220 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu
suatu penelitian ilmiah yang sistematis mengenai bagian-bagian dan fenomena
serta hubungan-hubungannya. Tujuannya adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang
berkaitan dengan fenomena. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam
penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental
antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan
kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam
maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme.
Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari
pendidikan.
Sementara itu penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam kualifikasi
ilmu non-eksak. Oleh karenanya metoda yang digunakan adalah explanatory survey. Yaitu memberi gambaran secara cermat dan utuh, serta apa adanya tentang suatu obyek studi. Survei adalah penelitian yang diadakan untuk memproleh fakta
dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual.
Survey penelitian dan kuesioner penelitian bukanlah hal yang sama.
Walaupun sebuah kuesioner sering digunakan didalam survey. Berkaitan dengan
dengan ini McMillan dan Schumacher (2001:304) menyatakan :
221
on variabels of interest. The data that are gathered are used to describe characteristics of a certain population. Survey are use to learn about people’s attitudes, beliefs, values, demographics, behavior, opinions, habits, desires, ideas, and other types of information.
Batasan tersebut menyiratkan bahwa dalam penelitian survey penyelidik
memilih sebuah sampel responden dan membuat sebuah kuesioner atau
melakukan interviu untuk mengumpulkan informasi mengenai variabel yang
diteliti. Data yang dikumpulkan digunakan untuk menggambarkan karakteristik
populasi tertentu. Survey digunakan untuk mempelajari sikap, keyakinan, nilai
demografik, perilaku, pendapat, kebiasaan, keinginan, gagasan, dan informasi
lainnya yang berkenaan dengan manusia.
Salah satu jenis survei adalah explanatory survey yaitu survey yang bersifat menjelaskan suatu fenomena yang digambarkan. Seperti :
a. Mengapa lingkungan kerja dosen lebih berpengaruh terhadap mutu PTS di
bandingkan dengan kompetensi dosen?
b. Mengapa pengaruh langsung kepemimpinan visioner terhadap mutu PTS lebih
kecil dibandingkan pengaruh kepemimpinan visioner terhadap mutu PTS
melalui kinerja dosen ?
Teori yang ada dalam explanatory survey memerlukan pengujian dan perancangan survey, sehingga data yang dikumpulkan diperlukan penelitian untuk
mendapatkan penjelasan.
Tujuan explanatory survey adalah untuk menguji pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dalam hal ini adalah pengaruh antara kepemimpinan visioner
sebagai variabel (X) dan kinerja dosen sebagai variabel (Y) terhadap mutu
222
setiap variabel penelitian perlu dioperasionalkan ke dalam indikator-indikator
yang dapat diukur sehingga menggambarkan jenis data serta informasi yang
diperlukan untuk menguji hipotesis.
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah PTS di Kota Bandung, karena PTS di kota
Bandung secara kuantitas lebih banyak di bandingkan PTN namun demikian
secara kualitas masih perlu perhatian khusus karena tidak semua PTS
mendapatkan kepercayaan secara optimal dari masyarakat. Oleh karenanya PTS
dituntut untuk selalu perbaikan dalam rangka meningkatkan mutunya. PTS bisa
berbentuk Institut, Sekolah Tinggi, Akademi, dan Politeknik. Dari berbagai
bentuk PTS tersebut peneliti lebih memilih Universitas Swasta. Seperti diketahui
bahwa Universitas menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau
profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian tertentu. Dengan demikian universitas memiliki ranah yang
lebih luas dibandingkan bentuk perguruan tinggi lainnya dan Universitas lebih
representatif untuk dijadikan obyek penelitian. Atas pertimbangan tersebut
Universitas Swasta di Kota Bandung menjadi lokasi penelitian ini.
Universitas Swasta yang ada di Kota Bandung yaitu : Universitas Islam
Bandung (Unisba), Universitas Islam Nusantara (Uninus), Universitas Katolik
Parahyangan (Unpar), Universitas Kristen Maranatha (UKM), Universitas
Pasundan (Unpas), Universitas Langlangbuana (Unla), Universitas Bandung Raya
223
(Unikom), Universitas Bina Sarana Informatika (BSI), Universitas Nasional
Pasim, Universitas Widyatama (Utama), Universitas Kebangsaan (UK),
Universitas Al-Ghifari, Universitas Sanggabuana (USB), dan Universitas
Informatika, dan Bisnis Indonesia (Unibi), Universitas Wanita Internasional.
2. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. (Arikunto, 1997:108).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2005:57)
Populasi dalam penelitian ini adalah Universitas Swasta Kota Bandung,
dengan sasaran Ketua Program Studi (Kaprodi) dan Dosen. Kaprodi dijadikan
sasaran karena merupakan pimpinan yang secara teknis langsung berhubungan
dengan kegiatan tridharama perguruan tinggi. Kaprodi setiap semester dituntut
untuk melaporkan evaluasi program studi berbasis evaluasi diri. Sementara di
Indonesia akreditasi yang dilakukan sebagian besar masih dalam tataran program
studi. Kaprodi merupakan ujung tombak keberhasilan PTS untuk mutu disamping
pimpinan lainnya seperti ketua juruasan, dekan, dan rektor. Dengan demikian
Kaprodi merupakan sasaran yang tepat untuk dijadikan sasaran (responden).
Sementara Dosen dijadikan sasaran dalam penelitian ini karena beberapa literatur
menyatakan bahwa dosen adalah penentu utama pendidikan yang berkualitas.
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentrans-formasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
224
menganggap Dosen adalah sasaran yang tepat untuk dijadikan responden dalam
penelitian ini.
3. Sampel Penelitian
Mengingat keterbatasan waktu dan biaya maka peneliti menentukan
sampel, yaitu dengan menentukan tiga Universitas Sawasta berdasarkan peringkat
penjaminan mutu 2010 dan 2008 dari dikti, peringkat webometrik 2011.
Pertingkat webometrik PTS di kota Bandung dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Peringkat Webometrik Universitasa Swasta di Kota Bandung 2011
No. Universitas Peringkat di Indonesia
1. Universitas Komputer Indonesia 30
2. Universitas Katolik Parahyangan 34
3. Universitas Kristen Maranatha 58
4. Universitas Pasundan 62
5. Universitas Islam Bandung 70
6. Institut Teknologi Nasional 78
7. Universitas Widyatama 87
8. Universitas Islam Nusantara 95
Sumber : http://www.4icu.org/id/
Sementara peringkat penjaminan mutu menurut Dikti dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 3.2
Daftar Universitas Swasta di Kota Bandung yang Dilakukan Site Verification serta Technical Assistance (Berdasarkan Skor Tertinggi)
No. Nama Universitas Peringkat Tahun
1. Universitas Katolik Parahyangan 8 2008
2. Universitas Komputer Indonesia (Unikom) 21 2010
2. Universitas Kristen Maranatha 41 2008
3. Universitas Widyatama 48 2008
4. Universitas Pasundan 62 2008
Sumber : DIKTI, 2008 dan 2010
Atas pertimbangan tersebut ditentukan Universitas Komputer Indonesia,
225
pendapat Sugiyono, (2005:57), bahwa: “sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik pengambilan sampel
yang digunakan untuk PTS terpilih adalah stratified proportionate random sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan peringkat dan proporsinya.
Adapun cara penentuan jumlah sampel untuk dosen menggunakan rumus
Slovin (Sevilla et al., 1993)) sebagai berikut:
. 1
Dimana:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2= presisi (ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 95%).
Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh jumlah sampel untuk Dosen
adalah sebagai berikut sebagai berikut:
1
Memeperhatikan jumlah sampel hasil perhitungan di atas kemudian
dilakukan perhitungan proporsi jumlah sampel pada setiap kelompok berdasarkan
dosen universitas swasta yaitu :
1. Jumlah sampel dosen untuk Universitas Komputer Indonesia adalah :
n1 = n
226
2. Jumlah sampel dosen untuk Universitas Widyatama adalah :
n2 = n
= 39.219 (dibulatkan jadi 40)
3. Jumlah sampel dosen untuk Nasional Pasim adalah :
n3 = n
Untuk kaprodi dijadikan responden semua. Dari ketiga PTS tersebut berjumlah 52
orang.
C.Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Penelitian
1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual dalam penelitian ini menyangkut tiga variabel utama
yaitu kepemimpinan visioner, kinerja dosen, dan mutu perguruan tinggi swasta.
Konsep ketiga variabel tersebut didefinisika sebagai berikut :
a. Kepemimpinan visioner adalah kemampuan seorang pemimpin dalam
membangun, menciptakan dan mengkomunikasikan visi serta berfikir startegis
untuk dapat mengarahkan dan merubah organisasi kearah yang lebih baik
sehingga dapat meraih keunggulan dan keberhasilan di masa depan.
Pilar-pilar kepemimpinan visioner meliputi peran sebagai penentu arah, agen
perubahan, juru bicara, dan pelatih.
1) Penentu arah. Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpin
menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuk suatu
organisasi, guna diraih pada masa depan. Inti dari penentu arah adalah
227
demikian sebagai penentu arah seorang pemimpin mempunyai tugas untuk
menetapkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis.
2) Agen perubahan. Agen perubahan merupakan peran penting kedua dari seorang pemimpin visioner. Para pemimpin yang efektif harus secara konstan
menyesuaikan terhadap perubahan dan berpikir ke depan tentang perubahan
potensial dan yang dapat dirubah. Sebagai agen perubahan seorang pemimpin
visioner seharusnya tidak mempertahankan status qua sehingga organisasi
tetap dibangun kearah yang lebih baik.
3) Juru bicara. Seorang pemimpin yang bervisi adalah juga seseorang yang
mengetahui segala bentuk komunikasi tersedia, guna menjelaskan dan
membangun dukungan untuk suatu visi masa depan. Pemimpin, sebagai juru
bicara untuk visi, harus mengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua
orang agar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi secara internal dan
secara eksternal. Visi yang disampaikan harus bermanfaat, menarik, dan
menimbulkan kegairahan tentang masa depan organisasi. Ketika menjadi juru
bicara, sang pemimpin harus dapat menyampaikan pikiran dan gagasannya,
mampu mensosialisakan visi secara internal maupun eksternal, bertindak
sebagai negosiator dalam berhubungan dengan pihak lain, serta membangun
kerja sama dan membentuk jaringan eksternal.
4) Pelatih yaitu: (1) pembentuk tim yang memberdayakan orang-orang, (2)
menghidupkan visi organisasi, (3) mentor dan teladan, (4) membangun
228
b. Kinerja dosen dapat diartikan sebagai perilaku yang menunjukkan hasil kerja
dosen atas pelaksanaan suatu pekerjaan. Kinerja dosen dapat diaukur dari
kompetensi, motif berprestasi, dan lingkungan kerja.
1) Kompetensi.
Kompetensi merupakan kemampuan seorang pegawai dalam
melaksanakan kewajibannya secara bertanggung jawab. (Mulyasa, 2003:38).
Sementara itu kompetensi individu digambarkan sebagai karakteristik dasar
seseorang yang menggunakan bagian kepribadiannya yang paling dalam dan dapat
mempengaruhi perilakunya ketika ia menghadapi pekerjaan yang akhirnya
berpengaruh pada kemampuan untuk menghasilkan prestasi kerjanya. (Spenser,
1993). Jenis-jenis kompetensi yang harus dimiliki seorang dosen meliputi:
kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi sosial, dan
kompetensi kepribadian. (Samani. Dirjedikti, 2008)
a) Kompetensi Pedagogik
Yaitu kemampuan merancang pembelajaran,
(1) Kemampuan Merancang Pembelajaran
Batasan : Kemampuan tentang proses pengembangan mata kuliah dalam
kurikulum, pengembangan bahan ajar, serta perancangan strategi pembelajaran
Sub Kompetensi :
(a) Menguasai berbagai perkembangan dan isu dalam sistem pendidikan.
(b) Menguasai strategi pengembangan kreatifitas
(c) Menguasai prinsip-prinsip dasar belajar dan pembelajaran.
229
(e) Menguasai beragam pendekatan belajar sesuai dengan karakteristik
mahasiswa.
(f) Menguasai prinsip-prinsip pengembangan kurikulum berbasis kompetensi.
(g) Mengembangkan mata kuliah dalam kurikulum program studi.
(h) Mengembangkan bahan ajar dalam berbagai media dan format untuk mata
kuliah tertentu.
(i) Merancang strategi pemanfaatan beragam bahan ajar dalam pembelajaran.
(j) Merancang strategi pembelajaran mata kuliah.
(k) Merancang strategi pembelajaran mata kuliah berbasis ICT.
(2) Kemampuan Melaksanakan Proses Pembelajaran
Batasan : Kemampuan mengenal mahasiswa (karakteristik awal dan latar
belakang mahasiswa), ragam teknik dan metode pembelajaran, ragam media dan
sumber belajar, serta pengelolaan proses pembelajaran.
Sub Kompetensi :
(a) Menguasai keterampilan dasar mengajar.
(b) Melakukan identifikasi karakteristik awal dan latar belakang mahasiswa.
(c) Menerapkan beragam teknik dan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik mahasiswa dan tujuan pembelajaran.
(d) Memanfaatkan beragam media dan sumber belajar dalam pembelajaran.
(e) Melaksanakan proses pembelajaran yang produktif, kreatif, aktif, efektif, dan
menyenangkan.
(f) Mengelola proses pembelajaran.
(g) Melakukan interaksi yang bermakna dengan mahasiswa.
230
(3) Kemampuan Menilai Proses dan Hasil Pembelajaran
Batasan : Kemampuan melakukan evaluasi dan refleksi terhadap proses dan hasil
belajar dengan menggunakan alat dan proses penilaian yang sahih dan terpercaya,
didasarkan pada prinsip, strategi, dan prosedur penilaian yang benar, serta
mengacu pada tujuan pembelajaran.
Sub Kompetensi :
(a) Menguasai standar dan indikator hasil pembelajaran mata kuliah sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
(b) Menguasai prinsip, strategi, dan prosedur penilaian pembelajaran.
(c) Mengembangkan beragam instrumen penilaian proses dan hasil
pembelajaran.
(d) Melakukan penilaian proses dan hasil pembelajaran secara berkelanjutan.
(e) Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran secara berkelanjutan.
(f) Memberikan umpan balik terhadap hasil belajar mahasiswa.
(g) Menganalisis hasil penilaian hasil pembelajaran dan refleksi proses
pembelajaran.
(h) Menindaklanjuti hasil penilaian untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
(4) Kemampuan Memanfaatkan Hasil Penelitian untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran.
Batasan :Kemampuan melakukan penelitian pembelajaran serta penelitian bidang
ilmu, mengintegrasikan temuan hasil penelitian untuk peningkatan kualitas
pembelajaran dari sisi pengelolaan pembelajaran maupun pembelajaran bidang
231 Sub Kompetensi :
(a) Menguasai prinsip, strategi, dan prosedur penelitian pembelajaran
(instructional research) dalam berbagai aspek pembelajaran.
(b) Melakukan penelitian pembelajaran berdasarkan permasalahan pembelajaran
yang otentik.
(c) Menganalisis hasil penelitian pembelajaran.
(d) Menindaklanjuti hasil penelitian pembelajaran untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran.
b) Kompetensi Profesional
Batasan : Profesionalisme merupakan sikap yang lahir dari keyakinan terhadap
pekerjaan yang dipegang sebagai sesuatu yang bernilai tinggi sehingga dicintai
secara sadar, dan hal itu nampak dari upaya yang terus-menerus dan berkelanjutan
dalam melakukan perbaikan yang tiada hentinya. Jadi kompetensi profesional
adalah suatu kemampuan yang tumbuh secara terpadu dari pengetahuan yang
dimiliki tentang bidang ilmu tertentu, keterampilan menerapkan pengetahuan yang
dikuasai maupun sikap positif yang alamiah untuk memajukan, memperbaiki dan
mengembangkannya secara berkelanjutan, dan disertai tekad kuat untuk
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidik profesional berupaya untuk mewujudkan sikap (aptitude) dan perilaku (behavior) ke arah menghasilkan peserta didik yang mempunyai hasrat,
tekad dan kemampuan memajukan profesi yang berdasarkan ilmu dan teknologi.
Dengan sikap dan perilaku, dosen melakukan perbaikan yang berkelanjutan,
meningkatkan efisiensi secara kreatif melalui upaya peningkatan produktivitas
232
Penelitian dan pengembangan merupakan salah satu bentuk proses kreatif dosen
dalam memajukan horison ilmu pengetahuan dan teknologi seyogyanya membawa
pengaruh kepada kebudayaan dan peradaban. Hasil dari penelitian, eksperimen
dan pengembangan itu diperkenalkan oleh dosen kepada masyarakat sebagai
bentuk pelayanan pemecahan masalah masyarakat umum, peningkatan efisiensi
dunia usaha dan industri, serta perbaikan mental masyarakat yang menunjang
pembangunan watak dan kesejahteraan bangsa. Pengabdian kepada masyarakat
merupakan suatu upaya penyebarluasan dan penerapan hasil penelitian dosen
sebagai kegiatan pengembangan untuk memajukan kebudayaan dan peradaban
masyarakat melalui kemajuan teknologi, kiat, ataupun kebijakan yang berdasarkan
penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dosen.
Melalui kompetensi profesional, dosen secara dinamis mengembangkan
wawasan keilmuan, menghasilkan ilmu, seni, dan teknologi berdasarkan
penelitian, dan menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat dari hasil
penelitian, dan pada akhirnya mengembangkan kebudayaan dan peradaban
masyarakatnya sebagai pemangku kepentingan.
Sub Kompetensi :
(1) Penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Penguasaan dosen terhadap materi pelajaran dalam bidang ilmu tertentu
secara luas diartikan sebagai kemampuan dosen untuk memahami tentang asal
usul, perkembangan, hakikat dan tujuan dari ilmu tersebut. Sementara itu,
penguasaan yang mendalam berarti kemampuan dosen untuk memahami cara dan
menemukan ilmu, teknologi dan atau seni, khususnya tentang bidang ilmu yang
233
makna dan kegunaaan ilmu terutama dalam kaitannya dengan pemanfaatannya
dalam kehidupan manusia, sehingga mempunyai dampak kepada kebudayaan dan
peradaban. Bersamaan dengan itu keterbatasan serta batasan materi pelajaran,
dalam kaitannya dengan etika ilmu, tradisi dan budaya akademis merupakan yang
perlu dikuasai dosen sebagai landasan moral untuk menghindari kerancuan dan
kemudaratan (hazard) yang mungkin ditimbulkan. Dengan demikian, penguasaan materi yang luas dan mendalam dalam suatu bidang ilmu tertentu sangat erat
berkaitan dengan filosofi bidang ilmu yang ditekuni. Dalam hal ini, diharapkan
dosen akan menyadari:
(a) pentingnya memiliki pengetahuan yang sangat mendalam tentang bidang
ilmunya, dan terus menerus terpacu untuk mencari lebih banyak pengetahuan
yang berkenaan dengan bidang ilmunya.
(b) pentingnya bergabung dan mengukur diri di dalam kelompok atau asosiasi
profesi, berpartisipasi aktif di dalamnya, sebagai wahana untuk
mengembangkan diri secara profesional.
(c) pentingnya kemampuan menempatkan diri sebagai seseorang yang
bertanggungjawab terhadap perkembangan bidang ilmu dan seninya, dan siap
mengambil langkah inisiasi untuk pengembangan maupun pemecahan
masalah.
(2) Kemampuan merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan penelitian.
Kemampuan ini berkaitan dengan pemahaman dan keterampilan dosen
tentang metodologi ilmiah, rancangan penelitian dan atau percobaan, serta
kemampuan mengorganisasikan dan menyelenggarakan penelitian bidang ilmu
234
yang akan digunakan, serta metode analisis yang mendasarinya. Selanjutnya
dosen mampu menerapkan rancangan, metode dan analisis tersebut dalam
melaksanakan penelitian, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Akhirnya
semua itu dapat dituliskan dalam suatu laporan yang sistemik, bahkan dapat
dikembangkan sebagai bahan utama dalam menyusun karya ilmiah untuk
pertemuan ilmiah dan atau jurnal ilmiah.
(3) Kemampuan mengembangkan dan menyebarluaskan inovasi.
Dosen mampu mengembangkan hasil penelitian ke dalam bentuk yang
dapat diterapkan untuk kepentingan tertentu, misalnya berupa teknik, kiat, dan
kebijakan. Seorang dosen seyogyanya mempunyai motivasi untuk
menyebarluaskan temuan dan hasil penelitiannya itu. Oleh karena itu kemampuan
dalam bidang ilmu, teknologi dan/atau seni yang berdasarkan penelitian seseorang
dapat diukur dari kegiatan kesarjanaan dan menunjukkan kemampuan yang
berkesinambungan dengan ketertarikan yang nyata terhadap kegiatan akademis
dan intelektual. Hal itu nampak dari berbagai karyanya, antara lain, berupa penulis
bersama (co-authorship), serta memberi sumbangan yang bermakna dalam hal-hal; kajian dan laporan yang bersifat kependidikan, makalah kajian telaah atau
tinjauan (review), menulis buku ajar atau sebagian bab dalam suatu buku ajar, melayani kegiatan penyuntingan (editorial), pendayagunaan media elektronik dalam penyebaran hasil penelitian, surat kepada penyunting majalah ilmiah
235
(4) Kemampuan merancang, melaksanakan dan menilai pengabdian kepada
masyarakat.
Hasil penelitian yang diperoleh lazimnya tak dapat langsung diterapkan,
melainkan perlu dikembangkan lagi agar dapat diterapkan di kalangan
masyarakat. Untuk itu seorang dosen yang profesional perlu mempunyai
kemampuan untuk melakukan pengembangan sebagai bagian kelanjutan dari
penelitian. Dalam hal ini, dosen diharapkan memiliki kemampuan melaksanakan
rancangan penerapan tersebut baik dalam tingkat percobaan maupun dalam
tingkat penyebaran secara masif. Hasil penerapan selanjutnya harus dapat dinilai
oleh dosen untuk perbaikan lanjutan maupun sebagai bahan penelitian
selanjutnya. Evaluasi dua arah tersebut memainkan peranan penting bagi
pengembangan wawasan dan kompetensi dosen yang bersangkutan, serta
mendorong terjadinya perbaikan ke arah optimalisasi dan efisiensi yang
memajukan teknologi masyarakat dan berdampak terhadap perkembangan
kebudayaan dan peradaban.
c) Kompetensi Sosial
Batasan : Kemampuan melakukan hubungan sosial dengan mahasiswa, teman
sejawat, karyawan dan masyarakat untuk menunjang pendidikan.
Sub Kompetensi :
(1) Kemampuan menghargai keragaman sosial dan konservasi lingkungan
(2) Menyampaikan pendapat dengan runtut, efisien dan jelas
(3) Kemampuan menghargai pendapat orang lain
(4) Kemampuan membina suasana kelas.
236
(6) Kemampuan mendorong peran serta masyarakat
d) Kompetensi Kepribadian
Batasan : Sejumlah nilai, komitmen, dan etika professional yang mempengaruhi
semua bentuk perilaku dosen terhadap mahasiswa, teman sekerja, keluarga dan
masyarakat, serta mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa, termasuk
pengembangan diri secara professional.
Sub Kompetensi :
(1) Empati (empathy): Meletakkan sensitifitas dan pemahaman terhadap bagaimana mahasiswa melihat dunianya sebagai hal yang utama dan penting
dalam membantu terjadinya proses belajar.
(2) Berpandangan positif terhadap orang lain, termasuk nilai dan potensi yang
dimiliki.
(3) Menghormati harga diri dan integritas mahasiswa, disertai dengan adanya
harapan yang realistis (positif) terhadap perkembangan dan prestasi mereka.
(4) Berpandangan positif terhadap diri sendiri, termasuk nilai dan potensi yang dimiliki.
(5) Mempunyai harga diri dan integritas diri yang baik, disertai dengan tuntutan
dan harapan yang realitis (positif) terhadap diri.
(6) “Genuine” (authenticity): Bersikap tidak dibuat-buat, jujur dan ‘terbuka’ mudah ‘dilihat’ orang lain.
(7) Berorientasi kepada tujuan: Senantiasa komit pada tujuan, sikap, dan nilai
yang luas, dalam, serta berpusat pada kemanusiaan. Semua perilaku yang
237
Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan kompetensi minimal, dan
harus dikembangkan oleh dosen secara berkelanjutan.
2) Motif Berprestasi
Menurut McClalland motif berprestasi adalah …”doing something well or doing something better than in had been done before more efficiently, more quickly with labor, with a better result”. Artinya mengerjakan sesuatu dengan baik atau lebih baik dari sebelumnya, lebih efisien, lebih cepat dengan hasil yang
lebih baik. Lebih lanjut dalam rumusannya McClelland (1953:111) menyatakan :
“… success in competition with some standard of exellece”. Yaitu bersaing untuk mencapai keberhasilan dengan beberapa standar keunggulan.
Mengacu pada berbagai pendapat tentang motif berprestasi tersebut dapat
dikemukakan bahwa motif berprestasi adalah dorongan untuk melakukan suatu
tindakan atau aktivitas dalam rangka menyelesaikan tugas dengan sempurna
sehingga diperoleh hasil yang unggul atau melebihi standar yang ditentukan.
Seseorang yang memiliki motif berprestasi selalu berusaha melaksanakan
sesuatu yang lebih baik dibandingkan orang lain. Ia berusaha melampau standar
keunggulan yang telah ditetapkan. Ia dapat meningkatkan prestasi kerjanya. Ia
lebih berorientasi pada tugas serta lebih menyukai tugas yang memiliki tantangan.
Selain itu orang yang memiliki motif berprestasi percaya pada kemampuan
dirinya sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
Menurut McClelland (1953;156) seseorang yang memiliki motif berprestasi
akan menampakkan ciri-ciri tingkah laku sebagai berikut : 1) melakukan aktivitas
untuk berprestasi sebaik-baiknya, 2) mengadakan antisipasi berencana untuk
238
yaitu dengan berusaha mencari cara-cara sendiri dan cara-cara baru untuk
memenuhi rasa ingin tahunya, 4) berusaha sekuat kemamapuannya dalam
mencapai cita-cita yaitu belajar keras, tekun, dan ulet, 5) tidak takut gagal, berani
mengambil resiko dan mempertimbangkan kemampuannya. Ia cenderung memilih
tugas yang tingkat kesulitannya moderat namun menantang keahlian dan
kemampuannya, 6) mempunyai tanggung jawab personal. Artinya ia merasa
bertanggung jawab secara pribadi dalam mencapai tujuannya, dan berusaha sekuat
kemampuannya untuk menyelesaikan tugas yang dihadapinya, 7) berusaha
melakukan kegiatan yang melampau standar keunggulan internal maupun
eksternal dan memperhatikan umpan balik dan perbuatan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator motif
berprestasi terdiri dari :
a) Melakukan aktivitas untuk berpretasi sebaik-baiknya
b) Melakukan kegiatan secara kreatif dan inovatif
c) Mengadakan antisipasi berencana untuk keberhasilan pelaksanaan tugas
d) Berusaha sekuat kemamapuannya dalam mencapai cita-cita
e) Tidak takut gagal
f) Mempunyai tanggung jawab personal
g) Berusaha melakukan kegiatan yang melampau standar keunggulan
3) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang menyenangkan akan menjadi kunci pendorong
bagi para karyawan Anda untuk menghasilkan kinerja puncak… (Mill dalam
Timpe, 1992:3). Mardiana (2005) “Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana
239
memberikan rasa aman dan memungkinkan para dosen untuk dapat berkerja
optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika dosen
menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka dosen tersebut akan betah
di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan
secara efektif dan optimis menuju kinerja yang tinggi.
Sedarmayati (2001:1) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut :
“Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi,
lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta
pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok”.
Merujuk pada beberapa batasan di atas, dapat dikemukakan bahwa lingkungan
kerja dosen merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar dosen pada saat bekerja,
baik yang berbentuk fisik maupun non fisik, yang dapat mempengaruhi
kinerjanya.
Lingkungan kerja fisik adalah tersedianya fasilitas yang dapat mendukung
kinerja dosen seperti, fasilitas untuk kegiatan belajar mengajar ( komputer/laptop,
in focus, whitebord dan sebagainya), ruang dosen yang myaman, ruang kelas yang memadai, buku perpustakaan yang memadai, internet, dan sebagainya.
Lingkungan kerja non fisik meliputi terbangunnya suatu iklim dan suasana
organisasi yang bisa membangkitkan kinerja dosen, seperti peluang untuk studi
lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tugas mengajar maksimal 12 sks,
sebagai pembimbing utama atau pendamping, menguji, fasilitas untuk membuat
bahan ajar, peluang untuk melakukan penelitian, tersedia jurnal untuk memuat
240
masyarakat, peluang untuk mengikuti seminar nasional dan internasional,
kesempatanan untuk menjadi pengurus atau anggota kepanitiaan dan sebagainya.
Sementara itu profil dosen sebagai variabel kontrol dengan sub variabel
pendidikan, jabatan fungsional, dan pengalaman kerja atau lamanya bekerja.
Profil dosen adalah identitas yang melekat pada dirinya yang membawa
konsekwensi terhadap hak dan kewajibannya
c. Mutu perguruan tinggi
Pergururan tingi yang bermutu dipahami sebagai lembaga pendidikan yang
terkelola sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan jasa kependidikan
tinggi yang sesuai dengan kebutuhan para pelanggan. atribut-atribut mutu
Perguruan Tinggi sebagai berikut :
1) Relevansi yaitu adanya kesesuaian dengan kebutuhan, meliputi relevansi
kurikulum, relevansi kebijakan akademik, relevansi kompetensi dosen,
relevansi kompetensi lulusan.
2) Efisiensi adalah kehematan dalam penggunaan sumber daya (dana, tenaga,
waktu dan lain-lain) untuk produksi dan penyajian jasa-jasa PT yang sesuai
dengan kebutuhan pelanggan. Efisienini meliputi efisiensi dana, waktu, saran
dan prasarana, dan sumber daya manusia.
3) Efektivitas dalam arti terdapat kesesuaian perencanaan dengan hasil yang
dicapai, atau kecepatan sistem, metode, dan atau poses (prosesdur) yang
dipergunakan untuk menghasilkan jasa yang direncanakan. Efektivitas
mencakup efektivitas sistem, metode, dan proses.
4) Akuntabilitas adalah dapat tidaknya kinerja dan produk PT, termasuk perilaku
241
agama, dan nilai budaya. Termasuk ke dalam akuntabilitas ini adalah
akuntabilitas proses belajar mengajar, perilaku (sikap),
5) Kreativitas yaitu kemampuan PT untuk mengadakan inovasi, pembaharuan,
atau menciptakan sesuatu yang sesuai dengan perkemabangan zaman,
termaksud kemampuan evaluasi diri.
6) Penampilan (Tangible). Termasuk kedalam penampilan adalah kerapian, kebersihan, keindahan, dan keharmonisan fisik perguruan tinggi, terutama
para pengelola (pimpinan, dosen, pegawai administrasi), yang membuat
situasi dan pelayanan semakin menarik.
7) Empati yaitu kemampuan perguruan tinggi, khususnya para pengelola,
memberikan pelayanan sepenuh dan setulus hati kepada semua pelanggan.
Meliputi adanya perhatian pmpinan terhadap bawahan, sikap ramah tamah
dan sopan, melayani dengan sepenuh hati, suasana akdemik, suasana
hubungan yang harmonis, sikap terbuka, suasana menyenangkan.
8) Ketanggapan (Responsiveness) adalah kemampuan perguruan tinggi, khususnya para pengelola, dalam memperhatikan dan memberikan respons
terhadap keadaan serta kebutuhan pelannggan dengan cepat dan tepat.
Mencakup tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, tanggap terhadap
kesulitan yang dihadapimahasiswa.
9) Produktivitas yaitu kemampuan perguruan tinggi dan seluruh staf pengelola
(dosen, dan lain-lain) untuk mengahasilkan produk yang sesuai dengan
kebutuhan pelanggan menurut rencana yang telah diteatpkan, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Termasuk didalamnya yaitu produktivitas
242
pengabdian pada masyarakat, penguasaan mahasiswa dalam bidang
akademik, hasil penghargaan yang diterima oleh mahasiswa.
10) Kemampuan Akademik adalah penguasaan mahasiswa atas bidang studi
(penghayatan atas jasa kurikuler) yang diambilnya. Meliputi penguasaan
mahasiswa dalam bidang akademik dan hasil penghargaan yang diterima
mahasiswa.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memudahkan atau
mengarahkan dalam menyusun alat ukur data yang yang diperlukan berdasarkan
definisi konseptual penelitian. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini
melibatkan tiga variabel utama yaitu kepemimpinan visioner, kinerja dosen, dan
manajemen mutu PTS di Kota Bandung. Ketiga variabel utama tersebut secara
operasional dapat dijabarkan kedalam varibel, sub variabel, dan indikator . Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Bebas dan Variabel Terikat
Variabel Sub Variabel Indikator
1 2 3
1.Kepemimpinan Visioner (variabel bebas)
a. Penentu arah 1) Menetapkan visi
2) Menetapkan misi 3) Menetapkan tujuan
4) menetapkan sasaran strategis
b.Agen perubahan 1)Inisiatif
2) kreatif
c. Juru bicara 1)Menyampaikan gagasan
2)Mensosialisasikan visi secara
internal dan eksternal
3)Bertindak sebagai negoisator
dalam hubungannya dengan pihak luar
4)Membangun kerja sama dan
membangun jaringan eksternal
243 Lanjutan ....
1 2 3
d. Pelatih 1)Memberi teladan
2)Memberi semangat untuk belajar
dan tumbuh
a. Kompetensi 1)Kompetensi pedagogik
2)Kompetensi professional
3)Kompetensi sosial
4)Kompetensi kepribadian
b. Motif Berprestasi 1) Melakukan aktivitas untuk
ber-prestasi sebaik-baiknya
2) Mengadakan antisipasi berencana untuk pelaksanaan tugas
3) Berusaha sekuat kemampuannya dalam mencapai cita-cita
4) Tidak takut gagal
5) Mempunyai tanggung jawab per-sonal
6) Berusaha melakukan kegiatan yang melampau satandar
c. Lingkungan kerja 1) Lingkungan kerja fisik
2) Lingkungan kerja non fisik
4. Mutu Univer-sitas (variabel terikat)
a. Relevansi 1) Relevansi kurikulum
2) Relevansi kebijakan akademik
3) Relevansi kompetensi dosen
4) Relevansi kompetensi lulusan
b. Efisiensi 1) Efisiensi dana
2) Efisiensi waktu
3) Efisiensi sarana dan prasarana
4) Efisiensi sumber daya manusia
c. Efektivitas 1) Efektivitas system
2) Efektivitas metode
3) Efektivitas proses
d. Akuntabilitas 1) Akuntabilitas proses belajar
me-ngajar
2) Akuntabilitas perilaku (sikap) 3) Akuntabilitas kebijakan
univer-sitas
4) Akuntabilitas dana
5) Akutabilitas sarana dan pra-sarana
e. Kreativitas 1)Mengadakan inovasi
2)Kemampuan evalasi diri
244 Lanjutan ....
1 2 3
f. Penampilan 1) Tersedianya system informasi
sistem
2) Tersedianya sarana dan
prasarana
3) Kerapihan
4) Kebersihan
5) Keindahan
g. Empati 1) Adanya perhatian ter-hadap
bawahan
2) Sikap ramah tamah dan sopan
3) Melayani dengan sepenuh hati
4) Suasana akademik
5) Suasana menyenangkan
6) Sikap terbuka
7) Suasana hubungan yang
har-monis
h. Ketanggapan 1) Tanggap terhadap kebutuhan
mahasiswa
2) Tanggap terhadap kesulitan
yang dihadapi mahasiswa
i. Produktivitas 1) Produktivitas lulusan secara
kualitas dan kuantitas
2) Produktivitas penelitian
3) Produktivitas pengabdian pada
masyarakat
4) Penguasan mahasiswa dalam
bidang akademik
5) Hasil penghargaan yang
diterima mahasiswa
Sumber : Hasil pemikiran peneliti 2010
Berdasarkan operasionalisasi variabel tersebut, maka penjabaran konsep teori
245 Tabel 3.4
Penjabaran Konsep Tori ke dalam Konsep-konsep Empiris dan Analisis
No. Teori Empiris Analisis Operasional
1 2 3 4 5
Responden memilih salah satu alternatif jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju,
1. Pernyataan visi mencatumkan kurun waktu tentang sesuatu yang ingin dicapai di masa depan
sangat tidak setuju , tentang 2. Pernyataan visi masuk akal untuk mencapai tujuan 1.
Kepemimpin-an Visioner
a.Penentu arah tindakan pimpinan dalam : 1) Menetapkan visi
3. Pernyataan visi memberikan panduan yang jelas dalam mengambil kebijakan lembaga
4. Meskipun fokus pernyataan visi cukup umum sehingga masih membuka peluang bagi pertumbuhan, inisiatif pribadi, dan menampung kemungkinan perkembangan dan perubahan sepanjang masih selaras dengan visi yang ada.
5. Pernyataan visi tidak mudah dikomunikasikan dantidak mudah dijelaskan
2) Menetapkan misi 6. Pernyataan misi jelas dan dapat dipahami oleh siapa saja serta mudah diingat.
7. Pernyataan misi mencerminkan karakterisitik universitas ini.
8. Pernyataan misi dapat berperan membantu atau menjadi acuan untuk mengambil keputusan.
9. Pernyataan misi tidak mampu memberikan inspirasi atau ide-ide baru. 3) Menetapkan tujuan 10. Tujuan yang ditetapkan merupakan sumber legitimasi.
11. Tujuan yang ditetapkan memberikan kejelasan bagi standar penilaian
pelaksana.
12. Tujuan yang ditetapkan bukan merupakan sumber motivasi.
4) Menetapkan strategi 13. Strategi ditetapkan berdasarkan pada peluang yang ada.
14. Strategi yang ditetapkan dimaksudkan untuk menanggulangi dan
mengantisipasi ancaman
15. Strategi yang ditetapkan tidak memperhatikan kekuatan sebagai modal
dasar
246 Lanjutan....
1 2 3 4 5
16. Strategi yang ditetapkan mengandung usaha untuk mengurangi kelemahan yang ada.
b. Agen perubahan
1) Menyesuaikan diri dengan lingkungan
17 Universitas selalu mengikuti dan memanfaatkan perkemabnagan teknologi informasi
18. Pimpinan selalu mempunyai gagasan baru untuk melakukan perbaikan yang berkaitan dengan eksistensi lemabaga
Kepemimpinan Visioner
19. Perubahan kurikulum dilakukan secara periodik untuk menyesuaikan kebutuhan stakehoder
20. Kebijakan diarahkan kepada rencana untuk membuka program studi baru yang sesuai dengan tuntutan stakeholder
2) Tidak memelihara status quo 21. Pergantian jabatan struktural secara periodik sesuai dengan kompetensinya tidak perlu dilakukan
22. Pimpinan selalu mengadakan rotasi pegawai secara periodik c. Juru bicara 1) Mensosialisasikan visi se-cara
internal dan eksternal visi, misi, tujuan, dam kebijakan strategis lembaga
23. Visi, misi, tujuan, dam kebijakan strategis lembaga selalu disosialisasikan secara internal sehingga dapat dipahami dan menimbulkan semangat bagi sivitas academica
24. Visi, misi, tujuan, dam kebijakan strategis lembaga selalu disosialisasikan secara eksternal sehingga yang stakehoder memahami arah dan tujuan universitas ini 2) Bertindak sebagai negoi-sator
dalam hubungannya dengan pihak luar
25. Demi keberhasilan lembaga Pimpinan bertindak sebagai negoisator dalam hubungannya dengan pihak luar
28. Menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah atau pusat adalah suatu keharusan 29. Menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan industri
d. Pelatih 1) Memberi teladan 30. Sikap dan perilaku pimpinan tidak layak dijadikan teladan bagi para bawahannya
31. Ide-ide atau gagasan-gagasan pimpinan menjadi inspirasi para bawahanya
247
Lanjutan....
1 2 3 4 5
2) Memberi semangat untuk belajar
32. Keberadaan pimpinan dapat memberikan semangat belajar
dan tumbuh 33. Keberadaan pimpinan dapat memberikan semangat untuk
3) Membangun percaya diri 34. Sikap dan perilaku pimpinan membangun percaya diri
4) Menghargai keberhasilan 35. Keberhasilan/prestasi yang Anda peroleh mendapat penghargaan
36. Karena kepiwaian Anda dalam menjaga nama baik lembaga anda mendapat promosi
5) Mengajari bagaimana meningkatkan diri
37. Pimpinan jarang memberi masukan bagaimana Anda dapat meningkatkan diri
2. Kinerja Dosen a. Kompetensi Responden menjawab salah satu alternatif jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju tentang kinerja dosen yang meliputi :
1) Kompetensi pedagogik
1. Strategi pembelajaran yang dilakukan dosen mempermudah mahasiswa untuk memahami materi kuliah
2. Proses pembelajaran yang dilakukan dosen membuat mahasiswa aktif, kreatif, dan menyenangkan
3. Berapapun nilai yang diperoleh, mahasiswa merasa puas karena sudah sesuai dengan prosedur penilaian yang benar
4. Dosen selalu memperbaiki kualitas pembelajaran
2) Kompetensi profesional 5. Dosen kurang menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam
6. Dosen memiliki kemampuan mengembangkan dan menyebarluaskan inovasi seperti membuat buku dan/ atau buka ajar
7. Dosen melakukan penelitan dan pengabdian masyarakat
3) Kompetensi sosial 8. Dosen memiliki kemampuan menghargai keragaman sosial dan konservasi lingkungan
9. Dosen dapat menyampaikan pendapat dengan runtut, efisien dan jelas 10. Dosen tidak memiliki kemampuan menghargai orang lain
11. Dosen memiliki kemampuan membina suasana kelas
4) Kompetensi kepribadian 12. Dosen bersikap empati dalam artian memiliki sensitifitas dan pemahaman terhadap bagaimana mahasiswa melihat dunianya sebagai hal yang utama dan penting dalam membantu terjadinya proses belajar.
248 Lanjutan...
1 2 3 4 5 6
13. Dosen berpandangan positif terhadap orang lain, termasuk nilai dan
potensi yang dimiliki.
14. Dosen menghormati harga diri dan integritas mahasiswa, disertai
dengan adanya harapan yang realistis (positif) terhadap perkembangan dan prestasi mereka.
15. Dosen bersikap dibuat-buat, jujur dan terbuka.
b. Motif berprestasi
1) Melakukan aktivitas untuk berprestasi sebaik-baiknya
16. Dosen memanfaatkan peluang untuk meningkatkan aktivitasnya melalui
studi lanjut dan mengikuti pertemuan ilmiah
17. Dosen meningkatkan prestasinya memlalui penelitian dan pengabdian
pada masyarakat
2) Mengadakan antisipasi berencana untuk melaksanakan tugas
18. Silabus, gari-garis besar program pengajaran selalu dipersiapkan Dosen
untuk mempermudah pelaksanaan tugas
3) Melakukan kegiatan secara kreatif dan inovatif
19. Untuk memotivasi para mahsiswa Dosen melakukan usaha kreatif
melalui cara penyampaian materi yang bervariasi
20. Inovasi tidak perlu dilakukan dosen karena mahasiswa tidak
pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat dan penunjang untuk memperoleh penghargaan di tingkat nasional maupun internasional
22. Dosen berusaha seoptimal mungkin untuk melakukan kegiatan
pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat serta faktor penunjang lainnya untuk mendapatkan sertifikat pendidikan
23. Dosen berusaha meningkatkan kemampuannya untuk meraih jabatan
fungsional tertinggi (guru besar/profesor
249 Lanjutan....
1 2 3 4 5 6
5) Tidak takut gagal 24. Dosen selalu belajar dan berusaha untuk meningkatkan diri dan tidak
takut gagal dalam melaksanakan tugasnya karena yakin bahwa kegagalan merupakan proses dari kebarhasilan
25. Dosen kurang berani mengambil resiko dan tidak mempertimbangkan
kemampuannya
6) Mempunyai tanggung jawab
personal
26. Dosen memiliki tanggung jawab secara pribadi dalam mencapai
tujuannya
27. Dosen berusaha sekuat kemampuannya untuk menyelesaikan tugas yang
dihadapi
7) Berusaha melakukan
kegiatan yang melampaui standar
28. Dosen berusaha melakukan kegiatannya yang melampaui standar
keunggulan eksternal
c. Lingkungan
kerja
1) Lingkungan kerja fisik 29. Fasilitas untuk mengajar (laptop, infokus, whiteboard, dan sebagainya
tersedia sehingga dapat mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar mengajar
30. Tersedia ruang dosen yang nyaman
31. Tersedia ruang kelas yang representatif
32. Buku referensi, jurnal, karya ilmiah yang tersedia di perpustakaan selalu
diperbaharui
33. Tidak tersedia ruang rapat/ruang seminar yang representatif
2) Lingkungan kerja non fisik 34. Lembaga memfasilitasi dosen untuk studi lanjut ke jenjang yang lebih
37. Lembaga memfasilitasi dosen untuk mengembangkan bahan ajar atau membuat buku
250 Lanjutan....
1 2 3 4 5 6
39. Ada peluang bagi dosen untuk melakukan penelitian dengan biaya
dari lembaga atau instansi lain
40. Ada fasilitas bagi dosen untuk memut hasil penelitiannya atau
pemikirannya dalam jurnal ISSN/ Nasional/ Internasional
41. Terbuka peluang bagi dosen untuk melakukan kegiatan pengabdian pada mastarakat
42. Terbuka peluang bagi dosen untuk mengikuti pertemuan ilmiah
baik di tingkat nasional maupun internasional
43. Terbuka peluang bagi dosen untuk terlibat dalam kepanitiaan
3. Mutu Uiversitas a. Relevansi Responden menjawab salah satu alternatif jawaban
1. Peraturan akademik disusun dan ditentukan berdasarkan pada
kebijakan-kebijakan strategis dan kebutuhan para pelanggan universitas
2) Relevansi kurikulum 2. Isi kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan para pelanggan universitas terutama mahsiswa, dunia kerja dan dunia usaha baik lokal, nasional maupun global, serta perkembangan ilmu dan teknologi
3. Silabi dan garis-garis besar program pengajaran disusun
berdasarkan kurikulum dan kebutuhan para pelanggan terutama mahasiwa, dunia kerja dan dunia usaha
3) Relevansi kompetensi lulusan
4. Kompetensi lulusan dapat diterima dengan baik di dunia kerja dan
dunia usaha
4) Relevansi kompetensi dosen
5. Penerimaan dosen tidak didasarkan pada kualifikasi dan
kompetensinya
251
Lanjutan....
1 2 3 4 5 6
6. Dosen mengajar mata kuliah sesuai dengan kualifikasi dan
kompetensinya
b. Efisiensi 1) Efisiensi dana 7. Para pengelola selalu berusaha mengoptimalkan dan mencegah segala jenis pemborosan dana
2) Efisiensi waktu 8. Dalam pelaksanaan perkuliahan disiplin waktu, kehematan penggunaan segala materi dan perlengkapan selalu dijaga, sehingga pemborosan tidak terjadi
3) Efisiensi sumber daya manusia 9. Pengarsipan semua data akademik, termasuk penelitian, perkuliahan, pengabdian pada masyarakat, praktikum, karya-karya tulis, skripsi dan hasil ujian dilaksanakan dengan sehingga data itu bisa segera digunakan bila perlu
4) Efisiensi sarana dan prasarana 10. Semua barang dan perlengkapan kurang terpelihara secara profesional sehingga pemborosan tidak terjadi
c. Efektivitas 1) Efektivitas sistem 11. Organisasi universitas mengakomodasi dan menggerakkan sistem dan semua proses kegiatan secara tepat guna dengan mengutamakan penggunaan tim kerja sama
12. Sistem informasi yang meliputi penyampaian informasi
baik internal maupun eksternal, berjalan dengan baik sehingga semua pelanggan merasa puas
13. Sistem informasi lembaga penelitian terlaksana dengan
baik sehingga para pelanggan puas.
2) Efektivitas metode 14. Metode peningkatan mutu kemampuan dosen melalui pelatihan dan atau pendidikan pasca sarjana terlaksana dengan baik
3) Efektivitas sarana dan prasarana 15. Alat-alat bantu perkuliahan tidak tersedia dan terpelihara serta dimanfaatkan dengan baik
16. Sumber belajar lainnya termasuk komputer akses internet
serta multimedia, tersedia bagai semua pelanggan terutama mahasiswa dan dosen
252
Lanjutan....
1 2 3 4 5 6
d. Akuntabilitas 1) Akuntabilitas kebijakan universitas
17. Semua kebijakan strategis termasuk statuta, rancana
strategis, ditetapkan berdasarkan keputusan senat universitas
2) Akuntabilitas perilaku (sikap) 18. Pimpinan selalu bertindak dengan tanggung jawab, jujur dan berdasarkan ketentuan yang berlaku
3) Akuntabilitas proses belajar mengajar
19. Semua kegiatan akademik untuk melayani mahasiswa
dilaksanakan berdasarkan peraturan-peraturan
akademik
20. Rapat jurusan/program studi untuk menentukan semua
kebijakan teknis pelaksanaan kegiatan akademik
termasuk pembagian tugas dosen dan jadwal
perkuliahan tidak dilakukan secara periodik
4) Akuntabilitas sarana dan prasarana
21. Pelaksanaan pengadaan, pemeliharaan dan
penghapusan sarana dan prasarana universitas di dasarkan pada peraturan yang berlaku
5) Akuntabilitas dana 22. Penggunaan dana dipertanggungjawabkan secara periodik e. Kreativitas 1) Mengadakan inovasi 23. Pimpinan selalu berusaha pro-aktif dalam menghadapai
perkembangan zaman dengan mengemukakan
pemikiran baru
24. Inovasi baru dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat diupayakan sebagai dasar perbaikan yang berkelanjutan
2) Mengadakan evaluasi sebagi umpan balik
25. Hasil Hasil evaluasi pelaksanaan dan produk kegiatan
tidak dijadikan dasar untuk perencanaan peningkatan mutu selanjutnya
26. Hasil evaluasi dipergunakan dimanfaatkan untuk
menyusun strategi dan rencana pengembangan serta perbaikan program secara berkelanjutan
253
Lanjutan....
1 2 3 4 5 6
f. Penampilan 1) Tersedianya sistem informasi 27. Tersedia sistem informasi sistem untuk meningkatkan pelayanan baik untuk mahasiswa maupun para dosen
2) Tersedianya sara dan prasarana
28. Tersedia sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan
3) Kerapihan 29. Pimpinan selalu berpenampilan rapih
30. Dosen kurang berpenampilan rapih karena untuk mengajar tidak perlu
memperhatikan penampilan yang penting menguasai materi
4) Kebersihan 31. Lingkungan kampus secara keseluruhan termasuk fasilitas umum terlihat teratur bersih dan terpelihara dengan baik
5) Kindahan 32. Jalan-jalan dan taman-taman di kampus terpelihara dengan baik dan bersih serta terpelihara sehingga terasa indah, menyegarkan dan menyenangkan
g. Empati 1) Adanya perhatian terhadap
bawahan
33. Pimpinan selalu memperhatikan dengan dengan sungguh-sungguh
aspirasi dan kebutuhan semua orang yang dipimpinnya termasuk mahasiswa dan burusaha untuk memenuhinya
2) Sikap ramah tamah dan
sopan
dan tidak berusaha untuk melayani dengan sepenuh hati karena mereka sudah dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
4) Suasana akademik 36. Suasana akademik yang kondusif dalam artian dosen selalu
memperhatikan aspirasi dan kebutuhan mahasiswa serta berusaha untuk memenuhi sebaik-baiknya
5) Suasana hubungan yang harmonis
37. Semua kebijakan strategis disosialisasikan sehingga semua pihak
terutama para pimpinan, dosen, tenaga penunjang akademik dan pegawai administrasi memahami dan merasa ikut memiliki serta bertanggung jawab
254
Lanjutan ....
1 2 3 4 5 6
h. 6) 38. Pimpinan selalu berusaha mengkomunikasikan dan
memberdayakan semua potensi sumber daya manusia sehingga menjadi kekuatan sinergis yang berguna
7) Sikap terbuka 39. Unsur-unsur pimpinan universitas bersikat terbuka terhadap semua dosen, pegawai administrasi dan para mahasiswa
8) Suasana menyenangkan 40. Semua orang tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan senang hati, nyaman dan bersemangat setiap perkembangan, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan para mahasiswa
43. Para pengelola selalu tanggap terhadap aspirasi dan keluhan para mahasiswa dan dosen serta berusaha memberikan respon dengan cepat dan setepat mungkin
1) Produktivitas lulusan secara
kualitas dan kuantitas
45. Setiap tahun secara kualitas lulusan tidak selalu meningkat 46. Setiap tahun secara kuantitas lulusan selalu meningkat
2) Produktivitas penelitian 47. Hasil penelitian dihitung dan dievaluasi setiap tahun serta
dibandingkan dengan rencana penelitian yang telah ditetapkan
3) Produktivitas pengabdian pada
masyarakat
48. Hasil pengabdian pada masyarakat dipublikasikan dan setiap tahun selalu meningkat
4) Penguasaan mahasiswa dalam
bidang akandemik
49. Ujian akhir semester diberikan untuk mengetahui penguasaan
mahasiswa atas materi kuliah keseluruhan semester dan melihat kemampuan akdemiknya
255
Lanjutan....
1 2 3 4 5 6
50. Evaluasi akhir studi diadakan dengan obyektif sehingga tingkat
kemampuan akademis mahasiswa diketahui 5) Hasil penghargaan yang
diterima mahasiswa
51. Belum pernah ada mahasiswa yang menerima penghargaan tingkat
regional/nasional/internasional di bidang akademik
256 D.Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini berdasarkan pada variabel yang diteliti yaitu
kepemimpinan visioner (X1), kinerja dosen (Y), dan mutu universitas swasta (Y).
Untuk lebih jelasnya maka desain penelitian ini disajikan dalam bentuk gambar
257 Y : Kinerja Dosen
Z : Mutu Perguruan Tinggi Swasta
: Epselon (faktor lain yang tidak diteliti)
C : Variabel kontrol ( profil dosen: latar belakang pendidikan, jabatan fungsional, lamanya bekerja)
E. Instrumen Penelitian dan Uji Coba Instrumen Penelitian
Sebagaimana dikemukakan terdahulu bahwa instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian ini sebagai alat pengumpul data adalah angket.
Angket ini terdiri dari sejumlah pernyataan yang bersifat tertutup dalam arti
bahwa setiap pertanyaan telah disediakan alternatif jawabannya, sehingga
responden tinggal memilih salah satu jawaban yang telah disediakan.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Sebalum disebar kepada responden angket ini terlebih dahulu dilakukan
pengujian untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas. Uji coba dilakukan
kepada responden yang tidak termasuk dalam sampel. Uji coba dilakukan
berulang-ulang sampai ditemukan alat uji yang bener-bener valid dan reliabel.
1. Analisis Uji Validitas
Selltiz dkk. (Black dan Chapion, 1992:193) menyatakan :’Validitas
(kesahihan) didefinisikan sebagai perangkat ukuran yang memperkenankan
peneliti untuk menyatakan bahwa alat pengukur apa yang ia katakan akan
mengukur.’ Sugiyono (2004:109) mengemukakan : “Instrumen yang valid berarti
258
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur.”
Pada umumnya uji validitas meliputi validitas soal secara keseluruhan dan
validitas butir soal atau validitas item. Sementara itu Ary, at. al (2004:294)
membagi validitas menjadi dua yaitu validitas konstruksi (construct validity) dan validitas isi (conten validity). Untuk menguji validitas butir item dilakukan dengan cara menguji koefisien skor butir item dengan skor butir total dengan rumus
dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson (Product Moment) sebagai berikut :
Jika koefisien korelasi untuk seluruh item telah dihitung, perlu ditentukan angka
terkecil yang dapat dianggap cukup tinggi sebagai indikator adanya konsistensi
antara skor item dan skor keseluruhan. Prinsip utama pemilihan item dengan
melihat koefisien korelasi adalah mencari harga koefisien yang setinggi mungkin
dan menyingkirkan setiap item yang mempunyai korelasi negatif (-) atau koefisien
yang mendekati nol (0,00).
Menurut Friedenberg (1995) biasanya dalam pengembangan dan
259
minimal sama dengan 0,30. Dengan demikian, semua item yang memiliki korelasi
kurang dari 0,30 dapat disisihkan dan item-item yang akan dimasukkan dalam alat
test adalah item-item yang memiliki korelasi diatas 0,30 dengan pengertian
semakin tinggi korelasi itu mendekati angka satu (1,00) maka semakin baik pula
konsistensinya (validitasnya).
2. Uji Reliabilitas
Perangkat lain yang penting untuk menguji instrumen adalah Realibilitas
(keterandalan). Reliabilitas didefinisikan sebagai kemamapuan alat untuk
mengukur gejala secara konsisten yang dirancang untuk mengukur. Salltiz dkk.
(Black dan Chapion, 1992:204). Kerlinger (2000:708) menyatakan :”Kata-kata
lain untuk keandalan adalah kemantapan, konsistensi, prediktabilitas/keteramalan,
dan kejituan ketepatan alias akurasi.” Dinyatakan pula bahwa kendalan adalah
kejituan atau ketepatan instrumen pengukur. (Kerlinger, 2000:710). Dengan
demikian instrument yang andal (reliabel) adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama.
Rumusan Koefisien Reliabilitas untuk instrumen penelitian yang berupa skor berskala ukur ordinal, digunakan persamaan spearman brown
dimana :
tot
r. = Nilai reliabilitas variabel
tt
r. = Nilai korelasi Spearman
260
Salah satu metoda yang digunakan untuk mencari besarnya reliabilitas
adalah metoda belah dua atau split-half method. Yaitu setelah dihitung dengan korelasi product moment sebagaimana dalam uji validitas, maka selanjutnya untuk mengetahui reliabilitas, seluruh tes harus digunakan rumus Sperman-Brown. Koefisisen reliabilitas dikatakan signifikan jika koefisien korelasi signifikan pada
α = 0.1.
Keseluruhan perhitungan untuk uji validitas item dan perhitungan
reliabilitas dihitung dengan menggunakan SPSS 14.0.
G.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen
berbentuk angket atau kuesioner. Pada penelitian survai, penggunaan kuesioner
merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data. (Singarimbun, 2002).
Sependapat dengan kutipan tersebut (Millan dan Schumacher 2001) menyatakan :
“In survey research the investigator selects a sample of respondents and administers a questionnaire....” Yaitu bahwa dalam penelitian survei penyelidik memilih sebuah sampel responden dan membuat sebuah kuesioner. Dengan
demikian dalam penelitian ini data diperoleh melaui penyebaran kuesioner
tertututp yang masing-masing mengungkapkan tentang kepemimpinan visioner,
kinerja dosen dan mutu universitas swasta yang dikemas dalam bentuk
pernyataan. Setiap item mempunyai 5 kriteria jawaban dengan memberikan skor
dimuali dari 1,2,3,4, sampai 5. Alternatif jawaban dimulai dari sangat tidak
setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju, sangat setuju. Untuk lebih jelasnya dapat
261
Tabel 3.5.
Skor dan Alternatif Jawaban Kuesioner
No. Alternatif Jawaban Skor
1. Sangat tidak setuju 1
2. Tidak setuju 2
3. Ragu-ragu 3
4. Setuju 4
5. Sangat setuju 5
Sumber : Sugiyono, 2005
Pengukuran setiap variabel dilakukan melalui ratings technique dengan teknik likert summated ratings yang dilanjutkan dengan method of susccessive untuk memperoleh skala imterval. Semua kuesioner berisikan
pernyataan-pernyataan yang diajukan kepada responden.
H.Prosedur Penelitian
Melalui penelusuran berbagai konsep maka dibuatlah angket sebagai
instrumen dalam pengumpulan data. Angket yang telah dipersiapkan diuji terlebih
dahulu melalui uji validitas dan reliabilitas. Hasil uji validitas dan realibilitas
terlampir. Setelah diuji kemudian angket tersebut disebar responden dengan
sasaran Kaprodi dan Dosen yang ada di Unikom, Utama, dan Universitas Nasional
Pasim.
Data yang telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunakan path analysis. Selain dideskripsikan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan dengan menggunakan path analysis, dilanjutkan pada pendeskripsian secara kualitatif untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas.
262 1. Perhitungan Persentase
Perhitungan persentase digunakan untuk mengetahui gambaran variable
penelitian, melalui perhitungan frekuensi skor jawaban reponden pada setiap
alternatif jawaban angket, sehingga diperoleh persentase jawaban setiap
alternatif jawaban dan skor rata-rata.
Interpretasi skor rata-rata jawaban responden dalam penelitian ini
menggunakan rumus interval sebagai berikut:
Sesuai dengan skor alternatif jawaban angket yang terentang dari 1
sampai dengan 5, banyak kelas interval ditentukan sebanyak kelas, sehingga
diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh skala penafsiran skor rata-rata
jawbaan responden seperti tampak pada tabel berikut.
Tabel 3.6.
Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden
Rentang Penafsiran
1,00 – 1,79 Sangat tidak setuju/Sangat Rendah
1,80 – 2,59 Tidak setuju/Rendah
2,60 – 3,39 Ragu-ragu/Sedang
3,40 – 4,19 Setuju/Tinggi
4,20 – 5,00 Sangat setuju/Sangat Tinggi
Panjang Kelas Interval =
Rentang Banyak Kelas Interval
Panjang Kelas Interval = 5 5 - 1
263 R =
2. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif berusaha memaparkan data atau jawaban-jawaban yang
diberikan kepada para responden dengan sejumlah pernyataan-pernyataan yang
diajukan dalam bentuk kuesioner, sehingga hasil yang didapat akan memperjelas
masalah yang akan diteliti.
Tekhnik pengolahan data untuk uji hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Model Analisis Jalur (Path Analysis Models). Skala pengukuran semua variabel dalam penelitian ini adalah pengukuran pada skala
ordinal. Untuk kepentingan analisis data dengan Analisis Jalur (Path Analysis) yang mensyaratkan tingkat pengukuran variabel sekurang-kurangnya interval,
indeks pengukuran variabel ini ditingkatkan menjadi data dalam skala interval
melalui method of successive intervals (Rasyid, 2005).
Tekhnik pengolahan data dengan menggunakan model Analisis Jalur (Path Analysis Models) mengikuti langkah kerja sebagai berikut:
a. Menggambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi
hipotetik yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya.
b. Menghitung matriks korelasi antar variabel.
X1 X2 Y
1
r
X1X2r
X1y 1r
X2y1
Formula untuk menghitunng koefisien korelasi yang dicari adalah
264
Pearson ini adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya
memiliki skala pengukuran interval.
Rumus Pearson’s Coefficient of Correlation (Product Moment Coefficient) :
n xy - x y
n x2 x2 n y2 y2
(Sumber: Sudjana, 1996)
c. Menghitung matriks korelasi variabel eksogenous.
X1 X2 … Xk
1
r
X1X2 …r
X1Xk 1 …r
X2Xk1
d. Menghitung matriks invers korelasi variabel eksogenous.
X1 X2 … Xk
C11 C12 … C1k C22 … C2k
Ckk
265
f. Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta
pengaruh total variabel eksogenous terhadap variabel endogenous secara
parsial, dengan rumus:
1) Besarnya pengaruh langsung variabel eksogenous terhadap variabel
endogenous = pxux1 xρxux1
2) Besarnya pengaruh tidak langsung variabel eksogenous terhadap variabel
endogenous = pxux1 x rx1x2 x ρxux1
3) Besarnya pengaruh total variabel eksogenous terhadap variabel
endogenous adalah penjumlahan besarnya pengaruh langsung dengan
besarnya pengaruh tidak langsung = [pxux1 x pxux1] + [pxux1 x rx1x2 x pxux1]
g. Menghitung R2 xu (x1 , x2 … xk ) , yaitu koefisiensi determoinasi total X1, X2 … Xk
terhadap Xu atau besarnya pengaruh variabel eksogenous secara bersama-sama
(gabungan) terhadap variabel endogenous dengan menggunkan rumus :
R2 xu (x1 , x2 … xk ) = (ρxux1 ρxux2 … ρxuxk)
h. Menghitung bearnya variabel residu, yaitu variabel yang mempengaruhi
variabel endogenous di luar variabel eksogenous, dengan rumus:
pxuƐ = R
2
xu (x1 , x2 … xk )
i. Mengji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang telah dihitung, dengan statistik uji yang digunakan adalah :
rxux1 rxux2
…