• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kertas Kerja. Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kertas Kerja. Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

2020

UMKM Terdampak

Covid-19 di Kota

Semarang

(2)

2020

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan

Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19

di Kota Semarang

(3)

di Kota Semarang Penyunting

Nanda Sihombing Hivos Southeast Asia

Koordinator Desain dan Tata Letak Ega Rosalina

Hivos Southeast Asia Koordinator Peneliti Widi Nugroho PATTIRO Semarang Peneliti

Hani Werdi Apriyanti Asisten Peneliti Muhammad Syofii PATTIRO Semarang Versi: September 2020

Kertas kerja ini terlisensi di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-Non Komersial-Berbagi Serupa

Kertas Kerja Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak COVID-19 di Kota Semarang disusun oleh PATTIRO Semarang atas dukungan Program Keterbukaan Kontrak Hivos. Isi produk ini seutuhnya merupakan tanggung jawab PATTIRO Semarang dan tidak mencerminkan pandangan serta sikap Hivos.

(4)

Latar Belakang

1.1 Latar Belakang

Analisis Masalah

2.1 Analisis Kondisi UMKM terdampak COVID 19 2.2 Kebijakan Dalam Penanganan Pandemi COVID-19 2.3 Program Bantuan Sosial UMKM Terdampak COVID-19

2.4 Implementasi Program bantuan Sosial UMKM terdampak COVID-19 2.6 Pengadaan Program Bantuan Sosial

2.7 Distribusi Program Bantuan Sosial

Kesimpulan dan Rekomendasi

3.1 Kesimpulan 3.2 Rekomendasi Daftar Pustaka

01.

02.

03.

01 02 05 06 12 16 18 22 24 27 28 30 32

Daftar Isi

01. Latar

Belakang

1

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

(5)

Wabah COVID-19 telah menyebabkan dampak pada berbagai sektor di Indonesia (Bahtiar & Saragih, 2020). Pandemi COVID-19 yang menyebar cepat sampai Indonesia, awalnya berdampak pada sektor transportasi

dan pariwisata yang kemudian meluas ke sektor lain, yaitu kesehatan hingga perdagangan. Secara ekonomi, terdapat empat sektor yang paling

terdampak wabah COVID-19 yaitu rumah tangga, UMKM, korporasi, dan sektorkeuangan (Puspasari, 2020).

Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) semakin terdampak,

sehingga mengalami berbagai persoalan karena adanya pembatasan kegiatan fisik dan sosial (physical dan social distancing) (Andrianita, 2020). Berdasarkan pemetaan dampak COVID-19 yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, sekitar 56,66% UMKM di Jawa Tengah mengalami permasalahan terkait dengan pemasaran, 25,28% mengalami permasalahan pembiayaan, dan 12,12% mengalami persoalan lain-lain, serta 5% mengalami kesulitan bahan baku, dan 0,94% mengalamai kesulitan produksi (Dinkop UMKM, 2020). UMKM terdampak COVID-19 tersebut, termasuk yang secara geografis berada di wilayah Kota Semarang. Sesuai data yang diakses melalui diskopumkm.semarangkota.go.id, 2020, jumlah UMKM di wilayah Kota Semarang adalah 17.594 yang tersebar di 16 kecamatan.

Kertas kerja ini mencakup analisis kebijakan Pemkot Semarang terkait penanganan dampak COVID-19 UMKM dan distribusi bantuan sosial di kota Semarang. Tahapan penelitian terdiri dari: 1) Identifikasi permasalahan dan kebutuhan UMKM di sektor makanan/minuman, serta tekstil/kerajinan, 2) Review kebijakan, 3) Survei secara online, 4) Interview, 5) Analisis data, 6) Kesimpulan dan rekomendasi. Kertas kerja ini disusun dengan metode penelitian kombinasi (mixed methods) yaitu menggabungkan metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk memperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif (Sugiyono, 2016).

Latar Belakang

1.1

Data dalam penelitian ini terdiri dari: 1) data primer yang diperoleh melalui

survei daring kepada UMKM dan Interview kepada Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, 2) data sekunder, diperoleh melalui jurnal, buku referensi, dan sumber dokumen lainya yang relevan. Teknik analisis data dengan analisis statistik deskriptif (Ghozali, 2016). Sedangkan data kualitatif dianalisis dengan cara organisasi data (pengurangan, dan coding), kemudian dilakukan interpretasi data dengan mencari alternatif penjelasan kemudian menuliskan hasilnya.

Sampel ditentukan menggunkan teknik purposive sampling, untuk memperoleh sampel sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel ditentukan berdasarkan kriteria, yaitu UMKM yang bergerak di bidang industri makanan/ minuman dan tekstik/ kerajinan, dan masih berproduksi selama pandemi. Industri makanan/minuman dipilih karena UMKM yang bergerak di sektor makanan/minuman serta kerajinan merupakan sektor yang paling terdampak pada saat pandemi COVID-19. Jumlah sampel minimal ditentukan

menggunakan rumus Slovin, dengan α 5%, dari jumlah populasi 17.594 UMKM di Kota Semarang.

Interview dilakukan secara langsung kepada Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang. Selain itu, informasi juga diperoleh melalui Focus Group Discussion yang melibatkan stakeholders terkait, yaitu Ketua Harian Gugus Tugas COVID-19 Kota Semarang, Plt. Sekertaris Dinas Sosial Kota Semarang, dan pelaku UMKM Kota Semarang.

1Informasi Publik Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, Daftar UMKM,

(6)

02. Analisis

Masalah

Pemetaan permasalahan UMKM di Provinsi Jawa Tengah

semasa pandemi Covid-19*

UMKM di Jawa Tengah dan Semarang

01.

02.

02. Pembiayaan

25,28%

03. Kesulitan Bahan Baku

5%

04. Kesulitan Produksi

0,94%

05.Lain-lain

12,12%

2019

151,968*

Semarang

17,594**

01. Pemasaran

56,66%

Masalah UMKM Jawa Tengah

saat Pandemi Covid-19

* Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Jawa Tengah ** Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Semarang Sumber 3.000 Semar ang T imur Genuk Semar ang Tengah Semar ang Bar at Tugu Ga yamsari Semar ang U tar a N galiyan P edurungan M ijen Gunungpa ti Gajah M ungkur Semar ang Sela tan C andisari Ban yumanik Tembalang 2.400 1.800 1.200 600 0 919 1.060 1.308 429 1.108 1.682 656 570 584 617 1.011 693 993 1.699 2.814 1.423 01 02 03 04 05

5

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

(7)

Analisis Kondisi UMKM terdampak COVID 19

2.1

Berdasarkan keputusan Walikota Semarang Nomor 180/278 tahun 20202, Pemerintah Kota Semarang membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Aturan tersebut diikuti dengan aturan lain untuk

percepatan penanganan Covid-19. Pemerintah Kota Semarang mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwal) Nomor 28 Tahun 2020 tentang pedoman

Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat3 dan Keputuan Walikota nomor 443/417 tahun 2020 tentang pemberlakuan pelaksanaan pembatasan Kegiatan Masyarakat dalam rangka percepatan penanganan COVID-19

di Kota Semarang4.

Melalui refocusing dan realokasi anggaran dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Covid-19 di Pemerintah Daerah5, Pemerintah Daerah Kota Semarang menetapkan berbagai program untuk percepatan penanganan COVID-19.

Salah satu program dalam rangkaian kebijakan penanganan COVID-19 di Kota Semarang adalah penyelamatan sektor dunia usaha, khususnya UMKM. Pemerintah Kota Semarang membuat berbagai program pemberdayaan untuk membantu UMKM terdampak COVID-196. Terdapat sejumlah 1.538 UMKM yang terdampak Pandemi COVID-19 di Kota Semarang7. Untuk mengetahui kondisi UMKM terdampak COVID-19, dilakukan survei online kepada pelaku UMKM di Kota Semarang.

Survei secara online dilakukan terhadap 397 pelaku UMKM yang tersebar di 16 wilayah kecamatan di Kota Semarang, akan tetapi data yang kembali dan dapat diolah berjumlah 317. Sampel dalam penelitian ini adalah pelaku UMKM jenis usaha makanan/minuman serta tekstil dan kerajinan. Survey online dilakukan selama 3 minggu, yang dimulai dari tanggal 13 Mei 2020 sampai 31 Mei 2020. Survey online dilakukan mengikuti waktu pendistribusian bantuan sosial (bansos) oleh Pemkot Semarang yang dilakukan per wilayah

kecamatan yang dimulai pada tanggal 13 Mei 2020. Hal ini dilakukan agar jawaban responden sesuai dengan kondisi yang dialami setelah pelaku UMKM menerima program Bansos tersebut.

Responden dalam survei ini tersebar di 16 wilayah kecamatan di Kota Semarang, dengan penyebaran rata-rata sebanyak 19 kuesioner per wilayah kecamatan. Penyebaran kuesioner berbasis wilayah kecamatan dipilih, agar mampu menggambarkan praktik distribusi bansos di seluruh wilayah Kota Semarang. Selain itu, dengan metode ini juga dapat digunakan untuk menilai merata atau tidaknya penyebaran distribusi bansos di seluruh wilayah kecamatan Kota Semarang.

Sampel dalam penelitian ini adalah UMKM makanan/minuman, dan tekstil/ kerajinan. Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari 235 UMKM makanan/minuman dan 82 UMKM tekstil atau kerajinan.

Berdasarkan survey online terhadap 317 sampel, sejumlah 48,3% mengalami persoalan pemasaran, 30,7% mengalami persoalan keuangan, 15%

mengalami persoalan lainya, dan 5,6% mengalami persoalan produksi. Pemerintah Kota Semarang, melalui Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, menetapkan kebijakan untuk mengatasi persoalan tersebut. Pemerintah kota Semarang telah mengeluarkan beberapa stimulus berupa pemberdayaan UMKM melalui program pengadaan 20.000 jamu gratis bagi

2Keputusan Walikota Semarang Nomor 180/278 tahun 2020 tentang pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, http://jdih.

semarangkota.go.id/jdih-anggota/www/index.php/web/result/1021/detail, diakses pada 13 Mei 2020, pukul 12.30 WIB

3Perwal Nomor 28 Tahun 2020, pedoman Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, http://jdih.semarangkota.go.id/jdih-anggota/www/

index.php/web/result/1020/detail, diakses pada 12 Mei 2020, pukul 11.00 WIB

4Keputuan Walikota nomor 443/417 tahun 2020 tentang pemberlakuan pelaksanaan pembatasan Kegiatan Masyarakat dalam rangka

percepatan penanganan COVID-19,https://siagacorona.semarangkota.go.id/, diakses pada 12 Mei 2020, pukul 10.45 WIB

5Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Covid-19 di Pemerintah Daerah, http://www.djpk.

kemenkeu.go.id/?p=14764, diakses pada 16 Mei 2020, pukul 09.45 WIB

6Ir. Hevearita G Rahayu, M.IP, Ketua Gugus Tugas COVID-19, Notulensi Diskusi Publik : Potret Kebijakan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM

Terdampak COVID_19 Di Kota Semarang, online via zoom, Kamis 14 Mei 2020, 09.00-12.00 WIB

7Bambang Suranggono, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang,

(8)

masyarakat, program pengadaan masker gratis bagi masyarakat, program bantuan sosial bahan baku produksi (JPE), program bantuan sembako, dan relaksasi kredit wibawa bagi UMKM terdampak COVID-198.

Dalam keadaan darurat Bencana, pengadaan barang dan jasa memerlukan mekanisme pengadaan yang tepat & cepat. Oleh karena itu, dalam pengadaan program bantuan sosial bagi UMKM, harus dilakukan dengan mekanisme yang cepat dan memadai sesuai dengan prinsip pengadaan dalam Keputusan Walikota Nomor 027/318 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengadaan Barang/ Jasa Dalam rangka penanganan COVID-19 Di Kota Semarang9.

Secara umum, dalam pengadaan Program Bantuan Sosial, Pemerintah Kota Semarang berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ)10, khususnya bab VIII tentang pengadaan dalam keadaan darurat, tentang pengadaan khusus.

Secara teknis, Pemerintah Kota Semarang dapat mengacu pada peraturan LKPP Nomor 13 Tahun 2018 tentang pedoman pengadaan dalam

penanganan pengadaan darurat11 dan SE Nomor 3 Tahun 2020 LKPP tentang penjelasan atas pelaksaaan PBJ penanganan Darurat COVID-1912, dan Keputusan Walikota Nomor 027/318 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Dalam rangka penanganan COVID-19 Di Kota Semarang. Sesuai peraturan tersebut, pengadaan barang/jasa dalam keadaan darurat bencana, seharusnya dilakukan dengan tepat, cepat, dan memadai.

8 , Ir. Hevearita G Rahayu, M.IP, Ketua Harian Gugus Tugas COVID-19, Notulensi Diskusi Publik : Potret Kebijakan Program Bantuan Sosial Bagi

UMKM Terdampak COVID-19 Di Kota Semarang, online via zoom, 14 Mei 2020, pukul 09.00 WIB-12.00 WIB

9Keputusan Walikota Semarang Nomor 027/318 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pengadaan barang/jasa Dalam rangka penanganan Corona

Virus Desease 19 (Covid-19) Di Kota Semarang, http://jdih.semarangkota.go.id/jdih-anggota/www/index.php/web/result/1036/detail, diakses pada 1 Juli 2020, pukul 16.00 WIB

10Peratuan presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa, COVID-19 https://jdih.bsn.go.id/public_assets/file/

ee9870807228bfbe394a0d274d076fef.pdf, diakses pada 10 Juni 2020, pukul 11.00 WIB

11Peraturan LKPP Nomor 13 Tahun 2018 tentang pedoman pengadaan dalam penanganan pengadaan darurat, https://jdih.lkpp.go.id/

regulation/peraturan-lkpp/peraturan-lkpp-nomor-13-tahun-2018, diakses pada 10 Juni 2020, pukul 12.12 WIB

12Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 LKPP tentang penjelasan atas pelaksaaan PBJ penanganan Darurat,

https://jdih.lkpp.go.id/regulation/surat-edaran-kepala-lkpp/surat-edaran-kepala-lkpp-nomor-3-tahun-2020, diakses pada 11 Juni 2020, pukul 12.30 WIB

Rp

Rp

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

(9)

Survei Pendistribusian Bansos

untuk UMKM Kota Semarang

Waktu Survey

Tujuan

Hasil*

Responden

01.

03.

04.

02.

UMKM Makanan/ Minuman

235

• Menggambarkan praktik distribusi bansos untuk UMKM di Kota Semarang

• Mengetahui apakah distribusi bansos untuk UMKM di Kota Semarang merata atau tidak

UMKM Tekstil/ Kerajinan

82

+ = Pelaku UMKM

317

Mengalami Persoalan lainya

48,3%

Mengalami Persoalan produksi

5,6%

a. Bantuan bahan baku produksi untuk 157 UMKM olahan pangan

13 - 31

Mei 2020

*Data Primer Diolah, 2020 *Data Primer Diolah, 2020

Sumber Sumber

b. Lokasi Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Wilayah*

Semarang Timur Genuk Semarang Tengah Semarang Barat Tugu Gayamsari Semarang Utara Ngaliyan Pedurungan Mijen Gunungpati Gajah Mungkur Semarang Selatan Candisari Banyumanik Tembalang 0.0 12.5 25.0 37.5 50.0 25 10 6 20 29 18 19 18 34 10 8 8 18 18 35 41 Mengalami Persoalan keuangan

30,7%

Mengalami Persoalan Pemasaran

48,3%

0 20 40 60 80

(10)

Pemerintah Kota Semarang mengeluarkan kebijakan sebagai tindak lanjut atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020

tentang Percepatan Penanganan Covid-19 di Pemerintah Daerah13. Untuk penanganan COVID-19, Pemerintah Kota Semarang membentuk gugus tugas dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 melalui keputusan Walikota Semarang Nomor .180/278 tahun 202014 yang kemudian diperbarui dengan Keputusan Walikota Nomor 180/355 Tahun 2020 tentang perubahan keputusan walikota Nomor 180/278 tentang pembentukan Gugus tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kota Semarang15.

Pembentukan gugus tugas ini didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)16, Surat Edaran Menteri Keuangan RI Nomor SE-6/MK.02/2020 tentang Refocusing Kegiatan dan Realokasi Anggaran Kementerian/Lembaga dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)17, Surat Edaran Gubernur Provinsi Jawa Tengah Nomor 440/0005942 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)18, dan Surat Edaran Walikota Semarang Nomor B/1395/440/III/2020 tentang Peningkatan

Kebijakan Dalam Penanganan Pandemi COVID-19

2.2

13Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Covid-19 di Pemerintah Daerah,http://www.bpkp.

go.id/public/upload/unit/kaltim/files/9.%20PMDN%20No%2020%20Tahun%202020.pdf, diakses pada 11 Juni 2020, pukul 11.15 WIB

14Keputusan Walikota Semarang Nomor.180/278 tahun 2020 tentang pembentukan gugus tugas COVID-19, http://jdih.semarangkota.go.id/

jdih-anggota/www/index.php/web/result/993/detail, diakses pada 10 Mei 2020, pukul 11.15. WIB

15Keputusan Walikota Nomor 180/355 Tahun 2020 tentang perubahan keputusan walikota Nomor 180/278 tentang pembentukan Gugus tugas

Percepatan Penanganan COVID-19, http://jdih.semarangkota.go.id/jdih-anggota/www/index.php/web/result/1021/detail, diakses pada 11 Mei 2020, pukul 14.15 WIB

16Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Penanganan COVID-19, https://peraturan.bpk.go.id/

Home/Details/134544/keppres-no-7-tahun-2020, diakses pada 15 Mei 2020, pukul 14.39

17Surat Edaran Menteri Keuangan RI Nomor SE-6/MK.02/2020 tentang Refocussing Kegiatan dan Realokasi Anggaran Kementerian/Lembaga

dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19, https://covid19.hukumonline.com/wp-content/uploads/2020/04/surat_edaran_menteri_ keuangan_nomor_se_6_mk_02_2020_tahun_2020-2.pdf diakses pada 16 Mei 2020, pukul 11.48

18 Surat Edaran Gubernur Provinsi Jawa Tengah Nomor 440/0005942 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi

Corona Virus Desease (COVID-19), https://ppid.semarangkota.go.id/informasi-perwal-surat-edaran-keputusan-tentang-virus-corona-covid-19-kota-semarang/ diakses pada 12 Juni 2020, pukul 13.20 WIB

Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)19.

Melalui refocusing kegiatan dan realokasi anggaran, Pemerintah Kota Semarang menetapkan berbagai program, yang difokuskan pada bidang kesehatan, jaring pengaman sosial dan bidang ekonomi. Salah satu sasaran dalam program bidang ekonomi yaitu penyelamatan sektor dunia usaha, termasuk UMKM. Program ini merupakan tindak lanjut atas kebijakan Pemerintah Pusat dalam Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020, pasal 11 tentang pelaksanaan program pemulihan ekonomi Nasional20, dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Republik Indonesia Nomer 11/POJK.03/2020 tentang stimulus perekonomia

nasional sebagai kebijakan countercyclical dampak penyebaran coronavirus disease 201921.

Dalam kebijakan tersebut, Pemerintah memberikan stimulus pertumbuhan ekonomi untuk debitur yang terkena dampak penyebaran COVID-19, termasuk debitur usaha mikro, kecil, dan menengah meliputi kebijakan

penetapan kualitas aset; dan kebijakan restrukturisasi kredit atau pembiayaan22. Selain itu, Pemerintah pusat juga memberikan fasilitas pajak bagi UMKM, meliputi insentif Pph pasal 21, Insentif PPh Pasal 22 Impor, Insentif Angsuran PPh Pasal 25, Insentif PPN, dan fasilitas pajak penghasilan final tarif 0,5 % (PP 23/2018) yang ditanggung pemerintah sesuai dengan PMK Nomor 44/ PMK.03/2020 tentang insentif pajak untuk wajib pajak terdampak Pandemi

19 Surat Edaran Walikota Semarang Nomor B/1395/440/III/2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan COVID-19

http://jdih.semarangkota.go.id/jdih-anggota/www/index.php/web/result/993/detail, diakses pada 12 Juni 2020, pukul 14.00 WIB

20Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020, pasal 11,

https://www.kemenkeu.go.id/media/14788/perpu-nomor-1-tahun-2020.pdf, diakses pada 27 Juni 2020, pukul 15.00 WIB

21 Peraturan OJK Republik Indonesia Nomer 11/POJK.03/2020 tentang stimulus perekonomian nasional sebagai kebijakan countercyclical

dampak penyebaran COVID-19, https://www.kemenkeu.go.id/media/14810/pojk-11-2020.pdf, diakses pada 27 Juni 2020, pukul 11.45 WIB

22 Peraturan OJK Nomer 11/POJK.03/2020pasal 2, https://www.kemenkeu.go.id/media/14810/pojk-11-2020.pdf, diakses pada 27 Juni 2020

pukul 14.24 WIB

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

(11)

Corona Virus Desease-1923. Pemerintah Kota Semarang membuat beberapa program untuk membantu UMKM terdampak COVID-19, berupa program bantuan sosial yang terdiri dari Program kemitraan UMKM, program restruktusisasi kredit, dan program bantuan bahan baku produksi dan

sembako24. Program Pemerintah Kota Semarang berupa restrukturisasi kredit, merupakan implementasi dari kebijakan pemerintah pusat tentang insentif Bantuan Sosial Pemerintah Pusat yang ditujukan untuk pelaku UMKM berupa stimulus kredit usaha rakyat25. Tujuan insentif ini adalah untuk meringankan beban UMKM. Skema Kebijakan yang diberikan adalah melalui relaksasi kebijakan penyaluran KUR, penundaan angsuran dan pembebasan bunga selama 6 bulan26.

23 PMK Nomor 44/PMK.03/2020, Bab III pasal 5, https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2020/44~PMK.03~2020Per.pdf, diakses pada 1 Juli

2020, pukul 15.49 WIB, dan Siaran Pers Kementrian Keuangan Nomor: SP-19/2020 tentang Perluasan Insentif Pajak COVID-19, https://www. kemenkeu.go.id/media/15061/sp-19-perluasan-fasilitas-pajak-covid-19.pdf, diakses pada 1 Juli 2020, pukul 16.06 WIB

24Transkrip wawancara, Bambang Suranggono: Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, Kantor Dinas Koperasi, dan UMKM Kota

Semarang, Gedung Pandanaran Lantai 7, 19 Juni 2020, pukul 11.00

25,26 Siaran Pers Menteri Keuangan Republik Indonesia SP–25 /KLI/2020 tentang Insentif Bantuan Sosial Pemerintah Kepada Masyarakat, https://

www.kemenkeu.go.id/media/14898/sp-25_ini-insentif-bantuan-sosial-pemerintah-untuk-masyarakat.pdf, diakses, diakses pada 11 Mei 2020 pukul 12.30 WIB

Bantuan untuk UMKM terdampak Covid-19

Pemerintah Daerah*

Pemerintah Pusat

01.

02.

Pengadaan

20.000

Paket Jamu Gratis

50 Kg Telur 75 Kg Tepung Terigu 50 Kg Gula Pasir 40 L Minyak Goreng Pembuatan masker gratis oleh

25 umkm

Kebijakan penetapan kualitas aset; Kebijakan restrukturisasi kredit atau pembiayaan**

* Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang

** Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK.03/2020 Sumber

• Insentif PPh pasal 21 • Insentif PPh Pasal 22 Impor • Insentif Angsuran PPh Pasal 25 • Insentif PPN

• Fasilitas pajak penghasilan final tarif 0,5 persen yang ditanggung pemerintah

a. Kemitraan UMKM

b. Restruktusisasi kredit

a. Stimulus pertumbuhan ekonomi untuk debitur, meliputi

d. Bantuan sembako untuk UMKM di sektor kerajinan c. Bantuan bahan baku produksi

untuk 157 UMKM olahan pangan

b. Fasilitas pajak, meliputi**

(12)

Pemerintah Kota Semarang, melalui Dinas Koperasi dan UMKM Kota

Semarang menetapkan beberapa program bantuan sosial untuk membantu UMKM terdampak COVID-19. Program bantuan sosial yang diberikan kepada UMKM terdampak di Kota semarang terdiri dari Program kemitraan UMKM, program bidang keuangan, yaitu penundaan angsuran atau relaksasi kredit wibawa bagi UMKM terdampak COVID-19, dan program Bantuan Sembako serta bahan produksi27. Program Bantuan Sosial (bansos) tersebut, didanai dari refocusing dan realokasi APBD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, serta refocusing dan realokasi APBD Pemerintah Kota Semarang28.

Pemerintah Kota Semarang membangun kemitraan dengan UMKM olahan Pangan dan Jamu melalui program 20.000 jamu gratis untuk masyarakat menggunakan anggaran yang berasal dari APBD Kota Semarang. Selain itu, pemerintah memberdayakan 25 UMKM kerajinan & garmen melalui program masker gratis. UMKM dilibatkan dalam penyediaan produk baik berupa jamu maupun masker yang akan diberikan kepada masyarakat dalam upaya melawan COVID-19. Dengan program pemberdayaan ini, UMKM dapat terus berproduksi & memperoleh pendapatan selama pandemiCOVID-19. Selain itu, program pemberdayaan ini dapat membantu UMKM dalam mengatasi persoalan pemasaran yang dialami selama wabah pandemi COVID-1929. Untuk mengatasi persoalan keterbatasan modal atau masalah keuangan yang dibutuhkan dalam proses produksi, maka Pemerintah Kota Semarang menetapkan program penundaan angsuran atau relaksasi kredit wibawa bagi UMKM terdampak COVID-19. Selain itu, Pemerintah Kota Semarang

Program Bantuan Sosial UMKM Terdampak COVID-19

2.3

27 Wawancara, Bambang Suranggono:Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang,

Gedung Pandanaran Lantai 7, 19 Juni 2020, pukul 11.00 WIB

28 Bambang Suranggono, Dokumen Visitasi Kepemimpinan Nasional Kebangkitan UMKM Di Era New Normal 2020, halaman 11, 17 Juni 2020

29, 30 Wawancara, Bambang Suranggono:Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang,

Gedung Pandanaran, lantai 7, 19 Juni 2020, pukul 11.00

memberikan juga kemudahan dalam akses kredit wibawa dengan program kredit wibawa berbasis online30.

Untuk menambah stimulus kepada UMKM, pemerintah juga memberikan program bantuan berupa bahan baku produksi dan sembako kepada UMKM terdampak di Kota Semarang. Bantuan Sosial yang telah didistribusikan oleh Pemkot Semarang adalah Program Bantuan Sosial Bahan Baku Produksi (JPE) dan Program Bantuan Sembako. Program JPE diberikan kupada UMKM Olahan Pangan (Snack/cake/kue Kering dan basah) yang terdampak Covid-19, yaitu 157 UMKM dengan 3 macam Paket (50 kg Gula Pasir, 50 kg telur, 75 kg tepung terigu dan 40 liter minyak goreng/25 liter margarin/mentega) dengan menggunakan anggaran yang berasal dari APBD Provinsi Jawa

Tengah. Program Bantuan Sembako diberikan kepada UMKM yang terdampak Covid-19 sektor industri kerajinan (Craft, batik, tas dan kerajinan lainnya) menggunakan anggaran yang berasal dari Dekranasda Kota Semarang31.

31 Bambang Suranggono, Dokumen Visitasi Kepemimpinan Nasional Kebangkitan UMKM Di Era New Normal 2020, halaman 11, 17 Juni 2020,

dan wawancara, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Seamarang, Kantor Dinas Koperasi dan UMKM, Gedung pandanaran lantai 7, 19 Juni 2020, pukul 11.15 WIB

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

(13)

Implementasi Program bantuan Sosial UMKM terdampak COVID-19

2.4

Program Bantuan Sosial untuk UMKM terdampak COVID-19 di Kota Semarang, baik yang berasal dari APBD Provinsi Jateng maupun APBD Kota Semarang telah disalurkan kepada 157 UMKM atau sekitar 10,2 % dari jumlah UMKM yang terdampak COVID-1932. Dalam penentuan penerima bantuan sosial (bansos), Pemerintah Kota Semarang melibatkan Dinas Koperasi dan UMKM serta masyarakat melalui RT/RW & kelurahan. Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang berperan dalam memberikan input data UMKM terdampak sebagai penerima program bantuan sosial JPE (Jaring Pengamanan Ekonomi) dan program bantuan sosial sembako33.

Dalam penentuan data penerima Program Bantuan Sosial baik JPE maupun program sembako, Dinas koperasi dan UMKM memanfaatkan forum yang sudah dibentuk pada Bulan Agustus 2019, yaitu Gerai Kopimi atau forum bagi koperasi dan UMKM yang melibatkan jaringan mulai dari tingkat Kota, kecamatan, dan kelurahan34. Data tersebut akan diusulkan melalui sistem yang ada di Dinas Sosial Kota Semarang35. Dengan jejaring mulai dari kelurahan yang melibatkan RT/RW, kecamatan, dan tingkat kota, Pendataan UMKM terdampak COVID-19 lebih mudah dilaksanakan.

Namun demikian, masih ada berbagai persoalan dalam pendistribusian bantuan sosial bagi UMKM terdampak covid-19. Tidak semua UMKM terdampak, terdata di jaringan gerai kopimi maupun di databased dinas koperasi dan UMKM kota Semarang. Di lapangan, terjadi berbagai persoalan dalam pendataan penerima bantuan sosial, seperti data yang tidak sinkron, pendataan berulang, dan persoalan lainya yang menyebabkan belum meratanya distribusi program bantuan sosial di seluruh wilayah kecamatan di Kota Semarang36. Untuk mengetahui praktik dilapangan terkait distribusi program Bantuan sosial, dilakukan survei terhadap pelaku UMKM

di Kota Semarang.

Berdasarkan hasil survei terhadap 317 pelaku UMKM di Kota Semarang, Program Bantuan sosial yang sudah diberikan oleh Pemkot Semarang

32 Wawancara, Bambang Suranggono,Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, Kantor Dinas Koperasi dan UMKM, Gedung

pandanaran lantai 7, 19 Juni 2020, pukul 11.15 WIB

33 Wawancara, Bambang Suranggono:Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, Kantor Dinas Koperasi Dan UMKM Kota Semararang,

Gedung Pandanaran Lantai 7, 19 Juni 2020, pukul 11.20.WIB

34 Bambang Suranggono, Dokumen Visitasi Kepemimpinan Nasional Kebangkitan UMKM Di Era New Normal 2020, halaman 11, 17 Juni 2020.

Wawancara, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Seamarang, Kantor Dinas Koperasi dan UMKM, Gedung pandanaran lantai 7, 19 Juni 2020, pukul 11.15 WIB

35, 36 Plt.Sekertaris Dinas Sosial Kota Semarang, Focus Group Discussion Pengadaan Barang dan Jasa. Hotel Dafam Semarang, 24 Juni 2020,

pukul 09.00- 12.00 WIB pukul 09.00- 12.00 WIB

telah diterima oleh 41,5% atau 131 pelaku UMKM yang menjadi responden dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 58,5% atau 186 pelaku UMKM tidak menerima program bantuan sosial.

Berdasarkan konfirmasi yang diperoleh melalui jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa distribusi yang dilakukan oleh pemkot Semarang sebanyak 157 buah paket JPE dan sembako, telah terkonfirmasi sebanyak 101 atau 44,9 % dari total responden dalam penelitian ini.

Untuk mengukur kondisi di lapangan terkait dengan distribusi program bantuan sosial terhadap UMKM terdampak COVID-19, responden diberikan pertanyaan terkait dengan pengadaan program bantuan sosial. Responden diberikan pertanyaan dengan rentang skala 1-5, dengan kriteria 1 sangat setuju, dan 5 sangat tidak setuju. Rentang skala responden ditentukan

menggunakan rumus Ghozali, dengan perhitungan kelas rata-rata sebagai berikut.

Kelas rata-rata 1-2,33 2,34-3,67 3,68-5

Keterangan Tinggi/Baik Cukup/Sedang Rendah

Tabel 2.1

Kelas rata-rata nilai indikator dalam Kuesioner

(14)

Distribusi Bansos untuk UMKM terdampak Covid-19

01.

02.

03.

Responden (131 pelaku UMKM)

Bentuk Bansos Yang Diterima

Menerima Bansos

Tidak Menerima Bansos

80 60 40 20 0 Penundaan Angsuran Kredit Wibawa

22,7%

Bantuan lainnya

24,4%

Bantuan Tunai

22,7%

Keringanan Tarif PDAM

22,7%

Sembako

44,9%

58,5%

41,5%

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

(15)

Untuk mengukur pengadaan program bantuan sosial, yang mencakup aspek akuntabilitas, transparansi, dan keterlibatan publik digunakan 2 indikator tekait akuntabilitas, serta 1 indikator terkait transparansi, dan 2 indikator terkait keterlibatan publik. Responden diminta menjawab pertanyaan dalam kuesioner, sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

Berdasarkan perhitungan rata-rata dan hasil kelas rata-rata nilai indikator dalam pertanyaan, diperoleh hasil rata-rata 2,24. Nilai 2,24 termasuk dalam kelas yang tinggi. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan program Bantuan sosial bagi UMKM terdampak COVID-19 secara keseluruhan sudah baik (tinggi). Indikator yang digunakan untuk mengukur akuntabilitas dalam pengadaan bansos, adalah tanggung jawab pemerintah dalam pengadaan program bansos bagi UMKM yang membutuhkan dan tanggung jawab terkait dengan program yang diberikan tepat sasaran dan dapat membantu UMKM. Rata-rata nilai untuk Aspek akuntabilitas, sebesar 1,74 atau berada pada rentang kelas yang tinggi. Berdasarkan rata-rata nilai tersebut, maka program bantuan sosial dilaksanakan secara akuntabel. Pemerintah memberikan program bantuan sosial kepada UMKM yang membutuhkan, sehingga program bansos tersebut dapat membantu UMKM dalam mengatasi dampak pandemic COVID-19. Transparansi dalam pengadaan bansos diukur menggunakan 1 indikator, yaitu keterbukaan informasi dalam proses pengadaan bansos. Keterlibatan publik diukur menggunakan dua indikator, yaitu stimulus dari RT/RW dalam pengadaan bansos dan keterlibatan organisasi masyarakat dalam pengadaan bansos bagi UMKM. Rata-rata nilai untuk transparansi dan keterlibatan publik dalam pengadaan bansos bagi UMKM terdampak covid-19, adalah 2,45 dan 2,54 atau berada pada rentang kelas cukup. Aspek transparansi dan

keterlibatan publik ini dipersepsikan oleh responden berada di interval cukup, yaitu 2,45 dan 2,54, artinya pengadaan program bantuan sosial bagi UMKM terdampak covid-19 sudah cukup transparan, dan cukup ada keterlibatan publik dalam pengadaan bansos bagi UMKM terdampak COVID-19.

Pengadaan Program Bantuan Sosial

2.5

Penilaian Pengadaan Bantuan Sosial untuk UMKM

Kualitas Pengadaan

Indikator Penilaian

01

.

02.

• Tanggung jawab pemerintah dalam pengadaan program bansos bagi UMKM • Bantuan yang diberikan tepat sasaran

dan dapat membantu UMKM

• Keterbukaan informasi dalam proses pengadaan bansos

• Stimulus dari RT/RW dalam pengadaan bansos

• Keterlibatan organisasi masyarakat dalam pengadaan bansos Akuntabilitas Keterangan Tinggi : 1-2,33 Cukup : 2,34-3,67 Rendah : 3,68-5 Transparansi Keterlibatan Publik Akuntabilitas (tinggi)

1,74

Transparansi (cukup)

2,45

Keterlibatan Publik (cukup)

2,45

skor

02

skor

01

skor

02

(16)

Untuk mengukur distribusi program bantuan sosial, yang mencakup aspek akuntabilitas, transparansi dan keterlibatan publik dalam proses distribusi bantuan sosial bagi UMKM terdampak COVID-19, digunakan 6 indikator, 3 indikator terkait akuntabilitas, 2 indikator terkait transparansi, serta 1 indikator terkait keterlibatan publik. Responden diminta menjawab pertanyaan dalam quessioner sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

Berdasarkan perhitungan rata-rata & hasil kelas rata-rata nilai indikator dalam pertanyaan distribusi program bansos, diperoleh hasil rata-rata untuk seluruh indikator sebesar 2,4. Nilai 2,4 termasuk dalam kelas rata-rata yang cukup. Hal ini berarti bahwa distribusi program Bantuan sosial bagi UMKM terdampak COVID-19 diukur dari aspek akuntabilitas, aspek transparansi, & keterlibatan publik sudah cukup terdistibusi. Distribusi Program bantuan sosial disalurkan dengan cukup tepat sasaran, cukup tepat waktu, tersedianya akses informasi program bantuan sosial melalui siagacorona.semarangkota.go.id, disalurkan melalui prosedur yang mudah dan praktis, serta disalurkan melalui saluran distribusi, melalui RT/RW. Akan tetapi, Hingga penelitian ini dilangsungkan, Pemerintah Kota Semarang belum memiliki kriteria penerima program bantuan sosial37. Penentuan penerima program bansos dilakukan melalui mekanisme pendataan oleh RT/RW yang akan diteruskan kepada kelurahan. Hal ini berdampak pada beberpa persoalan di lapangan. Berdasarkan pendampingan yang dilakukan oleh inspektorat Kota Semarang dalam program bansos, ditemukan beberapa persoalan seperti data yang tidak sinkron serta pendataan berulang.

Distribusi Program Bantuan Sosial

2.6

37 Plt.Sekertaris Dinas Sosial Kota Semarang, Focus Group Discussion Pengadaan Barang dan Jasa COVID-19, Hotel Dafam

Semarang, 24 Juni 2020, pukul 09.00- 12.00

Penilaian Distribusi Program Bantuan Sosial

Kualitas distribusi bantuan

01.

• Bansos bagi UMKM terdapak pandemic cukup terdistribusi

• Penyaluran bansos cukup tepat sasaran dan cukup tepat waktu

• Informasi tentang program bansos tersedia untuk publik (info. bansossemarang.go.id)

• RT/RW melakukan pendataan warga yang berhak menerima bansos lalu diteruskan ke kelurahan

• Penyaluran bansos melalui prosedur yang mudah dan praktis

• Pemerintah Kota Semarang belum memiliki kriteria penerima bantuan sosial • Ada masalah ketidaksinkronan data dan

pendataan berulang Positif Negatif Akuntabilitas (cukup)

2,4

Transparansi (cukup)

2,4

Keterlibatan Publik (cukup)

2,5

Keterangan Tinggi : 1-2,33 Cukup : 2,34-3,67 Rendah : 3,68-5

Indikator Penilaian

02.

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

(17)

03. Kesimpulan

(18)

Kesimpulan

3.1

Berdasarkan pemetaan terhadap UMKM terdampak COVID-19 di kota

semarang melalui survey online terhadap 317 UMKM, permasalahan terbesar yang dialami oleh UMKM adalah pemasaran (48,3% responden), kemudian permasalahan keuangan atau pembiayaan sebesar 30,7%, persoalan lainnya 15%, dan permasalahan produksi sebesar 5,6 %.

Untuk membantu UMKM terdampak COVID-19, Pemerintah Kota Semarang telah melaksanakan beberapa program bantuan sosial bagi UMKM terdampak COVID-19. Program Bantuan Sosial yang diberikan kepada UMKM terdampak COVID-19 di kota Semarang, yaitu program kemitraan UMKM melalui

pengadaan jamu corona, serta masker, program insentif keuangan berupa relaksasi kredit Wibawa, bantuan bahan baku produksi sebagai bagian dari JPE dan sembako.

Dalam penentuan program percepatan penanganan Dampak COVID-19 terhadap UMKM, pemerintah Kota Semarang mendasarkan pada kebijakan secara umum terkait refocusing & realoaksi anggaran sebagai tindak lanjut atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Covid-19 di Pemerintah Daerah dengan keputusan Walikota Semarang Nomor 180/278 tahun 2020 yang kemudian diperbarui dengan Keputusan Walikota Nomor 180/355 Tahun 2020 tentang pembentukan Gugus tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kota

Semarang. Belum ada kebijakan khusus untuk UMKM terdampak COVID-19 Di Kota Semarang.

Bantuan sosial untuk UMKM telah didistribusikan oleh Pemerintah Kota Semarang melaui Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang. Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang telah mendistribusikan 157 paket bahan baku produksi untuk UMKM sektor makanan/minuman. Berdasarkan hasil survei, terkonfirmasi sejumlah 131 dari responden dalam penelitian ini telah

menerima program Bantuan sosial. Dari penerima program bantuan sosial tersebut, 44,9 % menerima Program Bantuan Sosial dalam bentuk sembako, 24,4% menerima program lainya, 22,7% menerima bantuan langsung tunai, 4% menerima keringanan PDAM, dan yang memperoleh kredit wibawa 4%.

Dalam pengadaan Program Bantuan Sosial tersebut, Pemerintah Kota Semarang berpedoman pada Keputusan Walikota Nomor 027/318 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa dalam rangka penanganan COVID-19 di Kota Semarang. Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Koperasi dan UMKM menggunakan jaringan di tingakt RT, RW, Kelurahan, dan Kota untuk pendistribusian program bansos bagi UMKM terdampak COVID-19. Pengadaan Program Bantuan Sosial (Bansos) untuk UMKM terdampak

COVID-19 di kota Semarang sudah dilaksanakan dengan akuntabilitas yang tinggi, cukup transparan dan cukup melibatkan publik. Pendistribusian bansos, sudah cukup terdistribusi, baik dari aspek akuntabilitas, transparansi, dan keterlibatan publik.

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

(19)

Walikota Semarang

1. Menyusun peraturan Walikota terkait skema perlindungan dan pemulihan UMKM di tengah pandemi COVID-19 dengan Program Bantuan Sosial bagi UMKM terdampak COVID-19 di Kota Semarang yang disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh UMKM.

2. Menginstruksikan Kepala Dinsos Kota Semarang untuk memuat kriteria yang jelas penerima Program Bantuan Sosial (termasuk UMKM) dengan Sistem verifikasi dan sinkronisasi data terpadu dan penyusun SOP

pendistribusian program bantuan sosial bagi UMKM terdampak COVID-19 di Kota Semarang.

3. Menginstruksikan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang untuk melakukan validasi data penerima Program Bantuan Sosial bagi UMKM terdampak COVID-19 dengan mengoptimalkan fungsi Gerai Kopi Mi. 4. Menginstruksikan Ketua Harian Gugus tugas COVID-19 Kota Semarang,

untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan keterlibatan publik dalam pengadaan dan distribusi Program Bantuan Sosial (bansos) bagi UMKM terdampak COVID-19, termasuk peran inspektorat dalam pendampingan distribusi bansos di Kota Semarang.

Rekomendasi

3.2

DPRD Kota Semarang

1. Meningkatkan pengawasan dalam pengadaan dan distribusi program bantuan sosial bagi UMKM terdampak COVID-19 di kota Semarang melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Kota Semarang bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mitra, khususnya Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang serta Dinas Sosial Kota Semarang

Kepala Dinas Koperasi & UMKM

1. Memperluas kemitraan dengan UMKM terdampak COVID-19 dengan memanfaatkan jejaring yang sudah ada di tingkat kelurahan dan menambah jumlah UMKM yang tergabung dalam Gerai Kopi MI

(20)

Daftar Pustaka

• Andrianita, O., 2020. Dorong Pemberdayaan SDM Daerah, Kemendag Siapkan Program Inkubasi Pemasaran Daring UMKM, Jakarta: Biro Hubungan Masyarakat Kementrian Perdagangan Republik Indonesia.

• ILO.,2020. COVID-19 dan dunia kerja :Estimasi dan analisis Baru, s.l.: International Labour Organization.

• Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia, 2020. Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah. Jakarta: Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. • Dinkop UKM., 2020. PPID Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Koa

Semarang. [Online]http://diskopumkm.semarangkota.go.id/ informasi-publik/informasi-serta-merta/umkm

• Athia Yumna, H. A., Bima, L. & Bachtiar, P. P., 2020. Jaring Pengaman Sosial Dalam Krisis COVID-19. In: W. Purbaningrum, ed. SMERU Catatan Kebijakan. Jakarta: SMERU Research Institute.

• Bahtiar, R. A. & Saragih, J. P., 2020. Dampak COVID-19 Terhadap

Perlambatan Ekonomi Sektor UMKM. Kajian Singkat Terhadap isu Aktual dan Strategis, Maret, pp. 19-24.

• Bambang Suranggono, Dokumen Visitasi Kepemimpinan Nasional, Kebangkitan UMKM di Era Pendemic COVID-19, 2020

• Dinkop UMKM, D. K. d., 2020. Dinkop UMKMJ ateng Provinsi. [Online] https://dinkop-umkm.jatengprov.go.id/

[Accessed 6 Mei 2020].

• Ghozali, I., 2016. Apliaksi Analisis multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Jogjakarta: Badan Penerbit Universitas Diponegoto.

• Majni, F. A., 2020. Menyibak Tabkir COVID-19, Jakarta: Media Indonesia. • Nainggolan, E. U., 2020. Kebijakan Fiskal an Moneter Menghadapi Dampak

COVID-19.

• Notulensi Focus Group Discusiion Pengadaan Barang dan Jasa COVID-19, Hotel Dafam, 24 Juni 2020, pukul 09.00-12.00

• Kemenkes RI, D. J. P. d. P., 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

• Puspaari, R., 2020. Siaran Pers: Pemerintah Percepat PenyaluranBantuan Sosial di NBulan April, Jakarta: Kementrian Keuangan Rapublik Indonesia. • Puspasari, R., 2020. Siaran pers: Insentif Bantuan Sosial Pemerintah Untuk

Masyarakat, Jakarta: Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

• Puspasari, R., 2020. Siaran pers: Pemerintah Waspada Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Ekonomi Indonesia, Jakarta: Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

• S.Winanti, P. & Mas’udi, W., 2020. Problem Infodemic Dalam Merespon Pandemi COVID-19, Jogjakarta: Fisipol UGM.

• Sanur, D., 2020. Wacana Kebijakan Lockdown Dalam Menghadapi COVID_19 di Indonesia. Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual dan Strategis, Maret, pp. 25-30.

• Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kombinasi. Surakarta: Alfabeta.

• Suryahadi, A., izzati, R. A. & Suryadarma, D., 2020. The Impac of COVID-19

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

(21)

Outbreak on Poverty : An Estimation For Indonesia. In: Jakarta: SMERU Research Institute.

• Transkrip Wawancara: Bambang Suranggono, Kepala Dinas Koperasi dan UMM Kota Semarang, Kantor Dinas Koperasi dan UMKM, Gedung Pandanaran lantai 7, 19 Juni 2020, pukul 11.00

Regulasi

• Keputusan Walikota Semarang Nomor 180/278 tahun 2020 tentang pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19,

• Keputuan Walikota nomor 443/417 tahun 2020 tentang pemberlakuan pelaksanaan pembatasan Kegiatan Masyarakat dalam rangka percepatan penanganan COVID-19,

• Keputusan Walikota Semarang Nomor 027/318 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pengadaan barang/jasa Dalam rangka penanganan Corona Virus Desease 19 (Covid-19) Di Kota Semarang,

• Keputusan Walikota Semarang Nomor.180/278 tahun 2020 tentang pembentukan gugus tugas COVID-19,

• Keputusan Walikota Nomor 180/355 Tahun 2020 tentang perubahan keputusan walikota Nomor 180/278 tentang pembentukan Gugus tugas Percepatan Penanganan COVID-19,

• Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Penanganan COVID-19

• Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020, pasal 11,

• Peraturan OJK Republik Indonesia Nomer 11/POJK.03/2020 tentang stimulus perekonomian nasional sebagai kebijakan countercyclical dampak penyebaran COVID-19,

• Peraturan OJK Nomer 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercylical Dampak Penyebaran

Coronavirus Disease 2019

• PMK Nomor 44/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak pandemi Corona Virus Disease 2019

• Peratuan presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa

• Peraturan LKPP Nomor 13 Tahun 2018 tentang pedoman pengadaan dalam penanganan pengadaan darurat

• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Covid-19 di Pemerintah Daerah,

• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Covid-19 di Pemerintah Daerah,

• Perwal Nomor 28 Tahun 2020, pedoman Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat,

• Surat Edaran Menteri Keuangan RI Nomor SE-6/MK.02/2020 tentang Refocussing Kegiatan dan Realokasi Anggaran Kementerian/Lembaga dalam Rangka Percepatan Penanganan(COVID-19,

• Surat Edaran Gubernur Provinsi Jawa Tengah Nomor 440/0005942 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus Desease (COVID-19),

• Surat Edaran Walikota Semarang Nomor B/1395/440/III/2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan COVID-19 • Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 LKPP tentang penjelasan atas

pelaksaaan PBJ penanganan Darurat Berita Online

• https://www.posjateng.id/warta/sebanyak-1-538-umkm-di-semarang-terdampak-covid-19-b1ZMY9cWc,

(22)

Kebijakan Pengadaan Program Bantuan Sosial Bagi UMKM Terdampak Covid-19 di Kota Semarang

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Kota Tarakan, Kalimantan Utara memberlakukan sejumlah aturan baru setelah usulan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterima Kementerian Kesehatan

Indonesia telah melaksanakan seluruh jenis kebijakan bagi UMKM selama Pandemi COVID-19, namun masih terdapat beberapa program/kegiatan yang belum dilaksanakan pada masing-masing

Hasil penelitian didapat bahwa upaya pemerintah dalam membantu pelaku usaha UMKM yang terdampak pandemi covid-19 yaitu adanya program Pemulihan Ekonomi Nasional

§ Indikator kepuasan tertinggi pada penanganan COVID-19 di kota/kabupaten adalah Peran Walikota/Bupati dalam memonitor dan mengedukasi warga terkait dengan Penanganan Covid-19

Wawancara dengan Bapak .Lurah Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Bapak Bambang Heryanto, Beliau menyatakan bahwa Kendala Implementasi Program Bantuan

Selama masa pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih berlangsung, pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan penanganan dampak pandemi terhadap

Terkait dengan tindakan perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai akibat terdampak oleh kebijakan penanganan Covid-19 yang terjadi pada kurun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koordinasi pemerintah dalam percepatan penanganan Covid-19 Di Kota Makassar terdapat 5 indikator koordinasi yang dilakukan,