• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JULII 2015 SEBESAR 95,42 ATAU NAIK SEBESAR 0,76 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JULII 2015 SEBESAR 95,42 ATAU NAIK SEBESAR 0,76 PERSEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

No.54/08/71/Th.IX, 03 Agustus 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA

JULII 2015 SEBESAR 95,42 ATAU NAIK SEBESAR 0,76 PERSEN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.

Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara

 Bulan Juli 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 95,42 atau naik sebesar 0,76 persen dibanding NTP Juni 2015 yaitu sebesar 94,70. Peningkatan NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 1,19 persen, dimana indeks ini melampaui indeks harga yang dibayar petani yang hanya meningkat sebesar 0,42 persen. Sedangkan pertumbuhan NTP tahun kalender menurun sebesar 1,99 persen dan pertumbuhan NTP YoY menurun sebesar 4,32 persen.

 Bulan Juli 2015, di daerah perdesaan Provinsi Sulawesi Utara terjadi inflasi sebesar 0,48 persen. Inflasi perdesaan ini disebabkan oleh meningkatnya indeks pada kelompok pengeluaran makanan jadi yang mendominasi kelompok pengeluaran lainnya, sebesar 0.87 persen.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sulawesi Utara di bulan Juli 2015 sebesar 103,21 atau meningkat sebesar 0,97 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya, sebesar 102.22.

(2)

umum yang dihitung di 33 provinsi, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari

Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi rumah tangga dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan

produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 1

NILAI TUKAR PETANI (NTP) GABUNGAN PROVINSI SULAWESI UTARA JULI 2015 (2012 = 100)

Rincian

Indeks Gabungan Sulut Perubahan (%) Juni’15 Juli’15 Prbhn Juli’15 thd Juni’15 Tahun Kalender YoY [1] [2] [3] [4] [5] [6]

Indeks Harga yang Diterima Petani 112.34 113.68 1.19 -0.76 1.57 Indeks Harga yang Dibayar Petani 118.64 119.14 0.42 1.26 6.16

Konsumsi Rumah Tangga 121.91 122.49 0.48 1.67 6.97

Bahan Makanan 129.19 129.92 0.56 2.38 8.88

Makanan Jadi 114.86 115.86 0.87 3.57 6.48

Perumahan 116.45 116.56 0.09 1.19 4.39

Sandang 109.12 109.21 0.08 0.29 3.45

Kesehatan 110.91 111.84 0.84 3.80 5.97

Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 105.49 106.18 0.65 0.91 2.82

Transportasi dan Komunikasi 129.20 129.33 0.10 -3.08 6.90

BPPBM 109.90 110.14 0.22 0.08 3.63

Bibit 108.97 108.75 -0.20 -0.41 1.72

Obat-obatan & Pupuk 106.35 106.94 0.56 0.10 2.17

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 107.65 107.82 0.16 1.43 2.47

Transportasi 128.90 129.23 0.26 -6.05 10.60

Penambahan Barang Modal 106.49 106.71 0.21 0.17 1.51

Upah Buruh Tani 110.47 110.47 0.00 1.91 4.20

Nilai Tukar Petani 94.70 95.42 0.76 -1.99 -4.32

(3)

Tabel 2

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA JUNI 2015 (2012 = 100)

Subsektor Bulan % Perub. Juni'15 Juli’15

[1] [2] [3] [4]

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 111.14 112.14 0.89

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 119.75 120.29 0.44

c Nilai Tukar Petani (NTPP) 92.81 93.22 0.45

2 Hortikultura

a Indeks Harga yang Diterima (It) 123.08 123.62 0.44

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 119.21 119.79 0.49

c Nilai Tukar Petani (NTPH) 103.25 103.20 -0.04

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 102.60 104.84 2.18

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 119.19 119.72 0.44

c Nilai Tukar Petani (NTPR) 86.09 87.58 1.73

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 115.87 116.72 0.74

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 114.56 114.90 0.30

c Nilai Tukar Petani (NTPT) 101.14 101.59 0.44

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 126.76 128.14 1.09

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 119.84 120.26 0.35

c Nilai Tukar Petani (NTNP) 105.77 106.55 0.74

5.1. Perikanan Tangkap

a Indeks Harga yang Diterima (It) 133.93 135.73 1.34

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.34 120.73 0.32

c Nilai Tukar Petani (NTN) 111.30 112.43 1.01

5.2. Perikanan Budidaya

a Indeks Harga yang Diterima (It) 113.82 114.45 0.55

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 118.95 119.42 0.40

c Nilai Tukar Petani (NTPi) 95.69 95.83 0.16

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sulawesi Utara, NTP pada bulan Juli 2015 sebesar 95,42 atau meningkat sebesar 0,76 persen dibanding NTP bulan Juni 2015 sebesar 94,70. Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani melalui harga barang/produk pertanian yang dihasilkan mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan indeks yang dikeluarkan petani berupa konsumsi rumah tangga dan keperluan produksi pertanian, seperti terlihat pada Tabel 1. Di sisi lain NTP Sulawesi Utara masih berada di bawah nilai 100, artinya bahwa daya beli petani di Sulawesi Utara masih belum lebih baik dibandingkan dengan keadaan di tahun dasarnya, 2012. Atau dengan kata lain bahwa kesejahteraan petani di Sulawesi Utara dapat diindikasikan masih kurang lebih baik dibandingkan tahun dasarnya, 2012.

(4)

1. Indeks harga yang diterima petani (I

t

)

Indeks harga yang diterima petani (It) adalah indeks yang berasal dari seluruh harga-harga yang

didapatkan petani dari hasil penjualan seluruh komoditi pertanian yang diusahakan.

Pada bulan Juli 2015 indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Sulawesi Utara mencapai

nilai 95,42. Indeks harga yang diterima ini mengalami peningkatan sebesar 0,76 persen jika dibandingkan dengan keadaan di bulan Juni 2015, sebesar 94,70. Peningkatan It terjadi di seluruh subsektor pertanian,

dimana pertumbuhan yang terjaid pada subsektor tanaman perkebunan rakyat (TPR), sebesar 2,18 persen.

2. Indeks harga yang dibayar petani (I

b

)

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat menunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang

dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya rumah tangga petani yang merupakan bagian kelompok terbesar yang ada di daerah perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Sulawesi Utara di bulan Juli 2015 adalah sebesar 119,14,

meningkat sebesar 0,42 persen dibandingkan bulan Juni 2015, sebesar 118,64. Sama halnya dengan It,

indeks Ib mengalami pertumbuhan di seluruh sub sector pertanian, dimana pertumbuhan yang terbesar

berada pada subsektor hortikultura, sebesar 0,49 persen.

3. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP)

NTP sub sektor tanaman pangan pada bulan Juli 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,45 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Juni 2015, dari nilai 92,81 di bulan Juni 2015 meningkat menjadi 93,22 di bulan Juli 2015. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 0,89 persen, dimana laju pertumbuhan ini melebihi petumbuhan indeks harga yang dibayar petani yang meningkat sebesar 0,44 persen.

Indeks harga yang diterima petani berasal dari kelompok padi dan palawija dimana indeks pada masing-masing kelompok ini mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,93% dan 0,85%. Komoditi yang memberikan peningkatan indeks yang diterima petani terbesar didominasi Gabah, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar, masing-masing sebesar 0,93%, 3,02%, dan 1,07%.

NTP pada sub sektor ini berada di bawah nilai 100, artinya bahwa tingkat daya beli rumah tangga petani pada sub sektor tanaman pangan di bulan Juli 2015 masih belum lebih baik dibandingkan keadaan di tahun dasar 2012.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

NTP subsektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 0.04 persen di bulan Juli 2015. Hal ini disebabkan peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih kecil dibanding dengan peningkatan indeks

(5)

harga yang dibayar petani. Peningkatan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,44 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,49 persen. Nilai NTPH di bulan Juni 2015 sebesar 103,25 menurun menjadi di bulan Juli 2015 sebesar 103,20.

Komoditi yang mendominasi penurunan indeks NTP sub sektor hortikultura adalah Cabai Rawit dan Bawang Merah, masing-masing turun sebesar 19,41% dan 12,90 persen.

Berbeda halnya dengan sub sektor tanaman pangan, NTP pada sub sektor hortikultura berada pada nilai di atas 100. Artinya adalah bahwa kemampuan daya beli rumah tangga petani sub sektor hortikultura dalam memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk biaya produksi dan penambahan barang modal untuk usaha pertaniannya lebih baik dibandingkan dengan keadaan di tahun dasar 2012.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan Juli 2015, NTPR mengalami peningkatan sebesar 1,73 persen, dari 86,09 di bulan Juni 2015 meningkat menjadi 87,58 di bulan Juli 2015. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan, sebesar 2,18 persen, dimana indeks ini lebih besar dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani yang meningkat sebesar 0,44 persen.

Peningkatan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh meningkatnya indeks beberapa komoditi pada sub sektor ini, antara lain kelapa, Pala Biji, dan Kakao, masing-masing sebesar 1,44%, 2,61%, dan 5,60%.

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

Sama halnya dengan sub sektor sebelumnya, di bulan Juli 2015 NTPT Peternakan mengalami peningkatan, sebesar 0,44 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan, sebesar 0,74 persen, melebihi peningkatan yang dialami indeks yang dibayarkan petani sebesar 0,30 persen.

Peningkatan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh peningkatan yang terjadi pada indeks pembentuk It yakni pada kelompok unggas dan hasil ternak yakni sebesar 1,80 persen dan 1,83

persen. Komoditi yang mempengaruhi peningkatan indeks ini adalah Ayam Buras, Ayam Ras Pedaging, dan Telur Ayam Ras, masing-masing sebesar 0,87%, 0,76%, dan 3,44%.

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

NTNP subsektor perikanan mengalami peningkatan sebesar 0,74 persen. Peningkatan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,09 persen, di sisi lain indeks

yang dibayarkan petani juga meningkat, hanya sebesar 0,35 persen. Peningkatan It pada Juli 2015

disebabkan oleh meningkatnya indeks harga yang diterima pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,34 persen dan perikanan budidaya sebesar 0.55 persen. Peningkatan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh meningkatnya indeks pada kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,44 persen dan BPPBM sebesar 0,14 persen.

(6)

1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

NTN subsektor perikanan pada kelompok penangkapan ikan mengalami peningkatan sebesar 1,01 persen di bulan Juli 2015. Nilai NTN pada subsektor ini di bulan Juni 2015 sebesar 111,30 dan di bulan Juli 2015 sebesar 112,43. Hal ini terjadi karena It meningkat, sebesar 1,34 persen lebih besar dibandingkan

dengan kenaikan Ib sebesar 0,32 persen. Peningkatan It disebabkan oleh peningkatan yang terjadi pada

kelompok penangkapan penangkapan laut sebesar 1,34 persen. Sedangkan pada kelompok penangkapan perairan umum sebesar bergerak konstan. Komoditi subsektor yang mempengaruhi peningkatan NTN subsektor ini berasal dari komoditi ikan cakalang, tongkol, dan selar, dengan masing-masing perubahan sebesar 1,50%, 1,57%, dan 3,44%.

2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

NTN subsektor perikanan budi daya di bulan Juli 2015 meningkat sebesar 0,16 persen. Peningkatan ini dikarenakan It mengalami peningkatan sebesar 0,55 persen, sedangkan indeks Ib hanya meningkat

sebesar 0,40 persen. Indeks It lebih banyak dipengaruhi oleh kelompok petani budi daya air tawar, sebesar

0,56 persen, sedangkan petani yang berusaha di budidaya air payau bergerak statis. Komoditi perikanan budidaya yang menjadi penyumbang terbesar pada peningkatan NTN subsektor ini adalah ikan Nila, Mujair, dan Mas, dengan masing-masing perubahan sebesar 0,53%, 0,63%, dan 0,19%.

Tabel 3.

NILAI TUKAR PETANI PER SUB SEKTOR DAN PERUBAHANNYA JULI 2015 (2012 = 100)

Subsektor dan Kelompok Bulan % Perub. Juni’15 Juli’15

[1] [3] [4] [5

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 111.14 112.14 0.89

- Padi 109.17 110.19 0.93

- Palawija 113.26 114.22 0.85

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 119.75 120.29 0.44

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.93 122.57 0.53

- Indeks BPPBM 112.30 112.45 0.14

2 Hortikultura

a Indeks Harga yang Diterima (It) 123.08 123.62 0.44

- Sayur-sayuran 123.76 124.95 0.96

- Buah-buahan 119.90 116.45 -2.88

- Tanaman obat 114.27 117.42 2.75

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 119.21 119.79 0.49

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.09 121.73 0.53

- Indeks BPPBM 110.60 110.90 0.27

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 102.60 104.84 2.18

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 102.60 104.84 2.18 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 119.19 119.72 0.44

(7)

4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sulawesi

Nilai Tukar Petani pada bulan Juli 2015 di pulau Sulawesi mengalami peningkatan di seluruh provinsi. Peningkatan NTP yang terbesar terjadi di Sulawesi Utara, sebesar 1.14 persen, sedangkan peningkatan NTP yang terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 1,57 persen. Jika dilihat dari besaran NTP yang diperoleh masing-masing provinsi, terdapat empat provinsi yang memiliki NTP di atas nilai 100, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Barat, sedangkan sisanya, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah masih berada dibawah nilai 100.

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.75 122.34 0.48

- Indeks BPPBM 109.09 109.38 0.26

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 115.87 116.72 0.74

- Ternak Besar 115.80 115.86 0.05

- Ternak Kecil 113.98 115.16 1.03

- Unggas 113.80 115.85 1.80

- Hasil Ternak 122.68 124.93 1.83

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 114.56 114.90 0.30

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.80 123.24 0.35

- Indeks BPPBM 105.84 106.09 0.24

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 126.76 128.14 1.09

- Tangkap 133.93 135.73 1.34

- Budidaya 113.82 114.45 0.55

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 119.84 120.26 0.35

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.95 123.49 0.44

- Indeks BPPBM 113.10 113.26 0.14

1. Perikanan Tangkap

a Indeks Harga yang Diterima (It) 133.93 135.73 1.34

- Penangkapan Perairan Umum 111.36 111.36 0.00

- Penangkapan Laut 133.94 135.74 1.34

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.34 120.73 0.32

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123.13 123.68 0.44

- Indeks BPPBM 114.28 114.34 0.05

2. Perikanan Budidaya

a Indeks Harga yang Diterima (It) 113.82 114.45 0.55

- Budidaya Air Tawar 113.81 114.45 0.56

- Budidaya Air Payau 114.83 114.83 0.00

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 118.95 119.42 0.40

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.62 123.16 0.44

- Indeks BPPBM 110.99 111.32 0.30

(8)

Tabel 4.

NTP 6 PROVINSI DI PULAU SULAWESI DAN PERSENTASE PERUBAHANNYA JULI 2015 (2012 = 100) No. Provinsi It Ib NTP Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] 1 Sulawesi Utara 113.68 1.19 119.14 0.42 95.42 0.76 2 Sulawes Tengah 116.05 1.11 118.17 0.50 98.21 0.61 3 Sulawesi Selatan 125.04 1.68 119.61 0.74 104.53 0.93 4 Sulawesi Tenggara 118.62 1.67 118.21 0.11 100.35 1.57 5 Gorontalo 122.30 0.49 120.32 0.23 101.65 0.26 6 Sulawesi Barat 121.88 0.86 115.72 0.33 105.32 0.53

5. Inflasi/Deflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Juli 2015, di daerah perdesaan Provinsi Sulawesi Utara terjadi inflasi sebesar 0,48 persen. Inflasi perdesaan ini disebabkan oleh meningkatnya indeks pada semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga, dan peningkatan indeks yang terbesar terjadi pada kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, tembakau, sebesar 0,87 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0.84 persen, seperti terlihat pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5.

INDEKS HARGA KONSUMEN PERDESAAN DAN PERUBAHANNYA PROVINSI SULAWESI UTARA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

Juni – Juli 2015 (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran Juni’15 Juli’15 Prbh Juli’15 thd Juni’15

[1] [2] [3] [4]

Konsumsi Rumah Tangga 121.91 122.49 0.48

Bahan Makanan 129.19 129.92 0.56

Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 114.86 115.86 0.87

Perumahan 116.45 116.56 0.09

Sandang 109.12 109.21 0.08

Kesehatan 110.91 111.84 0.84

Pendidikan, Rekreasi, & OR 105.49 106.18 0.65

(9)

6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor

Jika dilihat secara umum pada bulan Juli 2015 telah terjadi peningkatan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) sebesar 0,97 persen. Peningkatan NTUP persubsektor terjadi pada subsektor Tanaman Pangan dan Perkebunan Rakyat, dengan masing-masing penurunan sebesar 1.06 dan 2.12 persen. Di sisi lain, indeks yang diterima petani yang mengalami peningkatan berada pada subsektor Hortikultura, Peternakan, PerikananTangkap dan Budidaya, seperti yang terdapat pada tabel 6.

Tabel 6.

NILAI TUKAR USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN PER SUBSEKTOR PROVINSI SULAWESI UTARA, JUNI – JULI 2015 (2012=100)

Subsektor

Juni ‘15

Juli’15

Juli’15 thd

Juni’15

1. Tanaman Pangan

98.97 99.72 0.75

2. Hortikultura

111.29 111.48 0.17

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

94.05 95.85 1.91

4. Peternakan

109.47 110.02 0.50

5. Perikanan

112.07 113.14 0.95

a. Tangkap

117.20 118.71 1.29

b. Budidaya

102.55 102.81 0.25

(10)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Martedhy Mormin Tenggehi, S.Si

Kabid. Statistik Distribusi

BPS Provinsi Sulawesi Utara

Telepon: 0431-847044

Fax.: 0431-862204

Email: bps7100@bps.go.id

Homepage: http://sulut.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Perangkat Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Qanun Kabupaten Aceh Timur adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah Kabupaten yang bertanggung jawab kepada Bupati

Data pelaksanaan tindakan kelas penerapan Numbered Heads Together untuk meningkatkan motivasi dan komunikasi belajar matematika pada siswa kelas VII A SMP Negeri

Hasil simulasi menunjukan kondisi terbaik diperoleh pada saat sistem mendapat injeksi daya reaktif saat kapasitor 15 MVAR dipasang pada bus Bagan Batu, sedangkan

Dilihat dari industri yang pesaingnya sedikit, dibutuhkannya kemampuan dan keahlian yang khusus, dan pelanggan yang relatif price- insensitive ini maka Penulis akan menggali

Hal ini biasanya didasarkan pada perselisihan atara suami dan istri, perselisihan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat berasal dari salah

Apakah anda mengamalkan ajaran dari Tuanku Keramat syekh

Hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran matematika berbasis learning cycle 7E dengan pendekatan saintifik diperoleh persentase

No. Sementara itu, responden kurang setuju kalau kecenderungan berpikir negatif menghambat inovasi mereka. Mereka juga kurang setuju jika perasaan-perasaan negatif