• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1999

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1999"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 1999

TENTANG

TIM PENGKAJIAN KEBIJAKSANAAN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN LANDREFORM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

a. bahwa Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria

mengamanatkan semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial, dan agar tidak merugikan kepentingan umum maka pemilikan/penguasaan tanah yang melampaui batas dilarang;

b. bahwa kebijaksanaan dan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan yang berlaku saat ini belum sepenuhnya seiring dengan amanat Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 dan belum mendukung terciptanya penguasaan dan pemanfaatan tanah yang sesuai dengan nilai-nilai kerakyatan dan norma-norma yang berkeadilan sosial, sehingga dipandang perlu mengambil langkah-langkah bagi terwujudnya amanat Undang-undang tersebut;

c. bahwa sehubungan dengan itu dipandang perlu membentuk Tim Pengkajian Kebijaksanaan dan Peraturan Perundang-undangan Dalam Rangka Pelaksanaan Landreform.

Mengingat :

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG TIM PENGKAJIAN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN LANDREFORM.

Pasal 1

Membentuk Tim Pengkajian Kebijaksanaan dan Peraturan Perundang-undangan Dalam Rangka Pelaksanaan Landreform, yang selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disebut Tim Landreform, dengan susunan keanggotaan sebagai berikut:

Ketua : Menteri Kehakiman;

Wakil Ketua : Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional; Anggota : 1. Menteri Dalam Negeri;

2. Menteri Pertanian;

3. Menteri Kehutanan dan Perkebunan;

4. Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan; 5. Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah;

6. Menteri Negara Perencanaan pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

7. Menteri Negara Perumahan dan Permukiman; Sekretaris I

merangkap

: Direktur Jenderal Hukum dan Perundang-undangan, Departemen Kehakiman;

(2)

Pasal 2

Tim Landreform berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Pasal 3

Tim Landreform mempunyai tugas :

a. melakukan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan;

b. melakukan pengkajian dan penelaahan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan peratauran perundang-undangan yang berkaitan dengan Landreform;

c. menyusun dan merumuskan kebijaksanaan dan rancangan peraturan perundang-undangan yang diperlukan untuk terlaksananya Landreform.

Pasal 4

Untuk menunjang pelaksanaan tugas Tim Landreform, Ketua Tim Landreform dapat membentuk Tim Pelaksana yang keanggotaannya diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Tim Landreform.

Pasal 5

Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tim Landreform dibebankan kepada anggaran belanja Departemen Kehakiman, Kantor Menteri Negara Agraria dan Badan Pertanahan Nasional.

Pasal 6

Tim Landreform menyelesaikan tugasnya dalam waktu 3 (tiga) bulan. Pasal 7

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan Keputusan Presiden ini ditetapkan oleh Ketua Tim Landreform.

Pasal 8

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 27 Mei 1999

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT KABINET RI

Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan I Anggota

Sekretaris II merangkap Anggota

: Sekretaris Menteri Negara Agraria;

(3)

ttd

Lambock V. Nahattands

disalin sesuai aslinya oleh : indonesianforest.com

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang kehidupan Soedjatmoko yang mempengaruhi pemikiran-pemikirannya, kemudian dijelaskan bagaimana pemikiran-pemikiran

Melestarikan lingkungan menurut konsep Islam merupakan sebuah kewajiban karena tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah memakmurkan bumi dan tidak boleh membuat

Penggolongan data individu-individu jantan sapi PO vs sapi Bali berdasarkan skor diskriminan Fisher menunjukkan hasil bahwa semua individu-individu jantan sapi

Mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, kecukupan unsur) dengan benar tetapi model matematika yang dibuat dan penyelesaiannya salah; atau memberikan jawaban yang benar tetapi

Dapat disimpulkan bahwa komponen modal intelektual yang terdiri dari Human Capital , Structured Capital dan Capital Employed (HCE, SCE, dan CEE) berdampak positif

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka diambil suatu pemahaman bahwa dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga