• Tidak ada hasil yang ditemukan

geomorfologi blok komplek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "geomorfologi blok komplek"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI FOTO

GL3222

7. Pegunungan:

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

Muda

Dewasa

(10)

Ciri-ciri morfologi tersesarkan

tahap muda

1. Gawir sesar (pada sesar normal) terlihat terjal dan lurus, pola

punggunggan asimetri

2. Pada sesar naik, gawir-gawir bertangga dengan gejala longsoran

3. Pada sesar mendatar terdapat pergeseran aliran sungai

4. Pada sesar dengan memperlihatkan gawir (fault scarp), triangular

faset belum terbentuk karena erosi belum berjalan  faset

trapezoidal tahap awal

5. Kipas aluvial belum terbentuk atau berada pada tahap awal

pembentukannya

6. Besar kemungkinan terdapat jajaran sumber-sumber air, baik di

(11)

Ciri-ciri morfologi tersesarkan

tahap dewasa

1. Gawir sesar (pada sesar normal) masih terlihat terjal dan lurus,

pola punggunggan asimetri, telah mengalami erosi

2. Pada sesar naik, gawir-gawir bertangga dengan gejala longsoran

yang lebih intensif; relief lebih rendah

3. Pada sesar mendatar terdapat pergeseran aliran sungai dengan

tahap erosi sungai lebih dewasa (lembah lebih lebar) dan relief lebih rendah

4. Pada sesar dengan memperlihatkan gawir (fault scarp), triangular

facet (frontslope) terbentuk karena erosi telah berjalan  flatiron

pada backslope

5. Kipas aluvial berkembang

6. Besar kemungkinan terdapat jajaran sumber-sumber air, baik di

(12)

Ciri-ciri morfologi tersesarkan

tahap tua

1. Gawir sesar (pada sesar normal) masih terlihat terjal dan lurus,

pola punggunggan asimetri, telah mengalami erosi kuat, relief rendah

2. Pada sesar naik, gawir-gawir bertangga terdatarkan, gejala

longsoran mulai menghilang; relief hampir datar

3. Pada sesar mendatar pergeseran aliran sungai sudah sulit

didelineasi karena mirip sebagai meander biasa; morfologi datar

4. Pada sesar dengan memperlihatkan gawir (fault scarp), triangular

facet berubah menjadi lereng-lereng biasa

5. Kipas aluvial tidak terlihat lagi dan berkembang menjadi dataran

aluvial, dikenal sebagai bolson plain.

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

~ 90 m

Timur Barat

Pasir

Kekar tiang

Utara Selatan

Gunung Tangkubanperahu 2084 m

Patahan Lembang

gawir setinggi ~ 150 m

Ciater

gelongsoran membentuk lipatan

Magma 2

3

(26)

PATAHAN LEMBANG sebelum bergerak

PATAHAN LEMBANG setelah bergerak dan bagian Lembang turun beranjak ke barat

Alur sungai teranjak

L E M B A N G

4

UTARA SELATAN

(27)

Bentuk muka bumi:

1.Punggungan Blok Sesar

(dengan gawir sesar, gawir jalur sesar/fault line scarp, faset segitiga, faset trapesoid) 2. Perbukitan/punggungan Horst

3. Perbukitan/Punggungan Zona Sesar

4. Perbukitan/Punggungan Bancuh (Melange) 5. Lembah Graben

6. Dataran Denudasional Struktur Patahan

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah data (variable) dapat dilakukan proses copy dan paste secara biasa, seperti perlakuan pada sebuah data pada umumnya. yaitu dengan cara mengCopy. Paste seperti

Melakukan tindakan pembalutan pada ekstremitas yang cedera dengan cara overlapping penuh pada setiap putaran balutan3. Teknik ini biasa digunakan untuk memegang kassa

Wilayah dengan bahaya erosi > 15 ton/ha/tahun pada umumnya dijumpai di daerah perbukitan dengan lereng yang terjal yang terdapat di bagian selatan Kota

Pada Mammalia, vena cava anterior hanya yang kanan, sedangkan yang kiri mengalami atropi atau bergabung dengan kanan. • Vena kardinalis anterior berubah menjadi

Gaya ini membentuk pola sesar geser (oblique wrench fault) dengan arah baratlaut-tenggara, yang kurang lebih searah dengan pola pegunungan akhir Cretasisus. Pada periode

Selanjutnya massa sedimen akan bergerak sampai pada lereng yang curam, maka terjadilah kenaikan kecepatan dan pergerakan selanjutnya berubah menjadi arus turbid,

Selanjutnya massa sedimen akan bergerak sampai pada lereng yang curam, maka terjadilah kenaikan kecepatan dan pergerakan selanjutnya berubah menjadi arus turbid,

Histogram persen lereng (Gambar 9 dan Gambar 10) memperlihatkan bahwa pada daerah dengan kemiringan lereng yang sangat landai (0% - 35%) besar kemungkinan tidak