• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1008941 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1008941 Chapter1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses untuk mencapai kedewasaan dengan melibatkan orang dewasa sebagai pendidik dan anak yang belum dewasa sebagai peserta didik senada dengan yang di kemukakan saduloh dkk (2009:3) pendidikan dalam arti khusus hanya di batasi sebagai usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan

Menurut syarifudin (2009:1) pendidikan akan dapat dilaksanakan secara mantap,jelas arah tujuannya relevan isi kurikulumnya,serta efektif dan efisien metode atau cara-cara pelaksanaannya hanya apabila dilaksanakan dengan mengacu pada suatu landasan yang kokoh.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam undang-undang di atas dapat terlihat jelas bahwa salah satu tujuan pendidikan Indonesia antara lain mencerdaskan kehidupan bangsa.Sekolah dasar adalah tingkatan pendidikan yang merupakan pondasi bagi suatu individu karena proses berkembangnya suatu individu di mulai pada usia sekolah dasar,dengan kata lain sekolah dasar adalah satuan pendidikan formal pertama yang membentuk anak didik yang bermutu sebagai bekal pada tingkatan pendidikan selanjutnya.

(2)

secara langsung ataupun tidak langsung. Pembelajaran IPA seharusnya berorientasi dengan fakta-fakta yang ada bukan hanya pemahaman konsep berupa pemberian materi secara verbal,dengan demikian IPA seharusnya bagi anak penggalian ilmu pengetahuan terhadap diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung yang di alaminya untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.Sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh muslich (2007:41) Proses pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa.

(3)

pembelajaran itu sendiri.Bila kita menelaah lebih lanjut proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah memang telah sangat mengakar pada sistem pengajaran yang ada di Indonesia dan itu bisa di jumpai dari berbagai tingkatan pendidikan yang ada di Indonesia saat ini.Penggunaan metode ceramah bertitik tumpu pada ingatan yang dimiliki,sedangkan manusia memiliki keterbatasan dalam mengingat pada jangka waktu yang lama ingatan pada manusia akan melemah.Selain itu berceramah memiliki resiko karena akan sangat mungkin terjadi salahnya pengucapan terhadap suatu kata.

Peneliti berpendapat harus adanya suatu perubahan dalam pembelajaran yang telah ada, selain untuk menumbuhkan keaktifan siswa sedikit demi sedikit siswa didorong untuk berperan serta aktif dalam pembelajaran sehingga pada akhirnya nanti, siswa memiliki rasa percara diri karena merasa memiliki andil dalam proses pembelajaran itu sendiri karena melihat,menganalisis,mengalami, memahami dan mencoba secara langsung pada materi yang sedang di pelajari.

Berdasarkan hal di atas peneliti beranggapan bahwa penerapan pendekatan kontekstual akan membantu siswa dalam memahami materi dengan baik karena pada prosesnya siswa di libatkan dalam proses pembelajaran sehingga guru tidak menjadi satu-satunya sumber ilmu bagi siswa tetapi siswa juga dapat mencari sendiri pengetahuannya dengan demikian pembelajaran seimbang di lakukan tidak teacher center tetapi student center.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, akhirnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Dahniar pada Mata Pelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah-masalah penelitian yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut:

(4)

2. Apakah hasil belajar siswa kelas V SDN Dahniar dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana dapat ditingkatkan melalui penerapan pendekatan kontekstual?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mendeskripsikan :

1. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual di Kelas V SDN Dahniar tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana

2. Hasil belajar siswa kelas V SDN Dahniar dalam pembelajaran IPA melalui penerapan pendekatan kontekstual tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan pengetahuan tersendiri mengenai pendekatan kontekstual yang dapat menjadi masukan baru untuk meningkatkan pemahaman guru tentang bagaimana cara menumbukan motivasi dan meningkatkan pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran IPA.

2. Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian ini menjadikan sumber wawasan dan ilmu pengetahuan tersendiri dan sebagai bentuk gambaran mengenai pendekatan Kontekstual untuk bahan penelitian selanjutnya yang digunakan sebagai bahan rujukan.

E. Definisi Operasional 1. Pendekatan Kontekstual

Pembelajaran kontekstual dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menerapkan 7 komponen sebagaimana yang di katakan oleh Muslich (2007:44) memaparkan yang harus diperhatikan dalam menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sebagai berikut:

(5)

pengalaman terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna.

b) Bertanya (Questioning) yaitu upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan berpikir siswa.

c) Menemukan (Inquiry) yang diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa.

d) Masyarakat belajar (Learning Community) yang menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh dari kerjasama dengan orang lain.

e) Pemodelan (Modelling) yang menyarankan bahwa pembelajaran dan keterampilan tertentu diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa.

f) Refleksi (Reflection) yang merupakan perenungan kembali atas pengetahuan yang baru dipelajari.

g) Penilaian sebenarnya (autentik assesment) yang merupakan proses pengumpulan berbagi data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa.

2. Hasil Belajar

(6)

F. Hipotesis Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

kelas V pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan metode. demontrasi pada

konvensional yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran. ekspositori yang strategi pembelajarannya menekankan kepada

sehingga siswa dapat menemukan pengetahuan dari pengalaman belajar yang. siswa

Mata Pelajaran IPA diharapkan dapat menjadi sarana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkan model pembelajaran Make a match pada proses.. pembelajarannya serta apakah peningkatan kemampuan kerjasama. memiliki hubungan peningkatan

Ilmu pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan.

relevan dengan kehidupan nyata anak sehari-hari. Model RME merupakan salah satu model dalam pembelajaran matematika yang didalam pembelajarannya menempatkan realitas dan