• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT UNILEVER INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT UNILEVER INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PT U

NILEVER

I

NDONESIA

T

BK DAN

A

NAK

P

ERUSAHAAN

L

APORAN

K

EUANGAN

K

ONSOLIDASIAN

31 D

ESEMBER

2001

DAN

2000

Daftar Isi

Laporan Auditor Independen

1

Neraca Konsolidasian

2 - 3

Laporan Laba Rugi Konsolidasian

4

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian

5

Laporan Arus Kas Konsolidasian

6

(2)

Jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per lembar saham Catatan 2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan) AKTIVA LANCAR

Kas dan setara kas 3 1.105.735 722.647

Piutang usaha

(Setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar

1.408 pada tahun 2001 dan 1.759 pada tahun 2000) 2e, 4

- Pihak ketiga 288.839 340.400

- Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 11.810 13.403

Piutang lain-lain 5, 7h 30.130 18.545

Persediaan 2g, 6 301.318 412.673

Biaya dibayar dimuka 2m 36.673 26.387

Jumlah Aktiva Lancar 1.774.505 1.534.055

AKTIVA TIDAK LANCAR

Piutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa 7a 16.100 17.261 Aktiva pajak tangguhan 2l, 11b 31.464 9.511

Aktiva tetap 2h, 8a 676.805 505.967

(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar 224.682 pada tahun 2001 dan 188.113 pada tahun 2000)

Aktiva tidak berwujud 2i, 9 106.034 113.793 Setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar 21.552

pada tahun 2001 dan 13.793 pada tahun 2000)

Aktiva lain-lain 2m, 5, 7h 76.522 73.050

Jumlah Aktiva Tidak Lancar 906.925 719.582

(3)

PT UNILEVER INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

NERACA KONSOLIDASIAN

31 DESEMBER 2001 DAN 2000

Jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per lembar saham

Catata n 2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan) KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha 10 - Pihak ketiga 570.797 421.371

- Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2.710 1.358

Hutang pajak 2l, 11c 34.922 116.157

Biaya masih harus dibayar 12 198.063 176.961

Hutang lain-lain 6.020 7.542

Jumlah Kewajiban Lancar 812.512 723.389

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Hutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa 7b 31.979 28.072 Kewajiban diestimasi untuk kompensasi karyawan 2o 30.323 - Kewajiban pensiun 2n, 13 71.506 76.617

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 133.808 104.689

HAK MINORITAS 14 6.911 - EKUITAS Modal saham 15 76.300 76.300

(Modal dasar, seluruhnya ditempatkan dan disetor penuh : 763.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham untuk tahun 2001 dan 2000)

(4)
(5)

Jutaan Rupiah Catata n 2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan ) PENJUALAN BERSIH 2k, 19 6.012.611 4.870.972

BEBAN POKOK PENJUALAN 2k, 20 (3.256.098) (2.594.253)

LABA KOTOR 2.756.513 2.276.719 BEBAN USAHA (1.612.913) (1.258.157)

Beban pemasaran dan penjualan 2k, 21a (1.236.175) (941.802) Beban umum dan administrasi 2k, 21b (376.738) (316.355)

LABA USAHA 1.143.600 1.018.562

PENGHASILAN/(BEBAN) LAIN-LAIN 114.656 122.824

Laba penjualan aktiva tetap 2h, 8c 1.807 207 Laba selisih kurs, bersih 2d 67.199 63.699

Pendapatan bunga 45.650 58.918

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 1.258.256 1.141.386

Beban pajak penghasilan 2l, 11a (371.401) (328.181)

LABA SEBELUM HAK MINORITAS 886.855 813.205

HAK MINORITAS ATA S RUGI BERSIH ANAK

PERUSAHAAN 14 89 -

LABA BERSIH 886.944 813.205

Laba usaha per saham (dalam Rupiah penuh) 2q 1.499 1.335

(6)

PT UNILEVER INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA

31 DESEMBER 2001 DAN 2000

Jutaan Rupiah Catatan Modal saham Agio Saham Selisih penilaian kembali aktiva tetap Saldo laba yang dicadangkan Saldo laba yang belum dicadangkan Jumlah Saldo per 31 Desember 1999 (Perseroan) 76.300 15.227 154 15.260 802.983 909.924 Laba bersih tahun berjalan - - - - 813.205 813.205 Dividen 17 - - - - (297.570) (297.570 ) Saldo per 31 Desember 2000 (Perseroan) 76.300 15.227 154 15.260 1.318.618 1.425.55 9 Penyesuaian sehubungan dengan kewajiban diestimasi untuk kompensasi karyawan 2o - - - - (28.120) (28.120) Penyesuaian untuk pajak tangguhan 2o, 11b - - - - 8.436 8.436 Laba bersih tahun berjalan - - - - 886.944 886.944

(7)

PT UNILEVER INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA

31 DESEMBER 2001 DAN 2000

Jutaan rupiah Catata n 2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan )

Arus kas dari aktivitas operasi

Penerimaan kas dari pelanggan 6.488.698 5.133.386 Penerimaan kas dari pendapatan bunga 45.650 58.918 Pembayaran pinjaman karyawan (13.910) (22.149) Pembayaran kas kepada pemasok (4.493.023) (3.694.874) Pembayaran kas kepada karyawan (263.220) (232.101) Pembayaran iuran pensiun (34.167) (19.278) Pembayaran kas untuk service fee (176.153) (202.952) Pembayaran pajak penghasilan badan (431.723) (437.990)

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas

operasi 1.122.152 582.960

Arus kas dari aktivitas investasi

(8)

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Pembayaran dividen (564.620) (297.570)

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas

pendanaan (564.620) (297.570)

Kenaikan bersih kas dan setara kas 351.760 82.497

Dampak perubahan kurs terhadap kas dan setara kas 31.328 120.240

Kas dan setara kas – awal tahun 722.647 519.910

(9)

1. Umum

PT Unilever Indonesia Tbk ("Perseroan") didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dengan akta No. 23 Mr. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia, disetujui oleh Gouverneur Generaal van Nederlandsch-Indie dengan No.14 tanggal 16 Desember 1933, didaftarkan di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Tambahan No. 3 pada Javasche Courant tanggal 9 Januari 1934.

Nama Perseroan diubah menjadi “PT Unilever Indonesia” dengan akta notaris Ny. Kartini Muljadi SH No. 171 tanggal 22 Juli 1980. Selanjutnya perubahan nama Perseroan menjadi “PT Unilever Indonesia Tbk”, dilakukan dengan akta Tn. Mudofir Hadi SH No. 92 tanggal 30 Juni 1997. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23 Pebruari 1998 dan diumumkan dalam Tambahan No. 39 Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998.

Pada tanggal 16 Nopember 1981 Perseroan mendapat izin Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No.SI-009/PM/E/1981 untuk menawarkan 15% sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 13 Juni 2000, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan pemecahan saham (stock split) dengan merubah nilai nominal saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 100. Perubahan ini diaktakan dengan akta notaris Singgih Susilo SH No. 19 tanggal 4 Agustus 2000 dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C-18481 HT.01.04-TH.2000.

Kegiatan usaha Perseroan meliputi pembuatan sabun, deterjen, margarin, minyak nabati dan makanan berinti susu, minuman dengan bahan pokok teh, es krim dan produk - produk kosmetik.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 13 Juni 2000, yang diaktakan dengan akta notaris Singgih Susilo No. 82 tanggal 14 Juni 2000 Perseroan juga bertindak sebagai distributor utama dan penyedia jasa penelitian pemasaran. Akta ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C-18482 HT.01.04-TH.2000.

Perseroan berlokasi di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Cikarang dan Surabaya.

Pada tanggal 22 Nopember 2000 Perseroan mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan sebuah perusahaan baru dengan nama PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak dalam bidang pabrikasi, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, sambal dan saus lainnya dengan merek cap Bango, Parkiet dan Sakura dan merek lainnya dibawah lisensi Perseroan kepada PT AL.

Perseroan mempunyai kepemilikan langsung di PT AL sebesar 65% modal saham yang ditempatkan PT AL (setara dengan 13.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham). PT AL secara resmi didirikan pada tanggal 7 Pebruari 2001, mulai beroperasi komersial pada tanggal 2 April 2001 dan per tanggal 31 Desember 2001 mempunyai total aktiva sebesar Rp 32,9 milyar.

PT AL berlokasi di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Desa Wantilan, Subang, Jawa Barat.

Pada tanggal 31 Desember 2001, susunan dewan komisaris dan dewan direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

(10)

Presiden Komisaris : Louis Willem Gunning Komisaris : Robby Djohan

Juwono Sudarsono Sri Mulyani Indrawati Theodore Permadi Rachmat

Dewan Direksi

Presiden Direktur : Nihal Vijaya Devadas Kaviratne Direktur : Desmond Gerard Dempsey

Hanafiah Djajawinata Antonius Armand Pranatadjaja Inarto Setiadi

Maurits Lalisang Muhammad Saleh Brian Lee Manning

Josef Bataona

2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Yang Penting

Berikut ini adalah kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan (“Grup”) yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali untuk aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali.

Laporan keuangan konsolidasian juga disusun berdasarkan konsep akrual kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian.

b. Laporan arus kas konsolidasian

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan metode langsung (direct method), dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi cerukan, jika ada.

c. Prinsip-prinsip konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perseroan dan anak perusahaan yang dikendalikan, PT Anugrah Lever, dimana Perseroan mempunyai penyertaan saham langsung dengan hak suara lebih dari 50%. Anak perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian telah beralih kepada Perseroan secara efektif.

(11)

Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara Perseroan dan anak perusahaan telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.

Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh anak perusahaan kecuali dinyatakan secara khusus.

d. Penjabaran mata uang asing

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi konsolidasian tahun yang bersangkutan. Kurs tanggal neraca yang digunakan untuk menjabarkan saldo mata uang asing tanggal 31 Desember 2001 dan 2000 masing-masing adalah Rp 10.450 untuk 1 US$ dan Rp 9.752 untuk 1 US$.

e. Piutang usaha

Piutang usaha disajikan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan manajemen atas kolektibilitas masing-masing saldo piutang pada akhir tahun. Piutang dihapuskan dalam periode dimana piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.

f. Penjualan piutang usaha

Piutang usaha yang dijual dengan jumlah tertentu dengan persyaratan tanpa recourse diperlakukan sebagai pelunasan piutang. Selisih antara pembayaran yang diterima dan nilai buku piutang yang dijual, diakui sebagai kerugian atas transaksi anjak piutang dan diakui sebagai beban usaha dalam periode terjadinya penjualan piutang.

g. Persediaan

Persediaan dinilai dengan nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi. Metode utama yang dipakai untuk menentukan harga perolehan adalah harga rata-rata. Harga perolehan barang jadi dan barang dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja serta alokasi biaya overhead yang dapat diatribusi secara langsung baik yang bersifat tetap maupun variabel.

Penyisihan untuk persediaan usang dan persediaan tidak terpakai/tidak laris ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang.

h. Aktiva tetap dan penyusutan

Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehan, kecuali untuk aktiva tertentu yang telah dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah, dikurangi akumulasi penyusutan. Pemeliharaan dan perbaikan atas aktiva tetap diakui sebagai beban, sedangkan untuk penggantian dan perbaikan yang secara material menambah nilai atau masa manfaat atau kapasitas aktiva yang bersangkutan dikapitalisasikan. Aktiva tetap yang tidak digunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan, sedangkan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun yang bersangkutan. Aktiva yang akan dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan dicatat sebagai aktiva lain-lain. Aktiva tetap tertentu telah dinilai kembali pada

(12)

pada tanggal 1 Januari 1981 sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-1677/MK/II/12/1976 dan tanggal 1 Januari 1987 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 45/1986 dan Keputusan Menteri Keuangan No. 914/KMK.04/1986. Selisih penilaian kembali aktiva tetap dikreditkan ke akun "selisih penilaian kembali aktiva tetap" yang disajikan pada bagian ekuitas di neraca konsolidasian sebesar saldo setelah dikurangi bagian yang dikapitalisasi sebagai modal saham. Penyusutan dihitung dari harga perolehan atau nilai baru revaluasi secara garis lurus selama taksiran masa manfaatnya, dimulai dari awal triwulan setelah tanggal perolehannya.

Kelompok-kelompok utama aktiva tetap yang disusutkan berikut taksiran masa manfaatnya diikhtisarkan sebagai berikut:

Bangunan 33 - 45 tahun Mesin dan peralatan 8 - 25 tahun Kendaraan bermotor 4 - 10 tahun Tanah tidak disusutkan.

Apabila nilai tercatat aktiva lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aktiva akan diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.

Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pabrik dan pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai aktiva dalam penyelesaian. Biaya tersebut direklasifikasikan ke akun aktiva tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan mulai dibebankan pada saat aktiva tersebut mulai digunakan.

i. Aktiva tidak berwujud

Harga perolehan dari hak usaha, merek dagang dan hak cipta diamortisasi dengan metode garis lurus sesuai dengan taksiran masa manfaatnya selama 10 – 20 tahun.

j. Penelitian dan pengembangan

Beban penelitian dan pengembangan dibukukan sebagai beban pada periode terjadinya.

k. Pendapatan dan beban

Penjualan bersih adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk Grup, setelah dikurangi retur, cadangan penjualan, pajak penjualan barang mewah dan pajak pertambahan nilai. Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang diatas kapal di pelabuhan pengirim (f.o.b shipping point). Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada distributor/pelanggan.

Beban diakui berdasarkan metode akrual.

l. Perpajakan

Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aktiva dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban (liability). Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak tangguhan.

(13)

Aktiva pajak tangguhan yang berasal dari saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan saldo rugi fiskal yang belum dipakai.

Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

m. Biaya dibayar dimuka

Biaya dibayar dimuka dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian sesuai dengan masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.

n. Manfaat pensiun karyawan

Perseroan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti yang mencakup seluruh karyawan. Beban manfaat pensiun dihitung berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 “Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun”. Biaya manfaat pensiun dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian dan meliputi biaya jasa kini dan amortisasi biaya jasa lalu, biaya koreksi aktuaria dan dampak perubahan asumsi aktuaria. Amortisasi dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus selama taksiran sisa masa kerja rata-rata peserta aktif dana pensiun selama 12,33 tahun untuk karyawan aktif yang berpartisipasi dalam program yang disponsori oleh Perseroan. Perseroan menggunakan metode Projected Unit Credit untuk penilaian aktuarianya. Iuran pensiun ditetapkan berdasarkan perhitungan aktuaria yang dilakukan minimal setiap 3 tahun sekali. Penilaian aktuaria terakhir dilakukan per tanggal 31 Desember 2001 oleh PT Watson Wyatt Purbajaga.

o. Pembayaran pesangon karyawan

Sebelum 1 Januari 2001 pesangon yang akan diberikan ke karyawan pada saat pemutusan hubungan kerja umumnya diakui pada saat dibayar. Peningkatan jumlah pesangon yang terhutang seiring dengan peningkatan masa kerja karyawan tidak diakui sebagai beban pada periode berjalan.

Mulai 1 Januari 2001 hak karyawan atas uang jasa dan ganti rugi yang berhubungan dengan pengunduran diri karyawan secara suka rela, diakui dengan metode akrual. Kewajiban diestimasi yang diakui sehubungan dengan jasa yang diberikan oleh karyawan sampai dengan tanggal neraca dihitung sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja.

Pengakuan kewajiban diestimasi untuk kompensasi karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela, merupakan perubahan kebijakan akuntansi. Dengan adanya perubahan kebijakan akuntansi ini maka kewajiban uang jasa dan ganti rugi karyawan sejumlah Rp 30.323.123.000 telah diakui di neraca konsolidasian dan saldo laba konsolidasian pada awal tahun 2001 telah disesuaikan sejumlah Rp 19.684.021.700 yang terdiri dari penyesuaian dari periode sebelumnya sebesar Rp 28.120.031.000 dan dampaknya terhadap pajak tangguhan sebesar Rp 8.436.009.300. Informasi komparatif tidak disajikan kembali.

p. Instrumen keuangan derivatif

(14)

Keuntungan dan kerugian dari instrumen derivatif yang tidak diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai (hedging) diakui sebagai laba/rugi dalam periode akuntansi pada saat terjadinya.

q. Laba usaha dan laba bersih per saham

Laba usaha dan laba bersih per saham untuk tahun yang bersangkutan dihitung masing-masing atas dasar laba usaha dan laba bersih tahun yang bersangkutan, dibagi dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar. Tidak ada obligasi konversi, opsi, atau waran yang dapat menimbulkan pengaruh dilusi pada laba usaha atau laba bersih per saham.

r. Penggunaan estimasi

Laporan keuangan konsolidasian yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi.

(15)

2001 (Konsolidasia

n)

2000 (Perseroan)

3. Kas dan setara kas 1.105.735 722.647

Kas 488 481

Bank

Pihak ketiga – Rupiah :

HSBC 237 1.310

ANZ Bank 496 17

ABN Amro Bank 85.165 1.499

Bank Mandiri 8.465 29.893 Bank BNI 2.279 736 Citibank 49.818 39.907 Deutsche Bank 38.902 4.820 Lippo Bank 18.113 13.349 Bank BCA 6.201 1.401

Bank Bali, Bank Niaga, Standard Chartered Bank

(masing-masing saldo kurang dari 1.000) 336 975

Pihak ketiga - US Dollar :

ABN Amro Bank 206.723 21.353

Citibank 25.113 178.837

Standard Chartered Bank 1.852 1.274

Deutsche Bank 7.022 2.578

Pihak ketiga - Euro (EUR) :

ABN Amro Bank 7 7

Deutsche Bank 2.398 7.993

Deposito berjangka (jatuh tempo dalam tiga bulan) :

Pihak ketiga - Rupiah :

Deutsche Bank 107.101 -

Bank BNI 22.717 -

ABN Amro Bank 50.000 101.703

HSBC 35.000 75.000

ANZ Bank 50.000 13.359

Citibank 383 518

Pihak ketiga - US Dollar :

(16)

2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan) Bank Mandiri 31.350 - Lippo Bank 20.900 - Citibank 282.150 - Bank BNI 52.519 -

Standard Chartered Bank - 97.765

ANZ Bank - 59.477

Bunga per tahun deposito berjangka tersebut diatas berkisar

antara : Deposito – Rupiah 10% - 17,88% 8% - 12,50% Deposito – US Dollar 1,60% - 6,25% 3% - 6,25% 4. Piutang usaha Pihak ketiga : 288.839 340.400 Rupiah 261.319 319.290 US Dollar 28.928 22.869

Dikurangi: penyisihan piutang ragu-ragu (1.408) (1.759)

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa : 11.810 13.403

Unilever Australia Ltd (Australia) 1.906 3.389 Unilever Malaysia Holdings (Malaysia) 4.188 - Unilever Thai Holdings (Thailand) 3.351 -

Unilever Taiwan Ltd (Taiwan) - 4.529

Lain-lain (masing-masing saldo kurang dari 1.000) 2.365 5.485

Piutang usaha pihak ketiga dalam mata uang Rupiah terdiri atas piutang usaha dari distributor-distributor di seluruh kepulauan Indonesia.

Piutang usaha pihak ketiga dalam mata uang US Dollar terdiri

atas piutang usaha dari distributor luar negeri.

Analisa umur piutang usaha adalah sebagai berikut : 288.839 340.400

Lancar 227.799 333.253

(17)

2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan)

Perubahan penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut : (1.408) (1.759)

Penyisihan piutang ragu-ragu – awal tahun (1.759) (1.729) (Tambahan)/ pengurangan penyisihan piutang ragu-ragu 59 (50)

Penghapusan piutang usaha 292 20

Penyisihan piutang ragu-ragu – akhir tahun (1.408) (1.759)

Berdasarkan penelaahan dari status masing-masing piutang usaha pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu per 31 Desember 2001 dan 2000 adalah cukup. 5. Piutang lain-lain Lancar 30.130 18.545 Uang muka 5.136 8.451 Pinjaman karyawan 20.158 10.034

Lain-lain (masing-masing saldo kurang dari 1.000) 4.836 60

Tidak lancar 76.522 73.050

Pinjaman karyawan 53.564 49.776

Sewa dibayar dimuka 14.095 17.447

Lain-lain (masing-masing saldo kurang dari 1.000) 8.863 5.827

Tidak dibuat penyisihan piutang ragu-ragu untuk akun diatas karena manajemen berpendapat bahwa saldo piutang akan tertagih seluruhnya dan sewa dibayar dimuka akan dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian sesuai dengan masa manfaatnya. 6. Persediaan 301.318 412.673 Barang jadi 193.089 246.103

Barang dalam proses 8.673 1.326

(18)

2001 (Konsolidasia

n)

2000 (Perseroan)

Barang dalam perjalanan 3.211 14.431

Suku cadang 21.966 21.905

Penyisihan untuk persediaan usang dan persediaan tidak

terpakai/tidak laris. (26.897) (24.753)

Manajemen yakin bahwa penyisihan untuk persediaan usang dan persediaan tidak terpakai/tidak laris telah mencukupi atas kemungkinan kerugian yang timbul dari persediaan usang.

Pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000 persediaan

Perseroan dan anak perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko yang disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, sabotase dan pengrusakan dengan jumlah pertanggungan asuransi sebesar masing-masing Rp 408 milyar (Rupiah penuh) dan Rp 400 milyar (Rupiah penuh). Menurut pendapat manajemen pertanggungan asuransi telah memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari risiko-risiko tersebut.

7. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan

istimewa

a. Piutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa 16.100 17.261

Unilever Business Group Services B.V. (Belanda) 15.630 14.675

UAL Lever Rexona (Australia) - 2.044

Lain-lain (masing-masing saldo individual kurang dari 1.000) 470 542

Tidak dibuat penyisihan piutang ragu-ragu untuk akun ini karena manajemen berpendapat saldo piutang tersebut akan tertagih seluruhnya.

b. Hutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa 31.979 28.072

Unilever N.V. (Belanda) 8.430 1.848

Unilever Business Group Services B.V. (Belanda) 20.948 3.058 Unilever United States, Inc. (Amerika Serikat) - 2.295

(19)

2001 (Konsolidasia

n)

2000 (Perseroan)

Zeepziederij de Hamer BV (Belanda) - 18.850 Lain-lain (masing-masing saldo kurang dari 1.000) 2.601 1.021

c. Berdasarkan syarat dan kondisi yang tercantum dalam

perjanjian dengan kelompok perusahaan Unilever, jasa-jasa tertentu diberikan oleh Unilever N.V. kepada Perseroan. Perseroan juga berhak menggunakan semua paten dan merek dagang Indonesia yang dimiliki oleh Unilever N.V. atau anggota kelompok perusahaan Unilever. Perjanjian selanjutnya menyebutkan bahwa sehubungan dengan pemberian hak-hak tersebut, Perseroan harus membayar imbalan tahunan sebesar dua persen (termasuk pajak penghasilan pasal 26) dari nilai penjualan kepada pihak ketiga selama tahun yang bersangkutan. Beban imbalan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 dan 2000 masing-masing berjumlah 115.576 dan 94.996. Persentase beban imbalan ini adalah 57% (2000 – 57%) dari jumlah fee yang dibayarkan ke kelompok perusahaan Unilever.

d. Pada tahun 1997, Perseroan mengadakan perjanjian

dengan Unilever Business Group Services B.V. (UBGS). Berdasarkan perjanjian ini, Perseroan akan membayar biaya tahunan untuk jasa-jasa regional yang diberikan oleh UBGS dan Perseroan akan membebani UBGS dengan biaya kelompok perusahaan yang dikeluarkan oleh Perseroan. Total biaya yang dibebankan kepada Perseroan oleh UBGS untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 dan 2000 masing-masing berjumlah 86.418 dan 71.138 dan setara dengan 43% (2000 – 43%) dari total fee yang dibayarkan ke kelompok perusahaan Unilever. Jumlah keseluruhan biaya yang dibebankan kepada UBGS oleh Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 dan 2000 masing-masing berjumlah 78.772 dan 37.146.

e. Pada 7 April 2000, Perseroan mengadakan perjanjian

distribusi dengan PT Kimberly Lever Indonesia (KLI) dimana KLI telah menunjuk Perseroan sebagai distributor eksklusif atas barang-barang KLI yang dijual di Indonesia.

(20)

2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan) f. Pada 1 Maret 2001 PT Anugrah Lever (PT AL), anak

perusahaan, mengadakan perjanjian distribusi makanan dengan PT Anugrah Kasih Karunia (PT AKK), perusahaan afiliasi, dimana PT AL menunjuk PT AKK sebagai distributor untuk daerah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi.

g. Pada 1 Maret 2001 PT AL mengadakan perjanjian manufaktur

dengan PT Anugrah Setia Lestari (PT ASL), perusahaan afiliasi, dimana PT ASL membantu pelaksanaan produksi, pengepakan dan penyimpanan produk-produk PT AL. Total pembayaran ke PT ASL selama tahun 2001 adalah 3.460.

h. Pinjaman karyawan 9.016 7.736

Perseroan memberikan pinjaman kepada karyawan kunci.

Pinjaman ini tidak dikenakan bunga.

i. Gaji dan tunjangan untuk dewan komisaris dan direksi 26.444 18.675

Persentase terhadap total biaya karyawan 12% 9%

Piutang dan hutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam neraca konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000 berhubungan dengan transaksi dengan kelompok perusahaan Unilever seperti disebutkan diatas.

Lihat catatan 19 dan 20 untuk perincian penjualan dan

pembelian barang dan jasa kepada/dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai

(21)

2001 (Konsolidasia

n)

2000 (Perseroan)

yang sama seperti transaksi dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.

8. Aktiva tetap

a. Mutasi kelompok-kelompok utama aktiva tetap (pemilikan langsung) adalah sebagai berikut :

Tahun yang berakhir 31 Desember 2001

Saldo 31 Desember

2000 Penambahan Transfer (Pelepasan)

Saldo 31 Desember

2001

Harga perolehan (termasuk nilai revaluasi) :

Tanah 37.957 3.680 - - 41.637 Bangunan 78.658 57.515 - - 136.173 Mesin dan peralatan 489.822 102.181 - (4.367) 587.636 Kendaraan bermotor 24.062 12.235 - (4.072) 32.225 Aktiva dalam penyelesaian 63.581 40.235 - - 103.816 T o t a l 694.080 215.846 - (8.439) 901.487 Akumulasi Penyusutan : Bangunan (12.907) (2.083) - - (14.990) Mesin dan peralatan (166.019

(22)

2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan) Kendaraan bermotor (9.187) (2.871) - 3.463 (8.595) T o t a l (188.113 ) (43.299) - 6.730 (224.682)

Nilai buku bersih 505.967 676.805

Tahun yang berakhir 31 Desember 2000

Saldo 31 Desember

1999 Penambahan Transfer (Pelepasan)

Saldo 31 Desember

2000

Harga perolehan (termasuk nilai revaluasi) :

Tanah 34.023 3.934 - - 37.957 Bangunan 72.076 - 6.596 (14) 78.658 Mesin dan peralatan 424.805 16.605 56.135 (7.723) 489.822 Kendaraan bermotor 18.187 7.684 - (1.809) 24.062 Aktiva dalam

(23)

2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan) T o t a l 599.433 104.193 - (9.546) 694.080 Akumulasi penyusutan : Bangunan (11.213) (1.808) 105 9 (12.907) Mesin dan peralatan (135.758) (33.727) (105) 3.571 (166.019) Kendaraan bermotor (8.342) (2.355) - 1.510 (9.187) T o t a l (155.313) (37.890) - 5.090 (188.113) Nilai buku bersih 444.120 505.967 b. Perseroan mempunyai 27 bidang tanah dengan sertifikat

Hak Guna Bangunan yang mempunyai sisa manfaat antara 8 dan 23 tahun.

c. Perhitungan (laba)/rugi pelepasan aktiva tetap adalah sebagai berikut :

Laba penjualan aktiva tetap (1.807) (207)

Harga perolehan 6.462 5.365

Akumulasi penyusutan (5.195) (4.272)

Nilai buku 1.267 1.093

Penerimaan dari aktiva yang dijual (3.074) (1.300) Laba penjualan aktiva tetap (1.807) (207)

Rugi dari aktiva tetap yang dihapuskan 442 3.363

Harga perolehan 1.977 4.181

Akumulasi penyusutan (1.535) (818)

Nilai buku 442 3.363

d. Harga perolehan diatas termasuk selisih penilaian kembali

tahun 1981 dan 1987, untuk kelompok-kelompok aktiva

sebagai berikut pada tanggal 31 Desember : 13.982 13.982

(24)

2001 (Konsolidasia

n)

2000 (Perseroan)

Mesin dan peralatan 10.782 10.782

Kendaraan bermotor 113 113

e. Aktiva dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember : 103.816 63.581

Bangunan 5.819 6.784

Mesin dan peralatan 97.997 56.797

Persentase penyelesaian untuk aktiva dalam penyelesaian

adalah sekitar 95% (2000 – 78%) dari jumlah biaya yang dianggarkan. Pembangunan diharapkan akan selesai sebelum 31 Desember 2002.

f. Beban penyusutan dialokasikan sebagai beban produksi

sebesar 22.798 (2000 – 21.009) dan beban usaha sebesar 20.501 (2000 – 16.881).

g. Per tanggal 31 Desember 2001 aktiva tetap Grup diasuransikan terhadap risiko kerugian dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 183 juta dan Rp 27.880 juta (Rupiah penuh) (2000 – US$ 173 juta dan Rp 23.294 juta) (Rupiah penuh), yang menurut pendapat manajemen telah memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul. Pertanggungan asuransi untuk setiap kelompok aktiva tetap adalah sebagai berikut:

Tahun yang berakhir 31

Desember 2001 Jumlah pertanggungan aktiva tetapNilai buku

US$

juta Rp ekuivalen Rp Rp

Bangunan, mesin dan peralatan 183 1.912.350 - 507.722 Kendaraan bermotor - - 27.880 23.630 183 1.912.350 27.880 531.352

Tahun yang berakhir 31

Desember 2000 Jumlah pertanggungan aktiva tetapNilai buku

(25)

2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan)

Bangunan, mesin dan peralatan 173 1.687.096 - 389.554 Kendaraan bermotor - - 23.294 14.875 173 1.687.096 23.294 404.429

9. Aktiva tidak berwujud 106.034 113.793

Harga perolehan 127.586 127.586

Dikurangi : Akumulasi amortisasi (21.552) (13.793) Aktiva tidak berwujud timbul dari perolehan atas hak usaha,

merek dagang dan hak cipta yang berhubungan dengan produk Hazeline dan Kecap Bango.

10. Hutang usaha Pihak ketiga : 570.797 421.371 - Rupiah 537.849 378.796 - US Dollar 32.948 42.575

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa-US Dollar 2.710 1.358

Lever Faberge Deutschland GmbH (Jerman) 1.702 - Lain-lain (masing-masing saldo individual kurang dari 1.000) 1.008 1.358

Saldo-saldo di atas berasal dari pembelian bahan baku,

barang-barang teknik, bahan pembantu dan belanja iklan.

11. Pajak

a. Beban pajak penghasilan (Konsolidasian) 371.401 328.181

Kini 384.918 338.579

Tangguhan - Tahun berjalan (6.766) (8.352)

- Tahun lalu (6.751) (2.046)

(26)

2001 (Konsolidasia

n)

2000 (Perseroan)

Beban pajak penghasilan tersebut diatas merupakan beban pajak penghasilan Perseroan. Per tanggal 31 Desember 2001 anak perusahaan, PT Anugrah Lever, masih dalam keadaan rugi baik secara komersial maupun fiskal sehingga tidak mempunyai beban pajak penghasilan dan tidak terhutang pajak penghasilan badan.

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan yang

disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian dengan taksiran laba kena pajak untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 dan 2000 adalah sebagai berikut :

Laba konsolidasian sebelum pajak penghasilan 1.258.256 1.141.386 Rugi bersih anak perusahaan sebelum pajak penghasilan 255 - Laba sebelum pajak penghasilan - Perseroan 1.258.511 1.141.386

Perbedaan waktu :

Penyisihan 30.182 29.884

Perbedaan antara penyusutan dan amortisasi komersial

dengan fiskal (4.720) (8.162)

Kewajiban manfaat pensiun (2.908) 6.118

Perbedaan tetap :

Penghasilan bunga kena pajak final (44.972) (58.918) Beban yang tidak dapat dikurangkan 47.025 18.318 Taksiran laba kena pajak 1.283.118 1.128.626

Jumlah penghasilan kena pajak berdasarkan perhitungan

diatas telah sesuai dengan taksiran penghasilan kena pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Perseroan.

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan Perseroan dengan hasil perkalian laba akuntansi Perseroan sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah

(27)

2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan)

Laba sebelum pajak 1.258.511 1.141.386

Beban pajak penghasilan 371.401 328.181

Pajak dihitung pada tarif pajak progresif 377.536 342.407 Penghasilan kena pajak final (13.491) (17.675) Beban yang tidak dapat dikurangkan 14.107 5.495 Pajak tangguhan tahun lalu (6.751) (2.046)

b. Aktiva pajak tangguhan 31.464 9.511 31 Desember 2000 Penyesuaian ke saldo laba Dibebanka n ke laporan laba rugi 31 Desember 2001 - Penyisihan 32.039 - 15.144 47.183

- Perbedaan antara penyusutan dan

amortisasi komersial dan fiskal (45.824) - (1.416) (47.240) - Kewajiban manfaat pensiun 23.296 - (872) 22.424 - Kewajiban diestimasi untuk kompensasi

karyawan - 8.436 661 9.097 9.511 8.436 13.517 31.464 31 Desember 1999 Dibebanka n ke laporan laba rugi 31 Desember 2000 - Penyisihan 23.187 8.852 32.039

- Perbedaan antara penyusutan dan

amortisasi komersial dan fiskal (45.535) (289) (45.824) - Kewajiban manfaat pensiun 21.461 1.835 23.296 (887) 10.398 9.511

(28)

2001 (Konsolidasia

n)

2000 (Perseroan)

Per tanggal 31 Desember 2001 aktiva pajak tangguhan yang berasal dari saldo rugi fiskal anak perusahaan (PT Anugrah Lever) tahun 2001 sebesar Rp 76.500.000 (Rupiah penuh) belum dibukukan.

Menurut pendapat manajemen, aktiva pajak tangguhan Perseroan per 31 Desember 2001 akan dapat direalisasikan di tahun pembukuan mendatang.

c. Hutang pajak (konsolidasian) 34.922 116.157

- Perseroan 35.481 116.157

- Anak perusahaan (559) -

Hutang pajak (Perseroan) 35.481 116.157

Pajak penghasilan – tahun berjalan 384.918 338.579 Dikurangi : Pajak dibayar dimuka (358.331) (265.746)

Hutang pajak penghasilan badan pasal 29 26.587 72.833

Hutang pajak - pajak lain :

Pajak penghasilan pasal 21 3.758 10.992 Pajak pertambahan nilai 1.161 11.550 Pajak penghasilan pasal 23/26 3.975 20.782

Pajak dibayar dimuka (Anak perusahaan) (559) -

Pajak dibayar dimuka (595) -

Hutang pajak - pajak lain :

Pajak penghasilan pasal 21 14 -

Pajak penghasilan pasal 23/26 22 -

d. Administrasi

Berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia, Grup

menghitung, menetapkan, dan membayar sendiri jumlah pajak yang terhutang. Direktorat Jendral Pajak dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak dalam batas

(29)

2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan)

12. Biaya masih harus dibayar 198.063 176.961

Biaya promosi dan penjualan 37.203 46.969

Biaya restrukturisasi - 19.827

Biaya pegawai yang masih harus dibayar 85.467 41.301 Lain-lain (masing-masing saldo individual kurang dari 10.000) 75.393 68.864

13. Kewajiban pensiun

Perseroan

Perseroan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan

Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan No. KEP.283/KM.17/2000 tertanggal 3 Juli 2000 untuk mendirikan Dana Pensiun Unilever Indonesia (Dana Pensiun), yang dikelola oleh pengurus yang terpisah, bagi seluruh karyawan yang telah memenuhi persyaratan tertentu. Karyawan yang telah memenuhi persyaratan tertentu berhak memperoleh manfaat pensiun, cacat atau meninggal dunia.

Dana Pensiun akan mendapatkan dana melalui iuran-iuran,

yang sebagian besar ditanggung oleh Perseroan, dan cukup untuk memenuhi jumlah minimum yang diharuskan oleh peraturan dana pensiun yang berlaku.

Beban manfaat pensiun terdiri dari komponen-komponen

sebagai berikut : 29.056 24.359

Biaya jasa kini 8.860 7.291

Unsur bunga atas beban manfaat pensiun yang terhutang 9.960 9.300 Amortisasi biaya jasa lalu dan koreksi aktuaria. 10.236 7.768

Pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000 estimasi

kewajiban aktuaria dan nilai wajar aktiva Dana Pensiun berdasarkan perhitungan aktuaria terakhir tertanggal 18 Pebruari 2002 dan 21 Maret 2001 yang dilakukan oleh PT Watson Wyatt Purbajaga adalah sebagai berikut :

(30)

2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan) Kewajiban aktuaria 162.602 136.702

Nilai wajar aktiva Dana Pensiun (belum diaudit) (39.418) (6.743) Selisih lebih kewajiban aktuaria atas nilai wajar aktiva Dana

Pensiun 123.184 129.959

Berikut ini adalah asumsi utama aktuaria yang digunakan untuk

menentukan kewajiban manfaat pensiun : a. Tingkat diskon (discount rate) : 13% per tahun b. Kenaikan gaji yang mendapat pensiun (pensionable salary

increase) : 11% per tahun c. Kenaikan pensiun (pension increases) : 5% per tahun

Kewajiban manfaat pensiun, terdiri dari : 71.506 76.617

Saldo awal 76.617 71.536

Penambahan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasian 29.056 24.359 Transfer ke Dana Pensiun (34.167) (12.745) Pensiun yang telah dibayar oleh Perseroan - (6.533)

14. Hak minoritas

Hak kepemilikan minoritas atas kekayaan bersih anak perusahaan :

PT Anugrah Lever (AL) – persentase kepemilikan 35% 6.911 -

Nilai tercatat – awal tahun 7.000 -

Bagian rugi bersih tahun berjalan (89) -

15. Modal saham 76.300 76.300

Modal dasar, seluruhnya ditempatkan dan disetor penuh oleh : Mavibel (Maatschappij voor Internationale Beleggingen) B.V.

Rotterdam, Belanda: 648.487.750 lembar saham dengan nilai

nominal Rp 100 (Rupiah penuh) per lembar saham. 64.849 64.849

(31)

2001 (Konsolidasia

n)

2000 (Perseroan)

Masyarakat (tercatat dalam Bursa Efek Jakarta dan Surabaya): 114.512.250 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per

lembar saham (Rupiah penuh). 11.451 11.451 Pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000, Mavibel B.V. yang

memiliki 648.487.750 lembar saham atau 85% dari jumlah modal dasar, ditempatkan dan disetor, merupakan pemegang saham utama Perseroan; tidak ada pemegang saham lain yang memiliki saham lebih dari 2,9% (2000 – 1,9%) dari jumlah modal dasar, ditempatkan dan disetor Perseroan.

Pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000, Direksi yang

memiliki saham publik adalah :

Direksi : - Tn. Inarto Setiadi - Tn. Hanafiah Djajawinata - Tn. Josef Bataona Masing-masing dengan pemilikan tertinggi tidak lebih dari

0,001% (2000 – 0,001%) dari jumlah modal dasar, ditempatkan dan disetor Perseroan.

Tidak ada anggota dewan komisaris yang memiliki saham

publik Perseroan.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 13 Juni 2000, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan pemecahan saham (stock split) dengan mengubah nilai nominal saham dari Rp 1.000 (Rupiah penuh) menjadi Rp 100 (Rupiah penuh) per saham.

16. Agio Saham 15.227 15.227

(32)

2001 (Konsolidasia

n)

2000 (Perseroan)

Agio saham merupakan selisih antara harga jual (Rp 3.175 setiap lembar saham) (Rupiah penuh) dengan nilai nominal (Rp 1.000 setiap lembar saham) (Rupiah penuh) untuk 9.200.000 saham yang dijual melalui Bursa Efek di Indonesia pada bulan Desember 1981, setelah dikurangi kapitalisasi ke modal saham melalui pembagian 4.783.333 saham bonus sebesar Rp 4.783.333.000 (Rupiah penuh) pada tahun 1993.

17. Dividen 564.620 297.570

Dividen final tahun 2000 373.870 -

Dividen interim tahun 2001 190.750 -

Dividen final tahun 1999 - 144.970

Dividen interim tahun 2000 - 152.600

18. Penyisihan untuk cadangan umum

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham

Tahunan sesuai dengan Akta Notaris Singgih Susilo SH No. 81 tanggal 31 Mei 1999, telah disetujui untuk menyisihkan saldo laba tahun 1998 sebesar 15.260 sebagai dana cadangan sesuai dengan ketentuan Pasal 61 undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1995 mengenai Perseroan Terbatas yang dikeluarkan pada bulan Maret 1995.

19. Penjualan bersih 6.012.611 4.870.972 Dalam negeri 5.703.351 4.611.809 Ekspor 309.260 259.163 Penjualan Perseroan kepada kelompok perusahaan Unilever

yang berhubungan dengan Mavibel B.V. (pemegang saham), berjumlah 175.362 dan 73.454 berturut-turut untuk tahun yang berakhir pada tanggal – tanggal 31 Desember 2001 dan 2000, atau masing-masing setara dengan 2,92% dan 1,51% dari total penjualan bersih.

(33)

2001 (Konsolidasia

n)

2000 (Perseroan)

Perincian penjualan kepada kelompok perusahaan

Unilever adalah sebagai berikut : 175.362 73.454

Unilever Australia Ltd (Australia) 70.133 21.490 Unilever New Zealand (Selandia Baru) 21.130 2.654 Unilever Singapore (Singapura) 7.439 2.242 Unilever Malaysia Holdings Sdn. Bhd. (Malaysia) 25.309 9.782

Lipton Japan K.K. (Jepang) 3.355 3.454

Unilever Korea Ltd (Korea Selatan) 3.006 9.232 Unilever Taiwan Ltd. (Taiwan) 14.190 19.830 Unilever Thai Holdings (Thailand) 10.086 - Unilever Philippines Inc (Filipina) 3.652 - Lever Brothers West Indies, Trinidad W.J. (Guyana) 3.021 1.678 Unilever Market Development, Durban South Africa (Afrika

Selatan) 2.535 2.362

PT Anugrah Kasih Karunia (Indonesia) 10.510 - Lain-lain (masing-masing saldo kurang dari 1.000) 996 730

20. Beban pokok penjualan 3.256.098 2.594.253

Komponen beban pokok penjualan adalah sebagai berikut :

Bahan baku

- Awal tahun 165.244 176.615

- Pembelian 2.880.466 2.358.802

3.045.710 2.535.417

- Akhir tahun (99.556) (165.244)

Bahan baku yang digunakan 2.946.154 2.370.173 Biaya tenaga kerja langsung 73.941 54.260

Penyusutan 22.798 21.009

Beban pabrikasi lainnya 167.538 134.389 Jumlah beban produksi 3.210.431 2.579.831

Barang dalam proses

- Awal tahun 1.326 5.874

- Akhir tahun (8.673) (1.326)

Harga pokok produksi 3.203.084 2.584.379

Barang jadi

- Awal tahun 246.103 255.977

(34)

2001 (Konsolidasia

n)

2000 (Perseroan)

Pembelian Perseroan dari kelompok perusahaan Unilever yang berhubungan dengan Mavibel B.V. (pemegang saham), pada tahun 2001 dan 2000 masing-masing berjumlah 80.617 dan 42.602 untuk tahun yang berakhir berturut-turut pada 31 Desember 2001 dan 2000, yang mana setara dengan 2,58% dan 1,7% dari total seluruh pembelian barang dan jasa.

Pembelian barang dan jasa dari pihak yang mempunyai

hubungan istimewa terdiri dari: 80.617 42.602

PT Kimberly Lever Indonesia (Indonesia) 72.479 31.693 PT Anugrah Setia Lestari (Indonesia) 3.460 -

Lipton Ltd Mombasa (Kenya) 3.028 4.157

UAL Lever Rexona (Australia) - 5.484

Diversey Lever Ltd (United Kingdom) 1.076 - Lain-lain (masing-masing saldo kurang dari 1.000) 574 1.268

21. a. Beban pemasaran dan penjualan 1.236.175 941.802

Iklan, promosi dan riset 794.541 665.049

Penyusutan aktiva tetap 6.750 6.789

Gaji dan tunjangan 170.169 114.798

Perjalanan dinas dan entertainmen 46.335 14.855

Reparasi dan pemeliharaan 5.528 5.072

Biaya distribusi 143.748 108.157

Lain-lain 69.104 27.082

b. Beban umum dan administrasi 376.738 316.355

Service fee 201.994 166.135

Gaji dan tunjangan 59.370 37.102

Pensiun 29.056 24.359

Telekomunikasi 21.591 22.392

(35)

2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan) Jasa konsultan 18.461 11.644 Lain-lain 8.831 28.687 22. Biaya karyawan 303.480 196.906 Jumlah karyawan permanen Grup pada tanggal 31 Desember

2001 dan 2000 masing-masing adalah 2.467 dan 2.199 orang.

23. Aktiva dan kewajiban dalam valuta asing

Aktiva dan kewajiban dalam berbagai valuta asing adalah sebagai berikut (valuta asing selain US Dollar dinyatakan dalam nilai setara dengan US Dollar).

US$ US$

Aktiva :

Kas dan setara kas 60.290.335 44.882.499

Piutang usaha

- Pihak ketiga 2.768.230 2.356.444 - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 1.130.126 1.415.810 Piutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa 1.539.358 265.160 65.728.049 48.919.913

Kewajiban :

Hutang usaha

- Pihak ketiga 3.152.904 4.365.799

- Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 259.371 139.219 Hutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa 3.060.180 2.878.609 Biaya masih harus dibayar 888.687 8.408

Hutang lain-lain 618.393 176.872

7.979.535 7.568.907 Kelebihan aktiva atas kewajiban dalam valuta asing 57.748.514 41.351.006

(36)

2001 (Konsolidasia

n)

2000 (Perseroan)

Jika diperlukan, Grup akan melakukan kontrak pembelian valuta asing untuk mengurangi dampak perubahan kurs mata uang asing terhadap aktiva dan kewajiban dalam valuta asing. Pada tanggal 31 Desember 2001 Grup tidak mempunyai kontrak pembelian valuta asing karena manajemen berkeyakinan bahwa aktiva dalam valuta asing yang dimiliki Grup saat ini cukup untuk membayar kewajiban dalam mata uang asing.

24. Ikatan dan kewajiban bersyarat

a. Perseroan mempunyai ikatan untuk pembelian aktiva tetap

berjumlah sekitar Rp 37,8 milyar dan pembelian bahan baku Rp 16,6 milyar pada tanggal 31 Desember 2001 (2000 – Rp 7,2 milyar untuk pembelian aktiva tetap) (Rupiah penuh).

b. Sewa yang harus dibayar berdasarkan perjanjian sewa

menyewa (“operating lease”) :

Tahun berakhir 31 Desember

2001 (dalam ribuan) US$ (dalam jutaan) Rp

Jatuh tempo dalam waktu

1 tahun 1.306 -

Tahun berakhir 31 Desember

2000 (dalam ribuan) US$ (dalam jutaan) Rp

Jatuh tempo dalam waktu

1 tahun 1.440 3.823

2-5 tahun 1.290 9.409

c. Perseroan memperoleh fasilitas "kredit revolving" pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000 dari :

(37)

2001 (Konsolidasia n) 2000 (Perseroan) Citibank 10 - 10.000

ABN AMRO Bank - 200.000 -

Deutsche Bank 5 - -

HSBC - 10.000 3.000

Total fasilitas 15 210.000 13.000 Fasilitas ini akan ditinjau kembali setiap tahun. Pinjaman

ini merupakan pinjaman jangka pendek tanpa jaminan dan dibebani bunga sesuai dengan tingkat bunga pasar yang berlaku. Per 31 Desember 2001 dan 2000, Perseroan tidak menggunakan fasilitas hutang jangka pendek ini.

25. Kondisi ekonomi

Indonesia mengalami kesulitan ekonomi berkepanjangan yang diperburuk dengan melemahnya ekonomi global pada tahun 2001. Pemulihan stabilitas ekonomi di Indonesia sangat tergantung pada efektifitas kebijakan yang diambil pemerintah, keputusan lembaga peminjam internasional, perubahan dalam kondisi ekonomi global dan faktor-faktor lain, termasuk perkembangan peraturan dan politik, yang berada di luar kendali Grup.

Kondisi tersebut mengakibatkan ketidakpastian ekonomi dan politik yang berkelanjutan. Laporan keuangan konsolidasian ini tidak memasukkan penyesuaian yang berkaitan dengan ketidakpastian tersebut dan manajemen Grup berkeyakinan bahwa ketidakpastian ini tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

(38)

2001 (Konsolidasia

n)

2000 (Perseroan)

Aktiva dan kewajiban moneter Grup pada tanggal 31 Desember 2001 telah dilaporkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs 1 US$ = Rp 10.450 (Rupiah penuh). Sejak tanggal 31 Desember 2001, kurs tersebut telah berubah dari 1 US$ = Rp 10.450 (Rupiah penuh) menjadi 1 US$ = Rp 10.330 (Rupiah penuh) pada tanggal 1 Pebruari 2002. Pada masa mendatang, kurs masih mungkin berubah-ubah dan mata uang Rupiah mungkin mengalami depresiasi atau apresiasi secara signifikan terhadap mata uang lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

Objek dari penelitian tindakan kelas ini adalah (1) implementasi model pembelajaran dengan metode problem solving pada siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sojol Utara, (2)

Adapun sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder serta variable yang diteliti berupa variable independen (bebas) dan variable dependen (terikat). Data

Setelah dilakukan alternatif perbaikan pada lahan parkir dengan penambahan lokasi parkir sepeda motor yang baru dengan cara memanfaatkan lahan yang masih kosong pada bagian

Pembayaran tersebut dilakukan sesegera mungkin, paling lambat 7 (tujuh) Hari Bursa sejak Formulir Penjualan Kembali Unit Penyertaan dari Pemegang Unit Penyertaan yang telah

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang

Android, Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC berbasis Android (Revisi Ked). Bandung:

Suatu karya sastra perlu ditafsirkan sebab di satu pihak karya sastra terdiri dari bahasa, di pihak lain, di dalam bahasa sangat banyak makna yang tersembunyi

Faktor Eksternal.. 63 kelemahan besar, maka perusahaan akan berusaha untuk mampu mengatasi dan mengubah menjadi sebuah peluang. a.) Memanfaatkan pengalaman petani dalam