• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf Di Kabupaten Semarang Tahun 2011 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf Di Kabupaten Semarang Tahun 2011 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI

BIDAN DESA DALAM PENGGUNAAN PARTOGRAF

DI KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2011

ARTIKEL

Untuk memenuhi persyaratan

mencapai derajat Sarjana S-2

Program Studi

Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Konsentrasi

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Minat

Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak

Oleh:

SRI WAHYUNI

NIM. E4A009098

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak Universitas Diponegoro Semarang 2011 ABSTRAK

Sri Wahyuni, Bagoes Widjanarko,dr,MPH, Lucia Ratna Kartika Wulan,SH,M.Kes

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf Di Kabupaten Semarang Tahun 2011

133 hal+30 tabel+6 bagan +11 lampiran

Partograf sangat penting untuk mendeteksi dini masalah dan penyulit dalam persalinan seperti partus lama, perdarahan dan gawat janin, sehingga dapat sesegera mungkin mengambil tindakan atau merujuk ibu dalam kondisi optimal. Di Kabupaten Semarang, partograf untuk pasien non Jamkesmas hanya digunakan 15 % dari seluruh bidan desa. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf di kabupaten Semarang tahun 2011.

Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan crossectional. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner terstruktur dan lembar observasi. Jumlah sampel 71 responden, dengan teknik sampling simple random sampling dengan alokasi proporsional. Analisis bivariat menggunakan uji rank spearman, dan multivariat dengan uji regresi logistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan Diploma III (62,4%), dengan rata-rata masa kerja 13,87 tahun, dan rata-rata usia 36 tahun. sebagian besar responden mempunyai motivasi baik, tanggung jawab, prestasi, pengakuan, persepsi tentang partograf, pengembangan potensi individu, persepsi insentif, kondisi kerja, hubungan antar individu, kebijakan dan supervisi semuanya baik. Ada hubungan antara tanggung jawab, pengakuan, kebijakan dan supervisi dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf. Tidak ada hubungan antara prestasi, persepsi tentang partograf, pengembangan potensi individu, insentif, kondisi kerja dan hubungan antar pribadi dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf. Variabel yang paling dominan mempengaruhi motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf adalah tanggung jawab (p=0,010) dengan nilai Exp (B) 4,059.

Dinas Kesehatan perlu meningkatkan rasa tanggung jawab bidan desa melalui penjelasan dan pemahaman partograf sebagai tugas pokok bidan, nilai penting partograf, memberikan penghargaan, supervisi dan evaluasi secara berkala. Selain itu bidan desa diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan APN,PKD.

Kata Kunci : Motivasi, Bidan Desa, Partograph

(3)

Management of Maternal and Child Health

Diponegoro University of Semarang

2011

ABSTRACT

Sri Wahyuni, Bagoes Widjanarko,dr,MPH, Lucia Ratna Kartika Wulan,SH,M.Kes

Factors Affecting The Motivation of Village Midviwes to Use

Partograph in Semarang District 2011

Partograph is a crucial effort to detect early problems during

delivery process. Partograph is used to identify process in the normal

delivery atmosphere or it is need to refer woman to the higher helath

services. In Semarang District as for patients with non

Jamkesmas

,

partograph used village midvives only about 15%. The purpose of this

study is to identify the factors affecting the motivation of village

midwives to use partograph in Semarang Dictrict 2011.

This study is an observational research with cross sectional

approach. The toool used is a structured questionnarie and an

observational sheet. There are 71 respondent involving using a

proportionate simple random sampling. Data was analyzed by rank

sprearman test which was bivariate analysis. Morever, multivariate is

used logistic regression analysis.

The result shows that the level of education of most

respondents (62.4%) is a Diploma III and the average of working

duration is 13.87 years. And then, teh average of respondents’age is 36

years old. The most of respondents have a good motivations,

responsibility, effort, achievement, midvife’s partograph perception,

individual potential development, incentive perception, workforce,

interpersonal relationship, and supervise and policy. There is a

relationship between responsibility, achievement, supervise and policy,

and village midwife’s motivation in using partograph. The most

dominant variable is responsibility with p-value 0.01 and Exp (B) 4.059.

Health Department needs to improve the village midwife’s

responsibility for using partograph by explaining and understanding

partograph as a crucial task of midwite, the importance of partograph,

giving a reward, supervise and giving regularly assesment. And then,

giving opportunity training of APN, PKD.

Keywords: Motivation, Village midwives, Using Partograph

(4)

Salah satu tujuan pembangunan millennium (MDG) 2015 adalah peningkatan kesehatan maternal.1 Menurut Survey Demografi Kesehatan

Indonesia Angka Kematian Ibu di Indonesia tahun 2007 sejumlah 228 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan target tahun 2010 AKI di Indonesia sejumlah 125 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab utama AKI di Indonesia adalah perdarahan, eklampsia , infeksi, partus lama dan komplikasi abortus.2

Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 sebesar 124,3 per 100.000 kelahiran hidup.3,4 Di Kabupaten Semarang, angka

kematian ibu pada tahun 2009 sebesar 132,6 per 100.000 kelahiran hidup. Perdarahan sebagai penyebab kematian itu pada tahun 2009 sebesar 47,4%. Berdasarkan waktu meninggal, angka kematian ibu di Kabupaten semarang terjadi kurang dari 48 jam sebesar 84%. Hal ini menunjukkan adanya keterlambatan bidan dalam mengenali secara dini adanya penyulit atau resiko terjadinya kegawadaruratan.5

Kematian ibu bersalin disebabkan keterlambatan dalam mengenali risiko tinggi ibu bersalin.6 Menurut Fahdhy dan Chongsuvivatwong (2004)

90 % kematian ibu terjadi pada saat persalinan karena komplikasi obstetri yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya, seperti perdarahan, partus lama dan partus tak maju.7 Perdarahan, partus lama dapat dicegah

apabila penolong persalinan menggunakan partograf untuk deteksi dini penyulit persalinan sehingga keterlambatan dalam pengambilan keputusan klinik atau rujukan dapat dihindari6.

Berdasarkan kompetensi Bidan Indonesia dalam Kepmenkes No.369/MENKES/SK/III/2007 bahwa salah satu ketrampilan dasar Bidan dalam kompetensi ke-4 adalah melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf.8,9,10

(5)

janin, sehingga dapat sesegera mungkin mengambil tindakan atau merujuk ibu dalam kondisi optimal.11 Bidan sebagai pemberi asuhan

dalam pemantauan persalinan harus terampil dan menguasai dalam penggunaan partograf sehingga diharapkan dapat mendeteksi kemungkinan komplikasi sedini mungkin.12

Hasil prasurvei yang dilakukan oleh peneliti di Dinas Kesehatan Kabupaten pada bulan Mei 2010 tentang pelaksanaan penggunaan partograf oleh Bidan Desa didapatkan bahwa partograf hanya digunakan untuk pasien Jamkesmas dengan tujuan mendapatkan klaim biaya. Pada pasien non Jamkesmas, partograf digunakan hanya sekitar 35 dari 237 bidan desa atau 15 %. Dari 187 kasus rujukan persalinan oleh bidan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Ambarawa pada bulan Januari s/d Desember 2009 didapatkan bahwa semua bidan (100%) dalam melakukan rujukan tidak menyertakan partograf.

Hasil penggunaan partograf untuk klaim pasien Jamkesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang pada bulan April s/d Juli 2010 sejumlah 90 partograf didapatkan data sebagai berikut: pencatatan yang benar dan lengkap tentang identitas ibu mencapai 69,2%, kondisi janin 66 %, kemajuan persalinan 58%, jam dan waktu 48%, kontraksi uterus 64%, kondisi ibu 46,3%,dan pencatatan kala I 52 %, kala II 63,2%, kala III 64,5% dan kala IV 44,2%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penggunaan partograf sebagai kompetensi bidan dalam pertolongan persalinan di Kabupaten Semarang belum sesuai dengan standart operasional prosedur (partograf harus dibuat dengan benar dan lengkap mulai identitas ibu s/d pencatatan kala IV).

(6)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas diketahui bahwa kepala dinas telah berupaya mengadakan pelatihan tentang PKD termasuk materi partograf kepada bidan desa yang ada di Puskesmas Kabupaten Semarang dan memberikan instruksi untuk menggunakan partograf sebagai kompetensi bidan dalam pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (linakes) tetapi hingga saat ini penggunaan partograf masih belum optimal. Berdasarkan paparan di atas dapat diasumsikan bahwa kepedulian bidan desa dalam penggunaan patograf masih kurang yang dipengaruhi faktor motivasi.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui faktor –faktor yang mempengaruhi motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf di Kabupaten Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik bidan desa berdasarkan umur, pendidikan dan masa kerja

b. Mendeskripsikan tanggung jawab, prestasi, pengakuan, persepsi tentang partograf, pengembangan potensi individu, insentif, kondisi kerja, hubungan antara individu, kebijakan, supervisi dan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf di Kabupaten Semarang.

c. Mengetahui hubungan tanggung jawab dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf

d. Mengetahui hubungan prestasi dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf

e. Mengetahui hubungan pengakuan dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf

(7)

g. Mengetahui hubungan pengembangan potensi individu dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf

h. Mengetahui hubungan insentif dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf

i. Mengetahui hubungan kondisi kerja dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf

j. Mengetahui hubungan interpersonal relationship atau hubungan

antar individu dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf

k. Mengetahui hubungan kebijakan dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf

l. Mengetahui hubungan supervisi dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf

m. Mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara tanggung jawab, prestasi, pengakuan, persepsi tentang partograf, pengembangan potensi individu, imbalan/insentif, kondisi kerja, hubungan antara individu, kebijakan dan supervisi terhadap motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi

a. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang

Hasil penelitian ini dapat memberi masukan dalam upaya menyusun kebijakan dan mengembangkan strategi pelayanan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan pelayanan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes) pada puskesmas di lingkungan kerjanya.

b. Bagi Puskesmas

Dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan kinerja Bidan Desa dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas cakupan linakes di Puskesmas salah satunya adalah penggunaan partograf dalam pemantauan persalinan dan rujukan.

(8)

Mengembangkan pengetahuan, wawasan, dan praktek dalam proses penelitian tentang motivasi kerja bidan desa dalam penggunaan partograf di Kabupaten Semarang.

3. Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Memberikan tambahan wacana akademik tentang motivasi penggunaan partograf yang kemudian dapat menjadi dasar untuk dilakukan penelitian selanjutnya.

E. Subjek dan Cara Penelitian 1. Subjek Penelitian

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan desa di Kabupaten Semarang yaitu 237 bidan desa.

Adapun Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Bidan Desa dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Sedangkan kriteria eksklusi adalah:

1) Pada saat dilakukan penelitian sedang sakit/cuti. 2) Tidak bersedia menjadi responden.

b. Besar Sampel dan Pemilihan Sampel

Sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah bidan desa yang ada di Kabupaten Semarang yaitu sejumlah 71 Bidan Desa, dengan teknik sampling adalah simple random sampling dengan alokasi proporsional yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan dengan memperhatikan proporsi dalam populasi itu.

2. Cara Penelitian

(9)

chek list. Data yang terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing b. Coding c. Scoring d. Tabulating e. Entry Data f. Cleaning

Adapun analisa data menggunakan: a. Analisis Univariat

Digunakan untuk mendeskripsikan motivasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu : tanggung jawab, prestasi, pengakuan, persepsi tentang partograf, pengembangan potensi individu, insentif, kondisi kerja, hubungan antar individu, kebijakan dan supervisi.

b. Analisa Bivariat

Dilakukan untuk mencari hubungan variabel bebas (tanggung jawab, prestasi, pengakuan, persepsi tentang partograf, pengembangan potensi individu, insentif, kondisi kerja, hubungan antar individu, kebijakan dan supervisi) dan variabel terikat (motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf), dengan uji korelasi Rank Spearman.13,14,15

c. Analisa Multivariat

Dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat, dengan uji multiple regresi logistik. 16,17

F. Hasil dan Pembahasan 1. Karakteristik Responden

(10)

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden di Puskesmas Kabupaten Semarang Tahun 2011

Karakteristik N Mean Median Standar

Deviasi Minimum Maksimun

Umur (th) 71 36 36 5,504 25 54

Masa kerja (th) 71 13 15 5,9147 1 23

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (Tingkat Pendidikan) di Puskesmas Kabupaten Semarang Tahun 2011

No Karakteristik Responden f %

1. Pendidikan

a. Deskripsi Variabel Penelitian

(11)

. 0,66 1 ,265

angan potensi

individu

3. Hasil Uji Bivariat

a. Hubungan antara Tanggung Jawab dengan Motivasi Bidan Desa dalam Penggunaan Partograf

(12)
(13)

b. Hubungan antara Prestasi dengan Motivasi Dalam Penggunaan Partograf

Tabel 4.17. Tabulasi Silang Prestasi dengan Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf Di Kabupaten Semarang Tahun 2011

Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf

(14)

c. Hubungan antara Pengakuan dengan Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf

Tabel 4.18. Tabulasi Silang Pengakuan dengan Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf Di Kabupaten Semarang Tahun 2011

Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf

(15)

bekerja keras, semangat melakukan tugasnya guna mencapai produktivitas kerja yang lebih baik. Apabila organisasi memberikan pengakuan sebagai hasil usaha dari pekerjaan individu maka akan terjadi peningkatan status individu.

d. Hubungan antara Persepsi tentang Partograf dengan Motivasi Bidan Desa dalam Penggunaan Partograf

Tabel 4.19. Tabulasi Silang Persepsi tentang Partograf dengan Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf Di Kabupaten Semarang Tahun 2011

Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf

Persepsi tentang

Kurang Baik (skor<19) 1

(16)

tentang partograf baik mempunyai prosentase motivasi kurang baik sebesar 70,6 % lebih kecil dari pada motivasi baik (75,7%). Hal ini menunjukan bahwa responden dengan persepsi tentang partograf yang kurang baik cenderung mempunyai motivasi kurang baik sedangkan responden dengan persepsi tentang partograf baik cenderung mempunyai motivasi baik, dengan p value 0,095(>0,05).

e. Hubungan antara Pengembangan Potensi Individu dengan Motivasi Bidan Desa dalam Penggunaan Partograf

Tabel 4.20. Tabulasi Silang Pengembangan Potensi Individu dengan Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf Di Kabupaten Semarang Tahun 2011

Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf

Pengembangan Potensi Individu

Kurang Baik

Baik Total

f % f % f %

Kurang Baik (skor<12) 1

(17)

pada motivasi baik (45,9%), sedangkan responden dengan persepsi pengembangan potensi individu baik mempunyai prosentase motivasi kurang baik sebesar 50 % lebih kecil dari pada motivasi baik (54,1%), dengan p-value 0,621(>0,05).

f. Hubungan antara Insentif dengan Motivasi Bidan Desa dalam Penggunaan Partograf

Tabel 4.21. Tabulasi Silang Insentif dengan Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf Di Kabupaten Semarang Tahun 2011

Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf

(18)

kecil dari pada motivasi baik (64,9%). Dari hasil uji hubungan antara persepsi insentif dengan motivasi dalam penggunaan partograf menghasilkan p value 0,278(>0,05).

g. Hubungan antara Kondisi Kerja dengan Motivasi Bidan Desa dalam Penggunaan Partograf

Tabel 4.22. Tabulasi Silang Kondisi Kerja dengan Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf Di Kabupaten Semarang Tahun 2011

Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf

(19)

baik mempunyai prosentase motivasi kurang baik sebesar 67,6% lebih kecil dari pada motivasi baik (70,3%). Dari hasil uji hubungan antara persepsi kondisi kerja dengan motivasi dalam penggunaan partograf menghasilkan p value 0,595(p>0,05).

h. Hubungan antara Hubungan Antar Individu dengan Motivasi Bidan Desa dalam Penggunaan Partograf

Tabel 4.23. Tabulasi Silang Hubungan Antar Individu dengan Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf Di Kabupaten Semarang Tahun 2011

Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf

Hubungan Antar

Kurang Baik (skor<12) 1

(20)

motivasi kurang baik sebesar 58,8% lebih kecil dari pada motivasi baik (75,7%), dengan p value 0,059(>0,05).

i. Hubungan antara Kebijakan dengan Motivasi Bidan Desa dalam Penggunaan Partograf

Tabel 4.24. Tabulasi Silang Kebijakan dengan Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf Di Kabupaten Semarang Tahun 2011

Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf

(21)

antara persepsi kebijakan dengan motivasi dalam penggunaan partograf menghasilkan p value 0,002(<0,05).

Bond,dkk 2004 dan Wade (2007) bahwa aspek lingkungan kerja yang seringkali dapat meningkatkan motivasi, kepuasan dalam bekerja dan mengurangi kelemahan emosional antara lain perusahan atau organisasi yang menetapkan peraturan-peraturan yang jelas dan konsisten.

Menurut Edwin Locke dalam teori penetapan tujuan bahwa semakin kuat suatu tujuan akan menghasilkan semangat kerja mencapi tingkat kinerja yang tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa suatu tujuan dapat berperan sebagai motivator.18

j. Hubungan antara Supervisi dengan Motivasi Bidan Desa dalam Penggunaan Partograf

Tabel 4.25. Tabulasi Silang Supervisi dengan Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf Di Kabupaten Semarang Tahun 2011

Supervisi

Motivasi Bidan Desa Dalam Penggunaan Partograf

(22)

p value:0,046 r:

0,238

Tabel 4.25. menunjukkan bahwa responden dengan persepsi supervisi kurang baik mempunyai prosentase motivasi kurang baik sebesar 61,8 % lebih besar dari pada motivasi baik (35,1%), sedangkan responden dengan persepsi supervisi baik mempunyai prosentase motivasi kurang baik sebesar 38,2% lebih kecil dari pada motivasi baik (64,9%). Dari hasil uji hubungan antara persepsi supervisi dengan motivasi dalam penggunaan partograf menghasilkan p value 0,046(<0,05).

Bond,dkk 2004 dalam Wade (2007) bahwa beberapa aspek lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan dalam bekerja antara lain dengan pengawasan yang baik termasuk pemberian umpan balik, sehingga karyawan mengetahui apa saja yang telah mereka selesaikan dan apa yang butuhkan untuk meningkatkan kualitas kerja mereka.

4. Hasil Uji Multivariat

(23)

N

Tabel 4.26 menunjukkan bahwa variabel bebas yang berpengaruh terhadap motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf adalah variabel tanggung jawab dengan p-value 0,010 dan nilai Exp(B) sebesar 4,059. Variabel pengakuan dan supervisi tidak berpengaruh karena p-value >0,05. Nilai Nagelkerke R Square sebesar 27,6% artinya persamaan yang diperoleh mampu menjelaskan peningkatan motivasi 27,6% dari variabel independen (tanggung jawab, pengakuan dan supervisi) dan 72,4% dijelaskan oleh variabel lain.

Bidan desa yang memiliki tanggung jawab yang baik akan mempunyai motivasi yang baik 4,059 kali lebih besar dibandingkan bidan desa dengan tanggung jawab kurang baik.

(24)

Selanjutnya dipertegas oleh Herzberg dalam Sobur (2003) bahwa tanggung jawab merupakan faktor motivator kedua yang mempengaruhi motivasi seseorang melakukan suatu tindakan.20 Faktor motivasional

adalah fakor yang berhubungan dengan apa yang dikerjakannya (job content) yaitu kandungan kerja pada tugasnya yang mendorong berprestasi. Faktor motivasional bersifat instrinsik yang berasal dalam diri individu atau disebut juga faktor isi content pekerjaan.21,22

Brookhart dalam Timpe (1999) menyatakan bahwa untuk mencapai performance organisasi yang baik, tidak hanya memerlukan karyawan yang kompeten tetapi karyawan yang dapat bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan.23

Dengan demikian maka variabel tanggung jawab yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf perlu diupayakan dengan meningkatkan kesadaran diri untuk bertanggung jawab, pemahaman tanggung jawab dan keyakinan nilai penting partograf melalui pembinaan /supervisi secara rutin. Mc.Mohan dalam Timpe (1999) mengatakan bahwa organisasi yang baik akan membantu menjelaskan tugas dan tanggung jawab, memudahkan pengambilan keputusan, dan komunikasi efektif, semuanya merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi.23

G. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebagian besar responden berpendidikan Diploma III (62,4%), dengan rata-rata masa kerja 13,87 tahun, dan rata-rata responden berusia 36 tahun.

(25)

tanggung jawab tentang waktu membuat partograf belum optimal (partograf dibuat setelah menolong persalinan). Persepsi tentang prestasi sebagian besar baik, pengakuan tentang partograf baik kecuali pengakuan dari rumah sakit, dan persepsi tentang partograf sebagian besar baik dan persepsi tentang pengembangan potensi individu sebagian besar baik.

3. Persepsi tentang insentif sebagian besar baik kecuali finansial dan non finansial insentif, kondisi kerja dalam pelaksanaan penggunaan partograf sebagian besar responden baik, persepsi hubungan antar individu baik, persepsi kebijakan tentang penggunaan partograf sebagian besar baik dan persepsi supervisi berkaitan dengan penggunaan partograf sebagian besar baik.

4. Ada hubungan antara tanggung jawab dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf dengan p-value 0,001 dan r hitung 0,378 dengan arah hubungan positif.

5. Ada hubungan antara pengakuan dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf dengan p-value 0,021 dan r hitung 0,274 dengan arah hubungan positif.

6. Ada hubungan antara kebijakan dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf dengan p-value 0,002 dan r hitung 0,354 dengan arah hubungan positif.

7. Ada hubungan antara supervisi dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf dengan p-value 0,046 dan r hitung 0,238 dengan arah hubungan positif.

(26)

antar individu dengan motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf.

9. Secara bersama-sama variabel yang berpengaruh terhadap motivasi bidan desa dalam penggunaan partograf adalah tanggung jawab dengan p-value 0,010 dan Exp (B) 4,059.

B. Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang

a. Melakukan pembinaan kepada bidan untuk meningkatkan tanggung jawab dalam penggunaan partograf dengan cara : 1) melakukan penyegaran kembali tentang

partograf, dengan memberikan kesempatan mengikuti pelatihan APN, PKD

2)

memberikan penjelasan dan pemahaman

tanggung jawab untuk menggunakan partograf sebagai tugas pokok bidan

3) memberi penjelasan dan menekankan kembali nilai penting partograf dalam pertolongan persalinan, dan membuat partograf selama proses persalinan sehingga dapat membantu bidan mengenali secara dini penyulit persalinan

(27)

c. Melakukan kerjasama (persamaan persepsi dan koordinasi) dengan RS tentang penggunaan partograf untuk rujukan persalinan

d. Melakukan supervisi dan evaluasi secara berkala tentang pelaksanaan penggunaan partograf untuk mengetahui keberhasilan dan kendala-kendala yang dihadapi selama menggunakan partograf.

2. Bagi Puskesmas

a. Memberikan motivasi kepada bidan dalam penggunaan partograf dengan cara :

1)

memberikan bimbingan teknis tentang penggunaan partograf

2) menjelaskan nilai penting partograf dalam pertolongan persalinan, dan sebagai wujud tanggung jawab dari tugas pokok bidan dengan menggunakan pendekatan yang disesuaikan dengan karakteristik individu.

3) memperhatikan permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan partograf

b. Memberikan apresiasi (penghargaan) kepada bidan yang telah menggunakan partograf

(28)

DAFTAR PUSTAKA

1. Moedjiono, A., Prioritas Pada Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayii.2007,http://tenagakesehatan.or.id/publikasi.php?

do=detail&id=136 (10 Juli 2010)

2. Depkes, RI., Profil Kesehatan Indonesia.2008, Jakarta: Depkes RI 3. Dinkes, Jateng., Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008.

2009, Semarang: Dinkes Jateng

4. Dinkes, Jateng.,Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009. Semarang.http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/manajemen_inf ormasi/proprofil/Profil_2009_files/sheet019.htm.(10 Juli 2010)

5. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2009, Kab.Semarang: DKK Kab.Semarang

6. Astuti, Sri Puji., Pola Pengambilan Keputusan Keluarga dan Bidan dalam Merujuk Ibu Bersalin ke Rumah Sakit pada Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Demak. 2007, Available at: http://digilib.undip.ac.id/ebooks/gdl.php? mod=browse&op=read&id =gdlhub-gdl-s2-2009-sripujiast-192 (17 Maret 2010)

7. Fahdhy,M., and Chongsuvivatwong, V., Evaluation Of World Health Organization Partograph Implementation by Midwifes for Maternity Home Birth in Medan Indonesia. 2005, Available at: http://www.elsevier.com/locate.midw.21-301-310.

8. Kepmenkes, RI., Nomor 369/Menkes/SK/III/2007. Tentang Standar Profesi Bidan.2007, http://www.puspronakesln.org/pdfupload/ KMKNo.369ttgSPBidan.pdf

9. Kepmenkes, RI., Nomor 369/Menkes/SK/III/2007, Tentang Standar Profesi Bidan. 2007, Jakarta

10. Pusdiknakes, Depkes, RI., Kompetensi Bidan Indonesia. 2000, Jakarta: IBI

11. Bosse, G.,Massawe, S.,and Jann, A., The Partograph in Daily Practice: It’s Quality That Matters. 2002. International Journal of

Gynecology &obstetrics.Available at:

http://www.elsevier.com/locate/ijgo. 77, 243-244.

(29)

13. Mustafa, Z.,Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Cetakan I.2009,.Yogjakarta: Garaha Ilmu

14. Riwidikdo.H., Statistik Kesehatan.2009, Cetakan III, Yogjakarta: Mitra Cendekia Press

15. Riduwan., Statistik Untuk Lembaga Instansi Pemerintah atau Swasta. 2004, Bandung: Alfabeta

16. Sutanto.P.H., Analisis Data Kesehatan.2007, Jakarta: FKUI

17. Ghozali, I.,Analisis Multivariat Lanjutan Dengan Program SPSS.2009,Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

18. Ivancevich.J, Konopapaske.R,Matteson.M., Perilaku dan Manajemen Organisasi.Edisi ketujuh,Jilid 1,2006,Erlangga

19. Amirullah, Budiyono, H., Pengantar Manajemen. Edisi 2 Cetakan 1.2004, Yogjakarta: Graha Ilmu

20. Sobur, A., Psikologi Umum. Cetakan Pertama. 2003, Bandung: CV Pustaka Setia

21. Hasibuan, M., Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi.Cetakan 2.2003, Jakarta: Bumi Aksara

(30)

Gambar

Tabel 4.3 Deskripsi Variabel Penelitian Motivasi Bidan Desa dalam
Tabel  4.16.  Tabulasi  Silang  Tanggung  Jawab  dengan  Motivasi
Tabel  4.16  menunjukkan  bahwa  responden  dengan
Tabel  4.19  menunjukkan  bahwa  responden  dengan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kasus persalinan lama, ketuban pecah dini, fetal distress pada janin, yang dapat menimbulkan resiko yang lebih besar dapat dideteksi dengan cepat sehingga penggambilan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala seksi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dinas kesehatan Kabupaten Blora didapatkan banyak upaya yang dilakukan untuk

Ada hubungan antara faktor pendanaan, kebijakkan/struktur, karakteristik bidan, persepsi/sikap bidan dan motivasi bidan dalam sosialisasi program IMD dan ASI eksklusif pada

Ada hubungan antara faktor pendanaan, kebijakkan/struktur, karakteristik bidan, persepsi/sikap bidan dan motivasi bidan dalam sosialisasi program IMD dan ASI

Kepuasan Pelanggan 62,49 (sedang) Persepsi responden terhadap kepuasan pelanggan Mc Donald’s dalam kategori sedang hal ini menunjukkan bahwa persepsi responden

Regeresi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variable bebas mempengaruhi variabel terikat, pada regresi berganda terdapat satu variabel terikat dan lebih dari

Tujuan Khusus penelitian adalah untuk mengetahui pengembangan diri, tanggung jawab/beban kerja, pengakuan dan prestasi kader kesehatan serta untuk

Tujuan Khusus penelitian adalah untuk mengetahui pengembangan diri, tanggung jawab/beban kerja, pengakuan dan prestasi kader kesehatan serta untuk mengetahui supervisi, insentif,