• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Footwork, Kekuatan Otot Tungkai Dan Tinggi Lompatan Terhadap Kemampuan Smash Bulutangkis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Footwork, Kekuatan Otot Tungkai Dan Tinggi Lompatan Terhadap Kemampuan Smash Bulutangkis"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

JUARA : Jurnal Olahraga

http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/juara

HUBUNGAN

FOOTWORK

, KEKUATAN OTOT TUNGKAI

DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP KEMAMPUAN

SMASH

BULUTANGKIS

Gusti Pramudeka Gustaman

Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, STKIP Muhammadiyah Kuningan email: gustypranurdekagustaman15@gmail.com Info Artikel ____________________ Sejarah Artikel: Diterima November 2018 Disetujui Desember 2018 Dipublikasikan Januari 2019 ____________________ Keywords: Footwork, Kekuatan, Otot tungkai, Tinggi Lompatan, Smash

Abstrak

____________________________________________________________ Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran objektif tentang hubungan antara footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan terhadap kemampuan smash. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan uji korelasi. Populasi dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 10 atlet putra. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes shuttlerun, leg-press, vertical jump, Hubungan footwork dengan kemampuan smash adalah sebesar 0,81 (65,61%). Sehingga hubungan footwork dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasi nya sangat kuat. Hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan smash adalah sebesar 0,81 (65,61%). Sehingga terdapat hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasinya sangat kuat. Hubungan tinggi lompatan dengan kemampuan smash adalah sebesar 0,85 (72,25%). Sehingga terdapat hubungan tinggi lompatan dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasi nya kuat. Maka dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan terhadap kemampuan smash. Kesimpulan dari penelitian ini adalah latihan footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan dapat meningkatkan hasil kemampuan smash.

Abstract

____________________________________________________________ The aim of this study was to obtain an objective picture of the relationship between footwork, leg muscle strength and a high leap to smash ability. The method used in this study is the experimental method with a correlation test. The population and sample in this study were 10 male athletes. The instruments used in the study were shuttle run, leg-press, vertical jump, footwork and abilities smash of 0.81 (65.61%). So that the relationship of footwork with the ability is smashed significant and the interpretation is very strong. The relationship of leg muscle strength with ability smash was 0.81 (65.61%). So that there is a relationship between leg muscle strength with the ability to smash significant and very strong interpretation. The relationship between height jump and ability smash is 0.85 (72.25%). So there is a high leap relationship with significant smash ability and strong interpretation. Then it can be stated that there is a significant relationship between footwork, leg muscle strength and a high

(2)

2

© 2019 Gusti Pramudeka Gustaman Under the license CC BY-SA 4.0  Alamat korespondensi:

E-mail : gustypranurdekagustaman15@gmail.com

No Handphone : 085797070700

ISSN 2655-1896 (online) ISSN 2443-1117 (cetak)

(3)

Gusti Pramudeka Gustaman / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

3 PENDAHULUAN

Bulutangkis di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, ini terbukti dengan munculnya pebulutangkis muda berbakat yang dapat terjun secara langsung dalam dunia pebulutangkisan Indonesia. Selain itu terbukti dengan munculnya pebulutangkis muda berbakat yang dapat terjun langsung dalam dunia pebulutangkisan Indonesia. Untuk itu perlu disiapkan atlet, pelatih dan organisasi yang berkulitas serta perencanaan program yang tepat sehingga dapat menciptakan pemain bulutangkis generasi baru yang mampu menguasai teknik, dan taktik yang baik.

Olahraga prestasi adalah kegiatan olahraga dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk meraih prestasi, dari mulai tingkat daerah, nasional dan internasional mempunyai syarat memiliki teknik yang mempuni dan tingkat kebugaran yang tinggi. Faktor teknik dasar dalam olahraga sangat berpengaruh terhadap suatu keberhasilan untuk mencapai prestasi, teknik dasar yang dimaksud adalah teknik dasar permainan bulutangkis khususnya pukulan smash yang mana teknik pukulan

smash adalah salah satu teknik dasar serangan dalam permainan bulutangkis.

Pemain bulutangkis yang baik diperlukan dukungan kemampuan fisik yang baik. Misalnya dalam rangkaian gerak smash ada beberapa rangkaian gerak yang sangat membutuhkan kondisi fisik yang sangat baik, contoh dalam gerakan

footwork smash (gerakan mundur tiga langkah dan kemudian maju satu langkah sebelum kemudian memukul bola) dan melakukan pukulan yang keras dalam

smash. Kemudian dalam jumping smash

gerakan footwork dan vertical jump dan kemudian melakukan pukulan dalam jumping smash, dalam pertandingan gerakan-gerakan itu sangat sering dilakukan pebulutangkis maka dari itu pemain bulutangkis sangatlah membutuhkan kemampuan fisik yang sangat baik.

Footwork merupakan salah satu komponen fisik yang banyak dipergunakan dalam olahraga. Footwork pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan mengubah arah secara efektif dan cepat, sambil berlari hampir dalam keadaan penuh. Footwork menurut Poole, (2007:255) adalah cara mengatur kaki yang sangat diperlukan oleh pemain bulutangkis. Cara mengatur kaki sangat penting karena seorang pemain tidak mungkin memukul shuttlecock dengan efisien ataupun mengontrol lawan apabila tidak dapat dengan mudah berada pada posisi untuk memukul. Dengan langkah kaki (footwork) yang efektif dan efisien, akan mempermudah untuk bergerak di setengah lapangan bulutangkis, sehingga stamina dan tenaga yang diperlukan akan lebih kecil.

Otot tungkai merupakan alat gerak yang digunakan untuk menggerakan otot-otot bagian kaki dalam tubuh seorang atlet bulutangkis. Otot tungkai memiliki banyak otot yang terdapat pada tungkai, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dan kelentukan dengan kemampuan smash. Menurut Gardner dkk dalam Ridwan (2010:10-11), Berkaitan dalam halnya anggota tubuh bagian atas, anggota tubuh bagian bawah di hubungkan dengan badan oleh sebuah sendi yang terdiri dari tiga bagian, yaitu tungkai atas, tungkai bawah dan kaki. Otot tungkai sebagai faktor yang mempengaruhi kemampuan smash dalam permainan bulutangkis maka perlu diadakan suatu penelitian tentang hal ini. Peran otot tungkai dalam kemampuan smash bulutangkis sangatlah penting dan membantu dalam kemampuan smash terhadap permainan bulutangkis. Menurut Ismaryati (2006:59) bahwa otot tungkai menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat-cepatnya.

Tinggi lompatan adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain dengan tumpuan satu kaki dan

(4)

4

mendarat dengan kaki. Dalam permainan bulutanglis tinggi lompatan juga termasuk salah satu hal penting untuk mencapai suatu kemampuan smash. Salah satunya untuk mencapai hasil kemampuan smash harus melakukan tes kebugaran dengan

vertical jump yang sudah umum dilakukan untuk menentukan otot kaki seorang atlet. Lovitt (2004:39). Berdasarkan Observasi dan pengamatan permasalahan dalam penelitian ini bahwa pebulutangkis Junior di PB Sanggariang mempunyai teknik dasar yang baik dari mulai cara memegang raket (Grips), gerakan melangkah kaki (Footwork), teknik penguasaan pukulan (Strokes) dan teknik menguasai pola-pola pukulan (Servic, Lob, Dropshort, Drive

Dan Smash).

Namun tidak semua pebulutangkis di PB Sanggariang memiliki kondisi fisik yang baik hal ini terlihat ketika pada saat latihan teknik maupun latihan uji tanding. Dibalik itu ada suatu masalah yang paling penting terutama dalam penelitian yang harus saya teliti di PB Sanggariang Kuningan tersebut, yaitu salah satunya adalah footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan terhadap kemampuan smash. Latihan ini saya lihat sangat kurang dalam setiap atlet yang ada di PB Sanggariang Kuningan, jadi saya harap yang akan saya teliti dalam penelitian ini bisa membangkitkan latihan yang saya inginkan dari footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan terhadap kemampuan smash.

Dari permasalahan yang terjadi di PB Sanggariang peneliti menyimpulkan bahwa sangat pentingnya latihan fisik bagi pebulutangkis remaja usia 15 tahun di PB Sanggariang, berikut latihan-latihan fisik yang bisa dilakukan untuk menunjang peningkatan fisik pebulutangkis PB Sanggariang, latihan footwork, latihan otot tungkai, dan latihan tinggi lompatan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan menurut Sugiyono (2011:3)

penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut terdapat empat hal yang perlu dipahami lebih lanjut yaitu: cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Peneliti itu merupakan cara ilmiah, berarti peneliti itu di dasarkan pada ciri-ciri keilmuan rasional, empiris dan sistematis.

Penelitian korelasi dapat dipahami dengan mudah kalau disandingkan dengan penelitian sebab. Creswell (2008:3) berpendapat penelitian korelasi adalah penelitian yang memberikan kesempatan untuk memprediksi skor tertentu karena adanya skor yang lain dan menerangkan antar vaiabel. Berdasarkan pernyataannya ada dua kata kunci dalam penelitian korelasional, yaitu hubungan correlation

dan prediksi atau ramalan prediction.

Suatu korelasi adalah uji statistik untuk menentukan kecenderngan atau pola untuk dua atau lebih variabel atau dua set data bervariasi secara konsisten

Disamping itu peneliti ingin mengetahui suatu variabel. Jadi variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono (2011:60). Dalam peneliti ini variabel yang dimaksud adalah: variabel (X) atau

independen dalam peneliti adalah latihan

footwork (shuttle run) otot tungkai (leg strength) tinggi lompatan (vertical jump). Variabel terikat adalah yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variable bebas (X) atau independen,

variable terikat (Y) independen dalam penelitian ini adalah hasil kemampuan

smash.

Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian, diperlukan design yang dijadikan pegangan agar peneliti tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang diinginkan akan sesuai dengan harapan dalam rangka mencapai tujuan tersebut, penulis dalam penelitian ini menggunakan korelasi.

(5)

Gusti Pramudeka Gustaman / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

5

Gambar 1 Hubungan struktur X1, X2 dan X3 terhadap Y

1. X1 terhadap Y = Hubungan antara

footwork terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis PB Sanggariang.

2. X2 terhadap Y = Hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis PB Sanggariang.

3. X3 terhadap Y = Hubungan antara tinggi lompatan terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis PB Sanggariang.

4. X1, X2, X3 terhadap Y = Hubungan antara footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis PB Sanggariang.

Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan

penggunaan

tes.

Untuk

mengukur ada atau tidaknya serta

besarnya

kemampuan

objek

yang

diteliti maka digunakan korelasional.

Menurut

Gay

(2000:4)

penelitian

korelasional

kadang

diperlakukan

sebagai penelitian deskriptif, terutama

disebabkan

penelitian

korelasional

mendeskripsikan sebuah kondisi yang

telah ada. Menurut dia, bagaimanapun,

kondisi yang didiskripsikan berbeda

secara nyata dari kondisi yang biasanya

didiskripsikan dalam laporan diri atau

studi observasi; suatu studi korelasional

mendeskripsikan,

dalam

istilah

kuanitatif tingkatan di mana

variabel-variabel tersebut berhubungan.

Sementara itu Ricards (2007:5)

memberikan definisi korelasi sebagai

suatu ukuran kekuatan hubungan antara

dua

kumpulan

data.

Metode

ini

menggambarkan

secara

kuantitatif

asosiasi ataupun relasi satu variabel

dengan variabel lainnya. Misalnya kita

ingin mengetahui antara nilai tes

matematika

sekelompoknya

siswa

dengan tinggi nilai ujian.

Berdasarkan definisi di atas, kata

kunci

dari

penelitian

korelasional

adalah

hubungan

antar

variabel-variabel.

Artinya,

penelitian

ini

mencoba untuk mengetahui sejauh

mana tingkat hubungan dan kualitas

hubungan antara variabel X1 Footwork,

X2 Kekuatan Otot Tungkai, X3 Tinggi

Lompatan, dan Y Kemampuan Smash.

Dalam

penelitian

ini

untuk

mengatahui hubungan antara variable

digunakan

uji

korelasi

untuk

mengetahui hubungan Variabel X

(

Footwork,

Kekuatan Otoot Tungkai,

dan

Tinggi

Lompatan)

terhadap

Variabel Y (Kemampuan

Smash

).

Penulis menggunakan

korelasi product

moment

dengan rumus sebagai berikut :

  

 

2 2

2

 

2

.

.

.

.

Yi

Yi

N

Xi

Xi

N

Yi

Xi

XiYi

N

rxy

(6)

6

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y yang di korelasikan.

X = Skor rata-rata dari variabel X Y = Skor rata-rata dari variabel Y N = banyaknya data

Tabel 1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Arikunto 2010:169

Interval Korelasi Tingkat Hubungan

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi 0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel 10 orang atlet badminton usia remaja di PB Sanggariang Kuningan. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di PB Sanggariang Kuningan dibawah ini dijelaskan hasil penelitian yang meliputi tes Footwork (shuttle run), kekuatan otot tungkai (leg press), dan Tinggi lompatan (vertical jump) atlet badminton remaja PB Sanggariang Kuningan disajikan pada tabel dibawah ini:

Setelah didapatkan nilai rata-rata dan simpangan baku dari keempat variabel, selanjutnya dilakukan uji normalitas. Pengujian ini dilakukan sebagai tahap awal menuju analisis ststistik. Jika data terdistribusi normal, maka analisis statistik lanjutannya menggunakan analisis parametrik, tapi apabila datanya tidak terdistribusi normal maka analisis lanjutannya menggunakan analisis nonparametrik. Hasil penghitungannya yang dilakukan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Kelompok Test Variabel

Butir Test X2 hitung X 2

Tabel Kesimpulan Keterangan

Shuttle-run 0,30 6,63 X2 hitung > X 2

tabel

Data berdistribusi normal

Leg Press 0,30 6,63 X2hitung > X 2

tabel

Data berdistribusi normal

Vertical Jump 2,04 6,63 X2hitung > X 2 tabel Data berdistribusi normal Kemampuan Smash 0,97 6,63 X 2 hitung > X 2 tabel Data berdistribusi normal

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung korelasi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dengan menggunakan uji parametrik karena berdasarkan uji

(7)

Gusti Pramudeka Gustaman / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

7

normalitas ternyata data normal. Hasil penghitungan korelasi dapat dilihat pada tabel berikut:

a. Apakah ada hubungan antara X1 dan Y

b. Apakah ada hubungan antara X2 dan Y

c. Apakah ada hubungan antara X3 dan Y

d. Apakah ada hubungan antara X1, X2, X3 dan Y

Berdasarkan rumusan masalah diatas terdapat hubungan antara X1 dan Y, X2 dan Y, X3 dan Y, X1, X2, X3 dan Y.

Tabel 3 Besarnya Hubungan Antara Variabel

No Variabel Korelasi Interprentasi 1 Footwork (X1) dengan Kemampuan Smash

(Y)

0,81 Sangat Kuat

2 Vertical jump (X3) dengan Kemampuan Smash (Y)

0,85 Sangat Kuat

3 Footwork (X1) dengan Vertical Jump (X3) 0,73 Kuat 4 Leg Press (X2) dengan

Kemampuan Smash (Y)

0,81 Sangat Kuat

5 Footwork (X1) dengan Leg Press (X2) 0,58 Sedang 6 Leg Press (X2) dengan Vertical Jump (X3) 0,73 Kuat

Hasil pengolahan dan analisis statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan terhadap kemampuan smash. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Hubungan footwork dengan kemampuan smash adalah sebesar 0,81 artinya kontribusi footwork terhadap kemampuan smash sebesar 65,61%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan footwork dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasi nya sangat kuat.

2. Hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan smash adalah sebesar 0,81 artinya kontribusi footwork terhadap kemampuan smash sebesar 65,61%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasinya sangat kuat.

3. Hubungan tinggi lompatan dengan kemampuan smash adalah sebesar 0,85 artinya kontribusi tinggi lompatan

terhadap kemampuan smash sebesar 72,25%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan tinggi lompatan dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasi nya kuat.

4. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara bersama-sama hubungan ketiga variabel signifikan dengan nilai 0,90 atau sebesar 81%. Maka dapat disimpulkan bahwa X1, X2, X3 dan Y terdapat hubungan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan tentang Hubungan antara

Footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan terhadap kemampuan smash

dalam permainan bulutangkis PB. Sanggariang kuningan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa " Hubungan antara

Footwork, kekuatan otot tungkai dan tinggi lompatan memberikan dampak positif terhadap kemampuan smash bulutangkis PB. Sanggariang Kuningan.

(8)

8

1. Diketahui dari data Hubungan footwork dengan kemampuan smash

adalah sebesar 0,81 artinya kontribusi

footwork terhadap kemampuan smash

sebesar 65,61%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

footwork dengan kemampuan smash

signifikan dan intrepentasi nya sangat kuat.

2. Diketahui Hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan smash

adalah sebesar 0,81 artinya kontribusi kekuatan otot terhadap kemampuan

smash sebesar 65,61%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasinya sangat kuat.

3. Hubungan tinggi lompatan dengan kemampuan smash adalah sebesar 0,85 artinya kontribusi tinggi lompatan terhadap kemampuan smash sebesar 72,25%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan tinggi lompatan dengan kemampuan smash signifikan dan intrepentasi nya kuat.

Berdasarkan

hasil

penelitian

diketahui bahwa secara bersama-sama

dari ketiga variabel mempunyai

hubungan

yang

sangat

erat

dan

signifikan. Maka dapat disimpulkan

bahwa hubungan antara footwork,

kekuatan otot tungkai dan tinggi

lompatan terhadap kemampuan smash

permainan bulutangkis pb. Sanggariang

ini mempunyai hubungan yang sangat

erat dan signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitiaan suatu pendekatan praktik. Jakarta:Rineka Cipta

Creswell, W. John 2008.

Educational

Reaserch

Design:

Planing,

Conducting,

and

Evaluation,

Quantitative Reaserch 3th ed

,.

Pearson: New Jersey.

Harsono. 2008.

Coaching

dan

Aspek-Aspek Pskologis dalam Coaching.

Jakarta:CV Tambak Kusuma

Adityatama, F. 2017. Hubungan Otot

Tungkai, Mata Kaki Dan Otot Perut Dengan Ketepatan Menembak Bola.

JUARA : Jurnal Olahraga, 2(2), 23-41. Retrieved from

http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/jua ra/article/view/37

Kurniawan, Kurniawan & Ramadan, G., 2017. Pengaruh latihan plyometric terhadap hasil smash pada ekstrakurikuler bolavoli putra di sma negeri 1 luragung. Jurnal Juara Vol . 2 No . 2 Januari 2017, 2(2), 85–95.

Poole,

James.

2013.

Belajar

Bulutangkis.

Bandung:

Pionir

Jaya.

Smart Way to Get Fit. New

Jersey:

Basic Health Publications,

Gambar

Gambar 1 Hubungan struktur X 1 , X 2  dan X 3  terhadap Y
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Kelompok Test Variabel  Butir Test  X 2  hitung  X
Tabel 3 Besarnya Hubungan Antara Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tugas akhir ini dirancang bangun sebuah antena mikrostrip patch segiempat dengan tipe polarisasi melingkar menggunakan metode slot diagonal.. Dan untuk simulasi

Padahal, mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurusdan supaya mereka mendirikan shalat dan

Semua cookies yang dikirim pada anda dari klien akan secara otomatis di ubah kedalam suatu variabel PHP seperti method GET dan POST data.. Jika anda ingin memberikan banyak nilai

Selanjutnya penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja

Untuk melakukan analisis ters ebut, dibuat model dari lantai produksi tahun 2007 dengan.. menggunakan sofware promodel 2006 student version untuk menganalisis kinerja

DEWA ( Phaleria Macrocarpa Scheff Boerl ) TERHADAP PENCEGAHAN PENINGKATAN KOLESTEROL DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN ( Rattus Novergicus ) YANG DIBERI DIET LEMAK

Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji dan menganalisis, baik secara parsial maupun secara simultan

Setelah peneliti mengamati dan mengetahui tentang sikap dan perilaku para anggota Kipas yang berada di bawah bimbingan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan