ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN
KLIEN DENGAN
KLIEN DENGAN
KLIEN DENGAN
HEPATITIS
HEPATITIS
HEPATITIS
HEPATITIS
Functions of the Liver:
∗ Metabolisme
∗ Synthesis
∗ Storage
∗ Hepatitis adalah penyakit infeksi sistemik yang menimbulkan efek utama pada organ hati yang disebabkan oleh berbagai virus hepatitis.
∗ Virus Hep. A ∗ Virus Hep. B ∗ Virus Hep. C ∗ Virus Hep. D ∗ Virus Hep. E
∗ Virus Hep. F dan Hep. G
∗ Sudah dapat diidentifikasi namun masih dalam penelitian >> lanjut
∗
Karakteristik virus:
Golongan enterovirus RNA Diameter 27 nm
Dideteksi pada akhir masa inkubasi dan fase pre ikterik
HEPATITIS
HEPATITIS
HEPATITIS
∗ Fecal oral
∗ Parenteral transmission (rarely)
∗ Individu yang berpergian ke daerah yang mengalami kejadian Hep. A
∗ Tenaga kesehatan
∗ Hubungan seksual dengan individu yang terinfeksi
Masa Inkubasi: 15 Masa Inkubasi: 15 Masa Inkubasi: 15
Masa Inkubasi: 15 –––– 50 hari (rerata: 28 hari)50 hari (rerata: 28 hari)50 hari (rerata: 28 hari)50 hari (rerata: 28 hari) Reaksi Ag
Reaksi AgReaksi Ag
Reaksi Ag----Ab:Ab:Ab:Ab:
Ig. M anti HAV timbul saat muncul ikterus (penanda infeksi pertama kali)
Ig. G anti HAV dominan setelah masa akut dan bertahan untuk seterusnya (penanda individu pernah mengalami HAV dan timbul kekebalan)
Px Diagnostik: Px Diagnostik:Px Diagnostik: Px Diagnostik:
Ig. M anti HAV infeksi akut
SYMPTOMS
- DemamDemamDemamDemam - KelemahanKelemahanKelemahanKelemahan - JaundiceJaundiceJaundiceJaundice - Nyeri sendiNyeri sendiNyeri sendiNyeri sendi
- Nyeri abdomenNyeri abdomenNyeri abdomenNyeri abdomen
- Hilang nafsu makanHilang nafsu makanHilang nafsu makanHilang nafsu makan - MualMualMualMual
- MuntahMuntahMuntahMuntah
- BAB BAB BAB BAB warna pucat (gray coloured)warna pucat (gray coloured)warna pucat (gray coloured)warna pucat (gray coloured) - Urine Urine Urine Urine gelapgelapgelapgelap
SOMETIMES NO SYMPTOMS
2-6 mgg
TINGKAT KEPARAHAN
Low mortality Low mortalityLow mortality Low mortality
Jarang menyebabkan fulminating hepatic failure Jarang menyebabkan fulminating hepatic failure Jarang menyebabkan fulminating hepatic failure
Jarang menyebabkan fulminating hepatic failure ttttidak idak idak idak ada risiko menjadi infeksi kronis
ada risiko menjadi infeksi kronis ada risiko menjadi infeksi kronis ada risiko menjadi infeksi kronis
Dapat terjadi pada lansia atau individu yang dengan gangguan
TATALAKSANA
- BEDRESTBEDRESTBEDRESTBEDREST
- ADEKUASI NUTRISI ADEKUASI NUTRISI ADEKUASI NUTRISI ADEKUASI NUTRISI DIET LUNAKDIET LUNAKDIET LUNAKDIET LUNAK - CAIRANCAIRANCAIRANCAIRAN
PREVENTION
Personal hygiene
Universal Precautions
Water hygiene
Food hygiene
restaurant
Imunisasi
∗
Karakteristik Virus
:
Virus DNA
Diameter 42 nm, berkapsul ganda
Memiliki lapisan permukaan dengan inti didalamnya
Ditemukan didalam serum, disebut juga dengan partikel “dane”
Didalam serum ditemukan partikel lain yang berbentuk bulat dan tubuler, merupakan virus yang tidak lengkap yaitu HbsAg (untuk pembuatan vaksin)
Replikasi ditunjukkan oleh HbeAg (menunjukkan tanda infektivitas)
HEPATITIS
HEPATITIS
HEPATITIS
Cara Penularan:
Cara Penularan:
Cara Penularan:
Cara Penularan:
∗
Parenteral
∗
Sex Contact
∗
Fecal Oral (saliva)
∗ Janin
∗ Sex partners (single or multi partner)
∗ Men who have sex with men
∗ IDU
∗ Tenaga kesehatan
∗ Pasien yang menjalani hemodialisis
∗
Masa inkubasi: 40–160 hari (rerata: 120 hari)
∗
Petanda serologik pertama: antigen permukaan (HBsAg) yang
muncul sebelum timbulnya gejala klinik dan menetap
±
6
bulan
menunjukkan penderita dapat menularkan
∗
HBcAg muncul berikutnya
tidak terdeteksi secara rutin
∗
Antibodi anti HBc muncul setelah ada gambaran klinis dan
menetap untuk seterusnya, penanda kekebalan bukan dari
vaksin.
Reaksi Ag
Reaksi Ag
Reaksi Ag
∗
HBeAg timbul bersamaan atau setelah HBsAg.
∗
Antibodi anti HBe menunjukkan daya tular berkurang.
∗
HbsAg timbul setelah infeksi akut, menunjukkan penderita
sangat menular.
∗
Antibodi anti HBs muncul setelah infeksi membaik,
memberikan kekebalan jangka panjang.
Reaksi Ag
Reaksi Ag
Reaksi Ag
• SYMPTOMS
:
≈ Hep. A
• DIAGNOSTIC TEST
:
• HBsAg
akut & kronis
• Ig.M anti HBc
akut
• PREVENTION:
• Screening dini
• Imunisasi
• SCREENING RECOMMENDATION:
• All pregnant woman
• Infants who was born from positive mother
• Men who have sex with men
• IDU
• Pasien dengan peningkatan fungsi hepar tanpa
sebab yang jelas
• Pasien yang menjalani HD
• Pedonor (baik darah, jaringan, organ)
• Pasien yang akan diberikan obat2
Tingkat Keparahan:
Dapat menjadi fatal (mortality rate 60%)
TATALAKSANA
- AKUT:
- TANPA MEDIKASI
- TH/ SUPPORTIF (BEDREST, ADEKUASI NUTRISI, CAIRAN)
- KRONIS:
- MONITORING FUNGSI HEPAR
HEPATITIS - C
Karakteristik virus:
– Virus RNA yang terbungkus lemak
– Diameter 30-60 nm
Masa inkubasi:
CARA PENULARAN
• Parenteral
• Sex Contact
• Persalinan dari ibu yang
terinfeksi Hep. C
∗ IDU
∗ Pasien yang menjalani HD dalam jangka waktu lama ∗ Penerima donor (baik darah, jaringan, organ) sebelum
tahun 1980-an ∗ Tenaga kesehatan
∗ Individu yang terinfeksi HIV
∗ Janin yang dikandung atau bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi Hep. C
Symptoms
Symptoms
Symptoms
Symptoms
:
≈ Hep. A or Hep. B
Screening Assay:
Screening Assay:
Screening Assay:
Screening Assay:
EIA (Enzyme Immuno Assay)
CIA (Chemiluminescence Immuno
Assay)
Diagnostic Test:
Diagnostic Test:
Diagnostic Test:
Diagnostic Test:
No serologic test for acute infection
Anti HCV
• SCREENING RECOMMENDATION:
• Anak yang terlahir dari ibu yang positif dan anak belum pernah diperiksa sebelumnya
• Men who have sex with men • IDU
• Pasien dengan tanda dan gejala mengalami gangguan fungsi hepar
• Pasien yang menjalani HD lama
• Pedonor (baik darah, jaringan, organ)
• Penerima donor (baik darah, jaringan, organ) sebelum tahun 1980-an
• Tenaga kesehatan
Tingkat keparahan:
Dapat menjadi Hepatitis Kronis
PREVENTION:
Blood product
Medical Instrumen Sterilisation
TATALAKSANA
- AKUT:
- ANTI VIRAL
- TH/ SUPPORTIF (BEDREST, ADEKUASI NUTRISI,
CAIRAN)
- KRONIS:
HEPATITIS
HEPATITIS
HEPATITIS
HEPATITIS ---- D
D
D
D
Karakteristik Virus:
Virus RNA
Diameter 35 nm
Membutuhkan HBsAg untuk berperan sebagai
lapisan luar partikel untuk melakukan replikasi
Masa Inkubasi: 21-60 hari
Symptoms ≈ other Hepatitis
HEPATITIS
HEPATITIS
HEPATITIS
HEPATITIS ---- D
D
D
D
Fase ikterik (1-7 mgg)
kelemahan,
mual disertai BAB dgn warna pucat, urine
berwarna gelap, ikterik (+), serum
Bilirubin mengalami peningkatan
Dapat terjadi pada slrh tingkatan usia
Banyak dijumpai di: Amerika Selatan,
Cara
Penularan:
Percutaneus/permucosal
Parenteral
Sex Contact
Darah atau produk darah
lain merupakan sumber
Penderita Hep. B kronik
(carrier)
Individu yang belum pernah
terinfeksi atau diberikan
imunisasi Hep. B
IDU
Reaksi Ag - Ab
Penanda serologik:
•
HDAg infeksi akut dini•
Anti HDV infeksi saat ini dan infeksi masa lalu•
HDV timbul dalam keadaan klinis: Koinfeksi HBVSuperinfeksi HBV
Tingkat keparahan:
Dapat menjadi:
Hepatitis Fulminant Akut/Kronis Chirosis Hepatis
Carcinoma Hepatocelluler
NO Spesific Treatment For hep. D
Interferon
α
mencegah remisi
1 tahun 9 jt unit (3 x seminggu) > 1thn 5 jt unit (setiap hari)Prevention:
Blood Product
Medical Instrument Sterilisation
Diagnostic Test:
HEPATITIS
HEPATITIS
HEPATITIS
HEPATITIS ---- E
E
E
E
Karakteristik Virus:
Virus RNA
Diameter 32 - 34 nm
Masa Inkubasi: 2-9 minggu
Cara Penularan: sama dengan
penularan HAV
zoonotic
Tingkat Keparahan:
Self limiting illness
Self limiting illness
Self limiting illness
Self limiting illness
Mortality rate pada bumil (10
Mortality rate pada bumil (10
Mortality rate pada bumil (10
Mortality rate pada bumil (10----20%)
20%)
20%)
20%)
Diagnostic Test:
Hep. E-RNA
Ag-HEV
Cara Pencegahan:
Sama dengan HAV
Treatment:
FASE-FASE KLINIS
1. Fase Prodromal (Pre Ikterik):
– Timbul 1 mgg sebelum ikterus
– Manifestasi klinis:
• Malaise
• Anoreksia • Sakit kepala • Demam
• Athralgia • Arthritis • Ruam kulit
FASE-FASE KLINIS
2. Fase Ikterik:
– Berlangsung 2-4 minggu
– Manifestasi klinis:
• Jaundice / Ikterik • Demam
• Pruritus
• Nafsu makan masih menurun • Dark color urine
• Clay color stool
IKTERUS / JAUNDICE:
Hemolytic Jaundice
FASE-FASE KLINIS
3. Fase Penyembuhan:
– Pada kasus yang tidak mengalami komplikasi
dimulai 1-2 minggu setelah fase ikterus
– Berlangsung selama 2-6 minggu
– Manifestasi klinis:
• Keluhan mudah lelah • True feces color
• Ikterus berkurang
• Urine berwarna >> muda
• Splenomegali mengecil, hepatomegali normal dalam bbrp mgg kemudian
Px. Diagnostik Lain:
•
SGOT/SGPT
↑
•
DL
RBC
↓
, WBC
↑
, Trombositopenia
•
Albumin
↑
•
Bilirubin serum
>
2,5 mg/100 cc
KOMPLIKASI :
KOMPLIKASI :
KOMPLIKASI :
KOMPLIKASI :
Hepatitis Kronik Persisten
Perjalanan penyakit yang memanjang sampai 4-8
bulan, biasanya pada Hep. B dan Hep. C
Hepatitis Fulminant
Kemunduran yang hebat sampai ensephalophaty,
ascites dan jaundice yang nyata
Terjadi penciutan hati, pemanjangan waktu
KOMPLIKASI :
KOMPLIKASI :
KOMPLIKASI :
KOMPLIKASI :
Hepatitis Kronik Aktif
PHARMACOLOGIC
TREATMENT
Steroid
Immunoglobulin
Anti Lipomic Agent
Anti Viral
DIETARY TREATMENT
Tinggi karbohidrat
Rendah lemak
Rendah protein (tergantung
kasus)
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
Sistem Pernafasan:
Tidak ada keluhan, kecuali pada penderita
demam diikuti dengan peningkatan O
2demand
Bau khas (apek manis)
karena
pemecahan metionin
Sistem Kardiovaskuler:
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
Sistem Pencernaan:
Nyeri tekan perut kanan atas dan
perasaan tidak nyaman di perut,
mual-muntah, anoreksia, clay color stool
Sistem Perkemihan:
Dark urine
Sistem Muskuloskeletal
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
Sistem Integumen :
Jaundice, skin rash
Sistem Neurologi:
Bisa terjadi penurunan kesadaran
Sistem Endokrin:
DIAGNOSA
DIAGNOSA
DIAGNOSA
DIAGNOSA
KEPERAWATAN:
KEPERAWATAN:
KEPERAWATAN:
KEPERAWATAN:
•
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
makanan yang tidak adekuat
•
Risti defisit volume cairan b.d output yang berlebihan (muntah)
•
Risti gangguan integritas kulit b.d akumulasi garam empedu
Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan
Cirhosis Hepatis
DEFINISI
Sirhosis Hepatis adalah:
Penyakit hati kronis yang difus yang ditandai
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
A.
Sirhosis Laennec (50% kasus)
Disebut juga sirhosis alkoholik, portal atau
sirhosis gizi.
Akibat penggunaan alkohol >>> dan lama.
Mekanisme:
a. Gangguan metabolisme.
Pembentukan TG >>
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
A.
Sirhosis Laennec (50% kasus)
Mekanisme:
Pe
↓
an intake protein me
↓
kan aktivitas alkohol
dehidrogenase
infiltrasi lemak
hepatomegali dan rapuh
gg. fungsi hepar
Pada tahap lanjut
timbul nodul u/ mengganti
sel yang rusak
kapsul fibrosis dan tebal
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
B. Sirhosis Post Necrotic
20% dari kasus SH
25% karena Hepatitis virus
Kasus kecil disebabkan oleh obat, zat kimia
Mekanisme:
Timbul bercak nekrotik pada hepar
nodul
besar & kecil dikelilingi dan dipisahkan oleh
jaringan parut selang seling dengan parenkim
normal
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
C. Sirhosis Biliaris
15% dari kasus SH
Mekanisme:
Obstruksi biliaris post hepatik
stasis empedu
penumpukan empedu
terbentuk lembar
fibrosa di tepi lobulus
hepar membesar,
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
BENTUK / JENIS SIRHOSIS HEPATIS:
D. Cardiac Sirhosis Hepatis
Kasus ini sangat jarang
Penyebab:
Atrioventrikuler valve disease
Prolong constrictive pericarditis
Decomp. Cordis pulmonal
Mekanisme:
Secara morfologis diklasifikasikan sbb:
1.
SH Mikronodul
Septa tebal dan teratur
Besar nodul mencapai 3 mm
Mengandung nodul kecil dan halus diseluruh lobulus
2.
SH Makronodul
Septa tebal bervariasi
Lanjutan:
3.
SH Campuran
MANIFESTASI KLINIS SH
KEGAGALAN PARENKIM HATI
HIPERTENSI PORTA
STADIUM SH:
1.
Fase Kompensasi Sempurna (Laten, Dini)
Dx. sulit ditegakkan (diketahui setelah otopsi)
Manifestasi:
Badan kurang fit Kelemahan otot Anoreksia
Nausea
STADIUM SH:
2.
Fase Dekompensasi
a. Gangguan faal hepar:
Ikterus (+) Gg. Endokrin:
Spider angioma Atrofi testis Ginekomastia
Alopesia pektoris dan aksilla Eritema palmaris
2. Fase Dekompensasi:
Gg. Hematologik:
Kecenderungan perdarahan
Anemia, leukopenia, trombositopenia
Gg. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit:
2. Fase Dekompensasi:
Fetor hepatikum
bau apek manis
Lesi kulit
spider angioma, palmar eritema
Gg. Neurologik:
−
Flapping tremor
b. Hipertensi Portal:
Ascites
Varises esophagus
Kaput medusa
KOMPLIKASI
1.
Perdarahan saluran cerna
Karena pecahnya varises esophagus:
-
Hematemesis
-
Melena
1. Perdarahan saluran cerna
Terapi umum:
-
SB Tube
-
NGT
kumbah lambung
-
Vasopresin (2 amp 0,1 gr dalam 500 cc
D5% utk 4 jam diulang 3 kali)
-
Bedah anastomosis porta-kava
-
Enema
2. Ascites
Timbunan cairan di abdomen
Terapi:
-
Parasintesis
bila menyebabkan gg.nafas dan untuk
menegakkan diagnosis
-
Pembatasan garam dan cairan
WOC
ASCITES
WOC
Ditandai oleh:
Stadium I
-
Pandangan kosong, bicara tidak jelas, tertawa, pelupa,
sulit konsentrasi, perubahan kepribadian dan tingkah
laku (kadang tidak kooperatif dan kurang ajar)
Stadium II
-
Kedutan otot, flapping tremor, apraksia konstitusional
3. Ensephalophaty Hepatik
Stadium III
-
Gelisah, kadang tidur lama
Stadium IV
3. Ensephalophaty Hepatik
Terapi:
Diet tanpa protein
Antibiotika, Sedatif hipnotik <<
Enema
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
Identitas:
Biasanya terjadi pada usia > 30 tahun Laki-laki >> wanita
Lingkungan yang kotor dapat memperburuk keadaan Riwayat pekerjaan tidak berpengaruh
Keluhan Utama:
Melena
Hematemesis
Riwayat Penyakit Sekarang:
• Keluhan utama timbul setelah makan makanan yang
merangsang alkohol, diikuti oleh perasaan lelah,
lemah, mual/muntah, kembung, dll.
Riwayat Penyakit Sebelumnya:
• Infeksi virus Hepatitis B/C
• Diabetes Mellitus
• Cholecystitis
• Decomp. Cordis (kanan)
• Obstruksi aliran vena hepatikal
• Gangguan imunologis
• TB Paru
Riwayat Kesehatan Keluarga:
Riwayat kontak dengan anggota keluarga
yang menderita Hep. B / C
Pemeriksaan Fisik:
Sistem Pernafasan:
• Sesak nafas, wheezing, penggunaan otot bantu
nafas, ekspansi paru terbatas dan gg. gerak diafragma bila ada ascites
Sistem Kardiovaskuler:
• Distensi vena abdomen, BJ 3-4, anemia, kadang
Sistem Pencernaan:
•
Mual-muntah, anoreksia, nyeri abdomen kanan
atas, fetor hepatikum, feces spt tanah, shifting
dullness (+), fluid wave (+), hematemesis,
melena, hepatomegali, splenomegali
Sistem Perkemihan:
•
Urine seperti teh
Sistem Muskuloskeletal
•
atrofi otot, flapping tremor, kelemahan dan
Sistem Integumen :
• Jaundice, spider angioma, caput medusa,
hiperpigmentasi, eritema palmaris, turgor menurun
Sistem Neurologi:
• Flapping tremor, gangguan mental, gangguan
kesadaran, Babinski (+)
Sistem Endokrin:
Pemeriksaan Penunjang:
•
Lab. darah:
Hb
↓
, SGOT/PT
↑
, Albumin
↓
, Cholinesterase
↓
, Elektrolit
↓
, FH memanjang, GDA
↑
,
serologi marker (+) terinfeksi virus
hepatitis
•
Radiologi:
Barium swallow
varices esophagus
•
Biopsi:
Untuk melihat tingkat keparahan hepar
•
Esofogoscopy:
Cherry red spot
USG:
Untuk melihat pinggir dan permukaan hati
dan pembesarannya, ascites,
splenomegali, vena hepatika, vena porta,
pelebaran saluran empedu dan SOL
(Space Occupaying Lession)
Angiografi:
Melihat sirkulasi porta
CT-SCAN Abdomen:
TATALAKSANA
Fokus: mencegah komplikasi
Tindakan supportif:
Pembatasan aktivitas fisik
Tidak konsumsi alkohol dan atau obat yang bersifat hepatotoksik Diet tinggi kalori dan tinggi protein (kecuali untuk kasus EH)
Bila disertai edema dan atau ascites, maka:
• Pembatasan cairan (1 liter/hari) terutama pada kondisi hipernatremia
• Diet TKTPRG
• Bedrest
• Bila diperlukan:
Diuretik waspada SE dan PU
Albumin serum
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
makanan yang tidak adekuat
Gg.pola nafas b.d ekspansi paru yang tidak adekuat sekunder
terhadap adanya ascites
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Risti gangguan integritas kulit b.d
akumulasi garam empedu
Gangguan proses pikir b.d peningkatan kadar amonium serum
Prinsip Tindakan
Keperawatan:
Mempertahankan nutrisi yang adekuat
Mencegah komplikasi
Meningkatkan konsep diri dan penerimaan
situasi
REFERENSI
American Association for The Study of Liver Disease (AASLD) Practice Guidelines, (2009). Diagnosis, Management and Treatment of Hepatitis C: An Update. Hepatology, Vol. 49 No. 4, Hal.: 1335-1374
Black, J. & Hawks, J. (2005). Medical Surgical Nursing. (7 th ed). St.Louis-Missouri: Elsevier Saunders
Departement of Health & Human Services-Centers for Diseases Control & Prevention, (2001). National Hepatitis C Prevention Strategy
Dochterman, J.M. & Bulechek, G.M. (2000). Nursing Intervention Classification (NOC) Fourth Edition. Philadhelpia: Mosby Inc.
Gulanick, M. & Myers, J.L. (2007). Nursing Care Plan (Nursing Diagnosis & Intervention). 6th
Edition, Philadhelpia: Mosby Inc.
Jarvis, C. (2004). Physical Examination & Health Assessment Fourth Edition. St.Louis-Missouri: Elsevier
LeMone, P & Burke, K. (2008). Medical Surgical Nursing: Critical thinking in Client Care 4 ed. New Jersey: Pearson Education Inc.
Lewis, et al. (2005). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problem. New South Wales: Mosby Inc.
Price & Wilson, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC Silbernagl, S. & Lang, F. (2007). Teks dan atlas berwarna patofisiologi. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C., & Bare, B. (2003). Brunner and Suddarth's Textbook of Medical-Surgical
Nursing (10th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins