1
JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)
JUARA : Jurnal Olahraga
http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/juara
HUBUNGAN
FOOTWORK
, KEKUATAN OTOT TUNGKAI
DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP KEMAMPUAN
SMASH
BULUTANGKIS
Gusti Pramudeka GustamanPendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, STKIP Muhammadiyah Kuningan email: gustypranurdekagustaman15@gmail.com Info Artikel ____________________ Sejarah Artikel: Diterima November 2018 Disetujui Desember 2018 Dipublikasikan Januari 2019 ____________________ Keywords: Footwork, Kekuatan, Otot tungkai, Tinggi Lompatan, Smash
Abstrak
____________________________________________________________ Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran objektif tentang hubungan antara footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan terhadap kemampuan smash. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan uji korelasi. Populasi dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 10 atlet putra. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes shuttlerun, leg-press, vertical jump, Hubungan footwork dengan kemampuan smash adalah sebesar 0,81 (65,61%). Sehingga hubungan footwork dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasi nya sangat kuat. Hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan smash adalah sebesar 0,81 (65,61%). Sehingga terdapat hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasinya sangat kuat. Hubungan tinggi lompatan dengan kemampuan smash adalah sebesar 0,85 (72,25%). Sehingga terdapat hubungan tinggi lompatan dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasi nya kuat. Maka dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan terhadap kemampuan smash. Kesimpulan dari penelitian ini adalah latihan footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan dapat meningkatkan hasil kemampuan smash.
Abstract
____________________________________________________________ The aim of this study was to obtain an objective picture of the relationship between footwork, leg muscle strength and a high leap to smash ability. The method used in this study is the experimental method with a correlation test. The population and sample in this study were 10 male athletes. The instruments used in the study were shuttle run, leg-press, vertical jump, footwork and abilities smash of 0.81 (65.61%). So that the relationship of footwork with the ability is smashed significant and the interpretation is very strong. The relationship of leg muscle strength with ability smash was 0.81 (65.61%). So that there is a relationship between leg muscle strength with the ability to smash significant and very strong interpretation. The relationship between height jump and ability smash is 0.85 (72.25%). So there is a high leap relationship with significant smash ability and strong interpretation. Then it can be stated that there is a significant relationship between footwork, leg muscle strength and a high
2
© 2019 Gusti Pramudeka Gustaman Under the license CC BY-SA 4.0 Alamat korespondensi:
E-mail : gustypranurdekagustaman15@gmail.com
No Handphone : 085797070700
ISSN 2655-1896 (online) ISSN 2443-1117 (cetak)
Gusti Pramudeka Gustaman / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)
3 PENDAHULUAN
Bulutangkis di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, ini terbukti dengan munculnya pebulutangkis muda berbakat yang dapat terjun secara langsung dalam dunia pebulutangkisan Indonesia. Selain itu terbukti dengan munculnya pebulutangkis muda berbakat yang dapat terjun langsung dalam dunia pebulutangkisan Indonesia. Untuk itu perlu disiapkan atlet, pelatih dan organisasi yang berkulitas serta perencanaan program yang tepat sehingga dapat menciptakan pemain bulutangkis generasi baru yang mampu menguasai teknik, dan taktik yang baik.
Olahraga prestasi adalah kegiatan olahraga dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk meraih prestasi, dari mulai tingkat daerah, nasional dan internasional mempunyai syarat memiliki teknik yang mempuni dan tingkat kebugaran yang tinggi. Faktor teknik dasar dalam olahraga sangat berpengaruh terhadap suatu keberhasilan untuk mencapai prestasi, teknik dasar yang dimaksud adalah teknik dasar permainan bulutangkis khususnya pukulan smash yang mana teknik pukulan
smash adalah salah satu teknik dasar serangan dalam permainan bulutangkis.
Pemain bulutangkis yang baik diperlukan dukungan kemampuan fisik yang baik. Misalnya dalam rangkaian gerak smash ada beberapa rangkaian gerak yang sangat membutuhkan kondisi fisik yang sangat baik, contoh dalam gerakan
footwork smash (gerakan mundur tiga langkah dan kemudian maju satu langkah sebelum kemudian memukul bola) dan melakukan pukulan yang keras dalam
smash. Kemudian dalam jumping smash
gerakan footwork dan vertical jump dan kemudian melakukan pukulan dalam jumping smash, dalam pertandingan gerakan-gerakan itu sangat sering dilakukan pebulutangkis maka dari itu pemain bulutangkis sangatlah membutuhkan kemampuan fisik yang sangat baik.
Footwork merupakan salah satu komponen fisik yang banyak dipergunakan dalam olahraga. Footwork pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan mengubah arah secara efektif dan cepat, sambil berlari hampir dalam keadaan penuh. Footwork menurut Poole, (2007:255) adalah cara mengatur kaki yang sangat diperlukan oleh pemain bulutangkis. Cara mengatur kaki sangat penting karena seorang pemain tidak mungkin memukul shuttlecock dengan efisien ataupun mengontrol lawan apabila tidak dapat dengan mudah berada pada posisi untuk memukul. Dengan langkah kaki (footwork) yang efektif dan efisien, akan mempermudah untuk bergerak di setengah lapangan bulutangkis, sehingga stamina dan tenaga yang diperlukan akan lebih kecil.
Otot tungkai merupakan alat gerak yang digunakan untuk menggerakan otot-otot bagian kaki dalam tubuh seorang atlet bulutangkis. Otot tungkai memiliki banyak otot yang terdapat pada tungkai, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dan kelentukan dengan kemampuan smash. Menurut Gardner dkk dalam Ridwan (2010:10-11), Berkaitan dalam halnya anggota tubuh bagian atas, anggota tubuh bagian bawah di hubungkan dengan badan oleh sebuah sendi yang terdiri dari tiga bagian, yaitu tungkai atas, tungkai bawah dan kaki. Otot tungkai sebagai faktor yang mempengaruhi kemampuan smash dalam permainan bulutangkis maka perlu diadakan suatu penelitian tentang hal ini. Peran otot tungkai dalam kemampuan smash bulutangkis sangatlah penting dan membantu dalam kemampuan smash terhadap permainan bulutangkis. Menurut Ismaryati (2006:59) bahwa otot tungkai menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat-cepatnya.
Tinggi lompatan adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain dengan tumpuan satu kaki dan
4
mendarat dengan kaki. Dalam permainan bulutanglis tinggi lompatan juga termasuk salah satu hal penting untuk mencapai suatu kemampuan smash. Salah satunya untuk mencapai hasil kemampuan smash harus melakukan tes kebugaran dengan
vertical jump yang sudah umum dilakukan untuk menentukan otot kaki seorang atlet. Lovitt (2004:39). Berdasarkan Observasi dan pengamatan permasalahan dalam penelitian ini bahwa pebulutangkis Junior di PB Sanggariang mempunyai teknik dasar yang baik dari mulai cara memegang raket (Grips), gerakan melangkah kaki (Footwork), teknik penguasaan pukulan (Strokes) dan teknik menguasai pola-pola pukulan (Servic, Lob, Dropshort, Drive
Dan Smash).
Namun tidak semua pebulutangkis di PB Sanggariang memiliki kondisi fisik yang baik hal ini terlihat ketika pada saat latihan teknik maupun latihan uji tanding. Dibalik itu ada suatu masalah yang paling penting terutama dalam penelitian yang harus saya teliti di PB Sanggariang Kuningan tersebut, yaitu salah satunya adalah footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan terhadap kemampuan smash. Latihan ini saya lihat sangat kurang dalam setiap atlet yang ada di PB Sanggariang Kuningan, jadi saya harap yang akan saya teliti dalam penelitian ini bisa membangkitkan latihan yang saya inginkan dari footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan terhadap kemampuan smash.
Dari permasalahan yang terjadi di PB Sanggariang peneliti menyimpulkan bahwa sangat pentingnya latihan fisik bagi pebulutangkis remaja usia 15 tahun di PB Sanggariang, berikut latihan-latihan fisik yang bisa dilakukan untuk menunjang peningkatan fisik pebulutangkis PB Sanggariang, latihan footwork, latihan otot tungkai, dan latihan tinggi lompatan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan menurut Sugiyono (2011:3)
penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut terdapat empat hal yang perlu dipahami lebih lanjut yaitu: cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Peneliti itu merupakan cara ilmiah, berarti peneliti itu di dasarkan pada ciri-ciri keilmuan rasional, empiris dan sistematis.
Penelitian korelasi dapat dipahami dengan mudah kalau disandingkan dengan penelitian sebab. Creswell (2008:3) berpendapat penelitian korelasi adalah penelitian yang memberikan kesempatan untuk memprediksi skor tertentu karena adanya skor yang lain dan menerangkan antar vaiabel. Berdasarkan pernyataannya ada dua kata kunci dalam penelitian korelasional, yaitu hubungan correlation
dan prediksi atau ramalan prediction.
Suatu korelasi adalah uji statistik untuk menentukan kecenderngan atau pola untuk dua atau lebih variabel atau dua set data bervariasi secara konsisten
Disamping itu peneliti ingin mengetahui suatu variabel. Jadi variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono (2011:60). Dalam peneliti ini variabel yang dimaksud adalah: variabel (X) atau
independen dalam peneliti adalah latihan
footwork (shuttle run) otot tungkai (leg strength) tinggi lompatan (vertical jump). Variabel terikat adalah yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variable bebas (X) atau independen,
variable terikat (Y) independen dalam penelitian ini adalah hasil kemampuan
smash.
Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian, diperlukan design yang dijadikan pegangan agar peneliti tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang diinginkan akan sesuai dengan harapan dalam rangka mencapai tujuan tersebut, penulis dalam penelitian ini menggunakan korelasi.
Gusti Pramudeka Gustaman / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)
5
Gambar 1 Hubungan struktur X1, X2 dan X3 terhadap Y
1. X1 terhadap Y = Hubungan antara
footwork terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis PB Sanggariang.
2. X2 terhadap Y = Hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis PB Sanggariang.
3. X3 terhadap Y = Hubungan antara tinggi lompatan terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis PB Sanggariang.
4. X1, X2, X3 terhadap Y = Hubungan antara footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis PB Sanggariang.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan
penggunaan
tes.
Untuk
mengukur ada atau tidaknya serta
besarnya
kemampuan
objek
yang
diteliti maka digunakan korelasional.
Menurut
Gay
(2000:4)
penelitian
korelasional
kadang
diperlakukan
sebagai penelitian deskriptif, terutama
disebabkan
penelitian
korelasional
mendeskripsikan sebuah kondisi yang
telah ada. Menurut dia, bagaimanapun,
kondisi yang didiskripsikan berbeda
secara nyata dari kondisi yang biasanya
didiskripsikan dalam laporan diri atau
studi observasi; suatu studi korelasional
mendeskripsikan,
dalam
istilah
kuanitatif tingkatan di mana
variabel-variabel tersebut berhubungan.
Sementara itu Ricards (2007:5)
memberikan definisi korelasi sebagai
suatu ukuran kekuatan hubungan antara
dua
kumpulan
data.
Metode
ini
menggambarkan
secara
kuantitatif
asosiasi ataupun relasi satu variabel
dengan variabel lainnya. Misalnya kita
ingin mengetahui antara nilai tes
matematika
sekelompoknya
siswa
dengan tinggi nilai ujian.
Berdasarkan definisi di atas, kata
kunci
dari
penelitian
korelasional
adalah
hubungan
antar
variabel-variabel.
Artinya,
penelitian
ini
mencoba untuk mengetahui sejauh
mana tingkat hubungan dan kualitas
hubungan antara variabel X1 Footwork,
X2 Kekuatan Otot Tungkai, X3 Tinggi
Lompatan, dan Y Kemampuan Smash.
Dalam
penelitian
ini
untuk
mengatahui hubungan antara variable
digunakan
uji
korelasi
untuk
mengetahui hubungan Variabel X
(
Footwork,
Kekuatan Otoot Tungkai,
dan
Tinggi
Lompatan)
terhadap
Variabel Y (Kemampuan
Smash
).
Penulis menggunakan
korelasi product
moment
dengan rumus sebagai berikut :
2 2
2
2
.
.
.
.
Yi
Yi
N
Xi
Xi
N
Yi
Xi
XiYi
N
rxy
6
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y yang di korelasikan.
X = Skor rata-rata dari variabel X Y = Skor rata-rata dari variabel Y N = banyaknya data
Tabel 1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Arikunto 2010:169
Interval Korelasi Tingkat Hubungan
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi 0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel 10 orang atlet badminton usia remaja di PB Sanggariang Kuningan. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di PB Sanggariang Kuningan dibawah ini dijelaskan hasil penelitian yang meliputi tes Footwork (shuttle run), kekuatan otot tungkai (leg press), dan Tinggi lompatan (vertical jump) atlet badminton remaja PB Sanggariang Kuningan disajikan pada tabel dibawah ini:
Setelah didapatkan nilai rata-rata dan simpangan baku dari keempat variabel, selanjutnya dilakukan uji normalitas. Pengujian ini dilakukan sebagai tahap awal menuju analisis ststistik. Jika data terdistribusi normal, maka analisis statistik lanjutannya menggunakan analisis parametrik, tapi apabila datanya tidak terdistribusi normal maka analisis lanjutannya menggunakan analisis nonparametrik. Hasil penghitungannya yang dilakukan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Kelompok Test Variabel
Butir Test X2 hitung X 2
Tabel Kesimpulan Keterangan
Shuttle-run 0,30 6,63 X2 hitung > X 2
tabel
Data berdistribusi normal
Leg Press 0,30 6,63 X2hitung > X 2
tabel
Data berdistribusi normal
Vertical Jump 2,04 6,63 X2hitung > X 2 tabel Data berdistribusi normal Kemampuan Smash 0,97 6,63 X 2 hitung > X 2 tabel Data berdistribusi normal
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung korelasi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dengan menggunakan uji parametrik karena berdasarkan uji
Gusti Pramudeka Gustaman / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)
7
normalitas ternyata data normal. Hasil penghitungan korelasi dapat dilihat pada tabel berikut:
a. Apakah ada hubungan antara X1 dan Y
b. Apakah ada hubungan antara X2 dan Y
c. Apakah ada hubungan antara X3 dan Y
d. Apakah ada hubungan antara X1, X2, X3 dan Y
Berdasarkan rumusan masalah diatas terdapat hubungan antara X1 dan Y, X2 dan Y, X3 dan Y, X1, X2, X3 dan Y.
Tabel 3 Besarnya Hubungan Antara Variabel
No Variabel Korelasi Interprentasi 1 Footwork (X1) dengan Kemampuan Smash
(Y)
0,81 Sangat Kuat
2 Vertical jump (X3) dengan Kemampuan Smash (Y)
0,85 Sangat Kuat
3 Footwork (X1) dengan Vertical Jump (X3) 0,73 Kuat 4 Leg Press (X2) dengan
Kemampuan Smash (Y)
0,81 Sangat Kuat
5 Footwork (X1) dengan Leg Press (X2) 0,58 Sedang 6 Leg Press (X2) dengan Vertical Jump (X3) 0,73 Kuat
Hasil pengolahan dan analisis statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan terhadap kemampuan smash. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Hubungan footwork dengan kemampuan smash adalah sebesar 0,81 artinya kontribusi footwork terhadap kemampuan smash sebesar 65,61%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan footwork dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasi nya sangat kuat.
2. Hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan smash adalah sebesar 0,81 artinya kontribusi footwork terhadap kemampuan smash sebesar 65,61%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasinya sangat kuat.
3. Hubungan tinggi lompatan dengan kemampuan smash adalah sebesar 0,85 artinya kontribusi tinggi lompatan
terhadap kemampuan smash sebesar 72,25%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan tinggi lompatan dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasi nya kuat.
4. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara bersama-sama hubungan ketiga variabel signifikan dengan nilai 0,90 atau sebesar 81%. Maka dapat disimpulkan bahwa X1, X2, X3 dan Y terdapat hubungan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan tentang Hubungan antara
Footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan terhadap kemampuan smash
dalam permainan bulutangkis PB. Sanggariang kuningan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa " Hubungan antara
Footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan memberikan dampak positif terhadap kemampuan smash bulutangkis PB. Sanggariang Kuningan.
8
1. Diketahui dari data Hubungan footwork dengan kemampuan smash
adalah sebesar 0,81 artinya kontribusi
footwork terhadap kemampuan smash
sebesar 65,61%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
footwork dengan kemampuan smash
signifikan dan intrepentasi nya sangat kuat.
2. Diketahui Hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan smash
adalah sebesar 0,81 artinya kontribusi kekuatan otot terhadap kemampuan
smash sebesar 65,61%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasinya sangat kuat.
3. Hubungan tinggi lompatan dengan kemampuan smash adalah sebesar 0,85 artinya kontribusi tinggi lompatan terhadap kemampuan smash sebesar 72,25%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan tinggi lompatan dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasi nya kuat.
Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui bahwa secara bersama-sama
dari ketiga variabel mempunyai
hubungan
yang
sangat
erat
dan
signifikan. Maka dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara footwork,
kekuatan otot tungkai dan tinggi
lompatan terhadap kemampuan smash
permainan bulutangkis pb. Sanggariang
ini mempunyai hubungan yang sangat
erat dan signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitiaan suatu pendekatan praktik. Jakarta:Rineka Cipta
Creswell, W. John 2008.
Educational
Reaserch
Design:
Planing,
Conducting,
and
Evaluation,
Quantitative Reaserch 3th ed
,.
Pearson: New Jersey.
Harsono. 2008.
Coaching
dan
Aspek-Aspek Pskologis dalam Coaching.
Jakarta:CV Tambak Kusuma
Adityatama, F. 2017. Hubungan OtotTungkai, Mata Kaki Dan Otot Perut Dengan Ketepatan Menembak Bola.
JUARA : Jurnal Olahraga, 2(2), 23-41. Retrieved from
http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/jua ra/article/view/37
Kurniawan, Kurniawan & Ramadan, G., 2017. Pengaruh latihan plyometric terhadap hasil smash pada ekstrakurikuler bolavoli putra di sma negeri 1 luragung. Jurnal Juara Vol . 2 No . 2 Januari 2017, 2(2), 85–95.