• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE. Disain penelitian yang sesuai untuk dapat memahami permasalahan. dukungan keiuarga dan sosial dalam Pemulihan penyakit jantung k~roner, adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE. Disain penelitian yang sesuai untuk dapat memahami permasalahan. dukungan keiuarga dan sosial dalam Pemulihan penyakit jantung k~roner, adalah"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

METODE

Disain dan Penarikan Contoh

-

Disain penelitian yang sesuai untuk dapat memahami permasalahan dukungan keiuarga dan sosial dalam Pemulihan penyakit jantung k~roner, adalah cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada waktu yang sama dan retrospektif yaitu mencari informasi tentang frekuensi makqn dan riwayat sakit yang pernah dialami sebelum menderita penyakit jantung koroner ( PJK). Kriteria contoh adalah sebagai berikut :

1. Pasien pria usia 35

-

65 tahun.

2. Mengalami atau mulai pulih dari Penyakit Jantung Koroner

3. Menjadi Pasien rawat jalan Poli Jantung RS Pelni Petamburan Jakarta 4. Belum pernah menjalani operasi jantung.

5. Bermukim di wilayah DKI Jakarta.

6. Bersedia di wawancara dan menjadi contoh dalam penelitian iqi.

Populasi dan Teknik Penarikan Contoh.

Populasi target pada penelitian ini adalah semua pasien peqderita jantung koroner di Poli Jantung RS Pelni-Jakarta. Sampel pada penelitian ini ialah: pasien penderita jantung koroner yang berobat jalan di Poli Jantung. Pasien menderita PJK selama 1 tahun dan rutin memeriksa kesehatan 1 (satu) bulan sekali. Pasien penyaki jantung koroner akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

(2)

2. Kelompok yang mulai pulih, tapi masih tetap mengkonsultqsikan kondisi kesehatannya kepada dokter secara rutin.

Setiap kelompok akan diambil sebagai sampel sejumlah 30 orang.

l'empat dan Waktu

-

I. Penelitian dilakukan di Poli Jantung R.S Pelni

-

Jakarta pada bulan Maret

-

Agustus 2002. Proses tabulasi analisis data dan penulisan hasil penelitian

diselesaikan pada bulan November 2002. Penetapan rumah sakit Pelni

-

Jakarta didasarkan karena pertimbangan berikut :

1. R.S Pelni -Jakarta merupakan rumah sakit swasta tipe B+ ,yang ada di wilayah Jakarta. Sebagian besar pasien berasal dari kalangan

menengah keatas.

2. Jenis kelamin pria, merupakan jenis kelamin mayoritas dari penderita penyakit jantung koroner di R.S Pelni

-

Jakarta

3. Pasien penyakit jantung koroner di rumah sakit Pelni -Jakarta pada umumnya berusia > 35 tahun.

4. Pimpinan rumah sakii Pelni

-

Jakarta memberikan kepudahan dan fasilitas dalam persiapan dan pelaksanaan penelitian.

Jenis dan Cara Pennambilan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data sekunder meliputi tentang data keadaan umum, tujyan, profil, dan keadaan umum poli jantung R.S. Pelni

-

Jakarta, serta kondisi kesqhatan, daftar nama dan alamat contoh. Data primer terdiri dari sosial ekonomi, riwqyat sakit, skor risiko, persepsi terhadap kemudahanlkesulitan memperoleh pelayanaq medis, sikap

(3)

gizi dan kesehatan, praktek gizi dan kesehatan, dukungan diri, masyarakat, keluarga, medis dan data tentang frekuensi makan.

Data dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :

1. Data sekunder: kondisi kesehatan contoh, data diperoleh dari catatan rekam medis (medical record), kajian dokumentasi dan kepustakaan dari publikasi atau laporan instansi yang terkait.

2. Data primer: sosial ekonomi, riwayat sakit, skor risiko kardio vaskular Jakarta, persepsi terhadap kemudahanlkesulitan memperoleh pelayanan medis, sikap gizi dan kesehatan, praktek gizi dan kesehatan, cfukungan diri, dukungan masyarakat, dukungan keluarga, dukungan medis dan frekuensi makan dengan teknik wawancara langsung menggunakan kueqioner.

Penentuan kejadian saki dalam ilwayat sakit contoh berdasarkan penilaian menurut laboratorium Klinik RS Pelni Petamburan Jakarta dengan penilaian sqbagai berikut: Hiperkolesterol ( LDL > 160 mg I dl, HDL < 35 mg / dl, Trigliserida >. 150 ml I dl ). Hipertensi ( > 140190),tinggi asam urat : kadar asam urat > 3.4 n;lgldl.Diabetes rnellitus : kadar glukosa darah sesudah puasa 10 jam

.

80 mg / dl, 2 jam sesudah makan

>

130 mg 1 dl. Data tentang berat badan diperoleh dengan penimbangan langsung menggunakan alat timbangan injak. Tinggi badan qukur dengan menggunakan microtoise ( data sekunder). Data skor risiko dari lemak tubuh menurut Durnin dan Womesly (1974) membuat penggolongan lemak tubuh menjadi tiga bagian yaitu : kurus (1 0-1 5 %), sedang (1 5-20%), gemuk e 2 0 %).

Lemak tubuh dinilai dengan cara mengukur ketebalan lemak tubuh di 4 bagian yaitu biceps (daerah tengah lengan bagian depan), triceps (daerah tengah lengan bagian belakang), subscapular (daerah bagian bawah bahu belakang) dan suprailiac (claerah pinggang bagian depan). Pengukuran dilakukan pada bagian kanan tubuh,

(4)

dengan posisi contoh berdiri dalam keadaan santai. Pengukuran dilakukan masing- rrlasing 3 kali hasilnya kemudian di rata-rata menggunakan alat yang disebut skinfold caliper merk Lange dengan ketelitian 0.5 mm. Hasil pengukuran tersebut kemudian dihitung dengan cara memasukan nilai densitas tubuh yaqg didapat dari persamaan Sin.

Tabel 1 Persamaan regresi untuk menduga lemak tubuh orang dewasa

Umur

Laki-

Iaki

(Tahun

) a b

>50 1.1715 0.0779

17-72 1.1765 0.0744

Durnin & Womersley ( 1974 )

F%

=

persentase lernak tubuh, D

=

densitas tubuh.

Densitas (D) : a

-

b

log

C

A = Intercept B = Slope

(5)

Contoh pehitungan:

Contoh A adalah laki

-

laki umur 56 tahun, berat badan 65 Kg, setelah diukur ciidapat total tebal lipatan kulit di 4 bagian tubuh adalah 122 mm. Maka densitas tubuhnya (0)-nya adalah :

[I = 1 .I715

-

0.0779 log 122

= 1.171 5

-

0.0779 ( 2.086 )

= 1 .I715

-

0.1624

=

1.0091

Lemak tubuh ( % ) adalah

= 4951 1.0091

-

450

=

490.53

-

450

=

40.53 %

Berat lemak tubuh :

=

40.531100 x 65 Kg

=

26.34 Kg

Berat bukan lemak :

Data tentang Skor risiko penyakii jantung koroner digunakan Skor risiko menurut Kardio Vaskular Jakarta.Dengan penilaian sebagai berikut :

(6)

Tabel 2 Nilai Skor risiko PJK menurut Kardio Vaskular Jakarta I Skor Risiko Jenis kelamin Wanita Laki

-

laki Umur ( tahunl 25-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64

Tekanan darah sistoliW diastolik (mmHg < I 301~85 130-1 391~85-89 140-1 59IC90-99 160-1791<100-109 2 1801~110

lndeks massa tubuh ( ~ a l r n ~ l 125 26-29 230 Merokok Tidak Bebas Perokok Merokok

t

Diabetes Mellitus Tidak Keteranaan : Nilai Skor 0 I -4 -3 -2 0 1 2 3 0 I 2 3 4 0 I 2 0 3 4 I 0 Ya Aktifitas fisik Tidak ada Ringan Sedang Berat

Risiko rendah: Skor -7 sampai 1

2

2 1 0 -3

Risiko sedang: Skor 2 sampai 4 Kusmana. ( 2002)

(7)

F'enilaian Skor risiko menurut Kardio Vaskular Jakarta adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusmana selama 13 tahun yang dimulai pada tahuq 1988

-

2001 pada 3 Kecamatan di wilayah Jakarta Selatan.

lndeks Massa Tubuh

Skor risiko penyakit jantung koroner dinilai juga dari IMT (Indeks Massa Tubuh). Dikategorikan menjadi 5 tingkatan risiko yaitu: sangat rendah 20-25, rendah 26-30, sedang 31-35, tinggi 36-40, sangat tinggi >40. (WH0,1995).

Tabel 3. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Berat Badan

Tinggi Badan

I

I

merk Lange dengan ketelitian 0.5

1

PENGUMPULAN DATA No.

Penimbangan langsung 2 kali dengan timbangan berat badan injak, merk Sanidata kapasitas 130 kilogram, ketelitian 0.1 kilogram.

Pengukuran langsung 2 kali dengan microtoise ketelitian 0.1 Lemak Tubuh

DATA

cm .

Pengukuran langsung 3 kali dengan alat skin

-

fold caliper

I

pendapatan, status perkawinan,

I

kuesioner Umur, pendidikan, pekerjaan,

I

riwayat sakit. Skor risiko kardio

I

I

mm .

Wawancara menggunakan

/

vascular Jakarta, persepsi

1

I

1

terhadap kemudahanlkesulitan

I

I

1

memperoleh pelayanan medis,

1

I

/

sikap gizi dan kesehatan, praktek

/

I

I

gizi dan kesehatan, dukungan diri,

I

I

/

dukungan keluarga, dukungan

/

I

I

masyarakat, dukungan medis den

I

I

(8)

Pennolahan dan Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan analisis deskriptii berbasiskao tabulasi dan analisis kuantitatif I statistik.pengolahan data dilakukan dengan proses coding, editing, data entry dan cleaning. Disajikan dalam bentuk deskripti, tabulasi, serta inferensia data kuantitatif.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer program : Excel dan "SPSS 10.0 for Windows".

Karakteristik Sosial Ekonomi

Urnur contoh digolongkan menjadi 3 kelompok umur yaitu 35-44 tahun, 45-54 tahun dan 55-64 tahun.

Pendidikan contoh digolongkan menjadi pendidikan menengah (SMU) dan pendidikan tinggi (PT).

Pekerjaan contoh dikelompokan menjadi 4 yaitu ; pegawai negeri sipil (PNS), wiraswasta, pegawai swasta dan pensiunan.

Pendapatan perkapita keluarga diperoleh dari total pendapatan keluarga perbulan dibagi jumlah anggota keluarga. Pengolahan data pendapatan keluarga dilakukan setelah pendapatan perkapita dikategorikan menjadi 5 yaitu sangat rendah< Rp. 500.000,00, rendah > Rp. 500.000,OO

-

Rp. 1.000.000,00,

sedang> Rp. 1.000.000,00

-

Rp. 3.000.000,00, tinggi> Rp. 3.000.000,00

-

Rp 5.000.000,00 dan sangat tinggi > Rp. 5.000.000,00.

Status perkawinan terdapat 3 kategori yaitu menikah, duda dan bujangan.

Riwayat saki contoh dinilai dengan skor yang dihitung dari jqwaban contoh atas ada atau tidak jenis penyaki tertentu yang dialami, durasi dan fqekuensi sakit dan tempat berobat yang dikunjungi. Durasi sakit digolongkan menjadi 2 yaitu

5

1

(9)

bulan dan

2

1 bulan. Frekuensi dikategorikan menjadi 2 yaitu

5

3 kqli dan

1

dari 3 kali. Tempat berobat dikelompokan menjadi 2 ialah dokter umum dan dokter spesialis.

Skor risiko menurut kardio vascular Jakarta diukur dari 3 jenis penilaian yaitu risiko rendah dengan Skor -7 sampai I, risiko sedang Skor 2

-

4 dan risiko tinggi > 5. Skor risiko dari index massa tubuh dinilai berdasarkan 5 pengqolongan Skor

-

risiko. Sangat rendah Skor 20-25, rendah Skor 25-30, sedang 30-35, tinggi 35-40, dan sangat tinggi > 40. lndex massa tubuh (IMT) dengan rumus :

Menurut WHO 1995 skor lemak tubuh dinilai berdasarkan penggolongan sebagai berikut :

kurus

=

10-1 5%, normal 15-20%, dan gemuk >20%.

Persepsi terhadap kemudahanlkesulitan memperoleh pelavanan Medis

Persepsi contoh terhadap pelayanan medis merupakan paqdangan atau pemahaman segala aspek yang membantu terwujudnya kemudahan untuk memperoleh dukungan medis. Aspek yang dinilai meliputi kequdahan atau kesulitan tenaga medis untuk dihubungi. Tenaga medis terdiri dari ahli gizi, dokter Puskesmas, dokter praktek, dokter dan perawat rumah sakit. Cara penilaian pelayanan medis dikategorikan menjadi 3 yaitu : baik , cukup dan kurqng.

(10)

S i k a ~ Gizi dan Kesehatan

Dinilai dari Skor yang berasal jawaban atas 15 pertanyaan mengenai pola makan menu seimbang, cara memasak yang dianjurkan, olah raga teratur, kebiasaan minuman beralkohol dan kebiasaan merokok. Penilaian dibagi menjadi 2 yaitu positif dan negatif. positif apabila jumlah jawaban yang benar

2

7596, dan negatif

5

75%.

Praktek Gizi dan Kesehatan

Dinilai dengan Skor dari jawaban contoh atas 20 pertany~an mengenai makanan seimbang, aktivitas fisik, kebiasaan olah raga, kebiasqan merokok, kebiasaan makan bersama keluarga, dan kebiasaan makan di restoran. Skor tertinggi 20 dan terendah 0. Bila jawaban yang benar > 80% dan menqapat kategori kurang < 80%.

Jenis Bahan Makanan Dan frekuensi Makan

Jenis bahan makanan yang dikonsumsi beserta frekuensi konsumsi makan diperoleh dengan membuat penilaian awal menggunakan metode ~iwayat makan (Dietary History Method)

.

Dalam metode riwayat makan terdapat penggolongan sebagai :berikut : nama bahan makanan dan frekuensi makan

Frekuensi makan dibagi menjadi (1) > 1 ( satu) kali sehari , (2) Sekali sehari (3) 416 kali dalam seminggu , (4) 11 3 kali dalam seminggu , (5) sekali qtau beberapa kali dalam setahun. Perkiraan setiap makan dalam satuan gram.

Frekuensi makan contoh setelah mengalami PJK dibuat untuk satu hari yaitu untuk makan pagi, makanan selingan, makan siang ,makanan selingan sore dan makan malam. Frekuensi makan dibuat untuk satu minggu dan jenis bahan

(11)

makanan dibagi menjadi 6 jenis yaitu : (1) makanan pokok ; (2) lauk pauk ; (3) sayuran ; (4) buah-buahan ; (5) susu tanpa lemak ; (6) bahan makanan lain-lain misalnya ; gula, kopi, mentega dan minyak.

Dukunnan Diri

Dinilai dari aspek motivasi contoh untuk pulih. Terdapat 20 pertanyaan dengan total skor tertinggi 20 dan skor terendah 0. Pertanyaan yang termasuk dalam dukungan diri untuk pulih yaitu olah raga teratur, zikir qtau meditasi, pengobatan alternatif, rekreasi, obat tradisional, minum obat teratur, minum vitamin, minum air putih 8 gelaslhari, ada atau tidak anggota keluarga yang mengalami PJK, komplikasi penyakit, pengetahuan tentang PJK dan mengenal gejqla awal PJK. Dukungan diri di kategorikan positif apabila jumlah jawaban yang benar 1 7 5 % dan negatii bila

1

75%.

Dukunnan Masvarakat

Diukur dari aspek moril dan materil. Terdapat 10 pertanyaan dengan Skor tertinggi 10 dan terendah

0.

Pertanyaan yang mengandung aspek moril yaitu memberi nasehat, mengingatkan berobat, dan memberikan semangat. Sedangkan yang bersifat materil misalnya bantuan keuarrgan, obat-obatan, rqakanan serta transport. Penilaian dukungan masyarakat dikategorikan positii apqbila jawaban > 75% dan negatif

5

75%.

-

Dukuncran Keluama

Terdapat 2 aspek yang dinilai yaitu moril dan materil. skor penilaian diperoleh dari jawaban contoh atas 20 pertanyaan mengenai aspek moril dan materil. Bersifat moril yaitu mengatur pola makan, memberikan obat, menemani ke

(12)

dokter, mempelajari penyebab PJK, memberi nasehat dan kasih sayang. Sedangkan yang bersifat dukungan materil misalnya uang, makanan, obat-obatan dan transport untuk berobat. Skor tertinggi 20 dan terendah 0. Penilqian dukungan keluarga dikatakan positif apabila jumlah jawaban ~ 7 5 % dan negatif

5

75%.

Pukunclan Medis

Terdapat 2 aspek yang dinilai yaitu jenis pemeriksaan medis dan tempat berobat. Pemeriksaan medis dinilai dengan skor yang dihitung dari jayvaban contoh atas 12 pertanyaan mengenai tinggi badan, berat badan, pemeriksaan perut, pemeriksaan elektro kardiogram, pemeriksaan torax, test tread mill, diberi vitamin, diperiksa Hb, diukur tekanan darah, pemeriksaan detak jantung, nasehat dokter tentang pola makan dan nasehat dokter tentang rencana tindakan Pe~ulihan. Skor tertinggi 24 dan terendah 0. Penilaian dukungan medis dikatakan positii apabila jumlah jawaban

2

75% dan negatif

5

75%.

Tempat berobat dinilai dari tempat yang biasa dikunjungi contoh untuk berobat setelah mengalami penyakit jantung koroner. Terdapat 2 jenis tempat berobat yaitu: berobat pada dokter spesialis jantung dan berobat pada dokter umum. Berobat pada dokter spesialis jantung diberi penilaian positii, sedangkan berobat pada dokter umum diberi penilaian negatif.

Analisis Data

Uji korelasi spearman's dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel. Analisa perbedaan berbagai variabel pada contoh yang masih sakit dan yang mulai pulih menggunakan sidik ragam ANOVA (Analysis of Variance). Analisis antara berbagai variabel yang berpengaruh terhadap upaya pemuljhan penyakit

(13)

jantung koroner menggunakan uji regresi berganda. Analisis antara berbagai variabel yang memiliki peluang untuk pulih menggunakan uji regresi logistik.

Gambar

Tabel 1  Persamaan regresi untuk menduga lemak tubuh orang dewasa
Tabel  2  Nilai Skor  risiko PJK menurut Kardio Vaskular Jakarta  I Skor Risiko Jenis kelamin Wanita Laki - laki Umur ( tahunl 25-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64
Tabel  3.  Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil postest dari kedua sampel tersebut kemudian dilakukan uji normalitas untuk mengetahui sampel tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Berdasarkan pada perhitungan persentase, rata-rata dan nilai skor untuk

Full costing atau sering pula disebut absorption atau conventional costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya

Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Toleransi Agama Di SMAN 1 Ngunut ... Temuan

[r]

Dengan demikian dilakukan penelitian mengenai kontribusi MP-ASI biskuit substitusi pati garut, tepung kedelai, dan tepung ubi jalar kuning terhadap kecukupan protein, vitamin

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agnes T, Palupi T dan Florida H menyatakan bahwa mengkonsumsi kacang hijau sebanyak 100 gr/hari dalam 300 ml

Sembada (2012) mengungkapkan bahwa persepsi kegunaan, persepsi kemudahan serta faktor sosial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penerimaan pengguna.