• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Lingkar Pinggang dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner Di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan antara Lingkar Pinggang dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner Di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1061

Hubungan antara Lingkar Pinggang dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner Di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung

1

Nisa Fitri Mardhotillah, 2M. Rizki Akbar, 3Agung Firmansyah

1,2,3

Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116

Abstract: Coronary artery disease (CAD) is the most of cause of the death in developed countries and developing countries. Coronary artery disease patients usually have been impaired lipid profile (dyslipidemia) has closely linked with central obesity. Central obesity has been determined by waist circumference measurement. This research has done to determined the correlation between waist circumference and lipid profile in patients with coronary artery disease at RSUP Dr. Hasan Ssadikin Bandung. This research has been conducted by cross-sectional and analytic observational method. Obtained 80 patients which met the inclusion criteria. The result of this research shown that patients mostly have normal waist circumference less than 102cm. The measurement of lipid profile shown mostly of patients have normal total cholesterol level, normal HDL cholesterol level, normal LDL cholesterol level, and normal triglycerides level. That count is to be done by T-test Independent. The result of this research that there is no correlation between waist circumference and total cholesterol ( p = 0.984 ), HDL cholesterol ( p = 0.747 ), LDL cholesterol ( p = 0.512 ), and triglycerides ( p = 0.512 ) either in patients of groups at risk waist circumference and normal circumference. These results indicate that there is no correlation between waist circumference and lipid profile.

Key Words: Waist Circumference, Lipid Profile, Coronary Heart Disease

Abstrak. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di negara-negara maju maupun negara-negara berkembang. Pasien PJK umumnya memiliki gangguan profil lipid (dislipidemia) yang berhubungan erat dengan obesitas sentral. Obesitas sentral dapat ditentukan secara antropometri, salah satunya dengan pengukuran lingkar pinggang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid pasien PJK di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian dilakukan dengan observasional analitik menggunakan metode potong lintang. Didapatkan 80 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien memiliki lingkar pinggang kurang dari 102cm. Pemeriksaan profil lipid menunjukkan sebagian besar pasien memiliki kadar kolesterol total yang normal, kolesterol HDL yang normal, kolesterol LDL yang normal, dan trigliserida yang normal pula. Penghitungan menggunakan uji Independen T-test membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara lingkar pinggang dengan kolesterol total (p = 0,984), kolesterol HDL (p = 0,747), kolesterol LDL(p = 0,512), maupun trigliserida (p = 0,512) baik pada pasien dengan kelompok lingkar pinggang berisiko ataupun normal. Simpulan penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid pasien PJK di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Kata Kunci : Lingkar Pinggang, Profil Lipid, Penyakit Jantung Koroner

A. Pendahuluan

Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh

World Healt Organization (WHO) ada 4 penyakit tidak menular terbesar yaitu penyakit

kardiovaskular (penyakit jantung koroner dan stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.1

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian di negara-negara maju maupun negara berkembang. Di Amerika Serikat setiap tahun sebanyak 550.000 orang meninggal akibat PJK, dan di Eropa 20-40.000 orang dari 1 juta penduduk menderita PJK.2 Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian WHO di

(2)

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

seluruh dunia bahwa dari tahun ke tahun PJK akan mengalami peningkatan baik jangka kejadian dan tingkat kematiannya.3 Pada tahun 2008 penyakit kardiovaskuler telah membunuh 17,3 juta orang (31%) dari total semua kematian di dunia. Diperkirakan pada tahun 2030 sekitar 23,6 juta orang akan meninggal karena penyakit kardiovaskuler.4

Di Indonesia hasil survei Departemen Kesehatan RI yang menunjukkan bahwa prevalensi PJK di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, penyakit kardiovaskuler yang dalam hal ini penyakit jantung koroner menjadi penyebab kematian terbanyak setelah stroke dan hipertensi.1 Hasil dari Jakarta cardiovaskuler study pada tahun 2008, mencatat prevalensi infark miocard pada wanita mencapai 4,12% dan 7,6% pada pria. Angka ini jauh di atas prevalensi infark miokard pada tahun 2000, yakni hanya 1,2% saja.2

Pada orang obesitas terdapat peningkatan total lemak dalam tubuh dan obesitas di bagi menjadi dua yakni obesitas general (lemak subkutan) dan obesitas sentral (lemak visceral). Obesitas sentral merupakan penumpukan lemak yang terfokus pada bagian rongga abdominal. Obesitas sentral lebih berkaitan dengan dislipidemia dan kejadian penyakit jantung koroner.11-13 Pengukuran antropometri yang ketepatannya cukup tinggi untuk menentukan obesitas sentral dibandingkan indeks massa tubuh dan lingkar panggul adalah pengukuran lingkar pinggang. Ukuran lingkar pinggang normal pada laki-laki adalah 102 cm dan jika >102 cm maka memiliki risiko terhadap kejadian PJK.1 Pada individu dengan lingkar pinggang abnormal juga akan menunjukan terjadinya peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan penurunan kolesterol HDL.

Hasil penelitian yang di lakukan oleh (Salim Mohanna, dkk) menunjukan bahwa pada lingkar pinggang normal akan menggambarkan kadar kolesterol HDL yang meningkat (normal), sedangkan pada lingkar pinggang abnormal (diatas batas normal) kolesterol HDL mengalami penurunan yang signifikan.12,13 Karena dalam hal ini pengukuran lingkar pinggang memiliki hubungan yang erat dengan profil lipid dan dapat menentukan risiko penyakit kardiovaskuler maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Hubungan Antara Lingkar Pinggang dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung”. B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Observasi Analitik dengan pendekatan potong lintang atau cross-sectional terhadap hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid pada pasien penyakit jantung koroner. Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder, data primer diambil langsung dari pasien berupa pengukuran lingkar pinggang dan data sekunder adalah data yang diambil dari catatan rekam medis hasil pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan profil lipid pada pasien panyakit jantung koroner.

Data yang telah terkumpul akan dikelompokan menjadi kategorik numerik dan dianalisis dengan menggunakan metode Independent T-Test. Kemudian data akan disajikan dalam bentuk tabel.

C. Hasil Penelitian

Variabel pasien yang dilihat pada penelitian ini adalah usia, lingkar pinggang dan profil lipid, juga hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid. Seperti

(3)

Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015 dapat dilihat pada subbab dan tabel-tabel di bawah ini yang akan dijelaskan secara terperinci.

Tabel 1 Rata – rata Usia Pasien PJK

Usia (Tahun) Frekuensi %

 31-40  41-50  51-60  61-70  71-80 5 15 26 24 10 6,3 18,8 32,5 30 12,5

Tabel 1 menunjukan karakteristik usia pada pasien PJK, dimana usia paling banyak pada penelitian ini adalah rentang usia antara 51-60 tahun (32,5%). Ini menujukan bahwa penyakit jantung koroner paling banyak diderita pada usia >50 tahun. Usia memegang peranan penting dalam kejadian sindrom metabolik. Dengan semakin meningkatnya usia, maka prevalensi kegemukan akan meningkat terus sampai umur 50 tahun lebih untuk laki-laki.38

Tabel 2 Frekuensi Lingkar Pinggang pasien PJK

Lingkar Pinggang Frekuensi %

 Berisiko (>102 cm) 13 16,3

 Normal (≤102 cm) 67 83,7

Tabel 2 menunjukan karakteristik lingkar pinggang pada pasien PJK sebanyak 67 orang (83,7%) memiliki lingkar pinggang normal sedangkan 13 orang lainnya (16,3%) menunjukan lingkar pinggang berisiko.

Tabel 3 Gambaran Rasio HDL/LDL pasien PJK

(4)

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Rasio HDL/LDL (+) 26 32,5

Rasio HDL/LDL (-) 54 67,5

Keterangan : Rasio HDL/LDL (+) artinya > 1:3 dan memiliki risiko PJK yang tinggi, rasio HDL/LDL (-) artinya <1:3 dan memiliki risiko PJK yang lebih rendah

Tabel 3 dari jumlah rasio HDL/LDL diatas menunjukan sebagian besar pasien memiliki rasio HDL/LDL (-) yaitu sebanyak 54 orang (67,5%) dan sebagian yang lainnya memiliki rasio HDL/LDL (+).

Tabel 4 Frekuensi Profil Lipid pasien PJK

Variabel (mg/dl) Frekuensi % Kolesterol Total  <200  200-239  ≥240 61 15 4 76,3 18,7 5 Kolesterol HDL  <40  40-60  >60 30 42 8 37,5 52,5 10 Kolesterol LDL  <100  100-129  130-159  160-189  ≥190 25 28 17 6 4 31,3 35 21,2 7,5 5 Trigliserida  <150  150-199  200-499 53 15 66,3 18,7

(5)

Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

12 15

Total 80 100

Tabel 4 menunjukan karakteristik profil lipid pada pasien PJK, yaitu pasien PJK dengan kadar kolesterol total normal terdapat 61 orang (76,3%), kolesterol LDL normal terdapat 53 orang (66,3%), trigliserida normal terdapat 53 orang (66,3%), dan kolesterol HDL normal 72 orang (62,5%). Meskipun sebagian besar pasien PJK memiliki nilai kolesterol HDL yang normal, namun ditemukan pasien dengan nilai kolesterol HDL yang rendah sebanyak 30 orang, kadar HDL yang rendah ini disinyalir memiliki faktor risiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner.

Tabel 5 Uji Normalitas Antara Profil Lipid pada Kelompok Lingkar Pinggang Berisiko dan Normal

Jenis Kolesterol Kelompok Lingkar Pinggang Frekuensi Kolmogorov Smirnov Shapiro Wilk Nilai p Nilai P

Kolesterol Total  Berisiko

 Normal 13 67 0,200 0,070 Kolesterol HDL  Berisiko  Normal 13 67 0,054 0,724 Kolesterol LDL  Berisiko  Normal 13 67 0,200 0,515 Trigliserida  Berisiko  Normal 13 67 0,064 0,203

Tabel 5 Dari uji normalitas diatas, menunjukan hasil statistik dengan jumlah sampel <50 melihat nilai P pada Kolmogorov Smirnov dan jumlah sampel >50 melihat nilai P pada Shapiro Wilk , dapat dilihat bahwa seluruh data jenis kolesterol baik pada kelompok lingkar pinggang berisiko maupun yang normal mempunyai nilai p > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Karena data berdistribusi normal, maka untuk melihat perbedaan kadar kolesterol pada kelompok lingkar pinggang (berisiko/normal) dapat dilanjutkan dengan uji Independent T-test.

(6)

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan) Mean Standard Deviation p-value Kolesterol Total  LP Berisiko  LP Normal 174,15 174,40 40,49 42,33 0,984 Kolesterol HDL  LP Berisiko  LP Normal 42,69 43,74 6,89 11,27 0,747 Kolesterol LDL  LP Berisiko  LP Normal 118,62 118,34 43,88 37,84 0,982 Trigliserida  LP Berisiko  LP Normal 148,69 135,22 59,76 68,80 0,512

Keterangan : LP = Lingkar Pinggang

Tabel 6 menunjukan rata-rata kadar kolesterol total pada kelompok lingkar pinggang berisiko adalah 174,15 mg/dl, sedangkan pada kelompok lingkar pinggang tidak berisiko 174,40 mg/dl. Secara statistic dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kadar kolesterol total (nilai p = 0,984) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan tidak berisiko.

Rata-rata kadar kolesterol HDL pada kelompok lingkar pinggang berisiko adalah 42,69 mg/dl, sedangkan pada kelompok lingkar pinggang tidak berisiko 43,74 mg/dl. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kadar kolesterol HDL (nilai p = 0,747) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan tidakberisiko.

Rata-rata kadar kolesterol LDL pada kelompok lingkar pinggang berisiko adalah 118,62 mg/dl, sedangkan pada kelompok lingkar pinggang tidak berisiko 118,34 mg/dl. Secara statistic dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kadar kolesterol LDL (nilai p = 0,982) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan tidak berisiko.

Rata-rata kadar trigliserida pada kelompok lingkar pinggang berisiko adalah 148,69 mg/dl, sedangkan pada kelompok lingkar pinggang tidak berisiko 135,22 mg/dl. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kadar trigliserida (nilai p = 0,512) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan tidak berisiko.

(7)

Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015 Catatan untuk tabel 6 adalah jika didapatkan perbedaan rata-rata yang bermakna bila nilai p ≤ 0,05, bila nilai p > 0,05 maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan rata-rata yang bermakna secara statistik.

D. Pembahasan

Pada penelitian ini, ditemukan paling banyak pasien PJK dengan rentang usia 51 – 60 tahun sebanyak 26 orang (32,5%), lalu di susul dengan rentang usia 41-50 tahun sebanyak 15 orang (18,8%), dan yang terakhir sebanyak 5 orang (6,3%) pada rentang usia 31-40 tahun.

Adapun variabel yang diamati selain usia adalah lingkar pinggang dengan profil lipid. Lingkar pinggang adalah pengukuran antripometri yang dapat digunakan untuk menentukan obesitas sentral dan komplikasi metabolik yang terkait. Kriteria ukuran lingkar pinggang untuk kelompok laki-laki berisiko > 102 cm, dan lingkar pinggang normal ≤ 102 cm. Hasil penelitian didapatkan bahwa lingkar pinggang berisiko sebanyak 13 orang (16,3%), sedangkan lingkar pinggang normal sebanyak 67 orang (83,7%).

Lingkar pinggang dapat menggambarkan komplikasi metabolik salah satunya yaitu dislipidemia. Dislipidemia adalah gangguan pada kolesterol di dalam darah diantaranya kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida (profil lipid).

Karakteristik profil lipid pada pasien PJK, yaitu ditemukan paling banyak pasien PJK dengan kadar kolesterol total normal sebanyak 61 orang (76,3%), kolesterol LDL normal sebanyak 53 orang (66,3%), trigliserida normal sebanyak 53 orang (66,3%), dan kolesterol HDL normal sebanyak 72 orang (62,5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini pasien PJK memiliki profil lipid yang normal. Cara lain untuk mengetahui adanya kesenjangan pada profil lipid maka dapat dilakukan penghitungan rasio kolesterol HDL/LDL yang dihitung dengan perbadingan (1) HDL : (3) LDL, jika hasil dari perhitungan tersebut positif maka disinyalir menjadi faktor risiko PJK. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa lebih banyak pasien dengan rasio HDL/LDL negatif yaitu sebanyak 54 orang dibandingkan sebaliknya.

Berdasarkan hasil uji analisis bivariat, tidak ditemukan hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid. Hasil analisisnya menunjukan perbedaan rata-rata kadar kolesterol total (nilai p = 0,984) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal, perbedaan rata-rata kadar kolesterol HDL (nilai p = 0,747) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal, perbedaan rata-rata kadar kolesterol LDL (nilai p = 0,982) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal, perbedaan rata-rata kadar trigliserida (nilai p = 0,512) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal, karena dari seluruh data didapatkan memiliki nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara lingkar pinggang berisiko dan normal dengan kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida (profil lipid).

E. Kesimpulan

Pada penelitian ini, tidak terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid pada pasien penyakit jantung koroner antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal.

(8)

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan) DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan DepKes RD 2008. Riset Kesehatan

Dasar (RISKESDAS) 2007. Laporan Nasional 2007.

Adam, J. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing

Suastika K. 2004. Metabolic Syndrome Rural Population of Bali. International Journal of Obesity and Related Metabolic Disorders

Lin. W.Y., Lee, W.T., Chen, C.Y., et al. 2002. Optimal Cut-off Values For Obesity Using Simple Anthropometric Indeces to Predict Cardiovascular Risk Factors in Taiwan.

Lin.W.Y., Lee,W.T.,Chen,C.Y., et al.2002.Optimal Cutt-off Values For Obesity;Using Simple Anthropometric Indeces to Predict Cardiovascular Risk Factor in Taiwan.Int Obes Relat Metab Disor. 26:1232-1238

Garrows. 2000. Obesity in Human Nutrition and Dietetics, Chuechill, Livingstone Sumber Lain :

Jurnal kardiologi Indonesia, Melati R, Basuki E, Setianto B. Hubungan Antara Job Strain Dengan Terjadinya Infark Miokard Pada Pasien Pusat Jantung Nasional,http://indonesia/digitaljournals.org/index.php/karidn/article/download/ 331/327.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan

Kesehatan Jantung Meningkat,

http://www.bppsdmk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=articl e&id=173:menkes-akses-masyarakat-terhadap-pelayanan-kesehatan-jantung-meningkat&catid=38:berita&ltemid=82, 12 November 2012

IndonesiaSociety OfHypertension, Rahajoe AU, The Collaboration In Fighting

Hypertension And Its Complications Cardiologist’s Prespective,

Gambar

Tabel  1  menunjukan  karakteristik  usia  pada  pasien  PJK,  dimana  usia  paling  banyak  pada  penelitian  ini  adalah  rentang  usia  antara  51-60  tahun  (32,5%)
Tabel  3  dari  jumlah  rasio  HDL/LDL  diatas  menunjukan  sebagian  besar  pasien  memiliki  rasio  HDL/LDL  (-)  yaitu  sebanyak  54  orang  (67,5%)  dan  sebagian  yang  lainnya memiliki rasio HDL/LDL (+)
Tabel 4 menunjukan karakteristik profil lipid pada pasien PJK, yaitu pasien PJK  dengan kadar kolesterol total normal terdapat 61 orang (76,3%), kolesterol LDL normal  terdapat 53 orang (66,3%), trigliserida normal terdapat 53 orang (66,3%), dan kolesterol
Tabel  6  menunjukan  rata-rata  kadar  kolesterol  total  pada  kelompok  lingkar  pinggang  berisiko  adalah  174,15  mg/dl,  sedangkan  pada  kelompok  lingkar  pinggang  tidak  berisiko  174,40  mg/dl

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk (1) meninjau kesadaran metakognisi mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UHO secara umum, (2) meninjau kesadaran metakognisi mahasiswa

Daftar 7 merupakan fitur-fitur yang dibuat untuk memfasilitasi pihak otorisator dalam pengajuan tender yang akan dilakukan berikut spesifikasi dan syarat-syarat

Hasil penelitian menunjukkan kemampuan kognitif siswa pada jenjang memahami dengan menggunakan pendekatan konsep maupun pendekatan konteks menunjukkan kriteria baik,

Memberikan pemahaman bahwa kepemimpinan Perempuan perspektif Kearifan lokal Suku kajang di desa Tana Toa bahwa peran perempuan sangat penting karena perempuanlah yang mengajarkan

Penempatan sensor tersebut dipasang dibagian belakang pintu atau jendela ruangan, yang bertujuan untuk menghindari seringnya kita membuka pintu atau jendela yang dapat

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kandungan protein yang diperlukan untuk pertumbuhan ayam Kampung dari 2-12 minggu adalah 16% dengan kandungan energi termetabolis sebesar

[r]

[r]