• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksplorasi Visual Seni dan Kimia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Eksplorasi Visual Seni dan Kimia"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Meilani, Kadek Satria Adidharma, Tobias Warbun

Abstract

Chemistry and Visual Arts Exploration. When we are familiar with the material that already exists, we tend to treat it as it is without trying to comprehend further. We become accustomed with circumstances as it is. It makes us to be less creative. In fact, if we take our time to investigate more on an object that has been interpreted as it is, we will find new things that can help us to ignite new ideas and reconstruct the objects. Creative exploration is the key. By using toner as a new material we will have various opportunity to explore and given a chance to feel imagination, visual and new perspective. It is a research about interdisciplinary of visual art and science and its output in photography media. The method in this research is practice based research with arts and chemistry science interdiscipline. Data collecting method is documentation in papers, photography, audio, and video. The result of this research is final artworks that using photography medium and printed in glossy paper with doff laminating. The artworks consist of six photography artworks and has been signed in Intellectual Property Rights.

Keyword: creativity, exploration, material, toner, imagination

Abstrak

Eksplorasi Visual Seni dan Kimia. Ketika kita terbiasa dengan material yang sudah ada, kita cenderung memperlakukan dengan begitu adanya tanpa mencoba mendalaminya lagi lebih jauh. Kita menjadi terbiasa akan keadaan yang sudah terkondisikan demikian. Hal tersebut menjadikan kita menjadi kurang kreatif dalam mengolah karya. Padahal, jika kita mau meluangkan waktu untuk menyelidiki suatu objek yang sudah dimaknai apa adanya, kita akan menemukan hal baru yang bisa membantu kita mencetus gagasan baru dan merekonstruksikan ulang objek tersebut. Eksplorasi kreatif adalah kuncinya. Dengan mencoba eksplorasi dengan material, berbagai peluang kreativitas terjadi. Eksplorasi material memberikan peluang besar bagi imajinasi, visual dan sudut pandang baru. Penelitian ini akan membahas karya yang dihasilkan dari ekplorasi karya

visual seni dan sains dalam bentuk fotografi. Metode yang dilakukan adalah metode

penelitian berbasis praktik dengan interdisiplin antara seni dengan ilmu sains cabang kimia. Selain itu digunakan juga teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi baik dengan tulisan, foto, audio, dan video. Hasil penelitian ini adalah karya akhir yang

menggunakan media fotografi dan dicetak di atas kertas glossy dilaminasi dengan bahan

doff. Karya terdiri dari enam buah karya fotografi yang telah didaftarkan dalam Hak

Kekayaan Intelektual.

Kata Kunci: kreativitas, ekplorasi, material, tinta bubuk, imajinasi

*) New Media Program, Visual Communication Department, School of Design, Bina Nusantara University e-mail: meilani.dkv@binus.edu, satria23@gmail.com, tobias@towadesign.com

(2)

Pendahuluan

Seni sebagai salah satu kebudayaan tertua di peradaban manusia memegang banyak peranan penting dalam perkembangan budaya. Seni adalah ekspresi visual yang disampaikan manusia mengenai keresahan hatinya yang bisa dipengaruhi oleh lingkungan dan pemikiran mengenai masa lampau, saat ini dan masa depan. Tidak bisa kita pungkiri, perkembangan seni dari zaman sebelum masehi hingga saat ini mengalami banyak sekali pergolakan. Bisa dilihat dari sejarah seni rupa yang selalu dipelajari ketika kita ingin menjadi seorang yang berkecimpung dalam dunia seni. Dari sejarah seni, kita belajar dari era prehistorik hingga era kontemporer. Terjadi banyak sekali gerakan-gerakan dan idiologi yang melandasi terciptanya gaya dan pemikiran tentang seni. Perlawanan gerakan seni dari tahun ke tahun menghasilkan berbagai “ism”. Salah satu contoh gerakan seni yang muncul karena adanya perkembangan teknologi di zaman revolusi industri, lahirlah gerakan Art and Craft Movement di era Modern Art. Modern Art ini muncul di sekitar tahun 1900-1950. Seni lukis, patung, teater, dan sebagainya masih menganut prinsip “Art for Arts Sake”. Kemudian setelah era Modern Art, muncul era yang disebut Post Modern, terjadi di tahun 1960-1980 yang sering disebut dengan era revolusi budaya. Revolusi budaya menyumbangkan pemikiran besar terhadap munculnya era seni kontemporer. Seni kontemporer adalah progres terkini dari konsep form dan estetik tahun 1990 adalah awal perkembangan seni ini, di mana seni dan desain mulai terkikis perbedaannya.

Perkembangan pemikiran manusia diimbangi oleh percepatan inovasi dari sains dan teknologi mengantarkan peradaban berada dalam era digital yang tak terbendung. Seperti yang kita ketahui, desain terbentuk karena adanya perkembangan seni dari zaman sebelum era modern. Terjadi perbedaan profesi di antara mereka hingga akhirnya di zaman ini, ketika cabang ilmu seni, sains dan teknologi mulai tumpang tindih dan melahirkan pemahaman ilmu baru tentang interdisiplin. Interdispliner (interdisciplinery) adalah interaksi intensif antar satu atau lebih disiplin, baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak, melalui program-program penelitian, dengan tujuan melakukan integrasi konsep, metode, dan analisis (Prentice, 1990). Dengan adanya pemikiran tentang interdisiplin, seni dan desain kemudian berkembang menjadi lebih besar cakupannya. Tidak hanya tentang estetika dan keindahan subjektivitas saja yang dijadikan acuan. Seni yang sudah melalui proses interdisiplin menghadirkan napas baru dalam kreativitas. Karya-karya seni dan desain yang berangsur melebur menjadi satu dengan “bantuan” disiplin ilmu lain menghadirkan karya dengan konsep yang mempunyai makna baru di luar pengertian seni selama ini.

Dengan eksplorasi material menggunakan bahan kimia, peneliti akan mendapatkan insight

terbaru dari hasil eksplorasi tersebut dan mengubah data-data penelitian yang didapat melalui tindakan mengeksplorasi material tersebut. Dengan menggunakan disiplin ilmu desain yang dikombinasikan dengan ilmu pemahaman tentang material kimia, penelitian ini diharapkan menemukan hal baru dalam menghasilkan karya dengan konsep baru.

(3)

Tinjauan Pustaka

Kimia berasal dari bahasa Arab “Kimiya”, yang berarti perubahan benda. Kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi dan sifat-sifatnya. Kimia atau yang sering disebut ilmu

kimia merupakan salah satu cabang dari sains fisik. Materi sendiri didefinisikan sebagai segala

sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Karena menjembatani ilmu sainsnya

seperti fisika, geologi, dan biologi, kimia acapkali disebut sebagai pusat sains. Dalam kajian

ilmu kimia, kita akan mempelajari struktur, komponen, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi.

Eksplorasi material sebelumnya dilakukan oleh Sachiko Kodama,seorang kebangsaan Jepang yang berlatar belakang sains, yang mencoba menggabungkan ilmu kimia dengan ilmu seni. Dari hasil interdisplin ilmu tersebut, Sachiko Kodama menghasilkan karya yang pertama kali dipamerkan berjudul “Protrude, Flow” di tahun 2000. Dilanjutkan pada tahun 2010 dia kembali melakukan pameran yang berjudul “Morpho Tower” and “Breathing Chaos” di Cyber Arts Japan. Lahir di Kagoshima, menyelesaikan pendidikan awalnya di bidang sains dan kemudian kembali meraih gelar Ph.d dalam bidang seni, menjadikannya seorang seniman yang menggabungkan unsur sains dan seni dengan baik.

Gambar 1. Sachiko Kodama dan Karyanya “Morpho Tower” (Sumber: Live internet.ru, 2017)

Karya Sachiko Kodama kemudian menginspirasi Fabian Oefner Millefiori, seorang fotografer

berkebangsaan Swiss yang melanjutkan penelitian dengan materi yang digunakan oleh Sachiko, yaitu ferrofluid. Fabian Oefner Millefiori melakukan eksperimen dengan menggabungkan

warna dengan material yang sudah diteliti oleh Sachiko Kodama dan dipresentasikan dalam

media fotografi dengan teknik macro fotografi.

Gambar 2. Hasil Karya Fabian Oefner Millefiori

(4)

Tidak tertutup kemungkinan dengan mengeksplorasi material lainnya, karya-karya baru akan tercipta dengan ekspektasi yang tidak bisa diharapkan. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian berbasis praktik untuk mendokumentasikan, mengumpulkan data dan menghasilkan output

dalam media yang akan digunakan dalam mendukung presentasi karya tersebut. Contoh lainnya

adalah seni kromatografi. Chromatography atau yang biasa disebut kromatografi adalah suatu

teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Dengan memanfaatkan karakteristik dari molekul tersebut, banyak sekali karya yang dihasilkan dari

interdisplin seni dan kimia ini. Kromatografi diciptakan di Rusia pada tahun 1906 oleh seorang botanis kelahiran Italia bernama Mikhail Tswett (1872-1919). Kromatografi digunakan untuk mempelajari pigmen tanaman seperti klorofil. Berikut adalah contoh hasil dari eksperimen seni kromatografi menggunakan spidol dan kapur yang sudah dilakukan oleh beberapa seniman.

Gambar 3. Contoh Hasil Karya Krematografi

(Sumber: pinterest, 2017)

Gambar 4. Ekstraksi Warna dari Daun Menggunakan Teknik Kromatografi

(5)

Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode penelitian berbasis praktik (Practice-Based Research) dan metode penelitian berarah praktik (Practice-Led Research). Praktik kreatif merupakan salah satu dari perkembangan paling revolusioner yang terjadi di perguruan tinggi dalam dua dekade belakangan ini dan kini semakin menunjukkan pengaruhnya. Hal ini membawa dinamika dalam cara berpikir baru dan metodologi baru dalam melakukannya, sebuah pertumbuhan kesadaran dari jenis pengetahuan yang berbeda di mana praktik kreatif dapat menyampaikan dan mengiluminasi tubuh informasi tentang proses kreatif (Smith and Dean, 2009:1).

Akhir-akhir ini istilah berarah praktik menjadi istilah yang mengemuka untuk menggambarkan secara efektif pendekatan penelitian yang memungkinkan praktisi berinisiasi dan kemudian mengikuti penelitiannya melalui praktik (Guntur, 2016: 21). Dalam melakukannya sudah barang tentu memerlukan peneliti yang juga adalah desainer terampil dan yang disiapkan untuk menggabungkan dua peran ilmuwan dan desainer. Peran ganda ini merupakan suatu tantangan intelektual tersendiri (Pedgley, 2007: 463).

Gambar 5. Model Penelitian Melalui Desain (Sumber: Smith and Dean, 2009: 21)

Selain itu digunakan juga teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi baik dengan

cara konvensional seperti menulis ataupun dengan media fotografi dan vidiografi, bahkan

rekaman suara. Dokumentasi merupakan kunci utama dalam melakukan metode penelitian

practice-led research. Tujuan utama dokumentasi adalah untuk membuat proses kreatif agak transparan dengan menangkap setiap tahapan yang praktisi-peneliti lakukan dalam proses itu, baik secara sadar maupun tidak sadar (Nimkulrat, 2007).

(6)

Gambar 6. Diagram Proses Penelitian Berarah Praktik Nimkulrat (Sumber: Nimkulrat, 2007)

Dari hasil dokumentasi dan pencarian data literatur baik melalui buku, jurnal ilmiah maupun

website, akan dianalisa proses yang sudah disusun sehingga mencapai artefak yang akan digunakan sebagai laporan dalam bentuk tulisan, pameran, seminar maupun event.

Dari hasil penelitian ini diharapkan akan ada eksplorasi material kimia lebih lanjut dan dengan harapan menjadikan proses berkesenian ini akan menemukan kebaruan atau penciptaan karya yang bisa dipertanggungjawabkan dalam dunia akademis, seni dan masyarakat. Penelitian ini diusulkan untuk memberikan wawasan baru dalam memaknai desain. Kita merancang ulang pemaknaan material dengan persilangan dari prinsip dasar ilmu desain sehingga memberikan kebaruan ilmu baik dalam konteks desain dan material dan bisa diterapkan dalam keilmuan desain komunikasi visual.

Hasil dan Pembahasan

Adanya kebosanan dalam berkarya tidak pelak akan dialami semua praktisi seni, ketika mereka berkarya melalui jalur yang sama tanpa adanya pengembangan wawasan di luar keilmuan mereka semua. Oleh karena itu penting adanya pengetahuan mengenai multidisiplin yang bisa mewadahi hal tersebut. Ketika kreativitas menjadi terhambat atau bahkan sama sekali tidak ada perubahan, adalah saatnya kita mulai mencoba mempelajari hal di luar keahlian kita, bukan untuk menjadi ahli lain. Namun untuk mempertajam kemampuan kita dalam melihat peluang lain dalam menciptakan konsep karya seni baru.

Berikut adalah proses berkarya yang dilakukan dengan mencoba berbagai pendekatan. Eksperimen dilakukan dengan menggabungkan gambar datar dengan material 3 dimensi untuk memperkarya hasil akhir. Hasil yang didapat adalah gambar ilustratif yang harus diabadikan dengan kamera, karena material yang digunakan tidak bisa bertahan lama, yaitu bunga. Namun,

(7)

eksperimen ini masih dalam tahap awal dan ada kemungkinan besar dikembangkan menjadi karya yang lebih besar.

Gambar 7. Karya Ilustrasi Meilani (Sumber: Meilani, 2017)

Kemudian, pada penelitian lanjutan, dilakukan eksplorasi dengan medium bingkai sablon yang sudah tidak bisa digunakan kembali. Gagasan awal adalah untuk menuangkan hasilnya dari pengamatan terhadap kaum urban, terutama wanita dalam menyikapi lifestyle yang ingin tampil berbeda namun pada akhirnya selalu berpenampilan sama. Penggunaan material yang digunakan terbatas pada pengetahuan cabang ilmu utamanya, yaitu bahan-bahan menciptakan karya yang umum digunakan oleh para pelaku seni. Bahan yang digunakan adalah tinta cina, cat poster, cat air, pensil warna, spidol permanen, dan pensil warna.

Gambar 8. Karya Ilustrasi Meilani (Sumber: Meilani, 2017)

(8)

Gambar 9. Karya Ilustrasi Meilani (Sumber: Meilani, 2017)

Setelah beberapa kali mengganti konsep berkarya, akhirnya diputuskan untuk berekplorasi material terlebih dahulu. Ide awalnya adalah back to basic. Kembali ke dasar dalam mendesain yaitu mensketsa. Ketika tahap awal akan mendesain, biasanya yang dilakukan adalah mensketsa terlebih dahulu menggunakan pensil di atas kertas kosong berwarna putih. Pertama, dibuat daftar material dan mencari karakteristik dari material tersebut yang bisa mewakili konsep ide

hitam dan putih untuk menciptakan pola grafis. Spidol, bolpoin, dan tinta cina adalah material

awal untuk diekplorasi. Mengumpulkan data dan referensi dilakukan untuk mencari tahu lebih lanjut material, ide dan karya-karya seniman lainnya dari literatur maupun internet.

Gambar 10. Hasil Eksplorasi Meilani (Sumber: Meilani, 2017)

Eksplorasi selanjutnya dilakukan dengan menggunakan bahan kimia. Hasil akhirnya belum bisa diprediksi, karena proses dilakukan sambil berdokumentasi. Bahan kimia yang digunakan adalah menggunakan toner atau tinta bubuk. Toner terbuat dari karbon yang merupakan komposisi utama dan oksidasi besi yang terdiri dari besi dan oksigen, digunakan untuk

(9)

pewarnaan. Campuran bahan kimia lainnya dari bahan polymer seperti styrene acrylate, styrenecopolymer, dan polyester resin membuat bubuk ini mampu merekat lebih baik pada kertas dengan pemanasan yang optimal.

Minimnya informasi tentang tinta bubuk dan tidak adanya karya seni yang bisa dijadikan acuan memberikan sedikit kendala. Informasi yang didapatkan dari internet pun hanya seputar pembuatan dan bahan yang terkandung dalam tinta bubuk tersebut. Proses selanjutnya adalah memulai ekplorasi material ini dengan cara yang sudah diketahui terlebih dahulu, dengan menggunakan kuas gambar yang biasa digunakan dalam menggambar, dibuat goresan-goresan sederhana dengan tinta bubuk yang telah dituangkan di atas kertas. Hasilnya cukup menarik, hanya saja karakter tinta bubuk yang tidak bisa menempel di atas kertas jika tidak melewati proses pemanasan, menyulitkan untuk menyimpan bahkan untuk memamerkan karya yang dihasilkan. Solusi sementaranya setelah selesai digambar, diabadikan dengan kamera, kemudian dicetak untuk dipamerkan.

Gambar 11. Hasil Eksplorasi Meilani (Sumber: Meilani, 2017)

Gambar 12. Hasil Eksplorasi Meilani (Sumber: Meilani, 2017)

(10)

konsep karya yang matang. Dengan tetap menggunakan tinta bubuk, proses dilakukan

dengan mencatat proses-proses ekperimental hingga menghasilkan karya fotografi yang bisa

dipertanggungjawabkan pada khayalak ramai, dengan dipamerkan di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki pada pertengahan tahun 2017 ini.

Gambar 13. Poster Pameran (Sumber: Meilani, 2017)

Gambar 14. Pameran Karya (Sumber: Meilani, 2017)

Proses terakhir yang dilakukan adalah mengerucutkan penelitian dengan material tinta bubuk dengan menambahkan material lain untuk menghasilkan karya visual seni yang ditopang dengan keilmuan sains. Dengan acuan ferrofluid sebagai landasan pencarian, ditemukan poin penting yang akhirnya bisa diteruskan untuk menciptakan karya. Ferrofluid bereaksi karena 3 hal, yaitu campuran antara magnet, surfaktan dan cairan pembawa yang berbasis air atau

(11)

pelarut organik. Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus hidrofilik (air) dan gugus lipofilik (minyak) sehingga dapat menyatukan campuran air dan minyak.

Eksperimen terakhir membuahkan hasil. Tinta bubuk, minyak bayi, dan minyak tanah merupakan campuran yang optimal untuk menghasilkan karya ini. Selain campuran 3 bahan utama tersebut, eksperimen juga dilakukan dengan mencampurkan cat warna yang berbasis air. Dengan menggunakan cat tekstil untuk sablon dengan pertimbangan kepekatan warna dan karakteristiknya yang sudah cair tanpa harus mencampurkan air lagi seperti cat air dan cat poster.

Gambar 15. Proses Karya (Sumber: Meilani, 2017)

Gambar 16. Proses Karya (Sumber: Meilani, 2017)

Berikut adalah karya akhir yang menggunakan media fotografi, menggunakan kamera merk

Canon, tipe S95. Dicetak di atas kertas glossy ukuran 60x90cm dan dilaminasi dengan bahan

(12)

Gambar 17. Judul Karya: Universe Belt Ring

(Sumber: Meilani, 2017)

Gambar 18. Judul Karya: Universe Bleed

(Sumber: Meilani, 2017)

Gambar 19. Judul Karya: Universe Eye

(13)

Gambar 20. Judul Karya: Universe Movement

(Sumber: Meilani, 2017)

Gambar 21. Judul Karya: Universe Ring

(Sumber: Meilani, 2017)

Gambar 22. Judul Karya: Universe Whole

(14)

Simpulan

Dalam menciptakan karya visual seni yang berlandaskan practice based research dibutuhkan komitmen meneliti yang tinggi untuk mencatat segala prosesnya baik melalui tulisan, foto, audio dan video. Selain itu dibutuhkan juga lingkungan serta kondisi yang mendukung hal ini. Tidak mungkin karya ini akan tercipta tanpa adanya campur tangan displin ilmu lain. Dalam hal ini, digunakan displin ilmu sains cabang kimia. Untuk berproses dalam eksplorasi, keterbukaan terhadap cabang ilmu lain sangat disarankan. Bukan untuk menjadi ahlinya, namun untuk menguatkan dan mendukung keilmuan utama kita, sehingga kita dapat mendapatkan kebaruan dalam menciptakan karya. Kepribadian yang terbuka akan memberikan ruang bagi kita untuk bereksplorasi lebih jauh. Dengan membangun kepekaan dan memberi ruang perspektif, kita bisa merancang ulang dan memberi makna baru terhadap objek yang sudah terlihat seperti apa adanya menjadi sesuatu yang personal dan baru maknanya.

Referensi

Guntur. 2016. Metode Penelitian Artistik. Yogyakarta: ISI Press.

Nimkulrat, N., 2007. “The Role of Documentation in practice-led research”. Journal of Research Practice, 3 (1), Article M6.

Prentice, A.E. 1990. “Introduction” dalam Information ScienceThe Interdisciplinary Context. (Ed. J.M. Pemberton dan A.E. Prentice). New York: Neal-Schuman Publishers. Pedgley, Owain. 2007. “Capturing and analysing own design activity”. Design Studies, Vol.

28, No. 5, September 2007: 463-483.

Smith, Hazel and Dean, Roger T. 2009. “Practice-led Research, Research-led Practice in the Creative Arts”, Edinburgh: Edinburgh University Press Ltd.

Gambar

Gambar 1. Sachiko Kodama dan Karyanya “Morpho Tower” (Sumber: Live internet.ru, 2017)
Gambar 3. Contoh Hasil Karya Krematografi (Sumber: pinterest, 2017)
Gambar 5. Model Penelitian Melalui Desain (Sumber: Smith and Dean, 2009: 21)
Gambar 6. Diagram Proses Penelitian Berarah Praktik Nimkulrat (Sumber: Nimkulrat, 2007)
+7

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,