BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Sukmadinata (2011) penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Begitu pula dalam penelitian ini, berdasarkan tujuannya, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pemahaman konsep siswa dalam materi elastisitas menggunakan asesmen autentik. Gambaran pemahaman konsep yang diperoleh, dapat dijadikan sebagai informasi untuk menentukan desain didaktik untuk pembelajaran yang dilakukan selanjutnya sehingga seluruh kemampuan yang harus dimiliki siswa dapat dilatihkan dalam pembelajaran.
Pada penelitian ini pemahaman konsep siswa merupakan variabel terikat/dependen. Untuk melihat karakteristik dari pemahaman konsep tersebut, digunakan asesmen autentik sebagai variabel bebasnya/independen. Maka dari itu, metode penelitian yang akan digunakan adalah pre-experimental designs dengan desain penelitian One-Shot Case Study. Dari
Sugiyono (2013, hlm. 110), desain penelitian One-Shot Case Study yakni treatment adalah sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai
variabel dependen. Skema penelitian yang dilaksanakan, adalah seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:
X : Treatment yang diberikan/Variabel Independen (Asesmen Autentik) Y : Observasi/Variabel Dependen (Pemahaman Konsep)
B. Partisipan
Penelitian ini melibatkan 32 siswa sebagai partisipan yang berasal dari siswa kelas X di salah satu SMK Kelompok Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pemilihan kelompok keahlian ini didasarkan kepada tuntutan dalam silabus pada kompetensi dasar yang digunakan sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan.
C. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMK Negeri di Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu SMK Negeri di Kota Bandung dengan Kelompok Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dari populasi tersebut, sampel yang diambil yakni salah satu dari tiga kelas X yang ada pada kelompok keahlian tersebut. Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Hal tersebut karena anggota populasi dianggap homogen.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi mengenai hal-hal yang akan dikaji melalui penelitian ini, maka dibutuhkan perangkat pembelajaran serta beberapa set instrumen penelitian.
1. Perangkat Pembelajaran
2. Instrumen Penelitian
Terdapat beberapa instrumen yang disusun untuk melaksanakan asesmen autentik dalam penelitian ini sebagaimana proses pembelajaran yang dilakukan. Tentunya, instrumen penelitian digunakan setelah dikonsultasikan kepada ahli yang diantaranya dosen pendidikan serta guru fisika di sekolah sebagai validitas isi. Kemudian dilakukan uji coba kepada siswa diluar sampel yang diambil. Analisis soal yang dilakukan dari hasil uji coba tersebut adalah validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran bila diperlukan. Beberapa instrumen penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Tes Pilihan Ganda Beralasan
Tes pilihan ganda beralasan dilakukan setiap setelah usai pembelajaran dalam suatu pertemuan. Bentuk soal seperti ini berarti meminta siswa untuk mengemukakan alasan dari setiap jawaban yang dipilihnya. Waktu pelaksanaan dan bentuk soal seperti ini dilakukan sebagai bentuk asesmen autentik yang dilakukan. Dalam tes pilihan ganda beralasan ini, soal-soal yang diberikan merupakan soal-soal tes pemahaman konsep. Untuk jawaban benar disertai alasan yang benar mendapat skor sebesar empat dengan rincian skor dua untuk jawaban serta skor dua untuk alasan. Analisis butir soal dari hasil uji coba dilakukan dengan perhitungan berbantu aplikasi Microsoft Excell.
1) Uji Validitas
Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2013, hlm. 80). Uji validitas yang dilakukan yakni validitas empiris dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Dalam Arikunto (2013, hlm. 87) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
= � ∑ − ∑ ∑
√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y Hasil koefisien korelasi yang diperoleh, kemudian diinterpretasikan ke dalam kategori sebagaimana tertera dalam tabel berikut.
Tabel 3.1. Kategori Uji Validitas Koefisien Korelasi Kategori
0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
0,600 – 0,800 Tinggi
0,400 – 0,600 Cukup
0,200 – 0,400 Rendah
0,000 – 0,200 Sangat Rendah
Arikunto (2013, hlm. 89) Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan berbantu aplikasi Microsoft Excell, didapatkan hasil validasi yang sebagai berikut.
Tabel 3.2. Validitas Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan No. Soal Koefisien Korelasi Kategori
No. Soal Koefisien Korelasi Kategori
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen. Uji reliabilitas yang dilakukan yakni menggunakan rumus K-R 20. Dalam Arikunto (2013, hlm. 115) rumus K-R 20 adalah sebagai berikut.
= � − 1� � − ∑�
Keterangan:
= reliabilitas tes secara keseluruhan = yang menjawab item dengan benar
= yang menjawab item dengan salah ( = 1 − )
∑ = jumlah hasil perkalian antara dan
� = banyaknya item
� = standar deviasi dari tes (akar varians)
Hasil uji reliabilitas yang diperoleh kemudian diinterpretasikan ke dalam kategori sebagaimana tertera dalam tabel berikut.
Tabel 3.3. Kategori Uji Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Kategori
0,90 ≤ ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,70 ≤ < 0,90 Tinggi
0,40 ≤ < 0,70 Cukup
0,20 ≤ < 0,40 Rendah ≤ 0,20 Sangat Rendah
Guilford (dalam Suherman, 2003, hlm 139) Hasil uji reliabilitas yang diperoleh adalah sebesar 0,51. Nilai tersebut menunjukkan reliabilitas instrumen yang digunakan tergolong pada kategori cukup.
3) Tingkat Kesukaran
Dalam mencari taraf kesukaran soal, Arikunto (2013, hlm. 223) mengungkapkan rumus untuk mencarinya. Rumusnya adalah sebagai berikut.
� =���
Keterangan:
� = Indeks kesukaran
� = Jumlah siswa yang menjawab dengan benar
�� = Jumlah peserta tes
Hasil indeks kesukaran yang diperoleh, kemudian diinterpretasikan ke dalam kategori sebagaimana tertera pada tabel berikut.
Tabel 3.4. Kategori Tingkat Kesukaran Soal
Indeks Kesukaran Kategori
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Arikunto (2013, hlm. 225) Berdasarkan uji coba yang telah dilaksanakan, berikut hasil terkait dengan tingkat kesukaran soal.
Tabel 3.5. Tingkat kesukaran Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan
No. Soal Indeks Kesukaran Kategori
No. Soal Indeks Kesukaran Kategori
Arikunto (2013, hlm. 228) mengungkapkan rumus untuk menentukan indeks diskriminasi atau daya pembeda adalah sebagai berikut.
� = �� −��
Keterangan:
� = Daya pembeda
� = Siswa kelompok Atas yang menjawab benar
� = Siswa kelompok bawah yang menjawab benar
� = Jumlah siswa kelompok atas
� = Jumlah siswa kelompok bawah
Hasil dari uji daya pembeda tersebut diinterpretasikan ke dalam kategori sebagai berikut.
Tabel 3.6. Kategori Uji Daya Pembeda Koefisien Korelasi Kategori
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Arikunto (2013, hlm. 232)
Dari hasil uji coba yang dilaksanakan, berikut hasil terkait daya pembeda soal.
Tabel 3.7. Daya Pembeda Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan
No. Soal Daya Pembeda Kategori
menyesuaikan jumlah soal pada masing-masing tingkat. Kemudian membandingkannya dengan koefisien korelasi yang didapat juga indikator pemahaman konsep yang diujikan.
Tabel 3.8. Butir Soal yang Digunakan dan Tidak Digunakan pada Tes Pilihan Ganda Beralasan
No.
5 Mudah Mudah 0,3 Mengklasifikasikan
6 Sedang Mudah 0,13 Mengklasifikasikan
7 Sedang Mudah 0,02 Merangkum
16 Sedang Sedang 0,61 Mengklasifikasikan
17 Sedang Mudah 0,3 Menyimpulkan
18 Mudah Sedang 0,4 Menyimpulkan
19 Sedang Sedang 0,3 Membandingkan
20 Sedang Mudah 0,2 Membandingkan
21 Mudah Mudah 0,5 Mencontohkan
22 Sukar Sedang 0,06 Mengklasifikasikan
23 Sukar Sukar 0,5 Membandingkan
24 Sedang Sedang 0,1 Membandingkan
25 Sukar Sedang 0,4 Menjelaskan
b. Tes Uraian
Tes uraian dilakukan setelah semua materi selesai disampaikan. Bentuk soal uraian meminta siswa mengkonstruksi jawabannya sendiri sehingga dapat melihat sejauh mana pemahaman konsep yang dimilikinya. Dalam menganalisis butir soal tes uraian ini, prosesnya dibantu menggunakan aplikasi anates. Penskoran dilakukan sebagaimana rubrik yang tersedia pada instrumen tes uraian (terlampir). Skor yang diperoleh dikonversikan ke dalam skala empat dari masing-masing indikator yang tertera. Hal ini dilakukan untuk mempermudah analisis yang dilakukan.
1) Uji Validitas
Hasil dari uji validitas tes uraian yang dilakukan dengan aplikasi anates dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.9. Validitas Instrumen Tes Uraian No. Soal Koefisien Korelasi Kategori
1 0,818 Sangat Tinggi
Koefisien reliabilitas yang diperoleh dari uji coba instrumen tes uraian dengan menggunakan aplikasi anates adalah sebesar 0,79. Sehingga, menurut tabel kategori reliabilitas yang diungkapkan sebelumnya, reliabilitas instrumen tes uraian ini tergolong pada kategori tinggi. 3) Tingkat kesukaran
Tabel 3.10. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Uraian No. Soal Indeks Kesukaran Kategori
1 0,45 Sedang
Dari hasil analisis dengan menggunakan aplikasi anates, daya pembeda masing-masing butir soal instrumen tes uraian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.11. Daya Pembeda Instrumen Tes Uraian No. Soal Daya Pembeda Kategori
1 0,55 Baik
2 0,21 Cukup
3 0,30 Cukup
4 0,29 Cukup
5 0,81 Baik Sekali
Sebagaimana pada soal tes pilihan ganda beralasan, soal tes uraian juga merupakan hasil pemeriksaan para ahli. Banyaknya soal tes uraian yang digunakan adalah tiga butir. Nomor soal tes uraian yang digunakan dapat diamati dalam Tabel 3.12. dibawah ini dengan nomor soal yang berlatarkan warna merah adalah soal yang tidak digunakan.
Tabel 3.12. Soal yang Digunakan dan Tidak Digunakan pada Tes Uraian 1 0,818 Sangat Tinggi Sedang Menafsirkan
2 0,630 Tinggi Mudah Mencontohkan
3 0,419 Cukup Sedang Menyimpulkan
c. Tes Lisan
Selain menggunakan ter tertulis, bentuk asesmen autentik yang diterapkan adalah tes lisan. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan pemahaman konsep yang dilengkapi dengan rubrik penilaian dari masing-masing pertanyaan. Sehingga pemberian skor yang dilakukan sesuai dengan rubrik yang tersedia. Skor yang diberikan yakni dalam bentuk skor skala empat. Instrumen tes lisan ini juga telah diperiksa oleh ahli.
d. Penugasan
Dalam proses pembelajaran, siswa melakukan praktikum sebagai cara menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan pada lembar kegiatan siswa (LKS) yang diterimanya. Setelah melakukan beberapa praktikum secara berkelompok, siswa diharapkan untuk menuangkan pemahaman serta kreatifitasnya pada sebuah poster dengan semenarik mungkin mengenai topik praktikumnya dan kemudian dipaparkan di depan kelas secara berkelompok pula.
Beberapa tugas tersebut dinilai oleh guru untuk menggali informasi pemahaman konsep siswa juga sebagai apresiasi terhadap tugas-tugas yang telah dikerjakan oleh siswa. Maka dari itu, disusun pula instrumen penilaian LKS serta penilaian poster yang kemudian diperiksa oleh para ahli untuk menguji kelayakan pemakaian rubrik dalam instrumen tersebut. Rubrik yang tersedia digunakan sebagai panduan penskoran. Skor yang diberikan dalam bentuk skor skala empat.
E. Prosedur Penelitian
Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
d. Menyusun proposal;
e. Melaksanakan seminar proposal;
f. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian; g. Menguji coba instrumen penelitian;
h. Berkonsultasi dan merevisi instrumen penelitian; i. Melakukan judgement terhadap instrumen penelitian; j. Mengurus administrasi dan perijinan penelitian;
k. Memilih dan berkoordinasi dengan observer penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan proses pembelajaran dengan mengimplementasikan asesmen autentik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagaimana terlampir;
b. Menggunakan intrumen yang telah disusun diantaranya adalah sebagai berikut. (instrument terlampir)
1) Lembar Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran 2) Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan
3) Instrumen Tes Uraian 4) Instrumen Tes Lisan
5) Instrumen Penilaian Tugas I (LKS) 6) Instrumen Penilaian Tugas II (Poster) c. Mendokumentasikan pelaksanaan penelitian. 3. Tahap Akhir
a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian serta menyimpulkan temuan yang didapat.
Adapun alur penelitian yang dilaksanakan dapat diamati dalam tabel berikut.
F. Analisis Data
Data yang telah diperoleh pada saat penelitian di lapangan, selanjutnya diolah dan dianalisis. Analisis yang dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran pemahaman konsep siswa. Analisis dilakukan dengan cara meninjau terlebih dahulu hasil tes pilihan ganda beralasan dan tes uraian. Selanjutnya, menggali informasi dari hasil tes lisan, serta penugasan lembar kegiatan siswa dan poster. Hasil pengolahan data tersebut adalah berupa persentase yang kemudian diinterpretasikan sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3.13. Interpretasi Hasil Persentase
Hasil Persentase Interpretasi
P = 0 Tidak Seorangpun
0 < P < 25% Sebagian Kecil 25% < P < 50% Hampir Setengahnya
P = 50 % Setengahnya
50% < P < 75% Sebagian Besar 75% < P < 100% Hampir Seluruhnya
P = 100% Seluruhnya