BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Taman Tegallega mengalami perkembangan dari masa ke masa. Pada awalnya
Taman Tegallega dikenal sebagai lapangan tempat digelarnya event pacuan kuda oleh
waga Belanda. Tepatnya pada tahun 1976, sebuah kolam sederhana dibangun diatas
areal seluas 1,66 hektare. Pada tahun 2008 Taman Tegallega ditetapkan sebagai
taman konservasi oleh Pemerintah Kota Bandung. Penetapan Taman Tegallega
sebagai taman konservasi dimaksudkan untuk melindungi tanaman yang ditanam oleh
para Delegasi Konferensi Asia Afrika dan memberikan manfaat bagi warga Kota
Bandung. Penetapan Taman Tegallega sebagai taman konservasi membuat UPT
Tegallega mengemban tugas berat dalam menjaga kelestarian ekologi yang ada dan
seluruh sarana dan prasarana yang ada di Taman Tegallega.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pihak UPT Tegallega telah menjalankan program-program yang berbasis
pada pilar konservasi. Hanya saja terdapat tiga program yang belum tercapai
yaitu Pendataan habitat liar sebagai upaya memproteksi tanaman
langka yang ada, pembibitan ulang terhadap vegetasi yang rusak, dan
UPT Tegallega telah menjalankan aktivitas yang mengacu pada pilar
konservasi dan tingkat keberhasilan program tersebut sudah cukup
baik apabila dilihat dari kondisi di faktual di lapangan.
2. Keseuaian kondisi faktual Taman Tegallega dengan fungsinya yang
telah ditetapkan pada PERDA No.1 Tahun 2008. Fungsi ekologis
Taman Tegallega bila dilihat dari proporsi lahan hijau sudah
memenuhi standar yang ditetapkan oleh UU No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang. Hanya saja pola persebaran vegetasi yang ada
di Taman Tegallega kurang merata. Hal ini terlihat masih terdapatnya
areal yang jarang terdapat vegetasi.
3. Peran Taman Tegallega sebagai fungsi sosial juga telah baik. Berbagai
aktifitas dilakukan oleh warga di taman ini. Aktifitas-aktifitas yang
terjadi di Taman Tegallega antara lain adalah aktifitas perdagangan,
olahraga, rekreasi, dan aktifitas sosial dan budaya. Namun dengan
banyaknya aktifitas yang terjadi di Taman Tegallega membuat
kelangsungan ekologis yang ada menjadi rentan akan kerusakan.
Dampak yang ditimbulkan akibat aktifitas perdagangan yang
didominasi oleh PKL harus lebih diperhatikan apabila tidak ingin
terjadi kerusakan pada vegetasi di Taman Tegallega.
4. Taman Tegallega memiliki fungsi sebagai penambah estetika Kota
Bandung. Jika dilihat dari tiga aspek dasar penilaian sisi estetika
ditentukan. Jika dilihat dari aspek fungsional sebuah taman, Taman
Tegallega telah memiliki keragaman pada elemen lunak dan memiliki
kelengkapan elemen keras yang menunjang aktifitas yang terjadi. Bila
ditinjau dari segi proporsi lahan untuk vegetasi, Taman Tegallega
memiliki space yang luas untuk lahan terbuka hijau. Bila dilihat dari
aspek visualnya, dominasi warna alami lebih kental dibandingkan
dengan warna yang mecolok.
5. Terdapat banyak sekali kendala yang dihadapi UPT Tegalega dalam
mengelola Taman Tegallega menjadi taman yang memiliki banyak
fungsi bagi warga Kota Bandung. Kendala-kendala yang dihadapi
antara lain adalah kurangnya sumber daya manusia yang mengelola
Taman Tegallega, menjamurnya pedagang kaki lima disekitar areal
taman, pungutan liar yang dilakukan oleh oknum tertentu pada
pengunjung yang akan menggunakan fasilitas Taman Tegallega,
minimnya anggaran pengelolaan taman yang diberikan oleh PEMKOT
Bandung, dan masalah sampah yang menumpuk di beberapa sudut
taman.
B. Rekomendasi
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat direkomendasikan untuk
pengelolaan Taman Tegallega agar kelestarian ekologi didalamnya tetap terjaga :
1. Pihak UPT Tegallega harus memenuhi tiga program yang dijalankan
2. Penanaman vegetasi pada areal yang jarang terdapat vegetasi perlu
dilakukan oleh pihak UPT Tegallega agar meratanya persebaran
vegetasi yang ada di Taman Tegallega.
3. Penambahan sumber daya manusia yang mengelola Taman Tegallega
khusus nya pada bagian polisi taman mengingat banyaknya
pengrusakan tanaman dan sarana yang terjadi di Taman Tegallega.
4. Melakukan penertiban terhadap oknum-oknum yang melakukan
pungutan liar di pintu gerbang.
5. Melakukan penertiban pedagang kaki lima yang menggelar
dagangannya di areal Taman Tegallega dengan melakukan relokasi
tempat para pedagang kaki lima atau menentukan waktu tertentu yang
memperbolehkan para pedagang kaki lima menggelar dagangannya di
areal taman.
6. Menambah jumlah tempat sampah serta menambah porsi pembersihan
areal taman guna menanggulangi masalah sampah akibat ulah
pengunjung.
7. Menindak tegas oknum-oknum yang melakukan pengrusakan terhadap
sarana dan prasarana taman agar terjaganya kesan keindahan yang
ditimbulkan Taman Tegallega.
8. Perlunya melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan
Taman Tegallega agar permasalahan anggaran pemeliharaan yang
konservatif lebih ditonjolkan dibandingkan kegiatan yang bersifat
ekonomis.
9. Perlunya pembatasan penggunaan areal taman dalam segala kegiatan
yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada vegetasi yang ada di