Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang
Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat
memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan,
berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan Catatan kredit pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi
spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang
diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan.
Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan penurunan nilai piutang.
SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
PSAK No. 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, mensyaratkan pengungkapan dalam
laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi
instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.
ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”, memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (revisi 2010), “Imbalan Kerja”.
ISAK No. 20 “Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para
Pemegang Saham” berkaitan dengan bagaimana suatu entitas dapat memperhitungkan
konsekuensi pajak atas suatu perubahan dalam status pajaknya atau para pemegang sahamnya.
3.
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya, diungkapkan dibawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat
laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan,
mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur secara umum diharapkan dalam industri
dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan
teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Instrumen Keuangan
Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang
mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas
pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian
yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat
Imbalan Kerja
Penyusutan Aset Tetap
Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang
digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi
tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat
pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pension dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa
asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual dan
perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara
material liabilitas imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih.
SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (Lanjutan) Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang (lanjutan)
3.
4.
Kas dan setara kas terdiri dari: Kas
Rupiah
Dollar Amerika Serikat Sub-jumlah
Bank Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Permata Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia Syariah Dollar Amerika Serikat
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Sub-jumlah Deposito
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk Sub-jumlah
Jumlah
2012 2011 Aset Pajak Tangguhan
118,873,021 225,000
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga
perbedaan temporer tersebut dapat digunakan.Estimasi signifikan oleh manajemen
disyaratkan dalam menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. 38,624,793 21,522,933 24,857,475 76,778,995,174 37,200,000,000 119,098,021 3,153,468,022 15,733,912,779 129,513,127 66,322,524 29,617,647 19,197,839,300 15,315,793,154 22,216,600 52,641,407 28,147,082 37,200,000,000 27,661,152,851 240,480,672 46,399,271 226,700 46,625,971 2012 2011 33,221,270,986 237,292,422 39,800,000,000 56,516,937,321 116,625,621,145
Tingkat suku bunga per tahun untuk deposito berjangka dalam rupiah pada tahun 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar 3% sampai 5.75%.
18,500,000,000
21,300,000,000
KAS DAN SETARA KAS
5.
6.
Saham – diperdagangkan Pihak berelasi
PT Bhakti Investama Tbk (BHIT)
PT Global Land Development Tbk (KPIG) PT Global Mediacom Tbk (BMTR) PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA) PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) Sub-jumlah pihak berelasi
Pihak ketiga
PT Hanson International Tbk (MYRX) PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN)
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) Sub-jumlah pihak ketiga
Jumlah 7.
35,727,120,000 53,959,555,000
DEPOSITO PADA LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN
12,165,425,640 1,698,939,350 244,176,622,690 331,971,336,400
1,302,000,000
Akun ini merupakan obligasi Aerospace Satelite Corp yang diperoleh melalui pasar yang tercatat di bursa efek Singapura (SGX-ST) dengan nilai sebesar US$ 493.438,86 atau setara dengan Rp 4.471.712.769 pada tahun 2012 dan Rp 4.474.503.582 pada tahun 2011. Obligasi Aerospace Satelite Corp diterbitkan oleh PT MNC Skyvision, dengan rating “B”, diperingkat oleh Standar & Poor (S&P) memiliki periode jatuh tempo 5 tahun (jatuh tempo tanggal 16 November 2015) dengan tingkat bunga 12.75%.
330,272,397,050
Akun ini merupakan deposito wajib dana kliring Perusahaan yang ditentukan oleh PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia sebagai jaminan untuk transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan. Saldo deposito pada Lembaga Kliring dan Penjaminan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, masing-masing sebesar Rp 4.633.377.829 dan Rp 4.576.639.742. Tingkat bunga deposito ini berkisar antara 7% tahun 2012 dan 2011.
Akun ini merupakan aset keuangan Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL) diperdagangkan
berupa saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Nilai wajar efek saham ditentukan berdasarkan harga pasar tercatat di bursa pada tanggal neraca.
Perubahan nilai wajar aset keuangan diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Aset keuangan FVTPL pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 terdiri atas:
2012 2011 169,120,402,500 396,939,350 69,937,020,000 1,528,299,550
ASET KEUANGAN, DIMILIKI HINGGA JATUH TEMPO
ASET KEUANGAN, DIUKUR PADA NILAI WAJAR MELALUI LABA RUGI
105,265,817,500 61,774,400,000 232,011,197,050 63,729,855,000 1,241,124,550 1,176,000,000 10,961,670,000 27,755,640
8.
Pihak ketiga - perorangan Saldo lebih atau sama 5%
Piutang lebih dari 7 hari
9.
Pihak ketiga-reguler Perorangan
Saldo lebih atau sama 5% Saldo kurang 5%
Jumlah
Piutang kurang dari 3 hari Piutang 4 sampai 7 hari Piutang lebih dari 7 hari
Jumlah
96,447,064,574
142,002,941,514 19,442,139,946 52,783,315,290 Manajemen tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai karena manajemen berpendapat bahwa piutang marjin dapat tertagih dan mempunyai jaminan yang cukup untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang marjin.
Tingkat suku bunga marjin antara 16% - 18% p.a dengan jangka waktu piutang sampai dengan satu tahun dan dapat diperpanjang.
2012 2011
Akun ini merupakan piutang yang timbul dari transaksi pembelian efek nasabah. Rincian piutang nasabah berdasarkan jenis nasabah adalah sebagai berikut:
2012 2011 220,487,966,581 111,476,791,626 163,543,687,351 44,695,580,350 304,686,332,275 214,228,396,750 304,686,332,275 214,228,396,750
Rincian saldo piutang nasabah berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut: Rincian saldo piutang nasabah marjin berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut:
2012 2011
5,809,607,786 8,629,326,452
Akun ini merupakan piutang yang timbul dari transaksi marjin nasabah. Rincian piutang marjin nasabah berdasarkan jenis nasabah adalah sebagai berikut:
2012 2011 PIUTANG NASABAH MARJIN
84,198,365,694 102,751,605,124
5,809,607,786 8,629,326,452
PIUTANG NASABAH
Perusahaan memberikan pembiayaan transaksi marjin dengan rasio maksimal sebesar 65% dari jaminan portofolio nasabah. Jaminan piutang marjin pada umumnya berupa saham nasabah. Jumlah jaminan berupa saham yang diterima atas piutang nasabah marjin pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 12.986.425.000 dan Rp 17.438.025.000.
9. 10. 11. 12. 13. Biaya Perolehan Kepemilikan Langsung Sewa Pembiayaan Kendaraan
Jumlah Biaya Perolehan
Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan Langsung
Pengurangan Saldo Akhir
4,388,339,250 Partisi 797,522,497 - -Peralatan Kantor 13,898,244,411 PENYERTAAN SAHAM 797,522,497 4,241,289,250 14,437,380,289 Reklasifikasi Kendaraan Penambahan
Akun ini merupakan penyertaan Perusahaan pada PT Bursa Efek Indonesia sejumlah 1 lembar saham pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 sebesar Rp 310.000.000. Penyertaan saham pada PT Bursa Efek Indonesia merupakan penyertaan jangka panjang wajib anggota.
Saldo Awal
Akun ini merupakan penyertaan Perusahaan kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sejumlah 60 lembar saham dengan kepemilikan sebesar 1%. Penyertaan Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 sebesar Rp 300.000.000.
19,476,192,036 1,812,100,000 21,288,292,036 385,591,060 539,135,878 Kendaraan Bermotor 2012 ASET TETAP
Aset tetap terdiri dari:
Piutang nasabah yang telah jatuh tempo dikenakan bunga sebesar 20% sampai dengan 30% per tahun.
Jumlah jaminan saham yang diterima atas piutang nasabah adalah sebesar Rp 5.984.457.354.766 dan Rp 442.689.814.962 pada tahun 2012 dan 2011.
Manajemen tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai karena manajemen berpendapat bahwa piutang nasabah dapat tertagih dan mempunyai jaminan yang cukup untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang nasabah.
PIUTANG PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA
Akun ini merupakan tagihan Perusahaan kepada pihak PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
akibat perhitungan penyelesaian (settlement) transaksi jual efek yang dilakukan oleh Perusahaan.
Saldo piutang Lembaga Kliring dan Penjaminan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, masing-masing sebesar Rp 142.411.216.000 dan Rp 83.867.740.500.
PENYERTAAN PADA BURSA EFEK
147,050,000 - Partisi 350,265,510 35,325,550 1,563,300,000 248,800,000 20,647,406,158 787,935,878 Sub Jumlah 19,084,106,158 539,135,878 147,050,000 147,050,000 -
13. Sewa Pembiayaan Kendaraan Jumlah Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Pengurangan Biaya Perolehan Kepemilikan Langsung Peralatan Kantor Sewa Pembiayaan
Jumlah Biaya Perolehan Akumulasi Penyusutan Kepemilikan Langsung Sewa Pembiayaan Kendaraan Jumlah Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1,562,680,958 350,265,510 (2,430,000,000) 1,563,300,000 2,430,000,000 20,647,406,158 257,882,687 16,112,685 509,820,000 12,419,296,532 8,868,995,504 427,508,334 82,311,666 11,505,968,988 945,188,377 31,860,833 - 2012 Saldo Akhir 8,293,564,184 3,460,894,139 Sub Jumlah 6,888,216,559 2011 Saldo Akhir Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Partisi 787,489,497 10,033,000
257,882,687
2,430,000,000
797,522,497
Saldo Awal Penambahan Reklasifikasi
Kendaraan 2,876,052,472 9,141,437,170 Sub Jumlah 14,527,980,000 2,384,008,845 Kendaraan Bermotor 2,775,670,620 7,952,524,524 11,078,460,654 1,562,680,958 18,007,980,000 2,897,308,845 3,480,000,000 513,300,000 11,927,788,568 2,212,225,845 Partisi 205,858,209 144,407,301 9,714,415,816
Jumlah penyusutan yang dibebankan sebagai beban usaha pada laporan laba rugi adalah sejumlah Rp 945.188.377 untuk tahun 2012 dan Rp 810.106.574 untuk tahun 2011.
Kendaraan bermotor digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT MNC Finance (dahulu PT Bhakti Finance) sebanyak 5 dan 4 unit mobil masing-masing di tahun 2012 dan 2011. Nilai jaminan tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 1.612.340.000 dan Rp 1.413.300.000. 1,405,347,625 584,841,667 (1,562,680,958) 427,508,334 11,505,968,988 4,388,339,250 13,898,244,411 19,084,106,158 241,770,002 1,812,701,935 161,750,000 241,770,000 9,141,437,170 6,719,335 248,489,335 248,489,335 Peralatan Kantor 5,971,100,978 2,223,193,546 Kendaraan Bermotor 711,257,372 508,451,625
Aset tetap diasuransikan terhadap risiko kecelakaan, kebakaran dan risiko lainnya kepada perusahaan asuransi pihak berelasi pada PT MNC Asuransi Indonesia (dahulu PT Jamindo) pada tahun 2012 dan 2011 dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 3.510.300.000 untuk tahun 2012 dan 2011. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap yang dipertanggungkan. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai aset tetap pada tahun 2012 dan 2011.