UU Nomor 25 Tahun 1992
Written by Artikel
Wednesday, 02 June 2010 11:57 - Last Updated Thursday, 10 June 2010 12:52
Meluruskan Koperasi Kembali Ke Habitatnya
Deputi Bidang Kelembagaan Kementrian Negara Koperasi dan UKM Untung Tri Basuki
menegaskan, koperasi harus kembali ke rohnya. Untuk itu, kita akan memperluas penyuluhan mengenai koperasi. Pasalnya, banyak koperasi belum menjalankan prinsip-prinsip koperasi seperti demokrastisasi dalam kepengurusan, keterbukaan anggota," ungkap Untung, dalam sebuah Workshop Koperasi dan UMKM, di Jakarta, Selasa.
Prinsip yang paling banyak dilanggar koperasi di seluruh Indonesia adalah memberikan edukasi kepada anggotanya. Padahal, kalau itu dilaksanakan secara besar-besaran oleh seluruh
koperasi di Indonesia dan dikemas dengan baik, akan memiliki dampak positif sangat luar biasa.
Dan ketersediaan dana bukanlah masalah dalam hal edukasi tersebut. Karena, kata Untung, setiap koperasi itu menyisihkan dana pendidikan dalam setiap Sisa Hasil Usaha atau SHU-nya. Karena UU mewajibkan hal itu. UU menyebutkan, koperasi wajib menyisihkan dana dari SHU untuk cadangan modal, dana pendidikan, dan dibagikan kepada anggota "Kalau sekadar disisihkan, hampir semua koperasi sudah melakukan. Hanya belum dimobilisasi dengan baik" tukas Untung.
Sayangnya, dalam UU tidak diatur sanksi bagi koperasi yang melanggar aturan penyisihan dana tersebut. UU menyerahkan kepada aturan yang belaku umum, seperti hukum perdata dan pidana.
Selain itu, lanjut Untung, di dalam koperasi juga harus bisa mengembangkan audit kontrol anggota, semacam badan pengawas sebagai wakil dari anggota untuk mengawasi koperasi. "Akan lebih baik memang kalau hal itu, Internal Control dan audit independen, yang harus kita kembangkan,kata Untung.
Dan khusus untuk koperasi simpan pinjam (KSP) memang sudah diatur dalam PP Nomor 9 Tahun 1995 bahwa pemerintah memiliki kewenangan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan, karena hal itu menyangkut penghimpunan dana masyarakat secara terbatas.
Pengawasan kesehatan KSP diatur dalam Peraturan Menneg Koperasi dan UKM nomor 20 Tahun 2008."Karena sekarang ini banyak terjadi menghimpun dana masyarakat atas nama koperasi lalu kabur. Ini yang merusak citra baik koperasi. Peran pemerintah disini bukan mengintervensi koperasi, melainkan melindungi uang masyarakat," ucap Untung.
Makanya, peringkat kesehatan koperasi yang dirilis pemerintah sebaiknya memang diketahui publik secara luas. Sehingga, semua orang bisa melihat mana koperasi yang baik dan mana yang tidak baik. "Di beberapa daerah sudah ada yang mempublish peringkat koperasi itu untuk diketahui publik dengan diumumkan di media lokal," ucap Untung.
UU Nomor 25 Tahun 1992
Written by Artikel
Wednesday, 02 June 2010 11:57 - Last Updated Thursday, 10 June 2010 12:52
Dari sisi pajak, masih ada juga ketidaksinkronan antara koperasi dengan petugas pajak. Karena seharusnya, SHU itu tidak dikenakan pajak. "Dengan perbedaan pemahaman itulah makanya ada koperasi yang tercatat menunggak pajak dan terakumulasi terus,"jelas Untung, mdy/
Sumber : Harian Ekonomi Neraca