• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BILATERAL 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II BILATERAL 1"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

BILATERAL

1.2

Definisi Bilateral

Bilateral adalah suatu hubungan politik, budaya, dan ekonomi di antara dua Negara, kebanyakan hubungan internasional dilakukan secara bilateral. Misalnya perjanjian politik – ekonomi, pertukaran kedutaan besar, dan kunjungan antar Negara.

Intregrasi ekonomi bilateral merupakan persetujuan perdagangan antara dua bangsa, untuk mengatasi masalah – masalah:

1. Kesimbangan Neraca perdagangan: Dua Negara atau government to government mengadakan persetujuan untuk menjaga keseimbangan neraca perdagangan ( Trade Account ). Misalnya antara Indonesia dengan Thailand.

2. Kebutuhan Dana Investasi: untuk mendorong invesatsi di Negara berkembang

mengadakan perjanjian bilateral dengan Negara investor dalam hal asuransi kerugian atas investasi dan Negara tuan rumah harus memenuhi kewajiban mengembalikan investasi. 3. Pembatasan Perdagangan Produk Khusus: Perjanjian untuk membatasi Perdagangan

produk – produk khusus, seperti minyak dan gas bumi.

Para Menteri keuangan dan Gubernur Bank sentral dari Indonesia dan korea mencapai kesepakatan untuk melakukan kerja sama Bilateral Currency Swap Arrengement antara won dan rupiah, pada sabtu ( 12 / 10 / 2013 ). Menindak lanjuti kesepakatan tersebut, kedua bank sentral membentuk kerja sama won dan rupiah swap arrangement senilai KRW 10,7 triliun ( Rp 115 triliun ) atau setara dengan US$ 10 miliar.

(2)

“ kedua belah pihak sepakat bahwa kerjasama ini akan berkontribusi secara positif kepada stabilisasi pasar keuangan regional dan memperkuat kerja sama ekonomi dan keuangan bilateral untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Bagi Indonesia, jepang merupakan mitra dagang terbesar dalam hal ekspor – impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 6,5 milyar sehingga bagi jepang mengalami surplus besar impor dari Indonesia ( tahun 2007 ).

Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia adalah antara lain: minyak, gas alam cair, batubara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik dan lain – lain. Di lain pihak, barang – barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin – mesin dan suku – cadang, produk plastic dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku – cadang elektronik, mesin alat transportasi dan suku – cadang mobil.

1.3 Investasi

Investasi langsung swasta dari Jepang ke Indonesia yang menurun sehubungan dengan stagnasi yang dialami perekonomian Indonesia akibat krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997, kini belum pulih sepenuhnya, namun jepang tetap menempati kedudukan penting di antara Negara – Negara yang berinvestasi di Indonesia.

(3)

CONTOH KERJASAMA BILATERAL

1.4 Kerjasama Indonesia dengan Australia

Australia juga telah membantu Indonesia membangun Balai Penelitian Peternakan di Ciawi - Bogor. Kerjasama di bidang pertanian antara Indonesia dan Australia diwadahi dalam suatu Working Group yaitu WGAFC. Pada pelaksanaan Sidang WGAFC XI di Melbourne, Ketua WGAFC Australia dipimpin Dr. Paul Morris, Executive Manager of Market Access and Biosecurity-AFFA, sedangkan Ketua WGAFC XI Indonesia adalah Dr. Delima Hasri Azahari. Struktur organisasi WGAFC terdiri dari 4 Task Force yaitu (1) Task Force on Crops and Plant Products, (2) Task Force on Agribusiness and Support System, (3) Task Force on Livestock and Animal Products, (4) Quarantine Consultation.

Beberapa kesepakatan dalam pertemuan WGAFC XI tanggal 3 – 5 Maret 2005 di Melbourne tersebut adalah sebagai berikut :

1. Investment opportunities in Indonesian Food and Agriculture Sector

Bayiss Associates Pty Ltd telah melakukan analisis dan menyampaikan informasi bahwa beberapa sektor yang berpeluang dan perlu dilihat serta dipertimbangkan oleh pengusaha-pengusaha Australia diantaranya dalam:

pengolahan keju, pengolahan sapi, pengembangan usaha roti, pengolahan dan pengepakan.

2. Post Tsunami Reconstruction Australia melalui ACIAR (Dr. John Skerritt) menginformasikan bahwa pemerintah Australia telah memberikan bantuan kemanusiaan diantaranya : kesehatan dan sanitasi air; koordinasi dan jasa pendukung; produk-produk makanan berkisar $ 33 juta. Hal ini ditegaskan pula dalam pernyataan Perdana Menteri Howard, bantuan Australia sebesar $ 1 milyar melalui Australia Indonesia Partnership for Reconstruction and Development (AIPRD).

Bantuan yang diberikan berupa hibah sebesar $ 500 juta dan loan jangka panjang sebesar $ 500 juta. Fokus bantuan dalam proyek pengembangan ekonomi dan sosial .

(4)

1. Proyek yang disepakati diantaranya adalah : the Efficiency of the Indonesian Vegetable Supply Chain (pihak Indonesia mengharapkan pendanaan dapat diarahkan kepada ACIAR, sementara pihak Australia masih melihat kemungkinannya dari Victorian Government, ACIAR atau DAFF); Revitalisation of the potato seed project (sumber pendanaan dari pemerintah Western Australia); New project proposal for the cotton, mango, sugar and cashew nut industries (akan didiskusikan lebih lanjut oleh kedua belah pihak melalui Ketua Task Force masing-masing).

2. A Fresh project proposal on a horticultural centre of information (akan diperbaiki dan dikomunikasikan lebih lanjut oleh ketua TF masing-masing).

3. Task Force on Agribusiness Support System: Sebagai follow-up dari kesepakatan Joint Meeting WGTII dan WGAFC telah dilakukan survey dan penelitian oleh Bayiss Associates Pty Ltd Investment Opportunities in the Indonesian Food and Agriculture Sectordirencanakan akan dipublikasikan, namun dalam pertemuan Task Force ini telah dibahas dan diputuskan untuk lebih disempurnakan oleh DAFF dan akan dikomunikasikan antara Ketua Task Force masing-masing.

5. Task Force on Livestock and Animal Products Disepakati pula untuk mengkomunikasikan lebih lanjut dalam setahun ini dalam melaksanakan: pelatihan bagi pegawai pemerintahan Indonesia dalam bidang management and business planning; joint investasi dalam industri penyamakan kulit di Indonesia, peluang investasi dalam industri susu di Indonesia, realisasi dari peluang ekspor pakan ternak ke Australia dan kerjasama dengan Universitas Murdoch. Isu pihak Indonesia tentang memberikan batasan berat sapi hidup yang akan diekspor ke Indonesia guna melindungi para peternak lokal, pihak Australia perlu klarifikasi lebih lanjut.

(5)

1. Australia akan menyediakan overview untuk kegiatan-kegiatan dari capacity building, termasuk SPS Capacity Building Program dan PRA workshops yang ditanggung DAFF. Pihak Indonesia sangat mendukung pelaksanaan whokshop dimaksud dan akan lebih bagus lagi PRA seminar akan dilaksanakan di Jakarta.

2. Isu-isu yang diangkat dalam pertemuan Tripartite (Indonesia – Australia – PNG) dan Bilateral (Indonesia – Australia) bidang Perkarantinaan dan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan, Pebruari 2005 di Canberra – Australia

3. Pembatasan usia ekspor sapi hidup ke Indonesia, pihak Indonesia mengusulkan sebaiknya mengadakan komunikasi yang intensif dengan institusi terkait dalam hal ini Ditjen Peternakan.

4. Penyelundupan Daging, disepakati kedua belah pihak bahwa untuk menanggulangi penyelundupan daging ke Indonesia ini perlu lebih meningkatkan kerjasama melalui tukar menukar informasi dalam pengiriman daging termasuk pengapalannya.

5. Kegiatan survey-survey pest and disease, selama ini dilakukan oleh Northern Australia Quarantine Strategy (NAQS) dari pihak Australia termasuk dalam penanganan Avian Influenza (Flu Burung), pihak Indonesia mengusulkan agar kegiatan tersebut juga mencakup penyakit mulut dan kuku di batas- batas wilayah.

6. Operasi Perbatasan, disepakati antara pihak Indonesia, Australia, Papua New Guinea dan Timor Leste untuk mendirikan Joint Study Team untuk meneliti infrastruktur dan fasilitas karantina yang diperlukan di perbatasan Timor Leste dan Papua New Guinea.

7. SPM 15 (Pengemasan kayu), Indonesia telah memulai mengimplementasikan ISPM 15 (pengemasan kayu) dan berusaha menambah jumlah perusahaan yang memenuhi syarat/ berakreditasi dalam hal ini, sedangkan Australia memberikan pandangannya mengenai hal-hal yang berkenaan dengan pengemasan kayu.

(6)

9. Pertemuan ASEAN untuk Fruit Flies Indonesia mengharapkan konfirmasi perkembangan lebih lanjut terkait dengan fruit flies project. Pihak Australia bersedia akan memberikan informasi project dimaksud.

1.6 Kerjasama Indonesia dengan Suriname

Pada bulan Juli 1991 telah berkunjung rombongan Menteri Sosial, Tenaga Kerja dan Perumahan Rakyat Suriname kepada Menteri Pertanian RI, pokok pembicaraan mengenai kemungkinan diadakan kerjasama 2 negara di bidang pertanian. Pada kesempatan tersebut Bapak Menteri Pertanian RI memberikan bibit bawang putih varietas Tawang Mangu Baru dan bawang merah varietas Bima Tegal dengan berat masing-masing 5,5 kg untuk dicoba di Suriname. Pada bulan Juni 1993 telah berkunjung tim inventarisasi industri kelapa sawit dan gula Indonesia ke Suriname dan merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk industri kelapa sawit Pemerintah Indonesia dapat membantu Pemerintah Suriname dengan mengirimkan 1 (satu) orang tenaga ahli agronomi dan 1 (satu) orang tenaga ahli di bidang teknik pengolahan kelapa sawit dari swasta selama 6-12 bulan.

2. Di bidang industri gula, PT Barata Indonesia telah bersedia mengirimkan tenaga ahlinya untuk merehabilitasi pabrik gula di Suriname.

3. Pemerintah RI mengundang teknisi Suriname di bidang industri gula dan kelapa sawit untuk mengikuti program magang selama 1-2 bulan di PT Perkebunan terkait.

4. Untuk pelaksanaan kerjasama tersebut Pemerintah RI bersedia menyediakan tenaga ahlinya, sedangkan pendanaannya disarankan untuk mencari pinjaman lunak dari negara donor misalnya anggota MEE dan Lembaga Keuangan Internasional (Bank Dunia, dll).

Pada bulan Mei 1994 rombongan Presiden Suriname telah melakukan kunjungan ke Indonesia. Pihak Suriname berkeinginan untuk mengimpor CPO (Crude Palm Oil) sebanyak 4000-6000 ton per tahun dari Indonesia dan membeli teh (raw material) untuk diolah di Suriname.

(7)

orientasi/penjajakan kemungkinan mengadakan investasi dan kerjasama perdagangan dengan mitra dagang Suriname di bidang sumberdaya hutan, kelapa sawit, industri alat berat pertanian, dll.

Pada bulan September 1997 Deptan memberikan informasi bahwa belum dipenuhinya permintaan bantuan kepada Suriname oleh pihak Indonesia disebabkan karena belum adanya kejelasan mengenai pembiayaan serta bentuk kerjasama yang diinginkan. Kerjasama KTNB, sejak 1982/1983-1994/1995, Pemerintah Suriname telah memanfaatkan program KTNB Indonesia dengan mengirim 41 orang peserta untuk mengikuti berbagai program sesuai dengan kebutuhannya (bidang pertanian, penerangan dan hubungan masyarakat, pertambangan dan energi, pekerjaan umum, social, perdagangan dan perindustrian). Tahun 1996 Pemerintah Suriname mengirim 4 orang petani untuk mengikuti program KTNB di bidang pertanian di daerah Jawa Barat.

Pada tanggal 10 Desember 1999 melalui surat dari KBRI di Suriname, Pemerintah Suriname meminta supaya dipertimbangkan untuk diikutsertakan dalam

program magang petani Deptan dan program-program KTNB dan bidang lain. Program pelatihan yang dapat ditawarkan kepada Pemerintah Suriname adalah:

(1). Rice Production Technique Course. (2). Workshop Production Agriculture Extension Methodology. Pada tanggal 15 Oktober 1997 telah ditandatangani MOU RI – Suriname di bidang pertanian di Jakarta.

Pada bulan Maret 1998 Dubes RI untuk Suriname dan Dubes Suriname untuk Indonesia telah mengadakan pertemuan guna menindaklanjuti MoU RI-Suriname di bidang kerjasama pertanian yang ditandatangani di Jakarta tanggal 15 Oktober 1997. Beberapa pokok pembicaraan adalah sebagai berikut :

1. Guna merehabilitasi perkebunan kelapa sawit seluas 500 ha yang aktivitasnya terhenti sejak beberapa tahun lalu, Pemerintah Suriname membutuhkan tenaga ahli di bidang kelapa sawit,

(8)

3. Patomaca, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit seluas 2000 km yang sedang melakukan rehabilitasi kebunnya sejak 1992, membutuhkan tenaga ahli di bidang pemrosesan FFB (Fresh Fruit Bunches). Tanggal 28 April-2 Mei 1999 KBRI Paramaribo telahturut serta dalam Pameran Pertanian “Agro 99”. KBRI merupakan satu-satunya perwakilan asing di Suriname yang mengikuti pameran tersebut. KBRI menampilkan buku-buku dan brosur-brosur yang berisi informasi mengenai pertanian seperti jamu, saos, kecap, bahan kosmetik, bumbu masak, rokok kretek, contoh kayu, dll.

Pada tanggal 22 April 2003 melalui KBRI di Suriname, Pemerintah Suriname mengharapkan bantuan Indonesia dalam hal: Program pendidikan dan pelatihan untuk para petani padi serta pertukaran ahli Pengembangan buah-buahan (exotic fruits) seperti rambutan, durian, mangga, duku, manggis, dll.

Bantuan tenaga ahli untuk merintis budi dayaperikanan air tawar di kawasan Marienburg. Hasil Sidang I Komisi Bersama RI-Suriname di Paramaribo tahun 2003:

1. Mengharapkan agar beberapa sub – sector pertanian dapat dijadikan bidang kerjasama kedua negara dalam waktu dekat, juga perlunya kerjasama di bidang riset dan pengembangan beberapa komoditi seperti sektor padi, buah- buahan, pertanian organic, aquaculture, program pelatihan untuk petani padi, penelitian tanaman padi, pertukaran teknologi dan informasi di bidang tersebut. pengembangan buah-buahan (exotic fruits)

2. Delegasi Suriname juga mengharapkan agar MOU mengenai kerjasama di bidang pertanian yang akan berakhir pada tahun 2004 dapat diperpanjang untuk lima tahun lagi.

(9)

Sidang II Komisi Bersama Indonesia – Suriname diselenggarakan tanggal 22 November 2004 di Yogyakarta dengan hasil kesepakatan sebagai berikut :

a. Perlunya memperpanjang kesepakatan yang telah dituangkan oleh kedua belah pihak dalam

Memorandum of Understanding (MOU) yang akan berakhir tahun 2004 serta dipertimbangkan untuk memisahkan sektor perikanan dalam MOU tersendiri.

b. Pihak Suriname mengharapkan bantuan teknik berupa tenaga ahli Indonesia khususnya untuk komoditi beras dan rambutan dengan dilengkapi proposal untuk kedua komoditi tersebut. Pihak Suriname akan menanggung seluruh biaya akomodasi dan konsumsi selama tenaga ahli dimaksud bertugas di Suriname, sedangkan biaya ticket internasional (Jakarta – Paramaribo pp) diharapkan dapat dibiayai oleh Pemerintah RI.

1.7 Kegiatan Ekspor Impor

Ekspor adalah Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain. Tidak semua barang boleh di ekspor,beberapa barang yang dilarang diekspor diantaranya adalah Ikan dalam keadaan hidup : Ikan dan anak ikann Arwana jenis Sclerophages Formosus, Benih ikan Sidat (Anguila SPP) dibawah ukuran 5 mm, Ikan hias air tawar jenis Botia macracanthus ukuran 15 cm keatas, Udang galah air tawar dibawah ukuran 8 cm, Induk dan calon induk Udang Penaeidae, Karet bongkah; Barang kuno yang bernilai kebudayaan (benda cagar budaya); Binatang liar dan tumbuhan alam yang dilindungi yang termasuk dalam Appendix 1dan 3 CITES; Bahan-bahan remiling : Slabs, Lumps, Scraps, Karet Tanah, Unsmoked Shets, Blanked sheets, Smoked lebih rendah dari kualitas IV, Remilled 4, Cutting C, Blanked D. off, Kulit mentah, pickled dan wet blue dari binatang melata (kecuali kulit buaya dalam benuk wet blue).

Ekspor Biasa

(10)

II. Barter

Barter adalah pengiriman barang-barang ke luar negeri untuk ditukarkan langsung dengan barang, tidak menerima pembayaran di dalam mata uang rupiah. Kalau kiata mempelajari sejarah masyarakat primitif ataupun masyarkat suku terasing, maka kebanyakan cara yang mereka tempuh dalam memenuhi kebutuhannya adalah dengan cara “tukar menukar” apa yang dipunyai (diproduksinya) dengan barang apa yang di miliki tetangganya.

III. Konsinyasi (Consignment)

Adalah pengiriman barang ke luar negeri untuk di jual sedangkan hasil penjualannya diperlakukan sama dengan hasil ekspor biasa. Jadi, dalam hal ini barang di kirim ke luar negeri bukan untuk ditukarkan dengan barang lain seperti dalam hal barter, dan juga bukan untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah dilakukan seperti dalam hal ekspor biasa. Tegasnya di dalam pengiriman barang sebagai barang konsinyasi belum ada pembeli yang tertentu diluar negeri.

IV. Package-Deal

Dalam rangka memperluas pasaran hasil bumi Indonesia terutama dengan negara sosialis, pemerintah adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan (trade agreement) dengan salah satu negara pada perjanjian ditetapkan sejumlah barang tertentu akan diekspor ke negara itu dan sebaliknya dan dari negara itu akan diimpor sejumlah jenis barang yang dihasilkan dari Negara tersebut dan yang kiranya kita butuhkan. Pada prinsipnya semacam barter, namun terdiri dari aneka komoditi.

V. Penyelundupan (smuggling)

(11)

1. Tabel ekspor Indonesia

7 Jerman Karet, tembaga, timah, minyak bumi

8 Thailand

Ikan segar dan beku, pupuk urea, besi baja, pakaian jadi, semen, batu bara, kertas, kayu lapis, tembakau, besi

9 Singapura

Minyak mentah, karet alam, timah, kayu lapis, kosmetik, kertas, alat telkom, alat tulis

10 Brunei Darussalam

Semen dan barang bangunan, pakaian jadi, mineral hasil olahan, tepung, rokok

11 Australia

(12)

1.8 Teori keuntungan komparatif

Alasan negara melakukan perdagangan internasional didasari oleh teori Keuntungan Komparatif (comparative advantage) yang dikembangkan oleh David Ricardo, Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antar negara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya.

Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah.

Impor

Impor adalah kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain.

1. Tabel Impor Indonesia

No Nama Negara Barang Impor

1 Belanda mesin-mesin, alat elektronika, pesawat

2 Inggris mobil, mesinmesin, alat-alat listrik, tekstil

3 Perancis

Bahan kosmetik, mobil, mesin- mesin, bahan pakaian dan hasil mode.

4 Belgia dan Luxemburg pupuk dannmesin-mesin khusus untuk industry

5 Singapura

hasil minyak bumi, plastik, makanan hewan, alat perkapalan, alkohol, dan besi baja

6 Jepang

mesin- mesin mobil, sepedamotor, alat- alat berat, peralatankereta api, kapal, bahan-bahan kimia, tekstil,

(13)

Alasan Beberapa hal yang menyebabkan suatu Negara melakukan kegiatan ekspor dan impor antara lain :

- Perbedaan iklim

- Perbedaan atau perkembangan IPTEK

- Perbedaan SDA/SDM

- Perbedaan selera masyarakat dan

Permintaan Sebagai contoh, orang Australia lebih senang makan ikan daripada daging sapi. Sedangkan orang Indonesia lebih senang makan daging sapi. Jadi, akan lebih

menguntungkan jika Indonesia mengekspor ikan ke Australia dan mengimpor daging sapi dari Australia. Sebaliknya, dari Australia lebih baik mengekspor daging sapi dan mengimpor ikan dari Indonesia.

- Perbedaan sosial dan kebudayaan

Latar belakang budaya Indonesia khususnya di bidang kerajinan ukiran atau batik menjadi daya tarik bangsa lain untuk membeli ukiran/batik dari Indonesia.

- Perbedaan biaya produksi

(14)

BAB III

MULTILATERAL

2.1

Definisi Multilateral

Multilateral adalah suatu istilah hubungan internasional yang menunjukkan kerjasama antar beberapa negara. Sebagian besar organisasi internasional, seperti PBB DAN WTO, bersifat multilateral, pendukung utama multirateralisme secara tradisinonal adalah Negara – Negara berkekuatan menengah seperti kanada dan Negara – Negara nordik. Negara – Negara besar sering bertindak secara unilateral, sedangkan Negara – Negara kecil kecil hanya memiliki sedikit kekuatan langsung terhadap dalam urusan internasional, kerjasama Multilateral sering disebut sebagai law making treaties karena hanya mengatur hal – hal yang menyangkut kepentingan umum dan bersifat terbuka

Ada banyak Negara di dunia, kehidupan ekonominya pun berbeda – beda. Ada yang sangat maju, ada yang sedang – sedang saja, ada pula yang sangat minim. Dengan adanya kerjasama ekonomi antarnegara , Negara – Negara yang memiliki perekonomian minim bisa tertolong. Kerjasama ekonomi antar Negara adalah hubungan saling membantu dan mendukung di bidang ekonomi yang dilakukan oleh suatu Negara dengan Negara lain untuk memperlancar proses pembangunan di Negara masing – masing.

(15)

Tujuan:

1. Membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi.

2. Menggali dan mengembangkan potensi suatu Negara yang belum dimanfaatkan. 3. Memenuhi kebutuhan yang tiak terdapat dalam negeri

4. Mempebaskan bangsa – bangsa dari kemiskinan dan keterbelakangan khususnya di bidang ekonomi.

Faktor yang menyebabkan timbulnya kerjasama ekonomi antar Negara

1. Persamaan / perbedaan SDA

2. Persamaan nasib dan keadaan geografi 3. Persamaan keadaan ekonomi

4. Persamaan kepentingan politik 5. Persamaan dasar Negara

6. Perbedaan kepentingan ekonomi dan politik 7. Perbedaan perkembangan budaya

8. Perbedaan jumlah penduduk

2.2 yang mendorong kerja sama antarnegara:

1. Perbedaan sumber daya alam, Sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap negara berbeda-beda baik dari segi jenis dan jumlahnya. Ada Negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun ada juga negara yang memiliki sedikit sumber daya alam. Contohnya Indonesia kaya akan sumber daya alam berupa bahan baku, namun negara Arab Saudi sedikit menghasilkan bahan baku untuk industri, padahal kebutuhan mereka akan bahan baku sangat besar. Dengan demikian negara-negara yang sedikit menghasilkan bahan baku akan melakukan kerja sama dengan Negara yang kaya akan bahan baku industri, dengan tujuan agar kebutuhan bahan baku dapat terpenuhi.

2. Perbedaan iklim dan kesuburan tanah, Perbedaan iklim dan kesuburan tanah antara satu negara

(16)

3. Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi, Kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan antara satu Negara dengan negara lain tidak sama. Negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Eropa Barat, dan Jerman memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dibandingkan negara-negara berkembang seperti di Afrika dan sebagian Asia. Adanya perbedaan tersebut, negara-negara berkembang dapat melakukan kerja sama dengan negara-negara maju. Dengan demikian negara-negara berkembang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologinya.

4. Perbedaan ideology, Perbedaan ideology antar suatu wilayah negara dengan negara lain dapat memicu konflik antarnegara bahkan menjadi konflik internasional. Untuk meredakan konflik atau ketegangan perlu adanya kerja sama, sehingga tidak memperbesar konflik yang telah ada. Misalnya negara seperti Hongkong yang memisahkan diri dengan RRC yang berideologi komunis, memerlukan kerja sama dalam bidang politik dengan negara yang berideologi liberal seperti Amerika Serikat. Hal ini perlu dilakukan agar masalah-masalah yang timbul dapat diselesaikan di meja perundingan.

2.3 Kerja Sama Antarnegara Akibat Adanya Kesamaan:

Berikut ini beberapa kesamaan yang mendorong kerja sama antarnegara:

1. Kesamaan sumber daya alam, Kesamaan sumber daya alam antara beberapa negara dapat

mendorong terbentuknya kerja sama antarnegara. Misalnya beberapa negara penghasil minyak bumi membentuk suatu kerja sama yang diberi nama OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries).

2. Kesamaan keadaan wilayah (kondisi geografis), Negara-negara yang terletak di suatu wilayah yang memiliki kondisi geografis yang sama sering mengadakan kerja sama untuk kepentingan wilayah dari masing-masing negara anggotanya. Misalnya negara-negara yang terletak di wilayah Asia Tenggara membentuk kerja sama melalui organisasi ASEAN, dan sebagainya.

3. Kesamaan ideology, Negara-negara yang mempunyai kesamaan ideologi dapat mendorong suatu negara melakukan kerja sama. Sebagai contoh NATO (North Atlantic Treaty Organization) adalah kerja sama negara-negara di Atlantik Utara yang berideologi liberal. Selain itu, Negara negara yang tidak memihak pada blok Barat ataupun blok Timur membentuk kerja sama dalam organisasi Nonblok.

(17)

kelompok organisasi negara-negara Islam. Mereka bergabung dalam OKI sebagai respon atas peristiwa pembakaran Masjid Al Aqsa di Yerusalem yang dilakukan oleh Israel.

2. Persaingan Antar Sesama Negara Maju Persaingan antar kekuatan dunia telah berlangsung sejak dahulu dan akan terus berlangsung hingga hari kiamat. Dalam masa Mesir kuno yang diperintah oleh para Fir’aun, Mesir adalah negeri adidaya dan bersaing dengan Mesopotamia. Imperium Romawi menjadi negara adidaya dan Imperium Persia bersaing dengannya. Lalu, Daulah Khilafah menundukkan keduanya, Romawi dan Persia sekaligus, dan menjelma menjadi kekuatan adidaya hingga akhir abad ke-18, dan dalam perjalanan sejarahnya sempat berseteru melawan Mongol dan terlibat dalam Perang Salib. Perancis dan Inggris bersaing dengan Khilafah Utsmaniyah selama hampir 3 abad hingga pertengahan abad-18. Menjelang Perang Dunia I, Jerman menggeser keseimbangan kekuatan global, dan menghadapi persaingan dari Inggris dan Perancis. Setelah Perang Dunia I, Inggris menjadi kekuatan global dan menghadapi persaingan Perancis.

Tidak lama kemudian, Jerman menantang Inggris dan hanya berakhirnya Perang Dunia II yang telah menghentikan hegemoni Jerman. Usai Perang Dunia II, AS menjadi pemenang dan menjadi kekuatan adidaya, yang menghadapi persaingan dari Uni Soviet selama 50 tahun, hingga jatuhnya Soviet pada tahun 1990an. Percaturan Politik Antar-Bangsa (Game of nations) Saat ini AS adalah negeri adidaya dunia, meski mulai melemah ia masih berpengaruh terhadap politik internasional. AS adalah ekonomi terbesar dunia, termaju dalam penguasaan teknologi mutakhir, dan memiliki pangkalan militer yang tersebar diseluruh dunia untuk mempertahankan kepentingan nasionalnya.

Namun, Amerika mulai menunjukkan kelemahannya dalam perang di Iraq dan Afganistan dan belum memberikan tanda-tanda perbaikan nasibnya. Dua perang tersebut berlangsung dalam waktu yang lebih lama ketimbang Perang Dunia Kedua. Militer AS yang ditopang kemajuan teknologi mutakhir dalam sejarah dunia, tidak mampu menundukkan musuh yang menggunakan senjata teknologi tahun 1960an. Akibatnya, AS sangat tergantung pada pemerintahan lokal untuk menghindari rasa malu. AS menghadapi banyak sekali tantangan di belahan dunia yang sempat ia dominasi hanya sepuluh tahun yang lalu. Di Timur Tengah, AS sempat menikmati dominasinya disana.

(18)

Inggris adalah salah satu pemain penting dalam politik Eropa dan sering menimbulkan kegelisahan pada AS atas kegagalan rencananya di Eropa. Perang Dunia II telah menghabiskan energy Inggris yang sempat melemahkan kedudukan internasionalnya. Pembuat kebijakan Inggris menyadari hal ini dan membangun manuver politik kerjasama ketimbang persaingan secara langsung dengan AS.

Inggris melakukannya dengan cara bekerjasama dengan AS di wilayah internasional di satu sisi. Di sisi lain, Inggris membuat AS frustasi dalam usahanya mendominasi Eropa. Perancis, selayaknya Inggris, adalah pemain penting lainnya dalam sejarah dan politik Eropa dan kebijakan Perancis diterapkan diseluruh bekas jajahannya dalam bentuk kekuatan budaya dan ekonomi sehingga mampu mempengaruhi Dunia. Perancis yang mendominasi Uni Eropa, berhasil menggunakannya untuk memajukan kepentingan Perancis. Dibawah pimpinan Nicolas Sarkozy.

Perancis membangun pangkalan militer di Teluk dan bekerjasama dengan AS di Lebanon dan konflik Russia-Georgia. Jerman adalah negara ketiga terbesar ekonomi dengan nilai 2,7 trilyun dolar dan menjadi ekonomi termaju di Eropa. Di tahun 2004, Jerman adalah eksportir terbesar dunia dengan nilai 912 bilyun dolar. Ekonomi Jerman juga melakukan ekspansi terutama di wilayah Eropa Timur, dengan penerapan sederet kebijakan ekonomi. Jerman juga melakukan peran penting dalam negosiasi pertukaran tawanan perang antara Israel dengan pejuang Hezbullah. Jerman juga menempatkan armada Angkatan Lautnya dalam invasi Israel di Lebanon pada tahun 2006, yaitu frigat Mecklenburg-Vorpommern dan Karlsruhe, yang didukung dengan helikopter, kapal logistik dan perahu patroli dengan kekuatan 1500 personil. Ini adalah penempatan militer terbesar Jerman sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua.

Masalahnya, Jerman memandang dunia dari perspektif Uni Eropa, sedangkan Inggris dan Perancis menggunakan Uni Eropa untuk memajukan kepentingan nasional masing-masing.

(19)

Pengutamaan Ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu,ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi-dari penekanan pada industri substitusi impor ke industry promosi ekspor.

Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor

barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah impor. Kegiatan ekspor (menjual barang ke luar negeri) dapat menghasilkan devisa bagi negara. Devisa adalah masuknya uang asing ke negara kita. Uang asing yang masuk ke negara kita tersebut dapat kita gunakan untuk membayar barang- barang dan jasa dari luar negeri (barang impor).

Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima.

Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor. Kegiatan ekspor impor dilakukan antarnegara untuk mencukupi kebutuhan rakyat masing-masing negara. Indonesia mengimpor barang dari luar negeri karena kita tidak dapat menghasilkan barang tersebut ataupun jika kita dapat menghasilkan tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri. Sedangkan kita mengekspor barang ke luar negeri karena negara lain membutuhkan barang dan jasa yang kita hasilkan untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri mereka.

Keuntungan Ekspor

Keuntungan ekspor antara lain adalah :

1). Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Contohnya batik Indonesia yang mulai dikenal di dunia, jika permintaan batik di luar negeri meningkat maka produsen batik di indonesia akan semakin luas pemasaranya. Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.

2). Memperluas Lapangan Kerja

(20)

meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.

Produk Ekspor dari Negara Indonesia Secara umum produk ekspor dan impor dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

1). Barang migas (minyak dan gas)

2). Barang non migas yaitu barang-barang yang bukan minyak bumi dan gas seperti hasil perkebunan, pertanian, peternakan, kerajinan dan hasil pertambangan lain yang bukan minyak dan gas.

3). Jasa yaitu pengiriman tenaga kerja ke laur negeri. Komoditas Nilai Persentase Hasil Industri non migas US$ 122 miliar 60% Industri Migas US$ 41 miliar 20,43% Pertambangan non migas US$ 34 miliar 17,02% Pertanian US$3,1 miliar 2,54%

Produk Ekspor Indonesia

Produk ekspor Indonesia meliputi hasil produk pertanian, hasil hutan, hasil perikanan, hasil pertambangan, hasil industri dan begitupun juga jasa.

a. Hasil Pertanian

Contoh karet, kopi kelapa sawit, cengkeh,teh,lada,kina,tembakau dan cokelat.

b. Hasil Hutan

Contoh kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh dalam bentuk kayu gelondongan atau bahan mentah, namun dalam bentuk barang setengah jadi maupun barang jadi, seperti mebel.

c. Hasil Perikanan

Hasil perikanan yang banyak di ekspor merupakan hasil dari laut. produk ekspor hasil perikanan, antara lain ikan tuna, cakalang, udang dan bandeng.

d. Hasil Pertambangan

Contoh barang tambang yang di ekspor timah, alumunium, batu bara tembaga dan emas.

e. Hasil Industri

Contoh semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi.

f. Jasa

(21)

Daftar 10 Produk Utama Indonesia

1. Udang

Negara tujuan ekspor :

Japan, Hong Kong, China, Singapore, Malaysia, Australia, Taiwan, Thailand, South Korea, Vietnam, USA, Belgium, England, Spain, French, Canada, Dutch, Italy, German.Japan, Hongkong, Cina, Singapore, Malaysia, Australia, Taiwan, Thailand, Korea Selatan,

Vietnam, USA, Belgia, Inggris, Spanyol, Prancis, Kanada, Belanda, Itali, Jerman

2. Kopi

Negara tujuan ekspor :

Brazil, Spain, Italy, Turk, Argentina, USA, England, India, China, Thailand, Japan, Vietnam, Pakistan, Malaysia, Hong Kong, Sri Lanka, Bangladesh, I gypt, Iran.

3. Minyak Kelapa Sawit

Negara tujuan ekspor :

India, China, Malaysia, Pakistan, Singapore, Banglades, Vietnam, Yordania, Tanzania, Afrika Selatan, Mesir, Iran, Mozambik, Jerman, Spanyol, Itali, Turki, Rusia,USA.

4. Kakao

Negara tujuan ekspor :

Malaysia, Singapore, Thailand, China, India, Japan,Philippine, Taiwan, Sri Lanka, USA, Brazil, Canada, German, Dutch, Russia, Swiss, Belgium, England, Moli.Malaysia, singapur

5. Karet dan Produk Karet

Negara tujuan ekspor :

Japan, Malaysia, Philippine, Australia, Thailand,Singapore, Hong Kong, Taiwan, Sri Lanka, South Korea, USA, England, German, Belgium, Italy, Dutch, Canada, PCA, Saudi Arabia, Egypt.

(22)

Negara tujuan ekspor :

USA, England, German, Panama, Italy, Canada, Mexico, Dutch, Spain, French, Japan, Australia, Singapore, Hong Kong, Sri Lanka, South Korea, PCA, Saudi Arabia, Ethiopia, Nigeria, Kenya, Tunisia, Sudan.

7. Alas Kaki

Negara tujuan ekspor :

USA, Belgium, England, French, Italy, German, Mexico, Spain, Canada, Chili, Panama, Turk, Japan, Malaysia, Thailand, South Korea, Australia, China, Hong Kong.

8. Elektronika

Negara tujuan ekspor :

Japan, Taiwan, South Korea, China, Malaysia, Hong Kong, Australia, Singapore, Thailand, Vietnam, German, Dutch, Italy, Belgium, Poland, USA, England, Denmark, French, Yunani.

9. Komponen Kendaraan Bermotor

Negara tujuan ekspor :

USA, French, England, German, China, Malaysia, Vietnam, Australia, Hong Kong, Japan, Singapore, Thailand, Sri Lanka, India, Pakistan, Philippine, USA, Canada, Belgium, Turk, PEA, South Africa, Iran, Saudi Arabia.

10. Furniture

Negara tujuan ekspor :

USA, French, England, Dutch, Belgium, Spain, German, Italy, Canada, Denmark, Sweden, Japan, Australia, Malaysia, Singapore, South Korean, Taiwan, China, PPCA, South Africa.

(23)

Tak disangka-sangka ternyata warga Swiss menggandrungi ikan lele. “Harga lele segar di Swiss bisa mencapai Rp. 65 ribu perekor ”. Bila fluktuasi harga lele di dalam negeri berkisar Rp 10 ribu sampai Rp. 15 ribu perkilogram, maka perbandingan ini sangat menarik untuk disimak. Bila para peternak bisa mengekspor lelenya ke Swiss , keuntungan mereka bisa berlipat-lipat dan peternak bisa merasakan kemakmuran. untuk memenuhi speck ikan lele yang memenuhi kualifikasi ekspor ke Swis mungkin tidak gampang. “ Orang Swis suka makanan yang fresh, segar dan alami, bukan karbitan dan instant”.

Selain itu ukurannya juga harus lebih besar, setidaknya dalam 1 kilogram hanya 3 sampai 4 ekor. Jadi masing-masing ekor harus berukuran jumbo. “Ini sebenarnya tidak terlalu rumit, tinggal kita mengubah pola dan manajemen budidayanya saja, jangan tergesa-gesa memanen”. Negara-negara tujuan ekspor lele Ikan lele merupakan salah satu komoditas air tawar yang memiliki keunggulan dari sisi gizi, cita rasa dan harga.

Komoditas ini bisa terjangkau oleh masyarakat pada lapisan bawah. Untuk daerah Jakarta dan sekitarnya konsumsi lele tidak kurang dari 75 ton per bulan dengan nilai perputaran uang Rp 20 miliar per bulan. Selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, sekarang inisudah mulai banyak para eksportir yang melirik komoditas ini untuk di ekspor ke berbagai Negara terutama di wilayah Asia dan Eropa.

Berikut daftar negara-negara yang biasanya menjadi tujuan ekspor lele dari Indonesia :

1. Taiwan, Jenis olahan: surimi Ukuran: semua ukuran

2. Hongkong, Jenih olahan: fillet Ukuran: 300-700 gr/ ekor

3. Singapura, Jenis olahan: fillet Ukuran: 300-700 gr/ ekor

4. Jepang Jenis olahan: fillet dan surimi Ukuran: 300-800 gr/ ekor

5. Belanda, Jenis olahan: fillet Ukuran: 300-700 gr/ ekor

6. Perancis, Jenis olahan: fillet Ukuran: 300-700 gr/ ekor

7. Italia, Jenis olahan: fillet Ukuran: 300-700 gr/ ekor

8. Spanyol, Jenis olahan: filletUkuran: 300-700 gr/ ekor

9. Amerika Serikat, Jenis olahan: fillet Ukuran: 300-700

(24)

PENUTUP

2.4 KESIMPULAN

Kebijakan Indonesia dalam bidang perdagangan internasional yang tercakup dalam perjanjian kerjasama ekonomi kemitraan dengan jepang ( IJEPA ) telah merupakan kebijakan yang didasari oleh kepentingan nasional.Pemerintah Indonesia telah berusaha merumuskan misi di bidang perdagangan internasional antar lain berupaya meningkatkan akses pasar dan menghilangkan hambatan perdagangan, mengembangkan kerjasama perdagangan internasional melalui negoisasi perdagangan di fora multilateral, regional, bilateral dan lembaga – lembaga perdagangan internasional, merumuskan dan mengembangkan standar, norma, prosedur serta pemantauan dan evaluasi di bidang kerjasama perdagangan internasional, serta meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia aparatur dan mengembangkan administrasi guna mendukung terwujudnya good governance.

IJEPA merupakan perjanjian perdagangan bebas bilateral pertama bagi Indonesia, dan Jepang dipilih dengan beberapa alas an strategis. Indonesia sebagai pemain baru dalam kerangka perjanjian perdagangan bebas dituntut untuk tidak hanya mempertimbangkan trend dan pengaruh situasi regional dan global yang menggambarkan peningkatan kerjasama yang dijalin harus berhasil mengakomodir kepentingan – kepentingan Indonesia sebagai Negara berdaulat, berkembang dan memiliki berbagai potensi. Pemilihan Jepang sebagai mitra pertama dalam menjalin perjanjian perdagangan bebas diambil sebagai kebijakan luar negeri bidang ekonomi dengan pertimbangan jepang merupakan mitra pembangunannyayang memiliki teknologi dan potensi investasiyang besar IJEPA diharapkan dapat mendatangkan manfaat berupa melipatgandakan investasi dan perdagangan.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Manfaat ekspor dan impor, antara lain produk dalam negeri dikenal oleh negara lain, membantu mencukupi kebutuhan negara lain, meningkatkan devisa, mempererat hubungan ekonomi,

Mengingat terbatasnya ketersediaan data, pada Statistik Kehutanan Triwulan I I tahun 2009 ini hanya mencakup ekspor impor hasil hutan, perdagangan internasional

Dalam transaksi perdagangan yang berskala internasional yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor, pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih

Dalam perdagangan internasional terdapat dua kegiatan pokok, yaitu kegiatan impor dan kegiatan ekspor. Impor adalah kegiatan membeli barang atau jasa dari luar negeri. Orang atau

Peran perusahaan jasa dalam bisnis ekspor impor sangat penting karena dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang telah melakuan bisnis dalam bidang perdagangan baik

Untuk melihat pengaruh ekspor ekonomi kreatif didalam perdagangan internasional ASEAN-5 maka dalam penelitian ini akan menggunakan trade ratio sebagai proxy dari

Sektor ekspor – impor sangat berkaitan dengan bisnis internasional, dan merupakan sektor yang luas, meliputi selain perdagangan internasional dan bisnis internasional, juga

perdagangan internasional, pelayaran niaga memegang peranan yang sangat penting dan hampir semua barang ekspor dan impor diangkut dengan kapal laut.. Demikian juga