PENGANTAR PELAYARAN
PENGANTAR PELAYARAN
NIAGA
NIAGA
Asal Mula Timbulnya Pelayaran
Pengantar Pelayaran Niaga - Drs. Wuryo Husodo, MM
Kegiatan pelayaran niaga timbul karena adanya
kebutuhan untuk mengangkut barang barang niaga
yang dihasilkan di suatu tempat dan akan dijual di
tempat lain sehingga timbullah semboyan ”The Flag
Follow The Trade” (bendera atau kapal mengikuti
perdagangan)
Namun demikian ada juga kalanya beberapa pihak
mencoba membalikkan semboyan tersebut menjadi
“The Flag Promotes The Trade”
, misalnya untuk
memajukan perekonomian suatu daerah.
Sejak abad ke-7 sampai abad ke-15 Indonesia telah memiliki
peranan dalam pelayaran antar negara, yaitu sebagai berikut:
•dengan letak yang strategis, Indonesia menjadi pintu gerbang lalu
lintas perdagangan dan pelayaran di asia
•pusat-pusat perdagangan di Indonesia muncul sebagai pemasok
barang komoditi ekspor bagi bangsa-bangsa di asia
•negara-negara di nusantara dapat mengamankan wilayah
perairannya, sehingga memberi jaminan keamanan kepada setiap
bangsa yang ingin berhubungan dagang dengan Indonesia
•pusat-pusat perdagangan di Indonesia banyak disinggahi
kapal-kapal asing, karena memiliki sejumlah sarana yang dibutuhkan
oleh para pedagang
•dengan kepandaian dan keberanian mengarungi samudera yang
luas, bangsa Indonesia ikut berperan dalam meramaikan hubungan
perdagangan internasional.
Potensi Pelayaran Niaga
Potensi Pelayaran Niaga
Bagi dunia perdagangan pada umumnya, khususnya
perdagangan internasional, pelayaran niaga memegang
peranan yang sangat penting dan hampir semua barang
ekspor dan impor diangkut dengan kapal laut. Demikian
juga pengangkutan barang dalam volume besar dari
satu daerah ke daerah yang lain dalam satu Negara,
lebih banyak menggunakan jasa fasilitass angkutan laut.
Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan sebagai
berikut :
a.
Unit capacity kapal jauh lebih besar untuk
pengangkutan dalam jumlah besar sekaligus.
b. Biaya bongkar muatnya lebih efisien
dibandingkan melalui darat.
c. Biaya angkut per unit lebih murah karena
pengangkutannya dalam jumlah banyak.
Industri Jasa Pelayaran
Industri jasa pelayaran merupakan usaha
industri jasa transportasi laut atau shipping
industri yang memberikan manfaat yang
sangat besar bagi perpindahan suatu barang,
baik memberikan manfaat secara
place utility
yaitu barang yang disatu tempat kurang
bermanfaat dipindahkan ke tempat yang
manfaatnya lebih besar, maupun memberikan
manfaat
time utility
yaitu barang dari satu
tempat yang saat tertentu sudah diproduksi
dan berlebihan dipindahkan ketempat yang
pada waktu yang relatif sama belum
Pihak-pihak Dalam Kegiatan
Pihak-pihak Dalam Kegiatan
Pelayaran Niaga
Pelayaran Niaga
Dalam suatu pengiriman atau pengapalan barang dengan
Dalam suatu pengiriman atau pengapalan barang dengan
kapal laut terdapat 3 (tiga) pihak yang saling
kapal laut terdapat 3 (tiga) pihak yang saling
berhubungan hukum satu sama lain ;
berhubungan hukum satu sama lain ;
Pengirim Barang (Shipper
Pengirim Barang (
Shipper
), yaitu orang atau badan
), yaitu orang atau badan
hukum yang mempunyai muatan kapal untuk dikirim dari
hukum yang mempunyai muatan kapal untuk dikirim dari
suatu pelabuhan tertentu (pelabuhan pemuatan) untuk
suatu pelabuhan tertentu (pelabuhan pemuatan) untuk
diangkut ke pelabuhan tujuan.
diangkut ke pelabuhan tujuan.
Pengangkut barang (Carrier
Pengangkut barang (
Carrier
), yaitu perusahaan pelayaran
), yaitu perusahaan pelayaran
yang melaksanakan pengangkutan barang dari pelabuhan
yang melaksanakan pengangkutan barang dari pelabuhan
muat untuk diangkut/disampaikan ke pelabuhan tujuan
muat untuk diangkut/disampaikan ke pelabuhan tujuan
dengan kapal.
dengan kapal.
Penerima barang (Consignee
Penerima barang (
Consignee
), yaitu orang atau badan
), yaitu orang atau badan
hukum kepada siapa barang kiriman ditujukan. Hak dan
hukum kepada siapa barang kiriman ditujukan. Hak dan
kewajiban ketiga pihak dalam pengapalan diatur oleh
kewajiban ketiga pihak dalam pengapalan diatur oleh
perundang-undangan nasional/peraturan pemerintah dan
perundang-undangan nasional/peraturan pemerintah dan
beberapa konvensi internasional yang telah dibentuk
beberapa konvensi internasional yang telah dibentuk
guna mengatur masalah pelayaran, baik segi
guna mengatur masalah pelayaran, baik segi
teknis-nautis pelayaran maupun segi niaganya.
Disamping ketiga pihak tersebut, masih terdapat pihak-pihak yang tidak saling berhubungan hukum/tidak diatur oleh undang-undang namun memiliki peranan yang yang sangat penting dalam dunia pelayaran, yaitu :
• Perusahaan ekspedisi muatan kapal laut, forwader, dan lain-lain (Ekspeditur), adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha mengurus dokumen-dokumen dan formalitas yang diperlukan untuk mengirim/ mengeluarkan barang ke/dari kapal atau ke/dari gudang/lapangan penumpukan container di pelabuhan.
Ekspeditur menjadi wakil dari pengirim/penerima barang muatan kapal laut. Untuk muatan ekspor, tugas dan kewajiban ekspeditur dianggap selesai bila
barangbarang sudah dimuat ke atas kapal dan Bill of Lading (B/L) sudah diambil untuk diserahkan kepada orang yang memberi kuasa untuk mengurus pemuatan kepada Bank Devisa. Untuk muatan impor, dimulai dengan pembuatan dokumen-dokumen impor (invoerpass, dan lain-lain) sampai pembayaran dan biaya-biaya yang berkenaan dengan pengeluaran barang dari gudang pabean untuk
selanjutnya diserahkan kepada prinsipal di daerah bebas (di luar daerah pengawasan bea dan cukai).
• Perusahaan Pergudangan (Warehousing) yaitu usaha penyimpanan barang di dalam gudang pelabuhan, menunggu pemuatan ke atas kapal atau pengeluaran dari gudang. Perusahaan Bongkar Muat (Stevedoring) yaitu usaha pemuatan atau pembongkaran barang-barang muatan kapal. Sering kali perusahaan stevedoring bekerja sama dengan perusahaan angkutan pelabuhan melalui
tongkang. Hal ini sering dilakukan apabila waktu menunggu giliran penambatan terlalu lama atau fasilitas tambat kapal terlalu sedikit.
• Lembaga Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwader) adalah perusahaan yang mengkoordinir angkutan multimoda sehingga terselenggara angkutan secara terpadu sejak dari door shipper sampai dengan door consignee.
Peta Bumi Ekonomi, Pelayaran, Pelabuhan
Pelabuhan-pelabuhan di
Pelabuhan-pelabuhan di
Indonesia
Indonesia
Jawa
• Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat
• Tanjung Priok, Jakarta
• Ciwandan, Banten
• Merak, Banten
• Sunda Kelapa, Jakarta
• Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur
• Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur
• Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah
• Tanjung Intan, Cilacap, Jawa Tengah
• Kalianget, Madura
• Pelabuhan Kalimas, Surabaya
• Kamal, Madura
• Pelabuhan Batu Guluk, Madura
• Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi
• Pelabuhan Ujung, Surabaya
• Pelabuhan Gresik
• Pelabuhan Petrokimia Gresik
• Pelabuhan Siam - Maspion V , Manyar Gresik
• Pelabuhan Teluk Kali Lamong , Kalianak Surabaya • Pelabuhan Kalimireng Manyar Gresik
Sumatera
• Belawan, Sumatera Utara
• Teluk Bayur, Sumatera Barat
• Jambi • Bengkulu
• Panjang, Lampung
• Pelabuhan Pangkal Balam,
Bangka-Belitung
• Tanjung Pandan, Bangka-Belitung
• Sungai Pakning, Dumai, Riau
• Krueng Geukueh, Aceh
• Kijang, Bintan
• Bakauheni, Lampung
• Pelabuhan Batam Centre • Pelabuhan Nongsa, Batam
• Pelabuhan Bulang Linggi, Kepulauan Riau
• Pelabuhan Muara, Padang
• Pelabuhan Sri Bintan Pura, Bintan
• Pelabuhan Tanjung Api-api, Palembang
• Pelabuhan Sekupang, Kepulauan Riau
• Pelabuhan Tanjung Balai, Sumatera Utara
• Pelabuhan Telaga Punggur, Batam
Kalimantan
• Banjarmasin, Batu Licin, Satui,
Kalimantan Selatan
• Dwikora, Kalimantan Barat
• Palangkaraya, Sampit-Kotim, Kumai-Kobar, Bagendang-Sampit, Kuala Pembuang-Seruyan, Kalimantan Tengah
• Semayang, Balikpapan
• Malundung, Tarakan
• Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin
• Pelabuhan Samudera, Batulicin
• TPK Palaran,Samarinda
Nusa Tenggara
• Benoa, Bali
• Lembar, Lombok
• Waingapu, Sumba
• Kupang, Timor Barat
• Kabupaten Belu, Kantor Pelabuhan Atapupu
• Kabupaten Timur Tengah Utara,
Kantor Pelabuhan Wini
• Kabupaten Flores Timur, Larantuka
Sulawesi
•
Makassar
,
Sulawesi Selatan
• Palopo,
Sulawesi Selatan
• Belopa,
Sulawesi Selatan
• Malili,
Sulawesi Selatan
• Pare Pare,
Sulawesi Selatan
• Kendari,
Sulawesi tenggara
• Buton,
Sulawesi Tenggara
• Bitung,
Sulawesi Utara
• Palu,
Sulawesi Tengah
• Polewali, Sulawesi Barat
• Barru , Sulawesi Selatan Bar
• Paotere, Makassar
• Pamatata, Selayar
• Pelabuhan penyeberangan
Bajoe-Watampone, sulawesi selatan
Maluku Utara
• Administrasi Pelabuhan Ternate • Kantor Pelabuhan Buli
• Kantor Pelabuhan Daruba • Kantor Pelabuhan Sanana • Kantor Pelabuhan Tobelo • Kantor Pelabuhan Labuha • Kantor Pelabuhan Gebe • Kantor Pelabuhan Jailolo • Kantor Pelabuhan Soa Sio • Kantor Pelabuhan Laiwui
Maluku
• Administrasi Pelabuhan Ambon • Kantor Pelabuhan Tuhelu
• Kantor Pelabuhan Saumlaku • Kantor Pelabuhan Wahai
• Kantor Pelabuhan Waisarisa • Kantor Pelabuhan Namlea • Kantor Pelabuhan Amahai • Kantor Pelabuhan Geser • Kantor Pelabuhan Leksula • Kantor Pelabuhan Tual
Papua Barat
• Administrasi Pelabuhan
Sorong
• Administrasi Pelabuhan
Manokwari
• Administrasi Pelabuhan
Fak-fak
• Kantor Pelabuhan Kaiman
• Kantor Pelabuhan Bintuni
• Kantor Pelabuhan
Taminbuan
• Kantor Pelabuhan Wasior
Papua
• Administrasi Pelabuhan
Jayapura
• Administrasi Pelabuhan
Biak
• Administrasi Pelabuhan
Merauke
• Kantor Pelabuhan Nabire
• Kantor Pelabuhan Agats
• Kantor Pelabuhan
Pomako
1. Pelayaran Tetap (Linier Service)
Yaitu pelayaran yang dijalankan secara tetap dan teratur,
baik dalam hal keberangkatan maupun kedatangan di
pelabuhan, trayek yang dijalani, tariff angkutan dan
syarat-syarat perjanjian pengangkutan.
2. Pelayaran Tidak Tetap (Tramper)
Pelayaran tidak tetap merupakan pelayaran yang tidak
terikat oleh ketentuan formal apapun yang baik menyangkut
wilayah operasi, trayek yang dijalani, tarif yang berlaku,
maupun persyaratan dan ketentuan perjanjian
pengangkutan. Kapal-kapal perusahaan pelayaran tramper
inimerupakan pelayaranliar tetapi pelayaran bebas yang
mengikuti hokum pasar yang berlaku.
Trayek Pelayaran di
Trayek Pelayaran di
Indonesia
Indonesia
1.
Angkutan laut, terdiri atas:
- angkutan laut dalam negeri;
- angkutan laut luar negeri;
- angkutan laut khusus; dan
- angkutan laut pelayaran-rakyat.
2.
Angkutan Sungai dan Danau
3.
Angkutan Penyeberangan
4.
Angkutan di Perairan untuk Daerah
masih Tertinggal dan/atau Wilayah
Terpencil
• Sailing Schedule: Jadwal pelayaran
yang berisi tentang informasi
Pelabuhan yang disinggahi,
tanggal/jam kedatangan dan
keberangkatan,nama kapal dan
beberapa informasi yang relevan
Pengusaha Kapal Niaga
Pengantar Pelayaran Niaga - Drs. Wuryo Husodo, MM
Definisi Kapal menurut UU NOMOR 17
TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk
dan jenis tertentu, yang digerakkan
dengantenaga angin, tenaga mekanik,
energi lainnya, ditarik atau ditunda,
termasuk kendaraan yang berdaya dukung
dinamis, kendaraan di bawah permukaan
air, serta alat apung dan bangunan
Ukuran-ukuran Kapal Niaga
Ukuran-ukuran Kapal Niaga
Ukuran kapal, baik yang berupa ukuran ruang
maupun ukuran bobot (berat) ditentukan oleh
bentuk kapal yang bersangkutan.
Dalam dunia perkapalan istilah tonase (tonnage)
kapal mempunyai dua pengertian, yaitu :
1.
Menunjukkan ukuran berat (bobot),
dinyatakan dalam satuan
METRIC TON
(1000kg), atau
LONG TON
(1016kg).
2.
Menunjukkan ukuran ruangan (volume),
dinyatakan dalam satuan hitungan
kaki kubik
(
cubic feet
)
atau
register ton
.
1 register ton = 100 cubic feet
Istilah-istilah Tonnage Kapal
Istilah-istilah Tonnage Kapal
• Gross Register Tonnage (GRT),
volume
kotor
.
• Nett Register Tonnage (NRT),
volume
bersih
.
• Displacemen Tonnage,
berat benaman
• Dead Weight Tonnage (DWT),
bobot mati
(
bobot selisih antara Displacement
Tonnage Loaded dengan Displacement
Tonnage light
)
Jenis-jenis Kapal
Jenis-jenis Kapal
Ada banyak jenis-jenis kapal di dunia pelayaran.
Banyak penggolongan jenis kapal berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu. Penggolongan
jenis-jenis kapal antara lain :
1. Jenis Kapal Menurut Bahannya
2. Jenis Kapal Berdasarkan Alat Penggeraknya
3. Jenis Kapal Berdasarkan Mesin Penggerak
Utamanya
4. Jenis Kapal Khusus Berdasarkan Fungsinya
5. Jenis Kapal-Kapal Khusus (Mempunyai Tugas
Jenis-jenis Kapal Niaga
Jenis-jenis Kapal Niaga
Ditinjau dari segi niaga, dapat diadakan
pembagian jenis-jenis kapal berdasarkan
konstruksi bangunan kapal dan sifat muatan.
Antara lain :
1. Kapal Barang
- General Cargo Carrier
- Bulk Cargo Carrier
- Tanker
- Special Designed Ship
- Container Vessel
2. Kapal Penumpang
3. Kapal Barang Penumpang
4. Kapal Barang dengan akomodasi
penumpang terbatas
Faktor-faktor Kondisi Kapal Niaga
Faktor-faktor Kondisi Kapal Niaga
Kapal niaga yang hendak berlayar di laut
harus memenuhi syarat-syarat tertentu
yang tergantung kepada jenis kapal,
wilayah pelayaran, jenis muatan, dan
faktor lain sesuai kebutuhan dan atau
persyaratan yang ditetapkan oleh
penguasa.
Syarat pertama yang harus dipenuhi
adalah bahwa kapal harus layak laut
(
seaworthy
).
Pemenuhan Kelaiklautan kapal :
A. Ship’s documents
1. Surat Tanda Kebangsaan (certificate of registry)
2. Surat Ukur (meetbrief)
3. Sertifikat Layak Laut (seaworthy certificate)
4. Sertifikat Lambung Timbul (loadline certificate)
5. Daftar ABK (sijil, monsterrol)
6. Petikan dari daftar kapal
7. Sertifikat Keamanan Radio (radio safety certificate)
8. Sertifikat Keamanan (safety certificate)
9. Sertifikat Kesehatan (bill of health)
10. Surat Bebas Tikus (derrating certificate)
B. Klasifikasi Kapal Niaga
Setiap kapal yang dipergunakan atau akan
dipergunakan bagi pelayaran di laut, wajib
mendaftarkan diri pada salah satu badan penguji
bangunan kapal yang diakui oleh negara dimana kapal
didaftarkan.
Peraturan-peraturan di Bidang Pelayaran Kapal
Niaga (Angkutan Laut)
Beberapa peraturan hukum yang menyankut dunia pelayaran dan
kelautan antara lain :
Kitab undang - undang dagang ( 1 Mei 1848, diperbarui 1933 dan
berlaku mulai berlaku mulai 1938 ) Tentang pengangkutan laut
indonesia.
Undang - undang pelayaran Indonesia 1936 tentang keterbukaan
perdagangan luar negeri telah diterbitkan kebijaksanaan mengenai
Impres Nomor : 4 / 1985 dan pak Nov 21 / 1988.