• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP AKTIVITAS TUNNELING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP AKTIVITAS TUNNELING"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP

AKTIVITAS TUNNELING

John, Inge Lengga Sari Munthe, Fatahurrazak

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau

E-mail : johnsantoso453@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris tentang adanya pengaruh mekanisme pengawasan terhadap aktivitas tunneling. tunneling

akan diukur melalui pergerakan Tobin’s q entitas induk dan Tobin’s q entitas anak. Mekanisme pengawasan dibagi menjadi dua yakni mekanisme internal yang diwakilkan oleh komisaris independen dan komite audit, serta mekanisme eksternal yang diwakilkan oleh kreditur dan auditor independen dari segi independensi. Sampel dalam penelitian ini ialah perusahaan yang memiliki hubungan induk dan anak, dimana perusahaan induk merupakan perusahaan berstatus LQ-45, sedangkan perusahaan anak ialah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada rentang tahun 2010-2014. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dimana diperoleh 5 perusahaan induk dan 8 perusahaan anak yang menjadi sampel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan 2 analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa mekanisme pengawasan internal yang diwakili oleh komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap

tunneling, mekanisme pengawasan internal yang diwakili oleh komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap tunneling, mekanisme pengawasan eksternal yang diwakili oleh kreditur memiliki pengaruh positif terhadap tunneling dan mekanisme pengawasan eksternal yang diwakili oleh auditor independen dari segi independensi tidak memiliki pengaruh terhadap aktivitas tunneling.

Kata Kunci : Masalah Keagenan, Struktur Kepemilikan, Tunneling, Mekanisme Pengawasan, Hubungan Induk dan Anak

(2)

2

I. Pendahuluan

Pada era yang semakin maju ini banyak alternatif yang dapat digunakan dalam melakukan aktivitas pendanaan untuk mendapatkan keuntungan dikemudian hari, salah satu aktivitas tersebut ialah pendanaan kepada perusahaan melalui saham yang mereka tawarkan kepada publik. Saham yang ditawarkan perusahaan merupakan pembiayaan bagi mereka, dan hal ini akan menyebabkan pengalihan pengambilan keputusan dari pemilik ke manajemen perusahaan. Ini merupakan gambaran dari Teori Keagenan (agency theory), dimana biasanya akan terjadi masalah antara pemilik dengan manajemen karena adanya perbedaan kepentingan. Masalah keagenan yang berbeda dapat terjadi pula pada perusahaan dengan struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran permasalahan dari masalah keagenan antara pemilik dan manajemen menjadi masalah antara pemegang saham pengendali dengan pemegang saham non-pengendali. Masalah tersebut bisa dilakukan salah satunya dengan mengeruk kekayaan pemegang saham non-pengendali, atau yang dikenal dengan tunneling.

Tunneling merupakan aktivitas pemindahan aset kekayaan keluar perusahaan untuk kepentingan pemegang saham pengendali (Johnson, et.al, 2000). Salah satu alternatif untuk mengurangi aktivitas tunneling dalam sebuah perusahaan adalah dengan menerapkan mekanisme pengawasan yang efektif. Dalam penelitian ini mekanisme pengawasan dibagi menjadi dua bagian yakni pengendalian internal dan pengendalian eksternal. Pengendalian internal diwakilkan dengan keberadaan dewan komisaris independen dan komite audit, Sedangkan pengendalian eksternal diwakilkan dengan kreditur dan auditor independen dari segi independensi.

Penelitian ini mereplikasi penelitian (Brundy, 2014) yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tahun penelitian. Penelitian ini akan meneliti aktivitas tunneling pada tahun 2010 dan 2014. Hal selanjutnya yang membedakan penelitian ini adalah variabel independen dan objek penelitian, dimana variabel pengawasan eksternal oleh auditor independen dari segi kopetensi diganti dengan pengawasan internal oleh komite audit. Serta objek penelitian ini menjadikan perusahaan LQ-45 sebagai induk perusahaan, sedangkan anak perusahaan ialah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh dari mekanisme pengawasan internal yang diwakilkan komisaris independen terhadap aktivitas tunneling.

2. Mengetahui pengaruh dari mekanisme pengawasan internal yang diwakilkan komite audit terhadap aktivitas tunneling.

3. Mengetahui pengaruh dari mekanisme pengawasan eksternal yang diwakilkan kreditur terhadap aktivitas tunneling.

4. Mengetahui pengaruh dari mekanisme pengawasan eksternal yang diwakilkan auditor independen dari sudut pandang independensi terhadap aktivitas

tunneling.

5. Mengetahui pengaruh dari mekanisme pengawasan secara simultan terhadap aktivitas tunneling.

(3)

3

II. Kajian Pustaka

Teori Keagenan yang dikembangkan Jensen dan meckling dalam (Atmaja, 2008) menyatakan bahwa hubungan keagenan atau agency relationship muncul ketika satu atau lebih individu (majikan) menggaji individu lain (agen atau karyawan) untuk bertindak atas namanya, mendelegasikan kekuasaan untuk membuat keputusan kepada agen atau karyawannya. Masalah keagenan (agency problem) antara pemegang saham (pemilik perusahaan) dengan manajer potensial terjadi bila manajemen tidak memiliki saham mayoritas perusahaan.

Dan untuk kepemilikan saham yang terkonsentrasi pada satu pihak yang dapat mengendalikan perusahaan Classens dan Fang dalam (Brundy, 2014) mengatakan bahwa masalah keagenan yang timbul akan berbeda, bukan lagi masalah antara pemegang saham dengan manajer melainkan masalah antara pemegang saham pengendali dengan pemegang saham non-pengendali. Konflik yang muncul diakibatkan karena adanya ekploitasi kekayaan yang dilakukan oleh pemegang saham pengendali terhadap pemegang saham non-pengendali yang disebut dengan aktivitas tunneling. Tunneling didefinisikan sebagai pentransferan aset dan keuntungan keluar perusahaan demi menguntungkan pemegang saham pengendali (controlling shareholders) (Johnson et al.,2000).

Alternatif lain yang bisa digunakan untuk mencegah hal ini ialah dengan menerapkan mekanisme pengawasan yang dipercayakan kepada pihak yang lebih independen, sehingga aktivitas tunneling dapat ditekan. Mekanisme pengawasan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Mekanisme pengawasan internal diwakilkan dengan keberadaan dewan komisaris independen dan komite audit, Sedangkan Mekanisme pengawasan eksternal diwakilkan dengan kreditur dan auditor independen dari segi independensi.

Komisaris independen dalam suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar. Komisaris independen merupakan pihak yang netral dalam perusahaan, posisi komisaris independen yang istimewa ini membuatnya dapat mengawasi perusahaan dengan lebih saksama. Oleh karena itu, jika terdapat penyimpangan seperti tunneling terjadi, komisaris independen dapat dengan segera mengetahui serta mengatasinya.

Komite audit merupakan mekanisme pengawasan internal yang penting. Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan pengelolaan perusahaan serta melaksanakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan. Komite audit memiliki kewenangan untuk mengakses data perusahaan, selain itu komite audit dituntut untuk bertindak secara independen dalam melaksanakan tanggung jawabnya,baik tanggung jawab dalam laporan keuangan, tata kelola perusahaan, dan pengawasan perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan modal adalah hal yang utama. Modal dapat diperoleh dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan melakukan pinjaman. Pada saat melakukan peminjaman, ada kontrak yang harus disetujui oleh perusahaan dengan kreditur, jika perusahaan melakukan pelanggaran, maka

(4)

4

kreditur dapat dengan segera memberikan sanksi terhadap perusahaan. Semakin besar pinjaman perusahaan, maka semakin besar pula pengawasan yang dilakukan oleh kreditur terhadap perusahaan.

Lama periode perikatan antara auditor dengan perusahaan berkaitan dengan independensi seorang auditor. Semakin lama perikatan seorang auditor terhadap suatu perusahaan mengindikasikan kurang independennya auditor dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dikarenakan ada indikasi auditor berkerja sama dengan perusahaan yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu, seperti aktivitas

tunneling yang merugikan pihak non pengendali. Karena adanya kerja sama seperti ini pihak perusahaan akan cenderung menggunakan jasa auditor tersebut, yang bermakna lama perikatan antara auditor dengan perusahaan terjalin lebih lama. Berikut hipotesis pada penelitian ini :

H1 H2 H3 H4 H5 : : : : :

Diduga Mekanisme Pengawasan Internal Oleh Komisaris Independen Berpengaruh Terhadap Aktivitas Tunneling

Diduga Mekanisme Pengawasan Internal Oleh Komite Audit Berpengaruh Terhadap Aktivitas Tunneling

Diduga Mekanisme Pengawasan Eksternal Oleh Kreditur Berpengaruh Terhadap Aktivitas Tunneling

Diduga Mekanisme Pengawasan Eksternal Oleh Auditor Independen Dari Sudut Pandang Independensi Berpengaruh Terhadap Aktivitas

Tunneling

Diduga Mekanisme Pengawasan Secara Simultan Berpengaruh Terhadap Aktivitas Tunneling

III. METODOLOGI PENELITIAN

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memiliki hubungan anak dan induk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana perusahaan induk ialah perusahaan yang menyandang status LQ-45. Perusahaan anak dan induk harus menerbitkan laporan keuangan selama tahun 2010 sampai dengan 2014.

Data penelitian ini merupakan data kuantitatif berupa laporan keuangan tahunan perusahaan induk dan anak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dimana perusahaan induk harus menyandang status LQ-45. Dan sumber data penelitian ini ialah sumber data sekunder. Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya (Sangadji dan Sopiah, 2010).

Penelitian ini merupakan penelitian empiris, dimana penelitian dilakukan dengan pengujian hipotesis untuk mengidentifikasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan juga terdapat variabel kontrol yang digunakan pada penelitian sebelumnya.

(5)

5

Persamaan regresi pertama digunakan untuk mendapatkan nilai tunneling

yang nantinya akan digunakan untuk persamaan regresi kedua. Pada persamaan regresi pertama peneliti akan menggunakan variabel dependen, independen, dan moderasi, dimana variabel dependen adalah Tobin’s q entitas induk, variabel independen ialah Tobin’s entitas anak, dan variabel presentase kepemilikan induk dalam perusahaan anak sebagai variabel moderasi. Disini tunneling dapat terdeteksi dari perbandingan terbalik antara nilai perusahaan induk dan anak. Jika perusahaan anak mengalami penurunan nilai, maka seharusnya perusahaan induk juga mengalami hal yang sama. Namun, jika yang terjadi hal sebaliknya maka diindikasikan terjadi aktivitas tunneling yang dilakukan oleh induk.

Tobins’q entitas induk dan anak diukur dengan membagi nilai pasar ekuitas dan kewajiban dengan total aset. Sedangkan presentase kepemilikan akan dihitung dengan cara membagi saham yang dimiliki induk dibagi dengan jumlah saham anak yang beredar.

Persamaan regresi kedua akan digunakan untuk menguji mekanisme pengawasan yang terdiri dari mekanisme pengawasan internal oleh komisaris independen dan mekanisme pengawasan eksternal oleh kreditur dan auditor independen. Tunneling merupakan variabel dependen sedangkan mekanisme pengawasan merupakan variabel independen. Hasil uji pada regresi pertama akan digunakan sebagai nilai tunneling yang diuji pada regresi kedua. Nilai tunneling

ini akan digunakan untuk menguji lebih lanjut variabel independen yakni mekanisme pengawasan.

Pada regresi kedua terdapat 4 (empat) variabel independen yang terdiri dari mekanisme pengawasan internal yang diwakilkan oleh komisaris independen, mekanisme pengawasan internal yang diwakilkan oleh komite audit, mekanisme pengawasan eksternal yang diwakilkan oleh kreditur, dan mekanisme pengawasan eksternal yang diwakilkan oleh auditor independen dari sudut pandang independensi.

Komisaris independen diukur dengan membagi keseluruhan komisaris independen dengan keseluruhan anggota dewan komisaris. komite audit diukur dengan keseluruhan anggota komite audit yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini mekanisme pengawasan oleh kreditur diproksikan dengan rasio

leverage. Dalam penelitian ini leverage diperoleh dari hasil pembagian total liabilitas dengan total aset. Pengukuran independensi auditor dalam penelitian ini menggunakan dummy variabel. Diberikan nilai 1 jika diaudit auditor yang sama selama tiga periode berturut-turut, 0 jika tidak.

Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yakni, profit to assets ratio dan ukuran perusahaan. Profit to asset ratio diperoleh dengan membagi laba bersih dengan total aset, sedangkan , ukuran perusahaan menggunakan nilai logaritma natural dari total aset.

Penelitian ini mengambil data kuantitatif berupa laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana perusahaan yang menjadi objek penelitian ialah perusahaan induk dengan status LQ-45 yang memiliki anak perusahaan yang

(6)

6

terdaftar di BEI. Data penelitian ini mengambil laporan keuangan melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni (www.idx.co.id). Dan penelitian ini juga mengambil sumber penelitian berupa buku-buku dan jurnal-jurnal yang didapat dari perpustakaan dan internet.

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Purposive Sampling. Berdasarkan kriteria-kriteria dibawah, peneliti mendapatkan 13 sampel yang terdiri dari 5 perusahaan induk dan 8 perusahaan anak . Kriteria-kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel dalam penelitian ini akan dibagi menjadi dua kelompok yakni kriteria untuk perusahaan anak dan induk, berikut kriterianya :

1. Perusahaan Induk

a. Perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

b. Perusahaan berstatus LQ-45 mempertahankan statusnya selama 5 (lima) tahun berturut-turut, yakni dari tahun 2010 sampai 2014

c. Perusahaan LQ-45 memiliki anak perusahaan yang terdaftar di BEI d. Perusahaan LQ-45 menerbitkan laporan keuangan selama 5 (lima) tahun

berturut-turut, yakni dari tahun 2010 sampai 2014 2. Perusahaan Anak

a. Perusahaan anak LQ-45

b. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

c. Menerbitkan laporan keuangan selama 5 (lima) tahun berturut-turut, yakni dari tahun 2010 sampai 2014

Penelitian ini merupakan penelitian empiris. Penelitian dilakukan dengan pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 (dua) persamaan regresi. Proses analisis penelitian ini menggunakan alat bantu statistik berupa software SPSS 21.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa analisis dan uji yang akan dilakukan. Analisis dan uji yang akan dilakukan meliputi analisis deskriptif, pengujian asumsi klasik, analisis regresi berganda dan pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini analisis deskriptif yang digunakan antara lain mean, standar deviasi, maksimum, dan minimun. Uji Asumsi Klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Selanjutnya ialah analisis regresi berganda. Berikut, bentuk regresi dalam penelitian ini :

𝑻𝑸𝑷 = α + 𝜷𝟏𝑻𝑸𝑺 + 𝜷𝟐𝑶𝑾𝑵𝑷 + 𝜷𝟑𝑻𝑸𝒔∗ 𝑶𝑾𝑵𝒑 + e ( 1 )

Setelah mendapatkan hasil dari regresi pertama, langkah selanjutnya ialah menggunakan hasil regresi pertama tersebut ke regresi penelitian, berikut bentuk regresinya :

𝑻𝑼𝑵 = α + 𝜷𝟏𝑲𝑰 + 𝜷𝟐𝑲𝑨 + 𝜷𝟑𝑲𝑹 + 𝜷𝟒𝑨𝑰 + e ( 2 ) Pengujian hipotesis statistik adalah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yakni keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis yang sedang

(7)

7

dipersoalkan/diuji (Sunyoto, 2011). Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dengan goodness of fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik T.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sampel awal penelitian ini berjumlah 40, namun karena terjadi masalah normalitas data yang digunakan hanya 34. Berikut hasil analisis deskriptif regresi pertama :

Tabel 4.1

Analisis Deskriptif untuk Model Regresi Pertama

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation TobinsQInduk 34 1,004316 11 2,457392 10 1,71667752 09 ,513729323 41 TobinsQAnak 34 ,1724175 0 3,522987 03 1,97610002 03 ,802296753 95 PresentaseKepemilikan 34 ,5950 ,9565 ,801535 ,1102528 Moderasi 34 ,1386754 0 2,807116 07 1,57225781 80 ,653399307 82 Valid N (listwise) 34

Tobin’s Q induk memiliki nilai minimun sebesar 1,00431611, maksimum sebesar 2,45739210, rata-rata sebesar 1,7166775209 dan standar deviasi sebesar 0,51372932341. Tobin’s Q anak memiliki nilai minimun sebesar ,17241750, maximum sebesar 3,52298703, rata-rata sebesar 1,9761000203 dan standar deviasi sebesar 0,80229675395. Sedangkan untuk persentase kepemilikan induk di anak memiliki nilai minimum sebesar 59,50%, maksimum sebesar, 95,65%, rata-rata sebesar 80,15% dan standar deviasi sebesar 0,1102528. Dari rata-rata persentase kepemilikan induk sebesar 80,15% terlihat bahwa induk memiliki pengaruh yang besar terhadap perusahaan anak. Dan nilai modearsi memiliki nilai minimun sebesar 0,13867540, maksimum sebesar 2,80711607, rata-rata sebesar 1,5722578180 dan standar deviasi sebesar 0,65339930782.

Analisis deskriptif regresi kedua menunjukkan variabel tunneling memiliki nilai minimum sebesar -1,975619362855709, maksimum 1,032157645119245, rata-rata 0,337615910058408 dan standar deviasi sebesar 0,561364785428157. Independensi dewan komisaris memiliki nilai minimum sebesar 0,3, maksimum 0,6666667, rata-rata 0,42744779741 dan standar deviasi sebesar 0,084506055828. Variabel komite audit memiliki nilai minimum sebesar 3,0, maksimum 7,0, rata-rata 3,382 dan standar deviasi sebesar 0,9852. Variabel kreditur yang dijelaskan

(8)

8

dengan leverage memiliki nilai minimum sebesar ,000836672, maksimum 0,908880940,rata-rata 0,48020074488 dan standar deviasi sebesar 0,242145448904. Variabel auditor independen merupakan variabel dummy, dimana nilai minimum ialah 0, maksimum 1, rata-rata 0,412, dan standar deviasi 0,4996.

Berikut hasil analisis deskriptif regresi kedua :

Tabel 4.2

Analisis Deskriptif untuk Model Regresi Kedua

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Tunneling 34 -1,9756193 62855709 1,0321576 45119245 ,33761591 0058408 ,56136478 5428157 IndependensiDewan Komisaris 34 ,30000000 0 ,66666666 7 ,42744779 741 ,08450605 5828 Komiteaudit 34 3,0 7,0 3,382 ,9852 Leverage 34 ,00083667 2 ,90888094 0 ,48020074 488 ,24214544 8904 IndependensiAuditor 34 ,0 1,0 ,412 ,4996 ProfittoAssetsRatio 34 ,00351006 0 ,23573572 2 ,10755821 135 ,06021240 0388 Ln_TA 34 27,34 31,73 29,9278 1,19928 Valid N (listwise) 34

Pada regresi pertama terjadi masalah uji multikolinearitas, oleh karena itu dilakukan variabel independen dirubah kedalam bentuk logaritma natural.

Berikut hasil pengujian regresi pertama :

Tabel 4.3

Uji Hipotesis Regresi Pertama Model I dan II Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta I (Constant) 1,496 ,117 12,839 ,000 Ln_TQs ,388 ,147 ,422 2,635 ,013 II (Constant) 1,253 ,161 7,774 ,000 Ln_OWNp -1,488 ,548 -,418 -2,714 ,011 Ln_MOD ,354 ,141 ,387 2,510 ,017 Sumber : Diolah dengan SPSS versi 21.0

(9)

9

Dari tabel 4.3 diketahui dari model I bahwa variabel Logaritma natural dari Nilai perusahaan anak (Ln_TQs) memiliki signifikansi sebesar 0,13 atau lebih kecil dari 0,05 artinya secara parsial nilai perusahaan anak memiliki pengaruh terhadap perusahaan induk. Sedangkan untuk model II terlihat bahwa logaritma natural variabel Kepemilikan induk di anak (Ln_OWNp) dan Moderasi (Ln_MOD) memiliki pengaruh masing-masing sebesar 0,11 dan 0,17. Hal ini bermakna bahwa

Dari regresi kedua model I pada tabel 4.4 terlihat bahwa variabel komisaris independen memiliki pengaruh negatif secara parsial terhadap tunneling dengan signifikasi sebesar 0,003, sedangkan untuk komite audit, kreditur, dan auditor independen memiliki nilai sebesar 0,852, 0,940, dan 0,955 yang bermakna variabel-variabel ini tidak berpengaruh secara parsial terhadap tunneling. Untuk uji hipotesis pada regresi kedua model II dengan variabel komisaris independen dan komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap tunneling. Kedua variabel pengawasan internal ini memiliki signifikasi melewati 0,05 dimana masing-masing memiliki nilai 0,84 dan 0,591. Sedangkan untuk kreditur (Leverage) memiliki pengaruh positif terhadap tunneling dengan signifikansi sebesar 0,008. Dan untuk auditor

Tabel 4.4

Uji T Regresi Kedua Model I dan II Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. B Std. Error Beta I (Constant) 2,041 ,570 3,579 ,001 IndependensiDew anKomisaris -3,794 1,190 -,571 -3,188 ,003 Komiteaudit -,018 ,097 -,032 -,188 ,852 Leverage -,032 ,416 -,014 -,077 ,940 IndependensiAudi tor -,011 ,203 -,010 -,057 ,955 II (Constant) -4,681 1,889 -2,479 ,020 IndependensiDew anKomisaris -1,951 1,086 -,294 -1,796 ,084 Komiteaudit -,045 ,083 -,079 -,544 ,591 Leverage 1,060 ,371 ,457 2,856 ,008 IndependensiAudi tor -,213 ,171 -,189 -1,242 ,225 ProfittoAssetsRati o 7,763 1,756 ,833 4,422 ,000 Ln_TA ,159 ,066 ,339 2,416 ,023

(10)

10

independen tidak berpengaruh terhadap tunneling dengan nilai t sebesar 0,225. Sedangkan 2 variabel kontrol yakni profit to assets ratio dan logaritma natural dari total aset memiliki pengaruh terhadap tunneling dengan signifikansi masing-masing sebesar 0,000 dan 0,023.

Tabel 4.5

Uji Simultan Regresi Pertama ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2,426 2 1,213 5,986 ,006b Residual 6,283 31 ,203 Total 8,709 33 Sumber : Diolah dengan SPSS versi 21.0

Dari uji simultan untuk regresi pertama pada tabel 4.5 menunjukkan nilai f hitung sebesar 5,986 dan f tabel sebesar 2,93 (df = (4-1 = 3 : 33-4 = 29)), ini berarti f hitung lebih besar dari f tabel dimana 5,986 > 2,93, dengan signifikansi sebesar 0,006.

Tabel 4.6

Uji Simultan Regresi Kedua ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. I Regression 3,405 4 ,851 3,529 ,018b Residual 6,995 29 ,241 Total 10,399 33 II Regression 6,908 6 1,151 8,903 ,000b Residual 3,491 27 ,129 Total 10,399 33 Sumber : Diolah dengan SPSS versi 21.

Dari uji simultan regresi kedua pada tabel 4.28 diatas terlihat bahwa nilai f hitung tanpa variabel kontrol memiliki nilai sebesar 3,529 dan f tabel sebesar 2,70 (df = (5-1 = 4 : 33-4 =29)), atau 3,529 > 2,70 dengan signifikansi sebesar 0,018, Sedangkan untuk uji simultan regresi kedua dengan variabel kontrol memiliki nilai f hitung sebesar 8,903 dan f tabel 2,43 (df = (7-1 = 6 : 33-4 = 29) dengan signifikansi sebesar 0,000 yang bermakna 8,903 > 2,43 dan signifikansi kurang dari 0,05.

(11)

11

Dari tabel 4.7 diatas diketahui koefisien determinasi regresi pertama untuk model I ialah sebesar 0,153 atau 15,3%, hal ini bermakna kemampuan variabel nilai perusahaan anak (Ln_TQs) dalam menjelaskan nilai perusahaan induk (TobinsQInduk) ialah 15,3%. Sedangkan sisanya 84,7% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam model regresi ini. Sedangkan untuk koefisien regresi pertama model II koefisien determinasi nya ialah sebesar 0,232 atau 23,2%, artinya kemampuan nilai perusahaan anak (Ln_TQs), kepemilikan induk dianak (Ln_OWNp), dan moderasi (Ln_MOD) dalam menjelaskan nilai perusahaan induk (TobinsQInduk) ialah 23,2%. Sedangkan sisanya 76,8% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam model regresi ini.

Tabel 4.8

Koefisien Determinasi Regresi Kedua Model I dan II Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate I ,572a ,327 ,235 ,491119007493166 II ,815a ,664 ,590 ,359601975437324 Sumber : Diolah dengan SPSS versi 21.0

Untuk koefisien determinasi regresi Kedua Model I dapat dilihat pada tabel 4.8 diatas. Diketahui koefisien determinasi regresi kedua untuk model I ialah sebesar 0,235 atau 23,5%, hal ini bermakna bahwa variabel independen yakni komisaris independen, komite audit, kreditur dan auditor independen mampu menjelaskan variabel tunneling sebesar 23,5%. Sedangkan sisanya 76,5% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam model regresi ini. Sedangkan untuk koefisien regresi kedua model II koefisien determinasi nya ialah sebesar 0,590 atau 59%, artinya variabel independen yakni komisaris independen, komite audit, kreditur dan auditor independen serta variabel kontrol yakni profit to assets ratio

dan uikuran perusahaan mampu menjelaskan variabel tunneling sebesar 59%. Sedangkan sisanya 41% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam model regresi ini.

Tabel 4.7

Koefisien Determinasi Regresi Pertama Model I dan II Model Summary Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate I ,422a ,178 ,153 ,47290433997 II ,528a ,279 ,232 ,45019611321

(12)

12

Hasil pengujian hipotesis mekanisme pengawasan internal oleh komisaris independen terhadap aktivitas tunneling tidak berpengaruh dengan signifikasi sebesar 0,084. Hal ini juga sejalan dengan penelitian (Veronica, 2013) mengenai nilai perusahaan dimana besar kecilnya proporsi dewan komisaris independen dalam suatu perusahaan bukan merupakan jaminan bahwa kinerja perusahaan akan semakin baik dan tidak terjadi kecurangan dalam pelaporan keuangan perusahaan. Dengan kata lain, banyaknya komisaris independen bukan merupakan faktor yang dapat mengurangi aktivitas kecurangan seperti tunneling.

Hasil penelitian ini menunjukkan komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap aktivitas tunneling dengan signifikansi 0,591. Dan dijelaskan dalam (Veronica, 2013) bahwa hal ini dapat dijelaskan bahwa ada kemungkinan keberadaan komite audit bukan merupakan jaminan bahwa kinerja perusahaan akan semakin baik, karena dengan pertambahan jumlah komite audit tidak dapat menaikkan nilai perusahaan, yang bermakna pengawasan oleh komite audit masih kurang maksimal yang dapat memicu terjadinya aktivitas tunneling. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jumlah komite audit tidak dapat menekan aktivitas

tunneling.

Mekanisme pengawasan ekternal oleh kreditur berpengaruh terhadap aktivitas tunneling dengan tingkat signifikasi sebesar 0,008. Namun kenaikan leverage satu-satuan akan menyebabkan nilai tunneling naik sebesar 1,060. Hal ini sejalan dengan penelitian (Brundy, 2014) yang menyatakan bahwa hubungan mekanisme pengawasan oleh kreditur dengan aktivitas tunneling adalah positif. Dalam artian bahwa semakin tinggi nilai utang maka aktivitas tunneling ikut meningkat. Dan jiang dalam (Brundy, 2014) mengatakan bahwa akun utang dan piutang merupakan sarana yang sering digunakan untuk mentransfer dana antar perusahaan. Sehingga semakin tinggi penggunaan utang maka nilai tunneling juga menjadi lebih besar.

Mekanisme pengawasan eksternal oleh auditor independen dilihat dari sisi independensi tidak memiliki pengaruh dengan signifikasi 0,225. Hal ini sejalan dengan penelitian (Purwani, 2015) dimana independensi seorang auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini dikuatkan dengan penelitian (Brundy, 2014) yang mengatakan bahwa hasil yang tidak signifikan disebabkan karena pergantian tim audit dilakukan hanya untuk memenuhi aturan yang ditetapkan di Indonesia yaitu 3 periode berturut-turut oleh tim audit yang sama. Jadi, jika tim audit mengganti auditor lebih sering daripada mengikuti aturan yang ada maka independensi auditor dapat lebih tinggi dan dapat mendeteksi terjadinya tunneling. Dari uji hipotesis dalam penelitian ini menujukkan bahwa secara bersama-sama atau simultan mekanisme pengawasan internal yang diwakilkan oleh komisaris independen dan komite audit, serta pengawasan eksternal oleh kreditur dan auditor independen berpengaruh terhadap aktivitas tunneling.

(13)

13

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Mekanisme pengawasan internal yang diwakilkan oleh komisaris independen tidak berpengaruh terhadap aktivitas tunneling

2. Mekanisme pengawasan interal yang diwakilkan oleh komite audit tidak berpengaruh terhadap aktivitas tunneling

3. Mekanisme pengawasan eksternal yang diwakilkan oleh kreditur berpengaruh terhadap aktivitas tunneling

4. Mekanisme pengawasan eksternal yang diwakilkan oleh auditor independen dari sudut pandang independensi tidak berpengaruh terhadap aktivitas

tunneling

5. Mekanisme pengawasan secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap aktivitas tunneling.

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemegang saham non-pengendali dalam mendeteksi aktivitas tunneling yang terjadi dalam perusahaan yang diinvestasikan. Serta memperhatikan apakah mekanisme pengawasan perusahaan tersebut baik secara internal maupun eksternal telah berjalan sebagaimana mestinya. Bagi penelitian selanjutnya disarankan agar dapat mengidentifikasi atau menemukan variabel independen lain yang memiliki pengaruh terhadap aktivitas

tunneling dalam suatu perusahaan. Penelitian mengenai aktivitas tunneling masih jarang dilakukan terutama di Indonesia. Oleh karena itu, disarankan tidak hanya mencari bahan-bahan baik jurnal atau buku dan bahan lainnya yang diteliti hanya dibatasan negara kita Indonesia, untuk menambah wawasan yang lebih luas lagi mengenai masalah ini peneliti selanjutnya dapat mencari jurnal-jurnal maupun buku-buku internasional yang dapat didapatkan secara gratis maupun berbayar melalui internet.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes dan Hoesada. (2009). Bunga Rampai Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Agoes, S. (2012). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Anggraini, D. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Textile, Garment yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI)Periode 2009-2012. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Atmaja, L. S. (2008). Teori dan Praktik:Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi. Beams, F. A. (2010). Akuntansi Lanjutan (Advance Accounting). Jakarta: Erlangga. Black. (2003). Does Corporate Governance Affect Firm Value? Evidence from

Korea. Finance Working Paper No.103/2005.

Brundy, E. P. (2014). Pengaruh Mekanisme Pengawasan Terhadap Aktivitas Tunneling. Symposium Nasional Akuntansi 17.

(14)

14

Farisah, N. (2015). Pengaruh Invesment Opportunity Set, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Sektor Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI.

Semarang: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Gugler, K. (2012). The determinants of rent extraction in the parent-subsidiary relation. New York: Springer Science+Business Media.

Harsono, M. (2002). Prosedur Pengujian Variabel Kontrol dan Moderator dalam Penelitian Perilaku dengan Menggunakan SPSS 10.00. Seminar Bulanan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret (pp. 01-02). Universitas Sebelas Maret.

Jogiyanto. (2008). Metodologi Penelitian:Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Johnson, et.al. (2000). Tunneling. National Bureau Of Economic Research Working

Paper 7523.

KNKG. (2006). Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta: Komite Nasional Kebijakan Governance.

Mulyadi. (2002). Auditing Edisi 6-Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Nurazi, e. (2015). Tunnelling: Evidence From Indonesia Stock Exchange. Asian Academy of Management Journal of Accounting and Finance Vol. 11, No. 2, 127–150, 2015.

Priyatno, D. (2014). SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi. Purwani, D. (2015). Pengaruh Independensi, Etika, Standar Audit, Akuntabilitas

dan Kopetensi Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta). Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Putri, S. W. (2013). Pengaruh Kopetensi, Independensi, Pengalaman Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Auditor Di KAP Wilayah Surakarta dan Yogyakarta). Surakarta: Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rosalina, A. D. (2013). Pengaruh Kopetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung). Skripsi Universitas Widyatama.

Sangadji dan Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian:Pendekatan Praktis Dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi.

Sari dan Taman. (2011). Pengembangan Model Prediksi Tunneling: BuktiI Empiris Pada Transaksi Pihak BereIasi Perusahaan Publik di Indonesia.

(15)

15

Yogyakarta: Laporan Penelitian Hibah Bersaing Universitas Negeri Yogyakarta.

Sunyoto, D. (2011). Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: CAPS. Surya dan Yustiavandana. (2006). Penerapan Good Corporate

Governance:Mengesampingkan Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha.

Jakarta: Kencana.

Veronica, T. M. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility & KIinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4, No. 2, 2013, pp: 132-149.

Wardani, A. (2013). Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada KAP Wilayah Surakarta dan Yogyakarta). Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengelola

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan buku saku dengan pendekatan saintifik telah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, hal ini terbukti dari

Pengujian hipotesis regresi ganda yang telah dilakukan, diperoleh hasil F hitung = 0,1694 ≤ F tabel = 3,220 maka Ha ditolak artinya tidak ada hubungan yang signifikan

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui keefektifan LKPD terintegrasi nilai karakter terhadap pengembangan tanggung jawab, disiplin, serta prestasi belajar

mengandung informasi mutakhir dengan mengutamakan nilai-nilai keterbaruan (novelty), keaslian (originality), dan kemanfaatan (usility). Adapun tujuan penerbitannya adalah

v Pihak yang menyelenggarakan ddan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek

Tingkat pencahayaan yang digu- nakan memiliki nilai standar yang harus dipenuhi dan telah ditentukan oleh Standar Nasional Indonesia ( SNI ). Politeknik Negeri

(2) Bagi pihak dari Pasar Imlek Semawis, sebagai salah satu masukan untuk memperhatikan berbagai faktor yang menyangkut pada Pasar Imlek Semawis sehingga dapat memperhatikan