• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DASAR TEORI

Powertrain adalah sistem penyaluran daya dari mesin ke roda penggerak kendaraan

(ban). Powertrain pada kendaraan dengan roda penggerak depan memiliki komponen

penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

differential), driveshaft. Daya dari mesin dalam bentuk putaran poros diteruskan ke sistem

transmisi roda gigi dengan menggunakan clutch. Clutch memiliki fungsi sebagai penerus

daya dan merupakan sambungan dua poros (poros output dan poros input transmisi roda

gigi). Transmisi roda gigi berfungsi mengatur output putaran yang diinginkan. Differential

berfungsi sebagai pengubah arah putaran poros dari output transmisi roda gigi kedriveshaft.

Driveshaftmeneruskan putaran daridifferentialke roda penggerak kendaraan (ban).

(2)

Dinamika kendaraan sangat penting dalam perancangan powertrain sebuah kendaraan. Dinamikan kendaraan menunjukkan karakteristik pergerakan sebuah kendaraan, meliputi analisis gaya yang ada dalam sebuah kendaraan yang menyebabkan kendaraan bergerak. Kendaraan yang bergerak harus memiliki dua macam gaya dalam pergerakanny. Gaya tersebut adalah gaya traksi dan hambatan kendaraan. Hambatan merupakan gaya yang menghambat pergerakan kendaraan kendaraan. Keberadaan hambatan ini merugika kinerja kendaraan, tetapi keberadaannya tidak dapat dihindarkan. Hambatan yang dialami sebuah kendaraan antara lain :

1. Hambatan gulung /Road Resistence(Pr)

2. Hambatan jalan yang mendaki /Grade Resistence(Pg)

3. Hambatan udara (Pudara)

4. Hambatan inersia (Pin)

Gaya traksi adalah gaya dorong yang diperoleh dari engine dan diteruskan ke

transmisi roda penggerak. Gaya traksi digunakan untuk melawan hambatan yang terjadi pada kendaraan. Kendaraan untuk bergerak maju atau mundur harus memiliki gaya traksi yang cukup untuk melawan semua hambatan yang terjadi pada kendaraan. Besarnya gaya traksi dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut ini (Sunardjo, 2002) :

Pt =୘ୣǤ୧஗౪౨ ୰౭ ……….(2.1) Keterangan : Pt = Gaya Traksi (N) Te = Torsi Mesin (Nm) ntr = Efisiensi Transmisi

rw = Jari-jari Efektif Ban (m)

(3)

Persamaan gaya antara gaya traksi dan hambatan pada kendaraan adalah sebagai berikut (Sunardjo, 2002) :

Gaya traksi = Jumlah gaya-gaya hambatan

Pt = Pg+ Pr+ Pudara+ Pin………..…………(2.2)

Dari persamaan di atas diperoleh beberapa keadaan pergerakan kendaraan sebagai berikut : 1. Jika Pg+ Pr+ Pair< Pt, maka Pin> 0 (kendaraan dipercepat)

2. Jika Pg+ Pr+ Pair< Pt, maka Pin< 0 (kendaraan diperlambat)

3. Jika Pg + Pr + Pair = Pt, maka Pin = 0 (kendaraan bergerak dengan kecepatan konstan).

2.1 Data Teknis Kendaraan

Perancangan powertrain ini memerlukan data yang digunakan dalam perhitungan.

Dalam perancangan menggunakan data-data sebagai berikut : 1. Berat kendaraan

a. Berat kosong kendaraan : 1.020 kg

b. Kapasitas tangki bahan bakar : 45 Liter

c. Asumsi 4 penumpang @ 65kg : 260kg

d. Berat bahan bakar : Berat jenis bensin x kapasitas tangki bahan bakar

: 0,74 kg/ltr x 45 ltr : 33,3 kg

e. Berat total kendaraan : 1.020 + 260 + 33,3

: 1313.3 kg 2. Mesin :

a. Tipe mesin : 4IL, 16 katup,DOHC,VVT-i

b. Daya maksimum : 109 Ps ( 81,314 kW ) / 6000 rpm

(4)

d. Kecepatan maksimum :185 km/Jam ( 51,389 m/dtk)

e. Koefisien hambatan udara : 0,3

3. Dimensi:

a. Panjang total : 4.285 mm.

b. Lebar total : 1.695 mm.

c. Tinggi total : 1.435 mm.

d. Jarak sumbu roda : 2.500 mm.

e. Jarak roda depan (kiri-kanan) : 1.445 mm.

f. Jarak roda belakang (kiri-kanan) : 1.430 mm.

g. Ukuran ban : 185 / 55 R-15.

h. Transmisi : manual, 5- kecepatan

2.2 Hambatan Kendaraan

Hambatan yang dialami kendaraan selama bekerja adalah hambatan gulung / road

r esistence (Pr), hambatan jalan yang mendaki / grade resistence (Pg), hambatan udara (Pudara) dan

hambatan inersia (Pin).

2.2.1. Hambatan Gulung / Road Resistence(Pr)

Berat total kendaraan adalah faktor yang diperhitungkan dalam desain suatu kendaraan. Semakin berat suatu kendaraan akan menimbulkan hambatan yang semakin besar pula. Hambatan sebagai akibat berat kendaraan disebut sebagai hambatan gulung. Besarnya hambatan gulung dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut ini :

Pr = fg. mk.g……….(2.3)

Keterangan :

Pr = Hambatan Gulung (N)

(5)

mk = Berat Total Kendaraan (kg)

g = Percepatan Gravitasi (m)

Kendaraan yang dirancang adalah kendaraan sedan yang digunakan pada kondisi jalan aspal. DariLSHT TorqmotorsTMand NicholsTMMotorsH, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel. 2.1. Koefisien Hambatan Gulung Pada Kondisi Jalan Yang Berbeda

(LSHT TorqmotorsTMand NicholsTMMotorsH)

Koefisien hambatan gulung yang diambil besarnya 0,012 sesuai dengan kondisi jalan aspal

(6)

dan berat penumpang.

2.2.2. Hambatan jalan yang mendaki /Grade Resistence ( P)

Grade resistence merupakan gaya hambat kendaraan yang disebabkan oleh kondisi

jalan yang menanjak. Besarnya grade resistence ditentukan oleh besarnya gaya normal yang

dialami oleh kendaraan dan sudut tanjakan maksimum yang dapat dilalui oleh kendaraan.

Gambar 2.2. Komponen gaya kendaraan saat jalan menanjak

Grade resistencedihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Pg = mkg sin a………..………...(2.6)

Dimana :

Mk = Masa Total Kendaraan (kg)

g = Percepatan Gravitasi (m/dt2)

(7)

2.2.3. Hambatan udara (Pudara)

Pergerakan kendaraan menyebabkan kendaraan tersebut bertabakan dengan udara sehingga kendaraan tersebut mengalami hambatan udara. Hambatan udara ini diakibatkan karena adanya beberapa faktor, yaitu :

1. Drag force yang disebabkan oleh adanya turbulensi aliran udara di belakang kendaraan yang

merupakan fungsi dari bentuk dari kendaraan dan merupakan faktor terbesar yang

mempengaruhi besarnya nilai hambatan udara yang terjadi pada sebuah kendaraan. 2. Skin friction, yaitu gesekan antara permukaan body kendaraan dengan udara.

3. Adanya aliran udara yang melewati celah-celah sempit, misalnya radiator dan ventilasi.

Besarnya hambatan udara dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Sunardjo, 2002) :

Pudara= ଵ

ǤߩǤܿ

Ǥܨ

௨ௗ௔௥௔

Ǥ߭

ଶ………(2.7)

Keterangan :

Pudara = Hambatan Udara (N)

� = Masa Jenis Udara (≈1,2 kg/m3)

Cd = Koefisien Hambatan Udara (Ndt2/m2)

Fudara = Proyeksi Luasan Depan Kendaraan (m2)

= 0,78 x Ba x Ha

Ba = Lebar Kendaraan (m)

Ha = Tinggi Kendaraan (m)

V = Kecepatan Kendaraan (m/dtk)

2.2.4. Hambatan Inersia (Pin)

Hambatan inersia terjadi karena kendaraan bergerak dipercepat atau diperlambat.

(8)

Pin = δ୰୭୲.m୲. a………..…(2.8)

Keterangan :

δ୰୭୲ = Koefisien Rotasi

mt = Masa Total Kendaraan (kg)

a = Percepatan Kendaraan ( m/dt2)

Saat kendaraan melintasi tanjakan maksimum, kendaraan mengalami torsi yang maksimal sehingga kecepatan kendaraan konstan. Untuk kecepatan yang konstan maka percepatan kendaraan adalah nol. Untuk kecepatan kendaraan maksimum, percepatan kendaraan juga nol. Hambatan inersia saat melintasi tanjakan maksimum dan kecepatan maksimum adalah nol.

2.3. CLUTCH

Clutch merupakan peralatan mekanis yang berfungsi untuk menghubungkan dan meneruskan daya antara poros penggerak dan poros yang digerakkan, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun berputar. Pada powertrain sebuah kendaraan, clutch terletak diantara mesin dan sistem transmisi. Penerusan

daya dari mesin ke sistem transmisi dalam sistem powertrain terjadi dengan menghubungkan poros

outputmesin dan poros input sistem transmisi. Clutch mempunyai fungsi sebagai penghubung kedua poros tersebut saat terjadi penerusan daya dan melepas hubungan kedua poros saat tidak

terjadi penerusan daya. Saat pemindahan gigi transmisi, clutch juga berfungsi melepas hubungan

kedua poros tersebut sehingga saat pemindahan gigi transmisi tidak ada daya yang diteruskan ke sistem transmisi.

2.3.1. JenisClutch

Pemilihan jenis clutch tergantung dari penggunaannya. Clutch yang sering dipakai pada

kendaraan adalah friction clutch jenis dry clutch. Berikut ini ditunjukkan pembagian

(9)

1. Jaw Clutch

2. Friction Clutch

3. Electromagnetic Fluid and Electromagnetic Power

4. Hydraulic power

Friction clutchjuga dapat dibagi berdasarkan bentuk permukaan geseknya, yaitu : 1. Disk Clutch

2. Cone Clutch

3. Block Clutch

4. Band and Spring Clutch

Dalam perancangan ini clutch yang digunakan adalah jenis friction clutch dengan tipe disk clutch tunggal jenis dry clutch. Disk clutch adalah clutch yang menggunakan plat gesek sebagai

permukaan gesek. Disk clutch tunggal jenis dry clutch merupakan disk clutch yang mempunyai

jumlah plat tunggal dan bekerja tanpa memerlukan pelumasan (oli). Kelebihan penggunaan disk

clutchadalah sebagai berikut :

1. Efek sentrifugal yang terjadi kecil.

2. Bidang gesek efektif luas dan dapt dipasang ditempat yang sempit. 3. Permukan untuk disipasi panas lebih efektif

4. Distribusi tekanan lebih baik.

2.3.2. KonstruksiClutch

Clutch memiliki beberapa bagian yang saling mendukung dalam operasinya. Bagian utama disk clutch adalah plat gesek (friction disk), plat penekan (pressure plate), pegas (spring), dan penutup (cover). Selain komponen utama tersebut terdapat komponen lain yang

mendukung kerja clutch antara lain release lever dan bantalan pembebas, Konstruksi disk clutch

(10)

Gambar 2.3. Susunan clutch

Berdasarkan unit kerjanya, komponen clutch dibagi menjadi dua bagian. Penutup (clutch

cover), plat penekan (pressure plate), pegas (spring), dan release levermerupakan salah satu unit yang berputar barsama roda gila. Unit yang lain adalah plat gesek yang berputar barsama poros input sistem transmisi.

(11)

2.3.3. Plat Gesek (Friction Disk)

Plat gesek adalah komponen utama dari clutch. Plat gesek merupakan bagian dari clutch

yang mengalami gesekan dengan roda gila. Keausan clutch terjadi pada bagian ini, sehingga umur

dari plat gesek ini terbatas. Keausan terjadi karena adanya gesekan permukaan gesek plat dengan roda gila sehingga permukaan dari plat gesek ini akan mengikis. Plat gesek berbentuk lingkaran tipis dan biasanya terbuat dari baja berkualitas tinggi, dengan spline hub dibagian tengahnya.Spline hub

berfungsi menghubungkan clutch dengan spline pada poros input sistem transmisi. Kedua sisi dari plat gesek ditutup oleh material gesek. Material gesek ini disatukan pada plat dengan menggunakan sisitem keling. Plat gesek dapat ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 2.4. Plat gesek

2.3.4. Plat Penekan

Plat penekan terletak tepat dibelakang plat gesek. Fungsi plat penekan yaitu meneruskan tekanan dari pegas ke plat gesek sehingga menyebabkan plat gesek terdorong dan bersinggungan

(12)

dengan roda gila. Plat penekan juga berfungsi memberi tekanan pada pegas saat tidak terjadi penerusan daya. Plat penekan memliki penampang lingkaran dengan lubang dibagian tengah dan memiliki diameter sama dengan diameter plat gesek. Pada salah satu sisi permukaan plat penekan yang bersinggungan dengan plat gesek dibuat halus dan sisi yang lain dibuat bentuk tertentu untuk meletakkan pegas danrealese lever.

Gambar 2.5. Plat penekan clutch

2.3.5. PegasClutch

Pegas merupakan peralatan mekanis yang memiliki sifat elastis. Ketika gaya diberikan ke pegas maka pegas akan mengalami perubahan bentuk dan akan kembali kebentuk semula ketika gaya tersebut dihilangkan Fungsi dari penggunaan pegas secara umum antara lain :

1. Untuk mendesakkan gaya 2. Untuk menyediakan kelenturan. 3. Sebagai penyimpan energi

Pegas clutch terletak antara plat penekan dan cluth cover. Saat penerusan daya pegas

berfungsi untuk memberi tekanan tehadap plat penekan sehingga plat gesek didorong mendekati roda gila dan sebagai penahan gaya aksial plat gesek. Jenis pegas yang sering digunakan adalah pegas ulir dan pegas diafragma. Pada perancangan ini pegas yang digunakan adalah pegas ulir jenis pegas

(13)

tekan.

2.3.6. Bantalan Pembebas

Bantalan pembebas terletak diantara release lever dan clutch fork (bagian sistem penggerak

clutch yang berhubungan dengan komponen clutch). Bantalan pembebas berfungsi meneruskan

tekanan dari clutch fork ke Release leverdengan gerakan maju atau mundur.

2.3.7. Releaselever

Release lever berfungsi sebagai penerus tekanan dari bantalan pembebas dan mengubah arah gaya yang diterimanya untuk diteruskan ke plat penekan.

2.3.8. Clutch Cover

Bagian terluar dari clutch adalah clutch cover. Clutch cover berfungsi menutup,

melindungi clutch dari lingkungan sekitar. Salah satu sisi clutch cover terikat pada roda gila dan

disatukan dengan baut sehingga clutch cover selalu berputar bersama roda gila. Clutch cover

biasanya terbuat dari bahan alumunium atau besi tuang.

2.3.9. Cara KerjaClutch

Clutch cover, release lever, dan plat penekan adalah salah satu unit yang selalu berputar barsama dengan roda gila. Sedangkan plat gesek dan poros input sistem transmisi merupakan unit

yang lain. Mekanisme kerja clutch terdiri dua hal, yaitu mekanisme clutch saat tidak terjadi

penerusan daya dan mekanisme saat terjadi penerusan daya. Proses penghubungan atau pelepasan

hubungan poros output mesin dan poros input sistem transmisi pada sistem transmisi manual

dilakukan oleh pengemudi. Pengemudi menekan pedal atau melepaskan tekanan pada pedal untuk menghubungkan atau melepas hubungan poros mesin dan poros sistem transmisi. Untuk melepaskan

hubungan antara poros tersebut pengemudi memberi tekanan pada pedal dan untuk

(14)

pneumatic.

Clutch bekerja berdasarkan gesekan yang terjadi antara plat gesek dan roda gila. Tekanan pada plat gesek mendorong plat gesek tersebut mendekati, menempel dan ikut berputar bersama roda gila. Tekanan pada plat gesek diperoleh dari tekanan pegas yang dipasangkan dibelakang plat penekan. Pada kondisi nomal yaitu pedal tidak mendapat tekanan, posisi plat gesek menempel pada roda gila akibat tekanan plat penekan pada plat gesek yang diberikan oleh pegas.

Ketika pemindahan gigi transmisi, pengemudi menekan pedal yang menggerakkan

sistem pengerak clutch. Tekanan pada pedal diteruskan sistem penggerak clutch yang

menyebabkan bantalan pembebas bergeser menekan release lever. Release lever mengubah arah

gaya yang diterimanya dan menarik plat penekan. Tekanan plat penekan ini harus lebih besar dari tekanan yang dimiliki pegas sehingga mampu memendekkan pegas. Dengan demikian posisi plat penekan dan plat gesek menjauhi roda gila (gesekan antara roda gila dan plat gesek tidan terjadi). Pada kondisi ini tidak terjadi penerusan daya.

Gambar 2.6. Cara kerja clutch

Setelah pemindahan gigi, tekanan pedal dilepas. Tekanan pada release lever juga hilang sehingga

clutch kembali ke posisi normal dan penerusan daya kembali terjadi.

2.3.10. Sistem penggerakClutch

Sistem penggerak clutch merupakan suatu sistem yang meneruskan tekanan pedal

(15)

sistem penggerak hidrolis dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.7. Sistem penggerak clutch

Saat pengemudi menginjak pedal master silinder pushrod menekan piston di dalam clutch

master silinder. Cairan di dalam master silinder menerima tekanan dari piston master silinder sehingga cairan tersebut meneruskan tekanan melalui aliran ke servo silinder. Cairan di dalam servo silinder menekan piston yang ada di dalam servo cylinder. Tekanan pada piston diteruskan ke

pushrod pada servo cylinderdan menekanclutch fork. Dengan adanya tekanan pada clutch fork maka

release bearing akan tertekan juga. Saat pengemudi melepas tekanan pada pedal, maka akan terjadi mekanisme seperti saat pengemudi menginjak pedal tapi arahnya dibalik.

2.4. TRANSAXLE

Kendaraan dengan penggerak roda depan menggunakan sistem transaxle dalam sistem

transmisinya. Transaxle adalah sistem transmisi dimana transmisi roda gigi, clutch dan

differential menjadi satu dalam gear box. Perhitungan mengenai clutch telah dijelaskan pada bab III. Transaxle memiliki poros input, output, dan satu poros pada roda gigi idler. Susunan

(16)

Gambar 2.8. Susunan transaxle ( Bosch,2000 )

2.4.1. Sistem Transmisi Roda Gigi

Transmisi roda gigi memiliki fungsi utama untuk meneruskan putaran dari mesin. Transmisi

roda gigi juga mengatur output putaran mesin agar diperoleh output putaran sesuai yang

diinginkan. Pengaturan putaran mesin dilakukan oleh pasanga roda gigi yaitu dengan mengatur angka transmisinya. Perhitungan mengenai angka transmisi dijelaskan pada bab II. Kendaraan yang dirancang memiliki 5 tingkat kecepatan. Transmisi roda gigi memiliki 5 buah pasangan roda gigi maju dan satu rangkaian roda gigi mundur. Untuk roda gigi maju, 1 pasang roda gigi untuk tingkat kecepatan pertama, 1 pasang untuk tingkat kecepatan kedua, 1 pasang untuk tingkat

(17)

kecepatan ketiga, 1 pasang untuk tingkat kecepatan keempat, 1 pasang untuk tingkat kecepatan kelima. Sedangkan untuk roda gigi mundur digunakan 3 buah roda gigi, dimana roda gigi yang terletak ditengah memiliki fungsi sebagai pembalik arah putaran.

2.4.2. Komponen Transmisi Roda Gigi

Susunan transmisi roda gigi dapat dilihat pada Gambar 4.1. Komponen penyusun transmisi roda gigi adalah :

1. Roda Gigi

Roda gigi merupakan komponen terpenting dalam sistem ini. Roda gigi memiliki fungsi untuk

mengatur output putaran melalui pengaturan angka transmisi pada pasangan roda gigi yang saling

bersinggungan. Jenis roda gigi yang digunakan untuk roda gigi maju adalah roda gigi miring.

Keuntungan penggunaan roda gigi miring adalah roda gigi miring mengijinkan lebih dari satu persinggungan dalam waktu yang sama sehingga beban yang didistribusikan lebih besar daripadaspur gear. Roda gigi miring juga tidak berisik. Kerugian penggunaan roda gigi ini adalah adanya gaya aksial. Untuk roda gigi mundur digunakan roda gigi lurus, roda gigi yang digunakan ada 3 buah. Sebuah roda gigi terletak pada poros input dan berfungsi sebagai roda gigi penggerak, 1 roda gigi sebagai roda gigi pembalik (terletak diantara roda gigi lainnya) dan roda gigi yang

digerakkan menjadi satu dengan dengan synchronizer 1-2. Gambar roda gigi 1, 2, 3, 4, 5 dapat

ditunjukkan berikut

(18)

2. Poros

Poros memiliki fungsi sebagai penerus putaran, dan tempat kedudukan roda gigi. Dalam

sistem transmisi roda gigi ini jumlah poros yang digunakan ada 3 yaitu poros input, poros

output, dan poros pada roda gigiidler. Pada poros terdapatspline.

3. Synchronizer

Synchronizer berfungsi dalam sistem pemindahan tingkat kecepatan kendaraan (pemindahan gigi). Synchronizer meneruskan putaran poros ke roda gigi atau putaran roda gigi ke putaran poros dengan cara mengunci hubungan antara keduanya sehingga poros dan roda gigi

berputar dengan kecepatan yang sama. Jumlah synchronizer yang digunakan dalam

perancangan ini ada 3 buah, yaitu synchronizer 1-2 untuk gigi 1 dan 2, synchronizer 3-4 untuk

gigi 3 dan 4, synchronizer 5 untuk gigi 5. Bagian darisynchronizerdapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 2.10. Komponen synchronizer

Dari gambar di atas komponen utama synchronizer adalah hub synchronizer

sleeve, bloking ring. Hub merupakan komponen synchronizer yang berhubungan

dengan poros. Hubungan hub dengan poros menggunakan spline. Hub memiliki alur lurus pada

sisi luar yang berfungsi sebagai tempat pergerakan synchronizer sleeve. Blocking ring terletak

pada bagian depan dan belakang synchronizer, memiliki gigi pada bagian luar dan bagian dalam

(19)

4 . Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menahan poros berbeban, sehingga putaran

atau gerakan bolak-balik dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur. Bantalan

harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan

baik. Jika bantalan tidak bekerja dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, bantalan dibagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Bantalan Luncur

Pada bantalan ini terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas.

b. Bantalan Radial

Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti Bola (peluru), rol, dan rol bulat.

2.4.3. Mekanisme Pemindahan Gigi

Seperti penjelasan di atas, pemindahan gigi maju tidak menggunakan sistem sliding

mesh, tetapi menggunakan synchronizer. Untuk gigi mundur menggunakan sistem sliding mesh

pada idler. Pasangan roda gigi untuk roda gigi maju dan final gear bersinggungan terus. Untuk

rodagigi yang dihubungkan dengan synchronizer memiliki bantalan dalam hubungannya

dengan poros, sehingga putaran roda gigi tersebut tidak mengikuti putaran poros tempat roda gigi

tersebut berada. Untuk pasangannya memiliki hubungan yang fix dengan poros yaitu dengan

menggunakan spline. Mekanisme pemindahan gigi pada sistem transmisi roda gigi ada 3 macam,

yaitu saat netral, gigi maju dan saat gigi mundur. 1. Posisi Netral

(20)

putaran poros ke roda gigi, sehingga putaran poros input tidak diteruskan ke poros output. Posisi

synchronizer dan roda gigi dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini

Gambar 2.11. Cara kerja synchronizer pada posisi netral ( Bosch , 2000 ) 2. Saat gigi maju

Saat pergantian tingkat kecepatan (dari posisi netral ke gigi pertama, penambahan

tingkat kecepatan, pengurangan tingkat kecepatan), synchronizer mulai bekerja. Saat

pengemudi menginjak pedal kopling, poros output mesin tidak berhubungan dengan poros input

sistem transmisi sehingga kecepatan putaran poros input menurun dan saat pengemudi melakukan

pemindahan tingkat kecepatan, synchronizer sleeve mengalami pergeseran ke arah gigi sesuai

tingkat kecepatannya. Pergeseran synchronizer sleeve mendorong dan mengunci blocking

ring terhadap gigi pada gear shoulder sehingga menyebabkan gear berputar sesuai putaran

synchronizer. Posisisynchronizer dan roda gigi ditunjukkan pada gambar berikut ini :

(21)

3. Saat gigimundur

Pada gigi mundur jenis roda gigi yang digunakan adalah roda gigi lurus dan roda gigi

yang berhubungan dengan poros output menyatu dengansynchronizer sleeve 1-2. Saat pemindahan

ke gigi mundur, pengemudi memindah tuas sehingga menggeser idler dan mengakibatkan pinion

gigi mundur, idler, dan gear gigi mundur yang menyatu dengan synchronizer sleevebersinggungan.

2.5. DRIVE AXLE

Drive axle terletak diantara roda penggerak dan differential. Drive axlememiliki fungsi

sebagai penerus putaran dari diferential ke roda penggerak kendaraan. Pada drive axle terdapat

constant velocity joint. Contanst velocity joint (CV joint) merupakan sambungan poros yang

memungkinkan hubungan yang tidak lurus antar poros tersebut. Constant velocity joint

digunakan untuk meneruskan torsi dan putaran konstan ketika kedua poros yang dihubungkan tidak lurus. Konstruksidrive axleditunjukkan dalam gambar berikut

(22)

2.5.1. KomponenDrive Axle

Drive axle memiliki 2 komponen utama yaitu poros dan ( CV joint). Susunandrive axledapat dilihat pada gambar 5.1.

1. Poros

Poros pada drive axle terdiri dua bagian, yaitu poros pada sebelah kiri yang

menghubungkan differential dengan roda penggerak sebelah kiri dan poros sebelah kanan yang

menghubungkan differential dengan rosda penggerak sebelah kanan. Kedua poros tersebut

memiliki panjang yang berbeda. Pada kedua ujung poros terdapat spline dan pada poros tersebut juga terdapat CVjoint.

2. Constant velocity joint

Seperti telah disebutkan di atas Constant velocity joint berfungsi sebagai penerus putaran

dan torsi konstan untuk dua poros yang memiliki perbedaan sudut. Constant velocity yang

digunakan pada drive axle berjumlah 4 buah, yaitu 2 buah pada poros sebelah kanan dan 2

buah sebelah kiri. Jenis CV joint yang digunakan untuk bagian yang dekat dengan differential

adalah tripot joint dan untuk bagian yang dekan dengan roda penggerak menggunakan

RZEPPA CV joint. Tripot jointRZEPPA CV jointterdiri dariinner ball race, enam buah bola,

ball cage, danouter house. Susunan RZEPPA CV joint ditunjukkan dalam gambar

Gambar 2.14. Komponen RZEPPA CV joint ( Bosch , 2000 )

Perbedaan sudut antar poros diatur oleh inner race. Secara umum perbedaan sudut tersebut

(23)

Gambar

Gambar 2.1. Susunan powertrain mobil penggerak roda depan
Gambar 2.2. Komponen gaya kendaraan saat jalan menanjak
Gambar 2.3. Susunan clutch
Gambar 2.4. Plat gesek
+7

Referensi

Dokumen terkait